Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENURUNAN KETAJAMAN PENGLIHATAN DEKAT PADA

MAHASISWA ANALIS KESEHATAN TINGKAT 1A-1B STIKes BAKTI TUNAS


HUSADA TASIKMALAYA
TAHUN 2019
Mirna Santika
Refraksi Optisi, STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
mirnasantika97@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Penurunan ketajaman penglihatan dekat bukan hanya mengganggu


produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi
lingkungan, keluarga, masyarakat, dan negara. Penurunan tajam penglihatan dekat dapat
disebabkan oleh kelainan refraksi, kelainan media penglihatan, saraf penglihatan terganggu
fungsinya, dan aktivitas jarak dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
penurunan tajam penglihatan dekat pada mahasiswa analis kesehatan tingkat 1A-1B STIKes Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.
Metode: Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Dengan pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan pemeriksaan visus dekat. Sampel penelitian adalah mahasiswa analis
kesehatan tingkat 1A-1B STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya berjumlah 50 mahasiswa.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan gambaran penurunan ketajaman penglihatan dekat
mahasiswa analis kesehatan tingkat 1A-1B STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya berdasarkan
pemeriksaan tajam penglihatan dekat didapatkan hasil responden paling banyak tajam penglihatan
dekat normal yaitu sebanyak 32 mahasiswa (64%), sedangkan tajam penglihatan dekat tidak
normal sebanyak 18 mahasiswa (36%). Berdasarkan jenis kelamin responden paling banyak yaitu
jenis kelamin perempuan sebanyak 35 mahasiswa (70%), sedangkan 15 mahasiswa (30%)
berjenis kelamin laki-laki. Dan berdasarkan aktivitas jarak dekat menggunakan mikroskop
responden paling banyak tajam penglihatan dekat tidak normal yaitu pada 10 menit ketiga
sebanyak 8 mahasiswa (16%), sedangkan tajam penglihatan dekat normal sebanyak 5 mahasiswa
(10%).
Kesimpulan: Terdapat penurunan tajam penglihatan dekat pada 10 menit ketiga saat
melakukan praktikum didapatkan hasil penurunan tajam penglihatan dekat sebanyak 8 orang
(16%).

Kata Kunci: Penurunan ketajaman penglihatan dekat

ABSTRACK

Background: decrease in near visual acuity not only disrupts patient productivity and
mobility, but also causes socio-economic impacts on the environment, family, community and
country. A sharp decrease in near vision can be caused by refractive abnormalities, visual media
abnormalities, impaired visual nerve function, and close-range activity. This study aims to
describe the decrease in near vision in the 1A-1B level health analyst students at STIKes Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.
Method: This research was conducted in quantitative descriptive. By collecting data using
questionnaires and examining near visual acuity. The study sample was 50A level 1A-1B health
analyst students at the STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Result: The results showed a decrease in visual acuity of 1A-1B level health analyst students
at STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya based on examination of near visual acuity. The
results showed that most of the students had normal near visual acuity of 32 students (64%), while
abnormal near vision 18 students (36%). Based on the respondent's sex at most, there were 35
female students (70%), while 15 students (30%) were male. And based on close-range activities
using a respondent microscope, at most abnormal near-sight sharpness was in the third 10
minutes as many as 8 students (16%), while normal near-sighted sharpness was 5 students (10%).
Conclusion: There was a decrease in near visual acuity in the third 10 minutes while
practicing, resulting in a decrease of 8 people in near vision (16%).

