Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
COACH MENTOR
ii
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI
COACH PESERTA
iii
KATA PENGANTAR
iv
3. Drs. Emi Arbi selaku pembimbing dari Balai Diklat Keagamaan
Padang yang telah membimbing dengan sabar dan teliti sehingga
rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan;
4. YM Ibu Sri Fortuna Dewi, S.Ag., M.H. selaku ketua Pengadilan Agama
Painan;
5. YM Ibu Martina Lofa, S.H.I., M.H.I. selaku Wakil Ketua Pengadilan
Agama Painan;
6. Bapak Rahmel Fitri, S.E., S.H. selaku Sekretaris Pengadilan Agama
Painan sekaligus mentor yang telah membimbing dengan sabar dan
teliti sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan;
7. Seluruh pegawai Pengadilan Agama Painan yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada Penulis;
8. Para Widyaiswara yang telah membagikan pengetahuan, wawasan,
dan arahan sehingga penulis memahami nilai-nilai dasar profesi PNS;
9. Para penyelenggara Diklat Latsar CPNS Golongan III yang telah
sangat membantu dan memfasilitasi selama proses pendidikan dan
pelatihan hingga penyusunan rancangan aktualisasi terselesaikan;
10. Yang sangat teristimewa Kedua Orang Tua beserta Saudara
Kandung yang telah mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis;
11. Rekan-rekan seperjuangan terutama Muhammad Ilham Azizul Haq,
Yudi Ramadhani, dan Sovia Sartika;
12. Peserta Pelatihan Dasar CPNS Mahkamah Agung RI Golongan III
Tahun 2022 yang telah memberikan semangat dan motivasi
sepanjang masa pelatihan;
13. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
v
berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat menjadi suatu solusi bagi
masalah yang ada dan membawa manfaat bagi pengembangan
pengaplikasian nilai-nilai dasar pegawai negeri sipil, khususnya bagi
penulis, umumnya bagi para calon pegawai negeri sipil.
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
vii
E. Manfaat Terselesaikannya Core Isu. ..............................................59
F. Rancana Tidak Lanjut Hasil Aktualisasi .........................................59
BAB V ......................................................................................................61
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................61
A. Kesimpulan .................................................................................61
B. Rekomendasi ..............................................................................63
REFERENSI ............................................................................................64
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN,
Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk itu,
diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat
kerja, sehingga memungkinkan Peserta mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), serta merasakan manfaatnya, sehingga tertanam
1
dalam dirinya sebagai karakter Pegawai Negeri Sipil yang profesional
sesuai bidang tugas. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan
dapat menghasilkan Pegawai Negeri Sipil profesional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.1
1
Perkalan no. 93/K.1/PDP.07/2021.
2
Andrian Pratama, Jokowi dorong Mahkamah Agung Perkuat Akses Keadilan bagi Kelompok rentan.
https://tirto.id/jokowi-dorong-ma-perkuat-akses-keadilan-bagi-kelompok-rentan-gpjG (diakses
pada tanggal 22 September 2022 pukul 11.10 WIB)
2
terbaik kepada masyarakat tanpa terkecuali, termasuk bagi pengguna
layanan berkebutuhan khusus atau kaum rentan”.3
3
Don, Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa dalam video conference
tentang Sosialiasi Sarana Prasarana Ramah Kaum Rentan yang diikuti Oleh Mahkamah Agung.
https://menpan.go.id/site/berita-terkini/mahkamah-agung-dan-pengadilan-didorong-untuk-
berikan-pelayanan-ramah-bagi-kaum-rentan (diakses pada tangga 22 September 2022 pukul 11.29
WIB)
3
Pengadilan Agama Painan kelas II. Maka berdasarkan hal tersebut Penulis
dalam rancangan aktualisasi Latsar CPNS Mahkamah Agung 2022 tertarik
untuk mengangkat judul “Optimalisasi ruangan laktasi pada Pengadilan
Agama Painan kelas II”
B. TUJUAN AKTUALISASI
1. Tujuan Umum
a. Untuk menanamkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK agar mampu
menjadi habit (kebiasaan) dalam setiap pelaksanaan tugas jabatan
yang diwujudkan dengan memberikan pelayanan yang prima pada
masyarkat.
b. Untuk menumbuhkan semangat spritual dalam mewujudkan Good
Governance dalam Manajemen ASN dan SMART ASN.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan pelayanan publik yang prima dan profesional di
Pengadilan Agama Painan kelas II dalam rangka penerapan
Manajemen ASN dan SMART ASN.
b. Untuk menyelesaikan isu pada satuan kerja yaitu optimalisasi ruang
laktasi untuk kelompok rentan terutama bagi ibu menyusui.
c. Untuk mengoptimalkan perwujudan percepatan pelayanan prima
kepada Kelompok rentan terutama bagi ibu menyusui.
d. Untuk berkontribusi dalam mewujudkan Visi dan Misi Pengadilan
Agama Painan kelas II
4
C. RUANG LINGKUP AKTUALISASI
1. Fokus
Penulis menetapkan fokus rancangan aktualisasi berdasarkan
ketentuan tema yang telah ditetapkan oleh Pusdilklat Menpin
Mahkamah Agung yaitu memperkuat akses keadilan bagi
kelompok rentan.
2. Lokus
Lokus Rancangan Aktualisasi Penulis berada di Pengadilan Agama
Painan kelas II, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
3. Waktu
Waktu pelaksanaan Aktualisasi yaitu dimulai tanggal 30 September
2022 – 04 November 2022.
4. Pelaksaanaan Aktualisasi mencakup mata pelatihan Sikap Perilaku
Bela Negara, Nilai-Nilai Dasar PNS, Kedudukan dan Peran PNS
dalam NKRI, serta agenda Habituasi yang telah dipelajari selama
distance learning selama kegiatan pelatihan dasar CPNS Mahkamah
Agung Republik Indonesia.
5. Isu yang diidentifikasi harus dikaitkan dengan materi smart ASN dan
Manajemen ASN.
6. Kegiatan Kreatif harus mengandung beberapa nilai aktualisasi dan
nilai-nilai dasar Berorientasi Pelayan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Masing-masing nilai
memiliki kode etik atau panduan perilaku yang membantu dalam
mewujudkan nilai-nilai dasar tersebut antara lain:
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
5
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
“Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat”
Pedoman Perilaku (kode etik) berorientasi pelayanan dalam
Core Values ASN yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
Melakukan perbaikan tiada henti
Kata kunci dalam perilaku berorientasi pelayanan adalah
responsivitas, kualitas, kepuasaan.
b. Akuntabel
Akuntabel adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK.
“Kami bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan”
Pedoman Perilaku (kode etik) Akuntabel dalam Core Values
ASN yaitu:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
6
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
c. Kompeten
7
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
d. Harmonis
8
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e. Loyal
9
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan
atau ancaman yang timbul. Organisasi dan individu di dalamnya
memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Perilaku adaptif
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan.
Baik individu maupun organisasi dalam situasi apapun.
10
termasuk aktor nonstate, peserta terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan dan bukan hanya ‘dikonsultasikan’ oleh
atensi publik, forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif,
forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
(bahkan jika konsensus tidak tercapai dalam praktik) dan fokus
kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
11
BAB II
a. Fungsi Peradilan
12
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.4
3) Semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing
dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia
berdasarkan peraturan yang berlaku.5
4) Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil,
yaitu wewenang menguji/menilai secara materil peraturan
perundangan dibawah undang-undang tentang hal apakah
suatu peraturan ditinjau dari materinya bertentangan dengan
peraturan dari tingkat yang lebih tinggi.6
b. Fungsi Pengawasan
Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi
terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan
dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-
pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana,
cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara.7 Mahkamah
Agung juga melakukan pengawasan:
4
Pasal 28, 29, 30, 33, dan 34 Undang-Undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985
5
Lihat Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-Undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985
6
Lihat Pasal 31 Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985
7
Lihat Pasal 4 dan Pasal 10 Undang- undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun 1970
13
petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan
Hakim.8
2) Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang
menyangkut peradilan. 9
c. Fungsi Mengatur
d. Fungsi Nasehat
8
Lihat Pasal 32 Undang-Undang Mahkamah Agung Nomor14 Tahun 1985
9
Lihat Pasal 36 Undang- Undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985
10
Lihat Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang 25 No.14 Tahun 1985
11
Lihat Pasal 37 Undang- undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985
12
Lihat Pasal 35 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985
14
hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaannya.
e. Fungsi Administratif
f. Fungsi lain-lain
13
Lihat Pasal 38 Undangundang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
14
Lihat Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun
1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
15
2. Visi dan Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia
a. Visi Mahkamah Agung.
”MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN YANG AGUNG”
b. Misi Mahkamah Agung
1) Menjaga kemandirian badan peradilan
2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada
pencari keadilan
3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan
4) Meningkatkan kredibilitas dan transparasi badan peradilan
a. Kemandirian
Setiap badan peradilan harus memiliki kemandirian,
bebas dari intervensi pihak manapun dalam menjalankan
kekuasaan kehakiman, hal tersebut biasa dikenal dengan
kemandirian institusional. Adapun kemandirian fungsional
bahwa setiap hakim wajib menjalankan kemandirian dalam
menjalankan tugas serta fungsinya, tidak boleh terpengaruh
oleh pihak manapun khususnya pihak yang berperkara. Artinya
dalam memutus suatu perkara, hakim harus berdasarkan pada
fakta-fakta persidangan dan dasar hukum yang diketahuinya,
dan tidak terpengaruh oleh tekanan atau terancam, secara
langsung maupun tidak langsung. Namun tentunya
kemandirian itu juga tidak hanya dimiliki oleh hakim saja, setiap
pegawai harus memiliki kemadiriaan dalam bekerja.
16
b. Integritas
Integritas merupakan suatu konsep berkaitan dengan
konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-
metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi
dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang yang berintegritas
berarti ia memiliki pribadi yang jujur serta karakter kuat. Nilai ini
sangat penting bagi setiap ASN dalam menjalankan setiap
tugas- tugasnya sehinga ia dapat mencapai pekerjaan sesuai
dengan apa yang sudah ditargetkan.
c. Kejujuran
Kejujuran sangat dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan dalam segala hal oleh karenanya kita harus
meyakini bahwa kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan
kita. Kejujuran harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari semua aktifitas yang kita jalani dan tugas yang kita lakukan,
karena pada dasarnya ia merupakan sumber segala kebaikan
yang akan datang. Jujur merupakan suatu sikap yang lurus hati,
menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau
berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta).
Perilaku aparatur peradilan harus dapat menjadi teladan bagi
masyarakat. Perilaku yang jujur dan adil dalam menjalankan
tugasnya, akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan
kredibilitas putusan dari badan peradilan itu sendiri. Kejujuran
harus menjiwai pelaksanaan tugas aparatur peradilan.
d. Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki peranan penting dalam setiap
tugas yang diemban oleh Aparatur Sipil Negara ataupun
pejabat publik. Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya
menjalankan kekuasaan kehakiman dengan profesional dan
17
penuh tanggung jawab. Begitu pula halnya dengan aparatur
peradilan, tugas-tugas yang diembannya juga harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan profesional.
e. Responsibilitas
Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari
keadilan, serta berusaha mengatasi segala hambatan dan
rintangan untuk dapat mencapai peradilan yang sederhana,
cepat, dan biaya ringan. Selain itu, hakim juga harus menggali,
mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Selanjutnya
aparatur peradilan juga harus dapat melakukan tugas dan
fungsinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan penuh tanggung jawab.
f. Keterbukaan
Salah satu upaya Mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya untuk menjamin adanya perlakuan
sama di hadapan hukum, perlindungan hukum, serta kepastian
hukum yang adil, adalah dengan memberikan akses kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan mengenai
hukum yang berlaku dan penerapannya di Indonesia.
Keterbukaan informasi ini semakin dipermudah dengan
adanya sistem yang berbasis teknologi, sehingga masyarakat
dapat mendapatkan informasi yang mereka inginkan hanya
dengan menggunakan smartphone yang mereka miliki. Hal
tersebut tentu sangat memudahkan masyarakat yang berada
jauh dari badan peradilan, tanpa perlu hadir langsung.
18
g. Ketidakberpihakan
Ketidakberpihakan merupakan syarat utama
terselenggaranya proses peradilan yang jujur dan adil, serta
dihasilkannya suatu putusan yang mempertimbangkan
pendapat/kepentingan para pihak terkait. Untuk itu, aparatur
peradilan harus tidak boleh terpengaruh ataupun berpihak
kepada salah satu pihak yang berperkara.
19
dahulu, peraturan-peraturan presiden, Undang-undang biaya,
Keputusan Wali Negara Sumatera Timur serta Peraturan Swapraja dan
Adat.
20
Gambar 2.1. Gedung Pengadilan Agama Painan
21
merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan untuk mewujudkan tugas pokok dan fungsinya.
a. Kemandirian
b. Integritas
c. Kejujuran
d. Akuntabilitas
e. Responsibilitas
f. Keterbukaan
g. Ketidakberpihakan
h. Perlakuan yang sama di hadapan hukum
22
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahaan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya dan
bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Fungsional Hakim
d. Panitera
e. Sekretaris
f. Panitera Muda Hukum
g. Panitera Muda Permohonan
h. Panitera Muda Gugatan
i. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana
j. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan
k. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan
Pelaporan
l. Fungsional Panitera Pengganti
m. Pelaksana
23
Adapun bagan struktur organisasi Pengadilan Agama Painan adalah sebagai berikut :
24
B. TUGAS DAN FUNGSI PESERTA
25
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ISU
26
Gambar 3.1 Ruang Laktasi
2. Kurangnya Kapasitas Ruang Server Yang mengakibatkan
keterbatasan Pegawai untuk Mengkases Data Pada Saat
Bekerja.
kurangnya kapasitas user dalam mengakses server sistem
penyimpanan pada data penyimpanan, yang mana kapasitas hanya
menampung 20 user untuk dapat mengakses, sedangkan pegawai
yang menggunakan server berjumlah 30 user. Akibatnya ada
pegawai yang tidak bisa masuk, padahal pegawai tersebut juga
memiliki kepentingan. Dikarenakan data-data penting seperti Berita
Acara Sidang yang dibuat oleh Panitera Pengganti dan Putusan
yang harus diselesaikan oleh Hakim setiap harinya yang disimpan
secara satu pada ruang penyimpanan satu server.
Padahal untuk terciptanya Smart Geovernence kendala ini
harus dituntaskan. Hal ini akan berdampak kepada pegawai, karena
disaat akan mengerjakan tugas namun terhalang akibat data server
27
yang tidak bisa di akses. Serta pekerjaan menajadi tertunda. Adapun
bukti pendukungnya sebagai berikut:
28
adanya sebuah sosialisasi. Karena sosialisasi adalah salah satu
modal paling penting bagi sebuah organisasi untuk meninformasikan
layanan dan kegiatan yang dilakukannya oleh suatu satuan kerja.
Semakin besar organisasi, semakin besar pula tuntutan untuk
mensosialsisasikan. Oleh sebab itu penting untuk adanya sosialisasi
Pelayanan bagi penyandang disabilitas melalui media informasi.
Tidak adanya sosialisasi sebagai petunjuk dalam memberikan
pelayanan kepada penyandang disabilitas akan berdampak kepada
kualitas pelayanan yang seharusnya mampu memberikan
kemudahan bagi penyandang disabilitas. Oleh karena itu hal ini juga
akan berdampak kepada pelayanan satuan kerja. Tidak adanya
sosialisasi tersebut tentu juga akan berdampak kepada tata kelola
kepemerintahan yang baik (Good Governance).
29
Gambar 3.5. Daftar Video YouTube Pengadilan Agama Painan
1. Urgency (U)
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan
dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
2. Seriousness (S)
Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
30
Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih
serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
3. Growth (G)
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
Berikut merupakan penampisan isu menggunakan Tabel Analisis isu USG
No ISU U S G Jumlah Peringkat
Nilai Kualitas
1 Ruang Laktasi yang tidak 5 4 4 13 I
memadai yang
mengakibatkan pengguna
ruangan laktasi tidak
nyaman
31
Kriteria Nilai Urgency
Nilai Indikator
5 Sangat Mendesak
4 Mendesak
3 Cukup Mendesak
2 Kurang Mendesak
1 Tidak Mendesak
5 Sangat Serius
4 Serius
3 Cukup Serius
2 Kurang Serius
1 Tidak Serius
Nilai Indikator
Berdasarkan Analis USG di atas, maka isu paling aktual dan relevan
untuk diangkat menjadi prioritas adalah isu terkait ruang Laktasi yang
tidak memadai yang mengakibatkan pengguna ruangan laktasi tidak
nyaman.
32
C. ANALISIS CORE ISU
Maka setelah itu akan di analisis penyebab timbulnya isu yang terkait
dengan ruang laktasi yang tidak memadai yang mengakibatkan pihak tidak
nyaman menggunakan Teknik analisis sebab dan akibat fishbone diagram.
33
D. GAGASAN KREATIF CORE ISU
34
d) Melakukan sosialisasi Rancangan aktualisasi kepada
pimpinan dan petugas PTSP Pengadilan Agama Painan
Kelas II
e) Menerapkan Standar pelayanan ruang laktasi Pengadilan
Agama Painan kelas II
35
b) Berkoordinasi dengan bagian umum dan keuangan
untuk menyediakan fasilitas informasi ruang laktasi.
c) Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap
penyediaan sarana informasi ruang laktasi.
36
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Matrik Jadwal Kegiatan Aktualisasi
37
38
B. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Analis Perkara Peradilan - Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Kelas II Painan
Identifikasi Isu : 1. Ruang Laktasi yang tidak memadai yang mengakibatkan pengguna ruangan laktasi
menjadi tidak nyaman.
2. Kurangnya kapasitas ruang server yang mengakibatkan keterbatasan pegawai untuk
mengakses data pada saat bekerja.
3. Belum adanya sosialisasi layanan Informasi Perkara Bagi Penyandang Disabilitas dalam
bentuk informasi video.
Isu yang diangkat : Ruang Laktasi yang tidak memadai yang mengakibatkan pengguna ruangan laktasi menjadi
tidak nyaman.
Gagasan Pemecahan : 1. Membuat Standar pelayanan ruang laktasi pada Pengadilan Agama Painan kelas II
Isu
2. Menyadiakan sarana untuk ruang laktasi pada Pengadilan Agama Painan kelas II.
3. Merenovasi ruang laktasi agar nyaman digunakan.
4. Menyediakan informasi mengenai ketersediaan ruang laktasi pada pengadilan Agama
Painan Kelas II
39
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
mata pelatihan Tusi/Tujuan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Membuat Konsultasi Bertemu dengan 1. Harmonis: Saya telah Saya sebagai 1. Keterbukaan
Standar dengan Ketua Pengadilan membuat rencana bawahan yang baik dan
pelayanan atasan terkait Agama Painan jadwal pertemuan harus menjalankan Responsibilitas:
ruang laktasi tentang kelas II dan Mentor dengan mentor dan rantai komado dari Sebagai bawahan
pada pembuatan serta mencatat ketua pengadilan atasan. saya
Pengadilan standar ruang saran dari ketua Agama Painan kelas II Meningkatkan betanggungjawab
Agama laktasi Pengailan Agama dengan sikap sopan, kualitas untuk selalu
Painan kelas Painan Kelas II berpenampilan yang rapi kepemimpinan di menyampaikan
II sebagai perwujudan Pengadilan Agama segala rancana
mengargai dan Painan Kelas II yang berkaitan
menghormati atasan dengan
2. Akuntabel: organisasi
Saya telah
melaksanakan
pertemuan dengan
cermat dan disiplin.
3. Berorientasi
Pelayanan dan Loyal
Saya telah berkonsultasi
dengan mentor dan
ketua pengadilan Agama
painan terkait Standar
40
Pelayanan pada ruang
laktasi dalam
melaksanakan tugas
dengan tanggung jawab
untuk tujuan perbaikan
tiada henti guna
menjaga nama baik
bersama ASN.
41
Kepegawaian dan pimpinan dapat
Oratala untuk menyatukan segala
mendapatkan petunjuk perbedaan pikiran dan
terkait komponen pendapat dari masing-
pembuatan standar masing aparatur untuk
pelayanan dengan bersinergi bersama
mencatat semua demi terwujudnya
masukan yang diberikan tujuan organisas
sebagai bentuk
kesediaan saya dalam
bekerja sama dengan
orang lain.
3. Kompeten dan adaptif
Saya telah berkoordinasi
dengan Kasubag
kepegawaian dan ortala
sebagai bentuk cara
untuk meningkatkan
kompetensi diri dalam
melakukan perubahan
dan mengembangkan
kreativitas.
42
an ruang pelayanan pada ruang didalam Misi bentuk komitmen
laktasi laktasi, berupa undang- organisasi yaitu dan
b. Standar undang dan dasar Memberikan tanggungjawab
Pelayanan hukum yang berlaku, Pelayanan Hukum kita sebagai
ruang laktasi hal ini berkaitan dengan yang Berkualitas pelayan publik
pada memegang teguh kepada Pencari 2. Responsibilitas
Pengadilan ideologi pancaila dan Keadilan. Hal ini di Tanggap dalam
Agama Painan Undang-Undang Dasar karenakan standar mengatasi
kelas II negara Republik pelayanan ruang hambatan yang
Indonesia tahun 1945, laktasi dapat ada dalam
NKRI serta digunakan sebagai memberikan
pemerintahan yang landasan dalam pelayanan
sah. menyediakan ruang kepada kaum
laktasi yang rentan, oleh
berkualitas kepada karena itu
kelompok rentan dibuatlah draft
standar
pelayanan ruang
laktasi
Melakukan Undangan 1. Harmonis: Melakukan sosialisasi 1. Akuntabilitas
sosialisasi Sosialisasi dan Saya telah meminta izin standar pelayanan Karena
Rancangan dokumen standar kepada ketua ruang laktasi kepada pembuatan ruang
aktualisasi Pelayanan ruang pengadilan Agama Aparatur Pengadilan laktasi
kepada laktasi painan kelas II dengan memberikan merupakan suatu
petugas PTSP sopan dan santun serta kontribusi terhadap bentuk komitmen
dan Security menggunakan bahasa Visi dan misi dan
Pengadilan yang baik dan benar organisasi yaitu tanggungjawab
Agama sebagai wujud Meningkatkan
43
Painan Kelas menghargai setiap Kredibilitas dan kita sebagai
II orang apapun latar Transparansi di pelayan publik
belakanngnya. Pengadilan Agama 2. Responsibilitas
2. Kolaboratif: Painan Kelas II Tanggap dalam
Saya telah memberikan Karena dengan mengatasi
sosialisasi kepada adanya sosialisasi hambatan yang
petugas PTSP termasuk membuat semua ada dalam
security Pengadilan aparatur Pengadilan memberikan
Agama Painan terkait Agama Painan Kelas pelayanan
Sosialisasi rancangan II bisa lebih kepada kaum
aktuliasasi ruang laktasi memahami mengenai rentan, oleh
guna terbuka dalam standar pelayanan. karena itu
bekerja sama untuk dibuatlah draft
menghasilkan nilai standar
tambah. pelayanan ruang
3. Berorintasi Pelayanan laktasi
Saya telah memberikan
sosiaalisasi kepada
petugas PTSP termasuk
security Pengadilan
Agama Painan terkait
Sosialisasi rancangan
aktuliasasi ruang laktasi
guna melakukan
perbaikan tiada henti
4. Adaptif
Saya telah memberikan
sosialisasi kepada
44
petugas PTSP termasuk
security Pengadilan
Agama Painan terkait
Sosialisasi rancangan
aktuliasasi ruang laktasi
guna inovasi dan
pengembangan
kreativitas
Menerapkan SK Pemberlakuan 1. Berorintasi Pelayanan mengimplementasikan 1. Akuntabilitas
Standar standar pelayanan Saya telah meminta ijin standar pelayanan Karena
pelayanan ruang laktasi kepada mentor dan ruang laktasi memberi pembuatan ruang
ruang laktasi Ketua Pengadilan kontribusi terhadap laktasi
Agama Painan Kelas II visi dan misi merupakan suatu
untuk organisasi yaitu yaitu bentuk komitmen
mengimplementasikan Memberikan dan
Standar Pelayanan Pelayanan Hukum tanggungjawab
ruang laktasi di yang Berkualitas kita sebagai
Pengadilan Agama kepada Pencari pelayan publik
Painan Kelas II sebagai Keadilan
perwujudan memahami
dan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
2. Akuntabel
Saya telah meminta ijin
kepada mentor dan
Ketua Pengadilan
Agama Painan Kelas II
dengan sikap sopan,
45
jujur, terbuka dengan
integritas tinggi sebagai
bentuk tanggung
jawab saya terhadap
kepecayaan yang sudah
diberikan
2. Menyadiakan Melakukan Berdiksusi terkait 1. Harmonis: Saya sebagai 1. Keterbukaan
sarana untuk konsultasi sarana yang akan Saya telah meminta izin bawahan yang baik dan
ruang laktasi dengan di penuhi. kepada ketua harus menjalankan Responsibilitas:
pada mentor dan pengadilan Agama rantai komado dari Sebagai bawahan
Pengadilan Ketua painan kelas II dengan atasan. saya
Agama Pengadilan sopan dan santun serta Meningkatkan betanggungjawab
Painan kelas Agama menggunakan bahasa kualitas untuk selalu
II Painan Kelas yang baik dan benar kepemimpinan di menyampaikan
II terkait sebagai wujud Pengadilan Agama segala rancana
sarana agar menghargai setiap Painan Kelas II yang berkaitan
ruangan orang apapun latar dengan
laktasi belakanngnya organisasi
menjadi 2. Akuntabel:
nyaman Saya telah
digunakan. melaksanakan
pertemuan dengan
cermat dan disiplin.
3. Berorientasi
pelayanan dan Loyal
Saya telah
berkonsultasi dengan
mentor dan ketua
46
pengadilan Agama
painan terkait
penyedian sarana dan
prasarana ruang laktasi
dengan cermat dan
disiplin sebagai bentuk
dalam melaksanakan
tugas dengan tanggung
jawab untuk tujuan
perbaikan tiada henti
guna menjaga nama
baik bersama ASN.
47
terkait penyidiaan
sarana dengan mencatat
semua masukan yang
diberikan sebagai
bentuk kesediaan saya
dalam bekerja sama
dengan orang lain.
48
pengelolaan rancangan dekorasi memberikan kontribusi hambatan yang
ruang laktasi ruang laktasi pada terhadap visi dan misi ada dalam
Ruang Pengadilan Organisasi yaitu memberikan
Agama Painan yang Meningkatkan pelayanan kepada
akan diterapkan dengan Kredibilitas dan kaum rentan, oleh
penuh tanggung jawab Transparansi di karena itu
dan transparan nilai Pengadilan Agama lakukanlan
Dasar yang saya Painan Kelas II. evaluasi terhadap
aktualisasikan Rancangan
Dekorasi ruang
laktasi
3. Merenovasi Melakukan Bertemu dengan 1. Harmonis: Saya sebagai 1. Keterbukaan
ruang laktasi konsultasi Ketua Pengadilan Saya telah meminta izin bawahan yang baik dan
agar nyaman dengan Agama painan kepada ketua harus menjalankan Responsibilitas:
digunakan mentor dan kelas II dan mentor pengadilan Agama rantai komado dari Sebagai bawahan
Ketua painan kelas II dengan atasan. saya
Pengadilan sopan dan santun serta Meningkatkan betanggungjawab
Agama menggunakan bahasa kualitas untuk selalu
Painan kelas II yang baik dan benar kepemimpinan di menyampaikan
terkait sebagai wujud Pengadilan Agama segala rancana
rancangan menghargai setiap Painan Kelas II yang berkaitan
dan orang apapun latar dengan
belakanngnya organisasi
2. Akuntabel:
Saya telah
melaksanakan
pertemuan dengan
cermat dan disiplin.
49
3. Berorientasi Pelayanan
dan Loyal
Saya telah berkonsultasi
dengan mentor dan
ketua pengadilan Agama
painan terkait renovasi
ruang laktasi dengan
cermat dan disiplin
sebagai bentuk dalam
melaksanakan tugas
dengan tanggung jawab
untuk tujuan perbaikan
tiada henti guna
menjaga nama baik
bersama ASN.
Melaksanakan Ruang Laktasi 1. Akuntabel dan Kegiatan elakukan 1. Responsibilitas
renovasi serta menjadi nyaman Berorientasi Penataan ruang Tanggap dalam
penataan dan rapi untuk Pelayanan: Laktasi memberikan mengatasi
pada ruang digunakan Saya telah mendekorasi kontribusi terhadap hambatan yang
laktasi ruang laktasi dengan Visi dan Misi ada dalam
cermat dan disiplin Organisasi yaitu memberikan
sebagai bentuk dalam Memberikan pelayanan
melaksanakan tugas Pelayanan Hukum kepada kaum
dengan tanggung jawab yang Berkualitas rentan, oleh
untuk tujuan perbaikan kepada Pencari karena itu
tiada henti. Keadilan dilakukanlah
2. Adaptif dan Kompeten renovasi ruang
laktasi
50
Saya telah mendekorasi
ruang laktasi dengan
tujuan mengembangkan
kreativitas untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah.
51
tugas dengan tanggung
jawab untuk tujuan
perbaikan tiada henti
guna menjaga nama
baik bersama ASN.
52
banner ruang laktasi
papan nama ruang
laktasi pada ruang
tunggu pengadilan
agama painan
3. Berorientasi
Pelayanan dan Loyal
Saya telah berkonsultasi
dengan mentor dan
ketua pengadilan
Agama painan terkait
informasi ruang laktasi
dengan cermat dan
disiplin sebagai bentuk
dalam melaksanakan
tugas dengan tanggung
jawab untuk tujuan
perbaikan tiada henti
guna menjaga nama
baik bersama ASN.
53
fasilitas petunjuk arah sebagai bentuk memberikan kotribusi untuk selalu
informasi ketersediaan tanggung jawab saya terhadap Visi dan Misi menyampaikan
ruang laktasi. ruang laktasi dalam melaksanakan Organisasi yaitu nilai segala rancana
tugas dengan tanggung Meningkatkan yang berkaitan
jawab serta Kredibilitas dan dengan
melaksanakanya Transparansi di organisasi
dengan dengan Pengadilan Agama
kualitas terbaik Painan Kelas II.
Berkoordinasi 1. Informasi 1. Kolaboratif Kegiatan 1. Responsibilitas
dengan Ketersediaan Saya telah berkoordinasi berkoordinasi dengan
bagian Ruangan dengan kasubag bagian Perencanaan, Tanggap dalam
Perencanaan, laktasi pada Perencanaan, IT, dan IT, dan Pelaporan mengatasi
IT, dan akun sosial Pelaporan untuk untuk membuat hambatan yang
Pelaporan media mendapatkan petunjuk informasi ruang laktasi ada dalam
untuk Pengadilan terkait dengan informasi pada akun media memberikan
menyediakan Agama painan ruangan laktasi pada sosial Pengadilan pelayanan
fasilitas media sosial Pengadilan Agama Painan kepada kaum
informasi Agama Painan sebagai memberikan kotribusi rentan, oleh
ruang laktasi bentuk kesediaan saya terhadap Visi dan Misi karena itu
pada media dalam bekerja sama Organisasi yaitu nilai lakukanlan
sosial dengan orang lain. Meningkatkan evaluasi terhadap
Pengadilan Kredibilitas dan Rancangan
Agama Transparansi di Dekorasi ruang
Painan. Pengadilan Agama laktasi
Painan Kelas II.
Melakukan Dokumentasi 1. Akuntabel dan Adaptif Kegiatan penyedian 1. Responsibilitas
Monitoring Monitoring dan Saya telah melakukan sarana infromasi Tanggap dalam
dan evaluasi evaluasi monitoring dan evaluasi ruang Laktasi mengatasi
54
terhadap terkait kegiataan memberikan hambatan yang ada
penyediaan penyediaan sarana kontribusi terhadap dalam memberikan
sarana infromasi ruang laktasi Visi dan Misi pelayanan kepada
informasi di Pengadilan Agama Organisasi yaitu kaum rentan, oleh
ruang laktasi . Painan yang akan Memberikan karena itu
diterapkan dengan Pelayanan Hukum lakukanlan evaluasi
penuh tanggung jawab yang Berkualitas terhadap
dan transparan serta kepada Pencari pelaksanaan
mengembangkan Keadilan renovasi ruang
kreativitas guna nilai laktasi
Dasar yang saya
aktualisasikan
2. Beroritasi pelayanan
dan Loyal
Saya telah memonitoring
dan evaluasi terkait
renovasi ruang laktasi
dengan cermat dan
disiplin sebagai bentuk
dalam melaksanakan
tugas dengan tanggung
jawab untuk tujuan
perbaikan tiada henti
guna menjaga nama
baik bersama ASN.
55
C. Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAkhlak).
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 per MP
1 Berorientasi Pelayanan 3 1 3 2 9
2 Akuntabel 2 4 3 2 11
3 Kompeten 1 1 1 0 3
4 Harmonis 3 1 1 2 7
5 Loyal 2 1 2 2 7
6 Adaptif 2 1 2 1 6
7 Kolaboratif 2 1 0 0 3
Jumlah MP yang 15 10 12 9 46
Diaktualisasikan per Kegiatan
56
D. Capaian Penyelesaian Core Isu
Kondisi Core Isu
Sebelum Aktualisasi Sesudah Aktualisasi
Ruang Laktasi di Pengadilan Agama Painan kelas Setelah adanya kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi ini,
II masih belum optimal, hal ini diaikbatkan karena pelayanan terhadap kelompok rentan lebih optimal. Hal ini
beberapa faktor seperti minimnya penerangan, dibuktikan dengan perubahan pada Sarana Ruang Laktasi
pintu dorong ruangan laktasi yang sulit Pengadilan Agama Painan yang sudah nyaman digunakan
digunakan, peralatan sanitasi yang belum ada, oleh ibu menyusui.
serta tidak adanya sarana informasi akan
keberadaan ruang laktasi pada ruang tunggu.
57
58
F. Manfaat Terselesaikannya Core Isu.
1) Individu Peserta
Bagi Individu peserta, manfaat yang di dapatkan dengan
terpecahkannya core isu yaitu peserta dapat lebih memahami
tugas dan tupoksinya dalam memberikan layanan kepada
masyarakat kususnya bagi kelompok rentan. Serta peserta
sebagai ASN yang profesional dapat mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ASN BerAkhlak.
2) Manfaat Bagi Intsansi
Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada kelompok
rentan khususnya ibu menyusui yang mana sejalan dengan visi
dan misi Mahkamah Agung dalam meningkatkan akses terhadap
keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.
3) Manfaat Bagi Stakeholders
Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada kelompok
rentan ibu menyusui, sehingga dapat mendukung ibu dalam
memerikan ASI yang terbaik kebada buah hatinya. Hal ini
dikarenakan ruang laktasi telah dibuat senyaman mungkin
dengan diberikannya fasilitas bagi ibu menyusui.
E. Rancana Tidak Lanjut Hasil Aktualisasi
No Kegiatan Output Durasi dan Parapihak Sumber Keterangan
Waktu terlibat Biaya
1 Penyediaan Bantal 2 minggu Kasubag Satuan
sarana Umum dan Kerja
berupa keuangan Pengadilan
bantal Agama
untuk Painan
disediakan
pada ruang
laktasi
Pengadilan
Agama
Painan
59
2 Merenovasi plafon 6 bulan a. Ketua Satuan
plafon pada Pengadilan kerja
ruangan Agama Pengadilan
laktasi painan Agama
b. Painan
Sekretaris
Pengadilan
Agama
Painan
c. kasubag
umum dan
keuangan
Pengadilan
Agama
painan
60
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Aktualisasi/Habituasi Mata Pelatihan
a) Kegiatan ke 1: Membuat standar pelayanan pada pengadilan
Agama Painan. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan
konsultasi dengan mentor dan pimpinan terkait serta bekerja
sama dengan staf bidang kepegawaian untuk menghasilkan ruang
laktasi yang memenuhi standar pelayanan. Dalam kegiatan ini,
Peserta menerpkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
b) Kegiatan ke 2: Menyediakan sarana untuk ruang laktasi pada
Pengadilan Agama Painan. Kegiatan ini dimulai dengan
konsultasi dengan mentor dan pimpinan terkait serta bekerja
sama dengan staf bidang umum dan keuangan dalam
menyediakan fasilitas pada ruang laktasi. Dalam kegitan ini,
Peserta menerapkan nilai-nilai berorientasi pelayanan,
akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
c) Kegiatan ke 3: merenovasi ruang laktasi agar nyaman digunakan.
Pada kegitan ini dimulai dengan konsultasi dengan mentor dan
pimpinan terkait serta bekerja sama dengan salah satu PPNPN
dalam melakuakn renovasi. Dalam kegiatan ini, Peserta
menerpkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
d) Kegiatan ke 4: menyediakan informasi mengenai ketersediaan
ruang laktasi pada pengadilan Agama Painan. Pada kegitan ini
dimulai dengan konsultasi dengan mentor dan pimpinan terkait,
lalu berkoordinasi dengan kasubag umum dan keuangan untuk
menyediakan banner informasi ketersediaan ruang laktasi.
Setelah itu Peserta berkoordinasi dengan kasubag PTIP agar
61
dibuatlah berita yang akan di sebarkan melalui website
Pengadilan Agama Painan, Dalam kegiatan ini, Peserta
menerpkan nilai-nilai berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
2. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
gagasan kreatif yang Peserta lakukan untuk menyelesaikan Core
Isu tersebut diatas adalah “Optimalisasi Ruangan Laktasi pada
Pengadilan Agama Painan kelas II”. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama masa habituasi adalah sebagai berikut:
a. Membuat standar pelayanan pada pengadilan Agama
Painan.
b. Menyediakan sarana untuk ruang laktasi pada Pengadilan
Agama Painan.
c. Merenovasi ruang laktasi agar nyaman digunakan.
d. menyediakan informasi mengenai ketersediaan ruang laktasi
pada pengadilan Agama Painan.
3. Capaian Hasil Penyelesaian Core Isu
Belum optimalnya sarana ruang laktasi di Pengadilan Agama
Painan Kelas II ditandai oleh beberapa penyebab diantaranya: (1)
Belum ada inisiatif pegawai; (2) Belum ada informasi umum dan
edukatif terkait laktasi; dan (3) Belum ada prosedur berupa standar
pelayanan penggunaan ruang laktasi. Berdasarakan penyebab dari
core isu tersebut dilakukan penerapan dari rancangan aktualisasi
melalui gagasan penyelesaian isu terhadap antara lain:
a. Membuat standar pelayanan pada pengadilan Agama
Painan.
b. Menyediakan sarana untuk ruang laktasi pada Pengadilan
Agama Painan.
c. Merenovasi ruang laktasi agar nyaman digunakan.
d. menyediakan informasi mengenai ketersediaan ruang laktasi
pada pengadilan Agama Painan.
62
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya
kegiatan-kegiatan dalam rancangan aktualisasi dapat
meningkatkan sarana ruang laktasi pada Pengadilan Agama Painan
kelas II, sehingga dengan penerapan tersebut memberikan akses
terhadap keadilan kepada setiap kalangan masyarakat khususnya
kelompok rentan ibu menyusui.
B. Rekomendasi
1. Untuk Penyelenggara Pelatihan
Peserta berharap agar Badan Dilklat Keagamaan Padang dapat
melaksanakan monitoring aktualisasi peserta secara rutin dan
berkala.
2. Untuk Pengadilan Agama Painan kelas II
a. Agar Pengadilan Agama Painan kelas II dapat memenuhi
segala fasilitas yang dibutuhkan untuk ruang laktasi
kedepannya
b. Diharapkan Pengadilan Agama Painan kelas II dapat
mendukung pelaksanaan tindak lanjut dari pelaksanaan
aktualisasi ini.
63
REFERENSI
Andrian Pratama, Jokowi dorong Mahkamah Agung Perkuat Akses
Keadilan bagi Kelompok rentan. https://tirto.id/jokowi-dorong-ma-
perkuat-akses-keadilan-bagi-kelompok-rentan-gpjG (diakses pada
tanggal 22 September 2022 pukul 11.10 WIB)
Don, Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa
dalam video conference tentang Sosialiasi Sarana Prasarana
Ramah Kaum Rentan yang diikuti Oleh Mahkamah Agung.
https://menpan.go.id/site/berita-terkini/mahkamah-agung-dan-
pengadilan-didorong-untuk-berikan-pelayanan-ramah-bagi-kaum-
rentan (diakses pada tangga 22 September 2022 pukul 11.29 WIB)
64