PREEKLAMPSIA
Kriteria Diagnosis
Hipertensi:
• Definisi: tekanan darah > 140/90 mm Hg
• Pengukuran tekanan darah harus diulang untuk memastikan hipertensi sesungguhnya.
Jika Hipertensi berat (tekanan darah > 160/110 mmHg) maka tekanan darah dapat
dikonfirmasi ulang dalam 15 menit. Jika hipertensi (tekanan darah < 160/110 mmHg)
pengukuran tekanan darah dapat diulang dalam beberapa jam[1]
Preeklampsia
• Hipertensi dalam kehamilan yang muncul pada usia kehamilan > 20 minggu dan disertai
salah satu gejala di bawah ini[1–6]:
• Proteinuria
• Gangguan organ maternal, meliputi:
§ Gangguan ginjal (Acute Kidney Injury/Renal insufficiency)
§ Gangguan liver (peningkatan enzim liver ALT atau AST > 40 IU/L dengan
atau tanpa nyeri kuadran kanan atas perut/epigastrium)
§ Gangguan neurologis (nyeri kepala, eclampsia, gangguan mental,
kebutaan, stroke, klonus, dan gamgguan penglihatan scotomata)
§ Gangguan hematologis (trombositopenia [kadar platelet < 150.000/uL],
disseminated intravascular coagulation, hemolisis)
• Gangguan Uteroplasenta (seperti pertumbuhan janin terhambat, gangguan
doppler arteri uterine, atau kematian janin dalam rahim)
• Istilah preeklampsia ringan telah dihilangkan
• Klasifikasi: preeklampsia disertai gejala berat atau tidak (severe features)
• Gejala berat meliputi: trombositopenia, gangguan fungsi liver (nyeri ulu hati), insufisiensi
renal, edama paru, nyeri kepala hebat, atau gangguan penglihatan[2]
Skrining Preeklampsia
• Skrining Preeklampsia dilakukan dengan menilai faktor risiko klinis maternal, gambaran
USG doppler velocimetri arteri uterine, dan atau serum marker (jika fasilitas tersedia)
• Skrining Preeklampsia dapat dikerjakan pada usia 11-28 minggu, namun idealnya
dilakukan sebelum usia kehamilan 16 minggu
• Ibu hamil dikatakan memiliki risiko tinggi Preeklampsia jika:
o Memiliki 2 faktor risiko moderat meliputi: nullipara/primipara, primipaternitas,
usia > 35 tahun, jarak kehamilan sebelumnya > 10 tahun, Obesitas (IMT > 30
kg/m2), riwayat keluarga preeklampsia, Riwayat keluarga memiliki penyakit
kardiovaskular, riwayat IUGR, kadar trigliserida meningkat, durasi hubungan
seksual < 6 bulan sebelum hamil, kehamilan multiple, dan kehamilan dengan alat
reproduksi berbantu [IVF], atau
o Memiliki 1 faktor risiko tinggi preeklampsia meliputi: riwayat preeklampsia
sebelumnya, hipertensi kronis, penyakit autoimun, diabetes, atau penyakit ginjal,
atau disertai
o Adanya kelainan doppler velocimetry arteri uterine, atau disertai
o Adanya kelainan serum marker preeklampsia (sFlt-1, PlGF, sFlt-1/PlGF rasio,
PAPPA)
• Ibu hamil yang teridentifikasi memiliki risiko tinggi preeklampsia akan diberikan:
o Aspirin 75-160 mg/hari (ideal dimulai < 16 minggu) sampai usia kehamilan 36-37
minggu, dan
o Kalsium 1-2.5 g/hari sampai persalinan, terutama pada ibu dengan defisiensi
kalsium
Tatalaksana Preeklampsia
• Penatalaksanaan preeklampsia tergantung usia kehamilan saat pertama didiagnosis
• Preeklampsia pada usia kehamilan > 37 minggu akan dilakukan terminasi
• Preeklampsia yang didiagnosis pada usia kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan
perawatan poliklinis sesuai dengan ketentuan di bawah ini:
o Kontrol 1-2x per minggu
o Evaluasi gejala pemberatan preeklampsia (peningkatan tekanan darah, tanda
impending eclampsia, edema paru, dan gejala berat preeklampsia lainnya)
o Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin, AST/ALT) setiap minggu
o Evaluasi kondisi janin: hitung gerak janin/hari, USG NST (2x/minggu), dan evaluasi
pertumbuhan janin setiap 2 minggu
• Jika dalam perawatan poliklinis didapatkan perburukan kondisi ibu atau janin maka
dilakukan penanganan sesuai protocol preeklampsia berat
• Jika kondisi ibu dan janin baik, kehamilan dapat dipertahankan sampai usia 37 minggu
sebelum dilahirkan
• Algoritma penanganan preeklampsia dapat dilihat pada gambar di bawah ini [1,2,6,7]:
Gambar 1. Algoritma Penanganan Preeklampsia
Prevensi Kejang
• MgSO4 masih menjadi obat pilihan utama untuk pencegahan kejang[1,2,6–8]
• MgSO4 diberikan pada semua ibu preeklampsia dengan gejala berat saat onset, admisi ke
fasilitas kesehatan, saat in partu atau terminasi kehamilan
• MgSO4 disarankan diteruskan sampai 24 jam pasca persalinan
• MgSO4 terbukti menurunkan risiko kejang pada preeklampsia sebesar 50%
• MgSO4 dapat diberikan dengan regimen Pritchard (intra muscular) atau regimen Zuspan
(intravena)
• Regimen Pritchard:
o Dosis pendahuluan: 4g MgSO4 bolus iv pelan 10 menit diikuti 10g im
o Dosis pemeliharaan: 5g MgSO4 im tiap 4 jam (pantat kanan-kiri bergantian)
• Regimen Zuspan:
o Dosis pendahuluan: 4g MgSO4 bolus iv pelan 10 menit
o Dosis pemeliharaan: 1-2 g/jam iv syringe pump
• Observasi maternal pada pemberian MgSO4: laju nafas, tekanan darah (30 menit-1 jam),
nadi/jam, produksi urine, dan refleks tendon dalam
Daftar Pustaka
1 Brown MA, Magee LA, Kenny LC, et al. Hypertensive disorders of pregnancy: ISSHP
classification, diagnosis, and management recommendations for international practice.
Hypertension 2018;72:24–43. doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.117.10803
2 Espinoza J, Vidaeff A, Pettker CM, et al. ACOG: Gestational Hypertension and
Preeclampsia. Published Online First: 2018.https://www.acog.org/clinical/clinical-
guidance/practice-bulletin/articles/2020/06/gestational-hypertension-and-preeclampsia
3 Webster K, Fishburn S, Maresh M, et al. Diagnosis and management of hypertension in
pregnancy: Summary of updated NICE guidance. The BMJ 2019;366.
doi:10.1136/bmj.l5119
4 NICE. Hypertension in pregnancy : diagnosis and management. NICE Clinical Guidelines
2018.
5 Magee LA, Bc V, Helewa M, et al. SOGC CLINICAL PRACTICE GUIDELINE Diagnosis,
Evaluation, and Management of the Hypertensive Disorders of Pregnancy: Executive
Summary. J Obstet Gynaecol Can 2014;30736:416–38. doi:10.1016/j.preghy.2014.01.003
6 Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia, Himpunan Kedokteran Fetomaternal.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA PRE-
EKLAMSIA. 2016.
7 PENAKIB JATIM, Divisi Kedokteran Fetomaternal. Buku Panduan Hipertensi dalam
Kehamilan. 2018.
8 WHO. WHO recommendations for Prevention and treatment of pre-eclampsia and
eclampsia. 2011.
9 Magee LA, von Dadelszen P, Rey E, et al. Less-tight versus tight control of hypertension in
pregnancy. New England Journal of Medicine 2015;372:407–17.
doi:10.1056/NEJMoa1404595
LAMPIRAN
Presentasi Rekomendasi HKFM
Kongres Virtual HKFM, 2021