Keywords: decreased visual acuity

PENDAHULUAN Oleh sebab itu pemeriksaan rutin pada


Di dunia, terdapat orang-orang dalam mata sebaiknya dimulai pada usia dini. Pada
jumlah yang signifikan yang menderita anak 2-2.5 tahun, skrining mata perlu
karena penglihatan mata yang buruk. dilakukan untuk mendeteksi apakah
Diperkirakan terdapat 2,5 miliar orang di menderita gangguan tajam penglihatan yang
dunia dengan permasalahan penglihatan nantinya akan mengganggu aktivitas
yang tidak mendapatkan koreksi. disekolahnya (Tamboto dkk, 2015 : 806).
Penglihatan yang tidak terkoreksi (atau Penurunan tajam penglihatan dekat
gangguan refraktif yang tidak terkoreksi), dapat disebabkan oleh kelainan refraksi
seperti hyperopia (rabun dekat), myopia seperti miopia (rabun jauh), rabun dekat
(rabun jauh), dan pandangan kabur, yang (hipermetropia), astigmat atau silendris,
mengenai semua orang pada semua usia kelainan media penglihatan seperti kornea,
dan kelompok etnik, adalah penyebab utama akuos humor, lensa dan badan kaca keruh,
gangguan penglihatan. Survey pada anak saraf penglihatan terganggu fungsinya
anak usia sekolah di Austria menemukan seperti bintik kuning (makula lutea), saraf
bahwa anak-anak dengan penurunan optik, dan pusat penglihatan di otak (Ilyas,
ketajaman visual dan gangguan Sidarta, 2012 : 8).
penglihatan lain seperti akomodasi Berdasarkan data dari World Health
binocular dan konvergensi menghabiskan Organization (WHO), diseluruh dunia pada
30% lebih banyak waktu untuk membaca tahun 2010 terdapat sebanyak 285 juta orang
dan membuat kesalahan yang lebih banyak (4.24%) populasi dengan gangguan
(Dhamar dan Wulandari, 2016 : 103). penglihatan; 39 juta (0.58%) dengan
Gangguan penglihatan merupakan kebutaan; dan 246 juta (3.65%) dengan low
masalah kesehatan yang penting, terutama vision. Penyebab gangguan penglihatan
pada anak, mengingat 80%, informasi terbanyak di seluruh dunia adalah kelainan
selama 12 tahun pertama kehidupan anak di refraksi (43%), katarak (33%), dan glukoma
dapat melalui penglihatan. Jika ketajaman (2%). Prevalensi penurunan penglihatan
menurun, pengihatan menjadi kabur. terparah yang paling tinggi di Indonesia
Ketajaman penglihatan biasanya diukur terdapat di Lampung (1.7%), diikuti Nusa
dengan skala yang membandingkan Tenggara Timur, Jawa Tengah, dan
penglihatan seseorang pada jarak 6 meter Kalimantan Barat (masing-masing 1.6%).
dengan seseorang yang memiliki ketajaman Provinsi dengan prevalensi penurunan
penuh. Visus 6/6 artinya seseorang melihat penglihatan terparah yang paling rendah
benda jarak 6 meter dengan tajam penuh adalah di Yogyakarta (0.3%) diikuti oleh
(Tamboto dkk, 2015 : 806). Papua Barat dan Papua (masing-masing
Saat ini sangat kurang perhatian 0.4%) (Oktavani dan Fadilah, 2018 : 199).
mengenai gangguan penglihatan khususnya Penurunan ketajaman penglihatan
pada anak sekolah, padahal lingkungan dekat bukan hanya mengganggu
belajar yang tidak baik menjadi salah satu produktivitas dan mobilitas penderitanya,
pemicu terjadinya penurunan ketajaman tetapi juga menimbulkan dampak sosial
penglihatan pada anak, seperti membaca ekonomi bagi lingkungan, keluarga,
tulisan di papan tulis dengan jarak yang masyarakat, dan negara. Apabila keadaan ini
terlalu jauh tanpa didukung oleh tidak ditangani secara menyeluruh, akan
pencahayaan kelas yang memadai, anak terus berdampak negatif terhadap
membaca buku dengan jarak yang terlalu perkembangan kecerdasan anak dan proses
dekat, dan sarana prasarana sekolah yang pembelajarannya, serta mutu pendidikan
tidak ergonomis saat proses belajar mengajar pada anak sekolah (Hidayah dkk, 2016 :
(Porotu’o dkk, 2015 : 32). 186-187).
Analis kesehatan merupakan salah satu Seperti bintik kuning (makula
program studi yang membutuhkan ketelitian lutea), saraf optik, dan pusat
tinggi, karena analis kesehatan berkaitan penglihatan di otak (Ilyas, Sidarta,
dengan alat penelitian laboraturium sehingga 2012 : 8).
mata akan berusaha untuk selalu melakukan 4. Aktivitas Jarak Dekat
akomodasi secara kuat dan fokus terhadap Aktivitas melihat jarak dekat yang
obyek yang di teliti. Berdasarkan studi terlalu berlebihan akan menyebabkan mata
pendahuluan terdapat sebagian yang menjadi mudah lelah, sayu, dan kadang
mengalami penurunan tajam penglihatan berair. Semakin banyak waktu yang
dalam jangka waktu singkat. Karena dihabiskan untuk aktivitas jarak dekat, maka
aktivitasnya yang berkaitan dengan semakin besar risiko terjadinya penurunan
menggunakan alat laboraturium dengan tajam penglihat. Aktivitas melihat jarak
melihat secara dekat. dekat menjadi faktor penyebab terjadinya
Berdasarkan latar belakang diatas penurunan tajam penglihatan melalui efek
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian fisik langsung akibat akomodasi yang terjadi
mengenai gambaran penurunan tajam secara terus menerus sehingga menyebabkan
penglihatan dekat pada mahasiswa Analis tonus otot siliaris menjadi tinggi dan lensa
Kesehatan tingkat 1A-1B STIKes Bakti menjadi cembung. Jarak yang semakin dekat
Tunas Husada Tasikmalaya. Dengan akan menyebabkan semakin kuatnya
populasi target mahasiswa, sehingga dengan akomodasi mata. Aktivitas melihat jarak
melakukan penelitian tersebut dapat dekat pada monitor dengan jarak yang tidak
diperoleh penurunan tajam penglihatan serta sesuai akan memberikan dampak buruk
sebagai sarana informasi pada mahasiswa akibat pajanan sinar ultraviolet. Selain itu
terkait. menurut teori lain, lamanya aktivitas melihat
Visus (tajam penglihatan) dekat jarak dekat akan menyebabkan terbentuknya
merupakan fungsi mata. Gangguan bayangan buram di retina (Sukamto, 2018 :
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk 15).
mengetahui sebab kelainan mata yang METODE
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Penelitian ini dilakukan secara
Tajam penglihatan perlu dicatat pada setiap deskriptif kuantitatif. Dengan pengumpulan
mata yang memberikan keluhan mata. Untuk data menggunakan kuesioner dan
mengetahui tajam penglihatan seseorang pemeriksaan visus dekat (Notoatmodjo,
dapat dilakukan dengan kartu Snellen dan 2014 : 37-38). Penelitian dilakukan dengan
bila penglihatan kurang maka tajam pengambilan data tajam penglihatan dekat
penglihatan diukur dengan menentukan mahasiswa analis kesehatan tingkat 1A-1B
kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), di STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
ataupun proyeksi sinar (Ilyas, Sidarta, 2015 : Waktu penelitian dilaksanakan pada 12-16
64). April 2019.
Visus adalah ketajaman penglihatan.
Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan Subjek Penelitian
untuk melihat ketajaman penglihatan Subjek penelitian dalam penelitian ini
(Tamboto, 2015 : 805). adalah mahasiswa analis kesehatan tingkat
Penyebab Terjadinya Penurunan Tajam 1A-1B STIKes Bakti Tunas Husada
Penglihatan Dekat Tasikmalaya. Populasi target penelitian ini
Penurunan tajam penglihatan dekat adalah semua mahasiswa Analis kesehatan
seseorang dapat disebabkan oleh: tingkat 1 di STIKes BTH Tasikmalaya.
1. Kelainan Refraksi Besar sampel dapat ditentukan dengan
Seperti miopia (rabun jauh), rabun menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
dekat (hipermetropia), astigmat atau
silendris 𝑁
𝑛 = 1+𝑁𝑒2
2. Kelainan Media Penglihatan
Seperti kornea, akuos humor, lensa Ket :
dan badan kaca keruh n= Ukuran sampel
3. Saraf Penglihatan Terganggu N= Ukuran populasi
Fungsinya
e= Tingkat kesalahan berdasarkan hasil pemeriksaan tajam
pengambilan sampel (1%, 5%, penglihatan dekat, jenis kelamin, dan
10%) aktivitas jarak dekat menggunakan
mikroskop yaitu didapatkan hasil sebagai
Sampel yang dibutuhkan : berikut:
𝑁 1. Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan
n= (𝑒)2
(1+𝑁 )
120
Dekat
= Tabel 4.1
(1+120 . (12%)2 )
=
121 Tabel Frekuensi Berdasarkan Tajam
(1+121. (0.12)² Penglihatan Dekat
120
= = 1.4+1= 2.4
1+120 . 0.012
120 No Tajam Frekuensi Persentase
= = 50
2.4 (%)
Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
Penglihatan
penelitian ini adalah sebanyak 50 orang. Dekat
1 Normal 32 64
Instrumen dan Metode Pengumpulan 2 Tidak Normal 18 36
data Total 50 100
Instrumen atau alat dan bahan yang
digunakan pada penelitian ini adalah Melihat tabel 4.1 responden paling
Reading chart dan kuesioner. Metode banyak tajam penglihatan dekat normal yaitu
pengumpulan data, peneliti memperoleh data sebanyak 32 mahasiswa (64%), sedangkan
dan dokumen-dokumen tertulis dengan tajam penglihatan dekat tidak normal
melakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebanyak 18 mahasiswa (36%).
dekat yang dilakukan pada mahasiswa analis 2. Tajam Penglihatan Dekat Berdasarkan
tingkat 1A-1B di STIKes Bakti Tunas Jenis Kelamin
Husada Tasikmalaya. Dan Pengumpulan
data dilakukan dengan pengisian kuesioner Tabel 4.2
oleh subjek yang dilakukan secara langsung Tabel Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
oleh peneliti terhadap sampel penelitian. No Jenis Frekuensi Persentase
Peneliti juga mencari, membaca berbagai Kelamin (%)
referensi dari buku –buku, jurnal-jurnal, dan 1 Perempuan 35 70
internet yang berkaitan serta mendukung 2 Laki-laki 15 30
kebenaran dan keabsahan dari hasil yang Total 50 100
diperoleh dari penelitian.
Analisis Data Melihat tabel 4.1 responden paling
Setelah pengumpulan data, dilakukan banyak yaitu jenis kelamin perempuan
pengolahan data yang selanjutnya dianalisis. sebanyak 35 mahasiswa (70%), sedangkan
Pengolahan data meliputi editing, coding, 15 mahasiswa (30%) berjenis kelamin laki-
dan entry. Analisis data yang dilakukan laki.
adalah analisis univariat dan bivariat. Tujuan
dari analisis univariat adalah untuk 3. Aktivitas Jarak Dekat Menggunakan
menggambarkan karakteristik setiap variabel Mikroskop
penelitian. Pada penelitian ini semua data Tabel 4.3
berjenis kategori sehingga setelah dianalisis Tabel Frekuensi Berdasarkan Aktivitas
dihasilkan distribusi frekuensi dan Jarak Dekat Menggunakan Mikroskop
persentase. Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variabel N Lama Normal Tidak Normal
bermakna atau tidak bermakna. o Menggun
akan
HASIL DAN PEMBAHASAN Mikrosk
Berdasarkan hasil dari penelitian yang op
telah dilaksanakan pada mahasiswa analis Fre Perse Frek Perse
kesehatan tingkat 1A-1B STIKes Bakti ku ntase uensi ntase
Tunas Husada Tasikmalaya mengenai ens (%) (%)
penurunan tajam penglihatan dekat
i tidak normal sebanyak (36%). Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian yang
1 10 menit dilakukan oleh Hidayah dkk, (2016 : 187),
sebelum 9 18 2 4 dimana terdapat angka penurunan ketajaman
praktiku penglihatan dekat (24,3%) sedangkan tajam
m penglihatan dekat normal sebanyak (75,7%).
2 10 menit 4 Selain itu hasil penelitian ini juga
pertama 8 16 2 sejalan dengan hasil penelitian yang
saat dilakukan oleh Wijaya, (2010 : 180), dimana
melakuk terdapat hasil tajam penglihatan normal
an yaitu (60,3%) sedangkan tajam penglihatan
praktiku tidak normal adalah sebesar (39,7%).
m Akan tetapi, angka hasil penelitian ini
3 10 menit 6 12 4 8 lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil
kedua yang didapat oleh Juneti, (2014 : 5). Pada
saat penelitian tersebut, penurunan ketajaman
melakuk penglihatan dekat yang didapatkan adalah
an senilai (16,24%) sedangkan pada hasil
praktiku penelitian ini tajam penglihatan dekat yang
m mengalami penurunan yaitu senilai (36%).
4 10 menit 5 10 8 16 Penurunan ketajaman penglihatan
ketiga dekat dapat terjadi disebabkan karena
saat kelainan refraksi, kelainan media
melakuk penglihatan, saraf penglihatan terganggu
an fungsinya dan aktivitas jarak dekat (Ilyas,
praktiku Sidarta, 2012 : 8).
m 2. Hasil Tajam Penglihatan Dekat
5 10 menit 4 8 2 4 Berdasarkan Jenis Kelamin
setelak Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil
praktiku bahwa pada penelitian ini lebih banyak
m berjenis kelamin perempuan yaitu 35 orang
Total 32 64 18 36 (70%) sedangkan 15 orang (30%) berjenis
kelamin laki-laki. Dari banyak penelitian
Melihat tabel 4.3 responden paling juga banyak ditemukan yang mengalami
banyak tajam penglihatan dekat tidak normal gangguan tajam penglihatan dekat lebih
yaitu pada 10 menit ketiga sebanyak 8 banyak yang berjenis kelamin perempuan.
mahasiswa (16%), sedangkan tajam Selain itu, hal ini juga dapat dihubungkan
penglihatan dekat normal sebanyak 5 dengan aktivitas di luar ruangan yang
mahasiswa (10%). cenderung lebih banyak dilakukan laki-laki.
Olahraga diluar ruangan dan mendapatkan
Pembahasan paparan cahaya matahari yang cukup dapat
1. Hasi Pemeriksaan Tajam Penglihatan mencegah terjadinya pemanjangan bola mata
Dekat dan dapat mencegah terjadinya gangguan
Tajam penglihatan dekat merupakan tajam penglihatan (Usman dkk, 2014 : 6).
fungsi mata. Gangguan penglihatan Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui dari Usman dkk, (2014 : 6) yaitu
sebab kelainan mata yang mengakibatkan memperlihatkan kasus miopia/gangguan
turunnya tajam penglihatan dekat (Ilyas, tajam penglihatan lebih banyak terjadi pada
Sidarta, 2015 : 64). jenis kelamin perempuan, yaitu 47 orang
Berdasarkan tabel 4.1 pada penelitian (75,9%) dari total 64 responden pekanbaru.
yang telah dilakukan didapat bahwa dari 50 Hasil penelitian ini juga sesuai denga
orang mahasiswa yang diukur ketajaman hasil penelitian Juneti dkk, (2014 : 5) yaitu
penglihatan dekatnya menggunakan Reading memperlihatkan gangguan tajam
Chart, terdapat tajam penglihatan dekat penglihatan lebih banyak terjadi pada jenis
normal (64%), sedangkan tajam penglihatan
kelamin perempuan, yaitu 26 orang Dimana didapatkan hasil penurunan tajam
(68,42%) dari total 38 responden. penglihatan pada 10 menit ketiga senilai
3. Hasil Aktivitas Jarak Dekat (14%). Akan tetapi, angka hasil penelitian
Menggunakan Mikroskop ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
Berdasarkan tabel 4.3, didapatkan hasil hasil yang didapat oleh Juneti dkk, (2014 :
untuk aktivitas jarak dekat menggunakan 5), pada penelitian tersebut, menggunakan
mikroskop yaitu terdapat pada 10 menit waktu <2jam untuk aktivitas dekat
ketiga dengan hasil tajam penglihatan dekat menggunakan laptop didapatkan hasil
normal ssenilai (10%), sedangkan tajam sebanyak (42,1%).
penglihatan tidak normal (menurun) Menurut penelitian Fachrian dkk,
didapatkan hasil senilai (16%). Berdasarkan (2009 : 4). Menyatakan bahwa tidak ada
aktivitas jarak dekat menggunakan hubungan yang bermakna antara keluarga
mikroskop berpengaruh pada hasil inti berkacamata (gangguan tajam
pemeriksaan tajam penglihatan dekat penglihatan) dengan anak yang juga
dikarenakan semakin lamanya waktu yang mengalami gangguan tajam penglihatan
digunakan maka yang mengalami penurunan karena gangguan tajam penglihatan lebih
tajam penglihatan dekat semakin meningkat. banyak di pengaruhi oleh kebiasaan dalam
Hasil penelitian tersebut sangat relevan melakukan aktivitas dekat dan lama.
dengan teori yang menyatakan bahwa Tajam penglihatan merupakan masalah
aktivitas melihat jarak dekat yang terlalu kesehatan yang penting, deteksi dini dan
berlebihan akan menyebabkan mata menjadi publikasi mengenai prevalensi dan faktor
mudah lelah, sayu, dan kadang berair. yang berhubungan dengan kelainan tajam
Semakin banyak waktu yang dihabiskan penglihatan dekat di indonesia masih jarang
untuk aktivitas jarak dekat, maka semakin dilakukan (Fachrian dkk, 2009 : 2).
besar risiko terjadinya penurunan tajam Sedangkan tajam penglihatan dekat yang
penglihat. Aktivitas melihat jarak dekat baik sangat diperlukan dalam proses belajar
menjadi faktor penyebab terjadinya mengajar (Tiharyo, 2008 : 35).
penurunan tajam penglihatan melalui efek Biasanya pemeriksaan tajam
fisik langsung akibat akomodasi yang terjadi penglihatan dekat ditentukan dengan melihat
secara terus menerus sehingga menyebabkan kemampuan mata membaca huruf-huruf
otot siliaris menjadi tinggi dan lensa menjadi berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu
cembung. Jarak yang semakin dekat akan (Ilyas, Sidarta, 2015 : 64).
menyebabkan semakin kuatnya akomodasi
mata. Aktivitas melihat jarak dekat pada SIMPULAN DAN SARAN
monitor dengan jarak yang tidak sesuai akan
memberikan dampak buruk akibat pajanan Simpulan
sinar ultraviolet. Selain itu menurut teori Angka penurunan tajam penglihatan
lain, lamanya aktivitas melihat jarak dekat dekat pada mahasiswa analis kesehatan
akan menyebabkan terbentuknya bayangan tingkat 1A-1B di STIKes Bakti Tunas
buram di retina (Sukamto, 2018 : 15). Husada Tasikmalaya didapat bahwa 50
Kejadian penurunan tajam penglihatan orang mahasiswa yang mejawab kuesioner
dekat pada aktivitas jarak dekat dan diukur ketajaman penglihatan dekatnya
menggunakan mikroskop dilakukan secara menggunakan Rading Chart, terdapat
berulang dan terus-menerus tubuh akan penurunan tajam penglihatan dekat pada 10
memunculkan sinyal kimiawi yang akan menit ketiga saat melakukan praktikum
memacu perubahan arah pertumbuhan didapatkan hasil penurunan tajam
struktur bola mata. Efek selanjutnya dinding penglihatan dekat sebanyak 8 orang (16%).
bola mata akan menjadi lebih lemah dan Kejadian penurunan tajam penglihatan dekat
akhirnya mudah memanjang, dan apabila hal pada aktivitas jarak dekat menggunakan
ini terjadi, maka akan mengalami kerentanan mikroskop dilakukan secara berulang dan
untuk mengalami gangguan penurunan terus-menerus tubuh akan memunculkan
ketajam penglihatan dekat (myopia) sinyal kimiawi yang akan memacu
(Hidayah, 2016 : 191). perubahan arah pertumbuhan struktur bola
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian mata. Efek selanjutnya dinding bola mata
yang dilakukan oleh Juneti, (2014 : 6). akan menjadi lebih lemah dan akhirnya
mudah memanjang, dan apabila hal ini Juneti dkk, 2014. Gambaran Faktor-Faktor
terjadi, maka akan mengalami kerentanan yang Mempengaruhi Gangguan
untuk mengalami gangguan penurunan Tajam Penglihatan pada Anak
ketajam penglihatan dekat. Sekolah Dasar Kelas V di SDN
Bukit Raya Pekanbaru Tahun
Saran 2014. (online)
Peneliti selanjutnya diharapkan ada (https://media.neliticom>publicati
penelitian lebih lanjut, mengenai gambaran onpdf) diakses pada senin 20 Mei
penurunan tajam penglihatan dekat dengan 2019
metode yang lebih baik lagi dan prosfektif,
misalnya untuk lamanya waktu Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Metodologi
menggunakan mikroskop lebih lama lagi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
dari penelitian ini. Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA Oktavani, Yoki. dan Fadilah, Ferdi,


