Tanda-tanda vital atau vital sign adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal
dan untuk menilai respon terhadap intervensi.
a. Tekanan darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat di ukur
melalui nilai sistolik dan diastolik. Tekanan darah dapat diukur dengan alat
sphygmomanometer dan stestoskop untuk mendengar denyut nadi.
b. Denyut Nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor
yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
c. Suhu Tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat
panas suatu benda/makhluk hidup.
Suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah
termometer. Jenis2 termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh
adalah termometer air raksa dan digital.
d. Pernafasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit.
Faktor yang mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubu
5) Aktivitas
Interpretasi
a. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
b. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
c. Apnea : Bila tidak bernapas.
2. Triase IGD
a. Pengertian Instalasi Gawat Darurat
Pengertian Intalasi Gawat Daurat (IGD) rumah sakit adalah salah satu
bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang
menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan mengenai Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit yang tertuang dalam Kepmenkes RI
No. 856/Menkes/SK/IX/2009 untuk mengatur standarisasi pelayanan gawat
darurat di rumah sakit. Guna meningkatkan kualitas IGD di Indonesia perlu
komitmen Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dengan ikut
memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa dalam penanganan
kegawatdaruratan dan life saving tidak ditarik uang muka dan penanganan gawat
darurat harus dilakukan 5 (lima) menit setelah pasien sampai di IGD.
b. Pengertian Triase
Triase adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien atau kegawatanya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (response time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu < 10 menit. Penggunaan
awal kata “trier” mengacu pada penampisan screening di medan perang. Kata ini
berasal dari bahasa Perancis yang berarti bermacam macam dalam memilah
gangguan. Dominique larrey, ahli bedah Napolleon Bonaparte yang pertama kali
melakukan triase. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien
terhadap hampir 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) setiap tahunnya (Pusponegoro, 2010).
Triase memiliki fungsi penting di Instalasi Gawat Darurat (IGD), di mana banyak
pasien dapat hadir secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
pasien dirawat sesuai urutan urgensi klinis mereka yang mengacu pada kebutuhan
untuk intervensi waktu-kritis. Urgensi klinis tidak identik dengan kompleksitas atau
tingkat keparahan. Triase juga memungkinkan untuk alokasi pasien untuk penilaian
dan pengobatan daerah yang paling tepat, dan memberikan kontribusi informasi yang
membantu untuk penanganan kasus lebih lanjut (ACEM, 2005).
c. Metode START
Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori :
1) Prioritas 1 – Merah
Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis
keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pernapasan, perdarahan berat
atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental
2) Prioritas 2 – Kuning
Merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang
mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan
alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung.
3) Prioritas 3 – Hijau
Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai
‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.
4) Prioritas 0 – Hitam
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan.
Pelaksanaan triage dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas.
Tanda triage dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatan dengan
bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah
ditentukan. Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka label lama
jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang yang baru.