Anda di halaman 1dari 11

OBSTRUKSI BILIARIS

NEONATUS
DI SUSUN OLEH:
Ulvi Chamidah (620038)
Yustina Novelia J.T (620042)
Elinda Rias Savita (620044)

:
DEVINISI
Ostruksi Biliaris adalah suatu kelainan bawaan dimana terjadi
penyumbatan pada saluran empedu sehingga cairan empedu tidak
dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan dalam feses (sebagai
sterkobilin).
Antara hati dan usus halus terdapat saluran yang berfungsi sebagai
tempat mengalirnya empedu yang di produksi hati menuju usus. Jika
saluran ini tersumbat, maka hal ini disebut sebagai obstruksi biliaris
(Sarjadi, 2000). 
ETIOLOGI
Penyebab ostruksi biliaris adalah tersumbatnya empedu sehingga empedu tidak dapat
mengalir dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) didalam feses
(Ngastiyah, 2005).
Penderita tampak ikterik, akan sangat berat apabila obstruksi tidak dapat diatasi,
bilirubin serum yang terkonjugasi meningkat, feses pucat dan urine berwarna gelap
(pekat). Biasanya terdapat juga peningkatan kadar alkalin fosfate serum terutama
transaminase. (Sarjadi,2000)
Apabila terjadi obstruksi biliaris persisten, empedu yang terbendung dapat
mengalami infeksi, menimbulkan kolangitis dan abses hepar. Kekurangan empedu
dalam usus halus mempengaruhi absorpsi lemak dan zat yang terlarut dalam lemak
(misalnya beberapa jenis vitamin)
PATOFISIOLOGI

 Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding


misalnya ada tumor, atau penyempitan karena trauma(iatrogenik). Batu
empedu dan cacing askariasis sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan
didalam lumen saluran. Pankreatitis, tumor caput pankreas, tumor kandung
empedu atau anak sebar tumor ganas di daerah ligamentum hepato duodenale
dapat menekan saluran empedu dari luar menimbulkan gangguan aliran
empedu. (Reskoprodjo, 1995)
TANDA GEJALA

 Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama yakni bayi
ikterus.
 Kemudian feses bayi berwarna putih agak keabu-abuan dan liat seperti dempul
(berwarna putih ke abu-abuan)
 Urine menjadi lebih tua karena mengandung urobilinogen
 Perut sakit di sisi kanan atas    
 Demam
 Mual dan muntah (Zieve David,2009)
 Terjadi hepatomegali
KLASIFIKASI
 Penyakit Duktus Biliaris Intrahepatik:
1. Atresia Biliaris
2. Sirosis biliaris primer
3. Kolangitis sklerosing
4. Reaksi obat kolestatik

 Obstruksi Biliaris Akut


Obstruksi akut duktus biliaris utama pada umumnya disebabkan oleh batu empedu. Secara
klinis akan menimbulkan nyeri kolik dan ikterus. Apabila kemudian sering terjadi infeksi pada
traktus biliaris, duktus akan meradang (kolangitis) dan timbul demam. Kolangitis dapat
belanjut menjadi abses hepar (Sarjadi, 2000).
DIAGNOSIS

 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, adanya tanda ikterus
atau kuning pada kulit, pada mata dan di bawah lidah. Pada pemeriksaan perut, hati teraba
membesar kadang juga disertai limfa yang membesar.
 PEMERIKSAAN LANJUTAN ANTARA LAIN
1. Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin)
2. Rontgen perut (tampak hati membesar
3. Kolangiogram atau kolangiografi intraoperative
4. Breath test
5. USG
PENATALAKSANAAN
 Berikan perawatan layaknya bayi normal lainnya, seperti pemberian nutrisi yang adekuat,
pencegahan hipotermi, pencegahan infeksi, dan lain-lain.
 Lakukan konseling kepada orang tua agar mereka menyadari bahwa menguningnya tubuh
bayi bukan disebabkan oleh masalah yang biasa, tetapi karena adanya penyumbatan
saluran empedu.
 Berikan infromed consent dan infromed choise untuk dilakukan rujukan.
 Selain itu, penanganan dari penyakit obstruksi billiaris adalah dengan operasi. Asuhan
pada bayi sebelum menjalani operasi, ialah perbaikan keadaan umum, menghindari infeksi,
memberikan konseling kepada orang tua, serta infromed consent tindakan operasi.
PENATA LAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
 Pemberian Terapi Sinar
a. Bayi diletakkan di bawah lampu terapi sinar
b. Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi dalam keadaan telanjang di boks bayi;
c. Tutup matadan kemaluan bayi dengan penutup, pastikan penutup mata tidak menutupi lubag hidung.
 Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan petunjuk
 Ubah posisi bayi tiap 3 jam
 Pastikan bayi diberi minum
a. Anjurkan ibu menyusui bayi setiap 3 jam;
b. Alat terapi sinar dan lepas penutup matanya selama diberi minum :
c. Tidak perlu menambah atau mengganti ASI dengan AIR dextrose atau formula.
d. Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI peras dengan menggunakan cara alternatif selama
dilakukan terapi sinar, naikkan kebutuhan hariannya dengan menambah 25 ml/kg BB.
e. Bila bayi diberi minum melalui NGT bayi tidak perlu dipindahkan dari lampu terapi sinar.
 5. Selama dilakukan terapi sinar, feses bayi menjadi cair dan berwarna
pencegahan
 Obstruksi biliaris dapat dicegah saat ibu hamil. Dengan nutrisi yang adekuat pada ibu
hamil, dapat menekan munculnya masalah obstruksi biliaris pada bayi yang akan
dilahirkan.
 Dapat mengetahui setiap faktor risiko yang dimiliki, sehingga bisa mendapatkan prompt
diagnosis dan pengobatan jika saluran empedu tersumbat. Penyumbatan itu sendiri tidak
dapat dicegah. (Attasaranya S, Fogel EL,2008).
Terimakasih……….

Anda mungkin juga menyukai