Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASKEB BAYI DAN BALITA

“MASALAH-MASALAH ATAU PENYAKIT YANG LAZIM


TIMBUL PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA DAN
PRASEKOLAH”
DosenPengampu : Eka Mustika Yanti, S.ST., M.PSi

Oleh :KELOMPOK 3

1. NI MADE MEGAPUTRI S 5. SULIS DWI ENDANG W


2. AENUL HIDAYATI 6. ADMI YANTI
3. NURUL QAMAR 7. YULIAN PURNAMASARI
4. VAICE LESTARI 8. FENY ADEKAPUTRI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HAMZAR LOMBOK TIMUR
2021 / 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga ksmi dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul tentang Masalah-Masalah Atau Penyakit Yang Lazim Timbul Pada
Neonatus, Bayi Dan Balita Dan Prasekolah sub mata Askeb Bayi dan Balita.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Askeb Bayi dan Balita ini tepat pada waktunya. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Askeb Bayi
dan Balita untuk para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimaksih kepada Ibu Eka Mustika Yanti, S.ST., M.PSi

selaku dosen bidang studi mata kuliah Askeb Bayi dan Balita yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lombok Barat, 2 November 2021

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 4
B. Rumusan masalah …………………………………………………... 4
C. Tujuan………………………………………………………………... 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….. 6

A. Masalah Kesehatan Yang Sering Terjadi Pada Bayi Dan Balita… 6


1. Diare ………………………………………………………… 6
2. Sembelit ……………………………………………………… 7
3. Cacingan ……………………………………………………. 11
4. Bercak mongol …………………………………………….. 14
5. Hemangioma ……………………………………………….. 15
6. Muntah …………………………………………………….. 16
7. Gumoh ……………………………………………………… 17
8. Diaper rush………………………………………………….. 18
9. Seborrhea …………………………………………………… 19
10. Obstipasi …………………………………………………….. 20
BAB III PENUTUP………………………………………………………… 21

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 23
B. Saran ……………………………………………………………… 23
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan
kebidanan pada neonatal, bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya masih
banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah,
bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit. Maka dari
itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan
terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya.
Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat menyerang
bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, diaper rash, sebhorrea,
diare, obstipasi , konstipasi, sembelit, cacingan serta penatalaksanaanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Diare?
2. Apa yang dimaksud dengan Sembelit ?
3. Apa yang dimaksud dengan Cacingan ?
4. Apa yang dimaksud Bercak Mongol ?
5. Apa yang dimaksud Hemangioma ?
6. Apa yang dimaksud Muntah & Gumoh ?
7. Apa yang dimaksud Diaper Rush ?
8. Apa yang dimaksud Seborrhea ?
9. Apa yang dimaksud Obstipasi ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Diare dan penatalaksanaannya
2. Untuk mengetahui Sembelit dan penatalaksanaannya
3. Untuk mengetahui Cacingan dan penatalaksanaannya
4. Untuk mengetahui Bercak Mongol dan penatalaksanaannya
5. Untuk mengetahui Hemangioma dan penatalaksanaannya
6. Untuk mengetahui Muntah Gumoh dan penatalaksanaannya
7. Untuk mengetahui Diaper Rush dan penatalaksanaannya

4
8. Untuk mengetahui Seborrhea dan penatalaksanaannya
9. Untuk mengetahui Obstipasi dan penatalaksanaannya

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. MASALAH - MASALAH ATAU PENYULIT YANG LAZIM TIMBUL
PADA NEONATUS, BAYI BALITA, DAN PRASEKOLAH

1. DIARE
a. Pengertian
BAB dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan
tinja / feses menjadi cair dengan atau tanpa lender dan darah yang
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat.

b. Etiologi

1) Infeksi
a. Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan
dan merupakan penyebab utama terjadinya diare.
b. Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan.
2) Malabsorbsi
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
3) Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
4) Psikologi, misalnya rasa takut atau cemas.

c. Tanda dan gejala

1) Cengeng
2) Gelisah
3) Suhu meningkat
4) Nafsu makan menurun

6
5) Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan adanya
darahnya.
6) Anus lecet
7) Dehidrasi
8) Berat badan menurun
9) Turgor kulit menurun
10) Mata dan ubun-ubun cekung
11) Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering

d. Penanganan
1) Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.
2) Melakukan terapi rehidrasi.
3) Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya.
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan.
5) Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik.
6) Tidak dianjurkan memberi anti diare.

2. SEMBELIT
a. Pengertian
Sembelit atau konstipasi merupakan masalah yang sangat
umum terjadi pada anak-anak. Sembelit terjadi pada ketika kita
susah mengeluarkan kotoran karena memiliki tekstur yang keras
atau karena terjadi penyumbatan feses sehingga tidak keluar. Perlu
dilakukan langkah-langkah untuk mencegah sembelit tidak menjadi
kronis atau berkelanjutan.
Terkadang orang tua menjadi khawatir pada kebiasaan
buang air besar anak Hal utama yang wajib diketahui bahwa
kebiasaan buang air besar setiap orang berbeda termasuk anak-
anak. Bayi pada umumnya akan buang air besar beberapa kali
sehari atau hanya sehari sekali. Frekuensi buang air besar bukanlah

7
tolok ukur untuk sembelit, namun tekstur feses yang lembut dan
mudah untuk dikeluarkan merupakan hal yang penting. Bayi yang
mengkonsumsi ASI cenderung tidak memiliki resiko sembelit. Hal
ini dikarenakan ASI lebih mudah dicerna daripada susu formula.
Perubahan frekuensi buang air besar juga dapat disebabkan karena
bayi mulai mengkonsumsi makanan padat. Memberikan makanan
yang tinggi serat dapat membantu untuk mencegah sembelit pada
bayi.

a. Etiologi
Konstipasi yang tidak memiliki penyebab, umumnya dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang meliputi :
1) Pola makan
Pola makan yang dapat menyebabkan sembelit adalah yang
mengkonsumsi makanan rendah serat dan tidak mengkonsumsi
cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pola makan tersebut
dapat menyebabkan kotoran menjadi keras, kering, dan susah
untuk dikeluarkan.
2) Menahan buang air besar
Kebiasaan menahan buang air besar umumnya sering terjadi
pada anak-anak. Hal ini dapat menyebabkan konstipasi
dikemudian hari. Beberapa faktor yang dapat mneyebabkan
anak-anak menahan buang air besar seperti trauma rasa sakit
yang dialami pada buang air besar sebelumnya, kemungkinan
bagian belakang anus masih terasa sakit, dan tidak nyaman
ketika harus buang air besar ditempat umum seperti sekolah.
3) Masalah emosional
Konstipasi dapat terjadi karena terdapat perubahan emosi
seperti ketakutan atau phobia

8
b. Tanda dan gejala
1) Bayi menangis setiap kali buang air besar.
2) Mengejan sangat keras saat buang air besar
3) Mengalami nyeri pada saat buang air besar dan terkadang
terdapat darah karena terjadi sobekan kecil pada bagian anus.
4) Frekuensi buang air besar lebih jarang dari kondisi normal.
5) Kotoran atau feses memiliki tekstur keras dan berukuran
besar atau kecill-kecil seperti kotoran kelinci.
Selain tanda dan gejala diatas, terdapat beberapa tanda dan gejala
karena sembelit, seperti :
1) Nyeri perut
2) Kehilangan nafsu makan
3) Merasa lemas
4) Perubahan emosi menjadi lebih sensitive
5) Mengalami gelisah
6) Mengalami mual
Sembelit yang parah akan menyebabkan kotoran terakumulasi pada
bagian rektum sehingga menyebabkan gejala lebih lanjut. Hal ini
menyebabkan terjadinya kotoran keluar secara sendirinya yang
bertekstur lembek dan berlendir. Sering kali gejala ini disalah
artikan sebagai kondisi diare.
c. Tipe konstipasi pada anak-anak dan bayi
1) Idiopathic Constipation
Jenis konstipasi ini tidak memiliki penyebab yang pasti dan
terdapat berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya
konstipasi ini.
 Konstipasi jangka pendek. Umumnya terjadi pada
rentang waktu satu atau dua hari dan dapat
diselesaikan tanpa perlu perawatan medis.
 Konstipasi jangka panjang. Konstipasi yang terjadi
secara terus menerus yang juga dikenal
sebagai idiopathic constipation kronis.

9
2) Konstipasi karena penyebab tertentu
Konstipasi karena penyakit tertentu atau kondisi kesehatan
yang mendasari. Beberapa contoh kondisi dan masalah yang
dapat menyebabkan sembelit adalah :
 Beberapa kondisi neurologis
 Kelenjar tiroid yang kurang aktif
 Penyakit tertentu yang mempengaruhi perkembangan
abnormal usus
 Efek samping dari obat-obat tertentu

d. Penanganan konstipasi
1) Menggunakan obat pencahar
Obat pencahar yang dapat digunakan pada anak-anak adalah
yang berbentuk serbuk untu dilarutkan pada air atau
berbentuk sirup. Berkonsultasi dengan dokter untuk
penggunaan obat pencahar. Penghentian obat pencahar secara
tiba-tiba dapat menyebabkan konstipasi berulang.

2) Perubahan pola makan


Melakukan perubahan pola makan dengan mengkonsumsi
gizi yang seimbang, memperbanyak serat dan meningkatkan
konsumsi cairan.

e. Pencegahan konstipasi
Mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan cairan dapat
menyebabkan feses yang besar tetapi lembut dan mudah untuk
dikeluarkan. Meningkatkan aktifitas fisik juga dapat membantu
mencegah konstipasi.
1) Makanan dan serat
Mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah,
sayuran, sereal, dan roti gandum dapat membantu mencegah
terjadinya konstipasi.

10
2) Minuman
Tidak direkomendasikan untuk mengencerkan susu yang
diberikan pada bayi. Namun orang tua dapat memberikan air
putih ditengah jadwal minum susu atau memberikan jus buah
encer tanpa gula seperti jus apel atau pir. Hal ini dapat
membantu mencegah sembelit pada bayi atau anak-anak.
3) Melatih anak-anak untuk terbiasa buang air besar setelah
sarapan.
4) Jika anak suka untuk menahan buang air besar, maka
gunakan sistem pemberian hadiah. Anak bisa mendapatkan
hadiah jika setiap hari bisa melakukan buang air besar.
5) Mencoba untuk tetap tenang ketika anak mengalami kesulitan
buang air besar untuk mencegah anak merasa trauma.

3. CACINGAN
a. Pengertian
Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang
ditularkan melalui tanah dan disebabkan oleh parasit cacing,
dengan dampak mengganggu perkembangan fisik, kecerdasan,
mental, prestasi, dan menurunkan ketahanan tubuh (Soedarto,
2009).
Kecacingan merupakan salah satu mikroorganisme
penyebab penyakit dari kelompok helminth (cacing), membesar
dan hidup dalam usus halus manusia, cacing ini terutama tumbuh
dan berkembang pada penduduk di daerah yang beriklim panas dan
lembab dengan sanitasi yang buruk, terutama pada anak-anak.
Cacing-cacing tersebut adalah cacing gelang, cacing cambuk,
cacing tambang dan cacing pita (Rahim Ali, 2006, dalam
www.arali2008.wordpress.com).
Orang yang cacingan adalah apabila di dalam perutnya
terdapat cacing.Seseorang diketahui ada cacing di dalam perutnya
apabila keluar cacing dari mulut, hidung, saat buang air besar, atau

11
bila dalam pemeriksaan terdapat telur cacing, maka orang tersebu
cacingan (Dinkes Provinsi DIY, 2010).

b. Etiologi
Cacingan dapat terjadi ketika anak tidak sengaja menelan
atau menghirup telur cacing. Telur cacing memiliki ukuran yang
sangat kecil sehingga sulit dilihat mata secara langsung. Telur
cacing dapat masuk melalui makanan, minuman, atau tangan yang
menyentuh area hidung maupun mulut setelah terkontaminasi telur
cacing.
Setelah tertelan, telur cacing menetas dan menetap pada
usus, hingga cacing berkembang menjadi dewasa. Cacing betina
dewasa akan menuju anus untuk kembali bertelur. Kondisi inilah
yang memicu gatal pada anus. Kebiasaan menggaruk anus inilah
yang dapat membantu proses penularan atau penyebaran telur
cacing. Setelah terpapar pada tangan, telur cacing bisa menempel
pada benda-benda yang disentuh oleh anak.

c. Gejala -gejala cacingan sebagai berikut :


1) Anak terlihat sering menggaruk area anus dan mengeluhkan
rasa gatal pada area tersebut. Biasanya, rasa gatal yang
dialami oleh anak akan semakin parah saat malam hari
2) Terlihat beberapa tanda iritasi pada bagian anus.
3) Anak mengalami gangguan tidur pada malam hari.
4) Anak mengeluhkan rasa tidak nyaman pada area anus
maupun kelamin.
5) Pengidap cacingan terkadang akan merasa mual.
6) Perut buncit, Badan kurus, Rambut seperti rambut jagung

d. Penularan cacingan
Secara umum penularan kecacingan dapat melalui dua cara
yaitu(Dinkes Provinsi DIY, 2010) :

12
1) Anak buang air besar sembarangan dengantinja yang
mengandung telur cacing dapat mencemari tanah. Telur
menempel di tangan atau kuku ketika mereka sedang
bermain. Dan ketika makan atau minum, telur cacing masuk
ke dalam mulut dan tertelan, kemudian orang akan cacingan
dan seterusnya terjadilah infestasi cacing.
2) Anak buang air besar sembarangan dengan tinja yang
mengandung telur cacing dapat mencemari tanah. Lalu
dikerumuni lalat, dan lalat tersebut hinggap di makanan atau
minuman. Makanan atau minuman yang mengandung telur
cacing masuk melalui mulut lalu tertelan dan selanjutnya
orang tersebut akan cacingan dan seterusnya terjadilah
infestasi cacing.

e. Penanganan
1) Pastikan untuk membersihkan area anus setiap pagi dengan
air yang mengalir dan sabun.
2) Biasakan anak untuk menjaga kebersihan tangan, khususnya
sebelum makan.
3) Jangan lupa untuk menjaga kebersihan pakaian dalam yang
digunakan anak. Pastikan ibu sering mengganti pakaian
dalam anak dengan yang bersih.
4) Potong kuku anak secara berkala.
5) Pastikan anak menggunakan alas kaki saat bermain di luar
rumah.
6) Jika anak atau salah satu keluarga dalam rumah mengalami
cacingan, jangan lupa cuci sprei, handuk, pakaian, dan
pakaian dalam dengan air panas. Air panas berfungsi untuk
mematikan telur cacing yang menempel. Pastikan barang-
barang tersebut kering dengan optimal. Ibu juga bisa menjaga
kebersihan mainan anak secara berkala dengan
membersihkannya dengan air hangat.

13
7) Menutup makanan jajanan di sekolah

4. BERCAK MONGOL
a. Pengertian
Merupakan bercak kebiruan yang disebabkan karena
terperangkapnya sel melanostik (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi
pada saat pembentukan sistem saraf. Bercak mongol tergolong normal
dan tidak berbahaya dan hampir dialami oleh semua bayi.

b. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak
mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin
pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari Krista neuralis ke
epidermis. Hamper 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia
(Timur) lahir dengan brcak ini, namun pada bayi Kaukasia hanya 5%.

c. Tanda dan Gejala


Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau
biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar.
Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering
juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang dan pundak. Bercak
mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai
berdiameter enam inchi. Seorang anak bias memiliki satu atau beberapa
bercak mongol.
Bercak mongol biasanya terlihat sebagai :
1) Luka seperti pewarnaan
2) Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit normal
3) Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
4) Bercak yang biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau
tahun
5) Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan

14
d. Penanganan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun
pertama atau pada 1-4 tahun sehingga tidak memerlukan perlindungan
dan penanganan khusus. Namun bercak mongol multiple yang tersebar
luas, terutama pada tempat-tempat biasa cenderung tidak akan hilang dan
dapat menetap sampai dewasa. Apabila penderita telah dewasa,
dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penanganan yang dapat dilakukan oleh bidan :
1) Memberikan konseling pada orang tua bayi
2) Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bercak mongol
3) Menjelaskan bahwa bintik tersebut akan menghilang dalam hitungan
bulan/tahun dan tidak berbahaya sehingga orang tua bayi tidak merasa
cemas.

5. HEMANGIOMA
a. Pengertian
Merupakan tanda lahir yang berupa sekelompok pembuluh darah
yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Biasanya muncul
di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar dua kali ukurannya
stabil dan buka merupakan tumor.

b. Penanganan
Umumnya setelah mencapai mencapai ukuran stabil, warnanya
akan menipis kemudian dapat menghilang dengan sendirinya sehingga
tidak memerlukan penanganan khusus. Kemudian berikan konseling
kepada orang tua bayi bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi
pada bayi baru lahir, sehingga orang tua tidak perlu khawatir dalam
menghadapi kejadian ini.

15
6. MUNTAH
a. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan yang sebelumnya telah dicerna melalui gerak
peristaltik otot lambung.

b. Etiologi
Muntah bias disebabkan karena berbagai hal seperti :
1) Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung atresia esophagus,
hirshprung, tekanan intracranial yang tinggi.
2) Infeksi pada saluran pencernaan.
3) Cara pemberian makanan yang salah.
4) Keracunan.

c. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah :
1) Dehidrasi atau alkalosiskarena kehilangan cairan tubuh/ elektrolit
2) Ketosisi karena tidak makan dan minum
3) Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat berkelanjutan
menjadi syok bahkan sampai kejang
4) Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus,
aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.

d. Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya
keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi,
muntah sering terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut
merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di medulla
oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran

16
pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang dihasilkan oleh
bakteri.

e. Penanganan
1. Kaji factor penyebab dan sifat muntah
2. Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
3. Ciptakan suasana tenang
4. Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
5. Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
6. Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
7. Rujuk segera

7. GUMOH
a. Pengertian
Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam lambung baik
cairan maupun makanan (ASI atau PASI) segera setelah bayi diberikan
asupan tersebut tanpa mengalami proses pencernaan melalui gerak
peristaltik otot lambung.

b. Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
1) Bayi sudah merasa senang
2) Posisi salah saat menyusui
3) Posisi botol yang salah
4) Tergesa-gesa saat pemberian susu
5) Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan

c. Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan
terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur
yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-
sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup di ujung

17
lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya
mendorong isi lambung ke bawah.

d. Penanganan
1) Perbaiki teknik menyusui
2) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
3) Sendawakan bayi setelah disusui
4) Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup rapat
seluruh putingsusu ibu sampai ke areola.

8. DIAPER RUSH (Ruam Popok)


a. Pengertian
Kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus menerus
dengan lingkungan yang tidak baik.

b. Etiologi
1) Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
2) Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
3) Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan
4) Tingginya frekuensi BAB (diare)
5) Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan deterjen

c. Tanda dan Gejala


1) Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga
muncul eritema.
2) Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat
genital, perut bawah, atau paha atas.
3) Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa,
vesikula dan ulserasi.

18
d. Penanganan

1) Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan kelembaban


kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat kelamin dan bokong.
2) Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
3) Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah pada tubuh
bayi yang terkontaminasi.
4) Mencuci popok dengan detergen yang lembut.

9. SEBORRHOEA
a. Pengertian
Kulit tampak berkaca-kaca, berwarna merah dan berminyak oleh
karena produksi lemak yang berlebihan dan bisa juga terjadi jerawat
komedo pada kulit. Biasanya seborrhea terjadi di daerah kepala.
Adalah dermatitis seboroik berupa scalling berwarna merah dan
kuning, ruam berkulit keras yang terjadi pada kepala atau lipatan kulit.

b. Etiologi
Beberapa factor penyebab seborrhea :
1) Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena factor keturunan dari
orang tua.
2) In take makanan yang kaya lemak dan kalori.
3) Asupan minuman beralkohol.
4) Adanya gangguan emosi.

c. Penanganan
1) Seborhoea dapat hilang dengan sendirinya
2) Bila seborhoea masih ringan olesi baby oil dan shampo antiseptik
3) Anjurkan ibu menjaga kebersihan tubuh bayi (mandi 2x sehari dan
keramas, gunakan pakaian menyerap keringat, hindari udara
lembab)

19
10. OBSTIPASI
a. Pengertian
Merupakan penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit
atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan
sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama hari atau lebih.
Adalah tidak BAB selama 5 hari/lebih dikarenakan otot pada usus
besar mengencang.

b. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

1) Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu kecil untuk
membangkitkan keinginan untuk buang air besar. Keadaan ini
terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan mengonsumsi makanan
yang kurang mengandung selulosa.
2) Hipotiroidesme
Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan, yaitu kreatinisme
dan myodem yang menyebabkan tidak cukupnya ekskresi hormone
tiroid sehingga semua proses metabolism berkurang.
3) Keadaan-keadaan mental
Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya
obstipasi, terutama depresi berat yang tidak memedulikan
keinginannya untuk buang air besar. Kondisi anak dengan
keterbelakangan mental juga merupakan penyebab terjadinya
obstipasi karena anak sulit dilatih buang air besar.
4) Penyakit organic
Obstipasi terjadi bila terasa nyeri saat buang air besar dan sengaja
dihindari seperti pada fistula ani atau wasir yang mengalami
thrombosis.
5) Kelainan congenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis, megakolon anganglionik
congenital (penyakit hirschprung), obstruski bolus usus ileus

20
mekonium, atau sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai terjadi pada
neonates yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama.
6) Penyebab lain
Penyeban lainnya adalah diet yang salah, tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung serat selulosa sehingga bisa
mendorong terjadinya peristaltic, atau pada anak setelah sakit atau
sedang sakit, ketika anak masih kekurangan cairan.

c. Tanda dan Gejala


1) Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam
pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3hari
atau lebih.
2) Sakit dan kejang pada perut.
3) Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot.
4) Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
5) Bising usus yang janggal.
6) Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7) Terdapat luka pada anus.

d. Penanganan
1) Banyak minum.
2) Makan makanan yang tinggi serat.
3) Bila bayi hanya mendapat ASI jangan hentikan pemberian ASI.
4) Bila obstipasi karena mendapat susu formula baru, berikan susu
formula lama.
5) Bila bayi telah mendapat makanan tambahan, berikan makanan
berserat tinggi dan tambahan konsumsi air.
6) Bila obstipasi berat, rujuk ke dokter spesialis anak untuk mendapat
obat pencahar.

21
7) Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi / obstipasi.
8) Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.

22
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Masalah yang lazim terjadi pada bayi dan balita ini lazim terjadi. Cara
penanganannya adalah dengan mengetahui bagaimana penangnan dari tiap-
tiap masalah yang terjadi. Serta orang tua bisa mencari bagaimana tingkat
keparahan dari masalah kesehatan yang dihadapi sehingga bisa mengetahui
mana yang sudah parah dan mana yang tidak. Serta bisa membawa anaknya ke
tenaga kesehatan jika penyakit atau masalah tersebut semakin parah.
2. SARAN
a. Sebagai tenaga kesehatan maka harus mengetahui masalah kesehatan
yang lazim terjadi pada bayi dan balita dan tahu bagaiamana cara
penanganannya.
b. Sebagai tenaga kesehatan maka sebaiknya mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu agar ibu bisa menangani secara cepat
masalah kesehatan yang diderita anaknya.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/4418/2/BAB%20II.pdf

https://www.halodoc.com/artikel/cara-tepat-mengenali-gejala-cacingan-
pada-anak

https://vivahealth.co.id/article/detail/11175/apakah-penyebab-sembelit-pada-
anak-dan-bayi

Rahim Ali, 2006, dalam www.arali2008.wordpress.com


(Dinkes Provinsi DIY, 2010).
https://www.scribd.com/doc/234835586/Makalah-Masalah-Yang-Lazim-Terjadi-
Pada-Bayi-Dan-Balita

24

Anda mungkin juga menyukai