Anda di halaman 1dari 47

PRINSIP PENANGANAN

KEGAWAT DARURATAN
MATERNAL
KESIAP-SIAGAAN Kegawatdaruratan Maternal
SIAGA & CEGAH
• MENCEGAH EMERGENSI = KESIAPAN EMERGENSI
• Jangan tinggalkan ibu
• Ketersediaan alat, obat, sarana dan prasarana emergensi dalam
sebuah TROLI EMERGENSI
• Tersedia STANDAR PROSEDUR serta alat bantu lain
• Tersedia TIM yang dapat DIMOBILISASI dengan SEGERA
• Pengaturan Tim respon cepat – TIM EMERGENSI
• Melakukan SIMULASI EMERGENSI
KUALITAS ESENSIAL SEORANG BIDAN
• Mampu MENGENALI masalah dan memberikan RESPON AWAL
adekuat
• Selalu SIAGA terhadap segala kemungkinan
• Memiliki keterampilan PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIK
• Memahami kebutuhan PSIKOLOGIS dan FISIOLOGIS ibu
• Meyakinkan, menjelaskan dan mendukung KELUARGA
• Melakukan PENCATATAN
• Memiliki SIKAP POSITIF
• Selalu memperbarui Pengetahuan dan keterampilannya
SAAT KEGAWATDARURATAN TERJADI
• Tetap TENANG – jangan PANIK – jangan tinggalkan ibu sendirian
• TERIAK MINTA TOLONG
• Jika ibu tidak sadar – kaji A – B – C
• Jika dicurigai ada SYOK – posisikan ibu, resusitasi segera
• Ajak ibu bicara dan bantu menenangkan ibu sambil melakukan QUICK
CHECK
1. PERDARAHAN
ANTEPARTUM
Manajemen kasus perdarahan antepartum

• Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi


dilahirkan
• Perdarahan antepartum sebelum kelahiran
• Jenis perdarahan:
1. Mukus campur darah (blood show)
2. Perdarahan lainnya
a. Plasenta previa
Plasenta berimplantasi pada daerah atau dekat
serviks
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >
22 minggu
2. Darah segar atau kehitaman dengan
bekuan
3. Perdarahan setelah BAK atau BAB,
aktivitas, kontraksi Braxton Hicks atau
koitus
4. Banyak pada grande multipara
• Penatalaksanaan plasenta previa
1. JANGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM
2. Pasang infus NaCl 0.9% atau RL
3. Segera rujuk ke rumah sakit terdekat
• Bila perdarahan banyak  segera dilakukan SC oleh dokter
• Bila perdarahan sedikit dan bayi prematur  rawat di RS
• Bila perdarahan sedikit dan bayi sudah matur  SC berencana
b. Solusio plasenta

Terlepasnya plasenta dari tempat melekatnya


yang normal pada uterus sebelum bayi dilahirkan
1. Perdarahan dengan nyeri intermitten atau
menetap
2. Darah kehitaman ... bisa saja ada bekuan,
3. bila baru terjadi ...darah merah segar
4. Jika ostium terbuka terjadi perdarahan
berwarna merah segar
• Faktor penyebab solusio plasenta
1. Hipertensi
2. Versi luar
3. Trauma abdomen
4. Hidramnion
5. Gemelli
6. Defisiensi gizi
Komplikasi Solusio plasenta
1. Syok (dapat tidak sesuai dengan perdarahan)
2. Anemia berat
3. Gerak janin melemah atau hilang
4. Gawat janin
5. Uterus tegang dan nyeri
• Penatalaksanaan Solusio plasenta
1. Lakukan stabilisasi dengan infus RL 40 tpm
2. Segera rujuk ke rumah sakit terdekat dan dampingi
3. Lakukan uji pembekuan darah (tata laksana di Rumah Sakit)
4. Transfusi darah segar (tata laksana di Rumah Sakit)
5. Segera akhiri kehamilan (tata laksana di Rumah Sakit)
2. RUPTURE
UTERI
Definisi Ruptur Uteri
Robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat dilampauinya daya
regang miomentrium.
(Buku Acuan Nasional  Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal,2011).
Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan
ataudalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneumvisceral
(Obstetri danGinekologi,2012).
Penatalaksanan Ruptura uteri
1. Bisa terjadi perdarahan intra abdomen atau melalui vagina
2. Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok
3. Pada bekas SC, partus lama, CPD, kelainan letak, persalinan
traumatik
4. Rujuk segera ke rumah sakit terdekat
5. Pasang infus NaCl 0.9% atau RL
6. Segera dilakukan operasi
3
TONUS

PENYEBAB TISSUE TONUS

PERDARAHAN
PASCA TISSUE

PERSALINAN
TEAR

TEAR

TONUS

THROMBIN
4. PREEKLAMSIA,
EKLAMSIA DAN
KOMPLIKASINYA
Klasifikasi Hipertensi dalam
Kehamilan
Preeklampsia/Eklampsia

Tekanan darah ≥140/90 mmHg, usia kehamilan


> 20 minggu, tes celup urin à proteinuria 1+
atau protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia
kehamilan >20 minggu tanpa melihat
proteinuria

