TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pes
1.
Pengertian Pes.
Pes merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent
lain yang disebabkan oleh bakteri Yesirnia pestis dan dapat ditularkan ke
manusia melalui gigitan pinjal. Pes merupakan penyakit menular yang
dapat menyebabkan terjadinya wabah (Widoyono, 2008:42). Pes
merupakan penyakit yang sangat fatal dengan gejala bakterimia, demam
yang tinggi, shock, mental, kelemahan, kegelisahan dan koma.
Penyakit Pes, salah satu diantara 3 penyakit epidemi yang menjadi
subjek International Health Regulation sebagai Re-emerging Infectious
Deseases atau penyakit yang kemungkinan timbul kembali serta
berpotensi sebagai wabah.
15,2 x 0,5-0,7 mikron, besifat bipolar, non motil, tidak berflagel dan tidak
berspora. (Sub Direktorat Zoonosis, 2008:3). Pertumbuhan Yersinia pestis
akan lebih cepat pada media yang mengandung darah atau cairan
jaringan dan paling cepat bila berada pada suhu 30OC.
diagnosis yang
terakhir
yaitu
diagnosis
laboratorium.
Ada
dua
Sedangkan pada organ tikus yang diperiksa yaitu limpa, paru, dan hati.
Pada pinjal, dilakukan kultur ke mencit untuk mengetahui apa benar pinjal
infektif pes (Balai Litbang, 2011).
7. Pencegahan Pes
Pencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui penyuluhan dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara mencegah atau
mengurangi kontak dengan tikus serta pinjal. Untuk mencegah atau
mengurangi kontak dengan tikus dan pinjal usaha yang dilakukan adalah
menempatkan kandang ternak diluar rumah, membuka beberapa genting
pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari
bisa masuk kedalam
rumah,
hari.
Setelah
panas
hilang
dilanjutkan
dengan
pemberian
10
11
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Siphonaptera
Famili
: Pulicidea
Genus
: Xenopsylla
Spesies
: Cheopis
12
13
d. Pulex iritans
Tidak memiliki genal comb dan pronotal comb, mesotoraks tanpa
garis pleurai, segmen toraks I-III lebih panjang daripada segmen
abdominal pertama, hanya ada satu bulu panjang pada tepi bawah
posterio batas kepala, bulu okuler terletak dibawah mata dan
spermatekanya berpigmen (Sub Direktorat Zoonosis, 2008).
14
c. Pupa
Stadium pupa merupakan tahapan yang sensitif terhadap adanya
perubahan konsentrasi karbon dioksida dilingkungan sekitarnya.
Stadium pupa berlangsung dalam waktu 10 sampai 17 hari pada suhu
yang sesuai, tetapi bisa berbulan-bulan pada suhu yang kurang
optimal.
d. Dewasa
Dari telur sampai jadi pinjal dewasa diperlukan waktu 2 minggu
sampai 1 tahun atau lebih. baik jantan maupun yang betina, pinjal
dewasa membutuhkan darah untuk kelangsungan hidupnya. Kaki
belakang pinjal dapat dipakai sebagai alat peloncat sejauh 30 sampai
50 cm kesamping dan keatas. Pinjal menghisap darah paling sedikit 1
kali sehari. Pinjal dewasa dapat hidup mencapai 1 tahun atau lebih
tergantung makananya (Sucipto, Cecep Dani, 2011).
5. Indeks Pinjal
Indeks Pinjal adalah kepadatan pinjal pada tubuh tikus. indeks pinjal
digunakan untuk mengetahui kepadatan investasi rata-rata dari pinjal
pada tubuh tikus. Adapun jenis-jenis indeks pinjal yaitu:
a. Indeks Pinjal Umum = Total jumlah pinjal yang ditemukan dibagi
dengan jumlah tikus yang diperiksa
b. Indeks Pinjal Khusus = Jumlah pinjal dari spesies X yang ditemukan
dibagi dengan jumlah tikus yang diperiksa
c. Indek pinjal di sarang = jumlah pinjal yang tertangkap disarang, dibagi
dengan jumlah sarang yang diperiksa.
Nilai indeks pinjal umum tidak boleh lebih dari 2 sedangkan nilai
indeks pinjal khusus Xenopsylla cheopis tidak boleh lebih dari 1 (WHO,
1999).
D. Tinjauan Tentang Tikus
1. Tikus sebagai reservoir
Reservoir utama dari penyakit pes adalah tikus. Selain tikus, kucing
juga dapat menjadi sumber penularan kepada manusia. Di amerika bajing
juga merupakan sumber penularan penyakit yang penting. Kuman-kuman
pes yang terdapat didalam darah tikus yang sakit dapat ditularkan ke
hewan lain dan manusia (Yudhastuti, Ririh 2011).
15
2. Klasifikasi
Tikus dan mencit termasuk familia Muridae dari kelompok mamalia.
Dan ordo rodentia (hewan pengerat) untuk lebih jelas tikus dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Dunia
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub Filum
: Vertebrata
Kelas
: Mammalia
Subklas
: Theria
Ordo
: Rodentia
Sub ordo
: Myomorpha
Famili
: Muridae
Sub famili
: Murinae
Genus
16
4. Jenis-Jenis Tikus.
a. Rattus norvegicus (tikus got).
17
18
19
20
Sentuhan
badan
dan
kibasan
ekor
digunakan
selama
21
Biasanya kotoran tikus dapat dikenal karena mempunyai tandatanda sebagai berikut. Untuk kotoran yang baru bentuknya lembek,
mengkilap dan berwarna gelap. Untuk kotoran yang sudah lama,
bersifat keras, kering dan berwarna abu-abu.
e. Bekas Telapak (Tracks/Paths)
Bekas kaki tikus dapat dilihat dengan jelas. Jejak kaki yang lama
selalu tertutup debu. Kaki belakang tikus memiliki 5 jari sedangkan kaki
depan tikus memiliki 4 jari kaki. Jejak kaki belakang lebih nampak
daripada kaki deapan.
f. Suara (Voice)
Jika terdapat banyak tikus, mereka sering terdengar berlari-lari
dan mencicit diatas rumah, setelah hari menjadi gelap atau dikala
mereka sedang mencari makan.
g. Tikus hidup dan tikus mati (Life And Death Rats)
Didalam rumah kadang kala ditemukan tikus yang telah mati,
disamping
tikus
diemukannya
sedang
tikus
yang
berlari-lari
didalam
telah
atau
mati
rumah.
yang
Dengan
masih
hidup
perangkap
merupakan
metode
pengendalian
22
2) Snap trap adalah tipe perangkap yang dapat membunuh tikus pada
saat ditangkap. Perangkap jenis ini sangat berbahaya karena dapat
membunuh hewan bukan sasaran, apabila menyentuh umpan dan
juga
berbahaya
bagi
manusia
yang
beraktivitas
di
sekitar
23
manusia
menjadi
faktor
yang
mempengaruhi
E. Kerangka Konsep.
Pes
International Health
Regulation (IHR) 1969
Penyakit Karantina
24
Pengamatan Manusia
Pengamatan pada spesies lain
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
Tindakan yang dilakukan bila ada
wabah pes
Daerah Fokus
Trapping
dilakukan 2 x
sebulan
selama 5 hari
berturut-turut.
Daerah Terancam
Trapping
dilakukan 3
bulan
sekaliselama 5
hari berturut-
Trapping
dilakukan 1 atau
2 tahun sekali
selama 5 hari
berturut-turut.
Jenis Tikus
Trap Succes
Jenis Pinjal
Indeks Pinjal
Keterangan
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar II. Kerangka Konsep
Menurut International Health Regulation (IHR) 1969 Pes merupakan penyakit
karantina yang bisa menimbulkan kejadian luar biasa. Supaya tidak menyebar ke
daerah lain, perlu adanya tindakan pemberantasan. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah pengamatan pada rodent dan pinjal. Pengamatan rodent dan
pinjal dilakukan di daerah fokus, daerah terancam dan bekas daerah fokus.
Pengamatan rodent dan pinjal di daerah fokus dilakukan 2 minggu sekali selama
5 hari berturut-turut dengan cara trapping. Untuk mengetahui keberhasilan
25
penangkapan tikus (trap success), jenis tikus, jenis pinjal yang ditemukan serta
indeks pinjal atau tingkat kepadatan pinjal melakukan trapping.
26