PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kronis (PGK) di dunia saat ini mengalami peningkatan dan menjadi masalah
1990 dan meningkat menjadi urutan ke 18 pada tahun 2010. Pada tahun ini
juga, diperkirakan 2,3 - 7,7 juta orang dengan penyakit ginjal tahap akhir
meninggal tanpa akses dialisis kronis. Selain itu, setiap tahun, sekitar 1,7 juta
memperkirakan bahwa pada 2015, 1,2 juta orang meninggal karena gagal
ginjal, meningkat 32%. Oleh karena itu, diperkirakan 5-10 juta orang
Menurut Hill dkk (2016) prevalensi global PGK sebesar 13,4% dengan
dialisis dan sebanyak 96% orang dengan kerusakan ginjal atau fungsi ginjal
1
yang berkurang tidak sadar bahwa mereka memiliki PGK. PGK lebih banyak
faktor koreksi untuk perempuan. Temuan ini menambah literatur yang ada
65-74 tahun dibandingkan kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi pada laki-
laki yaitu 4,17% lebih tinggi dari perempuan yaitu 3,52%, prevalensi lebih
5,73%, dan yang tidak bekerja yaitu 4,76%. Sedangkan provinsi dengan
yaitu 6,2 % sedikit meningkat dari riset pada tahun 2013. Proporsi pernah/
4% (Riskesdas, 2018).
kesehatan Kota Palu, pada tahun 2016 yaitu sebanyak 22 orang pasien lama
2
dan 2 orang pasien baru. Pada tahun 2017 yaitu 33 orang pasien lama dan 3
orang pasien baru. Sedangkan pada tahun 2018 yaitu 3 orang pasien lama dan
adalah suatu tindakan terapi pada perawatan penderita gagal ginjal kronik.
meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan jumlah unit HD,
pasien baru adalah pasien yang pertama kali menjalani dialisis, sedangkan
pasien aktif adalah seluruh pasien baik pasien baru maupun pasien lama dari
tahun sebelumnya yang masih menjalani hemodialisis rutin dan masih hidup.
Pada tahun 2017 pasien aktif meningkat tajam hal ini menunjukkan lebih
faktor JKN berperan dalam menjaga kelangsungan terapi ini. Jumlah pasien
3
dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga
dan juga dukungan harga diri. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan
keluarganya.
kronik juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, tingkat ekonomi, usia, dan
sosial mempengaruhi tingkah laku dan tingkah laku ini memberikan hasil
4
sosial keluarga, mustahil program terapi hemodialisis bisa dilaksanakan sesuai
daerah (RSUD) Undata Palu didapatkan data bahwa jumlah pasien gagal
ginjal kronis yang menjalani hemodialisa sejak tiga tahun terakhir yakni pada
tahun 2016 adalah sebanyak 180 jiwa. Pada tahun 2017 meningkat menjadi
210 jiwa. Sedangkan pada tahun 2018 adalah sebanyak 262 jiwa (Rekam
5
mengatakan karena keluarganya sibuk dan tidak punya waktu untuk
rumah sakit. Pada saat dilakukan wawancara dengan pasien yang didampingi
keinginan untuk sembuh dan agar dapat beraktivitas dengan baik. Disaat yang
sama, terlihat 1 bed kosong. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
perawat yang bertugas saat itu, perawat yang sedang bertugas mengatakan
bahwa pasien tidak datang sesuai jadwal dan tanpa memberikan konfirmasi
kepada petugas.
6
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Sebagai Bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit agar memiliki sedikit
pasien.
7
3. Bagi Peneliti
penelitian dan sarana untuk belajar menerapkan teori yang telah diperoleh