Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


PADA PENGADILAN AGAMA TEMBILAHAN

OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA UNTUK PENYANDANG TUNA


NETRA DENGAN MENYEDIAKAN PETUNJUK BRAILLE (BRAILLE SIGN) DI
PENGADILAN AGAMA TEMBILAHAN

Oleh:

ERZHA CAESAR AINUL HABIAN, S.H.


NIP. 199710122022031008

Peserta Latihan Dasar CPNS Gol III


Angkatan IX Kelompok 1

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN PERADILAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
BOGOR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

Nama : Erzha Caesar Ainul Habian, S.H.


NIP : 199710122022031008
Unit Kerja : Pengadilan Agama Tembilahan
Tempat Aktualisasi : Pengadilan Agama Tembilahan

Telah Disetujui

Pada hari Jum'at tanggal 11 November 2022

Coach Mentor
Widyaiswara Ahli Madya Hakim Pengadilan Agama Tembilahan

Ir. Gaguk Yuliyanto, M.Eng. Zulfikar S.H.I


NIP 196907221992021001 NIP 198808102017121004
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

Nama : Erzha Caesar Ainul Habian, S.H.


NIP : 199710122022031008
Unit Kerja : Pengadilan Agama Tembilahan
Tempat Aktualisasi : Pengadilan Agama Tembilahan

Telah diseminarkan dan disahkan


Pada hari .............. tanggal ...............................

Penguji Mentor
Hakim Pengadilan Agama Tembilahan

Mohammad Syukri Pesilette Zulfikar S.H.I


NIP 198808102017121004

Mengetahui,
Coach
Widyaiswara Ahli Madya

Ir. Gaguk Yuliyanto, M.Eng.


NIP 196907221992021001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dengan
judul: “Optimalisasi Sarana dan Prasarana untuk Penyandang Tuna Netra
dengan Menyediakan Petunjuk Braille (Braille Sign) di Pengadilan Agama
Tembilahan” Adapun tujuan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini adalah untuk
memenuhi persyaratan kelulusan dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Gelombang I Angkatan IX di lingkungan Mahkamah Agung.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, sejak awal hingga terwujudnya
rancangan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan serta doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Bapak Bambang Hery Mulyono, S.H., M.H. selaku Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan & Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (Litbang Diklat
Kumdil) Mahkamah Agung Republik Indonesia;
2. Bapak Edward T.H. Simarmata, S.H., LL.M., M.T.L. selaku Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Badan Litbang Diklat
Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia;
3. Bapak Amiramza, S.H.I., selaku Ketua Pengadilan Agama Tembilahan;
4. Bapak Zulfikar, S.H.I., selaku Mentor yang telah memberikan dukungan, arahan
dan bimbingan dalam menyusun rancangan ini;
5. Bapak Gaguk Yuliyanto, S.T., M.Eng. selaku coach yang telah membimbing kami
menyusun rancangan ini;
6. Bapak/Ibu pimpinan, hakim, pejabat struktural dan fungsional serta rekan-rekan
pegawai Pengadilan Agama Tembilahan yang memberikan dorongan semangat
untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS;
7. Para Widyaiswara serta seluruh Panitia Latsar CPNS MA 2022 Gelombang I
Angkatan IX kelompok 1 yang dengan tulus membimbing dan memberikan
pengetahuannya kepada seluruh peserta Diklat;
8. Rekan-rekan peserta Latsar CPNS MA 2022 Gelombang I Angkatan IX Kelompok
1, yang telah saling bekerjasama untuk menyelesaikan rancangan ini;
9. Keluarga penulis yang telah memberikan doa restu, perhatian, motivasi serta
bantuan moril kepada penulis;

i
10. Semua pihak dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah memberikan bantuannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas
dari kekurangan. Oleh sebab itu penulis mohon maaf apabila dalam penulisan
rancangan ini, terdapat hal-hal yang kurang sempurna. Dan semoga rancangan
aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Tembilahan, 11 November 2022


Penulis,

Erzha Caesar Ainul Habian, S.H.

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisis Isu Utama dengan Metode USG


Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2 Time Schedule

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Nilai-Nilai Organisasi Badilag

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Gedung Pengadilan Agama Tembilahan

Gambar 3.1 Fishbone Diagram

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... .....1


B. Tujuan ......................................................................................................3
C. Manfaat ....................................................................................................4
D. Ruang Lingkup .........................................................................................5

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

A. Tusi, Visi, Misi dan Nilai Organisasi .........................................................6


B. Struktur Organisasi ................................................................................17
C. Gambaran Unit Kerja dan Tusi Peserta .................................................19

BAB III ANALISA ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU

A. Identifikasi Isu ........................................................................................23


B. Isu Utama dan Gagasan Pemecah Isu ..................................................25
C. Kegiatan-kegiatan kreatif Pemecah Isu .................................................29

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI

A. Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar (formulir 1) ...................................30


B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar ............................... 41
C. Kendala dan Solusi ................................................................................42
D. Rencana Tindak Lanjut ..........................................................................43
E. Analisis Dampak .................................................................................... 41
F. Time Schedule ....................................................................................... 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................48
B. Rekomendasi .........................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................50

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki cita-cita mewujudkan bangsa
yang utuh dan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, tertib dan damai
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut perlu peningkatan salah
satunya pada Aparatur Sipil Negara ("ASN"). Dalam rangka mewujudkan ASN
yang akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik serta selalu
mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat, diperlukan ASN yang
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan
mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai lembaga tinggi negara, Mahkamah Agung Republik Indonesia
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang membawahi badan peradilan
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer dan lingkungan peradilan tata usaha negara juga bertekad
untuk memiliki PNS yang menjiwai kode etik, kode perilaku dan nilai-nilai dasar
profesi PNS tersebut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta
dalam melaksanakan pelayanan publik kepada para pencari keadilan.
Usaha untuk membentuk sosok PNS yang mampu mengerti tugas
pokok dan fungsi sesuai dengan kode etik, nilai dasar, dan kode perilaku PNS
yang diaktualisasikan ke dalam tindakan sehari-hari tersebut, sehingga
diperlukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN disampaikan bahwa Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat

1
profesionalisme serta kompetensi bidang1, diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi yaitu Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS).
Dalam kegiatan Diklat ini CPNS kemudian diperkenalkan dengan nilai-
nilai dasar profesi PNS. Setiap CPNS wajib untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja
masing-masing yaitu nilai-nilai Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang diakronimkan menjadi
BerAKHLAK untuk mewujudkan ASN yang professional dan sekaligus
berkontribusi dalam menangani isu yang ada di tempat kerja. Peserta Latsar
juga diwajibkan menerapkan sikap dan perilaku PNS serta peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI melalui manajemen ASN dan Smart ASN.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi Latsar CPNS sesuai dengan
tema wajib yang disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. H.
Joko Widodo pada saat laporan tahunan Mahkamah Agung tahun 2021 yang
disampaikan secara langsung kepada Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Bapak Prof. Dr. H. M. Syarifuddin, S.H., M.H. agar peserta membuat
Aktualisasi dengan tema memperkuat keadilan bagi kelompok rentan, yaitu
perempuan, anak, dan penyandang disabilitas melalui penguatan peraturan
layanan dan akses disabilitas di setiap lini pengadilan.
Terdapat beberapa isu yang ada di Pengadilan Agama Tembilahan,
salah satunya yaitu tidak adanya petunjuk braille (braille sign) bagi penyandang
tuna netra. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 huruf k Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas ("UU No 8/2016") bahwa
pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas berasaskan pada
perlakukan khusus dan perlindungan lebih serta ketentuan Pasal 3 UU
No.8/2016 pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas bertujuan
sebagai berikut:
a. mewujudkan penghormatan, pemajuan, perlindungan, dan pemenuhan
hak asasi manusia serta kebebasan dasar penyandang disabiltas
secara penuh dan setara;

1
Indonesia, Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, UU No. 5 Tahun 2014, LN No. 6 Tahun
2014 TLN No. 5494, Pasal 63 ayat (3) dan (4).

2
b. menjamin upaya penghormatan, pemajuan, perlindungan, dan
pemenuhan hak sebagai martabat yang melekat pada diri penyandang
disabilitas;
c. mewujudkan taraf kehidupan penyandang disabilitas yang lebih
berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin, mandiri serta bermartabat;
d. melindungi penyandang disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi,
pelecehan dan segala tindakan diskriminatif, serta pelanggaran hak
asasi manusia; dan
e. memastikan pelaksanaan upaya penghormatan, pemajuan,
perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas untuk
mengembangkan diri serta mendayagunakan seluruh kemampuan
sesuai bakat dan minat yang dimilikinya untuk menikmati, berperan
serta berkontribusi secara optimal, aman, leluasa, dan bermartabat
dalam segala aspek kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Upaya untuk melakukan penghormatan bagi penyandang disabilitas
salah satunya adalah dengan memberikan petunjuk arah bagi penyandang
tuna netra. Ketiadaan fasilitas yang memadai bagi penyandang tuna netra akan
mencerminkan sikap yang tidak ramah dan diskriminasi bagi kaum disabilitas.
Salah satu solusinya adalah dengan memberikan petunjuk bagi penyandang
tuna netra sebagai bentuk penghormatan sesuai dengan amanat UU No.8/206.
Pengadilan Agama Tembilahan merupakan salah satu institusi
peradilan di bawah Mahkamah Agung yang ditugaskan untuk melayani perkara
persidangan bagi masyarakat Indonesia secara luas. Dalam menjalankan
tugas peradilan Pengadilan Agama Tembilahan banyak menerima perkara dari
berbagai macam masyarakat dari latar belakang yang berbeda-beda dan
bermacam-macam. Bahkan ada dari masyarakat yang mencari keadilan
merupakan masyarakat berkebutuhan khusus yang membutuhkan pelayanan
yang khusus juga. Salah satu diantaranya adalah penyandang Tuna Netra
yang membutuhkan petunjuk-petunjuk braille (braille sign) dalam melakukan
kegiatannya.
Maka dari itu, diperlukanlah suatu analisa isu untuk memecahkan
masalah tersebut. Yang mana dalam hal ini peserta memiliki suatu ide kreatif
dengan melakukan "Optimalisasi Sarana dan Prasarana untuk Penyandang

3
Tuna Netra dengan Menyediakan Petunjuk Braille (Braille Sign) di
Pengadilan Agama Tembilahan"

B. Tujuan
Tujauan dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Mahkamah Agung RI Golongan III Angkatan IX Tahun 2022;
2. Peserta mampu mengaktualisasikan NIlai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
(ASN) yaitu Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) di instansi tempat bekerja agar
mampu melaksanakan tugas sesuai dengan yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
3. Mampu mengidentifikasi isu-isu strategis kontemporer dan menerapkan
teknik analisis isu dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, mampu
menjelaskan kedudukan, peran, hak dan kewajiban, kode etik dan kode
perilaku ASN, mampu menerapkan Whole of Government (WoG) dalam
pemberian pelayanan yang terintegrasi, serta mampu mempraktikan etiket
dan pola pikir ASN sebagai pelayan publik;
4. Tersedianya petunjuk braille bagi penyandang tuna netra sebagai
penguatan layanan dan akses bagi penyandang disabilitas di Pengadilan
Agama Tembilahan.

C. Manfaat
Manfaat yang dapat dicapai dalam aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Organisasi
Kegiatan latsar yang diikuti oleh penulis diharapkan dapat membentuk
penulis menjadi ASN yang professional. Dengan menjadi ASN yang
professional maka diharapkan penulis dapat mewujudkan visi dan misi
organisasi baik visi dan misi Mahkamah Agung maupun visi dan misi
organisasi satuan kerja serta memperkuat nilai-nilai organisasi sehingga
meningkatkan citra positif organisasi dimata masyarakat dan juga akan
meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik bagi masyarakat
pencari keadilan.
2. Bagi Pimpinan

4
Dengan mengikuti kegiatan latsar yang diselenggarakan Mahkamah
Agung maka peserta akan dibekali kemampuan kepemimpinan,
kemampuan manajerial, kemampuan administrasi yang nantinya akan
bermanfaat dalam kehidupan berorganisasi sehingga pimpinan dapat
langsung memberikan instruksi maupun perintah yang disesuaikan dengan
tujuan organisasi satuan kerja.
3. Bagi Peserta
Membentuk ASN yang profesional, berkarakter nilai-nilai dasar ASN,
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
dengan kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK.
4. Bagi Stakeholder/Masyarakat
Tercapapainya kepuasan dan kenyamanan bagi para penyandang
disabilitas di Pengadilan Agama Tembilahan.

D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Aktualisasi bagi penulis dilaksanakan pada unit kerja
Kepaniteraan terkait penyediaan petunjuk braille bagi penyandang disabilitas
di Pengadilan Agama Tembilahan Kelas II. Pelaksanaan kegiatan habituasi
dilaksanakan terhitung dari tanggal 22 September 2022 sampai dengan 13
November 2022 dengan isu utama belum tersedianya petunjuk braille (braille
sign) bagi penyandang tuna netra di Pengadilan Agama Tembilahan.
Penulisan rancangan ini mengandung nilai-nilai dasar PNS yaitu:
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif (BerAKHLAK), serta menjelaskan isu dengan menggunakan sudut
pandang dari peran dan kedudukan ASN yaitu Manajemen ASN dan Smart
ASN.

5
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Tugas Pokok dan Fungsi, Visi Misi dan Nilai Organisasi


1. Tugas Pokok Pengadilan Agama Tembilahan
Pengadilan Agama Tembilahan merupakan Pengadilan Tingkat
Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang
beragama Islam pada bidang:
a. Perkawinan
Dalam perkawinan, wewenang Pengadilan Agama diatur dalam
atau berdasarkan Undang-Undang mengenai perkawinan yang berlaku
yang dilakukan menurut syari'ah, antara lain:
1) Ijin beristri lebih dari seorang (Poligami);
2) Ijin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21
tahun dalam hal orang tua, wali, atau keluarga dalam garis lurus ada
perbedaan pendapat (Wali Adhal);
3) Dispensasi Kawin;
4) Pencegahan perkawinan;
5) penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;
6) Pembatalan perkawinan;
7) Gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau isteri;
8) Perceraian karena talak;
9) Gugatan perceraian;
10) Penyelesaian harta bersama;
11) Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak
bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak
memenuhinya;
12) Penguasaan anak-anak;
13) Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami
kepada bekas insteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas
isteri;
14) Putusan tentang sah tidaknya seorang anak;
15) Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

6
16) Pencabutan kekuasaan wali;
17) Penunjukkan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal
kekuasaan seorang wali dicabut;
18) Penunjukkan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum
cukup umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang
tuanya, padahal tidak ada penunjukkan walo oleh orang tuanya;
19) Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang
ada di bawah kekuasaannya;
20) Penetapan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan
anak berdasarkan hukum Islam;
21) Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk
melakukan perkawinan campur; dan
22) Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
dijalankan menurut peraturan yang lain.

b. Waris
Dalam perkara waris, yang menjadi tugas dan wewenang
Pengadilan Agama disebutkan berdasarkan penjelasan Pasal 49 huruf
b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
sebagai berikut:
1) Penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris;
2) Penentuan mengenai harta peninggalan;
3) Penentuan bagian masing-masing ahli waris;
4) Melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut;
5) Penetapan Pengadilan atas permohonan seseorang tentang
penentuan siapa yang menjadi ahli waris, dan penentuan bagian-
bagiannya;
Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama terdapat kalimat yang berbunyi:" Para pihak
sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum
apa yang dipergunakan dalam pembagian warisan". Kini, dengan
adanya amandemen terhadap Undang-Undang tersebut, ketentuan

7
tersebut dihapus. Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dijelaskan, bilamana pewarisan
itu dilakukan berdasarkan hukum Islam, maka penyelesaiannya
dilaksanakan oleh Pengadilan Agama. Selanjutnya dikemukakan pula
mengenai keseragaman kekuasaan Pengadilan Agama di seluruh
wilayah nusantara yang selama ini berbeda satu sama lain, karena
perbedaan dasar hukumnya.
Selain dari itu, berdasarkan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Pengadilan Agama juga diberi
tugas dan wewenang untuk menyelesaikan permohonan pembagian
harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang yang beragama
Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam.
c. Wasiat
Mengenai wasiat, wewenang Pengadilan Agama diatur dalam
Penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan
Undang-Undang Peradilan Agama dijelaskan bahwa definisi wasiat
adalah: "Perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain
atau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi
tersebut meninggal dunia." Namun, Undang-Undang tersebut tidak
mengatur lebih jauh tentang wasiat. Ketentuan lebih detail diatur dalam
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
(KHI). Dalam KHI, wasiat ditempatkan pada bab V, dan diatur melalui 16
pasal.
Ketentuan mendasar yang diatur di dalamnya adalah tentang:
syarat orang membuat wasiat, harta benda yang diwasiatkan, kapan
wasiat mulai berlaku, di mana wasiat dilakukan, seberapa banyak
maksimal wasiat dapat diberikan, bagaimana kedudukan wasiat kepada
ahli waris, dalam wasiat harus disebut dengan jelas siapa yang akan
menerima harta benda wasiat, kapan wasiat batal, wasiat mengenai
hasil investasi, pencabutan wasiat, bagaimana jika harta wasiat
menyusut, wasiat melebih sepertiga sedang ahli waris tidak setuju, di
mana surat wasiat disimpan, bagaimana jika wasiat dicabut, bagaimana
jika pewasiat meninggal dunia, wasiat dalam kondisi perang, wasiat
dalam perjalanan, kepada siapa tidak diperbolehkan wasiat, bagi siapa

8
wasiat tidak berlaku, wasiat wajibah bagi orang tua angkat dan
besarnya, dan wasiat wajibah anak angkat serta besarnya.

d. Hibah
Penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 memberikan
definisi tentang hibah sebagai: "pemberian suatu benda secara sukarela
dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada kepada
orang lain atau badan hukum untuk dimiliki."
Hibah juga tidak diregulasi secara rinci dalam Undang-Undang a
quo. Ia secara garis besar diatur dalam KHI, dengan menempati bab VI,
dan hanya diatur dalam lima pasal. Secara garis besar pasal-pasal ini
berisi: Subjek hukum hibah, besarnya hibah, dimana hibah dilakukan,
harta benda yang dihibahkan, hibah orang tua kepada anak, kapan
hibah harus mendapatkan persetujuan ahli waris, dan hibah yang
dilakukan di luar wilayah Republik Indonesia.

e. Wakaf
Wakaf dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
dimaknai sebagai: "perbuatan seseorang atau sekelompok orang (wakif)
untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah
dan/atau kesejahteraan umum menurut syari'ah." Tentang wakaf ini
tidak dijelaskan secara rinci dalam Undang-Undang ini.
Ketentuan lebih luas tercantum dalam KHI, Buku III, Bab I hingga
Bab V, yang mencakup 14 pasal. Pasal-pasal tersebut mengatur:
ketentuan umum, yaitu definisi wakaf, wakif, ikrar, benda wakaf, nadzir,
Penjabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf; fungsi wakaf; subjek hukum yang
dapat mewakafkan harta bendanya; syarat benda wakaf; prosedur
mewakafkan; syarat-syarat nadzir; kewajiban dan hak-hak nadzir;
pendaftaran benda wakaf; perubahan, penyelesaian dan pengawasan
benda wakaf. Khusus mengenai perwakafan tanah milik, KHI tidak
mengaturnya. Ia telah diregulasi empat tahun sebelumnya dalam

9
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977, lembaran negara No. 38
Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik.

f. Zakat
Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seseorang Muslim
atau badan hukum yang dimiliki oleh orang Muslin sesuai dengan
ketentuan syari'ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
KHI tidak menyinggung pengaturan zakat.
Regulasi mengenai zakat telah diatur tersendiri dalam Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 1999 Lembaran Negara Nomor 164 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Zakat. Secara garis besar, isis Undang-
Undang ini adalah: Pemerintah memandang perlu untuk campur tangan
dalam bidang zakat, yang mencakup: perlindungan, pembinaan, dan
pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat; tujuan
pengelolaan zakat; organisasi pengelolaan zakat; pengumpulan zakat;
pendayagunaan zakat; pengawasan pengelolaan zakat; dan sanksi
terhadap pelanggaran regulasi pengelolaan zakat.

g. Infaq
Infaq dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
diartikan dengan: "Perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada
orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman,
mendermakan, memberikan rizqi (karunia), atau menafkahkan sesuatu
kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah
Subhanahu Wata'ala."
Kewenangan Pengadilan Agama ini belum pernah diatur secara
tersendiri dalam bentuk peraturan perundang-undangan, dan dalam
Undang-Undang ini juga tak diatur lebih lanjut.

h. Shadaqah
Mengenai shdaqah diartikan sebagai: "Perbuatan seseorang
memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum
secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu dengan mengharap ridha Allah dan pahala semata."

10
Sama seperti infaq, shadaqah juga tidak diatur dalam regulasi
khusus dan hingga kini belum ada peraturan perundang-undangan yang
mengaturnya.

i. Ekonomi Syari'ah
Ekonomi syari'ah diartikan dengan" "Perbuatan atau kegiatan
usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari'ah." Kewenangan itu
antara lain:
1) Bank Syari'ah;
2) Lembaga Keuangan Mikro Syari'ah;
3) Asuransi Syari'ah;
4) Reasuransi Syari'ah;
5) Reksadana Syari'ah;
6) Obligasi Syari'ah dan Surat Berharga Berjangka Menengah Syari'ah;
7) Sekuritas Syari'ah;
8) Pembiayaan Syari'ah;
9) Pegadaian Syari'ah;
10) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah; dan
11) Bisnis Syari'ah.

2. Fungsi Pengadilan Agama Tembilahan


Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama
Tembilahan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Memberikan pelaksanaan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan
bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi;
b. memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi
dan peninjauan kembali serta administrasi lainnya;
c. memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan
pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang
beragama Islam yang dilakukan berdasarkan Hukum Islam;
d. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan
hukum, memberikan pertimbangan hukum agama, pelayanan
riset/penelitian, pengawasan terhadap advokat/penasihat hukum dan
sebagainya.

11
3. Visi dan Misi Pengadilan Agama Tembilahan
VISI
Terwujudnya Pengadilan Agama Tembilahan Yang Agung
MISI
 Mewujudkan pelaksanaan menajemen Peradilan yang baik dan benar
secara berkesinambungan;
 Meningkatkan kualitas, efisiensi, efektivitas kinerja dan budaya kerja di
lingkungan Pengadilan Agama Tembilahan;
 Mewujudkan aparatur Pengadilan Agama Tembilahan yang profesional,
disiplin, bersih, berwibawa dan berakhlakul karimah;
 Meningkatkan kualitas pelayanan agar public dengan mudah
mendapatkan informasi dengan menggunakan Informasi Teknologi (IT).
Sesuai dengan Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035, nilai-nilai
utama Bada Peradilan adalah sebagai berikut: 2
a) Kemandirian Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 Ayat (1) UUD 1945)
1) Kemandirian Institusional:
Badan Peradilan adalah lembaga mandiri dan harus bebas dari
intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman (Pasal 3 ayat
(2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman).
2) Kemandirian Fungsional:
Setiap hakim wajib menjaga kemandirian dalam menjalankan tugas
dan fungsinya (Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman). Artinya, seorang Hakim dalam
memutus perkara harus didasarkan pada fakta dan dasar hukum
yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan, atau
ancaman, baik langsung ataupun tidak langsung, dari manapun dan
dengan alasan apapun juga.
b) Integritas dan Kejujuran (Pasal 24A ayat (2) UUD 1945; Pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman).
Perilaku hakim harus dapat menjadi teladan bagi masyarakatnya.
Perilaku hakim yang jujur dan asil dalam menjalankan tugasnya, akan

2
"CETAK BIRU PEMBARUAN PERADILAN 2010-2035" (Mahkamah Agung RI, 2010) hal..18-20.

