cheopis)
Nama : Raudah
Nim : AK 816062
Semester : IV
Kelas :A
BANJARBARU
2018
1. Patogenitas
Secara kasat mata pinjal agak sulit ditemui bila jumlah populasinya
sedikit, namun dapat dikenali dari kotorannya yang menempel pada bulu.
Kotoran kutu berwarna hitam yang sebenarnya merupakan darah kering yang
dibuang kutu dewasa. Pinjal yang menghisap darah inang juga menimbulkan
rasa sangat gatal karena ludah yang mengandung zat sejenis histamine dan
mengiritasi kulit. Akibatnya hewan terlihat sering menggaruk maupun
mengigit daerah yang gatal terutama di daerah ekor, selangkangan dan
punggung.
Pinjal juga dapat menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas
terhadap antigen ludah pinjal. Pada anjing sering ditandai dengan gigitan
secara berlebihan sehingga dapat mengakibatkan bulu rontok dan peradangan
pada kulit. Kasus flea allergy bervariasi tergantung kondisi cuaca terutama
terjadi pada musim panas dimana populasi kutu meningkat tajam.
Penyakit yang berhubungan dengan pinjal: Pes. Vektor pes adalah pinjal. Di
Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla cheopis, Culex iritans,
Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus. Reservoir utama dari penyakit pes
adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci). Kucing di Amerika juga pada
bajing.
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.
Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan
ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus
yang mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan
dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu
melalui gigitan.
Pada no.1 s/d 5, penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes
bubo. Pes bubo dapat berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes).
Selain pes, pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit manusia, seperti murine
typhus yang dipindahkan dari tikus ke manusia. Disamping itu pinjal bisa
berfungsi sebagai penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan
tikus, yang kadang-kadang juga bisa menginfeksi manusia.
Selain pada manusia pinjal juga dapat mempengaruhi kesehatan hewan peliharaan
seperti di bawah ini:
1. Flea Allergy Dermatitis (FAD). Penyakit kulit alergi pinjal. Waktu seekor
kutu menggigit hewan peliharaan, ia memasukan ludah ke dalam kulit.
Hewan peliharaan mendevelop reaksi alergi terhadap ludah/saliva (FAD)
yang menyebabkan rasa gatal yang amat gatal. Tidak saja hewan peliharaan
akan menggaruk atau mengigit-gigit berlebihan di daerah ekor, selangkangan
atau punggung, jendolan juga akan muncul di sekitar leher dan punggung.
2. Gejala Klinis
a. Gejala Pes (Plague)
Gejala yang paling terkenal dari penyakit pes adalah
menyakitkan, kelenjar getah bening, yang disebut buboes. Ini biasanya
ditemukan di pangkal paha, ketiak atau leher. Karena gigitan berbasis
bentuk infeksi, wabah pes sering merupakan langkah pertama dari
serangkaian penyakit progresif. Gejala penyakit pes muncul tiba-tiba,
biasanya 2-5 hari setelah terpapar bakteri.
Gejala meliputi:
1) Panasdingin
2) Umum sakit perasaan ( malaise )
3) Demam tinggi (39 ° Celcius, 102 ° Fahrenheit)
4) Kram Otot
5) Kejang
6) Mulus, bening pembengkakan kelenjar menyakitkan disebut
bubo, umumnya ditemukan di selangkangan, tapi mungkin
terjadi di ketiak atau leher, paling sering di lokasi infeksi awal
(gigitan atau awal)
7) Nyeri dapat terjadi di daerah tersebut sebelum muncul
bengkak
8) Warna kulit berubah menjadi warna merah muda dalam
beberapa kasus yang ekstrim
9) Pendarahan dari koklea akan dimulai setelah 12 jam dari
infeksi.
Gejala lain termasuk napas berat, muntah darah terus menerus,
buang air kecil darah, anggota badan sakit, batuk, dan nyeri eksterm.
Rasa sakit ini biasanya disebabkan oleh pembusukan atau decomposure
kulit sementara orang itu masih hidup. Gejala tambahan termasuk
kelelahan ekstrim, masalah gastrointestinal, lenticulae (titik-titik hitam
yang tersebar di seluruh tubuh), delirium dan koma.
4. Pengendalian
5. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dengan obat anti kutu. Obat anti kutu hanya
membunuh pinjal dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar
siklus hidup pinjal bisa kita hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar
pinjal dewasa yang berkembang dari telur dapat segera dibasmi sebelum
menghasilkan telur lagi.
1. Untuk tersangka pes
a. Tetracycline 4×250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau
b. Cholamphenicol 4×250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut
2.Untuk Penderita Pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturut-
turut,kemudian dosis dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari
berturut-turut. Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian :
a. Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis
diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau
b. Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut –turut, kemudian
dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut.
3. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada:
a. Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo.
b. Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru
tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline
500mg/hari selama 10 hari berturut-turut.
Daftar Pustaka
Ari, T.B., S. Neerincxk, K.L. Gage, K. Kreppel, A. Laudisoit, H. Leirs & N.C.
Stenseth , 2015. Plague and climate scale matter. Plospathog
7(9):e1002160.