2. Immunisasi.
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek
2. Antibiotik :
Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat yang cukup
2. Minum sedikitnya 2 – 3 liter air sehari, kecuali kalau pada kontra indikasi.
3. Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali
sehari atau sesuai yang diharuskan untuk mengatasi gejala hidung
tersumbat.
4. Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri. (Corwin Eli
Zabeth.J, 2000)
1.2 Manajemen Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk
RS, tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang
tua, pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
2. Riwayat penyakit sekarang
biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, badan lemah,
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
3. Riwayat penyakit dahulu
biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini
4. Riwayat penyakit keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti
penyakit klien tersebut.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit berat.
b. Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien
c. Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah
ada kelainan atau lesi pada kepala
d. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
e. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/
tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan
f. Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta
cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam
penciuman
g. Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/
tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada gangguan
dalam menelan, apakah ada kesulitan dalam berbicara.
h. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi
vena jugularis
j. Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan.
n. Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan
bentuk.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inspeksi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia
3. Nyeri akut b/d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
4. Resiko tinggi tinggi penularan infeksi b/d tudak kuatnya pertahanan
sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
1.2.3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Peningkatan Suhu tubuh 1. Observasi tanda 1. Pemantauan tanda
suhu tubuh normal – tanda vital vital yang teratur
berhubungan berkisar antara 2. Anjurkan pada dapat menentukan
dengan proses 36 – 37, 5 ‘ C klien/keluarga umtuk perkembangan
inspeksi melakukan kompres perawatan
dingin ( air biasa) selanjutnya.
pada kepala / axial. 2. Dengan
3. Anjurkan klien menberikan kompres
untuk menggunakan maka aakan terjadi
pakaian yang tipis proses konduksi /
dan yang dapat perpindahan panas
menyerap keringat dengan bahan
seperti terbuat dari perantara.
katun. 3. Proses hilangnya
4. Atur sirkulasi panas akan
udara. terhalangi untuk
5. Anjurkan klien pakaian yang tebal
untuk minum banyak dan tidak akan
± 2000 – 2500 ml/hr. menyerap keringat.
6. Anjurkan klien 4. Penyedian udara
istirahat ditempat bersih.
5. Kebutuhan cairan
tidur selama fase
meningkat karena
febris penyakit.
penguapan tubuh
7. Kolaborasi
meningkat.
dengan dokter :
6. Tirah baring untuk
Dalam pemberian
mengurangi
therapy, obat
metabolism dan
antimicrobial,
panas.
antipiretika 7. Untuk mengontrol
infeksi pernapasan
Menurunkan panas
1.2.4 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana keperawatan oleh
perawat tehadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan , diantaranya :
1. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;
keterampilan interpersonal, teknikal, dan intelektual dilakukan dengan
cermat dan efisien yang tepat, keamanan fisik dan psikologis pasien
dilindungi setra dokumentasi intervensi dan respon pasien.
2. Pada tahap impelentasi ini merupakan aplikasi secara kongrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994 : 4)
1.2.5 Evaluasi