PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda beda
menghasilkan keragaman kebudayaan . Tiap persekutuan hidup manusia
( masyarakat , suku, atau bangsa ) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan
kebudayaan kelompok lain . kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri
dan menjadi pembeda dengan kelompok lain . Dengan demikian , kebudayaan merupakan
identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,
masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain , demikian pula terjadi hubungan antar
persekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan
manusia . Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan . Berkaitan dengan hal tersebut kita
mengenal adanya pewarisan kebudayaan , perubahan kebudayaan , dan penyebaran
kebudayaan.
Dalam realita kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari berbagai masalah,
baik masalah yang ada dilingkungan tempat tinggal atau sekitar, dilingkungan nasional dan
lingkungan internasional ( global ). Masalah yang ada seperti masalah lingkungan,masalah
nasional, masalah budaya, dan masalah ekonomi. Walaupun begitu banyak masalah yang
terjadi harus terselesaikan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian dari problematika social dan budaya ?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi masalah social ?
3. Apa macam-macam masalah social ?
4. Apa pengaruh budaya terhadap lingkungan ?
5. Apa saja problematika kebudayaan ?
6. Apa saja solusi dari problematika kebudayaan ?
7. Apa saja solusi dari problematika social ?
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas ISBD
2. Mengetahui dan memahami apa itu problematika social dan budaya
3. Mengetahui dan memahami factor-faktor yang mempengaruhi masalah social
4. Mengetahui dan memahami macam-macam masalah social
5. Mengetahui dan memahami apa saja pengaruh budaya terhadap lingkungan
6. Mengetahui dan memahami apa saja problematika kebudayaan
7. Mengetahui dan memahami solusi dari problematika kebudayaan
8. Mengetahui dan memahami solusi dari problematika sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Problematika/ Masalah social dan budaya
Masalah budaya adalah segala sistem atau tata nilai atau sikap mental, pola pikir, pola
tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi masyarakat secara
keseluruhan, atau dapat dikatakan bahwa masalah budaya adalah tata nilai yang dapat
menimbulkan krisis-krisis kemasyarakatan yang akan menyebabkan “ dehumanisasi ” atau
terjadi pengurungan terhadap seseorang.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika
terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial
seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Jadi, Masalah Sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat
yang tidak ideal. Atinya , selama dalam suatu masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata,
maka masalah social akan selalu timbul. Dalam kehidupan masyarakat yang heterogen,
seperti Negara kita ini.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Dari pengertian masalah social dan budaya tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
problematika atau masalah social budaya itu adalah suatu keadaan yang tidak normal antara
unsur budaya dan masyarakat, sehingga timbulnya suatu masalah yang bisa mengakibatkan
kerugian ataupun gangguan, baik terhadap suatu individu ataupun khalayak umum.
2.Faktor Budaya
3
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan
karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti
narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang
meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu. Contohnya Perceraian,
kenakalan remaja, konflik keagamaan, konflik ras, dll.
3.Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah
menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik. Contohnya Penyakit menular,
keracunan makanan, dll.
4.Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun
sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak
bermunculan di masyarakat sampai saat ini. Contohnya penyakit syaraf, aliran sesat,
bunuh diri, dll.
4
Keberadaan masalah social bisa dilihat dengan melakukan beberapa proses dan
tahapan analitis. Tahapan analitis ini dilakukan dengan dengan melakukan diagnosis. Adapun
proses pendiagnosisan tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara pendekatan, yaitu :
Jadi Kesimpulannya masalah sosial ini bisa muncul karena adanya “kesalahan”
individu dan “kesalahan” system dalam suatu masyarakat .
5
Masalah nasional adalah masalah yang terjadi di Negara kita, misalnya masalah
penyalahgunaan narkoba tadi, dan saat ini Indonesia menghadapi epidemic ganda yaitu
narkoba dan HIV AIDS sekaligus. Masalah rencana akan dilegalisasikannya prostitusi di
daerah Jakarta juga sedang hangat-hangatnya di bicarakan pada saat ini.
Untuk mengatasi masalah narkoba tersebut, Menteri Pendidikan Nasional ( Mendiknas )
Bambang Susibyo meluncurkan program kampanye anti narkoba ( 14 februari 2008 ) dan
bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional ( BNN ). Inti kegiatan kampanye ini adalah
menyebarluaskan informasi tentang penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba
melalui UKS si lingkungan sekolah dan UKM di lingkungan kampus.
3. Masalah social dilingkungan Internasional ( global ) dan solusinya
Masalah-masalah yang terjadi di Negara lain adalah masalah Internasional. Masalah itu
seperti masalah terorsme yang bermukim di Swedia dan tindak terorisme serta pidana lain di
Indonesia yang oleh pihak berwenang Indonesia dianggap menjadi tanhggung jawab GAM.
Kegiatan-kegiatan melanggar hokum yang dilakukan oleh beberapa orang pemimpin gerakan
sepatis GAM yang bermukim di Swedia, yang beberapa diantaranya sudah menjadi warga
Negara Swedia.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Swedia dan Indonesia banyak berbagi pandangan
mengenai masalah Internasional yang penting, misalnya perlu pendekatan multilateral pada
masalah-masalah lnternsional dengan peran kuat Perserikatan Bangsa-Bangs ( PBB ),
mengadakan perjanjian perdagangan yang adil dan berimbang diputaran WTO, dan
mengupayakan kerjasama yang lebih erat, yang akan memperluas dan memperdalam
hubungan antara kedua Negara.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berpengaruh terhadap lingkungan dimana
tempat kebudayaan itu berkembang. Dengan menganalisis pengaruh budaya terhadap
lingkungan, kita dapat mengetahui mengapa setiap daerah itu mempunyai kebudayaan yang
berbeda-beda yang akan menghasilkan keragaman kebudayaan.
1. Physical Environment
6
Physical Environment adalah permasalahan kebudayaan yang terkait dengan lingkungan
natural seperti temperature, curah hujan, iklim wilayah, geografis, flora, dan fauna.
Out Carries Product adalah permasalahan kebudayaan yang meliputi hasil tindakan manusia
pada presepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat dalam
hubungan social.
7
1. Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan luar. Corak ini
menganggap kebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi kehidupan
pada masa sekarang, dan mengadopsi dengan secara keseluruhan budaya barat yang dating
yang dianggap ungggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas
2. Corak reaksi yang sama sekali anti terhadap kebudayaan barat. Corak kebudayaan ini
menganggap budaya barat hanya melahirkan manusia yang buas dan kejam, dan kebudayaan
timur yang lebih ungggul.
3. Corak reaksi yang melihat pembenturan kebudayaan timur dengan kebudayaan barat
secara realistis dan kritis. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur
keunggulan kebudayaan barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan nilai-
nilai kebudayaan timur.
E. Problematika Kebudayaan
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan
hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok
orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau
menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik
daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau
meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup
mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat
banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah
yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena
masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
8
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa
ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka
ditempat yang lama.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka
ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap
etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK
Sebagai hasil dari kebudayaan, IPTEK sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai
contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk
melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam
penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau
tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan
9
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak
lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak
diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan
hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang
baru diterima sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan
akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress(kemunduran)
bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika
dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
10. Penyebaran kebudayaan.
10
Manfaatnya adalah untuk menghindari keinginan-keinginan yang ditunggangi
dorongan keinginan atau mood sesaat. Terkadang, kita menginginkan situasi atau kondisi
yang langsung baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis seperti firman kitab
suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama persis seperti khutbah para pakar
manajemen di buku-buku. Padahal, secara resource, kita belum mampu ke sana.
Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu menyempurnakan kekurangan / penyimpangan.
Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan membuat keputusan
kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih riil sasarannya. Para motivator sering
mengatakan pikiran ini akan bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih jelas, lebih
spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan "bingung" kalau disuruh memikirkan sasaran
yang tidak jelas, terlalu normatif, atau terlalu abstrak.
2. Konseptualisasi
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu mengkonsepkannya,
menyatakannya dalam bentuk pedoman yang bisa dipahami orang lain. Beberapa organisasi
memang telah memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk terwujud
dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum memiliki.
Selain bisa menjadi instrumen pemahaman bersama, rumusan tertulis juga akan
menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya jangan sampai kita tidak care terhadap
penyimpangan dan tidak care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian orang.
Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan:
Jika kita menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang mendukung,
kita pun perlu mendukung (memberi reward) orang-orang yang sudah menunjukkan
dukungannya. Dan pada saat yang sama, kita pun perlu memberikanpunishment kepada orang
yang terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita, terkadang, kita
menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate pada orang yang baik dan lemah
ATAU ignorance (tidak peduli (acuh tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
11
tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita inginkan menjadi budaya, pasti
tidak cukup dengan identikasi masalah prioritas dan konseptualisasi keinginan.
Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang benar agar
hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip pembelajaran ini adalah memperbaiki keadaan
(mengubah ke arah yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses) berdasarkan
masalah yang muncul dengan berbagai cara yang mungkin. Intinya, kita tidak melihat
penyimpangan budaya yang terjadi sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan sebagai
sebuah proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai penyimpangan
tetapi sebagai isyarat untuk melakukan perubahan dan pengembangan..
Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan, kemampuan dan
keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas yang bisa menyentuh orang untuk terdorong
memperbaiki keadaan (dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka, dari mulai
yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran kita. Ini misalnya saja, training,
konseling, coaching, teaching, dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung, pengarahan,
dan lain-lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
problematika atau masalah social budaya itu adalah suatu keadaan yang tidak normal
antara unsur budaya dan masyarakat, sehingga timbulnya suatu masalah yang bisa
mengakibatkan kerugian ataupun gangguan, baik terhadap suatu individu ataupun khalayak
umum.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Solusi untuk mengatasi problematika budaya antara lain :
2. Konseptualisasi
B. Saran
Masalah sosial budaya dapat diatasi dengan berbagai solusi, dan diharapkan kepada
pembaca, untuk senantiasa menjaga kehidupan sosial dan kebudayaannya. Karena itu adalah
salah satu bentuk atau upaya kita untuk terjerumus kedalam prroblematika sosial budaya yang
telah banyak terjadi pada saat ini. Setidaknya kita bisa meminimalkan terjadinya
problematika sosial budaya itu sendiri.
13