Anda di halaman 1dari 65

Cacing Parasit

Siklus Hidup Nematoda

Mikrobiologi Kesehatan
SMK Kesehatan Ar-raihan

Noviana, Amd. Si
CACING PARASIT
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing.
Penyakit karena cacing (helminthiasis) banyak tersebar di seluruh dunia
terutama di daerah tropis.

Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada


organisme lain, baik hewan, tumbuhan dan manusia sebagai inang atau
tempat berkembangbiak dengan menyerap nutrisi tubuh yang
ditumpanginya.
Sebagian cacing memerlukan inang, misalnya ikan, siput, serangga
dalam siklus hidupnya. Di daerah tropis, inang ini juga banyak berhubungan
dengan manusia.
Serangga seperti lalat dan nyamuk penghisap darah, juga
merupakan bagian dari lingkaran hidup cacing. Penyebaran telur cacing yang
keluar bersama dengan feses serangga berdampak pada meningkatnya
jumlah helminthiasis
CACING PARASIT
Begitu juga kebiasaan makan masyarakat menyebabkan penularan
jenis cacing tertentu, misalnya makan makanan yang masih mentah
atau setengah matang. Bila di dalam makanan tersebut terdapat
kista atau larva cacing maka siklus hidup cacing menjadi lengkap
ketika terjadi infeksi pada manusia.

Cacing yang bersifat parasit pada manusia terbagi dalam 2 golongan


besar, yaitu
1. cacing gilig/silindris (Nemathelminthes) kelompok Nematoda
2. cacing pipih (Platyhelminthes) kelompok Cestoda dan Trematoda
CACING PARASIT (1. NEMATODA)
Nematoda adalah cacing berbentuk bulat panjang atau seperti benang.
Nematoda banyak hidup bebas di alam dan mempunyai daerah
penyebaran yang luas. Nematoda hidup bebas dengan memakan sampah
organic, bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang,
jamur dan hewan kecil lainnya. Tetapi banyak juga yang hidup parasit
pada hewan, manusia dan tumbuhan.
CACING PARASIT
Nematoda parasit merupakan salah satu Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) penting yang menyerang berbagai jenis tanaman
budidaya, tanaman pangan, dan perkebunan (lada, nilam, jahe,
tembakau, kopi). Di antara nematoda tersebut Meloidogyne,
Pratylenchus, Radopholus, dan Globodera merupakan nematoda
parasit yang paling merusak.

Contoh Nematoda menyerang tanaman kopi : Tylenchus atau


Pratylenchus
Keberadaan cacing nematoda pada pertanaman kopi umumnya tidak
disadari oleh petani karena ukurannya yang sangat kecil dan gejala
serangannya terjadi secara perlahan. Nematoda pada tanaman kopi,
adalah jenis binatang kecil bangsa cacing berbentuk bulat panjang
menyerupai benang, berukuran Panjang 0,4-0,7 mm, lebar 40-160 um
dan diameter 20-25 um
CACING PARASIT
Banyak petani mengira bahwa serangan nematoda diakibatkan
oleh penyakit jamur akar atau mengira bahwa tanamannya
sudah tua. Penyebaran utama nematoda dilakukan secara
pasif melalui alat-alat pertanian, aliran air, oleh manusia dan
hewan.
Efek yang ditimbulkan akibat terserang Nematoda pada
tumbuhan :
CACING PARASIT
Morfologi ematoda
CACING PARASIT
Siklus hidup nematoda dimulai dari telur, empat stadium larva, dan
dewasa
CACING PARASIT
Nematoda parasit pada Manusia :
1. Nematoda Usus (Nematoda Intestinal)
Nematoda usus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
ditemukannya telur cacing pada feses yang menyebabkan kurangnya daya
konsentrasi pada anak. Nematoda usus yang sering menginfeksi anak-anak
adalah Trichuris trichiura (cacing cambuk), Ascaris lumbricoides (cacing
Gelang), Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang),
serta Strongiloides stercoralis
CACING PARASIT
a. Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
Cacing Ascaris lumbricoides paling umum menginfeksi
manusia dan manusia merupakan satu-satunya inang. Penyakit yang
disebabkannya disebut askariasis. Seseorang yang terinfeksi dapat
mengalami gejala gangguan usus ringan, seperti mual, nafsu makan
berkurang, diare atau konstipasi.

Menurut Harold W.Brown, pernah dilaporkan adanya


penyakit yang disebabkan adanya Ascaris lombricoides tergantung
pada lokasi yang diinvasi cacing tersebut yaitu :
 Encephalitis dan meningitis ; dugaan mungkin larva cacing
tersebut masuk ke otak
 Pancreatitis hemoragik ; cacing tersebut menyumpat ampulla
vateri
 Peritionitis ; cacing tersebut menembus usus dan sampai ke rongga
peritoneum.
Siklus Hidup Nematoda
Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)
CACING PARASIT

Penyebab Ascariasis
Telur cacing gelang bisa ditemukan di tanah yang
terkontaminasi oleh tinja manusia. Oleh sebab itu, seseorang dapat
terserang ascariasis akibat kontak dengan tanah yang terkontaminasi
tersebut, misalnya karena:
•Mengonsumsi bahan makanan yang tumbuh di tanah yang
terkontaminasi
•Menyentuh mulut dengan tangan yang tidak dicuci terlebih dahulu
setelah menyentuh tanah
CACING PARASIT
b. Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar) (cacing cambuk)
Cacing T. trichiura dinamakan cacing cambuk karena secara
menyeluruh cacing ini berbentuk seperti cambuk. T. trichiura
merupakan nematoda usus penyebab penyakit trikuriasis. Trikuriasis
adalah salah satu penyakit cacing yang banyak terdapat pada manusia

Telur T. trichiura
Siklus Hidup Nematoda
Trichuris trichiura (Cacing Cambuk)
CACING PARASIT
Trichuris trichiura (cacing cambuk)
Infeksi T. trichiura dapat melalui makanan yang
terkontaminasi telur cacing (tidak dicuci dengan bersih atau dimasak
kurang matang). Larva akan menetas di dalam duodenum (bagian dari
usus halus) lalu menetas, menembus dan berkembang di mukosa usus
halus, serta menjadi dewasa di sekum, akhirnya melekat pada mukosa
usus besar. Siklus ini berlangsung selama lebih kurang 3 bulan.
Cacing dewasa akan hidup selama 1 sampai 5 tahun dan cacing betina
dewasa akan menghasilkan 3.000 sampai 20.000 telur setiap harinya.

Hospes definitive cacing ini adalah manusia dan T. trichiura


tidak membutuhkan hospes intermediet. Telur yang dihasilkan tidak
akan berkembang bila berada di lingkungan yang terpapar sinar
matahari secara langsung dan akan mati bila berada pada suhu
dibawah -9oC atau diatas 52oC.
CACING PARASIT
Trichuris trichiura (cacing cambuk)
Penyakit yang disebabkan oleh penyakit ini disebut trikuriasis.
Manusia merupakan inangnya cacing ini. Terinfeksi cacing ini
dapat menimbulkan iritasi dan peradangan pada mukosa usus,
menghisap darah inangnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.

Jika orang terinfeksi berdefikasi di luar (dekat semak-semak, di


taman, atau lapangan) atau jika kotoran manusia digunakan
sebagai pupuk, telur disimpan di tanah. Telur tersebut kemudian
dapat tumbuh menjadi bentuk yang infektif. Infeksi Trichuris
trichiura (Trichuriasis) disebabkan oleh makanan atau jari
terkontaminasi telur infektif masuk mulut.
CACING PARASIT
c. Enterobius vermicularis (Oxyuris vermikularis/cacing kremi)
E. vermicularis hidup dalam 3 tahap perkembangan, yaitu telur, larva dan
cacing dewasa. Telur cacing ini berbentuk oval asimetris pada sisi
panjangnya, dengan panjang 40 – 60 µm dan lebar 20 – 30 µm. Larva
infektif berkembang dengan cepat dalam telur.
Manusia adalah satu-satunya inang dan penyakitnya disebut enterobiasis
atau oksiuriasis. Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobius
vermicularis yaitu kurang nafsu makan, berat badan turun, dan insomnia.
Migrasi dari cacing menyebabkan reaksi alergi di sekitar anus dan pada
malam hari menyebabkan gatal.
CACING PARASIT
Infeksi cacing kremi
dimulai saat seseorang tidak sengaja
menghirup atau menelan telur cacing
tersebut. Biasanya, telur ini bisa
menyebar apabila ada orang yang
sebelumnya sudah terinfeksi, tidak
cuci tangan setelah buang air dan
langsung menyentuh benda-benda di
sekitarnya.
Ini membuat telur cacing
telur cacing berpindah dari tubuh
orang yang terinfeksi ke benda-
benda yang ia sentuh. Di atas
permukaan barang, telur cacing
kremi bisa bertahan hingga 3 minggu
apabila barang tersebut tidak
dibersihkan.
Siklus Hidup Nematoda
Siklus Hidup Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)

