Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENYAKIT-PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI


PADA ANAK DAN PENATALAKSANAANNYA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Dosen pengampu : Beti Sartika, S.ST, M.Kes

Disusun oleh:
KELOMPOK 3

Almaidah 029B.A21.002
Helma Restidiani 029B.A21.010
Rina Vifil Puzawati 029B.A21.019
Salshabyla Alyzha. Q 029B.A21.024
Siti Nurhaliza 029B.A21.027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Sang Pencipta Allah SWT yang
telah menggerakkan tangan Penyusun, untuk menyelesaikan Makalah dengan
judul “Penyakit-Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Anak dan
Penatalaksanaannya” yang merupakan tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan
Anak yang telah banyak memberikan masukan.
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
Penyusun dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
dan pengembangan makalah ini.
Akhir kata Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi Penyusun dan umumnya bagi kita semua serta pengembangan
ilmu pengetahuan.

Sukabumi, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan Penyusunan...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bercak Mongol ....................................................................................3
B. Hemangioma.........................................................................................4
C. Ikterik....................................................................................................7
D. Muntah dan Gumoh..............................................................................8
E. Oral Trush.............................................................................................10
F. Diaper Rush..........................................................................................11
G. Seborrhea..............................................................................................13
H. Bisulan..................................................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan
pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada
bayi yang sering kita temui yaitu bercak mongol, hemangioma, ikterik,
muntah dan gumoh, dll. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera
diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak
semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa
membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada
masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa
menghilang dengan sendirinya. Oleh karena itu penulis membuat makalah
dengan judul “Neonatus dan Bayi dengan masalah serta Penatalaksanaannya.”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bercak mongol?
2. Apa yang dimaksud hemangioma?
3. Apa yang dimaksud ikterik?
4. Apa yang dimaksud muntah & gumoh?
5. Apa yang dimaksud oral trush?
6. Apa yang dimaksud diaper rush?
7. Apa yang dimaksud seborrhea?
8. Apa yang dimaksud bisulan?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang bercak mongol.
2. Untuk mengetahui tentang hemangioma.
3. Untuk mengetahui tentang ikterik.
4. Untuk mengetahui tentang muntah & gumoh.
5. Untuk mengetahui tentang oral trush.
6. Untuk mengetahui tentang diaper rush.
7. Untuk mengetahui tentang seborrhea.
8. Untuk mengetahui tentang bisulan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bercak Mongol
Bercak mongol merupakan bercak rata berwarna kebiruan, kehitaman,
atau kecoklatan yang lebar, dan umumnya terdapat pada sisi punggung bawah,
juga paha belakang, punggung atas, bokong dan bahu. Bercak ini muncul
soliter atau multipel, dan biasanya memudar pada beberapa tahun pertama
walaupun sering juga menetap hingga dewasa.
Penyebabnya adalah terdapatnya melanosit yang mengandung melanin.
Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan
kelainan-kelainan sistematik. Penampilan yang khas dan bersifat kongenital
membedakan bintik ini dengan memar karena penganiayaan seperti pada
penganiayaan anak atau perlakuan salah pada anak.
Contoh asuhan kebidanan bayi dengan bintik mongol
Data Subjektif : usia bayi 2 bulan
Data Obyektif :
1. Terdapat bercak kebiruan pada daerah bokong
2. Tanda vital normal
3. Berat badan 6000 gram
Pengkajian : Bayi usia 2 bulan dengan bintik mongol pada daerah bokong
Penatalaksanaannya :
1. Jelaskan penyebab bintik mongol pada keluarga ( yang akan menghilang
dalam 1 tahun)
2. Penuhi kebutuhan nutrisi
3. Pencegahan infeksi dengan menjaga kebersihan bayi
4. Libatkan kedua orang tua pada perawatan
5. Lakukan program imunisasi

3
B. Hemangioma
Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak
dijumpai pada bayi terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada
bayi premature dengan berat badan kurang dari 1000 g. Hemongioma paling
sering terjadi pada kulit, sering kali soliter, lebih pada anak perempuan dan
jarang berkembang sepenunya pada waktu lahir. Hampir 60% ditemukan
didaerah kepala dan leher. Lesi ini ditandai oleh fase pertumbuhan proliferatif
yang berlangsung 6 – 10 bulan dan fase involusi dengan regresi hemangioma
yang lambat. Hampir 50% lesi hilang pada usia 5 tahun dan 90% pada usia 10
tahun.Klasifikasi hemangioma:
1. Hemangioma intradermal (port wine hemangioma/stain/nevus),
merupakan pelebaran pembuluh darah dermis yang letaknya superfisial,
dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh sel endiletium dewasa
sehingga resisten terhadap radiasi. Lesi merah kebiruan terutama di kepala
dan leher, rata dengan permukaan kulit, jarang regresi spontan kesuali
salmon patches (eritema nuthe)
2. Kapler (strawberry hemangioma, involiting hemangioma of in fancy,
nevus hipertrophy , infantile mixed cavernoves hemangioma), merupakan
pelebaran pembuluh darah dibawah epidermis (papillar layer) masih dalam
dermis dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh sel endotelium
embrional sehingga sensitive terhadap radiasi. Lesi merah dimana – mana
terutama dikepala dan leher yang muncul di pemukaan kulit yang bersifar
progresif. Jenis hemongioma ini terdiri dari nevus simplek atau necus buah
arbai dan nevus flameus. Nevus simplek bila sudah terbentuk tampak
seperti buah arbei menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan
kecil. Perkembangan dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir,
membesar cepat dan menetap pada usia kira – kira 8 bulan. Kemudian
akan mengalami regresi spontan dan menjadi pusat karena fibrosis setelah
usia 1 tahun. Proses regresi berjalan sampai usia 6-7 tahun. Nevus flameus
ada sejak lahir, menetap dan rata dengan kulit, kulit teriritasi karena dapat
menonjol di tempat yang teriritasi tersebut.

4
3. Hemangioma kavernosa, merupakan pelebaran pembuluh darah subkutis
yang kadang – kadang invasi ke fasia dan otot membentuk rongga dengan
dinding pembuluh darah yang dibentuk oleh sel endotelium dewasa.
Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari dermis. Dari luar
tampak sebagai tumor kebiruaan yang dapat dikempeskan dengan
penekanan tetapi menonjol kembali setelah tekanan di lepaskan.
Hemangioma ini dapat mengalami regresi spontan, malah sering progresif.
Jenis kavernosa ini dapat meluas dan menyusup kejaringannya. Jaringan
diatas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh
iritasi. Misalnya didaerah perinium dan menimbulkan tukak yang sulit
sembuh dan kadang berdarah.
4. Hemangioma campuran, jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler
dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran
kedua jenis tersebut sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior,
biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak – anak.
Lesi berupa tumor yang lunak berwarna merah kebiruan yang kemudian
pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
Penatalaksanaan masalah ini menggunakan pendekatan :
1. Konservatif
a. Ditunggu regresi (<5-6 tahun) untuk hemangioma buah arbei.
Tindakan pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan
secara terus menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses
pemulihan.
b. Kamuflase dengan krem pewarna.
c. Penyuntikan sclerosing agent. Untuk anak kecil sebaiknya
menggunakan narkosa sebelum dipasang jahitan utuk tie over. Cara
penyuntikan sclerosing agent:
1) Lakukan aspirasi untuk memastikan suntikan masuk kedalam
rongga rongga. Tandanya adalah ketika aspirasi keluar darah.
2) Suntikan sclerosing agent dan tangan yang lain memegang kassa
menekan bagian atas tumor.

5
3) Pasang sufratur dan kassa lembab untuk tie over.
4) Lakukan pembalutan dengan perban elastis.
2. Overatif. Pendekatan ini dipilih untuk indikasi :
a. Recurrent bleeding
b. Ulserasi yang sulit sembuh dengan terapi biasa
c. Hemangioma yang disebabkan oleh flebolit
d. Lesi setelah > 1 tahun tidak menunjukan pertumbuhan dan tidak ada
tanda tanda regresi
e. Lesi > 2 tahun menunjukan progresivitas
f. Lokasi khusus : mulut, jalan nafas, sekitar mata, dan perinium
g. Kadang diperlukan embolisasi preoperatif untuk mengecilkan tumor
3. Terapi lain
a. Radiasi bukan merupakan pilihan, karena menyebabkan gangguan
pertumbuhan tulang, komplikasi dermatitis, fibrositis kulit sehat di
sekitar, atau degenerasi maligna
b. Steroid dapat di gunakan untuk rapid enlarging hemangioma
c. Terapi laser
Contoh asuhan kebidanan bayi hemangioma
Data subjektif : usia bayi 2 bulan
Data objektif :
1. Terdapat lesi merah kebiruan di kepala dan agak menonjol
2. Bayi agak rewel
Pengkajian : bayi usia 2 bulan yang dicurigai menderita hemangioma
Perencanaan :
1. Jelaskan penyebab hemangioma kepada keluarga (akan menghilang dalam
1 tahun)
2. Penuhi kebutuhan nutrisi
3. Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan bayi
4. Libatkan kedua orang tuan untuk perawatan
5. Lakukan program imunisasi
6. Lakukan kolaborasi untuk tindakan lanjut

6
C. Ikterik
Ikterik adalah menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin dalam tubuh. Ikterik atau ikterus pada bayi baru lahir
terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada
neonatus kurang bulan. Klasifikasi:
1. Ikterus fisiologis: ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang
tidak mempunyai dasar patologis. Kadarnya tidak melewati kadar yang
membahayakan.
2. Ikerus patologis: ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.
Ikterus dapat dicegah dengan:
1. Pengawasan antenatal yang baik
2. Tindakan menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pda bayi
selama masa kehamilan dan kelahiran (misalnya surfafurazol, novobiosin).
3. Penanganan asfiksia dan trauma persalinan yang tepat.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dengan ASI
5. Pencegahan infeksi.
Penatalaksanaan ikterus fisiologis dengan minum ASI dini dan sering.
Bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan ulang dan kontrol
lebih cepat terutama bila tampak kuning. Ikterus yang patologis diatasi dengan
terapi sinar dan transfusi tukar.
Contoh asuhan kebidanan bayi ikterus fisiologis
Data subjektif: usia bayi 2 hari, bayi kurang menyusu ASI
Data objektif:
1. Bayi cukup bulan
2. Mata dan kulit tubuh terlihat agak kuning
3. Kadar bilirubin indirek 9 mg %
Pengkajian: bayi cukup bulan usia 2 hari dengan ikterus fisiologis
Penatalaksanaannya:
1. Jelaskan penyebab ikterus pada keluarga yang akan menghilang dalam
waktu 10 hari

7
2. Anjurkan ibu untuk menjemur bayi pada pagi hari agar terkena sinar
matahari
3. Penuhi kebutuhan nutrisi, anjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya
4. Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan bayi
5. Libatkan kedua orang tua untuk perawatan
6. Lakukan program imunisasi
7. Lakukan kolaborasi untuk tindak lanjut

D. Muntah dan Gumoh


1. Muntah
Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang
mungkin didahului oleh peningkatan air liur. Muntah pada bayi merupakan
gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai kondisi.
Muntah dapat merupakan gejala penyakit ringan atau penyakit berat. Sifat
muntah:
a. Keluar cairan terus-menerus, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
esofagus.
b. Muntah proyektil, kemungkinan disebabkan oleh stenosis pilorus
c. Muntah hijau kekuningan, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
dibawah ampula vateri.
d. Muntah segera ketika lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan
oleh tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus.
Penyebab muntah
a. Dalam masa neonatus. Kelainan kongenital saluran pencernaan,
paralisis palatum, atresia esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada
lambung (mekonium, amnion, darah)
b. Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah makin banyak
dan semakin sulit. Diagnosis perlu mempertimbangkan :
1) Faktor psikogenetik
2) Faktor infeksi, apendisitis, peritonitis, divertikulitis, adenitis
mesentrial, infeksi traktus akut, hepatitis

8
3) Faktor lain : invaginasi, kelainan intrakranial, kelainan endokrin,
epidemik vomitis, cycling vomiting, refleks.
Muntah dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh atau elektrolit
sehingga dapat terjadi dehidrasi. Bila tadak mau makan dan minum, akan
terjadi ketosis. Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya dapat
menjadi syok. Bila muntah sering dan hebat, akan terjadi ketegangan otot
dinding perut, perdarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi
mediastinum, aspirasi muntah, jahitan terlepas pada penderita pasca
operasi dan timbul perdarahan.
Penatalaksanaan muntah adalah :
a. Kaji faktor penyebab
b. Obati sesuai penyebabnya
c. Beri suasana tenang
d. Perlakukan bayi atau anak ddengan baik dan hati – hati
e. Beri diet yang sesuai dan jangan beri makanan yanng merangsang
f. Kaji sifat muntah
g. Bila ada kelainan yang sangat penting, segera lapor atau rujuk kerumah
sakit.
2. Gumoh
Regurgitasi atau gumoh adalah keluarnya susu yang telah ditelan
ketika atau beberapa saat setelah meminum susu botol atau menyusu dan
dalam jumlah yang sedikit. Penyebabnya adalah anak atau bayi sudah
kenyang, posisi anak atau bayi saat menyusui yang salah, posisi botol yang
salah, atau tergesa – gesa waktu menyusu.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal,
terutama pada bayi muda di bawah 6 bulan. Penatalaksanaannya dengan
memperbaiki posisi botol pada saat menyusu, setelah makan atau minum
usahakan anak bersendawa, bayi atau anak yang menyusu pada ibu harus
dengan bibir yang mencakup rapat pada puting susu ibu.
Contoh asuhan kebidanan bayi gumoh

9
Data subjektif: usia bayi 3 bulan, seri ng muntah setiap kali habis
menyusu.
Data objektif :
a. Bayi cukup bulan
b. Refleks isap kuat
c. Mengeluarkan sedikit susu pada saat menyusui
d. Keadaan bayi baik
Pengkajian: bayi usia 3 bulan dengan gumoh
Penatalaksanaannya:
a. Jelaskan penyebab terjadinya gumoh pada keluarga
b. Ajarkan ibu dan keluarga tentng teknik menyusui yang benar atau
berikan susu dengan cara yang benar
c. Jika bayi diberi susu botol, perbaiki posisi botol pada saat menyusu
d. Anjurkan ibu untuk menyendawakan anak/bayinya setelah menyusu

E. Oral Trush
Oral Trush adalah infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah
yang ditandai dengan bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul,
mirip sisa-sisa susu di selaput lendir bibir, lidah, palatum, dan faring. Mula-
mula dianggap endapan susu, tetapi apabila dipaksa diangkat akan
menyebabkan bayi malas menyusu karena terasa agak nyeri. Dalam hal ini
diagnosis dapat dipastikan dengann melakukan pemeriksaan mikroskop
langsung dan biakan kerokan mukosa terkait.
Infeksi pada neonatus ini dapat sembuh spontan dengan pengobatan 1ml
larutan nistatin (100.000 unit/ml) yang di berikan 4 kali sehari dengan interval
6 jam. Obat ini akan membatasi penyebaran penyakit hanya diruang perawatan
bayi serta menghindari infeksi berkepanjangan yang kadang-kadang terjadi.
Larutan tersebut hendaknya ditaruh dengan lembut dan hati-hati kedalam
mulut sehingga mendapat kesempatan untuk menyebar luas diseluruh rongga
mulut sebelum ditelan. Pencegahan oral trush adalah dengan membersihkan

10
dan mengeringkan segera daerah mulut bayi dan sekitarnya setiap selesai
menyusu serta menjaga kebersihan ibu dan bayinya.

Contoh asuhan kebidanan bayi dengan oral trush:


Data subjektif : usia bayi 1 bulan dengan keinginan menyusu kurang.
Data objektif:
a. Bayi cukup bulan
b. Tampak bercak putih agak menonjol pada daerah lidah dan mulut
c. Keadaan bayi baik
Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan oral trush
Penatalaksanaannya:
a. Jelaskan penyebab oral trush pada keluarga
b. Ajarkan ibu dan kelurga tentang teknik menyusui yang benar dan cara
memberi susu yang benar
c. Anjurkan ibu untuk membersihkan mulut dan daerah sekitar mulut
bayinya sesudah menyusui
d. Anjurkan ibu untuk membilas mulut bayinya dengan air putih setelah
menyusu
e. Berikan larutan nistatin 1 ml 4 kali sehari
f. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut

F. Diaper Rush
Diaper rush terjadi akibat kontak kulit yang terus menerus dengan
lingkungan yang tidak baik, diaper rush disebut juga ruam popok. Ruam
popok adalah masalah yang amat lazim dan perlu perhatian agar daerah popok
tetap bersih dan kering sehingga ruam tidak berkembang. Ganti popok setiap
popok menjadi basah atau kotor. Seka daerah kemaluan dengan bagian popok
yang bersih lalu oleskan losion bayi, sebelumnya keringkan dengan lembut.
Suatu zat bernama urea selalu terdapat pada air seni dan di ubah menjadi
amonia oleh bakteri yang biasa di temukan pada kulit bayi dan
mengkontaminasi popok yang basah dan kotor. Amonia mengiritasi kulit,

11
menyebabkan ruam popok jika mengenai kulit untuk jangka waktu tertentu.
Ruam popk dapat berubah dari kemerah-merahan dan lecet ringan menjadi
radang dengan kulit pecah-pecah. Bayi yang mendapat susu botol lebih mudah
terkena ruam popok karena bakteri bertahan hidup pada suatu medium alkali
yang terdapat pada feses bayi tersebut. Tanda dan gejala ruam popok adalah
iritasi terjadi di daerah di lipatan paha, tangan, dan erupsi pada daerah kontak
yang menonjol seperti bokongnya.Penyebab ruam popok:
1. Kebersiahan kulit kurang terjaga
2. Jarang ganti popok setelah buang air kecil
3. Udara/ suhu yang terlalu panas
4. Diare
5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen
Penatalaksanaan ruam popok adalah:
1. Gunakan popok sekali pakai tanpa pemutih. Ada popok yang di buat
dengan menggunakan proses pemutihan yang mengeluarkan racun dioksin.
2. Gunakan popok secara teratur, jangan biarkan bayi terbaring dengan
popok basah.
3. Letakkan pelapis popok sekali pakai satu muka di sisi kulit bayi anda. Ini
memungkinkan urine langsung keluar untuk di serap oleh popok yang ada
di bawah sehingga kulit tetap kering.
4. Jaga agar bokong bayi tetap kering dan bersih.
5. Usahakan bokong bayi terbuka agar terkena angin setiap kali mengganti
popok
6. Hindari kulit menjadi pecah-pecah, gunakan krim khusus pencegah ruam
popok. Selain itu jangan gunakan celana plastik karena celana ini membuat
urine kontak dengan kulit dan membatu terbentuknya amonia
7. Hindari mencuci bokong bayi dangan sabun dan air. Sabun dapat
mengering di kulit dan menyebabkan kulit pecah-pecah.
8. Untuk melindungi kulit, gunakan hanya losion bayi atau krim ruam popok.
Hindari menggunakan krim antiseptik yang di jual bebas karena dapat
menimbulkan iritasi.

12
9. Jaga kebersihan, ganti popok sesering mungkin, jaga suhu bayi.
10. Jaga agar tidak terkena air, tetap terbuka dan tetap kering.
11. Bersihkan dengan kapas halus dan minyak (baby oil)
12. Segera bersihkan bila anak berkrmih atau buang air besar.
13. Atur posisi tidur agar tidak menekan luka
14. Jaga kebersihan kulit dan tubuh, kebersihan pakaian
15. Bilas bekas perianal setelah berkemih atau defekasi.
Contoh asuhan pada bayi dengan Diaper Rush
Data subjektif: usia bayi 1 bulan, ibu mengatakan kulit bayi kemerahan pada
daerah bokong dan genetalia, bayi menggunakan popok sekali pakai.
Data objektif:
1. Tampak kemerahan pada daerah genetalia dan bookong
2. Bayi terlihat rewel.
Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan diaper rush
Penatalaksanaannya :
1. Jelaskan penyebab terjadinya diaper rush pada keluarga
2. Jangan biarkan bayi berbaring dengan popok yang basah
3. Sering cek poopok apakah sudah penuh atau belum
4. Jaga agar bokong dan genetalia bayi tetap bersih dan kering
5. Usahakan bokkong bayi terbuka agar terkena angin
6. Hindari kontak dengan karet atau plastik
7. Jaga kebersihan kulit

G. Seborrhea
Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan
pertama kehidupan. Gejala klinisnya beruparuam merah mengelupas pada
kulit kepala, alis mata, lipatan leher, ketiak, lipatpaha dan daerah popok.
Penyakit menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, kemudian
sembuh dengan spontan, jarang menimbulkan gejala. Penatalaksanaan
gangguan ini dengan menggunakan emolien (krem berair) atau hidrokortison
0,5 atau1%. Kulit kepala diulut dengan minyak, kemudian dikramas dengan

13
sampo ringan. Jika resisten gunakan asam salisilat 1% dalamkrem
mengandungair sebagai keratolitik.

Contoh asuhan kebidanan bayi dengan seborea


Data subjektif: usia bayi 1 bulan
Data objektif:
1. Tampak kumpulan lemak warna yang berwarna putih agak kecoklatan
pada daerah kepala.
2. Tampak ruas merah pada daerah kepala.
Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan seborea
Penatalaksanaannya:
1. Jelaskan penyebab terjadinya seborea pada keluarga.
2. Anjurkan ibu untuk tidak megelupaskan sebum lemak yang terdapat pada
bagian kepala bayi atau pada bagian lain yang terkena.
3. Gunakan emolien atau hidrokortison 0,5% dan kulit kepala diurut secara
perlahan tanpa dipaksa dengan sampo ringan.
4. Jaga kebersihan kulit.

H. Bisulan
Furunkel/bisul adalah suatu infeksi nekrotik akut folikel rambut atau
benjolan yang nyeri pada kulit karena radang terbatas pada kulit jangat dan
jaringan bawah kulit yang meliputi mata bisul. Bisul disebabkan oleh bakteri
yang masuk kedalam kulit melalui kandung rambut, kelenjar palit, atau
kelenjar kringat. Furunkulosis adalah timbulnya segrombolan bisul atau
furunkel secara serentak, sering terjadi pada penderita penyakit gula (diabetes
melitus).
Penyebab furunkulosis adalah stafilokokus. Tetapi epidemik
furunkolosis disebabkan oleh strain khusus stafilokokus. Gejalanya sering
berat tetapi sebentar dan tidak ditemukan faktor predisposisi.Bisul
menimbulkan demam dan terasa sangat nyeri sebelum terbentuknya nanah.
Setelah nanah terbentuk, nyeri akan berkurang. Setelah cukup matang bisul

14
akan pecah dan nanah serta darah mengalir nanah bisul berisi kuman, dan
dapat menulari kulit lain. Gejala awal adalah penderita akan merasa gatal, lesi
menjadi nyeri bila ditekan atau diusap selama proses supurasi, lesi terasa sakit
sekali.
Tanda-tanda timbulnya peradangan adalah folikuler kecil dan merah
yang cepat bertambah besar dan membentuk suatu tonjolan berbentuk kerucut
dan terasa keras dan dikelilingi oleh bagian yang memerah. Ketika supurasi
yang terjadi, timbul pustuladan kemudian edema, dan rongga terisi oleh
jaringan granilasi. Area yang bisa terkena adalah wajah terutama bibir atas,
hidung, kuduk, punggung, ketiak, badan, dan paha. Furunkulosis merupakan
abses folikel rambut, biasanya rambut vellus. Nekrosis dengan kerusakan
folikel sering terjadi sesudah abses perifolikuler.
Contoh asuhan kebidanan bayi dengan bisul
Data subjektif: usia bayi 5 bulan, bayi rewel
Data objektif:
1. Tampak lesi merah, agak keras, terdapat bintik kuning pada puncaknya
dsibagian leher.
2. Suhu 37,50 C
Pengkajian: bayi usia 5 bulan dengan bisul pada daerah leher
Penatalaksanaannya:
1. Jelaskan penyebab terjadinya bisul pada keluarga
2. Anjurkan ibu untuk memberi kompres hangat pada bisul
3. Cegah pecahan bisul mengenai bagian kulit lain agar tidak tertular
4. Pengobatannya dengan parasetamol, antibiotik, penisilin

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah yang lazim terjadi pada bayi antara lain bercak mongol,
hemangioma, ikterik, muntah & gumoh, oral trush, diaper rush, seborrea, dan
bisul. Bercak mongol merupakan bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau
abu-abu dengan batas tegas, berukuran sangat besar, dan umumnya terdapat
pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, punggung atas dan
bahu.Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak
dijumpai pada bayi terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada
bayi premature dengan berat badan kurang dari 1000 g. Ikterik adalah
menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin
dalam tubuh. Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang
mungkin didahului oleh peningkatan air liur.Regurgitasi atau gumoh adalah
keluarnya susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah meminum
susu botol atau menyusu dan dalam jumlah yang sedikit.Oral Trush adalah
infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah yang ditandai dengan
bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul, mirip sisa-sisa susu di
selaput lendir bibir, lidah, palatum, dan faring.Diaper rush terjadi akibat
kontak kulit yang terus menerus dengan lingkungan yang tidak baik, diaper
rush disebut juga ruam popok.Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan,
terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan.Furunkel/bisul adalah suatu infeksi
nekrotik akut folikel rambut atau benjolan yang nyeri pada kulit karena radang
terbatas pada kulit jangat dan jaringan bawah kulit yang meliputi mata bisul.

B. Saran
Sebaiknya orang tua memantau bayinya agar dapat mengetahui masalah-
masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Karena jika salah satu dari
masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau
komplikasi lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.
Dewi Vivian N. L.2010.AsuhanNeonatusbayidanBalita. Jakarta: SalembaMedika.
Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan
Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yeyeh, Ai.2010.AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita. Jakarta: CV. Trans
InfoMedika.

17

Anda mungkin juga menyukai