( vital sign )
Dibuat oleh:
Nim: 211440101018
Kepala Ruamgan:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang vital sign.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu di
ruangan Siti Walidah di stase praktik kebidanan ibu Hj. Naylah, Am.Keb di RS
Muhammadiyah Palembang. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang vital sign.
Dalam menyusun makalah ini saya banyak mendapatkan hambatan dan rintangan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Terlepas dari semua itu saya menyadari bahwa makalah yang saya buat masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan maupun tata bahasa. Akhir kata saya meminta semoga
makalah tentang vital sign ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu di ruangan Siti
Walidah di stase praktik kebidanan pada program studi DIII Keperawatan di RS
Muhammadiyah Palembang.
BAB II
Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal
dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan
dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise. Vital sign terdiri atas
a. Tekanan darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika d arah di pompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat di ukur melalui nilai
sistolik dan diastolik. Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan
stestoskop untuk mendengar denyut nadi. Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah
pada usia ≥ 18 tahun
b. Denyut nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis.
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan tangan
pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis.
Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku. Digunakan
untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis.
Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid berjalan di
antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
c. Suhu tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas
suatu benda/makhluk hidup. Suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah
termometer. Jenis2 termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah
termometer air raksa dan digital. Metode mengukur suhu tubuh:
1) Oral.
Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit. Tidak dianjurkan
pada bayi
2) Axilla.
Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan
termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
3) Rectal.
Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral
d. Pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Faktor yang
mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubu
5) Aktivitas
Interpretasi
Gunakan pedoman berikut ini untuk mengaplikasikan tindakan pengukuran tanda–tanda vital
ke dalam praktik keperawatan :
• Ketika klien mengalami perubahan status kesehatan atau melaporkan adanya gejala
seperti nyeri dada atau merasa panas atau pernah pingsan.
• Sebelum dan sesudah proses pembedahan atau prosedur invasif.
• Sebelum dan atau sesudah pemberian obat yang dapat memengaruhi sistem pernafasan
atau sistem kardiovaskular, misalnya sebelum memberikan preparat digitalis.
• Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang dapat memengaruhi tanda-tanda
vital misalnya memindahkan klien yang selama ini menjalani tirah baring
2.4 Pengaturan Suhu Tubuh
Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting : sensor
di bagian permukaan dan inti tubuh, integrator di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat
menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas. Sebagian besar sensor atau reseptor sensori
terdapat di kulit. Kulit memiliki lebih banyak reseptor untuk suhu dingin dari pada hangat oleh
sebab itu, sensor kulit lebih efisien dalam mendeteksi suhu dingin dari pada hangat.Ketika kulit
di seluruh bagian tubuh dingin, terjadi tiga proses fisiologis yang akan meningkatkan suhu
tubuh :
Integrator hipotalamus, yang merupakan pusat pengendali suhu inti, berada di area praoptik
hipotalamus, ketika sensor yang terdapat di hipotalamus mendeteksi adanya panas, sensor
tersebut akan mengirimkan sinyal yang bertujuan menurunkan suhu tubuh yaitu menurunkan
produksi panas,dan meningkatkan pengeluaran panas. Ketika sensor dingin terstimulasi, sensor
akan mengirimkan sinyal untuk meningkatkan produksi panas dan menurunkan pengeluaran
panas.Sinyal yang berasal dari reseptor yang peka dingin di hipotalamus akan memicu efektor,
seperti fasokonstriksi, menggigil, dan pelepasan epinefrin, yang dapat meningkatkan
metabolisme seluler serta produksi panas. Ketika reseptor yang sensitif terhadap suhu hangat
di hipotalamusterstimulasi, system efektor tersebut akan mengirim sinyal yang akan memicu
produksi keringat dan fasodilatasi. Selain itu, ketika sistem ini terstimulasi, individu akan
secara sadar membuat penyesuaian yang tepat, seperti mengenakan pakaian tambahan sebagai
respon terhadap suhu dingin atau menyalakan kipas angin sebagai responterhadap suhu panas