KEJANG =
EKLAMPSIA
(Pastikan tidak
riwayat ada
perdarahan intrakranial)
epilepsi
atau
Severe Features Preeklampsia
• Tekanan darah sistolik lebih besar dan sama dengan 160mmHg atau
diastolic lebih dari atau sama dengan 110mmHg, pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak 4 jam dengan posisi pasien berbaring,
kecuali telah diberikan anti hipertensi
• Trombosit <100.000
• Gangguan fungsi liver, enzyme hepar menigkat 2 kali lipat,
nyeri uluhati yang tidak membaik dengan pengobatan
• Insufisiensi ginjal yang progresif, kadar kreatinin >1.1, atau
meningkat 2 kali lipat
• Edema paru
• Gangguan cerebral/visual akut
Komplikasi Preeklampsia
• Iskemia utero plasenter
• Spasme arteriolar
• Kejang dan koma
• Penanganan tidak tepat
• Prediksi • Pencegahan

• Lebih sering pada • Pembatasan


primigravida kalori,cairan dan diet
rendah garam tidak
• Resiko meningkat
mencegah
pada hipertensi dalam
- Masa plasenta besar
(gemelli, penyakit
kehamilan bahkan
trofoblas) membahayakan janin
- Diabetes melitus • Manfaat aspirin dan
- Isoimunisasi rhesus kalsium dengan
- Faktor herediter rekomendasi dokter
- Masalah vaskuler • Deteksi dini dan
penanganan cepat
tepat
Skrining Preeklampsia

• Ibu hamil dilakukan skrining


pada trimester 1 ATAU saat
pertama kali datang ANC
• Dilakukan rujukan apabila:
• 2FR sedang dan atau
• 1 FR tinggi
Deteksi Dini & Mencegah Perburukan
Tanpa FR atau 1
FR

H
i
p
e
r
t
e
n
s
i
Selamatkan ibu dan
t Janin
a
n
p
Prinsip Penyelamatan
Preeklampsia
Skrining dan Tatalaksana
Kehamilan
- Skrining Preeklampsia
- Optimalisasi kondisi
maternal fetal
Pra-konsepsi - Terminasi kehamilan
- Optimalisasi layanan
- Nutrisi
perinatal
- Infeksi
- Genetik

Pasca Preeklampsia
- Dampak jangka pendek
– menengah – Panjang,
pada ibu dan bayi
- Kesiapan kehamilan
berikut
Manajemen Preeklampsia

SEGERA RUJUK

Stabilisasi Pra Rujukan

• Pengurangan stress, konseling ibu dan


keluarga
• Terapi antihipertensi
• Pemberian profilaksis kejang dengan
MgSO4
Penatalaksanaan
Preeklampsia/Eklampsia
1. Umum : Pantau tekanan darah, proteinuria, dan
perkembangan janin  RUJUK !!

2. Khusus (bila kejang muncul) :


• Perhatikan A = Airway B = Breathing C = Circulation

• Berikan MgSO4 dosis awal  segera RUJUK !!


• Bila kejang berulang  MgSO4 2gr (15-120 menit)
• Bila kejang berulang  pertimbangkan diazepam 10mg IV
Pemberian
MgSO4
Pemberian Antihipertensi
1. Nifedipine
Dosis 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai
8x/24 jam
2. Labetalol atau Atenolol
Dosis 10 mg oral jika respon tidak membaik setelah
10 menit berikan lagi labetolol 20 mg oral
3. Alfa metildopa
Dosis 1-3 mg/hari
Pengelolaan Persalinan

Persalinan  di Rumah Sakit

Preeklampsia berat →persalinan dalam


24 jam

Eklampsia→ persalinan dalam 12 jam


Perawatan Post partum

• MgSO4 diteruskan sampai 24 jam post partum


• Anti hipertensi jika tekanan diastolic >110 mg
• Pemantauan jumlah urine
5. SYMPHYSIOLYSIS
PENGERTIAN
PENGERTIAN
Symphysiolysis adalah pemisahan/
putusnya symphisis khususnya symphisis pubis.(Dorland, 2ww-)
Symphyolysis adalah rupture simfisis. (FK UNPAD, ch84)
Symphysiolysis adalah pemisahan simfisis pubis akibat adanya relaksasi 
simpisis pubis pada saat kehamilan
Kesimpulannya symphyolysis adalah pemisahan atau pemutusan
simfisis pubis baik karena adanya relaksasisimfisis pada saat kehamilan
maupun karena pemisahan dengan keras atau robek (trauma%.
ETIOLOGI
• Hormonal
• hormon relaksasi kehamilan dan hormon progesteron pada kehamilan
cenderung menghilangkan ligamen-ligamen dari tubuh dalam
persiapan kelahiran.
• Hormon : hormone tersebut membuat relaksasi dan melemahkan
• Sendi : sendi panggul sehingga persendian agak teregang! Biasanya
ukuran bertambah 3-4mm. Relaksasi ligamen tersebut memungkinkan
tulang panggul saling bergeser satu sama lain ketika berjalan atau
bergerak.
ETIOLOGI
Diastasis Symphisis Pubis
Diastasis didefinisikan sebagai pemisahan selama paksa kedua bagian yang
normalnya bergabung. Definisi ini diterapkan pada pemisahan simfisis traumatic
selama persalinan dan telah dikaitkan dengan partus presipitatus, bersalin
dengan alat yang sulit (ekstraksi forcep yang sulit) disproporsi sefalopelvik,
kelainan panggul sebelumnya atau yang telah ada, multiparitas persalinan yang
sukar, Abduksio yang berlebihan saat melahirkan, setiap keadaan yang dapat
menimbulkan tekanan mendadak yang berlebihan simfisis pubis (sendi
simfisis) posisi litotomi juga dianggap sebagai penyebab karena sendi
kartilaginosa diregang berlebihan atau robek.
TANDA DAN GEJALA
• Awal keluhan biasanya mendadak tetapi mungkin tidak diketahui sampai saat pasien berusaha untuk
berjalan.
• Pada waktu rupture pasien mengalami perasaan adanya robekan atau mungkin terdengar suara
gemeretak.
• Gerakan simpisis (misalnya pada waktu menggerakkan tungkai) menyebabkan nyeri yang hebat.
• jika pasien masih dapat berjalan, ia akan berjalan dengan badan terhuyung.
• Pada simpisis pubis terdapat nyeri tekan yang mencolok, sering ditemukan edema dan ecchymosis.
• Berjalan atau penekanan menyebabkan gerakan pada sendi yang terlepas itu.
• Nyeri sewaktu berjalan atau selama pengerahan tenaga dan nyeri simpisis atau nyeri tekan menjalar ke
bawah pada bagian dalam paha.
• Pasien tidak mampu bangun dari tempat tidur, karena pergerakan menimbulkan ketidaknyamanan yang
hebat.
• Apabila berusaha berjalan ibu tidak dapat mempleksikan pahanya dan berjalan dengan ekstrimitas
bawahnya eversi(berjalan seperti bebek)
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang mungkin terjadi : perdarahan dan edema arthritis
atau osteomyelitis
PENANGANAN
• Tirah baring biasanya merupakan terapi yang adekuat untuk kebanyakan pasien.Pasien
tidur di tempat tidur yang keras dan sedapat mungkin menyusui dengan miring pada
salah satu sisi. Sabuk yang kuat dapat mengurangi nyeri.
• Injeksi lokal dapat menolong. Pada kebanyakan kasus yang serius, pasien harus tetap di
tempat tidur dan memerlukan penggunaan penopang pelvis mirip yang digunakan untuk
pengobatan fraktur pelvis.
• Kalau rupture ringan ambulasi dini diperbolehkan, kalau keadaannya lebih parah harus
digunakan tongkat penolong (kruk). Pasien harus membatasi dirinya dalam penggunaan
tenaga.
• Pasien sudah dapat dipulangkan pada satu minggu dan setara bertahap membaik dalam
empat minggu.
• Intervensi pembedahan jarang merupakan indikasi!kalau perlu dilengkapi dengan
pemasangan bone grafte,baut dan kawat menyilang.
6. HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS (HNP)
PENGERTIAN

• Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus


intervertabralis dengan piotusi dan nukleus kedalam kanalis
spinalispumbalis mengakibatkan penekanan pada radiks atau
cauda equina. HNP adalah suatu penekanan pada suatu serabut
saraf spinal akibat dari herniasi dan nucleus hingga annulus,
salah satu bagian posterioratau lateral (Barbara C.Long, 1996).
• HNP adalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh
bagian dari nucleus pulposus mengalami penonjolan ke dalam
spinalis (TjokordaG.B.Mahadewa.2009)
ETIOLOGI
• Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.
• Spinal stenosis.
• Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi,mengangkat, dll.
• Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan
nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga
mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus.
TANDA DAN GEJALA
• Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satuatau dua ekstremitas.
• Nyeri tulang belakang
• Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
• Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau
lengkap
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboraturium
a. Darah rutin b. Cairan cerebrospinal
2. Foto polos lumbosakral dapat memperlihatkan penyempitan pada keping sendi 
3. CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak diskprotusion.
4. MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak di
vertebra serta herniasi.
5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaskan pemeriksaan fisik
sebelum pembedahan
6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.
7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi
8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro spinal
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif bila tidak dijumpai defisit neurologik : Tidur selama 1 atau 2
minggu diatas kasur yang keras, Exercise digunakan untuk mengurangi
tekanan atau kompresi saraf. 
2. Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid,
anti inflamasi drug dan analgetik. Terapi panas dingin.
3. Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakanlumbosacral brace atau
korset Terapi diet untuk mengurangi BB. Traksi lumbal, mungkin
menolong, tetapi biasanya resides Transcutaneus Elektrical Nerve
Stimulation(TENS).
4. Pembedahan Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang
mengalami nyeri menetap dan tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada
kedua sisi tubuh dan adanya gangguan neurology utama seperti
inkontinensia usus dan kandung kemih serta foot droop
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai