Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATA KULIAH

ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH

(Muntah dan Gumoh,Moniliasis / Oral Thrush Pada Bayi)

Nama : Hurin Galuh Nur Amna

NIM : P1337424117022

Kelas : D III Reguler

PRODI D III KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 18 Desember 2018

2
DAFTAR ISI

1. COVER.........................................................................................................i
2. KATA PENGANTAR ................................................................................2
3. DAFTAR ISI ...............................................................................................3
4. BAB 1 : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ......................................................................................4
b. Rumusan Masalah .................................................................................6
c. Tujuan Masalah .....................................................................................6
5. BAB II : ISI
a. Muntah……………………………………………………………… ..8
b. Gumoh………………………………………………………………..12
c. Moniliasis / Oral Thrush Pada Bayi………………………………….16
6. BAB 111 :PENUTUP
a. Kesimpulan..........................................................................................27
b. Saran ...................................................................................................29
7. Daftar Pustaka ..........................................................................................30

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi
asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang
diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan
balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang dapat
terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti muntah dan gumoh.
Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang kehidupannya
masih primitif, masih banyak ibu yang memiliki anak tetapi belum mengetahui
penanganan gangguan yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti
contohnya muntah dan gumoh yang kerap kali terjadi. Oleh karena itu
dikhawatirkan ibu tidak bisa menangani masalah ini dengan benar. Dalam
keadaan seperti ini maka peran bidan pendidik sangat diperlukan.
Muntah dan gumoh pada neonatus, bayi dan balita dapat terjadi
disebabkan posisi saat menyusu yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau
bayi sudah kenyang tetapi diberi minum serta dapat disebabkan karena faktor
fisiologis seperti kelainan kongenital dan infeksi, juga karena gangguan
psikologi seperti cemas. Kasus seperti ini merupakan hal yang lazim terjadi
pada neonatus, bayi dan balita yang dapat dicegah dengan mudah.

Kesehatan dan kebersihan mulut anak sangat penting dijaga dan


diperhatikan oleh para orang tua. Sebab mulut mereka belum sekuat mulut
orang dewasa sehingga masalah mulut akan lebih mudah muncul pada anak.
Sariawan merupakan penyakit yang terjadi di dalam rongga mulut yang bisa
menyerang siapa saja tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada bayi
maupun anak – anak. Sariawan/ oral trush ini menyerupai bercak-bercak putih
dan lebih sering timbul di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mucosa) dan
tenggorokan.

4
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa
dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini
ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu
yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan
kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang
sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Trush (suatu
infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa
merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida,
terutama Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat
umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur
yang umum, yang disebut kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di
tubuh kebanyakan orang. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat
mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut,
tenggorokan dan vagina. Infeksi Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan
atau tahun sebelum Infeksi Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis dari
kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan
faktor - faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun
beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan
pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak
atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna
untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral trush (stomatitis) adalah radang mulut (pada bibir atau lidah).Hal ini
biasanya dijumpai pada bayi dan anak – anak kecil. Oral trush ini kadang sulit
dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu
formula (Pengganti air Susu Ibu – PASI). Sisa susu yang berupa lapisan
endapan putih tebal pada lidah bayi ini dapat dibersihkan dengan kapas lidi
yang dibasahi dengan air hangat. Tanda gejala pasti yan g terjadi adalah

5
timbulnya bercak-bercak putih pada bibir atau lidah, suhu meningkat, bayi
kadang menolak untuk minum atau menyusui bahkan kadan dimuntahkan.
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan
herpetik.Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu tapi jika
sudah parah dan jika tidak diobati bisa berkelanjutan sangat memungkinkan
terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah dan
bisa menimbulkan infeksi usus. Ada tiga jenis oral trush yang kerap menyerang
anak yaitu: stomatitis apthosa, oral trush atau moniliasis, dan stomatitis
herpetik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
2. Bagaimana etiologi terjadinya muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
3. Bagaimana insiden yang terjadi pada muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
5. Apa saja tanda dan gejala muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
6. Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah dan gumoh
pada bayi/anak?
7. Bagaimana penatalaksanaan kasus muntah dan gumoh pada bayi/anak ?
8. Bagaimana peran bidan dalam menangani kasus muntah dan gumoh pada
bayi/anak ?
9. Apa yang dimaksud dengan oral trush ?
10. Apa saja penyebab dan tanda gejala dari oral trush ?
11. Bagaimana cara mengatasi terjadinya oral trush ?

C. Tujuan
1. Mengetahui penegrtian muntah dan gumoh pada bayi/anak.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya muntah dan gumoh pada bayi/anak.
3. Mengetahui angka kejadian yang terjadi pada kasus muntah dan gumoh
pada bayi/anak.

6
4. Mengetahui patofisiologi yang terjadi pada muntah dan gumoh pada
bayi/anak.
5. Mengetahui tanda dan gejala muntah dan gumoh pada bayi/anak.
6. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi karena adanya muntah dan
gumoh pada bayi/anak.
7. Mengetahui penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus
muntah dan gumoh pada bayi/anak.
8. Menegtahui peran bidan dalam menangani kasus muntah dan gumoh pada
bayi/anak.
9. Untuk mengetahui tentang oral trush
10. Untuk mengetahui penyebab dan tanda gejala dari oral trush
11. Untuk mengetahui cara mengatasi oral trush.

7
BAB II

ISI

A. MUNTAH
1. Pengertian
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi
lambung dan abdomen (Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan
tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar
atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke
lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam
pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan
kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah
pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan
karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama
proses persalinan.

2. Etiologi
Muntah dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan
kongenital dan infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas.
Muntah harus dibedakan dengan gumoh/regurgitasi.
Gangguan yang diidentifikasikan menyerti muntah antara lain :
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang
kadang disertai sedikit darah. Kemungkinan iritasi lambung
akbiat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam
jumlah banyak tidak proyektil, cenderung menetap biasanya
terjadi akibat dari obstruksi usus halus.
Muntah proyektil merupakan tanda adanya stenosis pilorus, juga merupakan
tanda peningkatan tekanan intrakranial.

8
3. Insiden
Catatan Depkes 2010 Sekitar 45% anak/bayi berumur di bawah 12
bulan dapat mengalami muntah, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan
bertambahnya usia serta perbaikan cara maupun pola makan pada anak/bayi.

4. Patofisiologi
Suatu keadaan dimana anak/ bayi menyemprotkan isi perutnya
keluar, kadang-kadang sampai sleuruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering
timbul pada minggu pertama. Hal tersebut merupakan aksi refleks yang
dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit
saluran penceranaan, penyakit intracranial dan toksin yang dihasilkan oleh
bakteri.

5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada bayi yang mengalami
muntah yaitu keluarnya cairan (susu atau makanan yang halus) dari lambung
melalui mulut bayi dalam jumlah yang banyak dimana bayi juga mengalami
batuk saat memuntahkan isi lambungnya.

6. Komplikasi
Muntah yang terjadi pada bayi umumnya mengalir melalui mulut
saja namun dalam jumlah yang banyak. Namun apabila muntah pada bayi
terjadi secara proyektil atau menyemprot secara tidak biasa kemungkinan
terjadi stenosis pylorus yaitu kondisi umum yang mempengaruhi pembukaan
pilorus (katup otot yang menjaga makanan diperut sampai masuk ke tahap
pencernaan berikutnya) antara lambung dan usus kecil pada bayi. Sehingga
makanan bayi tertimbun dalam lambung dan saat ditambah makanan lagi isi
lambung akan naik ke atas lagi dengan cara menyemprot melalui mulut bayi
secara tidak biasa.

9
Selain itu, muntah yang berlebihan pada bayi dapat menimbulkan
dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh/elektrolit, ketosisi
karena bayi cenderung tidak ingin makan dan minum, asidosis yang
disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai
kejang serta ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus,
aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat sehat.

7. Penatalaksanaan
Muntah yang terjadi pada bayi dapat dipengaruhi oleh faktor psikologi
yang cemas oleh karena itu saat menyusui perlu diciptakan hubungan yang
harmonis antara orang tua dan anak/bayi, ciptakan suasana yang
menyenangkan saat makan atau menyusui, dan perlakukan bayi dengan baik
dan hati-hati.
Ajarkan dan terapkan pola makan yang benar, hindari makanan yang
menimbulkan alergi agar tidak terjadi permasalahan pencernaan pada
anak/bayi. Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah jika simptomatis
dapat diberi emetik.
Jaga kebersihan mulut anak/bayi. Cegah aspirasi saat anak/bayi
mengalami muntah. Jangan langsung mengangkat bayi saat muntah. Seringkali
khawatir, dan bermaksud untuk menangani muntah, kita cenderung
mengangkat anak/bayi dari posisi tidurnya. Padahal cara ini justru berbahaya,
karena muntah bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah
mengganggu paru-paru.
Biarkan saja bayi bila mengeluarkan cairan muntahan dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk e dalam
paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi.
Kolaborasi bila muntah disertai gangguan fisiologis seperti warna hijau
dan muntah proyektil/menyemprot.

10
8. Peran bidan
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik
dalam mengatasi masalah muntah pada bayi yaitu bidan harus segera
memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama
ibu bahwa muntah bukanlah suatu keadaan yang harus diatasi dengan rasa
kepanikan melainkan harus ditangani dengan asuhan yang tepat. Ibu dianjurkan
untuk tidak panik akan tetapi harus dapat menangani sendiri ketika bayi
muntah di rumah. Oleh karena itu bidan harus menjelaskan cara dan teknik
menangani bayi yang muntah agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak
menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi tersebut. Kemudian bidan
juga perlu memberi tahu kepada ibu apabila bayi muntah
proyektik/menyemprot harus segera diperiksakan agar dapat dirujuk ke rumah
sakit.

9. Gambar

11
B. GUMOH
1. Pengertian
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan
melalui mulut tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes
RI, 1999). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu
pertumbuhan bayi.
Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali
sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung.
Muntah susu adalah hal ynag agak umum, terutama pada bayi yang
mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat
badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan
udara pada saat menyusui.
Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi,
regurgitasi adalah gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang
normal pada bayi berusia dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan
menurun seiring pertambahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi
dalam waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa
mengakibatkan gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan
karena asupan gizi berkurang maupun karena asupan makanan tersebut
keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung
yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui
hidung dan bahkan disertai muntah.
Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin
ada. Bila disertai kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali,
dapat menyebabkan terjadinya kekurangan cairan tubuh.
Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong
keluar kala makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara
pasif atau terjadi secara spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut
keluar karena anak berusaha mengeluarkannya. Dalam kondisi normal,
gumoh bisa dialami bayi antara 1-4 kali sehari.

12
Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah
makan dan minum serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama
berat badan bayi meningkat sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh
tidak bercampur darah dan tidak susah makan atau minum, maka gumoh
tak perlu dipermasalahkan.

2. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam.
Diantaranya adalah :
a. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal
di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
b. Terlalu aktif, misalnya pada saat bayi menggeliat atau terus-terus
menangis.
c. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna, akibatnnya apabila
setelah menyusu bayi ditidurkan atau dibiarkan dalam posisi salah, susu
akan keluar dari mulut.
d. Bayi sudah kenyang tapi tetap diberi minum.
e. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol.
f. Tergesa-gesa saat pemberian susu.
g. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.

3. Insiden
Catatan Depkes 2010 Sekitar 70% bayi berumur di bawah 4 bulan
mengalami gumoh minimal 1 kali setiap harinya, dan kejadian tersebut
menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga (8-10) % pada umur 9-
12 bulan dan 5% pada umur 18 bulan.

4. Patofisiologi
Pada keadaan biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga
kadang-kadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali
ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut

13
disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan
baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini juga
dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar.
Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.

5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang dapat dilihat pada bayi yang mengalami
gumoh ialah keluarnya cairan dari sudut-sudut bibir bayi berupa cairan
putih yang mana biasanya adalah ASI atau susu bercampur dengan air liur
bayi sendiri yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

6. Komplikasi
Gumoh yang terjadi biasanya akan berhenti apabila isi lambung
sudah sesuai dengan kapasitasnya dalam arti tidak melebihi kapasitas
lambung bayi lagi. Akan tetapi gumoh dapat pula terjadi secara terus
menerus dimana cairan akan terus keluar lewat mulut bayi tanpa henti
setelah diberi ASI atau susu maupun makanan. Hal tersebut kemungkinan
karena obstruksi esofagus (tidak berkembangnya esofagus sehingga
makanan tidak dapat dilewatkan dari mulut ke lambung). Oleh karena itu
ASI atau susu yang masuk ke kerongkongan akan naik dan kembali lagi
keluar melewati mulut bayi.

7. Penatalaksanaan
Beri susu yang lebih kental pada bayi yang sudah dapat
mengkonsumsi susu formula atau makanan pendamping ASI. Campurkan
tepung beras sebanyak 5 gram untuk setiap 100 cc susu. Lalu minumkan
seperti biasanya.
Posisi menyusu bersudut 45°. Posisi terlentang membentuk sudut
45° antara badan, pinggang dan tempat tidur bayi, terbukti membantu
menguranggi aliran balik susu dari lambung ke kerongkongan. Perbaiki
teknik menyusui yang benar yaitu dagu bayi menempel pada payudara,

14
areola atas lebih terlihat, bibir bawah melebar keluar dan mulut membuka
lebar. Jangan memaksakan memberi ASI atau susu dan makanan apabila
bayi masih kenyang atau baru saja makan dan minum.
Sendawakan bayi segera setelah selesai makan dan minum.
Gendong si kecil dalam posisi 45° atau tidurkan terlentang dan ganjalan
berupa bantalan atas tumpukan kain di punggungnnya. Biarkan ia pada
posisi tersebut selama mungkin (minimal 2 jam).
Jangan langsung mengangkat bayi saat ia gumoh. Seringkali
khawatir, dan bermaksud untuk menghentikan gumoh, kita cenderung
mengangkat anak dari posisi tidurnya. Padahal cara ini justru berbahaya,
karena cairan gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah
mengganggu paru-paru.
Biarkan saja bayi bila mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini
justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-
paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi.

8. Peran Bidan
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik
dalam mengatasi masalah gumoh pada bayi yaitu bidan harus segera
memberikan pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi
terutama ibu bahwa gumoh merupakan kejadian yang lazim dialami oleh
bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Ibu dianjurkan untuk tidak
panik akan tetapi harus dapat menangani sendiri ketika bayi gumoh di
rumah.
Oleh karena itu bidan harus menjelaskan cara dan teknik
menangani bayi yang gumoh agar tidak terjadi salah asuhan sehingga tidak
menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi tersebut.

15
9. Gambar

C . MONILIASIS / ORAL THRUSH PADA BAYI


1.Pengertian
Sariawan atau stomatitis adalah radang pada rongga mulut (bibir
dan lidah) yang disebabkan oleh jamur candida albicans atau moniliasis
dan hygiene (Kristiyanasari, 2010, hal 106).
Oral trush adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan
yang timbul di lidah yang dikelilingi oleh daerah kemerahan (Rukiyah &
Yulianti, 2010, hal 136).
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi
maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir bagian dalam, lidah, pipi
bagian dalam (mukosa), gusi, langit-langit dalam rongga mulut dan
tenggorokan.
Bercak-bercak putih ini menyerupai gumpalan susu yang jika
dibersihkan akan terkelupas namun meninggalkan bekas yang
permukaannya merah dan mudah berdarah. Keadaan putih tersebut harus
dapat dibedakan dengan sisa susu karena putih pada sariawan sukar
diangkat bahkan menimbulkan perdarahan. Pada bayi dan anak kecil yang
minum susu dengan botol susu atau dot atau anak yang mengisap dot
kempong (fopspeen) yang tidak diperhatikan kebersihannya, seperti dot
yang tidak pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak didalamnya
(Ngastiyah, 2005, hal 222). Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel
atau bulatan kecil berwarna putih atau kekuningan. Mula-mula

16
berdiameter 1-3 mm kemudian berkembang berbentuk selaput . Jika
selaputnya mengikis, maka akan terlihat seperti ulkus atau lubang.
Moniliasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur
Candida, terutama Candida albicans. Kandidiasis adalah infeksi
oportunistik yang sangat umum pada orang terinfeksi HIV. Infeksi ini
disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut kandida. Jamur
ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistem
kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini
biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi
Oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum Infeksi
Oportunistik lain yang lebih berat. (yogie, 2008).
Moniliasis oral dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis
dari kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi
dan faktor - faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi.
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat,
namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang
membutuhkan pemeriksaan.Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa
penyakit daripada anak atau orang dewasa.Sistem kekebalan tubuhnya
belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.
Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi
maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam
(mukosa), dan tenggorokan.Jarang sekali terjadi sariawan di gusi.
Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua.Tidak pernah berjejer
seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan dan
penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu
dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta
sering terjadi pada pasien yang telah menjalani pengobatan dengan
antibiotic. Oral trush ini kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama
pada bayi yang mendapatkan susu formula (Pengganti air Susu Ibu –
PASI).

17
Sebenarnya oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan
herpetik.Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika
trush tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar
ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut.Tetapi, sangat
memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat
pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi usus. Juga dapat
menyebabkan kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot)
sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan. Oral thrush tersebut
dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan.
Ada 3 jenis oral trush yang kerap menyerang anak, yaitu:
a.       Stomatitis apthosa
Sariawan ini akibat adanya trauma, misalnya tergigit atau terkena
sodokkan sikat gigi hingga luka atau lecet.Bila kuman masuk dan
daya tahan tubuh menurun, maka luka menjadi infeksi.Biasanya
timbul peradangan dan rasa sakit atau nyeri.Untuk kebaikan si kecil,
pilihlah sikat gigi yang lembut dan bersihkan gigi secara benar untuk
mengurangi potensi luka.
b.      Oral thrush atau moniliasis
Disebabkan oleh jamur candida albican yang biasanya dijumpai dan
bersarang di lidah.Pada keadaan normal, jamur memang terdapat
dalam mulut. Tapi saat daya tahan tubuhnya menurun, serta
penggunaan obat antibiotik yang berlangsug lama atau melebihi
jangka waktu pemakaian, akan memudahkan jamur candida albican
tumbuh melebihi normal.
c.       Stomatitis herpetic
Disebabkan virus herpes simplek dan berlokasi di bagian belakang
tenggorokan. Sariawan ditenggorokan terjadi jika ada virus yang
sedang mewabah dan daya tahan tubuh sedang rendah.Sariawan jenis
stomatitis herpetic dan stomatitis apthosa biasa terjadi pada anak-
anak, sementara anak balita lebih banyak mengidap sariawan jenis
moniliasis.

18
2. Faktor Penyebab
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur Candida
albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama
persalinan (saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan
puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar. Oral
trush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan.Jamur ini adalah jamur
yang normalnya hidup pada mulut dan saluran cerna manusia.Apabila
jamur ini berkembang lebih banyak dari biasanya maka menimbulkan
infeksi jamur.
Jamur Candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan
tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi
pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa
oral trush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada
usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral trush yang
menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang
biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain
tertekan. Oral trush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena
kurang menjaga kebersihan di mulut.Lesi-lesi mulut mempunyai
konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi
daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak
dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.
Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan
mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi,
dan hipoparatiroidisme.Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.
Sebagian besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali
saat melalui jalan lahir (ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya
tanpa menyadari adanya tanda-tanda infeksi). Penggunaan antibiotik pada
saat persalinan dan saat bayi anda lahir dapat memicu terjadinya infeksi

19
jamur.Antibiotik yang diminum ibu dapat melalui ASI dan membunuh
bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh,
sehingga saat bakteri baik ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi jamur
muncul.
Bayi yang dilahirkan dengan operasi Caesar sering menderita
infeksi jamur akibat antibiotik yang diberikan pada ibunya selama operasi.
Apabila bayi menderita infeksi jamur maka ia dapat menularkannya
kepada anda. Dan berlaku sebaliknya infeksi jamur diputing ibu dapat
menginfeksi bayi, dan ini menyebabkan infeksi bergantian.Oleh karena itu
sangat penting memperhatikan kesehatan kulit payudara apabila bayi anda
mengalami thrush.
Pemakaian obat-obatan yang terlalu lama seperti bayi yang
mendapatkan obat untuk meneyembuhkan vlek pada paru-paru. Zat kimia
yang terkandung didalam obat bersifat asam. Bila tersisa dimulut bayi
dapat memicu timbulnya bakteri sehingga menyebabkan sariawan
(Rukiyah & Yulianti, 2010, hal 137). Untuk itu, sedapat mungkin, setelah
meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak
menempel di gusi maupun dinding mulut.
3. Epidemiologi
1)      Terjadi terutama pada anak usia bayi.
2)      Pada anak-anak yang lahir dari ibu dengan moniliasica vaginitis.
3)      Diamati pada orang dewasa dengan imunosupresi dan pada pengguna
steroid untuk waktu yang lama.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya para orang tua kurang memperhatikan keadaan ini,
sebab anak belum dapat menggungkapkan perasaannya dengan baik.
Adapun tanda dan gejala yang biasa ditimbulkan adalah :
1.      Umumnya suhu badan meningkat hingga 40 derajat .
2.      Anak banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya.
3.      Anak akan rewel dan gelisah.
4.      Tidak mau makan, tidak mau minum susu maupun menyusui.

20
5.      Jika mulut anak dibuka maka akan terlihat bercak putih
6.      kekuningan di sekitar mulut bayi bila dihilangkan akan mudah
berdarah
7.      Mulut anak akan berbau akibat kuman atau jamur yang ada pada
rongga mulut ( dr.Rini Sekartini, SpA, 2010).
Oral trush kadang sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama
pada bayi yang mendapatkan susu formula. Sisa susu yang berupa endapan
putih tebal pada lidah bayi dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang
dibasahi dengan air hangat.
Oral trush ini juga harus dibedakan dengan stomatitis. Stomatitis 
merupakan inflamasi dan ulerasi pada membran mukosa mulut. Anak yang
mengalami stomatitis biasanya tidak mau makan atau minum. Gejala
tersebut seperti, :

1.      Tampak bercak keputihan pada lidah dan atau sekitar mulut, seperti
bekas susu yang sulit dihilangkan
2.      Bayi menangis
3.      saat menyusu atau saat menyedot dari botol. Bercak keputihan karena
jamur dapat menimbulkan rasa tidak nyaaman, dan nyeri terutama
infeksi berat
4.      Bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang
akan dimuntahkan
5.      Mukosa mulut mengelupas
6.      Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai
bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila
dihilangkan dan kemudian berdarah.
7.      Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)
menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama
hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
8.      Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat
Celcius

21
9.      Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis,
dia akan rewel.
Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang
berbeda, pada umumnya berupa lesi ± lesi putih atau area eritema difus
(Silverman S, 2001). Manifestasi klinis yangterlihat bervariasi tergantung
dari bagian tubuh mana yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :
1.      Kandidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk,menyerang
lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak,
lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki,
glans penis danumbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah dan eritematosa. Lesitersebut dikelilingi oleh satelit
berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bulayang bila
pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar
dan berkembang seperti lesi primer.
2.      Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
3.      Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga padalipat payudara,
intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis
dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan
pustul-pustul. Penyakitini sering terdapat pada bayi, mungkin karena
ibunya menderita kandidiasis vagina ataumungkin karena gangguan
imunologik.
4.      Paronikia dan onikomikosis
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya inimenyebabkan rasa
nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak danmenebal.
Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan air.
5.      Diaper rush

22
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang
digantiyang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita
neonatus sebagai gejalasisa dermatitis oral dan perianal.
6.              Kandidisiasis kutis granulomatosa
Kelainan ini merupakan bentuk yang jarangdijumpai. Manifestasi kulit
berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat penumpukan krusta
serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak, lesi
berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning
kecoklatandan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat
menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm,lokasinya sering terdapat di muka,
kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.
7.      Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih
menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri.
Bercak ini bisa dilepasdengan mudah oleh jari tangan atau sendok.
Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan
kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atauAIDS. Pemakaian
antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan
meningkatkankemungkinan terjadinya thrush.
8.              Perleche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakandan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu
yang letaknya bergeser dan menyebabkankelembaban di sudut mulut
sehingga tumbuh jamur.
9.      Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil,
penderita diabetesatau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa keluarnya
cairan putih atau kuning darivagina disertai rasa panas, gatal dan
kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.
10.  Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra
seksualnyamenderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan
ruam merah bersisik (kadangmenimbulkan nyeri) pada bagian
bawah penis.

