Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENGETAHUI TENTANG ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH

(Kelainan – Kelainan Pada Bayi Baru Lahir)

Di susun oleh :

Kelompok 6

Vera Apriani Zizah Azizatul Aisyah


Yeyen Agustin Ayu Widaningsih
Yuliawati Riska Rahayu
Yuyun Afrianti Tya Angun Mutianingsih

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan
Kelainan – kelainan Pada Bayi Baru Lahir. Selain itu, penyusunan Makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Kelainan – kelainan Pada
Bayi Baru Lahir. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing, yaitu Daris Yolandasari, SST .,M.Keb Dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Maternal dan Neonatal yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan Makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
untuk kami dan untuk pembaca.

Purwakarta, 05 Februari 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan......................................................................................................... 3

BAB II PEMAHASAN

A. Hircshpung.................................................................................................. 5
B. Obstruksi Biliaris........................................................................................ 6
C. Omfalokel................................................................................................... 9
D. Hernia Diafraghmatika............................................................................... 11
E. Cerebral Palsy............................................................................................. 12
F. Hidrocepalus............................................................................................... 13
G. Cystic Fibrosis............................................................................................ 14
H. Spina Bifida................................................................................................ 15
I. Bibir Sumbing............................................................................................. 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 17
B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

2
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh
tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam.
Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik
persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang
lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir
ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat.
Keberhasilan penatalaksanaan kasus kelainan bayi dan anak tergantung dari
pengetahuan dasar dan penentuan diagnosis dini, persiapan praoperasi, tindakan
anestesi dan pembedahan serta perawatan pasca operasi. Penatalaksanaan
perioperatif yang baik akan meningkatkan keberhasilan penanganan kelainan bayi
dan anak.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pembahasan yang akan dibahas yaitu mengenai kelainan-


kelainan yang dapat terjadi pada bayi baru lahir yiatu hirschprung, obstruksi
billiaris, omfalokel, hernia diafragmatika, cerebral palsy, hidroceplus, cystic
fibrosis, spina bifida, dan bibir sumbing

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan trauma lahir.

3
2. Untuk mengingatkan kita kembali, untuk semaksimal mungkin melakukan
penatalaksanaan perioperatif pada obstuksi usus untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas pada bayi dan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hirschprung
Penyakit Hirschprung adalah suatu kelainan kongenital yang ditandai
dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan usus
yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki syaraf
yang mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga enyebabkan
terkumulasinya feses dan dilatasi kolon yang massif.
1. Penyebab
Dalam keadaan normal, bahan makanna yang dicerna bisa berjalan di
sepanjang usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang
melapisi usus (kontraksi ritmis ii disebut gerakan paristaltik).
Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang
disebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot. Segmen usus
yang tidak memiliki gerakan paristaltik tidak dapat mendorong bahan-
bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan. Penyakit Hirscprung 5
kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang
disertai dengan kelainan bawaan lainnya. Misalnya sindroma down.
2. Tanda dan gejala
a. Segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeuarkan meconium
(tinja pertama pada bayi baru lahir)
b. Tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
c. Perut mengembung
d. Muntah
e. Diare encer (pada bayi baru lahir)
f. Berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi retardasi
pertumbuhan
g. Malabsorsbsi.

5
3. Diagnose
Diagnose ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan colok dubur (memasukan jari tengah ke dalam anus)
menunjukan danya pengenduran pada otot rektm
4. Pengobatan
Pengobatan dengan diberikan obat-obat yang bersifat simptomatitis
atau definif. Pada keadaan gawat darurat, mungkin juga diperlukan
koreksi cairan dan keseimbangan elektrolit. Untuk mencegah adanya
komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomi
sementara. Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut
yang disambungkan dengan ujung usus besar. Pengangkatan bagian
usus yang terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya
dilakukan pada saat anak erusia 6 bulan atau lebih. Jika terjadi
perforasi (perlubangan usus) atau elektrolitis, diberikan antibiotika.

B. Obstruksi Billiaris
Obstruksi biliaris, yaitu timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di
dalam saluranempedu. Pada bayi lahir tidak terjadi obstruksi biliaris,
melainkan ikterus, karena meningkatnyakadar bilirubin dalam darah.

Ikterus adalah keadaan teknis dimana ditemukannya warna kuning pada


kulit dan mukosa yangdisebabkan oleh pigmen empedu.

Pada bayi baru lahir sering disebabkan inkompabilitas faktor Rh atau


golongan darah ABOantara ibu dan bayi atau karena defisiensi GGPO
pada bayi.

1. Patofisiologi
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding
misalnya ada tumoratau penyempitan karena trauma (iatrogenik). Batu
empedu dan cacing askariasis sering dijumpaisebagai penyebab
sambutan didalam lumen saluran. Pankreatis tumor caput pankreas,
tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas didaerah

6
ligamentum hepato duodenale dapatmenekan saluran empedu dari luar
menimbulkan gangguan aliran empedu.

Beberapa keadaan yang jarang dijumpai sebagai penyebab sumbatan


antara lain kistakoledokus, abses amuba pada lokasi tertentu,
diventrikel duodenum dan striktur sfingter vavilavater.

Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja


pucat, biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal
(pruritus) yang berhubungan denganobstruksi empedu tidak jelas.
Sebagian percaya mungkin berhubungan dengan akumulasi
asamempedu di kulit. Lain menyarankan mungkin berkaitan dengan
pelepasan ovioid endogen.

Penyebab obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran empedu


sehingga empedu tidakdapat mengalir kedalam usus untuk dikeluarkan
(sebagai strekobillin) dalam feses.

Kemungkinan penyebab saluran empedu meliputi :

a. Kista dari saluran empedu


b. Lymp node diperbesar dalam porta hepatis
c. Batu empedu
d. Peradangan dari saluran-saluran empedu
e. Trauma cedera termasuk dari operasi kandung empedu
f. Tumor dari saluran-saluran empedu atau pancreas
g. Tumor yang telah menyebar ke sistem empedu
2. Gejala
a. Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama
yakni bayi icterus
b. Kemudian feses bayi berwarna putih agak keabu-abuan dan lihat
seperti dempul.
c. Urine menjadi lebih tua karena mengandung urobillinogen.
d. Perut sakit disisi kanan atas
e. Demam

7
f. Mual dan muntah
3. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik,
adanya tanda ikterusatau kuning pada kulit pada mata dan dibawah
lidah. Pada pemeriksaan perut, hati teraba besarkadang juga disertai
limfa yang membesar.
Pemeriksaan labolatorium dan imaging.
a. Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar billirubin).
b. Rongten perut (tampak hati membesar)
c. Kolangiogram (kolangiografi interaoperatif).
d. Breath test.
e. USG.
f. Imaging radionuklida (radioisoto)
g. Skening hati
h. Kolesintigrafi
i. CT Scan.
j. MRI
k. Kolangiopankreatografi endoskopik retrograd.
l. Kolangiografi transhepatik perkutanius.
m. Kolangiografi operatif.
n. Foto rogten sederhana.
o. Pemeriksaan biopsi hati
p. Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan)
4. Pencegahan
Dapat mengetahui setiap faktor resiko yang dimiliki, sehingga bisa
mendapatkan promftdiagnosis dan pengobatan jika saluran empedu
tersumbat. penyumbatan itu sendri tidak dapat dicegah.
Dalam hal ini bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada
orang tua untukmengantisipasi setiap faktor resiko terjadinya obstruksi
biliaris (penyumbatan saluranempedu) dengan keadaan fisik yang
menunjukan anak tanpak ikteri, feses pucat dan urin berwarna
gelap(pekat).

8
5. Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan obstruksi biliaris
bertujuan untuk menghilangkan penyebab sumbatan atau mengalihkan
aliran empedu. tindakan tersebut dapat berupa tindakan pembedahan
misalnya pengangkatan batu atau reseksi tumor. dapat pula upayauntuk
menghilangkan sumbatan dengan tindakan endoskopy baik melalui
papila vater ataudengan laparoscopy.
Bila tindakan pembedahan tidak mungkin dilakukan untuk
menghilangkan penyebabsumbatan, dilakukan tindakan drenase yang
bertujuan agar empedu yang terhambat dapat dialirkan drenase dapat
dilakukan keluar tubuh misalnya dengan pemasangan pipa naso bilier
pipa T pada ductus koledokus atau kolesistostomi.
a. Penatalaksanaan keperawatan
Pertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi
sesuai dengan kebutuhan serta menghindarkan kontak infeksi).
Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada
bayinya berbeda dengan bayi lain yang kuning karena
hiperbilirubinemia biasa yang dapat hanya dengan terapi sinar atau
terapi lain pada bayi ini perlu tindakan bedah karena terdapatnya
penyumbatan.
b. Penatalaksanaan medisnya yaitu dengan operasi

C. Omfalokel
1. Pengertian
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut
lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum
(selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada
1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput
peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang). Omfalokel
(eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilikus, tempat usus besar
dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai

9
dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat
bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan
dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi
oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi.
Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan
bedah bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila dinding
abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat
ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung
ke atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke
dalam rongga abdomen dalam masa beberapa minggu.
2. Penyebab
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk
kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat
terlihat dengan adanya prostusi (sembilan) dari kantong yang serisi
usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada
umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka kematian
tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi
infekso. Pada 25-40% bayi yabg menderita omfalokel, kelainan ini
disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom,
hernia diafragmatika.
3. Gejala
Omfalokel yaitu hernia umbilikalis inkomplit terdapat
waktu lahir ditutup oleh peritoneum, selain warton dan selaput
amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa gejala, jarang yang
mengeluh nyeri.
Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjpl
pada omfalokel bervariasi, tergantung kepala besarnya lubang di
pusat. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol,
tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang
tersebut.

10
4. Diagnosa
Diagnosa ditekankan berdasarkan hasil pemfis. Diagnosis
tidak sukar yaitu dengan adanya defek pada umbilikus. Diagnosis
banding bila ada defek supraumbilikus dekat dengan defek
umbilikus dengan penonjolan lemak preperitonial yang dirasakan
tidak enak.
5. Pengobatan
Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup
lubang pada pusat. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi
perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutu omfalokel.
Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah,
harus diberi merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan
selaput yang menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat
ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan
segera setelah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan
memasukkan semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga
abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru
sehingga timbul gejaal gangguan pernafasan.

D. Hernia diagfraghmatika
1. Pengertian
Henia diagfraghmatika merupakan penonjolan organ perut ke
dalam rongga dada melaluo suatu lubang digfragma.
2. Etiologi
3. Salah satu penyebab terjadinha hernia diagfragma adalah trauma
pada abdomen, baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul
abdomen, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme
dari cedera dapat berupa cedera penetrasu langsung pada
diagfragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen.
Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah
akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi

11
peningkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan
adanya rupture pada otot diagfragma. Pada trauma penetrasi paling
sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan luka tusuk
senjata tajam. Sekitae 0,8-1,6% dengan trauma tumpul pada
abdomen mengalami rupture pada diagfragma. Perbandingan
insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4:1.
4. Menurut lokasinya hernia diagfragma traumatika 69% pada sisi
kiri, 24% pada sisi kanan, dan 15% terjadi bilateral. Hal ini terjadi
karena adanya hati di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai
proteksi dan memperkuat struktur hemidiagfragma sisi sebelah
kanan. Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain
gaster(lambung), omentum, usus halus, kolon, limpa, dan
hepar(hati). Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun trangulata
dari saluran cerna yang mengalami herniasi ke rongga toraks
(dada).
5. Tanda dan gejala
a) Gangguan pernafasan yang berat
b) Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
c) Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
d) Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
e) Takikardia (denyut jantung yang cepat).

E. Cerebral Palsy
Cerebral palsy atau serebral palsi adalah gangguan yang berpengaruh
pada gerakan, otot, dan saraf tubuh. Kondisi cacat bawaan ini bisa
disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak karena belum berkembang
dengan baik saat bayi di dalam kandungan.
1. Gejala cerebral palsy
Gejala cerebral palsy atau serebral palsi pada bayi sebenarnya
dapat dikelompokkan berdasarkan usianya. Namun, secara garis
besarnya gejala cerebral palsy adalah adalah sebagai berikut:

12
a) Perkembangan bayi terlambat
b) Pergerakan otot abnormal
c) Tampak berbeda saat digendong maupun diangkat dari
posisi berbaring
d) Tubuh bayi tidak berguling
e) Bayi susah merangkak dan menggunakan lututnya untuk
merangkak.
f) Pergerakan lengan dan kaki terlihat tidak normal
g) Koordinasi otot tubuh bayi mengalami masalah
h) Cara berjalan bayi terlihat tidak normal karena kaki
menyilang maupun mengangkang
2. Pengobatan cerebral palsy
Penanganan untuk bayi atau anak dengan cerebral palsy biasanya
meliputi pemberian obat-obatan, tindakan operasi, terapi fisik,
terapi okupasi, dan terapi bicara.
Meski tidak dapat disembuhkan total, berbagai pengobatan dan
tindakan untuk cerebral palsy tersebut dapat membantu
memperbaiki gejalanya.
Pemberian pengobatan untuk kelainan kongenital cerebral palsy
pada bayi dan anak umumnya tidak dilakukan secara tunggal atau
hanya salah satunya. Sebaliknya, dokter biasanya akan
menggabungkan beberapa pengobatan sekaligus guna meringankan
kemunculan gejala sekaligus mendukung tumbuh kembang buah
hati Anda.

F. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kondisi cacat lahir bawaan ketika lingkar
kepala bayi membesar lebih dari ukuran normal yang seharusnya.
Kelainan kongenital hidrosefalus pada bayi baru lahir disebabkan oleh
adanya cairan hidrosefalus yang menumpuk di dalam rongga otak.

13
1. Gejala hidrosefalus
Gejala hidrosefalus yang dialami bayi baru lahir biasanya sedikit
berbeda dengan balita dan anak-anak. Berikut berbagai gejala
hidrosefalus pada bayi, balita, dan anak-anak:
2. Gejala hidrosefalus pada bayi baru lahir
Beberapa gejala hidrosefalus pada bayi yakni:
a) Ukuran lingkar kepala sangat besar
b) Ukuran lingkar kepala semakin besar dalam waktu singkat
c) Ada benjolan lunak tidak normal di bagian atas kepala
(fontanel)
d) Muntah
e) Mudah mengantuk
f) Mata mengarah ke bawah
g) Pertumbuhan tubuh terhambat
h) Otot tubuh melemah
3. Pengobatan hidrosefalus
Ada dua macam pengobatan kelainan kongenital hidrosefalus pada
bayi, yaitu sistem shunt dan ventrikulostomi. Sistem shunt adalah
pengobatan yang paling umum untuk kelainan kongenital
hidrosefalus.
Sistem shunt dilakukan dengan memasukkan alat kateter ke dalam
otak guna mengeluarkan kelebihan cairan serebrospinal. Sementara
ventrikulostomi dilakukan dengan memakai endoskop atau kamera
berukuran kecil untuk memantau kondisi di dalam otak. Setelah
itu, dokter akan membuat lubang berukuran kecil pada otak agar
kelebihan cairan serebrospinal bisa dikeluarkan dari dalam otak.

G. Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis adalah kondisi kelainan kongenital atau cacat
bawaan pada bayi baru lahir yang membuat sistem pencernaan, paru-paru,
maupun organ tubuh lainnya mengalami kerusakan. Bayi dengan cystic

14
fibrosis atau fibrosis kistik biasanya mengalami kesulitan dalam bernapas
dan infeksi paru-paru akibat terdapat sumbatan lendir. Sumbatan lendir
juga bisa menyebabkan kerja sistem pencernaan terganggu.
1. Gejala cystic fibrosis
Berbagai gejala cystic fibrosis atau fibrosis kistik yaitu:
a) Batuk berlendir
b) Napas berdesah
c) Mengalami infeksi paru berulang
d) Hidung tersumbat dan meradang
e) Kotoran atau feses bayi berbau busuk dan berminyak
f) Pertumbuhan dan berat badan bayi tidak bertambah
g) Sering mengalami sembelit atau konstipasi
h) Rektum menonjol ke luar anus karena mengejan terlalu kuat
2. Pengobatan cystic fibrosis
Sebenarnya tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa
menyembuhkan cystic fibrosis. Akan tetapi, pemberian penanganan
yang tepat dapat membantu memperbaiki gejala cystic fibrosis.
Pengobatan fibrosis kistik umumnya meliputi minum obat-obatan,
minum antibiotik, terapi dada, rehabilitasi paru, terapi oksigen,
penggunaan tabung saat makan, dan lainnya. Dokter akan
menyesuaikan penanganan untuk kelainan kongenital fibrostik
kistik pada bayi dengan tingkat keparahan kondisinya.

H. Spina bifida
Spina bifida adalah kelainan kongenital ketika tulang belakang dan
saraf di dalamnya tidak terbentuk dengan baik pada bayi baru lahir.
1. Gejala spina bifida
Gejala spina bifida dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yakni
okulta, meningokel, dan mielomeningokel.
Pada jenis okultas, gejala spina bifida meliputi adanya jambul dan
muncul lesung pipit atau tanda lahir di bagian tubuh yang terkena.

15
Berbeda dengan gejala spina bifida meningokel yang ditandai
dengan muncul kantung berisi cairan pada punggung.
Sementara jenis mielomeningokel memiliki gejala berupa adanya
kantung berisi cairan dan serabut saraf di punggung, pembesaran
kepala, perubahan kognitif, hingga sakit punggung.
2. Pengobatan spina bifida
Pengobatan untuk kelainan kongenital atau cacat bawaan spina
bifida pada bayi baru lahir akan disesuaikan dengan tingkat
keparahannya. Jenis spida bifida okulta biasanya tidak memerlukan
pengobatan, tetapi jenis meningokel dan mielomeningokel butuh
penanganan.
Penanganan yang diberikan dokter untuk mengatasi spina bifida
meliputi operasi sebelum kelahiran, prosedur melahirkan caesar,
dan melakukan operasi setelah melahirkan.

I. Bibir Sumbing
Bibir sumbing adalah kelainan kongenital atau cacat bawaan pada bayi
baru lahir yang membuat bagian atas bibir bayi tidak menyatu dengan
sempurna.
1. Gejala bibir sumbing
Bibir sumbing pada bayi akan dengan mudah terlihat saat ia baru
lahir. Dengan kondisi bibir dan langit-langit mulut yang tidak
sempurna, bayi biasanya akan mengalami beberapa gejala bibir
sumbing meliputi:
a) Susah menelan
b) Suara sengau saat bicara
c) Infeksi telinga yang terjadi beberapa kali
2. Pengobatan bibir sumbing
Pengobatan bibir sumbing pada bayi dapat dilakukan dengan jalan
operasi atau pembedahan. Tujuan dari operasi bibir sumbing yakni
untuk memperbaiki bentuk bibir dan langit-langit mulut.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan


kongenital yangditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat
pergerakan usus yang tidakadekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki
saraf yang mengendalikan kontraksiototnya. Sehingga menyebabkan
terakumulasinya feses dan dilatasi kolon yang masif.

Obstruksi biliaris, yaitu timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di


dalam saluranempedu. Pada bayi lahir tidak terjadi obstruksi biliaris, melainkan
ikterus, karena meningkatnyakadar bilirubin dalam darah. Ikterus adalah keadaan
teknis dimana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang
disebabkan oleh pigmen empedu.

Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar
pusar yanghanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh
kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui
selaput peritoneum yang tipis dantransparan (tembus pandang).

Hernia Diafragmatika merupakan penonjolan organ perut ke dalam rongga


dada melaluisuatu lubang pada diafragma.

Cerebral palsy atau serebral palsi adalah gangguan yang berpengaruh pada
gerakan, otot, dan saraf tubuh. Kondisi cacat bawaan ini bisa disebabkan oleh
adanya kerusakan pada otak karena belum berkembang dengan baik saat bayi di
dalam kandungan.

Hidrosefalus adalah kondisi cacat lahir bawaan ketika lingkar kepala bayi
membesar lebih dari ukuran normal yang seharusnya. Kelainan kongenital
hidrosefalus pada bayi baru lahir disebabkan oleh adanya cairan hidrosefalus yang
menumpuk di dalam rongga otak

17
Cystic fibrosis adalah kondisi kelainan kongenital atau cacat bawaan pada
bayi baru lahir yang membuat sistem pencernaan, paru-paru, maupun organ tubuh
lainnya mengalami kerusakan.

Spina bifida adalah kelainan kongenital ketika tulang belakang dan saraf di
dalamnya tidak terbentuk dengan baik pada bayi baru lahir

Bibir sumbing adalah kelainan kongenital atau cacat bawaan pada bayi
baru lahir yang membuat bagian atas bibir bayi tidak menyatu dengan sempurna

B. Saran

Pemeriksaan pada masa kehamilan itu sangat penting untuk mengetahui


apa yang terjadi pada janin yang masih dalam rahim dan juga ketika saat lahir
nanti teutama penyakit yang mungkin di derita bayi pada saat lahir

18
DAFTAR PUSTAKA

Widyanti, Tri Indah, dkk. 2011. “Kelainan pada Bayi Baru Lahir”
https://www.academia.edu/5562630/Makalah_kelainan_BBL Diakses pada:
Jumat, 5 Februari 2021

Setiaputri, K Ariani, dr. Upahita, Damar. 2020. “Mengulik Lebih Dalam Seputar
Kelainan Kongenital Pada Bayi” https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-
anak/kelainan-kongenital-pada-bayi/ Diakses pada: Jumat, 5 February 2021

19

Anda mungkin juga menyukai