Tubagus. 2018. Hubungan Antara
Dhamar, Witantra, Hutami. dan Wulandari Intensitas Pengguna Game Online
Putu Astri. 2016. Prevalensi dengan Visus pada Siswa di SMA.
Penurunan Tajam Penglihatan (online) (https://jbiomedkes.org)
pada Siswa Kelas 3 – 6 Sekolah diakses pada Rabu 20 Februari
Dasar Negri 1 Manggis 2019
Karangasem Bali Tahun 2014.
(online) Porotu’o, I Lely., Joseph, B, S, Woodford.,
(https://isainsmedis.id/index.php/i dan Sondakh, C, Ricky. 2015.
sm/article/viewFile/25/25) diakses Faktor-Faktor yang Berhubungan
pada Rabu 02 Mei 2018 dengan Ketajaman Penglihatan
pada Pelajar Sekolah Dasar
Fachrian dkk, 2009. Prevalensi Kelainan Katolik Santa Theresia 02 Kota
Tajam Penglihatan pada Pelajar Manado. (online)
SD X. (online) (https://scholar.google.co.id/schol
(http://indonesia.digitaljournals.or ar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Fakt
g/index.php/idnmed/article/viewF or-
ile/646/641) diakses pada 20 Mei Faktor+yang+Berhubungan+deng
2019 an+Ketajaman+Penglihatan+pada
+Pelajar+Sekolah+Dasar+Katolik
Hidayah, Nurul., Daulay, Ramalida., dan +Santa+Theresia+02+Kota+Mana
Permana, Luckyta, Ibna. 2016. do.+&btnG=) diakses pada Rabu
Kondisi Penurunan Ketajaman 20 Februari 2019
Penglihatan Anak di SDN Sungai
Jingah 4 Banjarmasin. Diakses Sukamto, Dian, Novia, Andriani. 2018.
pada Rabu 13 Februari Hubungan Faktor Keturunan,
Aktivitas Jarak Dekat, Di Luar
Illyas, Sidarta. 2012. Dasar Teknik Ruangan Dengan Kejadian
Pemeriksaan Dalam Ilmu Miopia Pada Mahasiswa Fakultas
Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Kedokteran Universitas Angkatan 2014. (online) (NDA
Indonesia. SUKAMTO digilib.unila.ac.id)
diakases pada Senin 25 Februari
Illyas, Sidarta dan Yulianti Sri Rahayu. 2019
2015. Ilmu Penyakit Mata, Edisi
Kelima. Jakarta: Fakultas Tamboto, dkk. 2015. Gambaran Visus Mata
Kedokteran Universitas pada Senat Mahasiswa Fakultas
Indonesia. Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. (online)
(https://scholar.google.co.id/schol
ar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Ga
mbaran+Visus+Mata+pada+Senat
+Mahasiswa+Fakultas+Kedoktera
n+Universitas+Sam+Ratulangi&b
tnG=) diakses pada rabu 20
Februari 2019

Tiharyo, 2008. Pertambahan Miopia pada


Anak Sekolah Dasar Perkotaan
dan Pedesaan. (online)
(http://journal.unair.ac.id/.../06.0k
_lap.%20Penlt.%20Dr.%20Imam
%20T.pdf) diakses pada senin 20
Mei 2019

Usman dkk, 2014. Hubungan antara Faktor


Krturunan, Aktivitas Melihat
Dekat dan Sikap Pencegahan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Riau Terhadap
Kejadian Miopia. (online)
(http://jom.unri.ac.id/index.php/J
OMFDOK/article/download/3161
/3062) diakses pada senin 20 Mei
2019
Wijaya, M. 2010. Prevalensi Penurunan
Ketajaman Penglihatan pada
Siswa-Sswi Sekolah Dasar Kelas
4-6. (online)
(http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/21449/appendix.pd
f) diakses pada senin 20 Mei 2019
2017 diakses pada Rabu 20
Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai