PENDAHULUAN
1
Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi batu
tersebut dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu
menjadi batu saluran empedu dan disebut sebagai batu saluran empedu sekunder.
Pada beberapa keadaan, batu saluran empedu dapat terbentuk primer di dalam
saluran empedu intra-atau ekstra-hepatik tanpa melibatkan kandung
empedu. Batu saluran empedu primer lebih banyak ditemukan pada pasien di
wilayah Asia dibandingkan dengan pasien di negara Barat.
Perjalanan batu saluran empedu sekunder belum jelas benar, tetapi
komplikasi akan lebih sering dan berat dibandingkan batu kandung empedu
asimtomatik.Pada sekitar 80% dari kasus, kolesterol merupakan komponen
terbesar dari batu empedu. Biasanya batu - batu ini juga mengandung kalsium
karbonat, fosfat atau bilirubinat, tetapi jarang batu- batu ini murni dari satu
komponen saja.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui dan mengerti akan pengertian kolelitiasis
2) Untuk mengetahui klasifikasi dari kolelitiasis
3) Untuk memahami etiologi dari kolelitiasis
4) Untuk memahami manifestasi klinis dari kolelitiasis
5) Untuk memahami patofisiologi dari kolelitiasis
6) Untuk memahami pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan dari
kolelitiasis
7) Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan klien kolelitiasis
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang sangat varisasi.
56)
3
2.2 ETIOLOGI
lemak sterol yang di temukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam
4. Inflamasi bakteri
6. Serosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati, yang merupakan
ditemukan.
4
9. Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan
insulin atau insulin yang dihasilkan tidak mencukupi atau tidak bekerja
dengan baik.
10. Penyakit usus adalah organ berbentuk tabung kecil dan tipis berukuran 5
organ yang berada di dalam perut manusia yang sampai sekarang belum
Jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan
dan mungkin teraba massa padat pada abdomen. Pasien dapat mengalami
kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yang
menjalar ke punggung atau bahu kanan. Rasa nyeri ini biasanya disertai
mual dan muntah dan bertambah hebat dalam waktu beberapa jam
sesudah makn makanan dalam porsi besar. Pasien akan membolak balik
nyaman baginya. Pada sebagian pasien, rasa nyeri bukan bersifat kolik
melainkan persisten.
5
Serangan kolik bilier semacam ini disebabkan oleh kontraksi
nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika pasien
dada.
2. Ikterus
menimbulkan gejala yang khas, yaitu: getah empedu yang tidak lagi
Keadaan ini sering disertai gejala gatal gatal yang mencolok pada kulit.
sangat gelap. Feses tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu akan tampak
6
4. Defisiensi vitamin
dan K yang larut dalam lemak. Karena itu, pasien dapat memperlihatkan
gejala defisiensi vitamin vitamin ini jika obtruksi bilier berjalan lama.
Manisfestasi Klinik :
5. Nyeri tekan
6. Defans otot
7. Demam ( R. Sjamsuhidayat,1997;775)
8. Rasa nyeri dan klolik bilier, jika diktus sistikus tersumbat oleh batu
7
2.4 PATOFISIOLOGI
jarang pada bagian saluran empedu lainnya. Etiologi atau batu empedu belum
1995;453-454).
8
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Biokimia darah :
2) SEPT, SGOT
4) Alkali fosfatase
5) Albumin
6) Kolesterol, triglserida
8) Urium, kreatini
9) Asam protombin
biokimia urine
4. Tinja
(Doenges,2000;522)
9
2.6 KOMPLIKASI
1. Hepatitis
6. Kolesistitis kronik
7. Kolangiolitis piogenik
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Non Bedah
gastrointestinal ringan.
empedu (farmakotherapi)
2. Bedah
(Smeltzer, 2002;1208)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari apa yang dipaparkan pada pembahasan makalah diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan antara lain :
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya
berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada duktus kistik,
menyebabkan distensi kantung empedu.
Cholelithiasis merupakan adanya atau pembentukan batu empedu; batu ini
mungkin terdapat dalam kendung empedu (cholecystolithiasis) atau dalam ductus
choledochus (choledocholithiasis).
Kolesisitis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana
terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea) yang
memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi. Kolelitiasis lebih sering
dijumpai pada individu berusia 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan
memiliki faktor resiko, yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi, lemak dan genetik.
3.2 SARAN
Berdasarkan hasil penyusunan makalah ini, maka dapat dibuat saran sebagai
berikut :
Penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku dengan tahun
dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam pembuatan
makalah ini dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama dengan
pembuatan asuhan keperawatan dalam praktek maupun teori.
Bagi perawat supaya dapat meningkatkan mutu pelayanan, lebih ramah lagi
terhadap pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan sebaik-
baiknya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume
2.Jakarta:EGC.
Brunner & Suddart. 2013.Keperawatan Medikal Bedah edisi 12.Jakarta:EGC.
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marlyn E.2005.Rencana AsuhanKeperawatan, Edisi 3.Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif.2004.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapis.
NANDA, NIC- NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose
Medis &NAND, NIC- NOC. Jakarta: Media Action Publishing.
Price, Sylvia. 2004. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer C Suzanne. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and
Suddarths,Ed 8 Vol 1. Jakarta: EGC.
12