Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nathanael J.

Walakula

Kelas: 10 MIPA

Pasteurella pestis

Pes atau sampar adalah penyakit menular yang menginfeksi manusia disebabkan
oleh enterobakteria Yersinia pestis (dinamai dari bakteriolog Perancis A.J.E. Yersin).
Penyakit pes disebarkan oleh hewan pengerat (terutama tikus). Pasteurella pestis atau yang
sekarang dikenal sebagai Yersinia pestis adalah bakteri gram negatif, tidak bergerak,
berbatang, coccobacillus, tanpa spora yang menyebabkan penyakit pes. Y. Pestis berkembang
biak di dalam kelenjar getah bening, di mana ia mampu menghindari kerusakan oleh sel-sel
sistem kekebalan seperti makrofag. Kemampuan Y. Pestis untuk menghambat fagositosis
memungkinkannya tumbuh di kelenjar getah bening dan menyebabkan limfadenopati. YopH
adalah protein tirosin fosfatase yang berkontribusi pada kemampuan Y. Pestis untuk
menghindari sel sistem kekebalan tubuh. Bakteri ini menginfeksi manusia melalui kutu tikus
oriental dan merupakan penyebab wabah bubonik, septisemik, dan pneumonik. Wabah-
wabah dapat menyerang bagian tubuh yang berbeda-beda dan memiliki gejalanya masing-
masing. Yersinia pestis dan Pasteurella pestis adalah bakteri sama yang menyebabkan

kematian hitam dan epidemik berikutnya pada Eropa selama periode 400 tahun

Wabah bubonik memiliki gejala demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, dan kejang.
Jenis ini menyerang sistem limfatik atau kelenjar getah bening. Gejala muncul antara satu
sampai tujuh hari setelah infeksi terjadi. Wabah septisemik memiliki gejala diare, mual dan
muntah, demam dan menggigil, nyeri perut, tubuh terasa lemas, perdarahan, dan kematian
jaringan. Jenis ini menyerang aliran darah. Gejala bisa muncul antara dua sampai tujuh hari
setelah infeksi. Kematian bisa terjadi sebelum gejala muncul. Wabah pneumonik memiliki
gejala batuk berdarah, sesak napas, mual dan muntah, demam tinggi, sakit kepala, nyeri dada,
lemas. Jenis ini menyerang paru-paru dan paling jarang tetapi memiliki potensi terbesar untuk
menyebabkan wabah karena bisa menyebar antara manusia lewat percikan ludah. Gejala bisa
muncul dalam hitungan jam setelah infeksi dan berkembang sangat cepat. Penderita bisa
menerima gagal napas dan syok dalam dua hari.

Penyebab penyakit pes juga bisa disebabkan oleh tidak bersihnya lingkungan salah satu
contohnya adalah penyakit pes yang menjangkit di Kecamatan Cepogo dan Selo telah
menelan korban sebanyak 101 jiwa dan 42 di antaranya meninggal dunia pada tahun 1968.
Penyakit pes yang menjangkit di Kecamatan Cepogo dan Selo telah menelan korban
sebanyak 101 jiwa dan 42 di antaranya meninggal dunia pada tahun 1968. (Litbangkes,
2010: 1). Kedua kecamatan tersebut memiliki lingkungan hidup yang kotor sehingga penyakit
pes berkembang biak dengan baik di sana seperti tidak adanya ventilasi udara, ukuran rumah
yang sempit, dan tidak adanya saluran pembuangan air limbah (Warto, 2013: 1). Tim medis
memberikan pengobatan kepada masyarakat yang tertular penyakit pes dengan memberikan
obat streptomycin injection. Dua gram (untuk dewasa) sehari, sulfadiasine 3x2 tablet sehari,
tetrasiklin 3x1 kapsul sehari untuk penderita penyakit pes pneumonik dan bubonik. Penduduk
sekitar yang berada dekat dengan pasien diberikan obat streptomycin injection satu gram
(untuk dewasa) sehari, sulfadiasine 2x1 tablet sehari.

Jika ingin mencegah tersebarnya penyakit pes maka hal yang harus dilakukan adalah
dengan membasmi tikus-tikus serta menjaga kebersihan lingkungan. Dinas Kesehatan Rakyat
Boyolali segera melapor adanya permasalahan kasus penyakit pes ke dokter kesehatan
karesidenan (dokares) dan Badan Pengawas di Semarang. Dokares menempatkan beberapa
tenaga inlichters dan juru teknik di daerah fokus pes pada tanggal 18 Janurari 1968. Dokares
juga mengirimkan dua tenaga laboratorium yang bertujuan untuk mengadakan penelitian
secara sederhana (Dinkes Boyolali, 1968: 1). Ada juga beberapa obat-obatan yang sudah
dibuat oleh dokter untuk mengobati penyakit pes yaitu ciprofloxacin, chloramphenicol,
gentamicin, doxycycline, levofloxacin, moxifloxacin.

Penyakit pestis adalah penyakit yang muncul dikarenakan lingkungan hidup yang kotor
dan menjadi sarang bagi hewan-hewan pembawa penyakit seperti tikus dan kutu. Bakteri
Pasteurella pestis adalah bakteri yang menyebabkan penyakit pes tersebut. Jika ingin untuk
memberantas penyakit pes maka harus menjadi tingkat kebersihan lingkungan dengan baik
dan harus cermat dalam menangani hewan-hewan yang terinfeksi atau yang membawa
penyakit tersebut. Upaya penanggulangan berupa penyelidikan dan penelitian untuk
mencegah munculnya kembali penyakit pes dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbangkes) dengan bantuan Namru-2 pada tahun 1975-1979.

Daftar Pustaka:

1. JURNAL CANDI Volume 20/ No.2/Tahun XI/ September 2020 ISSN. 2086-2717
Wabah Penyakit Pes dan Upaya Penanggulangannya Di Kabupaten Boyolali Tahun
1968-19791 Oleh: Aditya Wahyu Alfikri, Sutiyah, Isawati :

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.uns.ac.id/candi/
article/viewFile/
44792/28326&ved=2ahUKEwiPk8bA4a_7AhWZ2XMBHQI_BhEQFnoECBUQAQ&usg=A
OvVaw3HhKpIudjqp7R3qaXQYjYy

2. PARTISIPASI IBU DALAM PEMASANGAN LIVE TRAP TERHADAP JUMLAH


TANGKAPAN TIKUS DAN PINJAL Emy Rahmawati Apotik Graha Mukti 1,
Semarang, Indonesia

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/download/2818/2874

3. WASPADAI POPULASI TIKUS DAN PENYEBARAN PES (PLAGUE) Oleh:


Endang Puji Astuti, SKM, MISL & Mara ipa, SKM, MSc.

https://media.neliti.com/media/publications/243547-waspadai-populasi-tikus-dan-
penyebaran-p-c21cbc58.pdf

4. GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP RISIKO PENYAKIT


PES PADA DUSUN FOKUS DAN DUSUN TERANCAM PES

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/14140

5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wabah pes disebabkan oleh bakteri


yang disebut Yersinia Pestis.

http://eprints.uny.ac.id/18885/3/Bab%201%20%2809407141014%29.pdf

Daftar referensi:

Alodokter penyakit pes-penyebab gejala dan cara mengobati


https://www.alodokter.com/pes

Anda mungkin juga menyukai