Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

OBSTRUKSI BILIARIS

DOSEN PENGAMPUH : Siti Hadija, S.SiT.,MPH

NAMA KELOMPOK : LISA MASRUDIN PO7124319085

EKA ALFIANUR PO7124319062

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIV KEBIDANAN 2B

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
makalah ini telah terselesaikan. Kami sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, Kepada berbagai pihak yang telah membantu
terselesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Bayi (neonatus) dan anak sangat rentang terserang penyakit hal ini dikarenakan mereka
belum memiliki daya imun (kekebalan) yang sempurna. Bahkan, banyak dari mereka yang tidak
bisa tertolong oleh karena itu dapat dipastiakan bahwa mereka membutuhkan asuhan kebidanan.
Asuhan kebidan adalah perawatan yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidan pada
neonatus, bayi dan balita adalah perawatan Yang di berikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi
dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan kelainan bawaan adalah suatu penyimpangan yang
dapat menyebabkan ganguan pada neonatus, bayi, dan balita apa bila tidak diberikan asuhan
yang tepat dan benar. Kelainan bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Terdapat beberapa cara menegakkan
diagnosa kelainan bawaan antara lain pemeriksaan fisik, radiologi, dan laboratorium. Penyebab
langsung kelainan kongenital sukar diketahui. Pertumbuhan embrional dan fetal di pengaruhi
berbagai faktor seperti, faktor genetik, faktor lingkungan, atau kedua faktor yang secara
bersamaan. Ada beberapa kelainan bawaan salah satunya adalah obtruksi biliaris yaitu Obstruksi
tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis. Hal ini disebabkan
oleh degenerasi sekunder atau karena kelainan konginetal.

B.     Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yaitu :


1.      Pengertian obtruksi biliaris ?
2.      Etiologi obstruksi biliaris ?
3.      Tanda dan gejala obstruksi billiaris ?
4.      Diagnosis obstruksi billiaris ?
5.      Penatalaksanaan ?
C.    Tujuan

Adapun tujuan dari rumuasan masalah di atas adalah :


1.      Untuk mengetahui tentang pengertian obtruksi biliaris.
2.      Untuk mengetahui etiologi obstruksi biliaris.
3.      Untuk mengetahui tanda dan gejala obstruksi biliaris.
4.      Untuk mendiagnosa tentang obstruksi biliaris.
5.      Untuk  menengetahui tentang penatalaksanaannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Obstruksi Biliaris


Obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya
jaringan fibrosis. Hal ini disebabkan oleh degenerasi sekunder atau karena kelainan konginetal.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu sehingga mengakibatkan penumpukan
bilirubin dan terjadi kuning atau ikterus. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yang salah satunya karena penyumbatan kandung empedu oleh bati empedu. Biasanya, ditandai
dengan kuning pada bayi sehingga sangat sulit dibedakan antara ikterus yang fisiologis dan
ikterus patologis atau obstruksi biliaris apabila tidak dilakukan pemeriksaan lebih mendetail.
Obstruksi biliaris merupakan bentuk patologis dari ikterus, sehingga memerlukan penanganan
khusus dan lebih kompleks dari pada ikterus fisiologis yang biasanya sering dialami oleh bayi
baru lahir. Penanganan obstruksi biliaris ini memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
( Sitiatava Rizema Putra; 369 – 373; 2012 ). Obstruksi biliaris hampir mirip dengan atresia
empedu, karena sama-sama menyumbat saluran empedu. Sedangkan, insidensi atresia empedu
eksrabepatis adalah 5 – 10 kasus / 100.000 kelahiran hidup, atau 3 – 15 / 100.000 dari bayi – bayi
yang dirawat. Atau, sekitar 1/ 2500 per kelahiran hidup untuk ikterus obstruksi. Dari data
tersebut dapat dilihat angka kejadian obstruksi biliaris di indonesia tidak begitu besar. Namun,
tetap harus ditangani dan diwaspadai dengan seksama untuk mengurangi kematian perinatal yang
masih tinggi di indonesia

B.     Etiologi obstruksi biliaris


Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu sehingga
empedu tidak dapat mengalir dalam usus untuk dikeluarkan di dalam feses. Penyebab obstruksi
biliaris juga disebabkan karena kelainan kongenital dan degenerasi sekunder. Penderita tampak
ikterik, akan sangat berat apabila obstruksi tidak dapat diatasi, bilirubin serum yang terkonjugasi
meningkat, feses pucat dan urine berwarna gelap (pekat). Biasanya terdapat juga peningkatan
kadar alkalin fosfate serum terutama transaminase. Obstruksi biliaris ini sering ditemukan, dan
kemungkinan disebabkan oleh:
1.      Batu empedu
Kolestrol cair biasa berada di dalam empedu dan saluran empedu dalam kondisi normal, namun
kolestrol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak kolestrol dan terlalu sedikit asam
empedu. Hal itu memungkinkan kolestrol mengkristal dan menggumpal menjadi batu empedu.
2.      Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma Duktus Biliaris adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh di saluran empedu
menuju ke hati sehingga menyebabkan penyumbatan pada saluran empedu. Tumor yang
menyebar ke sistem empedu.
3.      Karsinoma kaput panksreas
Karsinoma Kaput Pankreas adalah tumor jinak maupun ganas yang tumbuh pada pankreas
sehingga menyebabkan sumbatan pada saluran pankreas.
4.      Radang duktus biliaris komunis yang menyebabkan striktura
5.      Ligasi yang tidak sengaja pada duktus biliaris komunis
6.      Kista dari saluran empedu
7.      Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
8.      Tumor yang menyebar ke sistem empedu     

C.    Tanda Dan Gejala Obstruksi Billiaris

Adapun gejala-gejala dari obstruksi biliaris diantaranya yaitu:


1.      Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama yakni bayi ikterus
2.      Perut agak membuncit
3.      Muntah setelah beberapa jam dilahirkan
4.      Demam
5.      Feses putih keabu-abuan
6.      Warna urine lebih tua karena mengandung urbilinogen
Apabila terjadi obstruksi biliaris persisten, empedu yang terbendung dapat mengalami
infeksi, menimbulkan kolangitis dan abses hepar. Kekurangan empedu dalam usus halus
mempengaruhi absorpsi lemak dan zat yang terlarut dalam lemak (misalnya beberapa jenis
vitamin). Obstruksi akut duktus biliaris utama pada umumnya disebabkan oleh batu empedu.
Secara klinis akan menimbulkan nyeri kolik dan ikterus. Apabila kemudian sering terjadi infeksi
pada traktus biliaris, duktus akan meradang (kolangitis) dan timbul demam. Kolangitis dapat
belanjut menjadi abses hepar. Obstuksi biliaris yang berulang menimbulkan fibrosis traktus
portal dan regenerasi noduler sel hepar. Keadaan ini disebut sirosis biliaris sekunder.

D.    Diagnosis Obstruksi Billiaris

Pemeriksaan radiologi menggambarkan obstruksi billiaris, yakni sebagai berikut :


1.      Ultrasonografi ( USG )
Menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan hati, kandung empedu dan
saluran empedu. Pemeriksaan ini bagus untuk mengetahui kelainan struktural, seperti tumor.
USG merupakan pemeriksaan paling murah, paling aman dan paling peka untuk memberikan
gambaran dari kandung empedu dan saluran empedu. Dengan USG, dokter dengan mudah bisa
mengetahui adanya batu empedu di dalam kandung empedu. USG dengan mudah membedakan
sakit kuning (jaundice) yang disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu dari sakit kuning
yang disebabkan oleh kelainan fungsi sel hati. USG Doppler bisa digunakan untuk menunjukkan
aliran darah dalam pembuluh darah di hati. USG juga bisa digunakan sebagai penuntun pada saat
memasukkan jarum untuk mendapatkan contoh jaringan biopsi.
2.      CT – Scan
Bisa memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan untuk mencari
tumor. Pemeriksaan ini bisa menemukan kelainan yang difus (tersebar), seperti perlemakan hati
(fatty liver) dan jaringan hati yang menebal secara abnormal (hemokromatosis). Tetapi karena
menggunakan sinar X dan biayanya mahal, pemeriksaan ini tidak banyak digunakan.
3.      Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)
Pemeriksaan darah dilakukan dengan pemeriksaan fungsi hati khususnya terdapat peningkatan
kadar bilirubin direk. Disamping itu dilakukan pemeriksaan albumin, SGOT,SGPT, alkali
fosfatase, GGT dan faktor pembekuan darah.
4.      Rontgen perut (tampak hati membesar)
E.     Penatalaksanaan

1.      Medis
penatalaksanaan medis adalah dengan operasi. operasi membutuhkan tindakan
pembedahan, ekstrasi batu empedu di duktus, atau insersi stent, dan drainase bilier paliatif dapat
dilakukan denagan stent yang ditempatkan melalui hati ( trans hepatik ) atau secara endoskopik.
Papilotomi endoskopik dengan pengeluaran batu telah mengantikan laparatomi pada pasien
dengan batu di duktus kholedokus. Pemecahan batu di saluran empedu mungkin di perlukan
untuk membantu pengeluaran batu di saluran empedu.

2.      Asuhan Kebidanan


a)      pertahankan kesehatan bayi ( pemberian makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta
menghindari kontak infeksi ).
b)      Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa kedaan kuning pada bayinya berbeda halnya
dengan bayi lain yang kuning karena hiperbilirubenemia biasa yang dapat hanya dengan terapi
sinar atau terapi lain.
c)      Lakukan infrom consent dan infrom choise untuk dilakukan rujukan
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Asuhan kebidan adalah perawatan yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidan pada
neonatus, bayi dan balita adalah perawatan Yang di berikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi
dan balita. Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu sehingga mengakibatkan
penumpukan bilirubin dan terjadi kuning atau ikterus. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yang salah satunya karena penyumbatan kandung empedu oleh bati empedu.
Biasanya, ditandai dengan kuning pada bayi sehingga sangat sulit dibedakan antara ikterus yang
fisiologis dan ikterus patologis atau obstruksi biliaris apabila tidak dilakukan pemeriksaan lebih
mendetail. Obstruksi biliaris merupakan bentuk patologis dari ikterus, sehingga memerlukan
penanganan khusus dan lebih kompleks dari pada ikterus fisiologis yang biasanya sering dialami
oleh bayi baru lahir. Penanganan obstruksi biliaris ini memerlukan pembedahan untuk
mengatasinya. ( Sitiatava Rizema Putra; 369 – 373; 2012 ).

B.     Saran
Pemeriksaan pada masa kehamilan itu sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi
pada janin yang masih dalam rahim dan juga ketika saat lahir nanti,terutama penyakit yang
mungkin di derita bayi pada saat lahir. Semoga makalah ini menembah wawasan mahasiswi
kebidan dalam memberikan suhan kebidan kepada bayi dan anak. Bila dalam penyusunan
makalah ini banayak mengalami kesalahn dan kekeliruan kami dari pihak penulis mohon kritik
dan saranya agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Daftar Pustaka

1.       Wiknjosastro, Hanifa. 2014. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
2.       Syaifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bima Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3.       Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai