Oleh :
2-B/59
P1337420421118
Korupsi di Indonesia menempel pada semua aspek atau bidang kehidupan masyarakat.
Dimanapun dan sampai pada tingkatan tertentu, korpsi akan selalu ada dalam suatu negara atau
masyarakat. Strategi pemberantasan harus disesuaikan dengan konteks masyarakat maupun
organisasi yang dituju. Berikut adalah strategi pemberantasan korupsi secara umum :
1. Pencegahan
2. Penegakan hukum
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan
4. Kerjasama intenasional dan penyelamatan aset
5. Pendidikan Budaya Anti-Korupsi
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi
Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya represif yaitu upaya
penanganan yang menitik beratkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi dan
diharapkan dapat memberikan efek jera. Langkah upaya penindakannya antara lain :
Pencegahan ditujukan untuk mempersempit peluang terjadinya tindak pidana korpsi pada tata
pemerintahan dan masyarakat, menyangkut pelayanan publik maupun penanganan perkara yang
bersih dari korpsi.
Berdiri sejak 2003. Melakukan strategi pencegahan berupa perbaikan sistem, edukasi dan
kampanye. Pembenahan terutama di jantung penegakan hukum : kejaksaan, kepolisian,
pengadilan, lembaga pemasyarakatan. KPK juga melakukan kajian sistem dan kebijakan di
Kementerian dan Lembaga dalam rangka mengidentifikassi kelemahan sistem yang potensi
korupsi. KPK melakuakn edukasi dan kampanye. Edukasi membangun perilaku antikorupsi.
Kampanye untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengena korupsi dan dampak burknya
sehinggga tumbuh benih antikorupsi dan perlawanan terhadap korupsi.
B. Lembaga Ombudsman
Penyedia sarana bagi masyarakat yang hendak mengadukan apa yang dilakukan lembaga
pemerintah dan pegawainya.
Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan public penting dibenahi seingga tidak memberi
peluang untuk melakuakn pungutan liar.
UNCAC merupakan salah satu instrumen internasional yang sangat penting dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan korupsi. UNCAC mengemukakakn bahwa perlu
dikembangkan model-model pencegahan sebagai berikut :
a. Pembentukan badan antikorupsi
b. Peningkatan transparansi dalam pembiayaan kempanye untuk pemilu dan partai politik
c. Promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan public
d. Rekruitmen atau penerimaan pelayanan public (pegawai negeri) dan mereka dilakukan
berdasarkan prestasi
e. Adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan public (pegawai negeri) dan mereka harus
tunduk pada kode etik
f. Transparansi dan akuntabilitas keuangan public
Kerjasama dalam pengembalian aset-aset hasil korupsi terutama yang dilarikan dan disimpan
dinegara lain juga merupakan hal sangat penting tertuang dalam kovensi. Untuk itu dalam
setiap negara harus menyediakan aturan-aturan serta prosedur guna mengembalikan
kekayaan, termasuk aturan dan prosedur yang menyangkut hukum dan rahasia perbankan.