Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn.

S DENGAN DIAGNOSA MEDIS CONGESTIVE


HEART FAILURE DI RUANG ICVCU RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :

ANDRIAS

2013.C.05a.0408

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017/2018
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan
oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna
menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot
jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat
dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak. (congestive) (Udjianti, 2010)
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik
secara abnormal. (Mansjoer dan Triyanti, 2007)
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung
sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan dalam
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. (Darmojo, 2004 cit Ardini 2007 Hal: 27)

B. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010 Hal:35) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung): hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia kronis/
berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut.
C. TandadanGejala
1. Peningkatan volume intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah
jantung.
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang menyebabkan cairan
mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan vena
sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap latihan dan
suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah dari jantung ke jaringan
dan organ yang rendah.
6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler
akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
Sumber: Niken Jayanthi (2010 Hal: 22)

D. Komplikasi
1. Kerusakan atau kegagalan ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan
gagal ginjal jika tidak ditangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung Dapat membutuhkan
dialysis untuk pengobatan.
2. Masalah katup jantung
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada
katup jantung.
3. Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak
tekanan hati. Cairan ini dapat menyebabkan jaringan parut yang mengakibatkan hati tidak
dapat berfungsi dengan baik.
4. Serangan jantung dan stroke
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung
yang normal, maka semakin besar kemungkinan akan mengembangkan pembekuan darah,
yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.
Pathways

Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure

Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

Sumber internet:https://www.scribd.com/doc/98627087/Pathway-Chf

diunggah pada tanggal 30 Oktober, pukul: 19.00WIB


E. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan
kerusakan pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel
hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.

F. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen
melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
2. Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema.
3. Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek prostaglandin
pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium.
4. Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari).
5. Olah raga secara teratur .
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CHF

A. Pengkajian
Fokuspengkajian keperawatan ditujukan untuk mengobservasiadanya tanda-tanda dan gejala
kelebihan ciaran paru dan tanda serta gejala sistemis.
Aktifitas /istirahat : Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan ktifitas, gelisah, dispnea saat
istirahat atau aktifitas, perubhan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
1. Sirkulasi : Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katup jantung,anemia , syok
dll , TD, tekanan nadi frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical bunyi jantung S3,
gallop, nadi perifer bekurang perubahan dalam denyutan nadi jugularis warna kulit
kebiruan punggung kuku pucat atau sianosis hepar adakag pembesaran bunyi nafas krekles
atau ronkhi edema.
2. Inegritas ego : Ansietas stress marah taku dan mudah tersinggung
3. Eliminasi : Gejala penurunan berkemih urun berwarna pekat,berkemih malam hari diare/
konsipasi.
4. Makanan / cairan : Kehilangan nafsu makan mual, muntah,penambahan Bbsignifikan,
Pembengkakan ektrimitas bawah, diit tinggi garam pengunaan diuretic distensi abdomen
edema umum dll.
5. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
6. Neurosensori : Kelemahan, pusing letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
7. Nyeri/kenyamanan : Nyeri dada akut kronuk nyeri abdomen sakit pada otot gelisah
8. Pernafasan : Dispnea saat aktifitas tidur sambil duduk atau dngan beberapa bantal.btuk
dengan atau tanpa sputum penggunaan bantuan otot pernafasan oksigen dll. Bunyi nafas
warna kulit.
9. Keamanan : Perubahan dan fungsi mental, kehilangan kekuatan/tonus otot.
10. Interaksi social : Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
PERNAPASAN (BREATHING)

Bentuk Dada : simetris

Kebiasaan merokok : - Batang/hari

 Batuk, sejak ………………………………………


 Batuk darah, sejak ………………………………………
 Sputum, warna ………………………………………
Sianosis

 Nyeri dada
 Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya …….………..
 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat

Type Pernafasan  Dada  Perut  Dada dan perut

 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot

 Lainnya

Irama Pernafasan  Teratur  Tidak teratur Takipneu

Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler

 Bronchial  Trakeal

Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi kering

 Ronchi basah (rales)  Lainnya……………

Keluhan lainnya :

Tidakada.

Masalah Keperawatan :

Ketidakefektifanpolanafas

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)

 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat


 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill > 2 detik < 2 detik
 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah

 Asites, lingkar perut ……………………. cm


 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak terlihat
Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat

Suara jantung  Normal,………………….

 Ada kelainan

Keluhan lainnya :

Pasienmengeluh dada terasaberat

Masalah Keperawatan :

Penurunancurahjantung

6. PERSYARAFAN (BRAIN)

NILAI GCS : E :4

V :5

M :6

TOTAL NILAI GCS : 15

Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent  Delirium

 Apatis  Soporus  Coma

Pupil :  Isokor  Anisokor

 Midriasis  Meiosis

Refleks Cahaya :  Kanan  Positif  Negatif

 Kiri  Positif  Negatif


 Nyeri, lokasi ………………………………..
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial :

Nervus Kranial I : olfaktorius, pasien dapat mencium bau-bauan seperti bau


makanan.

Nervus Kranial II : Optikus, penglihatan pasien berkurang tapi dapat melihat


dengan jelas orang sekitarnya.

Nervus Kranial III : Okulmotorius, px dapat meggerakan bola mata kekiri dan
kekanan

Nervus Kranial IV : Troklear, px dapat menggerakan bola mata keatas dan


kebawah

Nervus Kranial V : Trigeminal, px dapat mengunyah makanan

Nervus Kranial VI : Abdusen, pasien dapat melihat kesamping

Nervus Kranial VII : Fasial, pasien dapat tersenyum

Nervus Kranial VIII : Auditori, pasien dapat mendengar dengan baik

Nervus Kranial IX : Glosofaringeal, pasien dapat membedakan rasa pahit dan


manis

Nervus Kranial X : Vagus, pasien dapat berbicara dengan jelas

Nervus Kranial XI : Asesserius, pasien dapat mengangkat bahunya

Nervus Kranial XII : Hipoglosus, pasien dapat mengatur posisi lidahnya keatas,
bawah dan samping

Uji Koordinasi :

Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif  Negatif

Jari ke hidung  Positif  Negatif

Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki  Positif  Negatif

Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif

Refleks :
Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala…………. Trisep
:  Kanan +/-  Kiri +/-
Skala…………. Brakioradialis :  Kanan +/-
 Kiri +/- Skala…………. Patella :
 Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Akhiles :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Refleks Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-

Refleks lainnya : .........................................................................................

Uji sensasi : .........................................................................................

.........................................................................................

Keluhan lainnya :

Tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

7. ELIMINASI URI (BLADDER) :

PRODUKSI URINE : 400 ML 5-6 X/HR

WARNA : KUNING KECOKLATAN

BAU : KHAS URINE

 Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen

 Oliguri  Nyeri  Retensi

 Poliuri  Panas  Hematuri

 Dysuri  Nocturi

 Kateter  Cystostomi

Keluhan Lainnya : tidakada

Masalah Keperawatan :tidakadamasalahkeperawatan


8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :

MULUT DAN FARING

Bibir : kering/pucat

Gigi : lengkap

Gusi : tidak ada peradangan

Lidah : merah muda

Mukosa : kering

Tonsil : tidak ada peradangan

Rectum : -

Haemoroid : -

BAB : 1 x/hr Warna :coklat Konsistensi : keras

Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi  Kembung

 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar  Lavement


Bising usus : .........................................................................................

Nyeri tekan, lokasi : tidak ada nyeri tekan

Benjolan, lokasi : tidak ada benjolan

Keluhan lainnya :

Tidak ada

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan

9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :


 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas

 Parese, lokasi ..................................................................................................

 Paralise, lokasi ................................................................................................

 Hemiparese, lokasi ..........................................................................................

 Krepitasi, lokasi ..............................................................................................


 Nyeri, lokasi

 Bengkak, lokasi ..............................................................................................

 Kekakuan, lokasi ............................................................................................

 Flasiditas, lokasi .............................................................................................

 Spastisitas, lokasi ............................................................................................

 Ukuran otot  Simetris

 Atropi

 Hipertropi

 Kontraktur

 Malposisi

Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas………..  Ekstrimitas bawah……..

 Deformitas tulang, lokasi ................................................................................

 Peradangan, lokasi ..........................................................................................

 Perlukaan, lokasi .............................................................................................

Perhitungan CRT

Pemeriksaan radiologis jantung dibagi:

 Tanpa kontras ( X foto toraks).


 Dengan kontras (kateterisasi).

Pemeriksaan rutin: X Foto toraks , proyeksi PA dan lateral. Dapat dilengkapi obliq kanan-kiri,
dengan esofagus diisi barium.

Penilaian jantung:

1. Konvigurasi.
2. Letak/situs.
3. Ukuran.
1. Konvigurasi jantung:

 Batas kanan: parasternal.


 Batas kiri: pertengahan klavikula (mid clavicula).
 Batas atas (batas dari arkus aorta): 1 -2 cm di bawah manubrium sterni.
 Batas bawah: sukar ditentukan, karena terdapat diafragma

2. Letak/situs jantung :

 N: jantung di hemitoraks kiri dan fundus jantung di abdomen sisi kiri (situs solitus).
 Dekstrokardia: fundus di kanan,apeks di kanan.
 Dekstroversi: fundus di kiri apeks di kanan.
 Levoversi: fundus di kanan dan apeks di kiri.
 Mesoversi: jantung di tengah-tengah.

3. Ukuran jantung-Cardio Thorak Ratio (CTR):

Memiliki syarat yaitu :

 Posisi PA.
 Inspirasi cukup. Dilihat dari ketinggian diafragma (setinggi costa 9 & 10 posterior yang
berbentuk huruf “A” dan tepi medial jelas dan setinggi costa 5 & 6)
 Bentuk dada normal.
 Tidak ada scoliosis.

 Focus Film Distant: 1,8 – 2 m. Syarat mengukur


CTR
Keterangan :

 Garis M: garis di tengah-tengah kolumna vertebra torakalis.


 Garis A: jarakantara M dengan batas kanan jantung yang terjauh.
 Garis B: jarakantara M dengan batas kiri jantung yang terjauh.
 Garis C: garis transversal dari dinding toraks kanan ke dinding toraks sisi kiri.

Rumus CTR
Radioanatomi jantung :

Radioanatomi jantung anterior kom

Radioanatomi jantung anterior part

Radioanatomi jantung lateral part


B. DiagnosaKeperawatan
1. Inefektif bersihan jalan napas b.d penurunan reflek batuk
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keprawatan, pasien menunjukkan jalan napas paten
Kriteria hasil:
1. Tidak ada suara snoring
2. Tidak terjadi aspirasi
3. Tidak sesak napas
Intervensi:
1. Kaji kepatenan jalan napas
2. Evaluasi gerakan dada
3. Auskultasi bunyi napas bilateral, catat adanya ronki
4. Catat adanya dispnu
5. Lakukan pengisapan lendir secara berkala
6. Berikan fisioterapi dada
7. Berikan obat bronkodilator dengan aerosol.
Rasional:
1. Adanya secret dalam saluran nafas dapat menyebabkan spasme dan gangguan obstruki jalan
nafas.
2. Pergerakan dada meningkat dan cepat menandakan adanya gangguan bersihan jalan nafas.
3. Adanya secret dalam saluran nafas dapat dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius
misalnya penyebaran, krekels.
4. Takipneu biasanya ada pada beberapa derajat gangguan bersihan jalan nafas.
5. Mengurangi jumlah secret dalam saluran nafas.
6. Fisioterapi dada dapat mengencerkan dan mengeluarkan secret yang ada pada saluran
pernafasan.
7. Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal

2. Kerusakan pertukaran gas b.d. perubahan membran kapiler-alveolar


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan kerpawatan, pasien dapat menunjukkan oksigenasi dan ventilasi
adekuat.
Kriteria hasil:
1. GDA dalan rentang normal
2. Tidak ada sesak napas
3. Tidak ada tanda sianosis atau pucat
Intervensi:
1. Auskultasi bunyi napas, catat adanya krekels, mengi
2. Berikan perubahan posisi sesering mungkin
3. Pertahankan posisi duduk semifowler
Rasional:
1. Adanya secret dalam saluran nafas dapat dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius
misalnya penyebaran, krekels.
2. Meningkatkan kenyamanan dan fungsi pernafasan klien.
3. Peninggian tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan
gayagrafitasi

3. Penurunan curah jantung b.d. perubahan kontraktilitas miokardial/ perubahan


inotropik.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukkan tanda peningkatan curah jantung
adekuat.
Kriteria hasil:
1. Frekuensi jantung meningkat
2. Status hemodinamik stabil
3. Haluaran urin adekuat
4. Tingkat kesadaran meningkat
5. Akral hangat

Intervensi:
1. Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
2. Catat bunyi jantung
3. Palpasi nadi perifer
4. Pantau status hemodinamik
5. Kaji adanya pucat dan sianosis
6. Pantau intake dan output cairan.
7. Pantau tingkat kesadaran
8. Berikan oksigen tambahan
9. Berikan obat diuretik, vasodilator.
10. Pantau pemeriksaan laboratorium.
Rasional:
1. Dapat terjadi takikardi, dengan irama yang irreguler.
2. Bunyi jantung S1 dan S2 mungkin menurun.
3. Penurunan curah jantung dapat menyebabkan penurunan nadi apikal.
4. Tanda vital tekanan darah dapat menurun, dan frekuensi pernafasan meningkat.
5. Pucat dan sianosis terjadi karena penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer
6. Ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium.
7. Penurunan tingkat kesadaran dapat terjadi jika curah jantung menurun sangat rendah.
8. Memberikan suplai oksigen tambahan untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
9. Diuretic dan vasodilator untuk mengurangi beban kerja jantung mengurangi tahanan
vaskuler.
10. Dapat terjadi peningkatan kadar elektrolit.

4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus


(menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1) Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan
danpengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima,
berat badan stabil dan tidak ada edema.
2) Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
1) Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal.
Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan
selama tirah baring.
2) Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam
Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan
(hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.
3) Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH
sehingga meningkatkan diuresis.
4) Pantau TD dan CVP (bilaada)
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan dapat
menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
5) Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat
mengganggu fungsi gaster/intestinal.
6) Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
Konsul dengan ahli diet.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi kebutuhan
kalori dalam pembatasan natrium.

5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1) Mempertahankan integritas kulit
2) Mendemonstrasikan perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit.
Intervensi
1) Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya
terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus.

Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi fisik dan gangguan status
nutrisi.
2) Pijat area kemerahan atau yang memutih
Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia
jaringan.
3) Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang
mengganggu aliran darah.
4) Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi.
Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak kulit/mempercepat
kerusakan.
5) Hindari obat intramuskuler
Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat dan
predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz A. (2006). Pengantarkebutuhandasarmanusia 1. Jakarta: SalembaMedika.

Potter, P.,A& Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:


Konsep,proses,danpraktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001).Buku ajar keperawatanmedikal-bedah Brunner


&Suddarth(Edisi 8). Jakarta: EGC.

Sumber internet: https://www.scribd.com/doc/98627087/Pathway-Chf

diunggah pada tanggal 17 Oktober, pukul: 22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai