Topik : Kontrasepsi
Waktu : 20 Menit
Jumlah : 4 orang
1
C. Materi Yang Akan Disampaikan
1. Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
2. Macam-macam dari alat AKDR
3. Prosedur pemasangan dan Cara kerja dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
4. Keuntungan dari pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
5. Kerugian dari pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
6. Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
7. Kontraindikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
8. Efek samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Poster
F. Evaluasi
1. Review
2. Tanya Jawab :
a. Apa yang dimaksud dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ?
b. Sebutkan macam-macam dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) !
c. Bagaimana prosedur pemasangan dan cara kerja dari Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) ?
d. Apa saja keuntungan dari pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ?
e. Apa saja kerugian dari pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ?
f. Siapa saja yang dapat menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ?
g. Siapa saja yang tidak dapat menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) ?
h. Sebutkan Efek samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) !
2
G. Rencana Kegiatan
Waktu Isi Kegiatan
3 Menit Pembukaan Menjawab salam
Perkenalan Mendengarkan
Menggali pengetahuan Menjawab
14 Menit Penyampaian Materi Mendengarkan
Pengertian Alat Kontrasepsi Menjawab
Dalam Rahim (AKDR) Menyimak
Macam-macam dari alat AKDR Menonton video
Prosedur pemasangan dan cara
kerja dari Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
Keuntungan dari pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)
Kerugian dari pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR)
Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
Kontraindikasi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR)
Efek samping Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR)
3
Menjawab salam
H. Lampiran Materi
1. Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga
rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD
merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
a. Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesteron IUD
Dari berbagai jenis AKDR/IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di
Indonesia ada 3 macam jenis yaitu :
4
1) AKDR/IUD Copper T
Terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua
lengan AKDR/IUD dan batang AKDR/IUD.
2) AKDR/IUD Nova T
Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan AKDR/IUD
bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang
AKDR/IUD.
3) AKDR/IUD Mirena
5
Berbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon
Levonolgestrel (hormone progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu
menyusui karena tidak menghambat ASI.
3. Prosedur pemasangan dan cara kerja dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Prosedur pemasangan :
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus
mengosongkan kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah
meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya
dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual
sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna
memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi
nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang
dengan memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga
harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual.
Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini
6
dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan
kedalam uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi
uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang
seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan
korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks.
Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR.
(Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus
digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami
pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal
dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang
AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi.
(Notoarmodjo, 2010).
Cara kerja :
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa
oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah
kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan
tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan
leukosit. Kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan
ovum.( Saefuddin, 2009).
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
7
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
8
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hurmonal, kombinasi
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih
secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah
pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
9
a. Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan )
b. Haid lebih lam dan banyak
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d. Saat haid lebih sakit
e. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar)
f. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
g. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
h. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
IUD,PRP dapat memicu infertilitas
i. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan
IUD
j. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD,
biasanya menghilang dalam 1-2 hari
k. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang
dapat melepas
l. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila
IUD di pasang segera setelah melahirkan )
m. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan
n. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
10
DAFTAR PUSTAKA
http://warungbidan.blogspot.co.id/2016/05/satuan-acara-penyuluhan-sap-alat.html
11