Anda di halaman 1dari 3

M3B22

– LEPTOSPIROSIS LEPTOSPIROSIS
Zoonosis à penyakit yang dapat menular dari hewan DEFINISI
kepada manusia atau sebaliknya Penyakit zoonosis yang disebabkan o/spesies leptospira
Berasal dari bahasa Yunani “Zoon” artinya binatang ; interogans dan ditandai dgn manifestasi klinis bervariasi
“nosos” artinya penyakit. dan tidak spesifik.

Berdasarkan agen penyebabnya : ETIOLOGI
• Bakteri : antraks, brucellosis, leptospirosis, Leptospira:
tuberkulosis, listeriosis, campylobacteriosis, • Bakteri Aerob, tumbuh lambat bentuk sipral, motil,
salmonelosis helically coiled, 0,1- 0,15 x 6 - 20 um
• Virus : rabies, AIDS, ebola, japanese • Mempunyai dinding sel yang unik menyerupai bakteri
encephalitis, avian influenza gram negatif (LPS) dan gram positif
• Parasit : toxoplasmosis, taeniasis, • (lapisan murein pada membran sitoplasma)
richinosis, giardiasis, scabies • Mempunyai endoflagela
• Jamur : ringworm • Berdasarkan ekspresi epitop pada permukaan LPS,
• Penyebab lain : bovine spongiform encelopathy, dapat dibagi menjadi :
rickettsia zoonoses (Q fever), chlamydial zoonoses o L. interrogans( patogen - 225 serovar )
(psittacosis), mycoplasma zoonoses (mycoplasma o L. biflexa ( saprofit - 60 serovar )
pneumoniae infection) • Occupational disease
Siklus hidup
Terkait inang yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup - Reservoir dan karir utama : binatang pengerat, hewan
agen penyakitnya (cara transmisi/penularan) dibagi jadi 4 ternak, hewan liar
golongan : - Penjamu terakhir: manusia
• Direct zoonosis (rabies, brucellosis, trichinosis) - Pejamu atau karier dapat mengekskresikan leptospira
o Hanya perlu 1 vertebrata sebagai inang di urine mereka untuk waktu yang lama bahkan
antara / intermediate host. Penularan seumur hidup.
terjadi secara langsung, yaitu agen - Manusia terinfeksi melalui kontak tidak langsung
penyakit menginfeksi hewan kemudian dengan air yang terkontaminasi urine infeksius.
pindah ke manusia.
• Cyclozoonosis (taeniasis, penyakit hidatid) FAKTOR RISIKO
o Agen penyakit perlu 2 atau lebih inang • Pekerjaan : petani, peternak, memelihara anjing,
vertebrata. tukang potong hewan, dokter hewan, penebang kayu,
• Metazoonosis (penyakit fascioliasis, lyme pemburu, pekerja seloka, pekerja perkebunan, pekerja
borreliosis) tambang
o Agen penyakit perlu inang vertebrata dan • Aktivitas : berenang (di sungai), berburu, bersampan,
invertebrata. camping
• Saprozoonosis (histoplasmosis, infeksi • Lingkungan : dekat sungai, genangan air hujan,
erysipelothrix, listeriosis) lingkungan banyak tikus, banjir
o Agen penyakit perlu 1 inang antara dari
bahan organik atau bahan hidup yang tidak EPIDEMIOLOGI
berjiwa sebagai reservoir. • Ditemukan hamper diseluruh dunia
• Mortality rate 10%
Zoonosis berdasarkan reservoir dibagi menjadi 3 jenis : • Laki laki > perempuan
• Penyakit yang dapat secara bebas berkembang di
alam di antara hewan liar maupun domestik. KLASIFIKASI
Manusia hanya kadang terinfeksi dan akan menjadi • Anicteric leptospirosis
titik akhir dari infeksi. Pada jenis ini, manusia tidak • Icterohemorrhagic leptospirosis (weil’s disease)
bisa menularkan ke hewan atau ke manusia lain.
(cth : rabies, leptospirosis, tularemia, hidatidosis)
• Zooantroponosis : zoonosis yang berlangsung
secara bebas pada manusia atau merupakan
penyakit manusia dan kadang menyerang hewan
sebagai titik terakhir. (cth : tuberkulosis tipe
humanus, amebiasis, difteri)
• Amphixenosis : zoonosis dimana manusia dan
hewan sama-sama merupakan reservoir yang
cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi
tetap berjalan secara bebas walaupun tanpa
keterlibatan grup lain (manusia/hewan). Cth :
staphylococcosis, streptococcosis
PATOGENESIS Leptospirosis berat (Weil’s disease)
• infeksi parah
• febris, gagal ginjal, jaundice/ikterik, perdarahan, ggn
pernapasan
• dapat melibatkan jantung, SSP, otot
• berlangsung berminggu2 atau berbulan2

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Microscopic agglutination test (MAT) à gold standard.
Positif kalo ada kenaikan titer 4x
• ELISA à deteksi antibody IgM yg muncul di minggu
pertama sakit
• PCR à mengkonfirmasi leptospirosis di fase awal
• Hematologi : trombositopenia
• Fungsi hepar
• Urinalisis : proteinuria, hialin dan granular cast
• Kultur specimen darah/urine dgn medium elinghausen-
mccullough-johnson-harris (EMJH)
• Foto thorax à u/komplikasi paru berupa infiltrate
tersebar di alveolar dan berhubungan dgn perdarahan
alveolar, sering di lobus bawah perifer paru

PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
Terapi suportif :
• Ventilasi mekanik & intubasi → jika terjadi gangguan
pernapasan (ARDS)
• Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit, fungsi

paru & jantung
PATOFISIOLOGI
• Hemodialisis → bila gangguan ginjal akut
• Mata → leptospira masuk ruang anterior mata selama
fase leptospiremia → uveitis → suffusion conjunctiva • Transfusi darah → perdarahan berat
Farmakologi
• Darah : vaskulitis, kebocoran plasma → dehidrasi
• Leptospirosis ringan
• Ginjal → masuk glomerulus dan tubulus → pengaruhi
o Doksisiklin 100 mg, 2x/hari po, atau
transfer Na,K,air → gagal ginjal akut → ureum kreatinin
o Ampisilin 500 – 750 mg, 4x/hari po, atau
meningkat (intertitial nefritis, nekrosis tubular, gagal
o Amoksisilin 500 mg, 4x/hari po
ginjal)
• Leptospirosis sedang / berat
• Paru-paru : inflamasi → nekrosis jaringan → merusak
o Penisilin G 1,5 juta unit tiap 6 jam IV, atau
kapiler paru → hipoksia → severe pulmonary
o Ampisilin 1gram tiap 6 jam IV, atau
hemorrhage syndrome. (selain itu terdapat efusi
o Amoksisilin 1gram tiap 6 jam IV, atau
pleura)
o Seftriakson 1gram tiap 24 jam IV, atau
• Hepar : nekrosis hepatosit → gangguan aliran empedu
o Sefotaksim 1gram tiap 6 jam IV, atau
→ jaundice → centrilobular necrosis
o Eritromisin 500 mg tiap 6 jam IV
• Otot skelet : focal necrosis → nyeri tekan pada otot
• Kemoprofilaksis
skelet
o Doksisiklin 200 mg per orang, 1x/minggu
• apabila titer antibodi kurang → disfungsi organ →

multi organ failure →weil’s syndrome → kematian
PENCEGAHAN

• Pada risiko tinggi gunakan pakaian khusus yg bisa
GEJALA KLINIS
melindungi dari kontak dengan bahan-bahan yg
Leptospirosis anikterik / influenza akut
terkontaminasi kemih binatang reservoir
• demam
• Simpan makanan minuman dgn baik agar terhindar
• suffusion konjungtiva
tikus
• menggigil
• Mencuci tangan sblm makan, mencuci bagian tubuh
• cephalgia
setelah bekerja di sawah/kebun/tempat penampungan
• nausea vomitus
sampah/selokan
• batuk, nyeri dada
• Vaksinasi hewan yg berisiko sbg reservoir
• myalgia khas di punggung, perut, betis
• limfadenopati KOMPLIKASI
• ruam non pruritus • Meningitis
• Gagal ginjal
• Gagal hati
• Gagal jantung
• DIC
• Sever pulmonary hemorrhagic syndrome (SPH)
• Acute respiratory distress syndrome (ARDS)

PROGNOSIS
Jika tdk ada icterus, jarang fatal. Pada kasus dgn icterus
angka kematian 5%, pada usia lanjut mencapai 30-40%

Anda mungkin juga menyukai