Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DI RUANG KELAS

DENGAN KELELAHAN MATA PADA MAHASISWA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
DI KAMPUS STIKes KUNINGAN TAHUN 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di tempat kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja seperti : faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, dan
faktor psikologi. (Noorhidayah, 2019)
Beberapa faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi kinerja
antara lain suhu dan kelembaban serta pencahayaan. Ketika melakukan
pekerjaan, maka mata pekerja akan secara langsung berinteraksi dengan
lingkungan kerjanya. Oleh sebab itu, diperlukan pencahayaan yang
memadai untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Kurangnya pencahayaan
dapat berdampak negatif pada mahasiswa. Dampak yang paling signifikan
adalah terjadinya kelelahan mata. (Kristanti & Rezalti, 2022)
Menurut Suma’mur (2009) penerangan merupakan salah satu
faktor fisik yang ada di tempat kerja, penerangan yang buruk dapat
mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja,
kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala
di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatkan kecelakaan
kerja. (Odi et al., 2018)
Kelelahan mata atau asthenopia yaitu gejala yang diakibatkan oleh
upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi yang
kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Gangguan ini
ditandai dengan penglihatan yang buram, kabur, ganda, sulit dalam
membedakan warna, mata merah, mata sering perih, sering gatal, sering
terasa tegang, mata yang mudah ngantuk, berkurangnya kemampuan
akomodasi serta disertai dengan gejala sakit kepala. (Wiraanjani &
Griadhi, 2019)
Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena otot –
ototnya yang dipaksa bekerja kerasa terutama saat haru melihat objek
dekat dalam jangka waktu yang sangat lama. Kelelahan mata akibat dari
pencahayaan yang kurang baik serta tata letak proyektor yang tidak
standar di ruangan akan meujukan gejala kelelahan mata terasa berat,
terasa ada tekanan dalam mata, mata sulit dibiarka terbuka, merasa enak
jika kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit,
perasaan mata berkedip , penglihatan kabur, tidak bisa ndifokuskan,
penglihatan terasa silau, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut,
mata merah jika ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata bertambah,
ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak double, mata terasa
panas dan mata terasa kering. (Nugroho et al., 2020)
Berdasarkan data Word Health Organization (WHO) pada tahun
2014 angka kejadian astenopia (kelelahan mata) berkisar 40% sampai
90%. (Jehung et al., 2022) Selanjutnya prevalensi kelelahan mata
mencapai 46,3% di India, 31,9% di Italia, 68,5% di Meksiko, dan 63,4%
di Australia (A. Antartika Bianca., 2019).
Data Indonesia jumlah prevalensi severe low vision atau kerusakan
fungsi penglihatan untuk usia produktif (15 – 54 tahun) memiliki
ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 yaitu sebesar 1,49% dengan
prevalensi kebutaan 0,5% (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Jumlah
penderita kerusakan fungsi penglihatan terbanyak ada di 3 Provinsi Pulau
Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur sebesar 352.829 penduduk, Provinsi Jawa
Tengah sebesar 329.428 penduduk dan Jawa Barat sebesar 328.933
penduduk, sedangkan jumlah yang tersedikit ada di Provinsi Maluku
Utara, Sulawesi Barat dan Papua Barat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam
perancangan sebuah ruang. Pengaturan cahaya alami dan pencahayaan
buatan yang tepat harus secara hati-hati ditangani di tiap sekolah maupun
universitas, karena pencahayaan sangat penting untuk kualitas kinerja
pelajar. Sekolah maupun universitas di Indonesia secara umum kurang
mengenal konsep dasar ergonomis untuk fasilitas belajar, misalnya meja
dan bangku yang sesuai dengan kondisi antropometri, pengaruh warna,
pengaruh pencahayaan yang cukup, dan lain sebagainya. (Wiraanjani &
Griadhi, 2019)
Hasil penelitian pada Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular
Badan Lembaga Kesehatan Depkes RI menyatakan, akibat dari pemakaian
fasilitas kerja yang tidak ergonomi akan menyebabkan perasaan tidak
nyaman, konsentrasi menurun, mengantuk dan lain sebagainya, hal ini
dapat terjadi juga pada mahasiswa dalam kualitas pencahayaan ruang
kelasnya. Adapun bila kondisi tersebut berlangsung lama dan secara terus
menerus akibat yang ditimbulkan akan lebih menyebabkan gangguan
penglihatan. (Yuliana & Suwandi Wulandari, 2018)
Pencahayaan yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan
kelelahan mata karena pupil mata harus menyesuaikan cahaya yang
diterima, sehingga mengakibatkan mata harus berkontraksi secara
berlebihan untuk menyesuaikan cahaya. Pengaruh kelelahan pada mata
adalah penurunan performansi kerja, berkurangnya produktivitas, kualitas
kerja yang rendah, terjadinya kesalahan kerja dan meningkatnya
kecelakaan kerja. Pencahayaan yang baik dan sesuai standar dapat
meningkatkan produktivitas kerja sebesar 10%-50% serta dapat
mengurangi persentase tingkat kesalahan kerja sebesar 30%-60%. Apabila
dilakukan peningkatan intensitas cahaya sebesar 1 lux, maka dapat
menurunkan sebesar 1.783 milidetik kelelahan pada mata. Hal ini
membuktikan bahwa pencahayaan ruangan yang baik sangat diperlukan.
(Yusvita, 2021)
Pencahayaan sangat berdampak terhadap penglihatan, irama
sirkadian, suasana hati, dan kognisi, sehingga efek implisit pada
pembelajaran dan prestasi para pelajar tidak dapat dipungkiri. Beberapa
studi telah membahas bagaimana kualitas dan warna pencahayaan dapat
mengurangi atau meningkatkan kemampuan penglihatan para pelajar, dan
oleh sebab itu prestasi akademik merekapun juga terpengaruh.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 03-6575-2001, standar
pencahayaan ruang kelas di Indonesia adalah 250-300 lux. Sedangkan
lampu yang dipakai dalam ruang kelas disarankan lampu dengan warna
cahaya putih netral yang cahayanya dapat menyatu dengan baik dengan
cahaya alami. (Wiraanjani & Griadhi, 2019)
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai intensitas
cahaya terhadap kelelahan mata diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Arief Witjaksono dan Winda Kurniasari mengenai Gambaran
Intensitas Pencahayaan dan Kelelahan Mata pada Siswa SDN Pagadean
Subang Tahun 2017 mendapatkan hasil penelitian menunjukan intensitas
pencahayaan ruang kelas 1 dan ruang kelas V dibawah standar SNI dan
terdapat 9 siswa (14.1%) mengalami kelelahan mata. (Witjaksono &
Kurniasari, 2018)
Penelitian yang dilakukan oleh Jasna, Maarifah Dahlan Tahun
2018 mengenai Hubungan Intensitas Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata
pada Pekerja Penjahit di Kabupaten Polewali Mandar mendapatkan hasil
penelitian bahwa ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan
kelelahan mata pada pekerja penjahit di Kecamatan Polewali Kabupaten
Polewali Mandar dengan nilai p value = 0,019 <0,05. (Jasna & Dahlan,
2018)
Penelitian yang dilakukan oleh Lina Yuliana dan Sari Wulandari
Suwandi Tahun 2018 mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelelahan Mata Mahasiswa pada Gedung G Universitas Balikpapan
mendapatkan hasil uji regresi linier menunjukkan hanya faktor usia dan
intensitas pencahayaan yang mempengaruhi kelelahan matamahasiswa di
Gedung G Universitas Balikpapan. Variabel usia mempunyai pengaruh
yang positif terhadap kelelahan mata, sebaliknya variabel intensitas
pencahayaan intensitas pencahayaan menunjukkan nilai yang negatif.
Artinya semakin menurunnya nilai intensitas pecahayaan, maka kelelahan
mata mahasiswa mengalami peningkatan, sedangkan peningkatan usia
mahasiswa akan meningkatkan pula kelelahan mata yang diarasakan pada
mahasiswa. Dalam penelitian ini variabel usia dan intensitas pencahayaan
mampu menjelaskan variasi pada kelelahan mata sebesar 73,5%. (Yuliana
& Suwandi Wulandari, 2018)
Penelitian yang dilakukan oleh Anggit Nugroho dan Faisal
Syahrian Tahun 2020 mengenai Deskripsi Tata Letak Proyektor dan
Pencahayaan di Ruang Kelas Serta Keluhan Kelelahan Mata Mahasiswa/I.
Hasil yang didapat yaitu tingkat intensitas pencahayaan di ruang kelas
STIKes Dharma Husada masih dibawah nilai ambang batas, sehingga
menyebabkan kelelahan mata pada mahasiswa. (Nugroho & Syahrian,
2020)
Penelitian yang dilakukan oleh Edza Aria Wikurendra, Muhammad
Shafly Rabbani dan Globila Nurika Tahun 2021 mengenai Hubungan
Tingkat Pencahayaan terhadap Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Pada
Operator Welder Auto mendapatkan hasil uji one sample T-test p
value=0.012 < α=0.05 hasil ini menunjukkan terdapat hubungan antara
tingkat pencahayaan terhadap keluhan subjektif kelelahan mata pada
operator di bagian welder auto. (Wikurendra et al., 2021)
Ruang 5, 6 dan 7 merupakan salah satu ruang kelas di STIKes
Kuningan yang dirancang sebagai ruang perkuliahan mahasiswa. Adanya
perancangan fasilitas berupa ruang kuliah yang standar merupakan salah
satu indikator yang menentukan kenyamanan mahasiswa dalam proses
belajar. Jika kondisi pencahayaan tidak sesuai dengan standar yang
seharusnya, maka akan berpengaruh terhadap timbulnya kelelahan mata.
Hingga saat ini informasi terkait kelelahan mata di kalangan mahasiswa
masih sangat sedikit.
Dari data hasil studi pendahuluan di Kampus STIKes Kuningan
Tahun 2022 diketahui bahwa 52 mahasiswa program studi kesehatan
masyarakat ketika berada di ruang 5 mengalami kelelahan mata 25 orang
sedangkan yang tidak mengalami 27 orang. Kemudian ketika berada di
ruang 6 mengalami kelelahan mata 24 orang sedangkan yang tidak
mengalami 28 orang. Selanjutnya ketika berada di ruang 7 mengalami
kelelahan mata 20 orang sedangkan yang tidak mengalami 32 orang.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Intensitas Cahaya di
Ruang Kelas dengan Kelelahan Mata pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat di Kampus STIKes Kuningan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara Intensitas Cahaya di
Ruang Kelas dengan Kelelahan Mata pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat di Kampus STIKes Kuningan Tahun 2023?

1.3 Tujuan Penelitian


1.1.3. Tujuan Umum
Menganalisis Hubungan antara Intensitas Cahaya di Ruang
Kelas dengan Kelelahan Mata pada Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat di Kampus STIKes Kuningan Tahun 2023
1.1.4. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gambaran intensitas cahaya di Ruang Kelas
5, 6 dan 7 Kampus STIKes Kuningan
2. Mengidentifikasi adanya kelelahan mata pada mahasiswa
program studi kesehatan masyarakat di Kampus STIKes
Kuningan
3. Mengidentifikasi tingkat kelelahan mata pada mahasiswa
program studi kesehatan masyarakat di Kampus STIKes
Kuningan
4. Menganalisis hubungan antara intensitas cahaya dengan
kelelahan mata pada mahasiswa program studi kesehatan
masyarakat di Kampus STIKes Kuningan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sebagai bahan tambahan kajian pengembangan dibidang
kesehatan masyarakat khususnya kelelahan mata Tahun 2023
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran
kelelahan mata pada mahasiswa khususnya Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan
Tahun 2023
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Bagi institusi STIKes Kuningan diharapkan untuk
dapat mengevaluasi serta meningkatkan kembali sarana dan
prasarna yang ada di lingkungan kampus khususnya bagian
pencahayaan ruangan kelas, sebagai salah satu upaya
pencegahan kelelahan mata pada mahasiswa.
3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Bagi program kesehatan masyarakat diharapkan untuk
dapat rutin mengadakan program penyuluhan kepada
mahasiswa sebagai upaya pencegahan kelelahan mata.

1.5 Keaslian Penelitian


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Penelitian
1 Judul Gambaran Intensitas Pencahayaan dan Kelelahan
Mata pada Siswa SDN Pagadean Subang Tahun 2017
Peneliti Arief Witjaksono, Winda Kurniasari
Subyek 64 responden
Metode Deskriptif
Hasil Hasil penelitian menunjukan intensitas pencahayaan
ruang kelas 1 dan ruang kelas V dibawah standar SNI
dan terdapat 9 siswa (14.1%) mengalami kelelahan
mata.
2 Judul Hubungan Intensitas Pencahayaan Dengan Kelelahan
Mata pada Pekerja Penjahit di Kabupaten Polewali
Mandar
Peneliti Jasna, Maarifah Dahlan
Subyek 51 responden
Metode Cross sectional
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata
pada pekerja penjahit di Kecamatan Polewali
Kabupaten Polewali Mandar dengan nilai p value =
0,019 < 0,05.
3 Judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata
Mahasiswa pada Gedung G Universitas Balikpapan
Peneliti Lina Yuliana, Sari Wulandari Suwandi
Subyek 234 mahasiswa, purposive sampling
Metode Cross sectional
Hasil Hasil uji regresi linier menunjukkan hanya faktor usia
dan intensitas pencahayaan yang mempengaruhi
kelelahan mata mahasiswa di Gedung G Universitas
Balikpapan. Variabel usia mempunyai pengaruh yang
positif terhadap kelelahan mata, sebaliknya variabel
intensitas pencahayaan intensitas pencahayaan
menunjukkan nilai yang negatif. Artinya semakin
menurunnya nilai intensitas pecahayaan, maka
kelelahan mata mahasiswa mengalami peningkatan,
sedangkan peningkatan usia mahasiswa akan
meningkatkan pula kelelahan mata yang diarasakan
pada mahasiswa. Dalam penelitian ini variabel usia
dan intensitas pencahayaan mampu menjelaskan
variasi pada kelelahan mata sebesar 73,5%
4 Judul Deskripsi Tata Letak Proyektor dan Pencahayaan di
Ruang Kelas Serta Keluhan Kelelahan Mata
Mahasiswa/I
Peneliti Anggit Nugroho, Faisal Syahrian
Subyek 100 responden
Metode Deskriptif
Hasil Hasil penelitian di 7 ruang kelas STIKes Dharma
Husada Bandung, pencahayaannya belum memenuhi
standar(144 lux). Pengukuran letak proyektor sudut
horizontal dan vertikal masih di bawah standar.
Keluhan Kelelahan mata yang terjadi di STIKes
Dharma Husada Bandung tertinggi diantaranya bahu
terasa nyeri sebanyak 84 responden (84 %) dan paling
sedikit keluhan pusing disertai mual sebanyak 28
responden (28%). Pencahayaan ruang kelas sesuai
standar serta tata letak proyektor sesuai dengan sudut
vertikal dan horiontal sehingga dapat mengurangi
keluhan kelelahan mata mashasiswa/i STIKes
Dharma Husada Bandung.
5 Judul Hubungan Tingkat Pencahayaan terhadap Keluhan
Subjektif Kelelahan Mata Pada Operator Welder Auto
Peneliti Edza Aria Wikurendra, Muhammad Shafly Rabbani,
Globila Nurika
Subyek 18 responden, total sampling
Metode Cross sectional
Hasil Hasil uji one sample T-test menunjukkan p
value=0.012 < α=0.05 hasil ini menunjukkan terdapat
hubungan antara tingkat pencahayaan terhadap
keluhan subjektif kelelahan mata pada operator di
bagian welder auto.

Berdasarkan tabel diatas, perbedaan penelitian ini dengan penelitian


yang dilakukan sebelumnya ialah :
1. Pada penelitian Arief Witjaksono, Winda Kurniasari memiliki
perbedaan dalam tujuan penelitian dan subyek penelitiannya yaitu
mencari gambaran intensitas pencahayaan dan subyek
penelitiannya siswa SDN Pagadean Subang. Sedangkan pada
penelitian ini tujuan penelitiannya mencari hubungan intensitas
cahaya dengan risiko kelelahan mata dan subyek penelitiannya
mahasiswa program studi kesehatan masyarakat STIKes Kuningan.
2. Pada penelitian Jasna, Maarifah Dahlan memiliki perbedaan pada
subyek penelitiannya yaitu pekerja penjahit di Kabupaten Polewali
Mandar. Sedangkan pada penelitian ini subyek penelitiannya
adalah mahasiswa program studi kesehatan masyarakat STIKes
Kuningan.
3. Pada penelitian Lina Yuliana, Sari Wulandari Suwandi memiliki
perbedaan dalam tujuan penelitiannya yaitu mencari faktor-faktor
yang mempengaruhi kelelahan mata. Sedangkan pada penelitian ini
tujuan penelitiannya adalah mencari hubungan antara intensitas
cahaya dengan kelelahan mata.
4. Pada penelitian Anggit Nugroho, Faisal Syahrian memiliki
perbedaan pada tujuan penelitian dan variabel bebas utamanya
yaitu mendeskripsikan tata letak proyektor dan pencahayaan di
ruang kelas. Sedangkan pada penelitian ini mencari hubungan
antara intensitas cahaya dengan risiko kelelahan mata dan variabel
bebas utamanya hanya intensitas cahaya.
5. Pada penelitian Edza Aria Wikurendra, Muhammad Shafly
Rabbani, Globila Nurika memiliki perbedaan pada subyek
penelitiannya yaitu operator welder auto. Sedangkan pada
penelitian ini subyek penelitiannya adalah mahasiswa program
studi kesehatan masyarakat STIKes Kuninga

Anda mungkin juga menyukai