Anda di halaman 1dari 15

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

1.1 Konsep Dasar


1.1.1 Pengertian
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama
mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tetapi kebanyakan, penyakit
ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan
(Nelson, Edisi 15)
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan
terjadinya obstruksi jalan nafas dan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat
melakukan pernafasan (Pincus Catzel& Ian Roberts; 1990; 450).
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan
nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley and Wong; 1991; 1418)
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik bakteri, virus maupun riketsia, tanpa / disertai
radang parenkim paru (Mohamad, 35)
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti
batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi pernapas
an jarang memilki ciri area anatomik tersendiri. Infesi sering menyebar dari satu
struktur ke struktur lainya karena sifat menular dari membran mukosa yang
melapisi seluruh saluran. Akibatnya, infeksi saluran pernapasan akan melibatkan
beberapa area tidak hanya satu struktur, meskipun efek pada satu individu dapat
mendominasi penyakit lain.
1.1.2 Etiologi
Kebanyakan, infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan
mikoplasma, kecuali epiglotitis akut. Organisme streotokokus dan difteria
merupakan agen bakteri utama yang mampu menyebabkan penyakit faring primer,
bahkan pada kasus tonsilofaringitis akut, sebagian besar penyakit berasal dari non
bakteri. Walaupun ada bayak hal yang tumpang tindih, beberapa mikroorganisme
lebih mungkin menimbulkan sindrom pernafasan tertentu daripada yang lain, dan
agen tertantu mempunyai kecenderungan lebih besar dari pada yang lain untuk
menimbulkan penyakit yang berat. Beberapa virus ( misal campak) dapat di
hubungkan dengan banyak sekali variasi gejala saluran pernafasan atas dan bawah
sebagai bagian dari gambaran klinis umum yang melibatkan sistem organ lainnya.
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus,
hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain
golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma,
herpesvirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA
diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di
udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
tenggorokan dan hidung.Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak
usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan
ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
buruknya sanitasi lingkungan. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi
saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati
bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan
bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
1.1.3 Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa karena
nya tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.
Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar
sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif
dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan
gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat
pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag
alveoli, dan antibodi. Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel
epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu.
Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa
dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran
udara), sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau
lebih).
Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis, nyeri
tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental, nyeri retrosternal dan konj
ungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri
kepala, anoreksia, mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu
berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit.
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau
hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah: tachycardia,
bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. Pada sistem cerebral
adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang
dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak. Tanda-tanda
laboratoris hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabolik dan atau
respiratorik) Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5
tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi
buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan
adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari
setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,
Wheezing.
1.1.4 Pathway
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
a. Batuk
b. Nafas cepat
c. Bersin
d. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
e. Nyeri kepala
f. Demam ringan
g. Tidak enak badan
h. Hidung tersumbat
i. Kadang-kadang sakit saat menelan
2. Tanda-tanda bahaya klinis ISPA
a. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
b. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
c. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
d. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak
1.1.6 Komplikasi
ISPA (saluran pernafasan akut ) sebenarnya merupakan self limited disease
yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjaidi infasi kuman lain, tetapi
penyakit ispa yang tidak mendapatkan pengibatan dan perawatan yang baik dapat
menimbulkan penyakit seperti : sinusitis paranosal, penutupan tuba eustachii,
laryngitis, tracheitis, bronchitis, dan brhoncopneumonia dan berlanjut pada
kematian karna adanya sepsis yang meluas.
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan
dalam menegakkan diagnosis pada gangguan pernapasan atas.
1. Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan faringitis.
2. Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan
tubuh, dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring,
dan rongga hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat
anastesi lokal, tropical atau umum tergantung pada tempat prosedur dilakukan.
3. Pemeriksaan pencitraan
Termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan,
pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik).
Pemeriksaan tersebut mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari
pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan infeksi pada sinusitis atau
pertumbuhan tumor dalam kasus tumor
1.1.8 Penatalaksanaan
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penjunjang
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

2. Immunisasi.

3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Prinsip perawatan ISPA antara lain :

1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari

2. Meningkatkan makanan bergizi


3. Bila demam beri kompres dan banyak minum

4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih

5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.

6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek

Pengobatan antara lain :

1. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang


adekuat,pemberian multivitamin dll.

