Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien
dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan
dalam menentuka cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si sakit apabila ada
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan perawatan di Rumah Sakit atau tempat
pelayanan kesehatan dapat menjadi sia-sia bila tidak di dukung atau di tindak lanjuti
oleh keluarga yang merawat klien di rumah, sehingga dapat di katakan bahwa
kesehatan anggota keluarga dan kulaitas kehidupan keluarga sangat berhubungan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga dalam
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi penting
yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi anggota
keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat.
Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlua juga
memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh
keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas
kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah
ditetapkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat
tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki
otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang
di hadpinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap
peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit,
meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan. Tetapi
di indonesia belum memiliki suatu lembga atau organisasi yang bertuga untuk
mengatur pelayanan keperawatan keluarga secara administratif. Pelayanan
keperawatan keluarga saat ini masih di berikan secara sukarela dan belum ada
pengaturan terhadap jasa perawatan yang telah di berikan.

1
Pengalaman belajar klinik di komunitas memberikan bekal bagi mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan bagi
keluarga yang mengalami masalah kesehatan khususnya dengan menerapkan
proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini
mahasiswa di harapkan mampu memodifikasi suatu rencana yang telah di susun di
sesuaikan dengan keadaan keluarga yang sesungguhnya agar rencana tersebut
benar-benar dapat di laksanakan di keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keluarga ?
2. Bagaimana manajemen asuhan keperawatan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Agar para pembaca, mahasiswa keperawatan pada khususnya dapat mengetahui
dan memahami tentang konsep dasar serta managemen asuhan keperawatan
keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini bagi para pembaca dan
mahasiswa keperawatan yaitu :
1) Untuk mengetahui Konsep Dasar Keluarga.
2) Untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan keluarga.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu bagi para pembaca selain dapat
menambah wawasan, juga agar pembaca lebih mendalami tentang Manajemen
Asuhan Keperawatan Keluarga. Selain itu, bagi mahasiswa keperawatan
khususnya, makalah ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai sehingga dapat hasil yang diharapkan dapat tercapai.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Pengertian
Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini pengertian keluarga menurut
beberapa ahli yang dikutip oleh Mubarak, 2006.
Menurut Duvall (1986), Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota. ( Mubarak, 2006).
Menurut Logan’s (1979), Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan
dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Menurut Raisner (1980), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang
terdiri dari Bapak, Ibu, adik, kakak, dan nenek.
Menurut Gillis (1983), Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang
kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai sebagai mana individu.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan. ( Mubarak, 2006).
Menurut WHO, Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. ( Mubarak, 2006).
Menurut Departemen Kesehatan R.I, Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Mubarak, 2006)

3
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut Mubarak, 2006 tipe keluarga antara lain :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari : ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lainnya sebagainya.
3) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan yang baru.Satu atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
4) Niddle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah /kedua-duanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah
satu bekerja di luar rumah.
6) Single Parent
Satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
7) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
8) Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(perceraian/ditinggal mati).

4
10) Three Generation.
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
12) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua/ lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunannya didalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orangtua dari anak-anak.
14) Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
15) Cohibing Couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

2.1.3 Tugas-Tugas Keluarga


Menurut Nasrul Effendy 1998 tugas-tugas keluarga adalah :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Memelihara sumber-sumber yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

2.1.4 Fungsi Keluarga


Menurut Mubarak, 2006 dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi biologis

5
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga
2) Memberikan perhatian diantara keluarga
3) Memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan masing-masing.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya.
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagaimana orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.1.5 Ciri-ciri Keluarga (Nasrul Effendy ,1998 : 37)


1) Diikat dalam suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5) Ada pengambil keputusan
6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam suatu rumah

6
2.1.6 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga
1. Faktor fisik
Ross, Mirowsky, dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada
hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik
2. Faktor psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar,
perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan
atau dukungan.
3. Faktor Sosial
Status social memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan
sebuah keluarga.
4. Faktor Budaya
Faktor keluarga terdiri dari (Setiawati, 2008 : 22 ) :
a. Keyakinan dan praktek kesehatan
b. Nilai-nilai keluarga
c. Peran dan pola komunikasi keluarga
d. Koping keluarga

2.1.7 Struktur Keluarga


Struktur keluarga adalah terdiri dari pola dan proses komunikasi, struktur peran,
struktur kekuatan, struktur nilai dan norma. (Mubarak, 2006)
1) Pola dan proses komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan, komunikasi keluarga
bagi pengirim : yakin mengemukakan pesan, jelas dan berkualitas, meminta dan
menerima umpan balik. Penerima : mendengarkan pesan, memberikan umpan balik
dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila : tertutup, adanya
isu atau gosip negatif, tidak terfokus pada satu hal dan selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri, komunikasi keluarga bagi pengirim: bersifat asumsi, ekspresi
perasaan tidak jelas, judgemental expresi dan komunikasi tidak sesuai. Penerima :

7
gagal mendengar, diskualifikasi, opensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi
dan kurang atau tidak valid.
2) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan, jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain: legitimate power ( hak, referent
power) ditiru, expert power (keahlian), reward power ( hadiah), coercive power
(paksa) dan affektif power.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.

2.1.8 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval dikutip oleh Nasrul Effendy 1998 tahap perkembangan keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,
melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-
saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua
orangtuanya.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul
dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan.

8
Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma
sosial budaya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri
dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua
orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepasanak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya,
dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi,
dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan
stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia fana ini.

2.1.9 Peran Perawat Keluarga


Peran perawat keluarga menurut Mubarak, W.I dkk 2006 antara lain :
1. Edukator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar : keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan
keluarga secara mandiri dan bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan

9
keluarga. Kemampuan pendidik ini perlu di dukung kemampuan tentang
pemahaman bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar.
2. Kordinator
Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja dengan
keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjutan
dirumah, maka perlu koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
3. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota keluarganya
yang sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung
atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota yang sakit di rumah
sakit, perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi asuhan yang
disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu melakukan dirumah,
perawat dapat mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran
langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat kesehatan.
4. Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan dan penasehat
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah
kesehatan. Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya dengan demikian keluarga mau meminta
nasehat kepada perawat tentang masalah yang bersifat pribadi.Pada situasi ini
perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal.
7. Advokasi
Keluarga seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai di masyarakat,
kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan, sebagai advokat

10
klien perawat berkewajiban melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan
sosial ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhannya,
perawat juga dapat membantu keluarga mencari bantuan yang mungkin dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
8. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga didalam
menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.Keluarga sering
tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai kendala yang
ada.Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan
pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan masalah sosial budaya. Agar dapat
melaksanakan peran fasilitator dengan baik maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
9. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
10. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

2.1.10 Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalh kesehatan dankeperawatn keluarga,
merencanakn asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan
terhadap terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap
keluarga.

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mngukur
keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial. Pengkajian merupakan penjajakan tahap satu. Dalam pengkajian
dilakukan pengumpulan data.

11
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya:
(1) Wawancara; yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek
fisik, mental, sosial, budaya, ekonomi, kebiasaa lingkungan dan sebagainya.
(2) Pengamatan; pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan
karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang
berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan,
kebersihan dan sebagainya.
(3) Studi Dokumentasi; studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan
anak,diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).
(4) Pemeriksaan Fisik; dilakukan tehadap anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik,
misalnya kehamilan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. Data yang
dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut:
2) Menentukan masalah
Dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga ada 5 (lima)
hal yang harus diperhatikan yaitu :
(1) Menentukan tipologi kesehatan dan keperawatan keluarga
(2) Menentukan ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan merupakan penjajakan tahap kedua.
Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan terdiri dari 5 hal, yaitu:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
disebabkan oleh :
a) Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui.
b. Ketidakmampuan kelurga membuat keputusan dalam melakukan
tindakan yang yepat, sisebabkan oleh :
a) Tidak memahami sifat, berat dan luasnya masalah
b) Tidak sangguo memilih tindakan diantara beberapa pilihan
c) Ketidak cocockan pendapat dari anggota keluarga.

12
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarag yang sakit,
disebabkan oleh :
a) Tidak tahu cara perawatan.
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan yang dilakukan
c) Sikap negative terhadap yang sakit
d) Perilaku yang mementingkan diri sendiri
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi atau memelihara lingkungan
rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan, disebabkan:
a) Sumber-sumber keluarag yang tidak cukup
b) Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah.
c) Ketidaktahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan
d) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
e. Ketidaktahuan keluarga menggunakan sumber atau fasilitas pelayanan
kesehatan, disebabkan oleh :
a) Tidak memehami keuntungan yang diperoleh
b) Kurang percaya terhadap petugas kesehatn dan lembaga kesehatan
c) Menentukan criteria prioritas masalah

(3) Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan harus


didasarakn kepada beberapa criteria, sebabgai berikut:

a. Sifat masalah
a) Ancaman masalah
b) Keadaan sakit atau kurang sehat
c) Situasi kritis
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah bila
dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.
c. Potensi masalah untuk dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dicegah
melalui tindakan keperawatan
d. Masalah yang menonjol

13
Adalah cara keluarga melihat dan memilai masalah dalam hal beratnya
dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan
kesehatan.

4) Menentukan skala prioritas


Untuk dapat menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu
disusun prioritas
5) Menentukan scoring
Untuk menentukan scoring ada beberapa langkah yang harus dilakuakan yaitu:

a. Tentukan skor untuk setiap criteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua criteria
d. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

2. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian dan perumusan masalah adalah


menyusun perencanaan perawatan dan kesehatan keluarga. Rencana keperawatan
keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk
dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dari perencanaan, yaitu :

1) Masalah kesehatan
2) Masalah keperawatan
3) Sasaran
4) Tujuan
5) Kriteria
6) Standar
7) Intervensi

Ciri-ciri rencana perawatan keluarga, yaitu :

1. Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa datang


2. Berkaitan denhgan masalah kesehatan dan keperawatan yang diidentifikasi
3. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan

14
4. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus

3. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawtan terhadap kel;uarga, didasarkan kepada
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga :
1. Sumber daya keluarga (keuangan)
2. Tingkat pendidikan keluarga
3. Adat istiadat yang berlaku
4. Respon dan penerimaan keluargasarana dan prasarana dalam keluarga

4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak.
Evaluasi berkaitan dengan tujuan. Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi
adalah :
1. Kriteria keberhasilan
2. Standar keperawatan
3. Keadaan fisik, misalnya peningkatan BB anak
4. Pengetahuan dan perubahan, keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk tentang
perawatan dan kesehatan yang telah diberikan oleh perawat.
5. Psikologi dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap
perawat dalam memberikan asuhan di rumah.

Alasan pentingnya evaluasi :


1. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidaak berguna.
2. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3. Sebagai bukti hasil dari tindakan keperawatan
4. Untuk mengembangkan dan menyerpurnakanpraktik keperawatan.
Metode yang digunakan untuk penilaian atau evaluasi, yaitu :
1. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi
dalam keluarga.

15
2. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan
sikap apakah telah menjalankan anjuran yang telah diberiakn oleh perawat.
3. Memeriksa laporan. Dapat lihat dari rencana asuhan keperawatan yang di
buat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
4. Latihan stimulasi, latihan stimulasi berguna dalm menentukan
perkembangan kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.
Sumber : Perawatan Kesehatan Masyarakat, Nasrul Effendi, 1998

16
BAB III
TINJAUAN TEORI KASUS
3.1 Konsep Dasar
3.1.1 Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Smith
Tom, 1995)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

3.1.2 Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan
10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer
belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

17
2. Ciri Perseorengan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika


umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari
perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)

3. Pola Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum
obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) pada usia lanjut, penyebab
perubahan tekanan darah adalah karena adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas
pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.

3.1.3 Patofisiologi
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

18
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

19
3.1.4 Pathway

20
3.1.5 Manifestasi Klinis
a. Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
b. Mengeluh sakit kepala
c. Pusing lemas
d. Kelelahan
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Mual muntah
h. Kesadaran menurun.

3.1.6 Komplikasi
Efek pada organ :
a. Otak
 Pemekaran pembuluh darah
 Perdarahan
 Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
 Malam banyak kencing
 Kerusakan sel ginjal
 Gagal ginjal
c. Jantung
 Membesar
 Sesak nafas (dyspnoe)
 Cepat lelah
 Gagal jantung

3.1.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Cek darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
2. Kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

21
3. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
4. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi
6. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek
kardiovaskuler )
7. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi

3.1.8 Penatalaksanaan Medis


Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
1. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
6. Edukasi Psikologis
Edukasi Psikologis yang di maksud adalah :
 Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

22
7. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

3.2 Manajemen Keperawatan


3.2.1 Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton


Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,


penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin

3. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor


stress multiple
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara

4. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

5. Makanan / Cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi


garam, lemak dan kolesterol

23
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

6. Neurosensori

Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,


berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik

7. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen

8. Pernapasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,


dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis

9. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan Tanda : Episode parestesia


unilateral transien, hipotensi postural

10. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala : Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,


DM , penyakit ginjal.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular

24
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
3. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri

3.2.3 Intervensi
Diagnosa 1 :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan :
- Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard
Hasil yang diharapkan :

 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD


 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

Intervensi :

1. Observasi TTV secara berkala


2. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
3. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
4. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
5. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
6. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
7. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi dengan dokter

25
Diagnosa 2 :

Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral
Tujuan :

 Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

Intervensi :

1. Observasi keadaan umum pasien


2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3. Batasi aktivitas
4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
5. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Diagnosa 3 :

Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan gangguan sirkulasi

Tujuan :

 Sirkulasi tubuh tidak terganggu

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti


ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
 Haluaran urin 30 ml/ menit

26
 Tanda-tanda vital stabil

Intervensi :

1. Observasi TTV
2. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
3. Anjurkan untuk tidak terlalu banyak berfikir berat (stress)
4. Kolaborasikan obat dengan dokter

Diagnosa 4 :

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit dan perawatan diri.

Tujuan :

 Pasien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

Hasil yang diharapkan :

 Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan


perawatan dini
 Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan

Intervensi :

1. Observasi keadaan umu pasien


2. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang pengetahuannya
3. Berikan pendidikan kesehatan pada peasien tentang penyakitnya
4. Kolaborasi dengan dokter untuk menjelaskan tentang pengobatan pasien,
dosis obat dan berapa lama pengobatan yang dibutuhkan.

3.2.4 Implementasi
Diagnosa 1 :
1. Mnegobservasi TTV secara berkala
2. Mengamati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

27
3. Memberikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
4. Mempertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
5. Menganjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
6. Memerikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
7. Mengkolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi dengan
dokter

Diagnosa 2 :

1. Mengobservasi keadaan umum pasien


2. Meminimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3. Membatasi aktivitas
4. Menghindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
5. Memberikan tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres
es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Diagnosa 3 :

1. Mengobservasi TTV
2. Mempertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
3. Menganjurkan untuk tidak terlalu banyak berfikir berat (stress)
4. Mengkolaborasikan obat dengan dokter

Diagnosa 4 :

1. Mengobservasi keadaan umu pasien


2. Mnegkaji tingkat pengetahuan pasien tentang pengetahuannya
3. Memberikan pendidikan kesehatan pada peasien tentang penyakitnya
4. Mengkolaborasi dengan dokter untuk menjelaskan tentang pengobatan
pasien, dosis obat dan berapa lama pengobatan yang dibutuhkan.

3.2.5 Evaluasi
Menurut Setiadi (2012;27), tahan evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah

28
ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

1.1 Pengkajian
1. Data Umum Keluarga
A. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 57 tahun
Alamat : Jl.A.Yani VI
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
B. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Ny. K P 65 Istri Ibu Rumah Tangga SD
2. An.B L 45 Anak Swasta SD
3. An.S P 25 Anak Swasta SMA
4. An.I P 23 Anak Belum bekerja S1
5. An.S L 19 Anak Pelajar SMA

C. Genogram 3 (tiga) Generasi :

29
Keterangan :
: Laki-laki : Garis keturunan
: Perempuan : Tinggal serumah
/ : Meninggal : Pasien

D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.D termasuk keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak.
E. Latar Belakang Keluarga
1. Latar Belakang Budaya Keluarga dan Anggota Keluarga
Tn.D berasal dari suku Jawa dan Ny.K berasal dari suku Jawa juga.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Jawa, Tn.D dan
keluarganya sudah lama tinggal di A.Yani. Tn.D tidak mempunyai
pekerjaan yang tetap hanya sebagai buruh lepas. Ny.K hanya sebagai
ibu rumh tangga. Tn.D dan Ny.K memiliki 4 orang anak, anak yang
pertama laki-laki sudah bekerja tapi tidak menetap, anak yang kedua
perempuan dan sudah bekerja tetap, dan anak yang ketiga perempuan
masih mengganggur, serta anak ke empat masih kuliah. Tn.D dan
keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas terdekat untuk
melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.
2. Bahasa Yang Digunakan
Keluarga Tn.D sehari-hari menggunakan bahasa jawa.
3. Pengaruh Budaya Terhadap Kesehatan Keluarga
Kebudayaan yang dianut keluarga Tn.D tidak ada yang bertentangan
dengan masalah kesehatan.
F. Identifikasi Agama
Keluarga Tn.D beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti
sholat, puasa. Di dalam agama yang dianut keluarga Tn.D tidak ada yang
mempengaruhi kesehatan keluarga.
G. Status Kelas Sosial
Penghasilan keluarga didapat dari Tn.D dan anak perempuan yang bekerja
sebagai pekerja tetap. Penghasilan keluarga perbulan ≤ Rp 3.000.000.
H. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang

30
Keluarga Tn.D lebih sering memanfaatkan waktu dirumah dengan
beristirahat dan menonton televisi.
2. Tahap Perkembangan Dan Sejarah Keluarga
1. Tahap Perkembangan dan Tugas Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn.D berada pada tahap ke 6 yaitu keluarga dengan anak dewasa.
Tugas perkembangannya yaitu :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2. Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi
Dari semua tugas perkembangan di atas yang masih belum terpenuhi adalah
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, karena baru anak pertama
dari Tn.D yang menikah.
3. Riwayat Kesehatan keluarga Inti
Ny.K saat ini sedang menderita penyakit Hipertensi. Sementara untuk Tn.D
dan anak-anaknya dalam kondisi sehat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga Tn.D dalam waktu 6 bulan terakhir yaitu Ny.K
menderita penyakit Hipertensi. Tn.D dan anak-anak keluarga Tn. D dalam
kondisi sehat.
3. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn.D adalah rumah sendiri dengan luas
70 m2 (10 m x 7 m) tipe bangunan rumah semi permanen. Rumah tediri atas
1 lantai, lantai terbuat dari kayu. Penataan alat/perabotan rumah tangga tidak
terlihat rapi, pakaian digantung di dinding rumah, sekat antara kamar satu
dengan kamar lainnya dibuat. Ventilasi dan pencahayaan rumah bagus,
ventilasi dan pencahayaan di kamar tidur bagus, ventilasi dan jendela ada
disemua ruangan, di kamar mandi atau WC terdapat ventilasi. keluarga
memiliki kamar mandi atau WC sendiri keadaannya cukup bersih. Sumber

31
air mandi /air mencuci pakaian berasal dari air sumur bor yang ada di
samping rumah sedangkan untuk air minum dan untuk keperluan memasak
menggunakan air gallon isi ulang. Air tidak berasa, tidak berbau dan tidak
berwarna. Tempat jemuran pakaian berada di belakang rumah.
Denah rumah :

P
Ruang Tamu

Kamar

Kamar
Kamar

Kamar Ruang keluarga

Dapur
jemba
tan

Kamar
Mandi dan
WC

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.D keadaan jalan memasuki
gang kecil di lingkungan tempat tinggalnya melalui jembatan dan
samping-samping rumah tetangga. Secara umum lingkungan di sekitar
rumah banyak genangan air karena rumah Tn.D dekat dengan pelabuhan
di flamboyan bawah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat dengan
rumah keluarga Tn.D dengan berkendara motor. Hubungan keluarga

32
Tn.D dengan tetangga cukup baik, karena Tn.D selalu terbuka dengan
tetangga sekitar.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.D sudah lama menempati rumahnya yang sekarang.
Rumah Tn.D tidak jauh dari jalan raya, jika Ny.K ingin berbelanja
tinggal beli di warung di dekat jalan raya dengan berjalan kaki.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Tn.D biasanya berkumpul saat waktu senggang saat sedang
menonton televisi bersama. Keluarga Tn.D selalu berinteraksi dengan
masyarakat sekitar.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn.D memiliki fasilitas jaminan kesehatan yaitu BPJS yang
dapat digunakan untuk melakukan pengobatan dan perawatan jika ada
keluarga Tn.D yang sakit.
4. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan di keluarga Tn.D adalah komunikasi
terbuka. Mereka dapat mengungkapkan pendapatnya masing-masing.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga kalau ada masalah, yang memutuskan masalah adalah Tn.D.
Keputusan diambil dengan cara bermusyawarah bersama.
3. Struktur Peran
Tn.D berperan sebagai kepala keluarga dan juga yang mencari nafkah,
selain Tn.D anak keduanya juga mencari nafkah untuk keluarga. Ny.K
berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan
kebutuhan keluarga, anak yang pertama sudah berumah tangga dan
tinggal bersama istri, dan anak kedua sudah bekerja untuk membantu
orang tuanya mencari nafkah, sedangkan anak ketiga yang perempuan
masih belum mendapat pekerjaan.
4. Nilai-Nilai Keluarga
Dalam keluarga Tn.D menekankan etika dan sopan santun dengan orang
lain, saling menghormati dan menghargai.

33
5. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.D termasuk keluarga yang harmonis dan interaksi dalam
keluarga terjalin dengan erat dan baik.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.D sosialisasinya sangat baik dengan tetangga sekitar.
Keluarga Tn.D mengajarkan kepada anak-anaknya untuk hidup mandiri
dan hidup menerima apa adanya, dapat hidup dengan sabar.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
 Keluarga Tn. D tidak mengetahui dengan jelas mengenai informasi
atau masalah kesehatan yang dialami Ny. K sekarang.
 Keluarga Tn.D mampu mengambil keputusan untuk membawa
Ny.K ke Puskesmas terdekat.
 Keluarga Tn.D tidak mengetahui mengenai cara perawatan tentang
masalah kesehatan yang dialami Ny. K sekarang.
 Keluarga Tn.D tidak mampu membuat suasana/lingkungan rumah
yang sehat.
 Keluarga Tn.D dapat dengan mudah memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas.
4. Fungsi Reproduksi
Tn.D dan Ny.K memiliki emapt orang anak, dua orang anak laki-laki,
dan dua anak perempuan.
6. Pemeriksaan fisik
Hari/Tanggal : 30 Mei 2016
Nama Klien : Ny.K

Penampilan Umum
Penampilan Ny.K bersih, menggunakan baju sesuai situasi, muka tenang, dan
keluarga tampak sehat.

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


TD : 170/100 mmhg
N : 88x/menit

34
RR: 22x/menit
S : 36,5ºC

Keluhan Yang Dirasakan Saat Ini


Tidak ada keluhan yang di rasakan keluarga kecuali Ny.K mengeluh sakit kepala,
dan susah tidur ± 2 hari terakhir.

Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Saat pemeriksaan kulit kepala tampak bersih, rambut beruban dan
panjang serta tidak ada kelainan lain.
2. Mata: Saat pemeriksaan konjungtiva merah muda, kornea pudar, pupil isokor.
3. Hidung: Saat pemeriksaan hidung klien dapat mencium bau-bauan, ukuran
simetris.
4. Leher: Saat pemeriksaan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
5. Dada: Saat pemeriksaan bentuk simetris, tidak kembung, tidak teraba massa.
6. Genitalia: Lengkap.
7. Anus: tidak ada haemoroid
8. Ektremitas atas dan bawah: Saat pemeriksaan tidak ada kekakuan dan tidak
ada kelainan lain.
9. Warna kulit: Saat pemeriksaan sawo matang, turgor kulit baik.

7. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. D berharap agar semua anggota keluarganya dalam keadaan sehat
selalu dan keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran
perawat dan berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit pada
keluarga.

Palangka Raya, 1 Juni 2016

35
Mahasiswa,

Fitria Indah Permata

8. Analisa Data

NO. DATA MASALAH PENYEBAB


1. DS : Ny. A mengatakan Nyeri Ketidakmampuan
pusing seperti berputar- keluarga Tn. M
putar. merawat anggota
DO : tampak gelisah, keluarga yang sakit
tampak meringis, TD : terutama pada Ny. A
2. 110/80 mmHg. Kurang pengetahuan Ketidakmamapuan
mengenai kondisi dan keluarga Tn. M
DS : Ny. A mengatakan kebutuhan pengobatan mengenal masalah
tidak tau apa kesehatan keluarga.
penyakitnya dan cara
mengatasinya jika
pusing tiba-tiba muncul.
DO : tidak dapat
mengatasi pusingnya
dengan baik, tampak
bingung,

36
IX. MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M merawat
anggota keluarga yang sakit terutama pada Ny. A.
No. Kriteria Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah : Aktual 3/3x 1 = 1 Sifat masalah ini
aktual karena sedang
dialami oleh Ny.A

2. Kemungkinan masalah untuk diubah 2/2x 2= 1 Melalui pendidikan


: Mudah atau penyuluhan
kesehatan terutama
tentang cara
menangani vertigo

37
kemungkinan
masalah dapat
diubah.
3. Potensial Masalah Untuk Dicegah : 3/3x 1= 2 Masalah dapat
Tinggi diubah dengan
mudah kalau
ditunjang
kemampuan
keluarga dalam
merespon adanya
masalah
4. Menonjolnya 2/2x1=1 Ny. A menganggap
Masalah : Masalah berat harus penyakit vertigo ini
segera ditangani harus diberikan
pengobatan karena
mengganggu
kegiatan sehari-hari
Skor Total 5

b. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan ketidakmamapuan keluarga Tn. M mengenal masalah
kesehatan keluarga.

38
No. Kriteria Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah : Ancaman Kesehatan 2/3x 1 = 0,66 Sifat masalah ini ancaman
karena masih belum terjadi
dan dapat dicegah dengan
memberikan penyuluhan.
2. Kemungkinan masalah untuk diubah 2/2x 2= 1 Setelah diberikan
: Mudah pendidikan atau
penyuluhan kesehatan
terutama tentang vertigo
kemungkinan masalah
dapat diubah.
3. Potensial Masalah Untuk Dicegah : 3/3x 1= 2 Dengan diberikannya
Tinggi informasi maka keluarga
Tn.M dapat mengetahui
tentang penanganan
vertigo
4. Menonjolnya masalah : Ada 1/2x1=0,5 Keluarga menganggap jika
masalah, tapi tidak perlu ditangani terjadi vertigo langsung
dibawa
kepuskesmas/rumah sakit.
Tanpa perlu ditangani
sendiri dirumah untuk
mengurangi rasa nyeri.
Skor Total 4,16

X. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI


PRIORITAS

39
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. M merawat
anggota keluarga yang sakit terutama pada Ny. A.
b. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan ketidakmamapuan keluarga Tn. M mengenal
masalah kesehatan keluarga.

40
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga
bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang
terjadi secara tiba-tiba. Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi
aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan

41
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Pengobatan tergantung pada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo
yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin. Langkah-
langkah penatalaksanaan untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo: tarik
napas dalam-dalam dan pejamkan mata, tidur dengan posisi kepala yang agak
tinggi, buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan,
bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur,
hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang, gerakkan kepala secara hati-
hati.
1.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah tentang manajemen asuhan keperawatan vertigo,
diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama
pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah manajemen
asuhan keperawatan terutama pada pasien yang mengalami vertigo.

DAFTAR PUSTAKA
Carpernito, L.J.1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, Ed
2.Jakarta: EGC.

Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed 3. Jakarta: EGC.

Price, S.A., & Wilson, L.M.2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit,Vol 2. Jakarta: EGC.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, Ed 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G.2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah


Brunner & Suddarth, Vol 3.Jakarta: EGC.

Israr, Yayan A.2008.Vertigo,[pdf],

42
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/vertigo_files-of-
drsmed.pdf. (diakses tanggal 29 Mei 2016 pukul 11.45).

Khahfi, Ahmad.2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Vertigo,[online].


http://Ners_el-key-ASKEP-KELUARGA-VERTIGO.htm. (diakses tanggal
29 Mei 2016 pukul 12.10).

43

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep ANC Ku
    Askep ANC Ku
    Dokumen18 halaman
    Askep ANC Ku
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Woc Pnemumonia
    Woc Pnemumonia
    Dokumen2 halaman
    Woc Pnemumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 HD
    Bab 1 HD
    Dokumen38 halaman
    Bab 1 HD
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Dokumen15 halaman
    Laporan Pendahuluan Pneumonia
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen6 halaman
    Bab 4
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Priska
    BAB 3 Priska
    Dokumen10 halaman
    BAB 3 Priska
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • CV
    CV
    Dokumen16 halaman
    CV
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Dan 5
    BAB 4 Dan 5
    Dokumen7 halaman
    BAB 4 Dan 5
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Yyyu
    Yyyu
    Dokumen18 halaman
    Yyyu
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Laporan Pendahuluan CHF
    Laporan Pendahuluan CHF
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan CHF
    Gian Sean Benson
    100% (16)
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Dokumen30 halaman
    Bab 1 Dan 2 Dan Sudah Diedit
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Norhikmah
    Bab 3 Norhikmah
    Dokumen20 halaman
    Bab 3 Norhikmah
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Dokumen11 halaman
    Makalah Supervisi Manajemen Keperawatan
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bbyy
    Bbyy
    Dokumen4 halaman
    Bbyy
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Pertukaran Gas Resiko Peningkatan Curah Jantung
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Dokumen37 halaman
    1.1 Konsep Dasar Keluarga 1.1.1 Pengertian
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • LP Ispa
    LP Ispa
    Dokumen15 halaman
    LP Ispa
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat
  • ASKEPNYA Anaknya 2
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Dokumen1 halaman
    ASKEPNYA Anaknya 2
    Priska Natalia Darman
    Belum ada peringkat