Anda di halaman 1dari 5

Landasan Teori

Cacing merupakan salah satu parasit yang menghinggapi manusia. Penyakit infeksi
yang disebabkan oleh cacing masih tetap ada dan masih tinggi prevalensinya, terutama di
daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Hal ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang masih perlu ditangani. Penyakit infeksi yang disebabkan cacing itu dapat di
karenakan di daerah tropis khususnya Indonesia berada dalam posisi geografis dengan
temperatur serta kelembaban yang cocok untuk berkembangnya cacing dengan baik
(Kadarsan,2010).
Dalam identifikasi terhadap infeksi perlu adanya pemeriksaan, baik dalam keadaan
cacing yang masih hidup ataupun yang telah dipulas. Cacing yang akan diperiksa tergantung
dari jenis parasitnya. Untuk cacing atau protozoa usus akan dilakukan pemeriksaan melalui
feses atau tinja (Kadarsan,2010).
Ada beberapa macam cacing yang berperan sebagai parasit dalam tubuh manusia :
1. Ascaris lumbricoides
Morfologi Ascaris lumbricoides dewasa bentuknya mirip dengan cacing tanah.
Panjang cacing betina antara 22-35 cm, sedang cacing jantan 10- 31 cm, cacing jantan
mempunyai ujung pasterior yang meruncing, melengkung ke arah ventral, mempunyai
banyak papila kecil dan juga terdapat dua buah spikulum yang melengkung. Cacing betina
ujung pasteriornya membulat dan lurus.). Telur yang dibuahi disebut Fertilized. Bentuk ini
ada dua macam, yaitu yang mempunyai cortex, disebut Fertilized-corticated dan yang lain
tidak mempunyai cortex, disebut Fertilized-decorticated. Ukuran telur 60 x 45 mikron.
Telur yang tidak dibuahi disebut 6 unfirtilized, ukurannya lebih lonjong; 90 x 40 mikron
dan tidak mengandung embrio didalamnya.

Siklus Hidup Telur yang dibuahi ketika keluar bersama tinja manusia tidak infektif.
Di tanah pada suhu 20˚C-30˚C, dalam waktu 2-3 minggu menjadi matang yang disebut
telur infektif dan di dalam telur sudah terdapat larva. Telur infektif ini dapat hidup lama
dan tahan terhadap pengaruh buruk. Bila telur infektif tertelan manusia akan menetas di
usus halus dan menjadi larva, larva akan menembus dinding usus masuk kedalam kapiler-
kapiler darah, kemudian melalui hati, jantung kanan, paru-paru, bronkus, trakea, dan
tertelan masuk ke esofagus, rongga usus halus dan tumbuh menjadi dewasa.
2. Guinea Worm (cacing guinea) / Dracunculus medinensis
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah Dracunculiasis. Bentuk cacing ini
panjang seperti spagethi bila sudah besar bahkan dapat mencapai 1 meter. Biasanya cacing
ini masuk ke dalam tubuh manusia dari air yang terkontaminasi oleh telur-telur cacing
Guinea yang telah di makan oleh kutu air. Penyakit ini kebanyakan terdapat di bagian
Afrika dengan keadaan kotor dan kebersihan yang minim.
3. Cacing Pita (Tapeworm / Taenia)
Cacing pita (Taenia sp.) bentuknya panjang pipih menyerupai pita, kepalanya kecil
dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing pita mempunyai
banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan
dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan pengkonsumsian daging (terutama sapi
dan babi) yang mengandung cacing pita dan memasaknya kurang matang.

Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis dan
sistiserkosis. Taeniasis yaitu penyakit cacing pita. Parasit Taenia saginata (daging sapi)
atau Taenia soleum (daging babi) dapat menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau
sembelit serta dapat pula keluar cacing seperti lembaran pita ketika BAB.
4. Cacing Filaria / Cacing Rambut
Cacing filaria (Wuchereria bancrofti) mempunyai inang perantara hewan Arthropoda,
misalnya nyamuk, dan inang tetap yaitu manusia pada bagian pembuluh getah bening.
Pada siang hari, larva berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar. Pada malam hari,
cacing pindah ke pembuluh arteri atas dan vena perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang
mati menyumbat pembuluh getah bening, maka menyebabkan pembengkakkan atau
terjadinya penyakit kaki gajah (Elephantiasis). Mikrofilaria dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk Culex. Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi
yang dapat menimbulkan keluhan sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki
sehingga disebut juga penyakit kaki gajah (Elephantiasis).

5. Cacing Kremi
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang
terutama menyerang anak-anak yang suka memasukkan tangannya ke mulut tanpa dicuci
terlebih dahulu. cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam
usus besar. Namun cacing betina akan meninggalkan usus besar dan pergi menuju lubang
anus, untuk bertelur. Pada saat keluar dari bagian anus akan terasa gatal.

Penyakit yang ditimbulkan


a. Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
b. Vaginitis (peradangan vagina)
c. Infeksi ulang.
d. Enterobiasis ( disebabkan oleh parasit Enterobius vermicularis. Parasit ini seringkali
menimbulkan keluhan gatal-gatal pada daerah sekitar lubang pantat (anus).
6. Cacing Cambuk
Cacing bulat (Trichuris trichiura atau Trichiuris trichocephalus) adalah worm yang
menyebabkan Trichuriasis ketika menginfeksi usus besar manusia. Hal ini umumnya
dikenal sebagai cacing cambuk yang mengacu pada bentuk cacing.
7. Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding
saluran. Selain itu, dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada
keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ
yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran
empedu dan lamanya infeksi gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada stadium ringan
tidak ditemukan gejala. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang
terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis.
8. Cacing Otot
Trichinella spiralis atau disebut juga Cacing Otot dapat menyebabkan penyakit
trichinosis pada manusia, babi, atau tikus. Parasit masuk ke tubuh manusia melalui daging
babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi
cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan
selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk mencegah terinfeksi oleh cacing ini, daging
harus dimasak sampai matang untuk mematikan cacing muda.
Hospes dari binatang ini diantaranya manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing dan
lain-lain. Penyakit dari parasit ini dinamakan trikinosis, trikinelosis, atau trikiniasis.
9. Cacing Tambang
Cacing tambang merupakan cacing parasit (nematoda) yang hidup pada usus kecil
inangnya, manusia. Ada dua spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia.
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Anchilostomiasis merupakan penyakit
cacing tambang. Parasit penyebabnya adalah Ancylostoma duodenale. Larvanya dapat
menembus kulit dan dapat menimbulkan keluhan gatal, letih, lesu, kekurangan darah
(anemia).

10. Paragonimus westermani (Cacing Paru)


Paragonimus westermani merupakan cacing paru yang berasal dari kelas Trematoda,
dimana bagian tubuh yang paling utama diserang adalah bagian paru. Ada banyak cara
penularan cacing paru terhadap manusia dan dengan penyebaran yang sangat
beranekaragam.
DAFTAR PUSTAKA

Anggi, Florentina. 2016. “Pemeriksaan Feses Metode Langsung”. Dalam


http://floaska.blogspot.co.id/2016/04/pemeriksaan-feses-metode-langsung.html.
Diakses 9 Maret 2018.

2016. “10 Cacing Parasit yang Hidup di dalam Tubuh” Dalam


https://2regblog.wordpress.com/2016/10/03/10-cacing-parasit-yang-hidup-di-dalam-
tubuh/. Diakses 10 Maret 2018.

https://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_parasit. Diakses 10 Maret 2018.


Tanah yang diambil dari tempat pemeriksaan dan sudah di haluskan atau di
saring kemudian diputar pada centrifuge dengan kecepatan 2000 RPM dan akan
mengendap, setelah itu ditambahkan MgSO4 dan diputar kembali dengan kecepatan
2500 RPM bila mengandung telur cacing Ascaris Lubricoides atau yang lainnya maka
akan mengapung. Kemudian ditambahkan MgSO4 sampai penuh dan ditutup dengan
objek gelas beberapa menit agar telur cacing menempel pada objek gelas sehingga
dapat diperiksa pada mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai