Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pendahuluan Pneumonia

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri,
yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya
napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam
pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA) semua bentuk
pneumonia baik pneumonia maupun bronchopneumonia disebut
pneumonia (Depkes RI, 2002).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
yang mengenai jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. (Zuh Dahlan. 2006)..
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan
terutama oleh bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan kematian pada anak dan
anak balita (Said 2007).
B. Etiologi
Etiologi pneumonia meliputi : (Smatzer and Bore, 2001)
a. Pneumonia Bacterial
Penyebab paling sering (Streptoccocus Pneumonia).
b. Pneumonia Atipikal
Penyebab paling sering (Mycoplasma Pneumonia) menyebabkan
pneumonia mikroplasma.
c. Pneumonia juga disebabkan oleh terapi radiasi (untuk kanker
payudara/paru) biasanya 6 minggu atau lebih setelah pengobatan
selesai.
C. Patofisiologi
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu
mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius
terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen
mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke
alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai
bakteri sampai darah atau pleura visceral.
Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan
pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area
yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan
ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung
menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.
(Bennete, 2013)
D. Klasifikasi
Menurut Zul Dahlan (2007), pneumonia dapat terjadi baik sebagai
penyakit primer maupun sebagai komplikasi dari beberapa penyakit lain.
Secara morfologis pneumonia dikenal sebagai berikut:
1. Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Bronkopneumonia, terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat
oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam
lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.
3. Pneumonia interstisial, proses inflamasi yang terjadi di dalalm dinding
alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.

E. Manifestasi Klinis
Gejala
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi
saluran napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam,
menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak
napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat
berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala
lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala
(Misnadiarly, 2008).
Tanda
Menurut Misnadiarly (2008), tanda-tanda penyakit pneumonia pada balita
antara lain :
1. Batuk nonproduktif
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Penggunaan otot bantu napas
5. Demam
6. Cyanosis (kebiru-biruan)
7. Thorax photo menujukkan infiltrasi melebar
8. Sakit kepala
9. Kekakuan dan nyeri otot
10. Sesak napas
11. Menggigil
12. Berkeringat
13. Lelah
14. Terkadang kulit menjadi lembab
15. Mual dan muntah
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X : Mengidentifikasi distribusi struktural.
2. Analisa gas darah
3. Pemeriksaan serologi
4. LED : meningkat
5. Pemeriksaan fungsi paru : volume mungkin menurun, tekanan jalan
nafas meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
6. Billirubin : mungkin meningkat
G. Komplikasi
1. Syok
2. Gagal nafas
3. Kegagalan paru-paru
4. Efusi pleura
5. Abses paru
6. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-
paru yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps).
H. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa
pemberian antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu, terapi O2
untuk menanggulangi hipoksemia.
Beberapa contoh pemberian antibiotic seperti :

 Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.


 Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
 Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia
mikroplasma.
Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya

Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat.

c. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes
mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia
(malnutrisi).
d. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia,
artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
f. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
a. sputum: merah muda, berkarat
b. perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
c. premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
d. Bunyi nafas menurun
e. Warna: pucat/sianosis bibir
g. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas
pemeliharaan rumah.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif
menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Batasan
takipnea pada anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40 kali / menit atau
lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase
inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan
tampak jelas.
2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba
mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami
peningkatan atau tachycardia.
3. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
4. Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga
ke hidung / mulut anak. Pada anak yang pneumonia akan terdengar
stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas
berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar
bising gesek pleura (Mansjoer,2000).
2. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d inflamasi trachea bronchial,


pembentukan edema, ditandai dengan dipsnea dan adanya secret.
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah ditandai dengan sianosis.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk
menetap.
4. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhanb.d peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi
5. Gangguan pola napas b.d peradangan ditandai dengan dispnea

3. Rencana Keperawatan

Dx 1 :Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi


trachea bronchial, peningkatan produksi sputum ditandai dengan:

Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan

 Bunyi nafas tak normal


 Dispnea, sianosis
 Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.

Jalan nafas efektif dengan kriteria:

 Batuk efektif
 Nafas normal
 Bunyi nafas bersis
 Sianosis
No Intervensi Rasional
.
1 Kaji frekuensi/kedalaman takipnea, pernafasan
pernafasan dan gerakan dada dangkal dan gerakan dada tak
simetris sering terjadi karena
ketidaknyamanan.

2 Auskultasi area paru, catat penurunan aliran darah


area penurunan 1 kali ada terjadi pada area konsolidasi
aliran udara dan bunyi nafas dengan cairan.
3 Biarkan teknik batuk batuk adalah mekanisme
efektif pembersihan jalan nafas alami
untuk mempertahankan jalan
nafas paten.

4 Penghisapan (suction)
merangsang batuk atau
sesuai indikasi.
pembersihan jalan nafas suara
mekanik pada faktor yang tidak
mampu melakukan karena
batuk efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.
5 Berikan cairan cairan (khususnya yang
hangat) memobilisasi dan
mengeluarkan secret
6 Kolaborasi dengan dokter alat untuk menurunkan
untuk pemberian obat sesuai spasme bronkus dengan
indikasi mobilisasi sekret, analgetik
diberikan untuk memperbaiki
batuk dengan menurunkan
ketidaknyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati,
karena dapat menurunkan
upaya batuk/menekan
pernafasan.
Dx 2 :Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa
oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan:
Dispnea, sianosis, takikardia, gelisah/perubahan mental, hipoksia, sianosis,
sesak, gelisah.
No. Intervensi Rasional

1 Kaji frekuensi/kedalaman manifestasi distress


dan kemudahan bernafas pernafasan tergantung pada
indikasi derajat keterlibatan paru
dan status kesehatan umum.
2 Observasi warna kulit, sianosis kuku menunjukkan
membran mukosa dan kuku. vasokontriksi respon tubuh
Catat adanya sianosis perifer terhadap demam/menggigil
(kuku) atau sianosis sentral. namun sianosis pada daun
telinga, membran mukosa dan
kulit sekitar mulut menunjukkan
hipoksemia sistemik.
Kaji status mental. gelisah mudah terangsang,
bingung dan somnolen dapat
menunjukkan hipoksia atau
penurunan oksigen serebral.

Kolaborasi: berikan terapi : mempertahankan PaO2 di


oksigen dengan benar misal atas 60 mmHg. O2 diberikan
dengan nasal plong master, dengan metode yang
master venturi. memberikan pengiriman tepat
dalam toleransi.

Dx 3: Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap


ditandai dengan:nyeri dada, sakit kepala, gelisah

No. Intervensi Rasional

1 Tentukan : nyeri dada biasanya ada


karakteristik nyeri, misal dalam seberapa derajat pada
kejang, konstan ditusuk. pneumonia, juga dapat timbul
karena pneumonia seperti
perikarditis dan endokarditis.
2 Pantau tanda vital Perubahan FC jantung/TD
menu bawa Pc mengalami
nyeri, khusus bila alasan lain
tanda perubahan tanda vital
telah terlihat.
3 Berikan tindakan tindakan non analgesik
nyaman pijatan diberikan dengan sentuhan
punggung, perubahan lembut dapat menghilangkan
posisi, musik tenang / ketidaknyamanan dan
berbincangan. memperbesar efek derajat
analgesik.
5 Kolaborasi: Berikan obat dapat digunakan untuk
analgesik dan antitusik menekan batuk non produktif
sesuai indikasi atau menurunkan mukosa
berlebihan meningkat
kenyamanan istirahat umum.
Dx 4 :Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap
demam dan proses inflamasi ditandai dengan tujuan:
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan:
 Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
 Pasien mempertahankan meningkat BB

No. Intervensi Rasional


1 identifikasi faktor pilihan intervensi tergantung
yang menimbulkan pada penyebab masalah.
mual/muntah, misalnya:
sputum, banyak nyeri.
3 Berikan makan porsi tindakan ini dapat
kecil dan sering termasuk meningkat masukan meskipun
makanan kering (roti nafsu makan mungkin lambat
panggang) makanan yang untuk kembali.
menarik oleh pasien.

4 Evaluasi status nutrisi adanya kondisi kronis


umum, ukur berat badan keterbatasan ruangan dapat
dasar. menimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap
inflamasi/lambatnya respon
terhadap terapi.

Dx 5: Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan


dengan kehilangan cairan berlebihan, demam, berkeringat banyak, nafas
mulut, penurunan masukan oral. Kekurangan volume cairan tidak terjadi
dengan kriteria: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat misalnya membran mukosa
lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil.

No. Intervensi Rasiona


1 Kaji perubahan tanda vital suhu/memanjangnya demam
contoh peningkatan suhu meningkat laju metabolik dan
demam memanjang, kehilangan cairan untuk
takikardia. evaporasi.
2 Kaji turgor kulit, indikator langsung
kelembapan membran mukosa keadekuatan volume cairan,
(bibir, lidah) meskipun membran mukosa
mulut mungkin kering karena
nafas mulut dan O2 tambahan.
3 Catat laporan mual/muntah gejala ini menurunkan
masukan oral
4 Kolaborasi: beri obat pada adanya penurunan
indikasi misalnya antipiretik, masukan banyak kehilangan
antimitik. penggunaan dapat
memperbaiki/mencegah
kekurangan
5 Tekankan cairan sedikit pemenuhan kebutuhan dasar
2400 mL/hari atau sesuai cairan menurunkan resiko
kondisi individual dehidrasi.

4. Implementasi

Dx 1: Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi


trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

Implementasi keperawatan:

a. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada


b. Melakukan pemeriksaan pada daerah paru, dengan cara
auskultasi pada lapang paru.
c. Menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif.
d. Melakukan penghisapan (suction) 2 kali sehari.
e. Memberi pasien air minum yang hangat
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat
sesuai indikasi

Dx 2: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas


pembawa oksigen darah.

Implementasi keperawatan:

a. Mengkaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas pasien


b. mengobservasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
c. Mengkaji status mental
d. Kolaborasi: berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan
nasal plong master, master venturi.
Dx 3: Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk
menetap.

Imlementasi Keperawatan :

a. Menentukan karakteristik nyeri: anamneses kepada pasien


b. Memantau tanda-tanda vital terutama TD
c. Memberikan rasa nyaman dengan cara memijat punggung
pasien, merubah posisi pasien, memutarkan musik tenang.
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter yaitu diberikan analgesik
dan antitusik sesuai indikasi.

Dx 4: Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
proses infeksi.

Implementasi Keperawatan :

a. Jika psien mual/muntah, mengkaji faktor yang menimbulkan


mual/muntah, misalnya: sputum, banyak nyeri.
b. Memberikan makanan yang disukai/embalikan nafsu makan
pasien.
c. mengevaluasi status nutrisi umum, serta mengukur berat badan
dasar.

Dx 5: Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan


dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral.

Implementasi Keperawatan :

a. Mengkaji perubahan TTV seperti peningkatan suhu demam


b. mengkaji turgor kulit normalnya kulit akan kembali dalam
2detik, serta menginspeksi pada bibir dan lidah untuk
mengetahui kelembapan membran mukosa.
c. Mencatat berapa kali pasien mual/muntah dalam 1hari
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan diberikan obat
indikasi seperti: antipiretik, antimitik.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap dalam asuhan keperawatan dimana pada tahap


ini akan dilakukan penilaian asuhan keperawatan yang sudah
dilaksanakan, sudah mencapai tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://askep-topbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-efusi-pleura.html

http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-efusi-pleura.html

Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta

Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


EGC, Jakarta

Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis


Company, Philadelphia

Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan


Keperawatan Padjadjaran, Bandung

Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders,


Philadelphia

Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 HD
    Bab 1 HD
    Dokumen38 halaman
    Bab 1 HD
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen6 halaman
    Bab 4
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Woc Pnemumonia
    Woc Pnemumonia
    Dokumen2 halaman
    Woc Pnemumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Dan 5
    BAB 4 Dan 5
    Dokumen7 halaman
    BAB 4 Dan 5
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Askep ANC Ku
    Askep ANC Ku
    Dokumen18 halaman
    Askep ANC Ku
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Priska
    BAB 3 Priska
    Dokumen10 halaman
    BAB 3 Priska
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • CV
    CV
    Dokumen16 halaman
    CV
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bbyy
    Bbyy
    Dokumen4 halaman
    Bbyy
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Dokumen37 halaman
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen43 halaman
    Bab I
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • LP Ispa
    LP Ispa
    Dokumen15 halaman
    LP Ispa
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • ASKEPNYA Anaknya 2
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Dokumen1 halaman
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat