Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Materi penyuluhan : Muntah dan gumoh pada bayi


Pokok bahasan :
1. Defenisi muntah
2. Defenisi gumoh
3. Etiologi
4. Patofisiologis
5. Sifat muntah / tanda dan gejala
6. Komplikasi
7. Pencegahan
8. Penatalaksanaan

Sasaran : Ibu menyusui


Hari/tanggal : 26 juni 2013
Waktu : 20 menit
Tempat : Aula kampus STIKes Yarsi Sumbar
Bukittinggi
Pelaksana penyuluhan :
1. Penyaji : Rifka nur aulia

I. Latar belakang
Para Ibu muda yang baru menyusui, biasanya panik karena menemukan
masalah bayi gumoh. Pada dasarnya semua itu lazim terjadi.Bayi gumoh ini
tidak terlalu berbahaya karena ketika bayi gumoh itu mengalir begitu saja
dari mulutnya tanpa ada kontraksi dari perut bayi. Pada bayi gumoh ia
mengeluarkan kurang dari 10cc ASI atau susu yang ia minum. Bayi gumoh
biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kelahiran bayi. Biasanya gumoh
pada bayi akan berkurang seiring dengan pertumbuhan usianya.
Para orang tua biasanya menyamakan bayi gumoh dengan bayi muntah.
Padahal ini merupakan hal yang berbeda. Pada bayi muntah biasanya terjadi
kontraksi otot dari perut sehingga menyebabkan sakit pada bayi.Penyebab
bayi muntah yang sering ditemui adalah ibu menyusui bayi dengan posisi
tidur. Seharusnya bayi disusui adalah keadaan tegak sedangkan sang ibu semi
tegak, hal ini dapat melancarkan ASI atau susu yang masuk ke tubuh bayi dan
langsung ke saluran pencernaannya.
II. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan muntah dan gumoh pada bayi ini
diharapkan ibu menyusui mengetahui perbedaan antara muntah dan gumoh
tersebut pada bayi.

III. Tujuan instruksional khusus


1. Ibu menyusui dapat menyebutkan pengertian muntah dan gumoh pada bayi
2. Ibu menyusui dapat membedakan antara muntah dan gumoh pada bayi
3. Ibu menyusui dapat membedakan antara muntah dan gumoh yang fisiologis
dan patologis
4. Ibu menyusui dapat mengetahui tanda dan gejala muntah dan gumoh pada
bayi
5. Ibu menyusui dapat mengatasi jika terjadi muntah dan gumoh.

IV. Kegiatan penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


Pendahuluan 1. Peserta menjawab salam
1. Mengucapkan salam 2. Peserta menyimak
2. Memperkenalkan diri
5 menit3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan topik-topik yang akan
disampaikan
5. Apersepsi

Kegiatan Inti Peserta menyimak


1. Menjelaskan pengertian muntah dan penyuluhan
gumoh pada bayi
10 2. Menjelaskanperbedaan antara
menit muntah dan gumoh
3. Menjelaskan etiologis muntah dan
gumoh
4. Menjelaskan patofisiologis muntah
dan gumoh
5. Menjelaskan tanda dan gejala
muntah dan gumoh pada bayi
6. Menjelaskan cara mengatasi muntah
dan gumoh pada bayi
Penutup 1. Peserta mengajukan dan
1. Tanya jawab menjawab pertanyaan
2. Kesimpulan 2. Peserta turut
3. Saran memberi saran dan
5 menit4. Salam Penutup mengambil kesimpulan.

V. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

VI. Media dansumber


1. Media : Leaflet dan powerpoint
2. Sumber :
 Mayasti . 2008. Pencegahan Gumoh.http://www.Pencegahan Gumoh.co.id (
diakses tanggal 15 Maret 2010 )
 Mubarok, 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
 Desmita, 2006. Sikologi Perkembangan. Bandung Remaja Rosda karya
VII. SettingTempat

Aula STIKes Yarsi bukittinggi

DENAH TEMPAT

Audien Audien

Audien Audien

Audien Audien

Audien Audien Audien Audien Audien


MATERI
MUNTAH DAN GUMOH PADA BAYI
 PENGERTIAN MUNTAH
Para orang tua biasanya menyamakan bayi gumoh dengan bayi
muntah. Padahal ini merupakan hal yang berbeda. Pada bayi muntah
biasanya terjadi kontraksi otot dari perut sehingga menyebabkan sakit pada
bayi. Bayi muntah adalah pengeluaran isi lambung atau esophagus secara
paksa melalui mulut. Para orang tua harus mewaspadai bayi muntah. Bayi
muntah adalah salah satu gejala gangguan pencernaan pada bayi. Bahaya bila
bayi muntah ASI atau susu yang sudah masuk ke lambung kemudian
mengalir ke saluran pernafasan seperti paru-paru. Hal itu bisa menyebabkan
rusaknya paru-paru bayi karena susu atau ASI yang terbawa dari lambung
sudah tercampur dengan asam.
Penyebab bayi muntah yang sering ditemui adalah ibu menyusui
bayi dengan posisi tidur. Seharusnya bayi disusui adalah keadaan tegak
sedangkan sang ibu semi tegak, hal ini dapat melancarkan ASI atau susu yang
masuk ke tubuh bayi dan langsung ke saluran pencernaannya. Sendawakan
bayi sebelum pindah ke puting susu yang lain. Jika bayi menyusu lewat botol
susu, pastikan agar lubang pada botol susu bayi pas ukurannya tidak terlalu
besar atau kecil. Penyebab bayi muntah lainnya adalah alergi susu formula.
Pastikan bayi tidak alergi pada susu formulanya. Hal ini dapat
dikonsultasikan pada dokter anak terlebih dahulu sebelum memberikan susu
formula kepada bayi.
Penyebab bayi muntah lainnya adalah stenosis pylorus ini adalah salah
satu kelainan bedah anak. Hal ini sangat jarang terjadi namun para orang tua
harus mewaspadainya dengan memahami tanda-tanda anak yang terkena
penyakit ini. Tanda dari penyakit ini adalah bayi muntah dengan kuat dan
terus menerus sehingga mengalami penurunan berat badan. Bayi sering
terkena dehidrasi. Mulut bayi kering, keriput pada kulit, mata kering, dan
perut membengkak. Segera periksakan bayi jika menemukan tanda-tanda
seperti itu.

 
 PENGERTIAN GUMOH

 Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan


melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu
(Depkes 2007). Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang
telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/ menyusui
dan dalam jumlah sedikit. (Depkes 2007).
 Regurgitasi merupakan keadaan normal yang sering terjadi pada bayi
denagn usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan bertambahnya usia, yaitu
sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitasi semakin jarang dialami
oleh anak. Bisa dipastikan hampir semua bayi yang menyusui, baik ASI
maupun memakai susu formula, pasti mengalami gumoh.

Penyebab terjadinya Gumoh Pada bayi


Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. di antaranya
adalah:

1. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung,


padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
2. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi
terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya
tinggi, sehingga keluar dalam bentuk gumoh.
3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu
akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung.
Nah, di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung.
Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. Akibatnya,
kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.
4. Posisi menyusui, ibu sering menyusui sambil tiduran dengan posisi
miring sementarara bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut
tidak masuk ke saluran pencernaan tetapi ke saluran pernafasan yang
menyebabkan bayi gumoh.

Pencegahan Gumoh

1. Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah bibir bayi
menutup puting susu serta daerah yang berwarna hitam disekitar
putting susu (areola), dengan begitu kemungkinan udara yang masuk
dan tertelan pada saat menyusu bisa diperkecil.
2. Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali),
jangan langsung banyak.
3. Hindari mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
4. Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusui
5. Hindari memberikan ASI / susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi
akan tergesa-gesa saat menyusu sehingga menimbulkan udara masuk.
6. Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol
susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh
permukaan botol dan dot harus masuknya seluruhnya ke dalam mulut
bayi.
7. Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum
jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih
dahulu.

Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Bayi digendong dalam posisi berdiri dengan kepala bersandar


dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan
sampai terdengar suara bersendawa.
2. Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung
bayi sampai terdengar suara bersendawa.

Dampak Gumoh

1. Infeksi pada saluran pernafasan


2. Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang
3. Nafas terhenti sesaat
4. Bayi tersedak dan batuk
5. Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi
6. Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas

Penatalaksanaan Gumoh

1. Bersikaplah tenang,
2. Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru
(jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan
masuk ke paru-paru)
3. Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga
bersih pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman
dan jamur

Anda mungkin juga menyukai