Anda di halaman 1dari 67

CURRICULUM VITAE

Nama : Nur Intan Hayati Husnul Khotimah M.Kep, CWCCA, CHT


Tempat ,Tanggal Lahir : Bandung 14 April 1980
Pendidikan : Magister Keperawatan Kritis UNPAD
Pekerjaan : Dosen STIKES Bhakti Kencana Bandung
Golongan/Ja.Fung : III C / Lektor (Tersertifikasi Dosen Nasional- sejak 2012)
Jabatan Organisasi : 1. Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES BK Bandung
2. Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Himpunan Perawat Gawat Darurat
Indonesia (HIPGABI) Prov. Jawa Barat
3. Assesor BKD LLDIKTI
Penghargaan Riset Yg diraih : 1. Penelitian dari Dikti (2011)
2. Hibah Penelitian dari DIPA DP2M Dikti (2014)
3. Hibah Penelitian dari BP3 IPTEK Prov Jabar (2015)
4. Hibah Penelitian dari BP2KSI (Kementrian Perikanan dan Kelautan) (2016)
Kegiatan PengMas : 1. Tim Kesehatan PON XIX dan Papernas XV Prov. Jabar (2016)
2. Pelatih , Fasilitator, Instuktur Emergency Nursing , HIPGABI JABAR
3. Pelatih dan Fasilitator Clinical Instruktor dan Preseptor
MANAJEMEN TRIASE PREHOSPITAL DENGAN
SYSTEM SIMPLE TRIAGE AND RAPID TREATMENT
(START) DALAM PENATALAKSANAAN KORBAN
MASAL SAAT BENCANA

“Seminar Kesehatan Upaya Tenaga Kesehatan Dalam


Menghadapi Dampak Bencana 16 Maret 2019"

Disampaikan Oleh :
Nur Intan Hayati H.K S.Kep.,Ners.M.Kep
BENCANA
BENCANA TIDAK TERJADWAL
TERJADI MENDADAK
SUMBER DAYA TERSEDIA JAUH
DIBAWAH KEBUTUHAN
MEMERLUKAN KOORDINASI
KLASIFIKASI – BENCANA :
5 / 19

 BENCANA TK.I : KORBAN < 50 ORANG

 BENCANA TK.II: KORBAN 51-100 Org.

 BENCANA TK III: KORBAN 101-300 Org

 BENCANA TK IV: KORBAN > 300 Org.


PENDAHULUAN

 INDONESIA dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya


berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan alam dan Non
alam
 Bencana sering mengakibatkan terjadinnya korban masal 
petugas harus dapat melakukan yang sebaik-baiknnya terhadap
sebanyak-banyaknnya korban bencana (Konsep Dasar TRIASE)
kunci dasar kesehatan
 Petugas kesehatan garda terdepan perlu memahami dan mampu
melakukan pengenalan (RAIN), penilaian suatu insiden, TRIASE
WHAT IS

TRIASE, RAIN

?
PENGENALAN INSIDEN DALAM FASE
TANGGAP DARURAT
Pengenalan insiden dalam tanggap darurat merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan dapat dilakukan
dengan bantuan akronim RAIN :
 R ; Recognize the hazard or threat (kenali ancaman atau
bahaya
 A ; Avoid the hazard, contaminant, or injury (Hindari
bahaya, kontaminasi, dan cedera)
 I ; Isolate the hazard area/isolasi area yang berbahaya

 N ; Notify the appropriate support (laporkan kepada


pihak /pendukung yang tepat
KUNCI DASAR PENGELOLAAN
KORBAN MASAL

Prioritas utama di lokasi bencana adalah untuk menyelamatkan


korban yang terluka. Karena terbatasnya waktu untuk
menyelamatkan hidup, maka perlu ditentukan prioritas dalam
menyelamatkan orang yang sakit dan terluka dengan melakukan

Triase.
PENGERTIAN
TRIAGE
Berasal dari bahasa Francis yg berarti “pemilahan”.

Proses pemilahan penderita berdasarkan tingkat kegawatan dan kebutuhan


akan pertolongan life saving

Triase Bencana adalah suatu sistem untuk menetapkan prioritas perawatan


medis berdasarkan berat ringannya suatu penyakit ataupun tingkat
kedaruratannya, agar dapat dilakukan perawatan medis yang terbaik kepada
korban yang sebanyak-banyaknya, di dalam kondisi dimana tenaga medis
maupun sumber-sumber materi lainnya serba terbatas.

Tujuannya mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi


segera (perawatan di lapangan) dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan darurat (life saving surgery) (PMI, 2013).
TRIAGE

 Triase dibagi menjadi dua, yaitu Triage lapangan dan


Triage di Rumah Sakit (RS).
 Triase dalam Rumah Sakit biasanya dilakukan oleh
perawat atau dokter instalasi gawat darurat sedangkan
 Triage lapangan, harus dilakukan oleh seorang first
responder (yang pertama kali menangani bencana).
 Prisip Keperawatan Bencana adalah “Memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik kepada sebanyak
mungkin korban dalam kondisi terbatasnya sumber daya”.
TAHAP KEGIATAN / PENANGANAN
Dengan “ TRIAGE SYSTEM “
12 / 19

I. AWARENESS STAGE ( Tahap Siaga )


Tahap mengetahui adanya Bencana
II. INITIAL ACTION STAGE ( Tahap aksi awal )
Tahap pengolahan informasi  Pengiriman team Adju
III. PLANING STAGE ( Tahap perencanaan )
Pecatatan data lapangan : Brp.korban ? Brp.keb.ambulan ?
Logistik ? , Tenaga medik / Non medik ? Dll.
IV. OPERASIONAL STAGE ( Tahap operasional )
V. FINAL STAGE ( Tahap akhir tugas )
- Pencatatan & Pelaporan - Evaluasi
TAHAP PENANGANAN BENCANA
 TAHAP I Triase (Triage) sangat penting dilakukan, untuk
mengkategorikan korban luka saat bencana berdasarkan tingkat
keparahannya (luka ringan, sedang, dan berat) dan menyiapkan
perawatan medis sesuai dengan prioritasnya.
 TAHAP II Menyeleksi antara korban-korban yang memerlukan
perawatan medis darurat (Treatment)
 TAHAP III Korban yang bisa dibawa pulang, dengan korban-
korban yang harus dipindahkan ke lokasi lain (Transportation) untuk
mendapatkan perawatan medis khusus.

Ketiga ”T” yang telah disebutkan tadi merupakan ”3T Bencana”


(Triage, Treatment dan Transportation) dan akan menjadi kunci dalam
menyelamatkan lebih banyak orang pada saat bencana.
PRINSIP TRIASE
 Triase umumya dilakukan untuk seluruh pasien.
 Waktu untuk Triase per orang harus tidak lebih dari
30 detik.
 Prinsip utama Triase adalah melaksanakan prioritas
dengan urutan “Nyawa“ > Fungsi“ > “Penampilan“
 Pada saat melakukan Triase, maka kartu triase
akan dipasangkan kepada korban luka untuk
memastikan urutan prioritasnya.
 Triase dilakukan secara berulang-ulang.
Mengapa Dibutuhkan Triage?
Mengapa Dibutuhkan Triage?

BENCANA
Mengapa Dibutuhkan Triage?

BENCANA
Mengapa Dibutuhkan Triage?
Selamat

BENCANA Luka Ringan

Luka Berat
Mengapa Dibutuhkan Triage?

BENCANA
BENCANA
Sudah Penuh!!!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Yang tidak terluka,
belakangan saja!!
Yang luka berat dulu!
Siapa yg memeriksaku?

Bisa diperiksa, tapi


tidak bisa di-opname!

Pergi ke tempat lain


saja…
Tujuan dalam situasi dengan jumlah
korban banyak adalah :

MELAKUKAN YANG TERBAIK


UNTUK JUMLAH TERBANYAK
Triage adalah proses yg :

 Dinamis

 Cepat

 Aman

 Berhasilguna
Dokumentasi Triase
 Masukkan informasi dasar : nama, waktu cedera, penyebab
cedera, first aid yang telah diberikan

 Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, respirasi, neuro

 Diagnosis : concise dan lengkap

 Kategori triase

 Urutan tindakan pre-operasi yang lengkap


“3T Principle”
Pos Medik lapangan

 Tag/Label

 Treat/Rawat

 Transfer/Evakuasi
Siapa
Pelaksananya?
Pada prinsipnya,
DOKTER

Tetapi, kalau di
LOKASI BENCANA..

Siapa saja
Harus Bisa!
TRIASE LAPANGAN (3 TINGKAT)

 Triase di tempat;
Triase dilakukan di tempat korban ditemukan atau tempat penampungan
korban , dilakukan oleh tenaga awam terlatih yang lebih dahulu berada di
lokasi, seperti polisi dan pemadam kebakaran. Setiap korban diberi tanda
sesuai tingkat kegawatdaruratannya yang dapat berupa pita berwarna
(merah untuk gawat darurat, hijau untuk non gawat darurat dan hitam untuk
korban meninggal).
 Triase medik;

Triase ini dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih serta berpengalaman
di pos medis lapangan dan pos medis depan dengan tujuan untuk
menentukan tingkat perawatan yang dibutuhkan oleh korban.
 Triase evakuasi.

Triase ini ditujukan pada korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut
di rumah sakit dengan sarana yang lebih lengkap atau pos medis
belakang.  komunikasi kanke t4 rujukan
METODE TRIASE BENCANA
1. START , JUMP START
2. SALT
METODE TRIAGE
(METODE START)
Simple Triage And Rapid Treatment

- Penilaian pertama tidak lebih


dari 30 detik / orang.
- Konsentrasi utk laksanakan
Triage, tidak lakukan
pengobatan
ARUR KERJA METODE START
Anak 1-8th: Bisa
RINGAN
<15/min atau >40/min berjalan
atau pernapasan tidak stabil
dianggap PARAH. Pernapasan
Anak 1-8th:
Yes No
15~
Jika pernapasannya
40/min & Stabil, check Bebaskan jalan napas
> 30/min < 30/min peredaran darah.

check Peredaran Bernapas Tdk Bernapas


PARAH
PARAH MATI
Tdk ada denyut CRT Ada denyut nadi
nadi radialis radialis Anak: diagnosa
dengan respons
>2detik <2detik kesadaran terhadap rasa sakit
PARAH
Ada respons perintah
Tidak ada Respons sederhana

PARAH SEDANG
Dasar Triage:

・Check pernapasan
・Check pernapasan lagi
sesudah menjaga arus pernapasan
・Check Peredaran (denyut nadi & Branch test)
・Check kesadaran
・Check respons

Yang penting adalah LATIHAN supaya ASESMEN


tersebut bisa dilaksanakan dengan TEPAT & BENAR.
START Triage
START
 Stein, L., 2008 menjelaskan Sistem START tidak harus dilakukan oleh
penolong yang sangat terampil.
 Bahkan, dapat dilakukan oleh penolong dengan Kompetensi pelatihan
tingkat pertolongan pertama.
 Tujuannya adalah agar dapat dengan cepat mengidentifikasi individu
yang membutuhkan perawatan, waktu yang dibutuhkan untuk triase setiap
korban kurang dari 60 detik.
 START membagi korban menjadi 4 kelompok dan masing-masing
memberikan mengelompokkan warna.
 START triase memiliki tag 4 warna untuk mengidentifikasi status korban.
Langkah pertama adalah meminta semua korban yang membutuhkan
perhatian untuk pindah ke daerah perawatan. Ini mengidentifikasi semua
korban dengan luka ringan yang mampu merespon perintah dan berjalan
singkat jarak ke area pengobatan. Ini adalah GREEN kelompok dan
diidentifikasi untuk pengobatan delayed, mereka memang membutuhkan
perhatian.
START
 Jika kelompok merasa memerlukan pengobatan mereka sendiri akan menyebarkan ke pusat
layanan kesehatan pilihan mereka. Langkah selanjutnya menilai pernapasan. Jika RESPIRASI lebih
besar dari 30 tag korban sebagai RED (Immediate), jika tidak ada respirasi, lakukan reposisi
untuk membuka jalan napas. Jika tidak ada RESPIRASI setelah reposisi untuk membuka jalan
napas, tag korban BLACK (mati). Jika tingkat pernapasan kurang dari 30 bpm, periksa denyut
nadi radial dan Capilary Refill Time (CRT) kapiler. Jika tidak ada nadi radial (tidak terteraba)
atau jika CRT lebih besar dari 2 detik, tag korban RED (Immediate). Jika ada perdarahan yang
jelas, maka kontrol perdarahan dengan tekanan. Minta orang lain (termasuk korban GREEN) untuk
menerapkan tekanan dan melanjutkan untuk triase dan tag individu. Jika ada nadi radial, nilai
status mental korban dengan meminta mereka untuk mengikuti perintah sederhana seperti
meremas tangan. Jika mereka tidak bisa mengikuti perintah sederhana, maka tag mereka RED
(Immediate) dan jika mereka dapat mengikuti perintah sederhana, maka tag mereka YELLOW
(delayed).

 Algoritma dibawah ini mambantu lebih mudah memamhami alur sistim START dengan Pemeriksaan
tiga parameter : pernapasan, perfusi dan status mental. kelompok dapat dengan cepat
diprioritaskan atau disortir menjadi 4 kelompok warna berdasarkan apakah mereka
membutuhkan intervensi langsung yang kelompok RED, intervensi tertunda (sampai satu jam) yang
merupakan kelompok YELLOW, luka ringan dimana intervensi dapat ditunda hingga tiga jam yang
adalah kelompok GREEN dan mereka yang mati yang kelompok BLACK. Pada kelompok
YELLOW dan GREEN perlu dinilai kembali untuk menentukan apakah status mereka berubah.
JUMPSTART
 Anak-anak memiliki nilai rentang normal yang berbeda dari yang pernapasan
tergantung pada usia mereka, sehingga metode START berdasarkan tingkat pernapasan
30 tidak akan sesuai untuk anak-anak.
 Selain itu, anak-anak lebih cenderung memiliki masalah pernapasan utama sebagai
lawan masalah kardiovaskular dan anak-anak yang tidak bernapas mungkin hanya
memerlukan pernapasan buatan untuk diresusitasi.
 Selain itu, anak-anak mungkin tidak mudah dibagi sesuai dengan yang dapat berjalan
kaki ke lokasi yang ditunjuk karena perkembangan, keterampilan, kesediaan mereka
untuk meninggalkan orangtua terluka dan kecenderungan orang tua untuk membawa
anak.
 Hal ini digunakan secara luas di Amerika Serikat dan Kanada dan merupakan
modifikasi sistem START.. Alat ini digunakan untuk anak-anak usia 1 dan 8 tahun. Mungkin
tidak mudah untuk menentukan usia anak sehingga korban tampak masih anakanak maka
menggunakan JUMPSTART dan jika korban terlihat seperti orang dewasa muda
menggunakan START. Modifikasi dan penilaian tambahan akan diperlukan untuk anak-
anak kurang dari usia 1 tahun, dengan keterlambatan perkembangan, cacat kronis atau
cedera terjadi sebelum kejadian. (Jumpstart, 2008 dalam Stein, L., 2008)

Triage Tag/label
Triage Tag/label
Triage Tag/label
KARTU TRIAGE

Depan Belakang
49 / 19
SMART TAG-TRIAGE TAG
FLAGGING TAPE
TRIAGE MATTRAS
TRIAGE BAG
Kategori Triage
Tingkat Warna kode kategori Keadaan penyakit / luka
Kelompok Keadaan krisis nyawa, terlihat
utama utk gejala yg segera ditangani seperti
1 Ⅰ pengobatan saluran pernapasan tersumbat,
sesak napas, pendarahan, shock,
gangguan kesadaran, dll.

Kelompok Kelompok yg tidak bermasalah


yg bisa ditunggu beberapa jam. Vital sign-
2 Ⅱ menunggu nya stabil.
sementara
Kelompok Kebanyakan korban luka yg bisa
3 Ⅲ yg bisa berjalan kaki sendiri dan cukup
ditangguhkan dengan pengobatan jalan/kontrol.

Kelompok yg Semakin berkurang respons hidup


sudah mati / atau sudah meninggal
4 0 tidak bisa
diselamatkan
PRIORITAS PENANGANAN KEDARURATAN
56 / 19
PD.KEADAAN BENCANA / TRIAGE SYSTEM

1. PRIORITAS : I ( WARNA MERAH )

- Henti nafas
- Henti jantung
- Perdarahan besar
- Tidak sadar
- Luka terbuka di dada & perut
- Fraktur pd.daerah : * Pelvis, Dada, Cervical
- Syock
- Luka bakar ( yg.mengenai air way ).
2. PRIORITAS : II ( WARNA KUNING )

57 / 19
 Luka Bakar luas : grade II > 30 %
grade III > 10 %
 Luka Bakar pd.daerah vital : Kemaluan, Air way Dll.
 Perdarahan besar
 Fraktur Spinal
 Luka di Kepala / Subdural hematom dengan :
- muntah
- perdarahan telinga / mulut / hidung
- nadi < 60 x / menit
- nafas tidak teratur
- lemah, reflek < , rangsangan - / <
3. PRIORITAS : III ( WARNA HIJAU )
58 / 19

 Fraktur ringan dgn. Perdarahan <<


 Lacerasi / benturan ringan
 Histeris
 Luka bakar ringan
 Sadar
4. PRIORITAS : IV (
WARNA PUTIH/ HITAM ) HOPELESS
59 / 19

 Luka Bakar grade II / III > 40 %


 Multiple Injury pd : Kepala, Dada & Cervical
 Trauma kepala dgn.otak keluar
 Spinal injury dgn.tidak ada lagi respon/reflek
 Korban luka parah pada usia > 60 Thn
5.PRIORITAS : V ( WARNA HITAM )
60 / 19

 MENINGGAL DUNIA
Triage (ketenagaan)

Team SAR Tenaga non medis


Tenaga medis
Polisi/PMK Tenaga medis Team medis
Tenaga non medis
Relawan Team ambulance
Pos I Pos medis
Pos lapangan
Menjauhi bahaya Lanjutan/depan

RED AREA YELLOW AREA GREEN AREA OPD/IPD/OT etc

Triage I Triage II Triage III Triage IV


POS PELAYANAN MEDIS LANJUTAN

NON AKUT

NON Hitam Hijau


AKUT

AREA

TRIASE Evakuasi

AKUT

Merah Kuning

AKUT
KEBERHASILAN PENANGANAN KORBAN MASSAL
DGN.TRIAGE SYSTEM
Tergantung dari = :
66 / 19

 1. ORGANISASI ( Struktural tugas )


 2. FASILITAS ( Sarana & Prasarana )
 3. KOMUNIKASI ( Alat, Jejaring & Prosedur )
 4. DATA ( Sumber Daya Manusia )
 5. PENANGANAN Operasional :
- Pra- Rumah Sakit
- Intra Rumah Sakit
- Antar Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana, Jakarta
 Departemen Kesehatan R.I. 2009. Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan,
www.ppk-depkes.org
 Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2016, Kebijakan Dinkes Dalam Penanggulangan Bencana Di
Jawa Barat, Bandung
 International Council Nursing (ICN), Center of Excellence (COE); Nursing Emergency
Preparedness Education Coalition (NEPEC) : Position Statement. Nurses and Disaster
Preparedness. Dapat diakses di www.icn.ch/ psdisasterprep01.htm .
 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan
Bencana, Jakarta
 Peraturan Menteri Dalam Negeri , 2006, Pedoman Umum Mitigasi Bencana , Nomor : 33
Tahun 2006, Jakarta
 Perry &Potter, 2009, Fundamental of Nursing, Sevent Edition (7 th edition), Singapore;
Mosby elsevier
DAFTAR PUSTAKA
 R. Siti Maryam, 2012, Disaster Nursing, Prodi Keperawatan Persahabatan
 Savage, C., & Kub, J. (2009). Public health and nursing: A natural partnership. International Journal
of Environmental Research and Public Health, 6, 28432848.
 Sutopo Purwo Nugroho, 2016 , Evaluasi Penanggulangan Bencana 2015 Dan Prediksi Bencana
2016, Jakarta; Badan Nasional Penanggulangan Bencana
 Tri Wahyu Murni, 2010, Natural Disaster (Bencana Alam), Bandung: Universitas Padjadajaran
 Yati Nur Azizah, Retty Ratnawati, Setyoadi, 2015, Pengalaman Perawat Dalam Melakukan Penilaian
Cepat Kesehatan Kejadian Bencana Pada Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Kelud Tahun
2014 Di Kabupaten Malang (Studi Fenomenologi) , Jurnal Ilmu Keperawatan – Volume 3, No. 2,
dapat diakses di www.jik.ub.ac.id
 Zarea, K., S. Beiranvand, et al. (2014). "Disaster Nursing in Iran : Challenges and Opportunities."
Elsevier: 7.
 Sofyana Haris, 2017, Modul Manajemen TRIASE pra hospital dalam penanganan korban masal,
HIPGABI Provinsi Jabar

Anda mungkin juga menyukai