Anda di halaman 1dari 9

5.

OBSTRUKSI BILIARIS

a. Pengertian

Obstruksi biliaris adalah timbunan kristal di dalam empedu kandung empedu atau
didalam saluran empedu. Kelainan bawaan ini dimana terjadi penyumbatan pada saliran
empedu sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir kedalam usus untuk dikeluarkan
dalam feses (sebagai serkobilin)pada bayibaru lahir tidak terjadi obstruksi
biliaris,melainkan ikterus,karena meningkatkan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus
adalah keadaan teknis dimana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang
disebabkan oleh pigmen empedu. Pada bayi baru lahir sering disebabkan inkompabilitas
faktor Rh atau golongan darah ABO antara ibu dan bayi atau karena defisiensi GGPO
pada bayi.

b. Etiologi

Obstruksi biliaris disebabkan oleh

1. Batu empedu

2. Karsinoma duktus biliaris

3. Karsinoma kaput pankreas

4. Radang duktus biliaris komunis

5. Ligasi yang tidak disengaja pada duktus komunis

6. Kista dari salran empedu

7. Limfe node diperbesar dalam porta hepatis


8. Tumor yang menyebar ke sistem empedu

c. Patofisiologi

Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding empedu
misalnya ada tumor atau penyempitan karena trauma. Batu empedu dan cacing askariasis
sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan didalam lumen saluran. Pankreasitis,tumor
caput pakreas,tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas di daerah ligamentum
hepato duodenale dapat menekan saluran empedu dari luar menimbulkan gangguan aliran
empedu. Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja pucat
biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal (pruritis) yang
berhubungan dengan obstruksi empedu yang tidak jelas. Sebagian percaya minkin
berhubungan dengan akumulasi asam empedu dikulit. Selain itu,mukin berkaitan dengan
pelepasan opioid endogen .Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran
empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke alam usus untuk dikeluarkan (sebagai
strekobilin) di dalam feses.

d. Klasifikasi

Berdasarkan penyakit yang ditimbulkan meliputi :

Penyakit duktus biliaris intrahepatik :

1. Atresia biliaris

Merupakan suatu kondisi kelainan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak
berkembang secara normal
2. Sirosis biliaris primer

Secara histologi kerusakan duktus tampak dikelilingi infiltrasi limfosit yang padat dan
sering timbul granuloma.

3. Kolangitis sklerosing

Obat0obatan long-acting lebih menyebabkan kerusakan hepar dibandingkan dengan


obat-obatan short-acting

4. Obstruksi biliaris akut

Obtruksi biliaris akut duktus biliaris umunya disebabkan oleh batu empedu. Secara
klinis akan menimbulkan nyeri kolik dan ikterus. Apabila kemudian sering terjadi
infeksi pada traktus biliaris,duktus akan meradang (kolangitis) dan timbul demam
kolangitis dapat berlanjut menjadi abses hepar.

Obstruksi biliaris yang berulang akan menimbulkan fibrosis traktus portal dan
regenerasi nodelur sel hepar. Keadaan ini disebut sirosis biliaris sekunder
e. PEMERIKSAAN LABOR

1. Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)

pemeriksaan darah dilakukan dengan pemeriksaan fungsi hati khususnya terdapat


peningkatan kadar bilirubin direk. Disamping itu dilakukan pemeriksaan
albumin,SGOT,SGPT,alkali fosfatase,GGT dan faktor pembekuan darah

2. rontgen perut (tampak hati membesar)

kolangiogram atau kolangiografi intraoperatif yaitu dengan memasukkan cairan


tertentu ke jaringan empedu untuk mengetahui kondisi saluran empedu

3. breath test

dilakukan untuk mengukur kemampuan hati dalam memetabolisir sejumlah obat

4. USG

Menggunkan gelombang suara untuk menggambarkan hati,kandung empedu dan


saluran empedu

5. CT Scan

Pemeriksaan ini bisa menemukan kelainan yang difus (tersebar) seperti kelemahan
hati dan jaringan hati yang menebal secara abnormal

Kolangiopankreastografi endoskopik retrograd

1. Foto rontgen sederhana

Menunjukan batu empedu yang berkapur

2. Pemeriksaan biopsi hati

3. Laparotomi
4. Kolangiografi transhepatik perkutaneus

5. MRI

f. Pencegahan

Mengetahui faktor resiko yang dimiliki,sehingga mendapatkan prompt diagnosis


dan pengobatan jika saluran empedu tersumbat. Penyumbatan itu sendiri tidak dapat
dicegah.Dalam hal ini bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua
untuk mengantisipasi setiap faktor resiko terjadinya obstruksi biliaris (penyumbatan
saluran empedu)dengan keadaan fisik yang menunjukan anak tampak ikterik,feses pucat
dan urin berwarna gelap (pekat)

g. Komplikasi

1. Demam

2. Nafsu makan berkurang

3. Sulit buang air besar

h. Penatalaksanaan

1. Medis

Penatalaksanaan medisnya dengan tindakan operasi

Asuhan kebidanan

Mempertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai


dengan kebutuhan,serta menghindarkan kontak infeksi). Memberikan penjelasan
kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada bayi berbeda dengan bayi lain yang
kuning akibat hiperbulirubin biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau terapi
lain.

2. OMFALOKEL

a. Pengertian
Omfalokel pada dasarnya sama dengan gastroschisis. Omfalokel adalah defek
( kecacatan ) pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan
herniasi dari isi abdomen. Organ – organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum
parietal. Setelah 10 minggu gestasi, amnion dan wharton jelly juga membungkus massa
hernia ( lelin – okezone, 2007 ). Omfalokel adalah suatu keadaan dimana dinding perut
mengandung struktur muskulo oponeurisis yang kompleks. Aponeuresis adalah lembaran
jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap unuk membungkus dan meletakkan otot
yang satu dengan yang lainnya dan juga dengan bagian yang dipergerakkan oleh otot
tersebut.
Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas,
melekat pada iga. Dibagian bawah melekat pada tulang panggul.
Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu daria luar kedalam lapisan kulit
yang terdiri dari kutis dan sub kutis, lemak sub kutan dan fasia superfisialis ( fasia
scarpa ). Kemudian ketiga otot dinding perut, m.oblikus abdominis externus, m.oblikus
abdominis internus, m.transfersus abdominis dan akhirnya lapis preperitoneum.
Peritoneum, yaitu fasia transversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian
depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis
tengah dipisahkan oleh linea alba ( harnawatiaj, 2008 ).
Omfalokel adalah kondisi bayi waktu dilahirkan perut bagian depannya berlubang
dan usus hanya dilapisi selaput yang sangat tipis ( dr. Irawan eko, spesialis bedah RSU
Kardinah, 2008 ). Omfalokel berarti muara tali pusat dan dinding perut tidak menyatu
sehingga usus keluar ( dr. Christoffel SpOG ( K ) RSUPM, 2008 ). Omfalokel terjadi saat
bayi masih dalam kandungan. Karena gangguan fisiologis pada sang ibu, dinding dan otot
–otot perut janin tak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, organ pencernaan seperti
usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh di luar tubuh. Jenis gastroschisis terjadi seperti
omfalokel. Bedanya, posisi tali pusar tetap pada tempatnya. ( 2008, dr Redmal Sitorus )

b. Etiologi
Menurut Rosa M. Scharin ( 2004 ), etiologi pasti dari omfalokel belum diketahui.
Beberapa teori telah dipostulatkan, seperti :
Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10 – 12 minggu yaitu
kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke bagian tengah dan
menetapnya the body stalk selama gestasi 12 minggu.
Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omfalokel adalah resiko tinggi
kehamilan seperti :
 Infeksi dan penyakit pada ibu
 Penggunaan obat – obatan berbahaya, merokok
 Kelainan genetic
 Defesiensi asam folat
 Hipoksia Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.
 Asupan gizi yang tak seimbang
 Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh ibu
hamil
c. Tanda dan gejala
Terdapatnya usus dan organ perut lainnya yang menonjol keluar dinding perut di
sekitar umbilicus. Lubang yang terbentuk bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang
di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol tetapi jika lubangnya
besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

d. Patofisiologi
Menurut suriadi dan yuliani R, 2001, patofisiologi dari omfalokel adalah :
Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding
abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu
samping umbilicus ( yang biasanya pada samping kanan ). Ini menyebabkan organ visera
abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.
Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai
anomaly. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukkan
dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.
Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal. Usus
sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus menjadi tebal
dan kaku karena pengendapan menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi
cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen
janin sempit.
Usus – usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan
dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,
sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat
terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus – usus distensi sehingga
mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.
Embriogenesis pada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di
rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi usus dari extra peritoneum akan masuk ke
rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilicus
yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum
dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar,
keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilkus,
usus akan berada diluar rongga perut tanpa di bungkus peritoneum dan amnion, keadaan
ini disebut gastroeschisis.

e. pemeriksaan diagnostik

1. pemeriksaan fisik

pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati digaris
tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis usus berada di luar rongga
perut tanpa adanya kantong

2. pemeriksaan laboratorium

pemeriksaan maternal serum alfa fetoproteiin (MSAFP). Diagnosisi prenatal


defek pada dinding abdomen dapat diseteksi dengan peningkatan MSAFP.
MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan
asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.

3. Pemeriksaan radiologi

Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihtkan


marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu
mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik
diperjelas dengan amniosentesis. Pada omphalocele tampak kantong yang terisi
usus dengan atau tanpa heepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.

f. Pencegahan

Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat,vitamin B komplek dan


protein

g. Komplikasi

Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan
yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini munkin disertai kelainan
bawaan lain yang memperburuk prognosis

h. Penatalaksanaan

1. Medis

Tindakan yang dapat dilakukan ialah dengan melindungi kantong omfalokel


dengan cairan anti septik misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dekro agar
tidak tercemar. Setelah itu segera melaksanakan persiapan untuk merujuk ke rumah
sakit untuk segera dilakukan pembedahan menutup omfalokel agar tidak terjadi
cedera pada usus dan infeksi perut.

Asuhan kebidana asuhan kebidanan yang dapat dilakukan jika menjumpai


pasien anak/bayi/yang megalami omfalokel,adalah merujuk. Karena jika
mengalami keterlambatan dalam merujuk maka akan mengalami cedera pada
usus dan infeksi perut.

Anda mungkin juga menyukai