Anda di halaman 1dari 15

ASKEP FLU BURUNG

BY HOIRIL ELISA
NIM 07110359
FLU BURUNG
Influenza yang lebih sering dikenal sebagai flu
adalah penyakit saluran pernapasan akut
yang disebabkan oleh virus influenza A dan B
Definisi umum : penyakit menular yang

disebabkan virus influenza yang ditularkan


oleh unggas
Influenza A (H5N1) adalah penyebab wabah
flu burung pada hewan di Hong Kong, Cina,
Vetnam, Thailand, Indonesia, Korea, Jepang,
Laos, Kamboja kecuali Pakistan (H7N7)
PENYEBAB

Virus influenza tipe A


Termasuk famili orthomyxoviridae
Dapat berubah ubah bentuk
Terdiri dari hemaglutinin (H) Neuramidase (N).
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H3N3, H5N1,
H9N2, H7N7,sedangkan pada binatang H1H5 dan N1N9
Strain yg sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu
burung adalah dr sub tipe A H5N1
Virus tsb dpt bertahan di air sampai 4 hari pada suhu
22C dan lebih dari 30 hari pd 0C
Virus akan mati pd pemanasan 60C selama 30 menit
atau 56C selama 3 jam dan dgn ditergent,desinfektan
misal formalin cairan yang mengandung iodine
MUTASI GEN VIRUS

1. Antigenic drift; perubahan susunan asam


amino terjadi pada waktu gen melakukan
enconding antigen permukaan setiap kali virus
bereplikasi menghasilkan galur baru

2. Antigenic shift ; terjadi apabila 2 virus yang


berbeda dari 2 penjamu berbeda menginfeksi
penjamu lain. Akan menghasilkan virus baru
kemungkinan mampu untuk meginfeksi
penjamu lain termasuk manusia, contoh babi yg
terinfeksi virus flu burung & virus flu human
KELOMPOK RISIKO TINGGI
1.Pekerja pertenakan / pemprosesan
unggas ( termasuk dokter hewan dll )

2.Pekerja lab yg memproses sampel


pasien/ hewan terjangkit

3.Pengunjung peternakan/
pemprosesan unggas dalam 1 minggu
terakhir

4.Kontak dgn penderita flu burung


GEJALA FLU BURUNG PADA
MANUSIA
Gejala sama dgn gejala flu pada umumnya
Infeksi saluran napas akut

Gejala ; demam, suhu diatas 380C sakit


tenggorokan , batuk, beringus, nyeri otot,
sakit kepala, lemas

Dalam waktu singkat dapat menjadi berat


dgn terjadinya pneumonia

Dapat terjadi pada dewasa dan anak


MASA INKUBASI
Masa inkubasi 1-3 hari
Masa infeksius pada manusia : 1 hari
sebelum sampai 3-5 hari sesudah gejala
timbul gejala pada anak dapat sampai 21
hari

Kasus suspek disertai


A. Kultur virus influenza H5N1 (+) atau
B. PCR influenza H5 (+) atau
C. Peningkatan titer antibodi H5
sebesar 4 kali
PENATALAKSANAAN

Pasien dirawat diruang isolasi


- kewaspadaan penularan melalui udara
- selama penularan yaitu 7 hari pertama
setelah timbul gejala
Diruang rawat biasa
- setelah hasil usap tenggorok (-) berulang
kali
dgn PCR atau biakan
- Setelah tak demam 7 hari
- Pertimbangan lain dari dokter
TERAPI :
TERAPI
Pencegahan bagi orang terpajan : Oseltamivir 1 kali 75
mg sehari selama 1 minggu
Amantadine Hidrochlorida (nama dagang : Symmetrel
atau Symadine) atau Rimantidine (nama dagang :
Flumadine)

TERAPI :
Amantadine atau Rimantidine diberikan pada awal infeksi,
sedapat mungkin dalam 48 jam pertama dan diberikan 3-5
hari dg. Dosis 5mg/kg/BB/hari dibagi 2 dosis, bila lebih
45kg diberikan 100mg, 2 kali sehari
Dosis harus diturunkan pada orang lanjut usia dan
mereka yang mengalami penurunan fungsi hati atau ginjal
Obat penghambat neuramidase influenza
PENULARAN
1. Unggas ke unggas, unggas ke manusia
2. Melalui udara yg tercemar virus H5N1 yg
berasal dari :
Kotoran / sekreta burung / unggas yg menderita
flu burung
Penularan dr unggas kemanusia jg tjd jika
manusia tlh menghirup udara yg mengandung
virus flu brng atau kontak langsung dgn unggas
yg terinfeksi flu brngh
Penularan dari manusia kemanusia belum ada
bukti
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Bersihan jalan napas,
berihubungan dengan peningkatan
produksi se
kret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental
akibat influenza. :
Pertukaran gas, kerusakan dapat

dihubungkan dengan gangguan suplai


oksigen (obstruksi jalan napas oleh
sekresi).
Nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan

tubuh dapat dihubungkan dengan


dispnea.
Dx 1
Intervensi:
Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas, misal
mengi, krekels, ronki
Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio
inspirasi/ekspirasi.
Catat adanya/derajat dispnea, mis., keluhan lapar
udara, gelisah, ansietas, distres pernapasan, penggunaan
otot bantu
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, mis., peninggian
kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan minimum, mis., debu,
asap, dan bulu bant
Dorong/bantu latihan napas abdomen atau bibiral yang
berhubungan dengan kondisi individu
Dx 2
Intervensi:
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot
aksesori, napas bibir, ketidakmampuan bicara/berbincang

Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi


yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau
napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi individu.
Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
Dorong mengeluarkan sputum; penghisapan bila diindikasikan
Palpasi fremitus
Awasi tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya perubahan
Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan
kalem. Batasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat di
kursi selama fase akut. Mungkinkan pasien melakukan aktivitas
secara bertahap dan tingkatkan sesuai toleransi individu.
Dx 3
Intervensi:
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat
derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran
tubuh.
Auskultasi bunyi usus
Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan
wadah khusus untuk sekali pakai dan tisu.
Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan
sesudah makan. Berikan makan porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari makanan yang sangat pedas atau sangat dingin
Timbang berat badan sesuai indikasi.
THANKS FOR YOUR
ETTENTION

Anda mungkin juga menyukai