PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman di era modern semakin pesat, dimana adanya
Penggunaan computer di era Revolusi Industri 4.0 adalah suatu hal yang biasa.
bantu yang paling banyak digunakan manusia, komputer ternyata juga dapat
gambar dan teks, tetapi juga mengeluarkan radiasi gelombang yang tidak dapat
dideteksi oleh mata seperti sinar (UV) dan sinar X yang dapat menyebabkan
gejala CVS adalah kelelahan mata. Pada kondisi ini akibat penggunaan
from Home (WFH) serta melalui pembelajaran secara daring / School from
kebiasaan ini adalah kelompok usia produktif dengan rentang bawah usia 15
1
tahun dan batas atas usia 64 tahun (Tjiptoherijanto, 2001) dan mencakup
70,72% dari total populasi masyarakat Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020).
Secara global, kasus CVS diderita oleh hampir 60 juta orang dan setiap
tahunnya sejuta kasus baru terjadi. Kasus CVS mempengaruhi sekitar 90%
orang yang menghabiskan waktu 3 jam atau lebih di depan computer (Mersha
et al., 2020). CVS dilaporkan memiliki prevalensi lebih besar pada laki-laki
tinggi mengalami gejala CVS yaitu sakit kepala dan penglihatan kabur. Dari
penelitian didapatkan data prevalensi CVS pada subyek berusia kurang dari 20
angka kejadian astenopia (kelelahan mata) berkisar 40% sampai 90% (Irma et
digital selama lebih dari 2 jam/hari. Tercatat gejala CVS dengan adanya
2
mata kering (27,2%) (Alexandria,2019). Secara global, hampir 60 juta orang
mengalami CVS dan angka ini diperkirakan akan bertambah jutaan kasus
desktop dan laptop adalah alat yang paling mengganggu mereka. Ponsel berada
yang paling banyak adalah mata lelah (88%), sakit pada leher (72,5%), sakit
pada punggung (56,5%), penglihatan kabur (55,5%), mata terasa tegang (54%),
sakit kepala (42%), mata terasa iritasi (38,5%), dan mata kering (38,5%)
CVS mencapi 64-90% pada seseorang yang sering terpapar VDT, salah
komputer atau dysplay lainnya dalam waktu yang lama secara terus menerus
3
(AOA,1997,2016; Venkatesh, Girish, Kulkarni & Mannava,2016) .National
mengatakan bahwa sekitar 90% orang menghabiskan 3 jam atau lebih dari
lama. Gangguan penglihatan disebabkan oleh cahaya terang atau sinar biru dari
layar komputer yang masuk ke mata karena harus terus menerus memfokuskan
yang dialami penderita CVS antara lain ketegangan mata, sakit kepala,
penglihatan kabur, mata kering, serta nyeri leher dan bahu (AOA,2020).
tinggi dari pada sinar lainnya. Oleh karena itu, paparan sinar biru semakin lama
Udiantari and Warpala, 2019). Sinar biru dapat menciptakan silau yang dapat
Kelelahan mata akibat paparan sinar biru dapat terjadi apabila menatap layar
Dampak sinar dari paparan sinar biru selain terjadinya kelelahan mata
dan kerusakan retina dalam jangka panjang, juga dapat meningkatkan risiko
kenaikan berat badan, diabetes, kanker dan serangan jantung (Vani et al.,
4
sakit kepala, mata sakit, mata lelah, pandangan menjadi kabur, mata terasa
berair sampai mata terasa terbakar hingga sensitif terhadap cahaya yang terang
(Kellogg Eye Center, 2015). Gejala tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Layan Al Tawil dkk (2020) menyatakan bahwa sebanyak 65%
merah, iritasi mata, rasa terbakar pada mata, penglihatan kabur, penglihatan
ganda, lambat dalam mengubah fokus, perubahan persepsi warna, sekresi air
mata yang berlebihan, sensitif cahaya/silau, nyeri kepala, dan rasa sakit pada
leher, bahu dan punggung. Bagi seorang anak kondisi kelelahan mata dapat
durasi penggunaan komputer, jarak maupun sudut pandang mata terhadap layar
lensa kontak, dan penggunaan glare cover (Sari dan Himayani, 2018).
5
Dampak buruk terhadap kesehatan mata dan fisik akibat penggunaan
beristirahat setelah menggunakan komputer (Lee et al., 2019). Upaya lain juga
perlu dilakukan untuk menjaga mata yang sehat dari layar komputer atau gawai
Syndrome (CVS) ini adalah menjaga posisi mata 20-28 inci dari komputer,
istirahat mata selama 15-20 menit setelah menata layar selama 2 jam, serta
mengalami masalah CVS dan terdapat beberapa keluhan yang dialami oleh
diantaranya yaitu sakit kepala, sakit mata, sering kali pusing ketika
6
menghadap kelayar laptop lebih dari 1 jam dan terkadang harus menggunakan
1.3. Tujuan
7
1.4. Manfaat
Computer Vision Syndrome (CVS). Penelitian ini juga menjadi sarana peneliti
8
1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama peneliti Judul Metode penelitin Hasil penelitian Instumen
dan tahun penelitian
1 Ariffio Dava Pengetahun dan Penelitian ini Subjek penelitian didapatkan total 133 Kuesioner
Prihandoyo, perilaku merupakan responden dengan perolehan 100
dkk (2021) mahasiswa terkait penelitian cross responden (75,19%) memiliki
computer vision sectional pengetahuan mengenai CVS yang cukup
syndrome (CVS) baik, 69 responden (51,88%) memiliki
serta penggunan perilaku yang menyebabkan risiko tinggi
dan penyimpanan terkena CVS dan 71 responden (53,36%)
obat tetes mata memiliki pengetahuan yang cukup baik
sebagai dalam penyimpanan dan penggunaan
penanganannya.. obat tetes mata terkait CVS.
9
Berdasarkan penelitian pada tabel 1 menyatakan bahwa ada hubungan
Cross Sectional dengan metode pengambilan data melalui survey online sedangkan
variable yang satu dengan variable lainnya, dan dari kedua penelitian tersebut
terdapa persamaan yaitu untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku pencegahan computer vision syndrome, kemudian pada analisa bivariat
jenis uji yang digunakan adalah uji chi square dan istrumen penelitian yang digunakan
yaitu kuesioner.
Penelitian pada tabel 2 menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan
perilaku pencegahan pada kejadian Computer Vsion Syndrome (CVS), Jenis penelitian ini
yang digunakan adalah univariat, chi-square untuk analisis bivariat dan uji multiple
sectional dimana untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel lainnya, persamaan yang ada yaitu pada fokus penelitianya yaitu untuk
computer vision syndrome dan uji yang digunakan yaitu uji chi square.
10
pada kejadian Computer Vsion Syndrome (CVS) pada mahasiswa, Jenis penelitian
dan dalam analisa data menggunakan uji chi square. Sedangkan penelitian yang
akan dilakukan ini pada analisa data menggunakan uji chi square saja dan desain
penelitian ini yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan cros sectional dimana
kuesioner.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Gangguan pada mata dan kepala, mulai dari nyeri atau sakit kepala,
mata kering, iritasi, dan mata lelah, sering disebut juga dengan CVS (Ningsih,
mata dan penglihatan yang terjadi karena penggunaan laptop, tablet, e-reader,
dan handpone yang terlalu lama (AOA, 2016). CVS adalah sekumpulan
masalah pada mata dan penglihatan terkait dengan kegiatan yang menekankan
pada penglihatan dekat selama menggunakan laptop (Loh dan Reddy, 2008).
CVS dapat juga diartikan sebagai kumpulan gangguan fisik yang menyerang
pengguna laptop (Kurmasela, Saerang dan Rares, 2013). CVS adalah suatu
kondisi dimana seseorang merasakan satu atau lebih gejala pada mata akibat
dari penggunaan laptop yang lama (Reddy et al, 2013). CVS ditandai dengan
gejala visual yang dihasilkan dari interaksi dengan layar laptop atau
atau setelah penggunaan komputer, tablet, e-reader, dan telepon seluler (AOA,
2017.
2.1.2 Penyebab
Penyebab seseorang mengalami CVS, selain penggunaan laptop yang
terlalu lama, adalah pencahayaan yang buruk, silau pada layar monitor, jarak
pandang yang tidak tepat, posisi duduk yang buruk, masalah penglihatan yang tidak
dikoreks i, serta kombinasi dari faktor-faktor tersebut (AOA, 2016). Keluhan CVS
juga dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut, yaitu kelelahan otot ekstraokuler
dan intraokuler, penurunan kedipan mata, mata kering, stres pada otot mata yang
sehingga menimbulkan gejala CVS adalah factor lingkugan, jenis kelamin, riwayat
tahun lebih berisiko terkena CVS (Ellahi, Khalil dan Akram, 2011).
pengguna komputer atau didepan Video Display Terminal yang berusia lebih
Laki-laki berada pada risiko yang lebih tinggi mengalami CVS dengan
Namun sakit kepala, leher, dan nyeri bahu relative lebih banyak pada
3) Riwayat Penyakit
ektropion dan entropion, yang tidak dapat menutup sempurna yang penting
Kondisi mata kering bisa disebabkan oleh penurunan sekresi air mata
lakrimal atau penguapan berlebihan. Salah satu dari penyebab ini dapat
14
menyebabkan gejala CVS. Penurunan sekresi bisa disebabkan Sjogren's
4) Riwayat Pengobatan
5) Penggunaan Kacamata
yang buruk merupakan salah satu risiko terjadinya mata lelah pada
pengguna Video Display Unit (VDU). Studi terhadap pengguna VDU di Italia
merupakan salah satu akibat dari kelelahan mata akibat VDT. Sebuah
15
tentang kejadian astenopia pada pengguna VDT yang menggunakan
kacamata.
atau lensa kontak menunjukkan risiko lebih tinggi terkena sakit kepala dan
kontak berada pada risiko yang lebih tinggi mengalami sakit kepala,
lebih buruk dan volume tearmeniscus juga lebih rendah pada pekerja
computer selama lebih dari sama dengan 4 jam sehari dari pada pekerja
didepan komputer selama kurang dari 4 jam sehari. Hasil penelitian yang
16
komputer dengan lensa kontak dan bekerja di depan komputer
selama lebih dari sama dengan 4 jam sehari lebih tinggi secara signifikan.
CVS dan bekerja didepan komputer selama lebihdari atau sama dengan 4 jam
secara terus-menerus berisiko tiga setengah kali lipa tlebih tinggi untuk
2) Faktor Komputer
1) Sudut Penglihatan
melihat komputer pada sudut <15° memiliki risiko lebih tinggi untuk
17
mengalami keluhan berupa sakit kepala dan iritasi mata (Logaraj, Priya,
posisi layar lebih rendah dari tingkat mata mengalami gejala CVS yang
Gambar 2.1 Sudut Mata Nornal pada Pengguna Komputer (AOA, 2017).
tinggi terkena CVS dan secara signifikan tinggi untuk menderita buram
bahwa semakin jauh jarak pandang mata terhadap layar komputer (90-100
cm) gejala yang dikeluhkan responden terkait CVS akan semakin sedikit.
18
3) Penggunaan Antiglare Cover
mata tegang dan sakit kepala. Secara signifikan, prevalensi gejala CVS
lebih rendah terjadi pada subjek yang menggunakan antiglare cover pada
et al. (2013) dalam upaya untuk menghindari cahaya silau dan pantulan
antiglare cover.
3) Factor Lingkungan
1) Pencahayaan Ruangan
menurunkan frekuensi berkedip normal (Cabrera & Lim Bon Siong, 2010).
19
2.1.4 Pencegahan
lingkungan dan perawatan mata oleh pengguna komputer (Loh & Reddy, 2008).
komputer.
4) Jarak mata sebaiknya terletak pada 35-40 inchi dari layar komputer dan
2. Perawatan Mata
gejala okular.
20
2.2 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
1) Tahu (Know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan
2) Memahami (komprehension)
dipelajari.
21
3) Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan
22
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengarui Pengetahuan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,yaitu:
1) Umur
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang
yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
2) Pengalaman
3) Pendidikan
23
4) Pekerjaan
2011).
5) Jenis kelamin
maupun kultural.
2)Factor eksternal
1) Informasi
2) Lingkungan
24
3) Sosial budaya
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
diukur dari subyek atau responden kedalam pengetahuan yang ingin diukur
jenis yaitu:
1.Pertanyaan subjektif
sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.
2. Pertanyaan objektif
25
3) Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total
jawaban pertanyaan.
suatu objek. Menurut Kotler (2007) sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan
dan manfaat dari objek tersebut. Menurut Umar Husein (2007) sikap adalah
suatu objek atau gagasan yang terdiri dari aspek keyakinan dan evaluasi atribut.
seseoarang individu terhadap objek tertentu. Walaupun objek sama, namun tidak
semua individu mempunyai sikap yang sama, hal itu dapat dipengaruhi oleh
26
2.3.2Komponen Sikap
Menurut Darmiati,dkk (2017) sikap terdiri dari tiga komponen utama,yaitu:
langsung dengan objek sikap dan informasi tentang objek itu yang diperoleh
keseluruh konsumen terhadap suatu objek, yaitu suatu keadaan seberapa jauh
konsumen merasa suka atau tidak suka terhadap objek itu, evaluasi konsumen
terhadap suatu merek dapat diukur dengan penilaian terhadap merk dari
”sangat jelek” samapi “sangat baik” atau dari “sangat tidak suka” sampai
“sangat suka”.
tertentu yang berkaitan dengan objek sikap, komponen konatif sering kali
27
1)Komponen kognitif. Komponen kognitif berisi kepercayaan streotipe
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek
kontroversial.
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap
yang dihadapinya.
dengan objeknya
2) Sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, oleh karena itu sikap
dapat berubah pada orang bila terdapat keadaan dan syarat tertentu
28
3) Sikap itu tidak berdiri sendiri melainkan senantiasa mengandung
jelas.
berikut:
variable.
1. Pernyataan positif
2. Pernyataan negative
29
2. Skala Guttman.
suatu dimensi saja dari suatu yang variabel yang multidimensi. Skala
tidak terhadap pernyataan berikutnya. Jadi Skala Guttman ialah skala yag
30
1) Perilaku terbuka
berupa tindakan atau praktik yang jelas dan dapat diamati oleh orang lain.
2) Perilaku tertutup
perhatian, persepsi pengetahuan, dan sikap. Perilaku ini belum bisa diamati
1) Kepekaan social
2) Kelangsungan perilaku
31
Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa perilaku tidak mudah untuk
selanjutnya.
tujuan karena ada keinginan yang ingin dicapai oleh individu itu
sendiri.
hidupnya. Kebutuhan manusia terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan dasar dan
32
tingkatan, sebagai berikut:
1) Tingkatan pertama atau yang paling mendasar yaitu kebutuhan
fisiologis.
2) Tingkatan kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman.
3) Tingkatan ketiga yaitu kebutuhan mencintai dan dicintai.
4) Tingkatan keempat yaitu kebutuhan harga diri.
5) Tingkatan kelima atau paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Proses pembentukan perilaku pada dasarnya merupakan hasil dari
menjelaskan bahwa perilaku timbul karena ada rangsangan baik dari dalam atau
luar individu. Rangsangan yang diterima akan diteruskan oleh panca indera ke
pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya maka dapat
1) Perilaku positif jika niai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner
> T mean.
33
2) Perilaku negative jika T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≤
T mean.
34
Penilaian perilaku yang didapatkan jika :
35
2.5 KERANGKA TEORI
Fator Individual:
Faktor Lingkungan;
Usia Fator Komputer:
Pencahayaan ruangan
Jenis Kelamin Sudut penglihatan
Kelembaban udara
Riwayat Penyakit Jarak pandang mata
ruangan
Riwayat Pengobatan terhadap computer
Suhu udara ruangan
Penggunaan Kacamata Penggunaan anti
Penggunaan Lensa Kontak glare cover.
Lama Bekerja Dengan
Computer
Lama Penggunaan Computer
COMPUTER VISION
SYNDROME
PENGETAHUAN
PENCEGAHAN
SIKAP
Kerangka Konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan antara
konsep satu terhadap konsep lainnya atau antara variabel satu dengan variabel yang
Pengetahuan
Perilaku pencegahan
computer vision
Sikap syndrome
Keterangan:
= Diteliti
= Hubungan
37
3.2 Hipotesis penelitian
hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan dua variable. Variable bebas dan
hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan (Natoatmodjo, 2018). Maka
bebas dan tergantung hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap computer vision syndrome dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
38
3.4 Definisi operasional
39
Sikap Kebiasaan atau sikap Pengisian Skor:
Computer
mahasiswa dalam Favorable:
Vision Nominal
menggunakan Syndrome Ss : 4
Questionnair
komputer. S :3
e
1) Pengetahuan (CVS-Q) Ts : 2
komputer melalui
Sts : 1
2) Penyebab google form
komputer Unfavorable:
3) Faktor yang
Ss : 1
mempengaruhi
kejadian komputer S :2
4) Dampak
Ts : 3
penggunaan
komputer Sts : 4
5) Pencegahan
Dengan
computer
Kriteria:
1 = Sikap
positif > T
mean
2 = Sikap
negatif < T
mean
Dependen
40
syndrome komputer yang melalui 76-100%
google form
berlebihan Cukup jika
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan komputer dengan jumlah 996.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang diteliti (Sugiyono, 2022). Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus
N
n= 2
1+ N (e )
Keterangan :
41
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
1. Kriteria inklusi
terakhir.
42
2. Kriteria esklusi
(Hidayat,2011).
yaitu:
1) Probality Sampling
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk di pilih
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
43
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu non
sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang
terdiri dari dua variabel. Kuesioner untuk variabel independen untuk menilai tingkat
pengetahuan dan sikap responden. Kuesioner untuk variabel dependen untuk menilai
perilaku pencegahan computer vision syndrome. Kuesinoer ini dibuat oleh peneliti
sendiri dan kueioner tersebut sesuai dengan indicator, pengetahuan, sikap dan perilaku
44
No Variabel Indikator No item
Pernyataan negatif 4
Pernyataan negatif 4, 5
teliti, hal ini berarti adanya suatu hubungan timbal balik antara orang sebagai peneliti
dan orang sebagai diteliti. Oleh sebab itu sebagai prinsip etika dan moral seperti yang
perhatikan hubungan antara keduabelah pihak ini secara etika, atau biasanya disebut
menjadi responden untuk diteliti maka peneliti tidak bisa memaksa responden
45
2. Tanpa Nama (Anonimity).
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek/responden penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sajikan.
Dilakukan untuk menjaga kerahasiaan responden sebagai objek peneliti, peneliti
tidak mencantumkan nama responden pada lembar kusioner yang diisi oleh
responden, peneliti hanya memberikan nama inisial atau kode tertentu.
3. Kerahasiaan (confidentiality).
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan
4. Keadilan (Justife)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
subjek penelitian. Selain itu peneliti juga harus mempertimbangkan dan melihat
kerugian yang dapat merugikan subjek pada setiap kegiatan penelitian. Oleh
46
karena itu peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang
akan timbul.
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap yaitu:
1. Peneliti mengurus surat ijin penelitian dari kampus STIKes Maranatha Kupang.
4. Peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian, kepada calon responden.
Jika calon responden setuju untuk menjadi responden dalam penelitian, responden
6. Setelah kuesioner terkumpul maka peneliti memindahkan data untuk ditabulasi dan
a. Editing
47
Peneliti melakukan pemeiksaan kembali kebenaran data yaitu dengan
b. Coding
Peneliti melakukan pengkodean berupa angka numerik pada data yang telah
1. Coding Pengetahuan
Benar =1
Salah =0
2. Coding Sikap :
Pernyataan Favorable:
Ss : 4
S :3
Ts : 2
Sts : 1
Pernyataan Unfavorable:
Ss : 1
S :2
Ts : 3
48
Sts : 4
Dengan Kriteria:
setelahnya dilakukan tabulasi dan diberikan skor sesuai dengan kategori dari
1. Pengetahuan
3 = Baik 76-100%
2 = Cukup 56-75%
1 = Kurang ≤ 55%
2. Sikap
d. Entri data
49
e. Cleaning data
1. Analisa univariat
50
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel
frekuensi dan presentase semua variabel yang terdiri dari variabel independen
vision syndrome), dan karakteristik responden yaitu nama, usia, pendidikan dan
pekerjaan. Data pada analisa univariat ini dijadikan dalam bentuk kategori dengan
2. Analisa bivariat
ρ), yaitu:
51