Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

DIRUANGAN SITI WALIDAH STASE PRAKTIK KEBIDANAN

( vital sign )

Dibuat oleh:

Nama: Putri Natasya

Nim: 211440101018

Prodi: DIII Keperawatan

Kepala Ruamgan:

Hj. Naylah, Am.Keb

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang vital sign.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu di
ruangan Siti Walidah di stase praktik kebidanan ibu Hj. Naylah, Am.Keb di RS
Muhammadiyah Palembang. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang vital sign.

Dalam menyusun makalah ini saya banyak mendapatkan hambatan dan rintangan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa teratasi. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Terlepas dari semua itu saya menyadari bahwa makalah yang saya buat masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan maupun tata bahasa. Akhir kata saya meminta semoga
makalah tentang vital sign ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanda-tanda vital (TTV) merupakan cara yang tepat dan efisien


untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasi masalah mengevaluasi respons klien
terhadap intervensi. Teknik dasar inspeksi, palapasi, dan auskultasi digunakan untuk
menentukan tanda vital. Ketrampilan ini sederhana tetapi tidak boleh diabaikan. Pengukuran
tanda vital dan pengukuran fisiologis lain merupakan dasar bagi penyelesaian masalah klinis.
Pengkajian tanda vital memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan,
mengimplementasikan rencana intervensi dan mengevaluasai keberhasilan bila tanda vital
dikembalikan pada nilai yang dapat diterima. Ketika perawat mempelajari variable yang
mempengaruhi tanda vital dan mengenali hubungan perubahan tanda vital tersebut terhadap
temuan lain dalam pengkajian fisiologis masalah kesehatan klien dapat ditentukan dengan
tepat.

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu di ruangan Siti
Walidah di stase praktik kebidanan pada program studi DIII Keperawatan di RS
Muhammadiyah Palembang.
BAB II

2.1 Definisi vital sign

Vital sign atau tanda-tanda vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang
digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada pasien
yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor-faktor resiko komplikasi kardiopulmonal
dan untuk menilai respon terhadap intervensi. Tanda vital juga berguna untuk menentukan
dosis yang adekuat bagi tindakan fisioterapi, khususnya exercise. Vital sign terdiri atas

a. Tekanan darah
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika d arah di pompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat di ukur melalui nilai
sistolik dan diastolik. Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan
stestoskop untuk mendengar denyut nadi. Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah
pada usia ≥ 18 tahun

b. Denyut nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis.
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan tangan
pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis.
Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku. Digunakan
untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis.
Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid berjalan di
antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
c. Suhu tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas
suatu benda/makhluk hidup. Suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon
Tindakan dalam pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah
termometer. Jenis2 termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah
termometer air raksa dan digital. Metode mengukur suhu tubuh:
1) Oral.
Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit. Tidak dianjurkan
pada bayi
2) Axilla.
Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan
termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
3) Rectal.
Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral

d. Pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Faktor yang
mempengaruhi Respiratory Rate:

1) Usia

2) Jenis kelamin

3) Suhu Tubuh

4) Posisi tubu

5) Aktivitas

Interpretasi

a. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit

b. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut


c. Apnea : Bila tidak bernapas

2.2 Petunjuk Pengukuran Tanda Vital

Gunakan pedoman berikut ini untuk mengaplikasikan tindakan pengukuran tanda–tanda vital
ke dalam praktik keperawatan :

• Perawat bertanggung jawab untuk mengukur tanda vital. Anda dapat


mendelegasikan tugas pengukuran tanda-tanda vital klien yang kondisinya stabil, tetapi
anda tetap harus menganalisisnya untuk menginterpretasi perubahan dan memutuskan
intervensi.
• Pastikan perlengkapan pemeriksaan berfungsi baik dan sesuai ukurannyadengan usia
klien sehingga hasilnya tepat.
• Pilih perlengkapan berdasarkan kondisi dan karakteristik klien (jangangunakan
cuff dewasa untuk anak-anak).
• Ketahui rentang tanda vital pada klien yang diperiksa. Biasanya terjadi variasidi luar
rentang normal. Nilai normal pada klien akan menjadi dasar
untuk dibandingkan pada temuan berikutnya sehingga anda dapat mendeteksi perubah
an kondisi klien.
• Pelajari riwayat medis, terapi, dan pengobatan klien. Beberapa penyakit,terapi, dan
pengobatan dapat mengubah tanda vital.
• Kendalikan atau minimalisasi faktor lingkungan yang dapat memengaruhitanda vital.
Contohnya, pengukuran suhu tubuh klien pada ruang yang lembabmungkin tidak akan
mencerminkan kondisi sebenarnya.
• Gunakan pendekatan sistematik yang terorganisasi dengan baik saat mengukur tanda
vital.
• Putusakan frekuensi pengukuran tanda vital berdasarkan kondisi klien dankolaborasi
dengan penyedia layanan kesehatan lain. Tanda vital akan diukur lebih sering jika klien
baru saja menjalani oprasi atau intervensi perawatan. Diklinik atau fasilitas rawat jalan,
anda mengukur tanda vital sebelum diberilayanan kesehatan lain melakukan
pemeriksaan dan setelah prosedur invasif selesai dilakukan. Jika terjadi perburukan
fisik, tanda vital harus diukur tiap 5-
10 menit. Frekuensi pemeriksaan yang lebih sering merupakan tenggung jawab
pertimbangan perawat.
• Gunakan tanda vital sebagai indikasi pemberian obat. Contohnya, andamemberikan
obat jantung sesuai rentang nilai denyut nadi atau tekanan darah.Berikan antipiretik jika
suhu tubuh klien berada di luar rentang normal. Obattidak diberikan jika perubahan
tanda vital masih dalam rentang normal.
• Pelajari hasil pengukuran tanda vital. Tanda vital harus di interpretasikan bersama
tanda atau gejala fisik.
• Perjelas dan sampaikan perubahan tanda vital yang penting kepada pengasuhklien.
Pengukuran dasar memungkinkan perawat untuk mengenali perubahantanda vital. Jika
ada kelainan, minta bantuan perawat lain untuk mengulang pengukuran.
Tanda vital yang berada di luar rentang normal harus dilaporkankepada penyedia
layanan kesehatan atau kepala perawat.
• Berikan rencana pengajaran bagi klien atau pengasuhnya untuk mengawasi tanda vital
dan kepentingan temuaannya

2.3 Waktu Pengkajian Tanda-tanda Vital

Saat pertama masuk rumah sakit untuk mendapatkan data dasar.

• Ketika klien mengalami perubahan status kesehatan atau melaporkan adanya gejala
seperti nyeri dada atau merasa panas atau pernah pingsan.
• Sebelum dan sesudah proses pembedahan atau prosedur invasif.
• Sebelum dan atau sesudah pemberian obat yang dapat memengaruhi sistem pernafasan
atau sistem kardiovaskular, misalnya sebelum memberikan preparat digitalis.
• Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang dapat memengaruhi tanda-tanda
vital misalnya memindahkan klien yang selama ini menjalani tirah baring
2.4 Pengaturan Suhu Tubuh

Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting : sensor
di bagian permukaan dan inti tubuh, integrator di hipotalamus, dan sistem efektor yang dapat
menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas. Sebagian besar sensor atau reseptor sensori
terdapat di kulit. Kulit memiliki lebih banyak reseptor untuk suhu dingin dari pada hangat oleh
sebab itu, sensor kulit lebih efisien dalam mendeteksi suhu dingin dari pada hangat.Ketika kulit
di seluruh bagian tubuh dingin, terjadi tiga proses fisiologis yang akan meningkatkan suhu
tubuh :

1. Mengigil meningkatkan produksi panas.

2. Produksi keringat dihambat untuk mengurangi kehilangan panas.

3. Vasokonstriksi mengurangi kehilangan panas.

Integrator hipotalamus, yang merupakan pusat pengendali suhu inti, berada di area praoptik
hipotalamus, ketika sensor yang terdapat di hipotalamus mendeteksi adanya panas, sensor
tersebut akan mengirimkan sinyal yang bertujuan menurunkan suhu tubuh yaitu menurunkan
produksi panas,dan meningkatkan pengeluaran panas. Ketika sensor dingin terstimulasi, sensor
akan mengirimkan sinyal untuk meningkatkan produksi panas dan menurunkan pengeluaran
panas.Sinyal yang berasal dari reseptor yang peka dingin di hipotalamus akan memicu efektor,
seperti fasokonstriksi, menggigil, dan pelepasan epinefrin, yang dapat meningkatkan
metabolisme seluler serta produksi panas. Ketika reseptor yang sensitif terhadap suhu hangat
di hipotalamusterstimulasi, system efektor tersebut akan mengirim sinyal yang akan memicu
produksi keringat dan fasodilatasi. Selain itu, ketika sistem ini terstimulasi, individu akan
secara sadar membuat penyesuaian yang tepat, seperti mengenakan pakaian tambahan sebagai
respon terhadap suhu dingin atau menyalakan kipas angin sebagai responterhadap suhu panas

Anda mungkin juga menyukai