A. Pengertian
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan
atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel
kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
D. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto toraks
Dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF.
b. EKG
Dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
(jika disebabkan AMI), Ekokardiogram.
c. Pemeriksaan Laboratorium.
Meliputi pemeriksaan Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium
yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi
air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologis.
Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
Oksigenasi.
Dukungan diit.
Pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau menghilangkan oedema.
2. Terapi Farmakologis :
Glikosida jantung.
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena
dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
Terapi diuretic.
Diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan
harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Primer.
a. Airway :
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,
oksigen, dll
b. Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok
dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi
jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi
juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada
pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema.
2. Pengkajian Sekunder.
a. Aktifitas/istirahat.
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat
atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
b. Integritas ego.
Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung.
c. Eliminasi.
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi.
d. Makanan/cairan.
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.
Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic
distensi abdomen, oedema umum, dll.
e. Hygiene :
Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f. Neurosensori.
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
g. Nyeri/kenyamanan.
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah.
h. Interaksi sosial.
Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik yang dibuktikan dengan ortopnea, dan batuk.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan yang
dibuktikan dengan pasien merasa sesak di bagian dada, batuk tidak efektif, tidak
mampu batuk, dan terdapat suara tambahan : ronkhi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang dibuktikan dengan
pasien mengeluh lelah, dispnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas, dan merasa lemah.
H. Rencana Keperawatan
Penurunan curah
Palpasi nadi jantung dapat
nadi perifer menunjukkan
menurunnya nadi
radial, poplitea,
dorsalis pedis dan
postibial. Nadi
mungkin cepat
hilang atau tidak
teratur untuk
dipalpasi, dan
pulsus alternan
(denyut kuat lain
dengan denyut
lemah) mungkin
ada.
Meningkatkan
Berikan oksigen sediaan oksigen
tambahan untuk kebutuhan
dengan nasal miokard untuk
kanula atau melawan efek
masker hypoxia atau
iskemia.
2 Bersihan jalan napas Setelah Manajemen Manajemen
tidak efektif diberikan asuhan Jalan Napas Jalan Napas
berhubungan dengan keperawatan Pantau keadaan Mengetahui
sekresi yang tertahan selama .. x 24 umum pasien keadaan, dan
jam diharapkan dan TTV kondisi tubuh
bersihan jalan dalam normal
nafas efektif atau tidak.
degan kriteria : Monitor pola
Menunjukkan nafas Mengetahui
jalan nafas perkembangan
bersih pola napas pasien.
Suara nafas
Monitor bunyi
normal tanpa
nafas tambahan. Mengetahui
suara tambahan
Tidak ada adanya bunyi
Posisikan pasien napas abnormal
penggunaan otot
postural
bantu nafas
drainase Membantu
Mampu
pengeluaran
melakukan
sekret pasien
perbaikan Ajarkan teknik
bersihan jalan batuk efektif. Membantu pasien
nafas mengeluarkan
sekret secara
Kolaborasikan
efektif.
pemberian obat
nebulizer.
Mempercepat
proses
penyembuhan.
Latihan Batuk
Efektif
Mengetahui
Pantau keadaan
kesadaran dan
umum pasien
kondisi tubuh
dan TTV
dalam keadaan
normal atau tidak
Identifikasi
Untuk
kemampuan
mengetahui
batuk
kemampuan batuk
Atur posisi pasien
postural
Memudahkan
drainase
sekresi sputum
Jelaskan tujuan
Untuk
dan prosedur
mengetahui
batuk efektif
pasien
mengeluarkan
sekret dengan
Kolaborasi
baik
pemberian obat
Membantu untuk
mempercepat
penyembuhan.
I. Referensi
Nurarif, Amin Huda. 2013. Nanda (NIC NOC). Jawa Timur : Medi Action
Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. SDKI (Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta
Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. SIKI (Definisi dan Tindakan Keperawatan). Jakarta
Selatan : DPP SIKI
Koraag,MeifiPamela.2012.https://www.academia.edu/9481663/AS_KEP_PASIEN_D
ENGAN_CHF. Manado