23
5. Klasifikasi
1.      Moniliasis akut : menghasilkan plak putih melekat seperti rennet,
menyebar secara acak di mukosa mulut. Sisa untuk pelat adalah
perdarahan yang tampak permukaan. Lesi intra oral biasanya disertai
pembengkakan dan retakan dari sudut luka dan keropeng di wajahnya.
2.      Moniliasis kronis adalah jenis langka infeksi Candida albicans, yang
menyebabkan lesi granulomatosa biasanya dimulai pada masa bayi
atau masa kanak-kanak. Progress penyakit tidak hanya terejadi pada
mukosa oral tetapi juga kuku dan kulit wajah dan kulit kepala.
Granuloma memanifestasikan moniliasico oleh reaksi inflamasi
mendalam oleh granulasi jaringan produksi.
6. Komplikasi
Apabila oral trush tidak atasi maka akan menyebabkan
kesukaran minum (mengisap dot/ puting susu) sehingga bayi tersebut
kekurangan makanan. Karena adanya rasa nyeri dan rasa tidak nyaman
mengakibatkan bayi menjadi rewel dan tidak mau makan. Sehingga berat
badan bayi pun terhambat. Hal ini juga dapat menyebabkan diare sebab
jamur yang ada didalam rongga mulut bayi ikut tertelan sehingga
menimbulkan infeksi usus. Jika diare ini terus menerus terjadi maka dapat
mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan). Diare juga bisa
terjadi jika asupan susu kurang dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 2005,
hal 222)
7. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk menghindari agar oral trush tidak terjadi yakni :
1.    Setiap bayi selesai minum susu/ menyusui berikan 1-2 sendok teh air
matang untuk membilas sisa susu yang menempel pada mulut bayi.

24
2.      Perlengkapan minum bayi seperti botol susu atau kompeng (fopspeen)
dicuci bersih dan diseduh dengan air panas atau mendidih atau direbus
jika botol tersebut tahan rebus.
3.      Sebaikanya bayi ataupun anak kecil jangan diberikan kompeng karena
akan memicu terjadinya sariawan serta dapat mempengaruhi bentuk
rahang.
4.      Jika bayi menyusui bersihkanlah puting susu ibu terlebih dahulu
5.      Setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa
obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
6.      Memberikan suplemen atau makanan yang mengandung vitamin c pada
bayi dan anak-anak agar daya tahan tubuh tetap kuat sehingga dapat
melawan kuman-kuman penyebab sariawan.
7.      Cucilah tangan sebelum dan sesudah memberi makan dan merawat
anak.
8.      Gesekan dot yang berkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang
keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya
gunakan dot yang dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti dari
silikon.
9.      Selalu menjaga kebersihan mulut anak dan seringlah berikan air matang
sehabis makan.

8. Perawatan yang dilakukan untuk anak yang mengalami oral thrush


(Monoliasis)
Saat sariawan terjadi maka anak akan mengalami kesulitan pada
saat makan dan minum. Berikut kiat untuk membantu anak mendapatkan
asupan yang dibutuhkan:
1)     Atasi sulit makan dengan suapan porsi kecil perlahan-lahan dengan
menggunakan sendok.
2)      Ajari anak minum susu dari gelas dengan memakai sendok atau dengan
sedotan karena minum lewat botol akan dapat memperbesar gesekan
sariawan.

25
3)      Berikan makanan yang encer dan lembut agar mudah ditelan, berikan
setelah makanan agak dingin agar tidak memperparah luka tersebut.
4)      Berikan anak cukup cairan dingin untuk mengurangi rasa sakit.
5)      Minuman asam misalnya jus jeruk, dan minuman bersoda sebaiknya
jangan diberikan kepada anak sebab minuman ini mengakibatkan rasa
terbakar di mulut .
6)      Pastikan untuk selalu memberi minum pada anak untuk mencegah
7)      terjadinya dehidrasi.
8)      Jangan mengorek-ngorek mulut anak ( Jitowiyono & Kritiyanasari,
2010, hal 106).

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi
lambung dan abdomen (Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan
tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk
ke lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam
pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan kadang
disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI
atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi
mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan.
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan
melalui mulut tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI,
1999). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali
sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung.
Muntah susu adalah hal ynag agak umum, terutama pada bayi yang
mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan
yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan udara pada
saat menyusui.
Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi,
regurgitasi adalah gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang normal
pada bayi berusia dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring
pertambahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi
dalam waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa
mengakibatkan gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan

27
karena asupan gizi berkurang maupun karena asupan makanan tersebut keluar
lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut
keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui hidung dan
bahkan disertai muntah.
Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada.
Bila disertai kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat
menyebabkan terjadinya kekurangan cairan tubuh.
Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong
keluar kala makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara
pasif atau terjadi secara spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar
karena anak berusaha mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa
dialami bayi antara 1-4 kali sehari.
Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan
minum serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama berat badan bayi
meningkat sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh tidak bercampur darah
dan tidak susah makan atau minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan.

ASI selalu merupakan makanan terbaik untuk bayi walaupun ibu


sedang sakit, hamil, haid atau kurang gizi. ASI mengandung semua zat gizi,
yang diperlukan bayi dalam 4-6 bulan pertama kehidupan, dianjurkan agar
pada masa ini bayi hanya diberikan ASI. Dewasa ini, terdapat kecenderungan
menurunnya frekuensi dan lamanya menyusui. Hal ini ada kaitannya dengan
emansipasi wanita dalam dunia kerja dimana tingkat partisipasi wanita dalam
angkatan kerja meningkat. Penurunan juga disebabkan oleh gencarnya promosi
perikanan susu buatan serta luasnya distribusi susu buatan. Pemberian ASI
pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: perubahan sosial
budaya, psikologis, fisik ibu, kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya
promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI (PASI), penerangan yang salah
dari petugas kesehatan.
Oral trush adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Bisa juga
diartikan terinfeksinya membrane mukosa, mulut bayi oleh jamur candidiasis
yang ditandai dengan munculnya bercak – bercak putih dan membentuk plak –

28
plak berkeping di mulut. Tanda dan gejala dari oral trush antara lain seperti:
adanya bercak-bercak keputihan pada bibir atau lidah, meningkatnya suhu
tubuh, bayi kadang menolak untuk minum atau menyusu bahkan kadang
dimuntahkan, rewel. Penatalaksanaannya bisa dengan menjaga kebersihan
mulut bayi dan putting susu ibu, pemberian antibiotika bila infeksi berasal dari
ibu, dan bila bayi minum susu dengan menggunakan botol agar dijaga
kebersihan botol sebelum digunakan.

Peran bidan sebagai pendidik sangat penting dalam menangani kasus


semacam ini. Bidan berkewajiban memberikan pengetahuan dan informasi
kepada ibu bagaimana cara mencegah dan menangani neonatus, bayi dan balita
yang mengalami muntah dan gumoh.

B. Saran
Saran kepada para ibu yang memiliki bayi baru lahir maupun balita agar
segera mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menangani kasus yang
sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita. Dengan ini ibu diharapkan dapat
selalu memantau anak agar kesehatannya dapat terjaga dengan baik, serta
apabila sewaktu-waktu bayi mengalami salah satu kasus yang sering terjadi
pada neonatus, bayi dan balita ibu dapat melakukan tindakan sesuai dengan
anjuran.

29
DAFTAR PUSTAKA

Karyuni, P.E dan Eny Meliya (Ed). 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi
Baru Lahir. Jakarta : EGC.

Kosim, M. S, Achmad Surdjono dan Dwikisworo Setyowireni (Ed). 2005. Buku


Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat,
Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :
CV. Trans Info Media.

Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak.Yoyakarta : Nuha


Medika.
Bherman, R.E., Kliegma,R., Arvin, A.M. ( 2001). Ilmu Kesehatan Anak Nelson.
Jakarta : EGC
Jitowiyono, S & Kriostiyanasari, W. ( 2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta : Mulia Medika
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, S. ( 2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : CV. Trans Info Media
Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai
Penyakit Anak. Yogyakarta : Luna Publisher
Suyanto & Ummi. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi.
Yogyakarta : Mitra Media Press

30

Anda mungkin juga menyukai