2. Antibiotik :

 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab

 Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus

 Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,


Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin

 Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat yang cukup
2. Minum sedikitnya 2 – 3 liter air sehari, kecuali kalau pada kontra indikasi.
3. Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali
sehari atau sesuai yang diharuskan untuk mengatasi gejala hidung
tersumbat.
4. Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri. (Corwin Eli
Zabeth.J, 2000)
1.2 Manajemen Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk
RS, tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang
tua, pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
2. Riwayat penyakit sekarang
biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah,
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
3. Riwayat penyakit dahulu
biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini
4. Riwayat penyakit keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti
penyakit klien tersebut.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
b. Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien
c. Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah
ada kelainan atau lesi pada kepala
d. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
e. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/
tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan
f. Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta
cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam
penciuman
g. Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/
tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan
dalam menelan, apakah ada kesulitan dalam berbicara.
h. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi
vena jugularis
j. Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan.

k. Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sistem Pernafasan


1) Inspeksi
a) Membran mukosa- faring tamppak kemerahan
b) Tonsil tampak kemerahan dan edema
c) Tampak batuk tidak produktif
d) Tidak ada jaringan parut dan leher
e) Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan,
pernafasan cuping hidung
2) Palpasi
a) Adanya demam
b) Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri
tekan pada nodus limfe servikalis
c) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Perkusi
Suara paru normal (resonance)
4) Auskultasi
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
k. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat
nyeri tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan
pemeriksaan bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
l. Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin, warna rambut
kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak.
Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup
oleh labia mayora.
m. Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak,
apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.

n. Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inspeksi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
3. Nyeri akut b/d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
4. Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b/d tudak kuatnya pertahanan
sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
1.2.3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Peningkatan Suhu tubuh 1. Observasi tanda 1. Pemantauan tanda
suhu tubuh normal – tanda vital vital yang teratur
berhubungan berkisar antara 2. Anjurkan pada dapat menentukan
dengan proses 36 – 37, 5 ‘ C klien/keluarga umtuk perkembangan
inspeksi melakukan kompres perawatan
dingin ( air biasa) selanjutnya.
pada kepala / axial. 2. Dengan
3. Anjurkan klien menberikan kompres
untuk menggunakan maka aakan terjadi
pakaian yang tipis proses konduksi /
dan yang dapat perpindahan panas
menyerap keringat dengan bahan
seperti terbuat dari perantara.
katun. 3. Proses hilangnya
4. Atur sirkulasi panas akan
udara. terhalangi untuk
5. Anjurkan klien pakaian yang tebal
untuk minum banyak dan tidak akan
± 2000 – 2500 ml/hr. menyerap keringat.
6. Anjurkan klien 4. Penyedian udara
istirahat ditempat bersih.
5. Kebutuhan cairan
tidur selama fase
meningkat karena
febris penyakit.
penguapan tubuh
7. Kolaborasi
meningkat.
dengan dokter :
6. Tirah baring untuk
Dalam pemberian
mengurangi
therapy, obat
metabolism dan
antimicrobial,
panas.
antipiretika 7. Untuk mengontrol
infeksi pernapasan
Menurunkan panas

2 Ketidakseimba 1. klien dapat 1. Kaji kebiasaan diet, 1. Berguna untuk


ngan nutrisi mencapai BB input-output dan menentukan
kurang dari yang timbang BB setiap hari kebutuhan kalori
2. Berikan makan porsi
kebutuhan direncanakan menyusun tujuan
kecil tapi sering dan
berhubungan mengarah berat badan, dan
dalam keadaan hangat
dengan kepada BB evaluasi
3. Beriakan oral sering,
anoreksia normal. keadekuatan rencana
buang secret berikan
2. klien dapat
nutrisi.
wadah husus untuk
mentoleransi 2. Untuk menjamin
sekali pakai dan tisu
diet yang nutrisi adekuat/
dan ciptakan
dianjurkan. meningkatkan kalori
3. Tidak lingkungan beersih dan
total
menunujukan menyenamgkan. 3. Nafsu makan dapt
4. Tingkatkan tirai
tanda dirangsang pada
baring.
malnutrisi. 5. Kolaborasi Konsul situasi rilek, bersih
ahli gizi untuk dan menyenangkan.
4. Untuk
memberikan diet sesuai
mengurangi
kebutuhan klien
kebutuhahan
metabolic
5. Metode makan
dan kebutuhan kalori
didasarkan pada
situasi atau
kebutuhan individu
untuk memberikan
nutrisi maksimal.
3 Nyeri akut Nyeri 1. Teliti keluhan 1. Identifikasi
berhubungan berkurang / nyeri ,catat karakteristik nyeri &
dengan terkontrol intensitasnya (dengan factor yang
inflamasi pada skala 0 – 10), factor berhubungan
2. Mengurangi
membran memperburuk atau
bertambah beratnya
mukosa faring meredakan lokasimya,
penyakit.
dan tonsil. lamanya, dan
3. Peningkatan
karakteristiknya.
sirkulasi pada daerah
2. Anjurkan klien untuk
tenggorokan serta
menghindari allergen /
mengurangi nyeri
iritan terhadap debu,
tenggorokan.
bahan kimia,
4. Kortikosteroid
asap,rokok. Dan
digunakan untuk
mengistirahatkan
mencegah reaksi
/meminimalkan
alergi / menghambat
berbicara bila suara
pengeluaran
serak.
histamine dalam
3. Anjurkan untuk
inflamadi
melakukan kumur air
pernapasan.
garam hangat
4. Kolaborasi Analgesi untuk
Berikan obat sesuai mengurangi rasa
indikasi Steroid oral, iv, nyeri
& inhalasi
analgesik.
4 Resiko tinggi 1. tidak terjadi 1. Batasi pengunjung 1. Menurunkan
tinggi penularan sesuai indikasi potensial terpalan
2. tidak terjadi 2. Jaga keseimbangan
penularan pada penyakit
komplikasi antara istirahat dan
infeksi infeksius.
aktifitas 2. Menurunkan
berhubungan
3. Tutup mulut dan
konsumsi
dengan tudak
hidung jika hendak
/kebutuhan
kuatnya
bersin, jika ditutup
keseimbangan O2
pertahanan
dengan tisu buang
dan memperbaiki
sekunder
segera ketempat
pertahanan klien
(adanya infeksi
sampah
terhadap infeksi,
penekanan 4. Tingkatkan daya
meningkatkan
imun) tahan tubuh, terutama
penyembuhan.
anak usia dibawah 2
3. Mencegah
tahun, lansia dan
penyebaran
penderita penyakit
pathogen melalui
kronis. Dan konsumsi
cairan
vitamin C, A dan 4. Malnutrisi dapat
mineral seng atau anti mempengaruhi
oksidan jika kondisi kesehatan umum dan
tubuh menurun / menurunkan tahanan
asupan makanan terhadap infeksi
5. Dapat diberikan
berkurang
5. Kolaborasi untuk organiasme
Pemberian obat sesuai khusus yang
hasil kultur teridentifikasi
dengan kultur dan
sensitifitas / atau di
berikan secara
profilatik karena
resiko tinggi

1.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana keperawatan oleh
perawat tehadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan , diantaranya :
1. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;
keterampilan interpersonal, teknikal, dan intelektual dilakukan dengan
cermat dan efisien yang tepat, keamanan fisik dan psikologis pasien
dilindungi setra dokumentasi intervensi dan respon pasien.
2. Pada tahap impelentasi ini merupakan aplikasi secara kongrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994 : 4)
1.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana


evaluaasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasie dan perawat. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik aau tidak untuk melakukan
pengkajian ulang (Us.Midar, dkk : 1989).
REFERENSI

Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah


Edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius
FKUI : Jakarta.
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis


NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen6 halaman
    Bab 4
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Askep ANC Ku
    Askep ANC Ku
    Dokumen18 halaman
    Askep ANC Ku
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Woc Pnemumonia
    Woc Pnemumonia
    Dokumen2 halaman
    Woc Pnemumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 HD
    Bab 1 HD
    Dokumen38 halaman
    Bab 1 HD
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Dan 5
    BAB 4 Dan 5
    Dokumen7 halaman
    BAB 4 Dan 5
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Priska
    BAB 3 Priska
    Dokumen10 halaman
    BAB 3 Priska
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • CV
    CV
    Dokumen16 halaman
    CV
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Dokumen37 halaman
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bbyy
    Bbyy
    Dokumen4 halaman
    Bbyy
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen43 halaman
    Bab I
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • ASKEPNYA Anaknya 2
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Dokumen1 halaman
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat