Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PENDIDKAN BUDAYA DAN ANTI-KORUPSI

“STRATEGI DAN UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI”

Dosen Pengampu : Erni Nuryanti, S.Kep, Ns, M.Kes

Oleh :

Dwi Nur Intan Liana

2-B/59

P1337420421118

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BLORA PROGRAM DIPLOMA TIGA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI

Korupsi di Indonesia menempel pada semua aspek atau bidang kehidupan masyarakat.
Dimanapun dan sampai pada tingkatan tertentu, korpsi akan selalu ada dalam suatu negara atau
masyarakat. Strategi pemberantasan harus disesuaikan dengan konteks masyarakat maupun
organisasi yang dituju. Berikut adalah strategi pemberantasan korupsi secara umum :

1. Pencegahan
2. Penegakan hukum
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan
4. Kerjasama intenasional dan penyelamatan aset
5. Pendidikan Budaya Anti-Korupsi
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi

Berikut merupakan strategi pemberantasan korupsi menurut Komisi Pemberantasan Korupsi


(KPK) :

1. Strategi represif – penindakan


2. Strategi perbakan sistem – penataan layanan publik, supervise dan transparansi
3. Strategi edukasi dan kampanye – edukasi kepada semua lapisan masyarakat

Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya represif yaitu upaya
penanganan yang menitik beratkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi dan
diharapkan dapat memberikan efek jera. Langkah upaya penindakannya antara lain :

1. Penanganan laporan pengaduan – perlu verifikasi dan penelaahan


2. Penyelidikan – apabila ditemukan bukti permulaan yang cukup dalam waktu paling
lambat 7 hari kerja laporan ke KPK
3. Penyidikan – tesangka wajib memberikan keteangan kepada penyidik
4. Penuntutan – penuntut umum melimpahkan kasus ke pengadilan tipikor disertai berkas
perkara dan surat dakwaan
5. Pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi) – eksekusi yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dilakukan oleh jaksa

Pencegahan ditujukan untuk mempersempit peluang terjadinya tindak pidana korpsi pada tata
pemerintahan dan masyarakat, menyangkut pelayanan publik maupun penanganan perkara yang
bersih dari korpsi.

Upaya pencegahan menurut Fokus Kegiatan Prioritas Jangka Panjang (2012-2025) :

1. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam administrasi pelayanan publik,


pengelolaan keuangan negara, penanganan perkara berbasis teknologi informasi (TI) serta
pengadaan barang dan jasa berbasis TI baik di tingkat pusat maupun daerah.
2. Peningkatan efektifitas sistem pengawasan dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan keuangan negara, serta memasukkan nila integritas
dalam sistem penilaan kinerjanya
3. Efektifitas pemberian ijin
4. Efektifitas pelayanan pajak dan beacuka
5. Penguatan komitmen antikorupsi disemua elemen eksekutif, legislative dan yudikatif
6. Penerapan sistem seleksi/penempatan/promosi pejabat public melalui assessment
integritas dan pakta integritas
7. Penguatan mekanisme penanganan keluhan dan pengaduan korupsi
8. Penanganan pengawasan internal dan eksternal serta nilai integritass dan penilaian kinerja
9. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan serta kinerja menuju opini WTP
dengan kinerja prima
10. Keterbukaan standar operating prosedur penaganan perkara dan pemrosesan pihak yang
menyalahgunakan wewenang
11. Penyempurnaan kode etik dengan sanksi yang jelas
12. Pengendalian dan pengawasan proses pelayanan public, penguatan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah (SPIP) serta publikasi penyalahgunaan jabatan.
13. Implementasi pelayanan public, ketebukaan dalam penunjukkan pejabat publik dan
penyelarasan UU Keuangan Pusat-Daerah
14. Pembenahan sistem melalui reformasi birokrasi dengan fokus pada lembaga penegak
hukum dan peradilan
15. Sertifikasi hakim tindak pidana korupsi bedaasarkan kompetensi dan integritas
16. Pengembangan sistem dan pengelolaan pengaduan internal dan eksternal (termasuk
masyarakat) atass penyalahguanaan kewenangan
17. Pemantapan administrasi keuangan negara, temassuk penghapusan dana off-budget dan
mempublikasikan penerimaan hibah/bantuan/donor di badan public dan partai politik
18. Penyusunan dan publikasi laporan keuangan yang tepat waktu, dengan opini WTP bagi
K/L dan Pemda
19. Pembatasan nila transasksi tuna
20. Penertiban dan publikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara bagi Pejabat
Publik
21. Penguatan mekanisme kelembagaan dalam perekrutan, penempatan, mutasi dan promosi
aparat penegakhukum berdasarkan hasil asesmen terhadap rekam-jejak, kompetensi dan
integritas sesua kebutuhan lembaga penegak hukum
22. Transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan barang dan jasa
23. Transparansi dan akuntabilitas laporan kinerja tahunan K/L serta Pemda yang dilaporkan
dan dipublikasikan secara tepat waktu
24. Penerapan pakta integritas
BERBAGAI UPAYA PENCEGAHAN YANG SAAT INI TENGAH DILAKSANANKAN

A. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi

Berdiri sejak 2003. Melakukan strategi pencegahan berupa perbaikan sistem, edukasi dan
kampanye. Pembenahan terutama di jantung penegakan hukum : kejaksaan, kepolisian,
pengadilan, lembaga pemasyarakatan. KPK juga melakukan kajian sistem dan kebijakan di
Kementerian dan Lembaga dalam rangka mengidentifikassi kelemahan sistem yang potensi
korupsi. KPK melakuakn edukasi dan kampanye. Edukasi membangun perilaku antikorupsi.
Kampanye untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengena korupsi dan dampak burknya
sehinggga tumbuh benih antikorupsi dan perlawanan terhadap korupsi.

B. Lembaga Ombudsman

Penyedia sarana bagi masyarakat yang hendak mengadukan apa yang dilakukan lembaga
pemerintah dan pegawainya.

C. Pada Tingkat Kementerian Ditingkatakan Kinerja Lembaga Inspektorat Jendral

Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan public penting dibenahi seingga tidak memberi
peluang untuk melakuakn pungutan liar.

D. Pencegahan Korupsi diSektor Publik


1. Mewajibkan semua pejabat public untuk mengumumkan dan melaporkan kekayaan yang
dimilikinya bak sebelum maupun sesudah menjabat.
2. Penyelenggara negara wajib melaporkan harta kekayaannya, antara lan ketika dimutasi,
mula melaksanakan jabatan baru atau pensiun.
3. Khusus untuk mengontrol pengadaan barang dan jasa oleh public maka lelang harus
terbuka kepada publik
4. Masyarakat harus punya otoritas untuk mengakses memantau proses dan hasil
pelelangan. Untuk itu sat ini telah dilakukan lelang dengan menggunakan Layanan
Pengadaan Secara Elektronik

E. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


1. Kebebasan media baik cetak maupun elektronik dalam menginformasikan bahaya korupsi
2. Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs yang berfungsi
melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat pemerintah maupun parlemen
3. Ellectronic survelliance yaitu memasang perangkat untuk mengetahui daan
mengumpulkan data di tempat CCTV

F. Pembuatan Instrumen Hukum


1. Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Undang Undang Tindak Pidana Money Laundering
3. UU perlindungan saksi dan korban
4. UU yang mengatur kebebasan pers
5. Kode etik pejabat

G. Monitoring dan Evaluasi


Monev dilakukan terhadap selurh kegiatan pemberantasan korupsi untuk menila capaian
kegiatan. Dapat diketahui strategi pencegahan yang efektif dan efisien.

KERJA SAMA INTERNASIONAL DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

1. Gerakan Organisasi Internasional


a. Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations)
Kongres PBB ke-10 menyatakan bahwa perhatian perlu ditekankan pada apa yang disebut
dengan Top Level Corruption yaitu korupsi yang tersembunyi dalam jejaring yang tidak
terlihat secara kasat mata, meliputi penyalahgunaan kekuasaan, pemerassan, nepotisme,
penipuan dan korupsi. Jenis korupsi ini paling berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan
sangat besar disuatu negara.
b. Bank Dunia (World Bank)
Premis bahwa untuk memberantas korupsi secara efektif perlu dibangun tanggung jawab
bersama berbagai lembaga dimasyarakat. Untuk melaksanakan program antikorupsi
dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan dari bawah ke atas (bottom up) dan
pendekatan dari ataske bawah (top-down). Pendidikan antikorupsi adalah salah satu strategi
atau pendekatan dari atas ke bawah.

2. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional’


a. Transparancy Inernasional
Setiap tahun menerbitkan IndeksPresepsi Korupsi (ICP) dinegara negara seluruh dunia. TI
membuat peringkat tentang prevalensi korupsi di negara negara di dunia berdasarkan survey
yang dilakukan terhadap pelaku bisnis dan opini masyarakat (1-10)
b. TIRI
Pusatnya di London, di Indonesia I-IEN Indonesian Integrity Education Network). TIRI
berkeyakinan bahwa dengan mengembangkan kurikulum Pendidikan Integritasdan atau
Pendidikan Antikorupsi di perguruan tinggi mahasiswa dapat memahami bahaya laten
korupsi bagi masa depan bangsa

3. United NationsConvention Against Corruption

UNCAC merupakan salah satu instrumen internasional yang sangat penting dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan korupsi. UNCAC mengemukakakn bahwa perlu
dikembangkan model-model pencegahan sebagai berikut :
a. Pembentukan badan antikorupsi
b. Peningkatan transparansi dalam pembiayaan kempanye untuk pemilu dan partai politik
c. Promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan public
d. Rekruitmen atau penerimaan pelayanan public (pegawai negeri) dan mereka dilakukan
berdasarkan prestasi
e. Adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan public (pegawai negeri) dan mereka harus
tunduk pada kode etik
f. Transparansi dan akuntabilitas keuangan public

Kewajiban negara untuk mengkriminalisasi berbagai perbuatan yang dapat dikategorikan


sebagai tindak pidana korupsi. :erbuatan yang dikriminalisasi tidak terbataspada tindak
pidana penyuapan dan penggelapan dana publik tetapi juga dalam bidang perdagangan
termasuk penyembunyian dan pencucian uang hasil korupsi. Negara-negara yang
menandatangani konvensi bersepakat untuk bekera sama dalam setiap langkah
pemberantasan korupsi termasuk pencegahan, investigasi dan penuntutan. Bersepakat untuk
memberikan bantuan hukum timbal balik dalam mengumpulkan bukti yang akan digunakan
dipengadilan serta mengekstradisi pelanggar. Negara-negara juga sepakat harus melakukan
langkah yang mendukung penelusuran, penyitaan, dan pembekuan hasil tindak pidana
korupsi.

Kerjasama dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang dilarikan dan disimpan
dinegara lain juga merupakan hal sangat penting tertuang dalam kovensi. Untuk itu dalam
setiap negara harus menyediakan aturan-aturan serta prosedur guna mengembalikan
kekayaan, termasuk aturan dan prosedur yang menyangkut hukum dan rahasia perbankan.

Anda mungkin juga menyukai