 Cacing kremi yang ada di tubuh, bergerak menuju anus untuk bertelur.
 Dari anus, telur cacing akan masuk kembali ke mulut apabila orang
tersebut tidak mencuci tangan setelah menyentuh area anus dan
langsung makan.
 Setelah masuk ke mulut, telur akan bergerak menuju ke usus halus dan
menetas di sana menjadi larva.
 Larva cacing kremi akan terus berkembang di usus halus dan saat
sudah dewasa akan bergerak menuju ke bagian cecum di usus besar
dan menetap di sana.
 Cacing kremi betina yang sudah dewasa dan bisa bertelur akan
bergerak ke area anus saat malam hari dan menetaskan telurnya.
 Dalam waktu 4-6 jam setelah dikeluarkan dari tubuh cacing kremi
dewasa, telur cacing sudah dapat menginfeksi dan siklus hidupnya pun
akan kembali berulang apabila orang tersebut tidak kunjung menjaga
kebersihan dirinya.
 Waktu yang dibutuhkan cacing kremi untuk berkembang dari telur
menjadi cacing dewasa adalah satu bulan. Sementara itu, masa hidup
cacing kremi dewasa di dalam tubuh adalah dua bulan.
CACING PARASIT
Pencegahan cacingan akibat infeksi cacing kremi :
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menggunakan
toilet, mengganti popok, dan sebelum makan.
 Untuk mencegah adanya infeksi ulang, penderita harus rajin mandi di
pagi hari untuk menghilangkan telur di kulit
 Rajin memotong kuku secara teratur
 Hindari menggigit kuku dan mengaruk di sekitar anus

Dalam penyebaran infeksi Oxyuris vermicularis tinja tidak penting


dalam penyebaran infeksi, tetapi yang penting dalam penyebaran infeksi
adalah tangan, pakaian dan debu (udara). Infeksi cacing kremi sering terjadi
pada keluarga atau diantara anak-anak dalam satu sekolah atau asrama.
Orang yang paling sering terinfeksi cacing kremi adalah anak-anak dibawah
usia 18 tahun dan orang dewasa yang merawat anak-anak yang terinfeksi.
Dalam kelompok ini prevalensi bisa mencapai 50%. Manusia merupakan
satu-satunya hosper Oxyuris vermicularis, hewan peliharaan seperti anjing
dan kucing tidak dapat terinfeksi cacing ini.
CACING PARASIT
d. Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Cacing tambang adalah cacing gelang usus, penghisap darah.
Infeksi cacing tambang ditemukan di banyak bagian dunia, dan umum
terjadi di daerah dengan akses yang buruk terhadap air, sanitasi, dan
kebersihan yang memadai
Cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis.
Cacing ini hidup di rongga usus halus melekat pada mukosa dinding usus.
Dapat ditemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama mungkin
ditemukan larva.
Penyakit cacing tambang manusia adalah infeksi cacing biasa yang
sebagian besar disebabkan oleh parasit nematoda Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale
CACING PARASIT
Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Saat seseorang yang terinfeksi buang air besar di area
terbuka, telur cacing yang terdapat di dalam fesesnya akan berpindah
ke tanah. Di tanah, telur cacing kemudian berkembang dan menetas.
Setelah menetas, akan muncul larva.
Larva inilah yang bisa masuk ke tubuh manusia, dengan
menembus kulit. Setelah masuk ke kulit, larva kemudian menuju
aliran darah dan masuk ke paru-paru.
Saat Anda batuk, cacing tersebut akan keluar dari paru-paru
dan kemudian tertelan. Setelah tertelan, cacing akan masuk ke usus
kecil. Setelah tumbuh sempurna, cacing tambang dapat tinggal di usus
kecil hingga satu tahun atau lebih sebelum keluar melalui tinja.
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
Cutaneus larva migran merupakan suatu penyakit kulit akibat
parasit yang disebabkan oleh migrasi dari larva cacing tambang
binatang seperti anjing dan kucing pada epidermis kulit manusia. Suatu
penyakit kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear
atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif. Larva cacig beredar di
bawah kulit manusia, yang ditandai dengan adanya erupsi kulit berupa
garis papula kemerahan. Penyakit ini juga dikenal sebagai Hookworm-
related cutaneous larva migrans (HrCLM)
Penyebab utama dari HrCLM adalah larva cacing tambang dari
kucing dan anjing (Ancylostoma braziliense, Ancylostoma
caninum, dan Ancylostoma ceylanicum)
Cacing ini menjadi penyebab creeping eruption pada manusia.
Kucing dan anjing merupakan tempat parasit hidup berkembang (feses
hewan).
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Telur keluar bersama tinja pada kondisi lembab, hangat, dan
tempat yang teduh. Telur menetas dalam 1-2 hari menjadi larva
rabditiform yang tumbuh di tinja dan/atau tanah menjadi larva
filariform (larva stadium tiga) yang infektif setelah 5-10 hari. Larva
dapat bertahan hidup selama beberapa bulan jika tidak terkena
matahari langsung dan berada dalam lingkungan yang hangat dan
lembab. Pada kontak hewan (anjing dan kucing), larva menembus
kulit dan dibawa melalui pembuluh darah menuju jantung dan paru-
paru. Larva kemudian menembus alveoli, ke bronkiolus menuju ke
faring dan tertelan. Larva mencapai usus kecil, kemudian tinggal dan
tumbuh menjadi dewasa.
Larva migran pada manusia apabila terinfeksi larva
filariform dengan menembus kulit.. Larva merayap di sekitar kulit
untuk tempat penetrasi yang sesuai. Akhirnya larva menembus ke
lapisan korneum epidermis.
CACING PARASIT
Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Beberapa kondisi di bawah ini juga dapat muncul sebagai gejala infeksi cacing tambang:
 Nyeri di perut
 Kolik, jika terjadi pada bayi
 Kram di usus
 Mual
 Demam
 Terdapat darah pada tinja
 Nafsu makan berkurang
 Muncul area kemerahan yang gatal

Faktor risiko penyakit ini berupa:


 Tinggal di area beriklim hangat dan lembap dengan sanitasi buruk
 Berjalan tanpa alas kaki sehingga kulit bersentuhan langsung dengan tanah yang
terkontaminasi
 Memiliki profesi yang menuntut kontak dengan tanah terkontaminasi, seperti petani,
tukang kebun, tukang ledeng, dan pembasmi hama
 Berjemur di pantai dengan pasir yang terkontaminasi
CACING PARASIT
Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Komplikasi bisa terjadi ketika infeksi cacing tambang berlangsung lama
(kronis). Beberapa komplikasinya meliputi:
 Anemia
Anemia sering terjadi pada infeksi ini karena cacing di dalam tubuh
memakan darah penderitanya.
 Kekurangan nutrisi dan asites
Asites merupakan kondisi serius yang menimpa seseorang akibat kehilangan
protein parah. Kehilangan senyawa tersebut bisa menyebabkan
penumpukan cairan di perut.
 Tumbuh kembang anak yang terhambat
Pada anak yang sering terkena infeksi ini, lambatnya pertumbuhan dan
perkembangan mental dapat tibul. Kondisi ini terjadi karena tubuh mereka
mengalami kehilangan zat besi dan protein.
CACING PARASIT
Hookworm (Cacing kait, cacing tambang)
Mengurangi risiko infeksi cacing tambang dengan langkah-langkah di bawah
ini:
 Menggunakan alas kaki ketika berada di luar ruangan, terutama di area
yang kemungkinan terdapat kotoran atau tinja di tanahnya.
 Minumlah air yang sumbernya terjamin dan benar-benar bersih.
 Saat memasak, pastikan untuk mencuci bahan-bahan makanan hingga
bersih dan masak hingga matang sempurna.
 Cuci tangan dengan cara yang tepat, yaitu menggunakan air bersih yang
mengalir dan sabun. Bila tidak tersedia, Anda bisa memakai hand
sanitizer (cairan pembersih tangan beralkohol).
CACING PARASIT
f. Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
Manusia merupakan inang utama cacing ini, penyakit yang ditimbulkannya
disebut strongilodiasis. Cacing ini penyebarannya sangat luas
(kosmopolit) tetapi tingkat insidensinya rendah. Cacing ini juga disebut
dengan Thread worm atau cacing benang. Cacing ini mempunyai sifa
partenogenesis yaitu cacing betina hanya dibuahi 1 kali dan selanjutnya
dapat menghasilkan telur untuk seterusnya
Infeksi yang timbul kelainan kulit yang dinamakan creeping eruption yang
sering disertai rasa gatal yang hebat
CACING PARASIT
Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
Strongylodies stercoralis hospes utamanya adalah manusia, larva
filarifom dalam jumlah besar menembus kulit, timbul kelainan kulit yang
dinamakan creeping eruption yang sering disertai rasa gatal yang hebat,
cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus halus dan infeksi
ringan pada umumnya terjadi tanpa diketahui hospesnya karena tidak
menimbulkan gejala. Infeksi ringan menyebabkan ada rasa mual dan
muntah, diare dan konstipasi saling bergantian, pada hiperinfeksi larvanya
dapat ditemukan di paru, hati dan kandung empedu.
Selain kontak langsung dengan tanah, strongyloidiasis juga bisa
menular antarmanusia, tetapi hal ini cukup jarang. Penularan tersebut bisa
terjadi akibat terpapar cairan tubuh penderita, seperti dahak, tinja, atau
muntah, misalnya dalam kondisi berikut:
 Menjalani transplantasi organ
 Tinggal di pusat perawatan, seperti pusat perawatan untuk lansia dan
penyandang disabilitas
 Bermain di tempat penitipan anak
Siklus Hidup Nematoda
Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
CACING PARASIT
Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
Manusia merupakan hospes utama. Telur akan menetas
menjadi larva rhaditiform yang keluar dari mukosa dan masuk ke
lumen usus. Kemudian dari sini ada beberapa jalan bagi larva
rhabditiform :

1. Larva rhabditiform keluar bersama tinja, setelah 12 – 24 jam


menjadi larva filariform yang bertahan berminggu-minggu ditanah.
Jika menemukan hospes maka akan menembus kulit → ikut aliran
darah ke jantung → paru-paru → bronkus → melalui tractus ke
atas sampai epiglotis → turun ke bawah melalui esophagus → ke
intestinum tenue dan tumbuh sampai dewasa. Jika tidak
menemukan hospes maka larva filariform akan berkembang
ditanah menjadi cacing dewasa yang hidup bebas → cacing betina
bertelur → menetas menjadi larva rhabditiform → larva
filariform → menjadi infeksius atau hidup bebas lagi.
CACING PARASIT
Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
2. Pada penderita yang sudah mengalami infeksi dapat mengalami auto
infeksi dengan cara : Auto infeksi internal : jika terjadi konstipasi, larva
rhabditiform akan menjadi larva filariform saat masih ada di usus
kemudian menembus usus dan menginfeksi lagi. Auto infeksi
eksternal : jika larva rhabditiform tumbuh menjadi larva filariform di
daerah anus kemudian menembus kulit daerah perianal untuk
menginfeksi lagi.
Pada jenis strongyloidiasis akut (yang berlangsung mendadak), gejala
yang ditimbulkan meliputi:
Gatal ringan dan ruam pada kulit, biasanya pada kaki, bokong dan
pinggul
Sakit perut
Mual dan muntah
Diare
Tidak nafsu makan
Demam
Batuk
CACING PARASIT
Strongylodies stercoralis (Cacing Benang)
Sedangkan pada strongyloidiasis kronis (yang berlangsung dalam
jangka panjang), gejala yang dapat timbul berupa:
 Rasa tidak nyaman di perut
 Gatal dan ruam pada kulit yang berulang
 Diare berdarah
 Penurunan berat badan
 Perut buncit.
 Pucat

Pencegahan strongyloidiasis yang dapat dilakukan adalah dengan


menjaga kebersihan diri dan lingkungan, di antaranya dengan:
 Tidak buang air kecil atau besar selain di toilet atau jamban
 Mengenakan alas kaki ketika beraktivitas di luar rumah
CACING PARASIT
g. Trichinella spiralis
Trichinella spiralis (kadang disebut sebagai cacing otot) adalah nematoda
parasitik yang menyerang babi dan manusia. Penyakit yang disebabkan
cacing ini disebut trikinosis. T. spiralis masuk ke tubuh manusia
melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus
manusia, larva berkembang menjadi cacing muda, yang kemudian
bergerak ke otot melalui pembuluh limfatik atau pembuluh darah dan
selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah terinfeksi oleh
cacing ini, daging harus dimasak sampai matang.
Selain menginfeksi manusia, cacing ini juga menginfeksi mamalia lain
seperti tikus, kucing, anjing, beruang dan lain-lain
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Manusia terinfeksi karena memakan daging mentah atau
setengah matang dari hewan yang terinfeksi, terutama babi, babi
hutan, dan beruang. Larva lalu masuk ke usus kecil, menembus
mukosa, dan menjadi dewasa dalam 6-8 hari. Cacing betina dewasa
melepaskan larva yang bisa bertahan hidup sampai 6 minggu. Larva
yang baru lahir bermigrasi melalui aliran darah dan jaringan tubuh,
tetapi akhirnya hanya bertahan di sel otot rangka lurik. Larva
mengkista (encyst) sepenuhnya dalam 1-2 bulan dan tetap hidup
hingga beberapa tahun sebagai parasit intraselular. Larva yang mati
akhirnya diserap kembali tubuh. Siklus ini terus berlanjut hanya jika
larva mengkista dicerna oleh karnivora lain.
CACING PARASIT
Penyakit dan gejala yang ditimbulkan
 Penyakitnya disebut Trichinosis, menyebabkan kerusakan pada usus.
 Berat atau ringannya penyakit tergantung pada jumlah cacing, besar dan
umur si penderita, jaringan yang diinvasi dan daya tahan umum
penderita.
 Gejala-gejalanya antara lain : eosinofili, sakit sekitar mata, sakit di
persendian, sakit kepala, demam, gejala pernafasan dan kelemahan
umum.
Pencegahan
 Memusnahkan sisa-sisa potongan daging mentah khusus daging babi yang
diduga mengandung parasit
 Pengoalahan daging babi hendaknya benar-benar baik
 Melaui proses pembekuan secara cepat, pada suhu 17.80c mematiakan
larva dalam waktu 48-72 jam.
 Radiasi dengan sinar cobalt 60.
 Yang paling sederhana adalah memasak daging babi secara sempurna
CACING PARASIT
II. Nematoda Jaringan/Darah
Nematoda Jaringan adalah nematoda yang hidup di beberapa
jaringan tubuh, seperti jaringan limfa, jaringan subkutan, dan jaringan
serosa.
Golongan nematoda jaringan adalah wuchereria
bancrofti,brugia malay,brugia timori,loa-loa dan oncocerta valvulus.
Wuchereria bancrofti, brugia malay, brugia timori nematoda
jaringan ini menyerang manusia dengan perantara seperti nyamuk dan
serangga untuk nematoda jaringan wuchereria bancrofti, brugia malay,
brugia timori utamanya
adalah nyamuk Anopheles dan aides yang biasanya menyebabkan peny
umbatan kelenjar limfe di dalam tubuh. Sedangkan untuk nematode
jaringan loa-loa dan oncocerta valvulus
melalui lalat.Biasanya menyerang konjungtiv mata manusia
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
a. Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, dikenal sebagai
Nematoda filaria, menyebabkan penyakit kaki gajah atau
elefantiasis/filariasis.
Ketiga spesies cacing ini dikenal juga sebagai cacing filaria limfatik, sebab
habitat cacing dewasa adalah di dalam sistem limfe (saluran dan kelenjar
limfe) manusia yang menjadi host definitifnya, maupun dalam sistem limfe
hewan yang menjadi host reservoar (kera dan kucing hutan). Cacing filaria
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. Wucheria sp. dalam siklus hidupnya
memerlukan serangga (insect) sebagai inangnya.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Wuchereria bancrofti
Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak
jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi
membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan
menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria.
Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke
peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang
menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu
masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami
pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu
menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian
seterusnya.
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah

Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui


gigitan nyamuk (dari genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles).
Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa →
cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid
mengeluarkan larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh
darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria masuk ke dalam tubuh
nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria
berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva
stadium 3 dan siap ditularkan.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Brugia malayi
Brugia malayi adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah
satu dari tiga parasit manusia yang menyebabkan penyakit filariasis
limfatik (kaki gajah).
Biasanya, vektor yang umum memerankan dalam penyebaran B. malayi yaitu
nyamuk yang berasal dari genera Mansonia dan Aedes. Ketika nyamuk
menghisap darah manusia, nyamuk yang terinfeksi B.
malayi menyelipkan larva B. malayi ke dalam inang manusia. Di dalam
tubuh manusia, larva B. malayi mengembang menjadi cacing dewasa
yang biasanya menetap di dalam pembuluh limfa. Cacing dewasa mampu
menghasilkan mikrofilaria yang mampu menyebar sampai sampai darah
tepi. Ketika nyamuk menggigit manusia yang telah terinfeksi,
mikrofilaria mampu terhisap bersamaan dengan darah kedalam perut
nyamuk.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Brugia timori
Brugia timori memiliki bentuk yang sama dengan Brugia malayi namun
dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, Brugia timori berukuran lebih
panjang dari Brugia malayi. Brugia timori memiliki perioditas nokturna
dan hanya ditemukan pada manusia. Brugia timori umunya ditularkan
oleh nyamuk Anopheles barbirostris di daerah persawahan di Nusa
Tenggara Timur dan Maluku Utara, dapat ditemukan di pulau Nusa
Tenggara Tmur dan Maluku Selatan
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Siklus hidup parasit ini sama dengan siklus hidup Wuchereria
bancrofti. Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui
gigitan nyamuk (dari genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles).
Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa →
cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid
mengeluarkan larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh
darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria masuk ke dalam tubuh
nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria
berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva
stadium 3 dan siap ditularkan.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Gejala klinis yang ditimbulkan pada penyakit filariasis membutuhkan
beberapa kali gigitan nyamuk yang terinfeksi filaria dan membutuhkan waktu
yang lama. Gejala klinis filariasis terdapat gejala klinis akut dan gejala klinis
kronis. Pada gejala klinis kronis filariasis disebabkan oleh cacing Wuchereria
bancorfti, Brugia malayi dan Bruga timori, pada gejala klinis akut juga
disebabkan oleh cacing tersebut namun lebih berat dan lebih jelas yang
disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori. Pada Wuchereria bancrofti
dapat menyebabkan kelainan pada saluran kemih dan alat kelamin, tetapi pada
brugia malayi dan brugia timori tidak menimbulkan kelainan pada saluran
kemih dan alat kelamin
 Gejala akut:
 peradangan kelenjar dan
 saluran getah bening (adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha
dan ketiak, pembesaran skrotum/vagina yang pembengkakan(edema)nya
bersifat permanen,tapi dapat pula di daerah lain
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
 Gejala kronis
terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama di daerah yang sama dengan
terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti kaki gajah
(elephantiasis), dan hidrokel(penumpukan cairan pada alat vital.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Pencegahan :
• Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan
• Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
• Menggunakan kelambu saat tidur
• Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
• Menanam tanaman pengusir nyamuk
• Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa
menjadi tempat istirahat nyamuk
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
b. loa-loa dan oncocerta valvulus.
Loa loa adalah salah satu nematoda jaringan yang bisa menyebabkan
penyakit loiasis / calabar swelling / fugitive swelling / eye worm disease.
Loiasis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan proses inflamasi dan
pembengkakan subkutan yang cepat terbentuk dan bersifat sementara yang
disebut dengan calabar swelling. Cacing dewasa dapat berpindah tempat
melalui jaringan subkutan dengan kecepatan 1 cm/menit dan bisa terdapat di
semua bagian tubuh, misalnya di axilla, punggung, kulit kepala dan mata
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Hospes definitif parasit ini adalah manusia sedangkan hospes
perantara Loa loa adalah lalat Chrysops silacea dan Chrysops dimidiata.
Pertumbuhan mikrofilaria di dalam tubuh lalat terjadi di otot dan bagian yang
berlemak yang berlangsung selama 10 – 12 hari. Mikrofilaria kemudian
menjadi larva infektif yang keluar dari labium ke permukaan kulit dekat luka
gigitan dan menembus ke dalam jaringan subkutan dan otot, serta tumbuh
menjadi dewasa di sini dalam waktu ± 1 tahun. Periodisitas Loa loa adalah
diurna yaitu aktif pada waktu siang hari.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Onchocerca volvulus adalah salah satu nematoda jaringan yang dapat
menimbulkan penyakit onchocerciasis. Parasit ini disebut juga dengan
Filaria volvulus. Hospes definitif dari parasit ini adalah manusia
sedangkan hospes perantaranya adalah lalat Simulium damnosum (black
fly).
Siklus Hidup Nematoda
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Pada waktu lalat Simulium mengisap darah penderita, ikut masuk
juga cairan limfa yang mengandung mikrofilaria. Di dalam tubuh lalat,
mikrofilaria mengalami pertumbuhan dan 2 kali ecdysis di dalam otot thorax
lalat dan menjadi larva stadium 3 yang infektif dalam waktu ± 6 hari. Jika
larva infektif ini masuk ke dalam tubuh manusia maka akan menjadi cacing
dewasa dalam waktu kurang dari 1 tahun pada jaringan di bawah kulit.
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Loa – loa (loasis)
Gejala klinis yang mencolok adalah adanya tumor yang bersifat
sementara yang dapat mencapai ukuran sebesar telur ayam. Gejala ini timbul
secara tiba-tiba dalam waktu yang tidak tentu dan menghilang setelah 2 – 3 hari
sampai 1 minggu. Keadaan ini disebut dengan calabar swelling / fugitive
swelling. Hal ini terjadi karena supersensitivitas hospes terhadap parasit atau
metabolitnya.
Onchocerca volvulus (Onchorcerciasis)
Onchorcerciasis adalah suatu infeksi menahun pada jaringan subkutan,
kulit dan mata. Kelainan ini disebabkan oleh filaria dan mikrofilaria. Terdapat
benjolan berukuran 5 – 25 mm yang dapat timbul pada seluruh bagian tubuh,
terutama di dekat persendian tulang panjang yang di dalamnya terdapat cacing
dewasa. Lokasi benjolan pada penderita di Afrika kebanyakan terdapat di daerah
paha, lengan, dan tubuh bagian bawah, sedangkan pada penderita di Amerika
sering terdapat di kepala atau pundak. Kelainan pada mata dapat mengakibatkan
kebuataan, karena adanya aktivitas mekanis / metabolisme mikrofilaria, adanya
toksin yang dikeluarkan oleh mikrofilaria / filaria, dan adanya kerentanan
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
CACING PARASIT
Nematoda Jaringan/Darah
Pencegahan :
 Menghindari daerah di mana lalat penyebar loiasis dan Onchorcerciasis
yang ditemukan, seperti berlumpur, daerah teduh di sepanjang sungai
atau sekitar api kayu.
 Menggunakan obat anti serangga yang mengandung DEET (N, N-
Diethyl-meta-toluamide).
 Memakai baju lengan panjang dan celana panjang selama siang hari. Jika
sedang berada di daerah dengan loiasis untuk jangka waktu yang panjang,
konsumsi obat diethylcarbamazine (DEC) 300mg seminggu sekali, bisa
untuk mengurangi risiko infeksi.

Anda mungkin juga menyukai