DOSEN PENGAMPUH;
FATIMAH ABBAS S.Kep,Ns.M.Mkes
DISUSUN OLEH :
HUSNUL NABILA SAHID (231540104)
1. Apa yang dimaksud dengan masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi ?
2. Apa penyebab masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi
3. Bagaimana cara penanganan masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi ?
4. Bagaimana cara pencegahaan masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi ?
C. Tujuan
1. untuk mengetauhi pengertian pengertian dari masalah masalah yang lazim terjadi
pada bayi
2. Untuk mengetauhi penyebab dari masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi
3. Untuk mengetauhi cara penanganan masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi
4. Untuk mengetauhi cara pencegahan masalah masalah yang lazim terjadi pada bayi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bercak mongol
1. pengertianBercak Mongol
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru di kulit bayi yang baru lahir. Bercak Mongol
atau congenital dermal melanocytosis biasanya muncul di area bokong, punggung, tangan,
atau kaki. Bercak mongol terjadi ketika melanosit, yaitu sel penghasil melanin yang memberi
warna pada kulit, terperangkap di dalam lapisan kulit bagian dalam (dermis) saat proses
perkembangan janin. Kondisi ini menyebabkan melanosit tidak dapat mencapai lapisan kulit
bagian luar (epidermis) sehingga menimbulkan bercak di bawah kulit. Belum diketahui
dengan pasti penyebab terperangkapnya sel melanosit tersebut. Namun, kondisi ini lebih
sering terjadi pada bayi yang memiliki warna kulit gelap, termasuk bayi keturunan Asia,
India, atau Afrika.
2. Penyebab Bercak Mongol
Penyebab munculnya tanda lahir pada kulit ini belum dapat dipastikan, tetapi bukan
gejala penyakit tertentu dan tidak berbahaya. Bercak Mongol biasanya akan hilang seiring
bertambahnya usia anak.
4. Gejala Hemangioma
Kondisi ini seringkali muncul saat lahir, tapi lebih sering muncul selama beberapa bulan
pertama kehidupan bayi. Kondisi tersebut awalnya berbentuk tanda merah datar yang muncul
di tubuh, seringkali di wajah, kulit kepala, dada, atau punggung. Menurut Kementerian
Kesehatan, hemangioma bisa muncul di beberapa bagian tubuh. Tak hanya di luar, tapi juga
di organ dalam tubuh yaitu perkembangan penyakit di kulit dan organ hatii
5. Diagnosis Hemangioma
Diagnosis hemangioma dapat dilakukan melakukan beberapa prosedur, seperti:
a) Pemeriksaan fisik
b) Riwayat medis
c) Tes penunjan
6. Pengobatan Hemangioma
Pengobatan hemangioma sebenarnya tidak diperlukan, karena dapat hilang dengan
sendirinya seiring berjalan waktu. Namun, jika sudah memengaruhi penglihatan atau
menyebabkan masalah lain, dokter spesialis kulit dan kelamin biasanya meresepkan obat,
seperti:Obat beta blocker Obat kortikosteroid Laser/ operasi Obat gel
7. Pencegahan Hemangioma
Ada beberapa komplikasi hemangioma yang dapat terjadi jika gejala yang muncul
dibiarkan begitu saja. Contohnya: Pendarahan (terutama jika hemangioma terluka), Masalah
dengan pernapasan. Gangguan makan.Masalah psikologis akibat penampilan kulit yang
buruk.Infeksi sekunder dan luka. Perubahan yang terlihat pada kulit.
C. IKTERIK
1. Pengertian
Bayi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak
berbahaya. Tanda-tanda bayi kuning mudah terlihat karena ciri khas pewarnaan kuning pada
kulit dan juga pada bagian putih mata. Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik
neonatorum.
2. Penyebab
Penyebab bayi kuning adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam darah. Bilirubin ini
adalah pigmen kuning dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin terjadi karena organ hati
bayi belum cukup matang untuk menyingkirkan bilirubin dalam aliran darah. Seiring dengan
berkembangnya fungsi organ hati bayi dan mulai meningkatnya asupan bayi, penyakit kuning
akan berangsur hilang dengan sendirinya. Pada kebanyakan bayi, penyakit kuning ini tidak
memerlukan perawatan khusus dan akan hilang dengan sendirinya sekitar 2-3 minggu setelah
lahir. Penyebab lain adalah berat bayi lahir rendah (kurang dari 2500 gram), bayi
lahir premature (usia kehamilan <37 minggu), kurangnya pemberian ASI, infeksi, gangguan
fungsi hati dan ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi.
3. Gejala
Gejala pada bayi yang mengalami ikterik neonatorum yaitu warna kulit pada bayi menjadi
warna kuning atau yang sering disebut dengan bayi kuning. Warna kadang-kadang dimulai
pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Terkadang, bayi
dengan ikterus parah bertubuh lemah dan tidak mau menyusu.
4. Jenis jeni bayi kuning
a) KUNING NORMAL yaitu timbul pada hari ke 2 atau ke 3 dan tampak jelas pada hari
ke 5 sampai dengan ke 6 dan akan menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 dan akan
menghilang pada hari ke 14. Bayi tampak biasa, minum baik dan berat badan naik.
b) KUNING TIDAK NORMAL yaitu kuning terjadi sebelum umur 24 jam dan bertahan
setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.
Biasanya disertai tanda-tanda adanya penyakit seperti suhu yang tidak stabil, malas
menetek, muntah, penurunan berat badan yang cepat, sesak nafas, gagal nafas, dan
penurunan kesadaran.
5. Pencegahan
Apabila bayi kuning, yang dapat dilakukan adalah pemberian ASI yang cukup kepada
bayi. Pemberian makanan dilakukan dengan pemberian ASI 8 hingga 12 kali sehari. Dengan
mencukupi asupan bayi, maka bilirubin dapat dikeluarkan lebih cepat dari tubuh melalui
kencing dan tinja. Selain itu jemur bayi di pagi hari antara jam 7-8 pagi selama 30 menit
dengan badan terbuka dan gunakan penutup mata serta popok (untuk bayi laki-laki).
6. Penanganan
Penyakit kuning pada bayi biasanya akan menghilang sendiri dalam waktu 2 atau 3
minggu. Untuk ikterus sedang atau berat, bayi perlu tinggal lebih lama di rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan. Perawatan bayi kuning dapat dilakukan dengan Terapi sinar
ultraviolet atau sinar UV (fototerapi) yaitu dengan menempatkan bayi di bawah
lampu fluoresens yang memancarkan cahaya dalam spektrum biru-hijau. Cahaya mengubah
bentuk dan struktur molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan dalam kencing dan
tinja.Selama perawatan, bayi hanya akan memakai popok dan pelindung mata. Terapi cahaya
dapat dilengkapi dengan penggunaan pad atau kasur yang memancarkan cahaya.
Fototerapi biasanya cukup efektif untuk perawatan bayi kuning, dan biasanya tidak
mempunyai efek samping yang berarti. Terapi dilakukan minimal selama 24 jam, bila bayi
masih memerlukan fototerapi dapat dilanjutkan 2×24 jam tanpa istirahat. Maksimal
pemberian 5×24 jam setelah istirahat selama 12 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin
dalam darah kembali ke ambang batas normal dan sesuai dengan instruksi dokter.
7. Komplikasi
Namun, apabila bayi kuning setelah lebih dari 3 minggu sejak lahir maka ini bisa menjadi
pertanda adanya kondisi lain yang perlu diperhatikan. Sebaiknya konsultasikan kepada dokter
mengenai kondisi bayi.Meskipun jarang terjadi, tapi apabila kadar bilirubin meningkat secara
berlebihan dan tidak dikeluarkan tubuh, bayi lebih berisiko menjadi tuli, terkena lumpuh
otak (cerebral palsy), kerusakan otak (kernikterus) dan bahkan kematian.
D. Muntah dan gumoh
1. Pengertian muntah dan gumoh
Muntah terjadi ketika ada dorongan dan kontraksi yang kuat dari otot perut untuk
mengeluarkan isi lambung. Hal ini bisa terasa menyakitkan. Sementara, saat gumoh, kondisi
saat susu mengalir dengan mudah keluar tanpa tekanan dari perut bayi. Kondisi ini biasanya
terjadi bersamaan dengan sendawa, tersedak, batuk, menangis, atau ketika bayi menolak
makanan.
2. Penyebab Bayi Sering Gumoh
Gumoh pada bayi bisa terjadi ketika ia terlalu banyak menelan udara saat menyusu atau
terlalu banyak minum susu. Dalam istilah medis, gumoh disebut dengan refluks. Saat
menyusu, cairan ASI atau susu formula akan ditelan melalui mulut, lalu turun ke
kerongkongan dan ke lambung. Nah, di antara kerongkongan dan lambung, ada cincin otot
yang akan menutup ketika susu sudah masuk ke dalam lambung, untuk mencegahnya naik
kembali ke kerongkongan. Namun, saat bayi masih berusia beberapa minggu hingga 5 bulan,
cincin otot tersebut belum bisa menutup dengan sempurna, sehingga memungkinkan susu
kembali ke kerongkongan dan keluar melalui mulut. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
bayi gumoh. Gumoh biasa terjadi pada bayi yang usianya baru beberapa minggu. Soalnya,
pada usia ini, pencernaan bayi belum berkembang sempurna. Namun, seiring dengan
bertambahnya usia bayi, intensitas gumoh akan berkurang dan berhenti dengan sendirinya,
umumnya di sekitar usia 4−5 bulan.
3. Mengatasi Bayi Sering Gumoh
Gumoh termasuk kondisi yang umum dialami oleh bayi yang sehat dan kebanyakan tidak
membutuhkan penanganan khusus. Jika Si Kecil sering mengalami gumoh, Bunda bisa
mencoba beberapa tips di bawah ini: Jangan memberikan susu kepada bayi secara berlebihan.
Sebaliknya, Bunda lebih disarankan untuk memberi susu dalam jumlah sedikit tapi sering.
Pastikan posisi tubuh Si Kecil dalam keadaan tegak saat ia menyusu. Kemudian, tahan tubuh
bayi masih dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah ia selesai menyusu.
4. Sendawakan Si Kecil tiap usai menyusu.
Tunggu setidaknya 30 menit setelah menyusu, sebelum memberi tekanan pada perutnya.
Misalnya, jika Bunda ingin memakaikan seat belt di kursi mobil khusus bayi. Jika bayi
minum dari ASI perah atau susu formula menggunakan botol, pilih dot dengan lubang yang
tidak terlalu besar. Ini berguna untuk mencegah susu keluar dalam jumlah banyak. Jika bayi
minum ASI ekslusif, Bunda bisa mengurangi konsumsi produk-produk yang terbuat dari
susu, seperti keju dan yoghurt. Ini karena makanan atau minuman tertentu yang Bunda
konsumsi dapat membuat Si Kecil jadi lebih sering gumoh.
5. Kapan Gumoh Harus Dikonsultasikan ke Dokter
E. Oral thrush
1. Pengertian Oral thrush
Oral thrush adalah infeksi jamur pada mulut dan lidah yang disebabkan oleh Candida
Albicans yang terakumulasi pada lapisan mulut. Itulah mengapa oral thrush disebut juga
dengan kandidiasis mulut atau kandidiasis oral. Jamur Candida Albicans sebenarnya memang
tumbuh secara alami di dalam mulut. Bila jumlah jamur yang tumbuh hanya sedikit, maka
tidak akan menimbulkan masalah. Namun, ketika jenis jamur ini mulai bertumbuh secara
tidak terkendali, infeksi akan terjadi di dalam mulut. Oral thrush paling sering terjadi pada
bayi atau balita, bahkan bayi yang baru lahir sekalipun. Namun, tidak menutup kemungkinan
juga infeksi jamur ini bisa terjadi pada orang dewasa. Oral thrush ditandai dengan munculnya
bercak putih, seperti dadih susu di bagian pipi dalam dan di bagian lidah.
2. Penyebab Oral Thrush pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir lebih berisiko mengalami oral thrush karena sistem kekebalan tubuhnya
belum berkembang sempurna, sehingga ketahanan tubuhnya melawan infeksi masih rendah.
Selain itu, ibu yang mengonsumsi antibiotik dan langsung menyusui setelah bayi lahir juga
bisa memicu oral thrush. Ini karena antibiotik membunuh bakteri yang menjaga jamur tetap
terkendali.
3. Ciri-Ciri Bayi yang Mengalami Oral Thrush?
Pada awalnya, oral thrush pada bayi baru lahir tidak menimbulkan gejala apapun. Namun,
seiring bertambahnya jamur, maka akan terlihat bercak-bercak putih yang menyebar. Bercak-
bercak ini terlihat sedikit lebih tebal atau seperti benjolan. Infeksi jamur di mulut ini biasanya
juga akan membuat Si Kecil rewel, mudah marah, dan menolak untuk menyusu. Ibu perlu
memerhatikan kondisi ini pada bayi, karena infeksi jamur ini bisa menular pada payudara ibu
ketika menyusui.
4. Penanganan
Kebanyakan kasus oral thrush tidak memerlukan perawatan khusus. Infeksi jamur pada
mulut ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Oral thrush juga bisa terasa
sakit dan mengganggu bagi beberapa bayi, tapi sebagian bayi yang lain mungkin tidak merasa
demikian. Berikut tiga cara mudah membersihkan lidah bayi:
a) Menggunakan Cotton Bud
b) Menggunakan Lap
c) Menggunakan Sikat Gigi dengan Bulu Halus
F. Diaper rush
1. Pengertian diaper rush
Ruam popok atau diaper rash adalah suatu masalah atau terjadinya iritasi pada kulit bayi
di sekitar bokong yang tertutup oleh popok sebagai reaksi dari urine atau feces. Hal ini sering
terjadi pada bayi sekitar 7-35% bayi pernah mengalami masalah ruam popok. Ruam popok
merupakan bentuk umum yang terlihat pada kulit seperti bercak kulit yang meradang di
sekitar pantat bayi dan hal ini sering dikaitkan karena popok yang basah dan jarang di ganti,
iritasi.
2. Penyebab
Ruam popok anak adalah iritasi, infeksi atau alergi, dan akan sering terjadi jika anak
mengalami diare atau sedang mengkonsumsi antibiotika. Infeksi biasanya disebabkan oleh
bakteri atau jamur. Bahan popok dan bahan pewangi atau alkohol yang terdapat pada tisu
pembersih sering menimbulkan reaksi alergi. Adapun gejala dari ruam popok di antaranya :
a) Kulit yang meradang di area bokong, paha dan alat kelamin
b) Gatal dan luka di area popok
c) Tidak nyaman, rewel atau menangis terutama saat mengganti popok
4. Pencegahan
ruam popok atau diaper rash dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa saran
kebersihan dasar seperti :Mengganti popok sesering mungkin, Pada episode ruam popok,
popok sekali pakai direkomendasikan karena sangat menyerap dan meminimalkan paparan
kulit terhadap basah, Bersihkan area kulit dengan lembut dan hati-hati Jika tis bayi yang
dipilih, carilah tisu yang tidak mengandung alcohol dan pewangi Kotoran kering dapat
dibersihkan dengan minyak yang dioleskan pada kapas bulat Kulit yang terkelupas atau pecah
dapat dibersihkan menggunakan air hangat dan diperas ke kulit, keringkan kulit dengan
handuk lembut
G. Dermatitis seboroik
1. Pengertian Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang umumnya mengenai kulit kepala dan area
tubuh yang berminyak, seperti punggung, wajah, dahi, ketiak, pangkal paha, serta dada
bagian atas. Pada kulit kepala, penyakit ini menyebabkan kulit berwarna merah, berketombe,
dan bersisik. Penyakit ini disebut juga sebagai psoriasis seboroik atau eksim seboroik
atau cradle cap pada bayi.
2. Penyebab Dermatitis Seboroik
Hingga saat ini, penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum diketahui. Namun,
penyakit ini diduga berkaitan dengan jamur Malassezia furfur dan peradangan yang terkait
dengan psoriasis. Reaksi inflamasi dari jamur ini dapat hidup di permukaan kulit. Saat jamur
ini semakin besar, sistem kekebalan bereaksi berlebihan, sehingga menimbulkan respons
perdagangan yang menyebabkan perubahan pada kulit. Selain itu, terdapat faktor yang diduga
menyebabkan penyakit ini, di antaranya
a) Peningkatan kadar androgen (hormon).
b) Peningkatan kadar lipid kulit.
c) Reaksi peradangan.
d) Riwayat keluarga (dermatitis diturunkan dalam keluarga).
Ada juga faktor lain yang memicu atau memperburuk dermatitis seboroik meliputi:
a) Stres.
b) Iklim yang dingin dan kering.
c) Kulit berminyak.
d) Menggunakan losion berbahan dasar alkohol.
e) Riwayat kelainan kulit lainnya, termasuk rosacea, psoriasis, dan jerawat.
3. Pencegahan
Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Sebagian besar miliaria akan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan. Bahkan, Anda sebenarnya juga dapat mengurangi timbulnya
biang keringat pada si kecil antara lain dengan menjaga kenyamanan lingkungan sekitar si
kecil, memakaikan baju yang terbuat dari jenis-jenis bahan yang mudah menyerap keringat,
lembut, dan tidak ketat pada si kecil. Beberapa kondisi menyebabkan bayi atau anak dibawa
ke dokter, seperti kondisi biang keringat yang tidak membaik setelah penanganan selama
lebih dari 3 hari, timbul demam atau rasa sakit/gatal yang berat, dan timbul tanda-tanda
infeksi seperti terlihat nanah atau sering berulang beberapa kali dalam waktu yang pendek
sehingga mengganggu aktivitas anak sehari-hari.
J. DIARE
1. Pengertian diare
Secara umum, penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi (kuman-kuman penyakit)
seperti bakteri, virus, dan parasite. Biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang
tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita. Penyebaran bisa juga terjadi karena
menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan kurangnya asupan ASI kepada bayi sampai 2
tahun atau lebih. Di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dari kuman
penyakit. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang gizi buruk akan mudah terkena diare.
pencegahan dehidrasi yang bisa dilakukan di tingkat rumah tangga jika balita mengalami
diare;
K. INFEKSI
1. Pengertian
infeksi yang didapat di rumah sakit pada bayi baru lahir adalah infeksi yang berkembang
setelah bayi baru lahir dirawat di kamar bayi. Infeksi ini tidak berasal dari ibu saat bayi
berada di dalam kandungan dan tidak terjadi saat persalinan.
a) Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri , virus , atau jamur .
b) Gejala bervariasi tetapi mungkin termasuk muntah, demam, dan ruam.
c) Diagnosis biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik.
d) Berbagai tindakan, seperti mencuci tangan, dapat membantu mencegah penyebaran
infeksi.
e) Infeksi diobati berdasarkan penyebabnya.
Beberapa infeksi didapat setelah masuk ke ruang penitipan bayi baru lahir, bukan dari ibu
di dalam rahim (di dalam rahim) atau saat melahirkan. Terkadang tidak jelas sumbernya
apakah ibu atau lingkungan rumah sakit. Infeksi yang didapat di rumah sakit terutama
merupakan masalah bagi bayi baru lahir yang harus dirawat di rumah sakit dalam waktu
lama, misalnya bayi baru lahir prematur dan bayi cukup bulan yang memiliki kelainan
kesehatan serius. Infeksi yang didapat di rumah sakit yang paling umum
adalah pneumonia (infeksi paru-paru) dan infeksi darah ( bakteremia ) akibat kateter yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah (juga disebut infus) untuk memberikan cairan atau
obat-obatan kepada bayi baru lahir.
Pada bayi baru lahir cukup bulan, infeksi yang paling sering didapat di rumah sakit adalah
infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus . Seringkali, infeksi tidak diketahui sampai
bayi baru lahir berada di rumah. Pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah, sebagian
besar infeksi yang didapat di rumah sakit juga disebabkan oleh stafilokokus. Namun bakteri
dan jamur tertentu lainnya juga menjadi penyebabnya. Semakin rendah berat badan lahir,
semakin tinggi pula risiko infeksi, terutama pada bayi baru lahir yang memerlukan ventilator
atau infus dalam jangka waktu lama. Semakin lama bayi baru lahir dirawat di ruang
perawatan khusus atau unit perawatan intensif neonatal (NICU) dan semakin banyak
prosedur yang mereka lakukan, semakin tinggi kemungkinan mereka terkena infeksi.
2. Gejala Infeksi yang Didapat di Rumah Sakit pada Bayi Baru Lahir
Gejala infeksi pada bayi baru lahir cenderung tidak spesifik. Misalnya, bayi baru lahir
mungkin mengalami muntah-muntah atau pola makan yang buruk, rasa kantuk atau lesu yang
meningkat, demam atau suhu tubuh rendah, pernapasan cepat, ruam, diare, atau perut
bengkak. Banyak infeksi yang didapat sebelum kelahiran dapat menyebabkan atau disertai
dengan berbagai gejala atau kelainan.
3. Diagnosis Infeksi yang Didapat di Rumah Sakit pada Bayi Baru Lahir
Dokter kemudian dapat menguji sampel darah, urin, dan cairan tulang belakang untuk
menentukan lokasi infeksi dan organisme penyebabnya.
a) Pencegahan Infeksi yang Didapat di Rumah Sakit pada Bayi Baru Lahir
b) Tindakan umum yang dilakukan staf rumah sakit untuk membantu mencegah infeksi
yang didapat di rumah sakit meliputi:
c) Langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran Staphylococcus aureus
d) Pencegahan penyebaran dan infeksi di ruang perawatan khusus seperti NICU
e) Mencuci tangan dengan hati-hati
f) Pemantauan infeksi di rumah sakit
g) Terkadang antibiotic.
h) Vaksinasi.
4. Pengobatan Infeksi yang Didapat di Rumah Sakit pada Bayi Baru Lahir
a) Tergantung pada organismenya
b) Pengobatan infeksi yang didapat di rumah sakit bergantung pada organisme spesifik
penyebab infeksi.
3. Penyebab SIDS
Sampai kini penyebab SIDS sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, banyak
ahli yang menduga SIDS berkaitan dngan kelainan pada otak yang bisa menyebabkan
gangguan pernapasan dan gangguan untuk bangun. Di samping itu, terkadang SIDS juga
dikaitkan dengan mutasi atau kelainan genetik.
4. Gejala SIDS
Seperti namanya, sudden infant death syndrome teradi secara mendadak, sehingga tak
menimbulkan gejala atau tanda-tanda pada bayi. Perhatikan kondisi bayi. Jika bayi terlihat
kurang sehat atau mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter
untuk mendeteksi adanya SIDS.
5. Diagnosis SIDS
Seperti penjelasan sebelumnya, sudden infant death syndrome menyebabkan kematian
mendadak pada bayi secara tidak terduga. Oleh sebab itu, saat ini tak ada tes diagnostik yang
tersedia untuk mendeteksi risiko SIDS. Diagnosis SIDS hanya dapat diketahui saat penyebab
kematian dijelaskan setelah otopsi atau tinjauan riwayat kesehatan.
6. Pengobatan SIDS
Menjaga dan menghindari bayi dari risiko terjadinya SIDS adalah cara yang paling baik
yang bisa dilakukan orangtua. Cara-cara seperti membaringkan bayi agar tidur dengan posisi
telentang, memberikan ASI eksklusif dan jangan membalut tubuh bayi hingga terlalu hangat
dapat menghindarkan bayi dari ancaman SIDS.
7. Pencegahan SIDS
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah penyakit SIDS pada bayi, yaitu:
a) Membiarkan bayi menggunakan empeng saat tidur (bila menyusui, tunggulah hingga
bayi berusa tiga sampai sampai empat minggu sebelum menggunakan empeng). Jika
bayi tidak tertarik pada dot atau empeng, jangan memaksanya.
b) Menyusui bayi sendiri setidaknya hingga 6 bulan.
c) Imunisasi bayi.
d) Menggunakan kasur bayi yang padat dan rata.
e) Meletakan tempat tidur bayi agar sekamar dengan orangtua palingtidak selama 6
bulan pertama.
f) Waspadai suhu di dalam ruangan.
g) Menidurkan bayi pada posisi terlentang.
h) Memasangkan seprai bayi dengan kencang dan rapih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah pada neonatus yang lazim terjadi menurut Rochmah (2011) antara lain gumoh,
muntah, ruam popok, bercak mongol, oral trush, seborea, obstipasi, furunkel, miliariasis dan
ikterus fisiologis. Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari,
dimana pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan diluar rahim yang membutuhkan proses adaptasi organ hampir pada
semua sistem. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses adaptasi tersebut adalah
kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan tepat. Proses
adaptasi yang tidak berjalan baik, akan menimbulkan masalah dan komplikasi pada
neonatusPenyebab munculnya tanda lahir pada kulit ini belum dapat dipastikan, tetapi bukan
gejala penyakit tertentu dan tidak berbahaya. Bercak Mongol biasanya akan hilang seiring
bertambahnya usia anak.
B. Saran
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.