Anda di halaman 1dari 2

REKOMENDASI PENANGANAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

UNTUK PPK TK I

A. Penapisan wanita usia subur risiko tinggi : peningkatan anjuran KB nonhormonal

B. Penapisan faktor risiko yang dapat dinilai pada kunjungan antenatal pertama:
• Umur > 40 tahun
• Nulipara
• Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
• Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
• Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
• Kehamilan multipel
• Diabetes Melitus
• Hipertensi kronik
• Penyakit Ginjal
• Sindrom antifosfolipid (APS)
• Obesitas sebelum hamil

C. Penegakan diagnosis yang tepat


a. Penentuan usia kehamilan yang tepat dari HPHT dengan memperhatikan keteraturan siklus
haid dan atau USG Trimester I (pengukuran crown rump length pada usia kehamilan 10-
14 minggu)
b. Pengukuran tekanan darah yang tepat dengan alat terstandar
1. Pemeriksaan dimulai ketika pasien dalam keadaan tenang
2. Sebaiknya menggunakan tensimeter aneroid atau yang setara, yang sudah tervalidasi
3. Posisi duduk dengan manset sesuai level jantung
4. Gunakan ukuran manset yang sesuai
5. Gunakan bunyi korotkoff V pada pengukuran tekanan darah diastolik
c. Pemeriksaan penunjang diagnosis (minimal protein urine) terstandar
Proteinuria ditegakkan jika didapatkan secara kuantitatif produksi protein urin lebih dari
300 mg per 24 jam, namun jika hal ini tidak dapat dilakukan, pemeriksaan dapat digantikan
dengan pemeriksaan semikuantitatif menggunakan dipstik urin > 1+

D. Manajemen hipertensi dalam kehamilan


• Evaluasi gejala maternal (gejala pemberatan hipertensi/preeklamsi) dan gerakan janin
setiap hari oleh pasien, sehingga pada saat terjadi pemberatan gejala hipertensi, pasien
lapor ke bidan untuk ditindaklanjuti oleh bidan dan GP. Rujuk PPK II atau SpOG apabila
terjadi gejala pemberatan hipertensi.
Gejala pemberatan hipertensi atau preeklamsi diantaranya:
- Nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati, pandangan kabur
- Penurunan kesadaran, stroke
- Sesak nafas
- Udema
- Gerakan janin berkurang, nyeri perut hebat, perdarahan jalan lahir
• Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
• Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver (minimal protein urin) setiap minggu
• Rujuk ke PPK II atau SpOG untuk evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala
• Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, rujuk ke PPK II atau SpOG untuk
evaluasi menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilikal
Terapi medisinal :
• Obat antihipertensi (methyl dopa, nifedipine, amlodipine) dengan dosis sesuai instruksi
DPJP Obgyn diawasi GP
• Aspirin dosis rendah (75-80mg/hari) sampai dengan 24 jam sebelum terminasi kehamilan,
sesuai instruksi DPJP Obgyn diawasi GP
• Kalsium minimal 1g/hari dapat diberikan bidan atau sampai 2 g/hari sesuai instruksi DPJP
Obgyn diawasi GP
• Sulfas ferosus 1x60mg/hari atau sesuai kebutuhan, dapat diberikan bidan
• MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 20% dalam RL 100 cc diberikan dalam 15-20 menit)
dan maintenance dose (10 gram MgS04 20% dalam RL 20 gtt/menit) bila didiagnosis
preeklamsi berat, hipertensi kronis yang diperberat preeklamsi, sambil dirujuk
• Apabila dalam proses rujukan terjadi kejang (berulang) berikan 2 gram MgSO4 20% bolus
iv selama 2 menit

E. Rujukan untuk Terminasi Kehamilan


• Segera pada eklamsi, impending eklamsi
• Usia kehamilan 34-35 minggu pada preeklamsi berat, hipertensi kronis yang diperberat
preeklamsi
• Usia kehamilan 37 minggu pada preeklamsi
• Sesuai indikasi obstetrik lainnya atau tekanan darah tidak stabil pada hipertensi kronis
dan hipertensi gestasional

KSM OBTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD KAB SUMEDANG

Anda mungkin juga menyukai