Anda di halaman 1dari 34

GANGGUAN SOMATISASI

Diskel 6
DISUSUN OLEH :

• 4111151097 Mia Fauziah


• 4111161020 Fathika Hera Luthfia
• 4111161030 Jovanka Brithney
• 4111161039 Vina Puspitasari H
• 4111161054 Annisa Citra Maulani
• 4111161057 Ligiandra Dwi Satria
• 4111161058 Savira Gita Nurpratiwi
• 4111161068 Mohamad Dani Permana
• 4111161129 Dilla Effira Iskandar
• 4111161145 Putri Maulida
• 4111161152 Silvia Septiane
• 4111161158 Adit Fauzan Nugraha
• 4111161165 M Arasy Faradina
• 4111161173 Ikbar Ilham Adikara
CASE OVERVIEW

skenario Keterangan
 
wanita umur 42 tahun Insidensi

keluhan utama sakit kepala selama sebulan Kronik
DD :
Jiwa : Gangguan Somatoform
- Gangguan Somatisasi
- Gangguan Dismorfik Tubuh
- Hipokondrasis
- Gangguan Nyeri
- Gangguan Konversi
Neuro : Migrain, TTH, Cluster Headache

Untuk mengurangi keluhannya pasien Berbaring di ruang  Faktor yang memperingan


gelap dan minum paracetamol Ruang Gelap, sintesis Melatonin meningkat menyebabkan
tidur dan memberikan efek menenangkan.
Paracetamol meningkatkan serotonin, mengurangi rasa nyeri
Keluhan rasa sakitnya menjalar dari kepala sampai ke punggung  

Sakit kepalanya telah berlangsung selama 9 tahun, disertai dengan sakit dada,  Onset Kronis


sakit punggung dan sakit perut
Tiga bulan yang lalu keluhan disertai dengan  mengalami depresi, tidak  Tanda Depresi
berminat pada banyak hal dalam kehidupannya

Pasien telah mengunjungi banyak dokter untuk mencoba menemukan apa  Riwayat Pengobatan


sebenarnya yang salah dengan dirinya
Ketika dokter memeriksa berbagai bagian fisiknya tiba-tiba tampak kesakitan,  Tanda Depresi
tetapi kesakitan itu hilang   ketika dokter mengajak berbicara sambil 
meneruskan pemeriksaan.

Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal Normal, Kemungkinan gangguan somatisasi

Pasien mengalami ketidakmampuan disebabkan oleh gejala-gejalanya dan ini  Faktor Resiko (Stress)


membuatnya menjadi tertekan
Pada pemeriksaan status mental terlihat mood depresi dan afek yang disforik. Gejala Depresi Ringan
 
Pada pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan neurologis  dalam batas normal Normal tidak ada trauma
 
DD :  DK :
1. Gangguan Somatisasi Gangguan Somatisasi
2. Gangguan Hipokondriasis
3. Gangguan Cemas Menyeluruh
4. Gangguan Depresi Ringan
 
KRITERIA DIAGNOSTIK

 Menurut DSM-IV :
A. Riwayat banyak keluhan fisik, yang dimulai sebelum usia 30 th
yang terjadi selama periode lebih dari beberapa tahun dan
menyebabkan pencarian pengobatan atau hendaya dalam
fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.
B. Terdapat gejala individual yang terjadi kapan pun selama
perjalanan dari gangguan:
• Empat gejala nyeri : berkaitan dengan sedikitnya 4 tempat
atau fungsi yang berbeda
• Dua gejala gastrointestinal : sedikitnya minimal 2 riwayat
gejala gastrointestinal selain nyeri
• Satu gejala seksual : sedikitnya minimal 1 riwayat gejala
seksual selain nyeri.
• Satu gejala pseudoneurologis : sekurangnya 1 riwayat
gejala atau defisit pseudoneurologik yang memberikan kesan
C. Memenuhi salah satu kriteria berikut:
• Setelah penelusuran yang sesui, tiap gejala
pada kriteria B tidak dapat dijelaskan sebagai
akibat kondisi medik umum atau merupakan
efek langsung dari zat (mis: penyalahgunaan
obat, karena medikasi)
• Apabila terdapat kondisi medik umum terkait,
keluhan fisik atau hendaya sosial atau
pekerjaan yang diakibatkan melebihi daripada
yang diharapkan berdasarkan riwayat,
pemeriksaan fisik dan laboratorium.
D. Gejala-gejalanya tidak dibuat secra sengaja atau
berpura-pura (seperti pada gangguan buatan
atau berpura-pura)
Menurut PPDGJ III :
• Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah
berlangsung sedikitnya 2 tahun.
• Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-
keluhannya.
• Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga,
yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari
perilakunya.
DEFINISI
Ditandai gejala somatik

Tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


Gangguan somatisasi

Terdapat ggn. Gastrointestinal, seksual, saraf, dan ggn.nyeri

Bersifat kronis
MANIFESTASI KLINIS

• Gejala gastrointestinal: mual, muntah, kembung


• Gejala seksual: menstruasi berlebih, komplikasi kehamilan
• Sulit menelan, sakit pada lengan dan tungkai, nafas
pendek
• Cemas, depresi
• Ancaman bunuh diri
• Mengungkapkan keluhan secara berlebihan
• Manipulatif, haus penghargaan dan pujian, terpusat pada
diri sendiri
KLASIFIKASI GANGGUAN
SOMATOFORM

• Gangguan somatisasi
• Gangguan Somatoform tidak terperinci
• Gangguan Hipokondriasis
• Gangguan disfungsi otonomik somatoform
• Gangguan nyeri
ILMU KEDOKTERAN DASAR
ANATOMI SISTEM SARAF OTONOM
MEMILIKI DUA DIVISI UTAMA :
SARAF SIMPATIK

• Saraf simpatik merupakan saraf yang berpangkal pada medula


spinalis di daerah leher dan pinggang T 1-L2, sehingga disebut saraf
torakolumbal.
• Saraf ini berfungsi untuk mengaktifkan organ tubuh. Beberapa
fungsi sistem saraf simpatik,Yaitu :
• Mempercepat denyut jantung
• Memperlebar pembuluh darah
• Menghambat sekresi air ludah
• Memperbesar bronkus
• Mengurangi aktivitas kerja usus, dan
• Menghambat pembentukan uriine
SARAF PARASIMPATIK

• Saraf parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal pada medula


oblongata. Kerjanya antagonis dengan saraf simpatik, yaitu menghemat
kerja organ tubuh.
• Beberapa fungsi sistem saraf parasimpatis, yaitu :
• Memperlambat denyut jantung
• Mempersempit pembuluh darah
• Memperlancar pengeluaran air mata
• Memperkecil pupil
• Memperlancar sekresi air ludah
• Menempitkan bronkus
• Menambah aktivitas kerja usus, dan
• Merangsang pembentukan urine
FISIOLOGI
SARAF OTONOM

Saraf Simpatis
• Kegiatan yang dikerjakan pada keadaan darurat dan
menenggangkan
• Contoh : Denyut Jantung Meningkat, Tekanan Darah
Meningkat, Volume Respirasi Meningkat,
Vasokontriksi.
• Neuron Pertama
• Neuron Kedua
Saraf Parasimpatis
• Kegiatan yang menghemat dan memulihkan energi
• Contoh : Denyut Jantung Menurun, Curah Jantung
Menurun, laju metabolisme basal Menurun
• Neuron Pertama
• Neuron Kedua
NEUROTRANSMITTER

Serotonin
• Neuron neurotrasmitter terletak di dalam nucleus
Raphe
• Fungsi : - Menghambat Nyeri
- Mempengaruhi Mood
- Kewaspadaan atau Terjaga
• Serotonin rendah menimbulkan peningkatan
sensitivitas nyeri, penggerak, agresi, aktivitas seksual,
depresi, gangguan panik, obsesif-compusive disorders
(OCD), percobaan bunuh diri.
Sintesis Serotonin
GABA
• Neurotransmitter inhibitor
• Fungsi utama GABA adalah menurunkan atau
mengurangi agresi, kecemasan, dan aktif dalam
fungsi eksitasi.  Kekurangan (deficit) senyawa GABA
menyebabkan terjadinya iritabilitas, perasaan tidak
nyaman (galau), tegang, takut, dan gelisah 
Sedangkan jika kelebihan akan mengurangi
rangsangan sel, sedasi, dan gangguan memori
Sintesis GABA
ETIOLOGI

Faktor Psikososial
• Pola asuh keluarga
• Suasana rumah
• Faktor sosial
• Kultur & etnik
Faktor biologi
• Genetik
• Kelemahan atensi dan kognisi yang berakibat kesalahan
persepsi & penilaian asupan somatosensori
• Adanya penurunan metabolisme di lobus frontalis
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS
KOMPLIKASI

• Putus asa dan bunuh diri (suicide)


• Karena keluhan yang tak kunjung sembuh bisa membuat pasien
putus asa dan berpikiran untuk bunuh diri.
• Depresi berat
• Akibat keluhan sakitnya tak kunjung sembuh bisa membuat
pasien ini mengalami depresi berat
• Penyalahgunaan obat obatan
• Efek samping obat
• Ketergantungan obat
• Karena merasa ringan setelah minum obat.
PENATALAKSANAAN

Non farmakologi
• Gangguan somatisasi sebaiknya diterapi jika pasien mempunyai
seorang dokter puskesmas/klinik umum yang dikenal. Jika lebih
dari satu dokter, pasien mempunyai kesempatan lebih tinggi
untuk mengekspresikan keluhan somatik.
• Dokter pertama dianjurkan memeriksa pasien sebulan sekali.
Kunjungan harus relatif singkat, walaupun ada bagian
pemeriksaan fisik yang harus dilakukan untuk merespon setiap
keluhan fisik baru.
• Sekali gangguan somatik telah didiagnosis, dokter yang
mengobati harus mendengarkan keluhan somatik sebagai
ekspresi emosional daripada sebagai keluhan medis.
• Namun, pasien dengan gangguan somatisasi bisa sakit fisik
sebenarnya, sehingga dokter harus selalu menilai apa gejalanya
untuk diatasi dan dikembangkan terapi selanjutnya
• Psikoterapi individual atau kelompok dapat menurunkan
pengeluaran biaya pasien sampai 50% karena mengurangi
perawatan di Rumah Sakit.
• Dalam psikoterapi pasien dibantu untuk mengatasi gejala
mereka, mengekspresikan emosi yang mendasari dan
membentuk cara alternatif untuk mengekspresikan perasaannya.
Farmakologi  

Golongan Antianxietas
• Clobazam 10 mg ( 2 x
• Alprazolam 0.5 mg 1-2 kali sehari
• Benzodiazepine (Diazepam) – 2 mg (1-2 x/hari)
BENZODIAZEPINE
• Farmakodinamik : potensiasi inhibisi neuron dengan GABA sebagai
mediatornya
• Farmakokinetik : kadar tertinggi 8 jam setelah pemberian oral dan tetap
tinggi dalam 24 jam
• ekresi melalui ginjal lambat, masih dapat ditemukan dalam urin beberapa
hari setelah pemberian
• efek samping : Sedasi, pusing (dizziness), rasa kering di mulut, konstipasi,
mual dan kadang-kadang menyebabkan tremor halus
Golongan antidepresan
Fluoxetine 10 – 20 mg
• Dosis : 20 mg/hari
• Farmakodinamik : Fluoxetine khusus menghambat saraf pengambilan kembali
serotonin, sehingga meningkatkan konsentrasi serotonin pada sinapsis dan
memperkuat transmisi saraf serotonergik.
• Farmakokinetik : Absorbsi fluoxetine hydrochloride per oral mudah diserap
dari saluran pencernaan, Fluoxetine secara luas didistribusikan ke seluruh
tubuh, volume distribusi sangat bervariasi, mulai dari 11 sampai 88 L / kg,
Waktu paruh fluoxetine antara 1 sampai 4 hari setelah dosis tunggal dan rata-
rata hampir 70 jam, Fluoxetine dimetabolisme di hati ke dalam bentuk
metabolit desmethyl yaitu norfluoxetine
• Efek Samping: Efek seretogenik yang timbul berupa mual, muntah,
malaise umum, nyeri kepala, gangguan tidur dan nervositas, agitasi
atau kegelisahan yang sementara, disfungsi seksual dengan ejakulasi dan
orgasme terlambat, Sindroma serotonin adalah gejala berupa kegelisahan,
demam, dan menggigil, konvulsi,dan kekakuan hebat, tremor, diare, gangguan
koordinasi 
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi seumur hidup gangguan somatisasi pada
populasi umum 0,1-0,5%.
• Wanita lebih banyak dibanding pria, diperkirakan 5:1.
• Mengenai 1-2% dari seluruh wanita.
• 0,2% pada pria.
• Lebih sering dijumpai pada masyarakat yang
berpendidikan kurang dan status sosial yang rendah.
• Awitan biasanya pada usia remaja dan dewasa muda.
PROGNOSIS

Quo ad vitam: Dubia ad malam


Quo ad functionam: Dubia ad malam
PBHL
• Medical Indication
Beneficence: Dokter diharapkan mampu menegakkan diagnosis berdasarkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai
dengan indikasi medis (menerapkan Golden rule principle)
• Patient Preference
Autonomy: Dokter diharapkan mampu menghargai hak-hak pasien, termasuk
menghargai hak memperoleh second opinion
• Quality of Life
Nonmaleficence: Dokter diharapkan mampu menilai prognosis pasien tersebut, dan
dokter mampu mengobati pasien secara proporsional.
• Contextual Features
Justice: Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian
 
• Prima facie : hak memperoleh second opinion
TERIMA KASIH
DISKEL 6

Anda mungkin juga menyukai