Anda di halaman 1dari 18

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju
kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Ada baiknya pemeriksaan kehamilan
dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8
bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan ( Nurul-
Jannah, 2012 )
Menurut World Health Organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan
bahwa masih tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin
adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin berkisar 25 – 30%,
kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care bertujuan
untuk mendeteksi secara dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan
janin. Penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan (antenatal care) yang memadai (Manuaba, 2008). Berdasarkan data
dari Dinas provinsi Sumatra Selatan pada tahun 2005, angka kematian ibu masih
cukup tinggi yaitu 424 / 100.000 KH, sedangkan angka kematian bayi telah
menurun yaitu 30 / 100.000 KH. (Pro Dinkes Prov Sumsel 2005 ). Di Sumatera
Selatan kunjungan ANC ibu hamil semakin meningkat dari tahun ke tahun di lihat
dari cakupan K1 sebesar 90,41% pada tahun 2008 meningkat menjadi 94,42%
pada tahun 2009, begitu juga cakupan K4 sebesar 84,45% pada tahun 2008
meningkat menjadi 88,6% pada tahun 2009 .(Profil Kesehatan Sumatera Selatan ,
2010)
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat
Pilar Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan antenatal
care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang kedua
yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan utamanya mencegah komplikasi
obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta

1
2

ditangani secara memadai (Saifuddin, 2006). Antenatal Care (ANC) adalah salah
satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko kehamilan (Salmah, 2006). Target
Cakupan kesehatan ibu yang dicapai pada tahun 2009 masing-masing sebesar
94% untuk akses pelayanan antenatal (cakupan ibu hamil K1), 84% untuk
cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar (K4) (Depkes RI, 2010)
Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik
ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya
pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan
kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian di jadikan sebuah program
yang di sebut Antenatal Care. Program ini sebuah program untuk mengarahkan
dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu
hamil agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
1.2 Rumusan Masalah
Antenatal care adalah mendeteksi secara dini terjadinya resiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
dan memantau keadaan janin. Penyebab kematian ibu dan perinatal dapat dicegah
dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) yang memadai.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut : “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan masalah G4P3A0
di Ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dari penulisan studi kasus adalah untuk mendapatkan atau memperoleh
kemampuan dalam menyusun dan menyajikan laporan studi kasus dengan
menggunakan proses keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui konsep dasar Antenatal care.
1.3.2.2 Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. D dengan konsep asuhan
keperawatan.
1.3.2.3 Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. D dengan konsep asuhan
keperawatan.
3

1.3.2.4 Menyususn intervensi keperawatan pada Ny. D dengan konsep asuhan


keperawatan.
1.3.2.5 Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. D dengan konsep
asuhan keperawatan.
1.3.2.6 Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. D dengan konsep asuhan
keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi profesi keperawatan
Diharapkan laporan studi kasus ini dapat menjadikan masukan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan sehingga mampu meningkatkan mutu asuhan
keperawatan yang akhirnya dapat berguna bagi profesi keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pemeriksaan ANC.
1.4.2 Bagi Institusi
1.4.2.1 Rumah Sakit
Menyediakan kerangka berpikir secara ilmiah yang bermanfaat bagi rumah
sakit dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan Maternitas pada klien dengan pemeriksaan ANC
Serta menyediakan referensi bagi perawat ruangan dalan melakukan asuhan
keperawatn pada pasien secara komprenhensif dengan pendekatan proses
keperawatan.
1.4.2.2 Pendidikan
Dengan adaya laporan studi kasus asuhan keperawatan Maternitas pada
klien dengan pemeriksaan ANC dapat memberikan informasi yang nyata dan
aktual yang dapat diggunakan oleh mahasiswa sebagai literatur pendidikan dan
menunjang peningkatan pengetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan
Maternitas dengan klien G4P3A0.
1.4.3 Bagi Penulis
Sebagai salah satu pengalaman berharga dan nyata yang didapat dari
lapangan praktik yang dilakukan sesuai dengan ilmu yang didapatkan serta
sebagai acuan bagi penulis dalam menghadapi kasus yang sama sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan Maternitas yang lebih baik bagi klien yang
mengalami G4P3A0.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Antenatal Care


2.1.1 Definisi Antenatal Care
Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan
dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2002).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dangan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi
selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji
kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006).
Jadi dapat disimpulkan ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memantau keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti oleh upaya
koreksi terhadap penyimpanan yang ditemukan. Prosedur rutin yang dilakukan
oleh petugas (dokter/bidan/perawat)dalam membina suatu hubungan daalm proses
pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
2.1.2 Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan asosial ibu
dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.

4
5

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Ai Yeyeh
S.Si.T:2009)
2.1.3 Perencanaan
Menurut Saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4x kunjungan selam periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester II (usia kehamilan 14 – 28 minggu).
3) Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke- 36). Kecuali
jika ditemukan faktor resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering.

Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan


kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28
minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan
dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu
sekali sampai usia kehamilan 27 minggu. Sesudah itu, pemeriksaan dilakukan tiap
2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36-40 mingggu. (Nurul Jannah 2012)
2.1.4 Pemeriksaan Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks
serta tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
1) Inspeksi
Pemeriksaan ini dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat
atau mengamati, dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma
gravidarum pada muka / wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya
edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada
6

untuk menilai bentuk buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut
untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva
untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour.
Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
2) Palpasi
Pemeriksaan ini secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara meraba,
dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan
serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan
dengan menggunakan metode leopold, yakni :
a. Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang
ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan ,menghadap
kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu
tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila kepala sifatnya keras, bundar dan
melenting.
7

b. Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian
kecil pada anak. Caranya Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan
dimana bagian terkecil bayi.

c. Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul. Caranya tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu
tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
8

d. Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul. Caranya
letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-
jari kearah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian
presentasi telah masuk.

3) Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk mendengarkan bunyi
jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, serta
bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan pada usia 16-20 minggu
sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan pada usia kehamilan 16-20
minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui pada usia 6-12 minggu
Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah tali pusat presentasi
kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka janin
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit. Bunyi
jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit penuh. Bila
kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit. Kemungkinan
janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin, dapat didengarkan
bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim seperti bising yang
frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
(nurul jannah, S.Si.T 2012).
9

2.1.4 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan


Tanda bahaya kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam
jiwa janin yang dikandungnya (Saifudin, 2006). Tanda – tanda bahaya kehamilan
adalah :
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala yang hebat menetap dan tidak menghilang
3) Perubahan vital secara tiba – tiba
4) Nyeri abdomen yang hebat
5) Bayi kurang bergerak seperti biasa
6) Pembengkakan wajah dan tangan
7) Keluar air ketuban sebelum waktunya
8) Muntah terus menerus atau Hiperemesis gravidarum
9) Demam
10) Anemia
11) Kejang ( Nurul Jannah, S.Si.T:2012 )
2.1.5 Layanan Asuhan Standart Antenatal Care
Pelayanan asuhan standar antenatal yang termasuk 10 T. (Depkes RI, 2009),
terdiri dari :
1) Timbang Berat Badan / Tinggi Badan
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg sampai 10 kg selama hamil
atau terjadi kenaikan BB antar 0,5 kg / minggu.
2) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmhg, hati -
hati adanya hipertensi / preeclampsia.
3) Nilai Status gizi
4) Ukur Tinggi fundus uteri
5) Tentukan presentasi dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap
7) Pemberian Tablet Fe zat besi
8) Test laboratorium
9) Test terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
10) Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan
10

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
1) Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu), kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi
dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan
peningkatan volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin
ada (terutama pada trimester terakhir).
2) Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4) Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum
terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5) Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks
terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung
6) Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan
dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7) Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin
terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen
diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
8) Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin
ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran
jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat
11

setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae


gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
9) Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan.
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
10) Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
2.2.2 Pemeriksaan Diagnostik
1) Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2) Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
3) Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4) Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
5) Titer rubella
a : ad menunjukkan imunitas
6) Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
7) Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit
ginjal).
2.2.3 Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai - nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
12

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu


makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan/pergeseran diafragma.
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
2.2.4 Intervensi Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai - nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan :
Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
Rasional : mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan
arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional : dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan
membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi
secara positif terhadap pilihan
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional : kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.
Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan
anak dengan penyimpangan kromosom.
13

d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.


Rasional : dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
Rasional : kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamila
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitamin zat besi setiap hari.
Rasional : Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
Motivasi untuk makanannya.
Rasional : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan
pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau
respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d. Timbang BB klien. Berikan informasi tentang penambahan prenatal yang
Optimum.
Rasional : ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau Dibawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi Pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada Status
nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
14

Rasional : :peningkatan kadar Hormone Gonadotropin Khorionik (HCG)


perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual
dan muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis, kolesistitis)
Rasional : membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
Rasional : indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB
setiap hari.
Rasional : membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat
dikontrol.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.
Rasional : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
Rasional : menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60%
klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumny (mis
: alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
Rasional : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin.
15

c. Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan program


aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk
melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
Rasional : menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah
: mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering,
dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala
berat.
Rasional : postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.
Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan
posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
ketiga.
Rasional : membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih
dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung
kemih mengakibatkan sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
Rasional : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan
natrium dan diet.
Rasional : kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-
angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia
berat.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
Rasional : meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
16

e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
Rasional : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan,
teruskan pola tidur saat ini.
Rasional : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang
berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan
alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional : ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada
posisi semi fowler.
Rasional : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen
menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi
fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi
paru dengan optimal. 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
Rasional : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan
janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak
lain dan atau kebutuhan lain.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
Rasional : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
17

b. Kaji status pernapasan klien.


Rasional : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami
kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara
jalan.
Rasional : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-
progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan
masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar
kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran
uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai
fisiologi aktivitas uterus.
Rasional : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida
pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami
ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone
pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme
regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi.
Intervensi :
a Pantau berat badan secara teratur.
Rasional : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang
tidak kelihatan yang potensial patologis.
b Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya
edema, masukan atau haluaran cairan.
Rasional : indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan
berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat
18

terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM,
penyakit ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan
garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
Rasional : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu
sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Rasional : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari
adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi :
a Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji
komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena
penurunan jumlah pembawa oksigen.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen6 halaman
    Bab 4
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Askep ANC Ku
    Askep ANC Ku
    Dokumen18 halaman
    Askep ANC Ku
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Woc Pnemumonia
    Woc Pnemumonia
    Dokumen2 halaman
    Woc Pnemumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 HD
    Bab 1 HD
    Dokumen38 halaman
    Bab 1 HD
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Dan 5
    BAB 4 Dan 5
    Dokumen7 halaman
    BAB 4 Dan 5
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Priska
    BAB 3 Priska
    Dokumen10 halaman
    BAB 3 Priska
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bbyy
    Bbyy
    Dokumen4 halaman
    Bbyy
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • CV
    CV
    Dokumen16 halaman
    CV
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Dokumen37 halaman
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen43 halaman
    Bab I
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • LP Ispa
    LP Ispa
    Dokumen15 halaman
    LP Ispa
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • ASKEPNYA Anaknya 2
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Dokumen1 halaman
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat