Anda di halaman 1dari 10

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung

hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya
terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui
darah. Oleh karena itu virus ini tidak gampang disebarkan melalui udara saat batuk atau bersin
seperti layaknya virus flu biasa.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1997, peneliti menemukan bahwa virus H5N1 terus
berevolusi dengan melakukan perubahan di zat antigen dan struktur gen internal yang kemudian
dapat menginfeksi beberapa spesies yang berbeda.

Virus yang pertama kali ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan 2001 tidak mudah
ditularkan dari burung satu ke lainnya dan tidak menimbulkan penyakit yang mematikan pada
beberapa binatang. Namun pada tahun 2002, jenis baru virus H5N1 muncul, dikenal dengan
virus H5N1 tipe gen Z yang menjadi tipe gen dominan, yang menyebabkan penyakit akut pada
populasi burung di Hongkong, termasuk disfungsi neurologi dan kematian pada bebek dan jenis
unggas lainnya.

Virus dengan tipe gen inilah yang menjadi epidemic di Asia Tenggara yang menyebabkan
kematian jutaan ekor ayam dan dari 2 sub klas yang tercipta akibat mutasi virus yang selalu
berubah telah menimbulkan korban ratusan manusia yang meninggal dunia. Mutasi yang terjadi
dari jenis virus ini meningkatkan patogen virus yang dapat memperparah serangan virus ke
berbagai spesies dan ditakutkan nantinya mampu menularkan virus dari manusia ke manusia
lainnya. Mutasi tersebut terjadi di dalam tubuh burung yang menyimpan virus dalam jangka
waktu lama di dalam tubuhnya sebelum akhirnya meninggal akibat infeksi.

Mutasi yang terjadi pada virus H5N1 merupakan karakteristik jenis virus influenza, dimana virus
tersebut mampu mengkombinasikan jenis 2 jenis virus influenza yang berbeda yang berada
dalam 1 jenis reseptor pada saat yang bersamaan.

Kemampuan virus untuk bermutasi menghasilkan jenis yang mampu menginfeksi berbagai jenis
spesies adalah karena adanya variasi yang ada di dalam gen hemagglutinin. Mutasi genetik
dalam gen hemaglutinin menyebabkan perpindahan asam amino yang pada akhrinya dapat
mengubah kemampuan protein dalam hemagglutinin untuk mengikat reseptor dalam permukaan
sel.

Mutasi inilah yang dapat mengubah virus flu burung H5N1 yang tadinya tidak dapat menginfeksi
manusia menjadi dapat dengan mudah menular dari unggas ke manusia. Oleh karena itu peneliti
sekarang sedang giat-giatnya mencoba memahami sifat virus ini dan berusaha melakukan
rekayasa genetika dengan memasukkan 2 asam amino virus flu spanyol H1N1 ke dalam
hemaglutinin H5N1 sehingga nantinya virus H5N1 tidak menjadi pandemik yang
membahayakan manusia seperti yang terjadi pada wabah tahun 1918.

Penelitian itu membuahkan hasil yang menggembirakan dimana objek penelitian dapat tetap
sehat meskipun ditempatkan dalam 1 ruangan bersama objek yang sakit.

Gejala pada Manusia


Virus Flu Burung yang pada awalnya diketahui hanya bisa menular antar sesama unggas,
menciptakan mutasi baru yang dapat juga menyerang manusia. Mutasi virus ini dapat
menginfeksi manusia yang berkontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia
yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh yang
lebih lemah, pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas, serta pemilik unggas
peliharaan rumahan.

Masa inkubasi virus adalah 1-7 hari dimana setelah itu muncul gejala-gejala seseorang terkena
flu burung adalah dengan menunjukkan ciri-ciri berikut :

1. Menderita ISPA
2. Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius)
3. Sakit tenggorokan yang tiba-tiba
4. Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot
5. Sakit kepala
6. Lemas mendadak
7. Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat
dapat menyebabkan kematian

Mengingat gejala Flu burung mirip dengan flu biasa, maka tidak ada yang bisa membedakan flu
burung dan flu biasa. Jika ada penderita yang batuk, pilek dan demam yang tidak kunjung turun,
maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter atau rumah sakit terdekat.

Penderita yang diduga mengidap virus Flu burung disebut penderita suspect flu burung dimana
penderita pernah mengunjungi peternakan yang berada di daerah yang terjangkit flu burung, atau
bekerja dalam laboratorium yang sedang meneliti kasus flu burung, atau berkontak dengan
unggas dalam waktu beberapa hari terakhir.

Kasus probable adalah kasus dimana pasien suspek mendapatkan hasil tes laboratorium yang
terbatas hanya mengarah pada hasil penelitian bahwa virus yang diderita adalah virus jenis A,
atau pasien meninggal karena pneumonia gagal.

Sedangkan kasus kompermasi adalah kasus suspek atau probable dimana telah didukung dengan
hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan bahwa virus flu yang diderita adalah positif
jenis H5N1, PCR influenza H5 positif dan peningkatan antibody H5 membesar 4 kalinya.

Namun, gejala yang dimunculkan oleh virus H5N1 ini berbeda-beda dimana ada kasus seorang
anak laki-laki yang terinfeksi virus H5N1 yang mengalami diare parah dan diikuti dengan koma
panjang tanpa mengalami gejala-gejala seperti influenza, oleh karena itu pemeriksaan secara
medis penting dilakukan terutama bila mendapati timbulnya gejala penyakit yang tidak wajar.
Gejala Unggas Terinfeksi Flu Burung

Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok
tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri
dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya
unggas-unggas peliharaan mereka. Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan
pada tahun 1997 di Hong Kong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia
sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada
manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan.

Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia
melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang
dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti
sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang
tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar.

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang
ditemukan pada unggas tersebut yaitu :

1. Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan


2. Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut
dengan kaki kerokan
3. Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
4. Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
5. Timbulnya diare berlebih
6. Cangkang telur lembek
7. Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu

Cara-Cara Penularan Flu Burung

Flu burung terdengar sangat mengerikan, mengingat banyak korban jiwa yang sudah jatuh
karenanya. Mengetahui tentang mekanisme penularan sebuah penyakit akan membuat kita jauh
lebih waspada akan penyakit tersebut. Dengan mengetahui secara detail tentang penularan
penyakit flu burung, kita akan bisa mengetahui cara-cara untuk menghindarinya dengan tepat,
tanpa membuat aksi yang berlebihan. Berikut ini cara-cara penularan flu yang disebabkan oleh
virus H5N1 ini.

1. Secara garis besar, kita pasti mengetahui bahwa kontak langsung dengan sumber penyakit
akan membuat kita terjangkit. Hal yang sama juga berlaku pada penyakit flu burung.
Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa vektor utama penyakit ini adalah
unggas. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit, atau produk dari unggas sakit
tersebut akan membuat Anda tertular. Pencegahan yang dilakukan hanya bisa dilakukan
dengan membakar bangkai hewan tersebut. Akan tetapi, metode pembakaran yang
digunakan harus tepat guna mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain.
Material-material tersebut masih memiliki potensi menularkan virus H5N1. Cara yang
dianggap lebih efektif adalah dengan mengubur bangkai ternak tersebut dalam-dalam.
2. Media lain untuk menularkan penyakit flu burung ini adalah lingkungan sekitar. Jika
Anda tinggal di sekitar kandang ternak unggas, atau memiliki burung peliharaan yang
tiba-tiba mati, waspadalah. Udara sekitar kandang sangat mengandung berbagai material
yang ada dalam kotoran ternak. Jika unggas terjangkit virus H5N1, bisa dipastikan bahwa
udara sekitar sudah mengandung virus flu burung tersebut. Udara dan peralatan yang
tercemar kotoran ternak unggas akan menjadi media perantara penularan virus H5N1
yang sangat baik.
3. Penularan flu burung juga dapat terjadi dengan perantara manusia. Akan tetapi, disinyalir
penularan lewat manusia merupakan media yang sangat tidak efektif. Kasus penularan
lewat manusia sangat jarang terjadi. Virus H5N1 berbeda karakter dengan virus H1N1
penyebab flu babi yang sangat efektif ditularkan lewat manusia. Meski begitu, tetaplah
waspada jika Anda berada didekat pasien flu burung.
4. Cara lain penularan flu burung adalah melewati produk dari ternak unggas. Sebagian
orang memilih mengkonsumsi produk unggas mentah atau tidak dimasak sempurna.
Fillet ayam, telur mentah dan beragam produk mentah unggas dapat menjadi media
menularkan virus H5N1 pada pengkonsumsinya. Virus flu burung ini akan mati apabila
produk unggas tersebut dimasak secara sempurna (benar-benar matang).Mengkonsumsi
daging setengah matang dan telur setengah matang masih berpeluang terjangkit virus flu
burung ini jika unggas yang dipotong sudah terjangkiti oleh virus ini. Untuk itu, jika
Anda akan mengkonsumsi unggas yang berasal dari daerah yang dicurigai terjangkiti
virus H5N1, pastikan daging atau telur unggas tersebut dimasak hingga benar-benar
matang hingga aman untuk dikonsumsi

Pengobatan Flu Burung

Penanganan flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti
Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit
yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.

Jenis obat penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine
dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari
virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus tidak
dapat berkembang biak.
Sayang sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus terhadap
zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat, 16-35% dari virus akan
resisten karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis ini tidak
dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep dokter, karena
dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan munculnya jenis virus baru yang
lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.

Jenis obat yang kedua adalah Neurimidase (NA) inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan
Oseltamivir, dengan protein NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam
sel, sehingga virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di
permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang kedua ini tidak
menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion channel blocker.

Hingga sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang dapat
mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu bermutasi maka dirasa
penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat melawan jenis virus H5N1 yang sekarang
walaupun dirasa dapat efektif untuk mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.

Walaupun penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan
klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang esensial untuk
mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.

Walaupun begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan
beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak perlu panik dan
berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan


dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
2. Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar
supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
3. Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
4. Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5. Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan
membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Yang paling penting adalah :

1. Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran


virus
2. Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk
memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
3. Laporkan kejadian flu burung ke Pos Komando Pengendalian Flu Burung di nomor 021-
4257125 atau dinas peternakan-perikanan dan dinas kesehatan daerah tempat tinggal
anda.
Sumber : http://fluburung.org

Pencegahan

PENTING YANG HARUS ANDA KETAHUI DARI FLU BURUNG DARI WHO

Petunjuk bagi penduduk yang tinggal di daerah yang tertular flu burung

Penyebaran flu burung di daerah yang tertular bisa dicegah

- orang sebaiknya menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainnya kecuali sangat
perlu. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi oleh flu burung.

-      Anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi karena mungkin mereka bermain di tempat di
mana unggas berada.

Ajarilah anak anak untuk mengikuti petunjuk berikut:

-      Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulu bulunya, kotoran maupun
limbahnya.

-      Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesayangan.

-      Cucilah tangan dengan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan unggas.

-      Jangan tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas.

-      Jangan memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu tempat ke tempat
lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.

-      Menangani unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa memindahkannya ke
luar dari area tersebut.

-      Jangan memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan keluarga maupun
hewan peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan unggas tersebut untuk makanan adalah
berbahaya.

Apabila anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular, seperti misalnya
menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang lain, atau berjalan di atas tanah di
mana ada kotoran unggasnya:

-      Cucilah tangan sampai bersih memakai air dan sabun sesudah setiap kontak.

-      Lepaskan sepatu di luar rumah dan dibersihkan.


-      Periksa suhu tubuh anda sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila anda demam ( di atas 37.5
oC), periksakan diri anda ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera. Penanganan
yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu burung atau unggas yang mati
merupakan kontrol yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit.

-      Anak anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.

-      Apabila anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung, seperti
masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung tangan.. Apabila peralatan tersebut tidak
tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata,
gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada
pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa dicuci.

-      Apabila anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan tidak yakin
situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan serahkan penangan unggas tersebut
kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun atau kandang ayam akan membantu menghambat
penyebaran penyakit.

-      Apabila mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu dekontaminasi kebun
atau kandang ayam.

-      Apabila hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri, pakailah
perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan bagian bagian lain yg tidak
tertutup pakaian.

-      Unggas yang mati harus dikubur dengan aman (lihat bab berikutnya)

-      Pembersihan yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang tertinggal di
kandang.

-      Virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic, jadi melalui
pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang amat penting. Semua bahan organic
harus disingkirkan dari kandang ayam sedapat mungkin.

-      Oleh karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara unggas sulit
untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya ditiadakan dari area tersebut selama
paling sedikit 42 hari untuk membiarkan radiasi ultraviolet menghacurkan sisa sisa virus. Periode
pengosongan ini perlu diperpanjang pada musim dingin (hujan).

-      Penyemprotan desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun maupun pada tanah
hampir tidak ada gunanya, karena bahan kimia tersebut akan diinaktifkan oleh bahan organic.
Pengupasan lapisan tanah biasanya tidak dianjurkan kecuali bila kontaminasi feses pada tanah
tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan feses/kotorannya harus dikubur.

-      Sedapat mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat bagaimana cara
mengubur bangkai unggas dengan aman.
-      Pada waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak menimbulkan
debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah
bangkai unggas dan fesesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter.

-      Setelah bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh area dengan seksama
menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa dimatikan oleh berbagai jenis deterjen dan
desinfektan. Pakaian pelindung yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau
dimusnahkan.

-      Setelah area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan cucilah tangan
dengan air dan sabun.

-      Cucilah pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat. Jemurlah dibawah sinar
matahari.

-      Letakkan sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan dimusnahkan ke dalam
kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.

-      Bersihkan semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya sepatu boot dan
kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi jangan lupa untuk mencuci tangan
setelah memegang benda benda tersebut.

-      Benda benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus dimusnahkan.

-      Bersihkan badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.

-      Hati hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang terkontaminasi, atau
mengotori lagi area yang telah dibersihkan.

-      Yang paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda yang
terkontaminasi. Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.

-      Setelah berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya: peternakan, pasar, kebun
tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu sebaik mungkin menggunakan air dan sabun.

-      Pada saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang terpercik ke wajah
atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk melindungi tangan, lindungi mata dengan kaca mata
atau goggles, tutuplah hidung dan mulut dengan kain/ saputangan.

-      Tinggalkan sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin sepatu tersebut
sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita gejala flu/pilek sebaiknya lebih berhati
hati.

-      WHO percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu manusia pada area
yang terkena flu  burung. Apabila flu manusia dan flu burung saling kontak, ada resiko
terjadinya pertukaran materi genetis yang bisa menimbulkan terbentuknya jenis virus baru.
-      Setiap orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan kotoran dari
hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang lain, terutama anak anak, untuk
mencegah penularan flu manusia.

-      Tutuplah hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue dan dibuang
setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal ini juga.

-      Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh kotoran hidung atau
mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.

-      Anak anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan tangan yang masih
kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan setelah batuk, bersih dan menyentuh benda
benda yang kotor.

-      Laporkan ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan apabila anda
menderita demam dan atau gejala seperti flu.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan apabila mengunjungi teman/saudara yang


dirawat di rumah sakit

-      Apabila anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti petunjuk dari petugas
rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk masker, jas laboratorium, sarung
tangan dan goggles (pelindung mata).

-      Pakaian pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara langsung dengan
pasien atau lingkungan di mana pasien berada.

-      Pastikan bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda. Apabila tidak,
bicarakan dengan petugas rumah sakit.

-      Pada waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan semua pakaian
pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan sabun.

-      Di daerah tertular, di mana adanya flu burung telah dipastikan, jangan mengkonsumsi
daging ayam yang berasal dari ayam yang sakit atau mati.

-      Di daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau mati untuk
makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam yang berasal dari daerah tertular
jangan dimanfaatkan untuk makanan.

Di daerah sekitarnya (yang berdekatan dengan daerah tertular) beberapa tindakan


pencegahan perlu dilakukan.

-      Secara umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
-      Untuk memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda maupun lingkungan di
rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses maupun kotoran lain yang berasal dari unggas
tersebut. Tanyakan ke petugas peternakan setempat mengenai prosedur pemotongan unggas yang
benar.

-      Untuk pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori anda maupun
lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan merendam unggas tersebut di dalam
air panas sebelum mencabuti bulunya.

-      Untuk membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar agar tidak
mengotori lingkungan tempat tinggal anda.

-      Jangan menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya: mengusap mata) pada
saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di atas, kecuali setelah anda mencuci tangan
dengan air dan sabun.

-      Lakukan semua tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa unggas atau produk asal
unggas diproses dengan benar dan aman untuk di konsumsi.

-      Ayam diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya: sudah tidak ada lagi
cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman untuk di makan. Tetapi perlu diingat bahwa
apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang
memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu
dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.

-      Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian dalam
telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur harus ditangani dengan hati hati.
Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai
matang (direbus selama 5 menit pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu burung
apabila dimakan.

-      Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling
sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.

Anda mungkin juga menyukai