12
menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas putusan yang
kemudian dibuatnya. Integritas dan kejujuran harus menjiwai
pelaksanaan tugas aparatur peradilan.

c) Akuntabilitas (Pasal 52 dan Pasal 53 Undang-Undang No. 48 Tahun


2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Hakim harus mampu melaksanakan tugasnya menjalankan
kekuasaan kehakiman dengan profesional dan penuh tanggung jawab.
Hal ini antara lain diwujudkan dengan memperlakukan pihak-pihak yang
berperkara secara profesional, membuat putusan yang didasari dengan
alasan yang memadai, serta usaha untuk selalu mengikuti
perkembangan masalah-masalah hukum aktual. Begitu pula halnya
dengan aparatur peradilan, tugas-tugas yang diemban juga harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan profesional.

d) Responsibilitas (Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 5 Undang-Undang No. 48


Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Badan Peradilan harus tanggap atas kebutuhan pencari keadilan,
serta berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat
mencapai peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Selain itu,
hakim juga harus menggali, emngikuti dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

e) Keterbukaan (Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; Pasal 13 dan Pasal 52
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)
Salah satu upaya badan peradilan untuk menjamin adanya
perlakukan sama dihadapan hukum, perlindungan hukum, serta
kepastian hukum yang adil, adalah dengan memberikan akses kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan
dengan penanganan suatu perkara dan kejelasan mengenai hukum
yang berlaku dan penerapannya di Indoensia.

f) Ktidakberpihakan (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009


tentang Kekuasaan Kehakiman)

13
Ketidakberpihakan merupakan syarat utama terselenggaranya
proses peradilan yang jujur dan adil, serta dihasilkannya suatu putusan
yang mempertimbangkan pendapat/kepentingan para pihak terkait.
untuk itu, aparatur peradilan harus tidak berpihak dalam memperlakukan
pihak-pihak yang berperkara.

g) Perlakukan yang sama di hadapan hukum (Pasal 28D ayat (1) UUD
1945; Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 52 UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman)
Setiap warga negara, khususnya pencari keadilan, berhak
mendapat perlakuan yang sama dari Badan Peradilan untuk
mendapatkan pengakuan jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

Gambar 2.1. Nilai-nilai Organisasi Badilag


Nilai-nilai organisasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bada Peradilan
Agama dan Peradilan Agama Seluruh Indonesia sesuai Keputusan Direktur
Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI Nomor 3170 Tahun
2019.
Terdapat 11 (sebelas) nilai organisasi, yaitu:
a. Bersyukur Kepada Allah SWT (Grateful)
Pada hakekatnya segala yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.
Semua yang kita dapatkan adalah karena kuasa dan karunia Allah SWT,
kebaikan dan kesempurnaan bersumber pada Tuhan YME. Oleh karena
itu kita wajib bersyukur kepada Allah SWT.

14
b. Pelayanan Prima (Excellent Service)
Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan (The Golden
Rule). Buatlah orang lain puas, maka anda akan dipuaskan.
1) Beorientasi pada kebutuhan pencari keadilan;
2) Mengantisipasi kebutuhan pencari keadilan sebelum diminta;
3) Fleksibilitas demi pencari keadilan.

c. Profesionalisme (Profesionalims)
Menunjukkan keahlian dan kecintaan seseorang terhadap
pekerjaannya, kesediaan untuk bekerja lebih dari yang diharapkan, dan
terus menerus melakukan perbaikan secara proaktif.

d. Kedisiplinan (Discipline)
Ketaatan pada peraturan, standar, sistem & tata kerja lembaga yang
sudah ditetapkan serta keberanian untuk menegakkan kedisiplinan.

e. Dapat Dipercaya dan Diandalkan (Credible)


Manusia yang bekerja (Homo Faber, Hannah Arendi) selalu berdimensi
sosial, menuntut interaksi timbal balik dengan lingkungannya. Dengan
melaksanakan tanggung jawabnya secara ikhlas, disiplin, konsisten dan
profesional, maka ia akan dapat dipercaya dan dapat diandalkan oleh
orang lain.

f. Cakap dan Terampil (Competent)


Manusia bekerja tidak sekedar untuk bertahan hidup (survival),
melainkan untuk mencapai aktualisasi dirinya sebagai manusia secara
penuh (Abraham Maslow).
1) Profesional;
2) Bekerja Cerdas;
3) Bekerjasama Untuk Hasil Terbaik.

g. Keunggulan Kompetitif (Competitive)

15
Di jaman modern yang serba tidak pasti (Turbulence World) yang
dibutuhkan adalah keberanian menghadapi tantangan. Adversity
Quotient (Paul G.Stoltz) mengubah ancaman menjadi peluang untuk
selalu berkembang dan berubah menjadi lebih baik lagi, menjadi the
winner.

h. Kepedulian terhadap Sesama (Caring)


Humanisme Transcendental artinya berperi kemanusiaan berdasarkan
keyakinan akan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menyelenggarakan
segala sesuatu (Providentia Dei). Berdasarkan rasa syukur atas
penyelenggaraan ilahi, warga peradilan agama dihargai sebagai
manusia yang luhur.

i. Keterbukaan (Transparency)
Kesediaan untuk menerima informasi atau masukan dari berbagai pihak
dan mengkomunikasikan kebutuhan, harapan atau masalah serta
kesepakatan yang telah dibuat dalam satu tim kerja.

j. Kebersamaan (Togetherness)
Kesediaan untuk bersama-sama bekerja keras, saling bantu membantu
dan berpartisipasi dalam menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan.

k. Inovasi (Innovation)
Kebutuhan dan harapan stakeholders selalu meningkat, sehingga
diperlukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
stakeholders tersebut.

16
B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pengadilan Agama Tembilahan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi

17
Struktur Organisasi Pengadilan Agama Tembilahan

18
C. Gambaran Unit Kerja dan Tusi Peserta
1. Gambaran Unit Kerja

Gambar 2.3
Gedung Pengadilan Agama Tembilahan

Pengadilan Agama Tembilahan dahulunya termasuk dalam wilayah


Provinsi Bagian Tengah dan masih menyatu dengan Kabupaten Indragiri
Hulu dengan Ibukotanya yang terletak di Rengat. Di dalam penyelesaian
sengketa perkara-perkara perdata Agama baik yang menyangkut dengan
perkara bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf dan shadaqah yang
berdasarkan hukum Islam, maka Pengadilan Agama yang dahulu disebut
Mahkamah Syari'ah yang berkedudukan di Kota Bukit Tinggi mengadakan
sidang keliling ke daerah-daerah, termasuk ke daerah Riau di Indragiri Hilir.
Pada Tahun 1965 seiring dengan pemekaran Kabupaten dalam wilayah
Riau, maka Kabupaten Indragiri Hulu dengan Ibukotanya Rengat,
sedangkan Kabupaten Indragiri Hilir dengan Ibukotanya Tembilahan.
Dengan telah terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir dengan Ibukota

19
Tembilahan, secara bertahap Kantor Jawatan dan Dinas ditingkat
Kabupaten mulai terbentuk, demikian juga halnya dengan
eksistensi/keberadaan Pengadilan Agama Tembilahan dalam wilayah
Indragiri Hilir.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 34 Tahun 1972
tanggal 16 Maret 1972 tentang Pembentukan Pengadilan
Agama/Mahkamah Syari'ah di daerah Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera
Utara serta Aceh, dimana dalam Keputusan Menteri Agama RI tersebut
termasuk salah satunya Pembentukan Pengadilan Agama Tembilahan.
2. Alamat Pengadilan
Pengadilan Agama Tembilahan terletak di Jalan H.R. Soebrantas No.
77, Kelurahan Tembilahan Hilir, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
3. Wilayah Yurisdiksi Kabupaten Indragiri Hilir
Wilayah Yurisdiksi dari Pengadilan Agama Tembilahan adalah
mencakup seluruh wilayah administrasi Kabupaten Indragiri Hilir yang terdiri
dari 20 kecamatan, 39 kelurahan, dan 201 desa, yaitu:
a. Kecamatan Batang Tuaka, terdiri dari 1 kelurahan, 12 desa dan memiliki
luas wilayah 1.050,25 km2.
b. Kecamatan Concong, terdiri dari 1 kelurahan, 5 desa dan memiliki luas
wilayah 160,29 km2.
c. 2Kecamatan Enok, terdiri dari 4 kelurahan, 10 desa dan memiliki luas
wilayah 880,86 km2.
d. Kecamatan Gaung, terdiri dari 1 kelurahan, 16 desa dan memiliki luas
wilayah 1.021,74 km2.
e. Kecamatan Gaung Anak Serka, terdiri dari 3 kelurahan, 9 desa dan
memiliki luas wilayah 612,75 km2.
f. Kecamatan Kateman, terdiri dari 3 kelurahan, 8 desa dan memiliki luas
wilayah 561,09 km2.
g. Kecamatan Kempas, terdiri dari 2 kelurahan, 10 desa dan memiliki luas
wilayah 364,49 km2.
h. Kecamatan Kemuning, terdiri dari 1 kelurahan, 11 desa dan memiliki
luas 525,48 km2.
i. Kecamatan Keritang, terdiri dari 1 kelurahan, 16 desa dan memiliki luas
wilayah 543,45 km2.

20
j. Kecamatan Kuala Indragiri, terdiri dari 1 kelurahan, 7 desa dan memiliki
luas wilayah 511,63 km2.
k. Kecamatan Mandah, terdiri dari 1 kelurahan, 16 desa dan memiliki luas
wilayah 1.479,24 km2.
l. Kecamatan Pelangiran, terdiri dari 1 kelurahan, 16 desa dan memiliki
luas wilayah 531,22 km2.
m. Kecamatan Pulau Burung, terdiri dari 16 desa dan memiliki luas wilayah
520 km2.
n. Kecamatan Reteh, terdiri dari 3 kelurahan, 11 desa dan memiliki luas
wilayah 407,75 km2.
o. Kecamatan Sungai Batang, terdiri dari 1 kelurahan, 7 desa dan memiliki
luas wilayah 145,99 km2.
p. Kecamatan Tanah Merah, terdiri dari 1 kelurahan, 9 desa dan memiliki
luas wilayah 721,56 km2.
q. Kecamatan Teluk Belengkong, terdiri dari 13 desa dan memiliki luas
wilayah 499 km2.
r. Kecamatan Tembilahan, terdiri dari 8 kelurahan dan memiliki luas
wilayah 197,37 km2.
s. Kecamatan Tembilahan Hulu, terdiri dari 2 kelurahan, 4 desa dan
memiliki luas wilayah 180,62 km2.
t. Kecamatan Tempuling, terdiri dari 4 kelurahan, 5 desa dan memiliki luas
wilayah 691,19 km2.
4. Tugas Pokok Kepaniteraan Gugatan
Uraian Tugas:
1) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat terkait dengan pengajuan perkara gugatan berdasarkan
Hukum Acara Perdata;
2) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk melakukan penerimaan
perkara gugatan dari masyarakat pencari keadilan
3) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk melakukan pengecekan
kelengkapan data dan dokumen pengajuan perkara gugatan
4) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk melakukan pendaftaran
perkara gugatan dari masyarakat dalam website SIPP PA Tembilahan

21
5) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk melakukan pemberkasan
pengajuan perkara gugatan
6) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk membantu masyarakat untuk
melakukan pendaftaran e-court
7) Membantu Panitera Muda Gugatan untuk memberikan dan
menyerahkan Salinan Putusan kepada para pihak yang berperkara

22
BAB III
ANALISA ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU

A. Identifikasi Isu
Isu dalam pemahamannya memiliki makna yang berbeda- beda. Dalam
pembicaraan sehari-hari isu sering diartikan sebagai kabar burung dalam
pemahaman orang awam, sedangkan dalam analisis kebijakan publik (public
policy analysis) dalam makna yang terkandung bukanlah seperti apa yang
umum dipahami oleh orang awam. Sekalipun harus diakui dalam berbagai
literatur bahwa istilah isu tersebut tidak pernah dirumuskan dengan jelas,
namun sebagai suatu "technical term", utamanya dalam konteks kebijakan
publik, muatan maknanya lebih kurang sama dengan apa yang kerap disebut
sebagai masalah kebijakan (policy problem)3.
Berbagai kendala dan permasalahan muncul dalam melaksanakan
tugas di Kepaniteraan Muda Gugatan di Pengadilan Agama Tembilahan,
setelah dilakukan Diagnostic Organisation terdapat 4 (empat) isu strategis yang
berkembang dan akan di analisa yaitu:
1. Belum Adanya Petunjuk Khusus Untuk Penyandang Tuna Netra Di
Pengadilan Agama Tembilahan
Petunjuk khusus bagi tuna netra merupakan salah satu fasilitas umum
yang wajib dihadirkan oleh negara kepada warganya yang menyandang
disabilitas. Petunjuk arah bagi penyandang tuna netra merupakan suatu
fasilitas utama yang wajib disediakan pada sebagian besar negara di dunia.
Hal ini demi memberikan kenyamanan bagi penyandang tuna netra agar
dapat melakukan segala kegiatannya secara mandiri tanpa harus
bergantung kepada orang lain secara terus menerus. Demi membantu
penyandang tuna netra untuk mandiri negara wajib hadir dalam
memberikan hak-hak serta penghormatan bagi mereka dengan
memberikan fasilitas yang memadai seperti membangun trotoar dengan
guiding block khusus tuna netra serta petunjuk braille di setiap fasilitas
umum yang menunjukkan suatu arah maupun informasi transportasi.

3
Abdul Wahab Solichin, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi Keimplementasi
Kebijaksanaan Negara, 2 ed. (ajakarta: Bumi Aksara, 2008).

23
Hal tersebut juga harus disediakan pada setiap instansi pemerintah
sebagai cerminan dari suatu negara. Seperti halnya di Pengadilan Agama
Tembilahan yang hingga saat ini belum menyediakan petunjuk braille bagi
penyandang tuna netra.
Isu ini memberikan dampak serius bagi masyarakat sehingga
masyarakat penyandang tuna netra tidak dapat melakukan kegiatannya
secara mandiri dan akan merasa terdiskriminasi dengan tidak adanya
petunjuk khusus bagi mereka. Sebagai representasi dari negara Pengadilan
Agama Tembilahan harus hadir dalam memberikan hak-hak penyandang
tua netra untuk menyediakan fasilitas khusus untuk mereka.

2. Belum Adanya Fasilitas Umum Yang Memadai Untuk Jalan Khusus


Penyandang Tuna Netra Di Pengadilan Agama Tembilahan
Salah satu fasilitas umum yang wajib disediakan suatu negara adalah
guiding block sebagai jalan khusus untuk penyandang tuna netra. Sebagai
negara yang akan menjadi negara maju, kepedulian terhadap penyandang
disabilitas merupakan poin penting dalam penilaian internasional. Tidak
tersedianya guiding block di Pengadilan Agama Tembilahan merupakan
salah satu ketidakramahan terhadap penyandang disabilitas. Ini merupakan
ketertinggalan dimana pada Ibukota DKI Jakarta guiding block merupakan
hal yang sangat lumrah dijumpai. Namun pembangunan guiding block ini
masih belum menjamah wilayah-wilayah daerah luar pulau jawa. Sehingga
diharapkan dengan contoh yang diberikan Pengadilan Agama Tembilahan
terhadap instansi pemerintah lainnya di Indragiri Hilir akan menjadi triger
supaya Kabupaten Indragiri Hilir menjadi wilayah yang maju dan ramah bagi
disabilitas.
Isu ini menjadi penting karena pelataran pejalan kaki Pengadilan Agama
Tembilahan yang bercampur dengan area parkir dan aktivitas lalu lalang
kendaraan akan membahayakan bagi tuna netra tanpa adanya guiding
block.

3. Belum Adanya Optimalisasi Penyampaian Informasi Kepada


Masyarakat Di Pengadilan Agama Tembilahan

24
Penyampaian informasi merupakan salah satu pelaksanaan dari nilai
dasar Berorientasi Pelayanan. Tanpa adanya penyampaian informasi yang
efisien akan merugikan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tidak
optimalnya penggunaan whatsapp dan telepon yang hanya diberikan
melalui meja informasi. Sedangkan meja informasi juga harus memberikan
informasi kepada masyarakat yang dapat ke Pengadilan Agama
Tembilahan. Pemberian informasi melalui whatsapp dan telepon menjadi
tidak optimal karena meja informasi lebih fokus memberikan informasi
kepda masyarakat yang datang daripada yang meminta informasi melalui
whatsapp dan telepon. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permaslahan
tersebut adalah dengan mendirikan call center khusus yang hanya melayani
masyarakat yang meminta informasi tanpa harus jauh-jauh datang ke
Pengadilan Agama Tembilahan.

4. Belum Tersedianya Keamanan Yang Memadai Bagi Masyarakat Di


Pengadilan Agama Tembilahan
Pengadilan sangat rentan dengan isu keamanan, hal ini dapat dilihat
dari adanya oknum-oknum yang terkadang membawa senjata tajam dan
membuat onar di Pengadilan. Hal ini dinilai sangat membahayakan
mengingat bahwa banyak masyarakat yang juga hadir di Pengadilan.
Kurangnya keamanan yang memadai akan merugikan banyak pihak dan
bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Pengadilan Agama Tembilahan
diharapkan dapat memberikan rasa keamanan terutama bagi kaum
disabilitas terhadap bahaya yang demikian. Salah satu solusi untuk
mencegah oknum-oknum tertentu untuk membawa senjata tajam adalah
dengan menyediakan Walktrough Metal Detector serta penitipan barang di
pintu masuk Pengadilan.

B. Isu Utama dan Gagasan Pemecah Isu


Penentuan isu aktual prioritas dilakukan dengan menggunakan
kemampuan berpikir konseptual dengan dicarikan alternatif jalan keluar
pemecahan isu, yaitu dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu dengan menggunakan metode USG (Urgency, Serioussness, dan
Growth), yakni teknik memilih dan menetapkan isu dengan cara menetapkan

25
urutas prioritas masalah menggunakan metode/teknik scoring. Proses untuk
metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah,
keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya
masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
2. Serioussness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Semakin cepat berkembang masalah tersebut, maka semakin tinggi
pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin
prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Tabel 3.1
Analisis Isu Utama dengan Metode USG
Unsur
No Isu Total Ranking
U S G
Belum Adanya Petunjuk Khusus Untuk
1 Penyandang Tuna Netra Di Pengadilan 5 5 5 15 1
Agama Tembilahan
Belum Adanya Fasilitas Umum Yang
Memadai Untuk Jalan Khusus
2 4 5 5 14 2
Penyandang Tuna Netra Di Pengadilan
Agama Tembilahan
Belum Adanya Optimalisasi Penyampaian
3 Informasi Kepada Masyarakat Di 4 4 3 11 4
Pengadilan Agama Tembilahan

26
Belum Tersedianya Keamanan Yang
4 Memadai Bagi Masyarakat Di Pengadilan 4 5 4 13 3
Agama Tembilahan
*ket: 1=Sangat Kecil, 2= Kecil, 3= Cukup, 4= Tinggi, 5= Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel maka isu aktual yang menjadi prioritas adalah


"Belum Adanya Petunjuk Khusus Untuk Penyandang Tuna Netra di
Pengadilan Agama Tembilahan". Dalam menentukan nilai pada metode USG
penulis melakukan konsultasi dengan mentor dan diskusi dengan Panitera
Muda Gugatan agar penentuan isu utama menggunakan teknik tapisan isu
USG menjadi valid.
Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah, dilakukan analisis
dengan fishbone diagram. Diagram tulang ikan atau fishbone adalah diagram
sebab-akibat atau case effect diagram. Fungsi dasar diagram fishbone (tulang
ikan) adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab
yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya. Kriteria yang digunakan adalah 4M (Man, Methode, Material,
Mechine).

Man: Material:
Belum adanya petugas khusus Belum adanya petunjuk khusus
untuk kelompok rentan. untuk kelompok rentan

Methode: Machine:
Belum adanya mekanisme Belum adanya peralatan khusus
khusu untuk kelompok untuk kelompok rentan.
rentan.

Gambar 3.1. Fishbone Diagram

Berdasarkan analisis menggunakan fishbone diagram, didapatkan akar


penyebab isu yang terpilih tersebut, yaitu:
1. Belum adanya petugas khusus untuk kelompok rentan (tuna netra);
2. Belum adanya mekanisme khusus untuk kelompok rentan (tuna netra);

27
3. Belum adanya petunjuk khusus bagi kelompok rentan (tuna netra);
4. Belum adanya peralatan khusus untuk kelompok rentan (tuna netra).
Berikut merupakan Dampak/Akibat yang akan terjadi apabila tidak segera
ditangani:
1. Kelompok Rentan (Tuna Netra) akan kesulitan untuk melakukan
kegiatan di Pengadilan Agama Tembilahan;
2. Pelayanan di Pengadilan Agama Tembilahan akan dinilai tidak ramah
kepada kelompok Tuna Netra;
3. Pelayanan akan terhambat dengan kurangnya fasilitas ramah Tuna
Netra;
4. Pelayanan dinilai tidak menerapkan ketentuan Pasal 3 UU No 8/2016.

No Unsur Penyebab Solusi


1. Man Belum adanya petugas Menyediakan petugas
khusus untuk kelompok khusus untuk kelompok
rentan (tuna netra) rentan (tuna netra)
2. Methode Belum adanya mekanisme Menyediakan
khusus untuk kelompok mekanisme khusus untuk
rentan (tuna netra) kelompok rentan (tuna
netra)
3. Material Belum adanya petunjuk Menyediakan petunjuk
khusus bagi kelompok rentan braille (braille sign) untuk
(tuna netra) kelompok rentan (tuna
netra)
4. Machine Belum adanya peralatan Menyediakan alat-alat
khusus untuk kelompok khusus untuk kelompok
rentan (tuna netra) rentan (tuna netra)

Berikut merupakan hasil indentifikasi terkait solusi yang terbaik diantara 4


solusi tersebut:
No Kriteria Bobot Solusi
1 2 3 4
1. Memiliki manfaat besar 5 4 4 5 4

28
2. Cepat 5 4 4 5 3
3. Mudah 5 4 5 5 4
4. Efektif 5 4 5 5 4
Total 5 16 18 20 15

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, maka solusi yang terbaik adalah
Penyediaan Petunjuk Braille (Braille Sign) bagi Penyandang Tuna Netra di
Pengadilan Agama Tembilahan.

C. Kegiatan-Kegiatan Kreatif pemecah Isu


Untuk mewujudkan gagasan tersebut kegiatan-kegiatan kreatif yang
akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pendataan ruang dan fasilitas umum layanan perkara yang
belum disertai dengan huruf braille;
2. Melakukan komunikasi dengan kontraktor profesional yang
menyediakan pembuatan huruf braille untuk melakukan pemesanan dan
pembuatan design sticker braille dengan persetujuan sekretaris, mentor
dan atasan langsung;
3. Melakukan pemasangan sticker huruf braille pada setiap ruang dan
fasilitas layanan perkara yang sudah disetujui oleh sekretaris, mentor
dan atasan langsung di Pengadilan Agama Tembilahan.

29
BAB IV
HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR

A. Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar (Formulir 1)

Tabel 4.1
MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI

Pemaknaan Kontribusi
Penguatan Time
Keterkaitan Terhadap
No Kegiatan Tahapan Ouput Nilai-Nilai Schedule
Nilai-Nilai Dasar Visi dan Misi
Organisasi (Penjadwalan)
BerAKHLAK Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Melakukan 1. Melakukan Terlaksananya Penulis datang Dengan Dengan 20 September
pendataan Konsultasi Konsultasi tepat waktu melakukan melakukan 2022 - 30
ruang dan dengan dengan berdasarkan pendataan pendataan September
fasilitas mentor terkait Mentor kesepakatan ruang dan ruang dan 2022
umum ruang dan dengan Mentor. fasilitas fasilitas umum
layanan fasilitas umum Kemudian Penulis umum layanan perkara
perkara yang layanan melakukan layanan yang belum
belum perkara yang konsultasi dengan perkara yang disertai dengan

30
disertai membutuhkan mentor dengan belum disertai huruf braille
dengan huruf huruf braille menggunakan dengan huruf memperkuat
braille bahas Indonesia braille akan nilai-nilai
yang sopan dalam berkontribusi organisasi yaitu:
melakukan positif Akuntablitas,
diskusi terhadap Responsibilitas,
(Akuntabel: pencapaian Profesionalisme,
Datang Tepat visi dan misi Pelayanan
Waktu, organisasi Prima, Inovasi,
Kolaboratif: yaitu Kedisiplinan,
musyawarah meningkatkan Kepedulian
mufakat, kualitas terhadap
menghargai pelayanan sesama.
pendapat, publik, berupa
kerjasama) peningkatan
2. Melakukan Terlaksananya Penulis fasilitas
pencatatan pendataan melakukan layanan
dan pendataan ruang dan pendataan ruang petunjuk
ruang dan fasilitas umum dan fasilitas braille bagi
fasilitas umum layanan umum layanan penyandang
layanan perkara yang perkara tuna netra

31
perkara yang membutuhkan berdasarkan yang
membutuhkan huruf braille diskusi dengan bertujuan
huruf braille mentor. untuk
berdasarkan meningkatkan
araham (Akuntabel: kenyamanan
mentor Pelaksanaan pengunjung
hasil diskusi khususnya
dengan penuh penyandang
tanggung jawab) tuna netra
2. Melakukan 1. Melakukan Terlaksananya Penulis Dengan Dengan 3 Oktober
komunikasi komunikasi komunikasi melakukan melakukan melakukan 2022 - 28
dengan dengan dengan komunikasi komunikasi komunikasi Oktober 2022
kontraktor Kontraktor Kontraktor dan dengan dengan dengan
profesional yang mendapatkan Kontraktor kontraktor kontraktor
yang menyediakan Surat dengan profesional profesional yang
menyediakan huruf braille Penawaran menggunakan yang menyediakan
pembuatan untuk ruangan (Offering bahas yang baik menyediakan pembuatan
huruf braille dan fasilitas Letter) dan sopan. pembuatan huruf braille
untuk umum dan huruf braille untuk
melakukan meminta Surat (Kolaboratif: untuk melakukan
pemesanan Penawaran indikator kerja melakukan pemesanan dan

32
dan (Offering sama, pemesanan pembuatan
pembuatan Letter) terkait Akuntabel: dan design sticker
design pengadaan indikator pembuatan braille dengan
sticker braille sticker braille melaksanakan design sticker persetujuan
dengan arahan dari braille dengan sekretaris,
persetujuan atasan, persetujuan mentor dan
sekretaris, bertanggung sekretaris, atasan langsung
mentor dan jawab untuk mentor dan memperkuat
atasan memperoleh atasan nilai-nilai
langsung Surat langsung organisasi yaitu:
Penawaran akan Akuntablitas,
(Offering Letter) berkontribusi Responsibilitas,
) positif Profesionalisme,
2. Melakukan Terlaksananya Penulis terhadap Pelayanan
konsultasi konsultasi melakukan pencapaian Prima, Inovasi,
dengan dengan konsultasi dengan visi dan misi Kedisiplinan,
Mentor terkait Mentor terkait Mentor terkait organisasi Kepedulian
Surat Surat dengan Surat yaitu terhadap
Penawaran Penawaran Penawaran meningkatkan sesama.
(Offering (Offering (Offering Letter) kualitas
Letter) yang Letter) yang pelayanan

33
diberikan oleh diberikan oleh yang disampaikan publik, berupa
Kontraktor Kontraktor oleh Kontraktor. peningkatan
untuk fasilitas
mendiskusikan (Kolaboratif: layanan
hal-hal yang indikator kerja petunjuk
tidak perlu dan sama, braille bagi
menyesuaikan Akuntabel: penyandang
dengan indikator tuna netra
anggaran yang melaksanakan yang
ada arahan dari bertujuan
atasan) untuk
3. Melakukan Terlaksananya Penulis meningkatkan
revisi terhadap revisi terhadap melakukan revisi kenyamanan
daftar ruangan daftar ruangan terhadap daftar pengunjung
dan fasilitas dan fasilitas ruangan dan khususnya
umum layanan umum layanan fasilitas umum penyandang
perkara perkara layanan perkara tuna netra
setelah setelah yang
adanya Surat adanya Surat membutuhkan
Penawaran Penawaran huruf braille.
(Offering (Offering

34
Letter) dari Letter) serta (Kolaboratif:
Kontraktor dan mendapatkan indikator
kemudian Surat menerima
meminta Surat Penawaran pendapat dari
Penawaran (Offering Mentor,
(Offering Letter) baru Akuntabel:
Letter) baru yang direvisi indikator
yang direvisi berdasarkan bertanggung
berdasarkan arahan dari jawab dan
arahan dari Mentor melaksanakan
Mentor arahan dari
Mentor)
4. Melakukan Terlaksananya Penulis
pengajuan pengajuan mengajukan
anggaran anggaran Surat Penawaran
kepada sekretaris (Offering Letter)
sekretaris dari Kontraktor
berdasarkan yang telah
Surat disetujui oleh
Penawaran Mentor untuk
(Offering

35
Letter) yang pengajuan
telah disetujui anggaran.
oleh Mentor
(Akuntabel:
indikator
melaksanakan
arahan dari
Mentor dengan
penuh tanggung
jawab)
5. Melakukan Terlaksananya Penulis
pembuatan pembuatan melakukan
design awal design awal diskusi terkait
untuk sticker untuk sticker design sticker
braille dan braille braille dengan
meminta kontraktor dan
persetujuan meminta
Mentor serta persetujuan dari
sekretaris Mentor dan
sekretaris terkait

36
design sticker
braille.

(Akuntabel:
indikator
melakukan
tanggung jawab
terkait design,
Kolaboratif
indikator
meminta
persetujuan dari
Mentor dan
sekretaris)
6. Melakukan Terlaksananya Penulis
Pemesanan Pemesanan melakukan
Sticker Braille Sticker Braille pemesanan
berdasarkan berdasarkan sticker braille
design yang design yang kepada kontraktor
telah disetujui telah disetujui berdasarkan
Surat Penawaran

37
(Offering Letter)
dan design yang
telah disetujui
oleh Mentor dan
sekretaris.

(Akuntabel:
indikator
melaksanakan
arahan dari
Mentor dan
sekretaris)
3. Melakukan 1. Melakukan Terlaksananya Penulis Dengan Dengan 31 Oktober
pemasangan konsultasi konsultasi melakukan melakukan melakukan 2022 - 3
sticker huruf kepada Mentor dengan konsultasi dengan pemasangan pemasangan November
braille pada dan Bagian Mentor dan Mentor dan sticker huruf sticker huruf 2022
setiap ruang Umum untuk Bagian Umum Bagian Umum braille pada braille pada
dan fasilitas melakukan terkait setiap ruang setiap ruang dan
layanan pemasangan pemasangan dan fasilitas fasilitas layanan
perkara yang sticker braille sticker braille. layanan perkara yang
sudah setelah perkara yang sudah disetujui

38
disetujui oleh dikirimkan oleh (Kolaboratif: sudah oleh sekretaris,
sekretaris, Kontraktor indikator disetujui oleh mentor dan
mentor dan musyawarah sekretaris, atasan langsung
atasan untuk mufakat) mentor dan di Pengadilan
langsung di 2. Melakukan Terlaksananya Penulis bersama atasan Agama
Pengadilan pemasangan pemasangan bagian umum langsung di Tembilahan
Agama sticker braille sticker braille melakukan Pengadilan memperkuat
Tembilahan bersama bersama pemasangan Agama nilai-nilai
bagian umum bagian umum sticker braille Tembilahan organisasi yaitu:
untuk pada ruangan dan akan Akuntablitas,
melakukan fasilitas umum berkontribusi Responsibilitas,
pemasangan berdasarkan positif Profesionalisme,
daftar yang telah terhadap Pelayanan
disetujui oleh pencapaian Prima, Inovasi,
Mentor. visi dan misi Kedisiplinan,
organisasi Kepedulian
(Akuntabel: yaitu terhadap
melaksanakan meningkatkan sesama.
arahan dari kualitas
Mentor) pelayanan
publik, berupa

39
peningkatan
fasilitas
layanan
petunjuk
braille bagi
penyandang
tuna netra
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kenyamanan
pengunjung
khususnya
penyandang
tuna netra

40
B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan 1. Melakukan Saya telah melakukan konsultasi dengan mentor terkait ruang dan 17 Oktober
pendataan Konsultasi fasilitas umum layanan perkara yang membutuhkan petunjuk barille 2022
ruang dan dengan (braille sign)
fasilitas mentor terkait (Akuntabel: Datang Tepat Waktu, Kolaboratif: musyawarah
umum ruang dan mufakat, menghargai pendapat, kerjasama)
layanan fasilitas umum
perkara yang layanan
belum perkara yang
disertai membutuhkan
huruf braille

41
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
dengan huruf
braille

2. Melakukan Saya telah melakukan pencatatan dan pendataan ruang dan fasilitas 18 Oktober
pencatatan umum layanan perkara yang membutuhkan petunjuk braille (braille 2022
dan pendataan sign) berdasarkan arahan mentor
ruang dan (Akuntabel: Pelaksanaan hasil diskusi dengan penuh tanggung
fasilitas umum jawab)

42
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
layanan
perkara yang
membutuhkan
huruf braille
berdasarkan
araham
mentor

2. Melakukan 1. Melakukan Saya telah melakukan komunikasi dengan Kontraktor yang 26 Oktober
komunikasi komunikasi menyediakan petunjuk braille (braille sign) untuk ruangan dan fasilitas 2022

43
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
dengan dengan umum dan meminta Surat Penawaran (Offering Letter) terkait
kontraktor Kontraktor pengadaan petunjuk braille (braille sign)
profesional yang (Kolaboratif: indikator kerja sama, Akuntabel: indikator
yang menyediakan melaksanakan arahan dari atasan, bertanggung jawab untuk
menyediakan huruf braille memperoleh Surat Penawaran (Offering Letter) )
pembuatan untuk ruangan
huruf braille dan fasilitas
untuk umum dan
melakukan meminta Surat
pemesanan Penawaran
dan (Offering
pembuatan Letter) terkait
design pengadaan
sticker braille sticker braille

44
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
dengan
persetujuan
sekretaris,
mentor dan
atasan
langsung

45
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

46
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

47
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

48
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

2. Melakukan Saya telah melakukan konsultasi dengan mentor terkait Surat 27 Oktober
konsultasi Penawaran (Offering Letter) yang diberikan oleh kontraktor untuk 2022
dengan mendiskusikan hal-hal yang tidak perlu dan menyesuaikan dengan
Mentor terkait anggaran yang ada
Surat (Kolaboratif: indikator kerja sama, Akuntabel: indikator
Penawaran melaksanakan arahan dari atasan)

49
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
(Offering
Letter) yang
diberikan oleh
Kontraktor
untuk
mendiskusikan
hal-hal yang
tidak perlu dan
menyesuaikan
dengan
anggaran yang
ada
3. Melakukan Saya telah melakukan revisi terhadap daftar ruangan dan fasilitas 28 Oktober
revisi terhadap umum layanan perkara setelah adanya Surat Penawaran (Offering 2022
daftar ruangan Letter) dari Kontraktor dan kemudian meminta Surat Penawaran
dan fasilitas (Offering Letter) baru yang direvisi berdasarkan arahan mentor.
umum layanan

50
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
perkara (Kolaboratif: indikator menerima pendapat dari Mentor,
setelah Akuntabel: indikator bertanggung jawab dan melaksanakan
adanya Surat arahan dari Mentor)
Penawaran
(Offering
Letter) dari
Kontraktor dan
kemudian
meminta Surat
Penawaran
(Offering
Letter) baru
yang direvisi
berdasarkan
arahan dari
Mentor

51
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
CV. PIRAMIDA SINAR PERMATA
Jl. Tenggilis Kauman No. 17 (Samping Metropolis Apartment)
Surabaya (60292) - Indonesia
Telp : (62-31) - 8484066 , 8498073
Fax : (62-31) - 8494914
E-mail : piramidatent@yahoo.co.id
Website : www.piramidasign.co.id
Kepada Yth. Surabaya, 19 September 2022
Erzha Caesar Ainul Habian, S.H.
Analis Perkara Peradilan PA Tembilahan

Dengan hormat,
Bersama ini kami mengajukan revisi penawaran harga sesuai kebutuhan Bapak / Ibu sebagai berikut:

1. Nama Barang : Sticker Braille “RUANG SIDANG II”, “RUANG SIDANG I”, “RUANG TUNGGU
MEDIASI”, “RUANG MEDIASI”, “RUANG KEPANITERAAN”, “RUANG PSTP”
Bahan : Opt 1. Sticker, Braille sticker timbul
Opt 2. Sticker, Braille batu kristal timbul
Ukuran : 10 x 20 cm
Quantity : 6 Unit
Design : Sesuai Design
Harga Barang : Opt 1. @Rp. 95.000,- Total Harga : Rp. 570.000,-
Opt 2. @Rp. 115.000,- Total Harga : Rp. 690.000,-

2. Nama Barang : Sticker Braille “TOILET DISABILITAS”, MINUMAN GRATIS”, “TAMU HARAP
LAPOR”
Bahan : Opt 1. Sticker, Braille sticker timbul
Opt 2. Sticker, Braille batu kristal timbul
Ukuran : 10 x 20 cm
Quantity : 3 Unit
Design : Sesuai Design
Harga Barang : Opt 1. @Rp. 95.000,- Total Harga : Rp. 285.000,-
Opt 2. @Rp. 115.000,- Total Harga : Rp. 345.000,-

3. Nama Barang : Sticker Braille “POJOK ECOURT DAN GUGATAN MANDIRI”


Bahan : Opt 1. Sticker, Braille sticker timbul
Opt 2. Sticker, Braille batu kristal timbul
Ukuran : 10 x 20 cm
Quantity : 1 Unit
Design : Sesuai Design
Harga Barang : Opt 1. @Rp. 150.000,-
Opt 2. @Rp. 185.000,-

4. Nama Barang : Sticker Braille “ANTRIAN SIDANG DAN LOKET LAYANAN”, “HITUNG PANJAR
DAN SYARAT BERPEKARA”, “SURVEY ELEKTRONIK”, “ATM ADMINISTRASI
TAMU MANDIRI”
Bahan : Opt 1. Sticker, Braille sticker timbul
Opt 2. Sticker, Braille batu kristal timbul
Ukuran : 10 x 20 cm
Quantity : 4 Unit
Design : Sesuai Design
Harga Barang : Opt 1. @Rp. 150.000,- Total Harga : Rp. 600.000,-
Opt 2. @Rp. 195.000,- Total Harga : Rp. 780.000,-

5. Nama Barang : Sticker Braille “RECEPTIONIST”


Bahan : Opt 1. Sticker, Braille sticker timbul
Opt 2. Sticker, Braille batu kristal timbul
Ukuran : 10 x 20 cm, 1 sisi

Architectural Interior & Exterior Decoration Trade Show & Exhibition Display Airport / Mall / Hospital Signage Traffic / Vehicle / Boat Signage
Architectural Membrane Structure Tent Channel Letter / Vinyl Letter / Poster / Banner / Billboard / Light Box Signage

52
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

53
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
4. Melakukan Saya telah melakukan pengajuan anggaran kepada sekretaris 31 Oktober
pengajuan berdasarkan Surat Penawaran (Offering Letter) yang telah disetujui 2022
anggaran mentor
kepada (Akuntabel: indikator melaksanakan arahan dari Mentor dengan
sekretaris penuh tanggung jawab)
berdasarkan
Surat
Penawaran
(Offering
Letter) yang
telah disetujui
oleh Mentor

54
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

55
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

56
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Melakukan Saya telah melakukan pembuatan design awal untuk petunjuk braille 1 November
pembuatan (braille sign) dan meminta persetujuan mentor serta sekretaris. 2022
design awal (Akuntabel: indikator melakukan tanggung jawab terkait design,
untuk sticker Kolaboratif indikator meminta persetujuan dari Mentor dan
braille dan sekretaris)
meminta
persetujuan
Mentor serta
sekretaris

57
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

58
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
6. Melakukan Saya telah melakukan pemesanan petunjuk braille (braille sign) 2 November
Pemesanan kepada kontraktor berdasarkan Surat Penawaran (Offering Letter) dan 2022
Sticker Braille design yang telah disetujui oleh Mentor dan sekretaris.
berdasarkan (Akuntabel: indikator melaksanakan arahan dari Mentor dan
design yang sekretaris)
telah disetujui

59
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

60
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

61
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
3. Melakukan 1. Melakukan Penulis melakukan konsultasi dengan Mentor dan Bagian Umum 7 November
pemasangan konsultasi terkait pemasangan sticker braille. 2022
sticker huruf kepada Mentor (Kolaboratif: indikator musyawarah untuk mufakat)
braille pada dan Bagian
setiap ruang Umum untuk
dan fasilitas melakukan
layanan pemasangan
perkara yang sticker braille
sudah setelah
disetujui oleh dikirimkan oleh
sekretaris, Kontraktor
mentor dan
atasan
langsung di
Pengadilan

62
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
Agama
Tembilahan

63
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Melakukan Penulis bersama bagian umum melakukan pemasangan sticker braille 8 November
pemasangan pada ruangan dan fasilitas umum berdasarkan daftar yang telah 2022
sticker braille disetujui oleh Mentor.
bersama (Akuntabel: melaksanakan arahan dari Mentor)
bagian umum
untuk
melakukan
pemasangan

64
Time
No Kegiatan Tahapan Pemaknaan Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK Schedule
(Penjadwalan)
(1) (2) (3) (4) (5)

65
C. Analisis Dampak
1. Analisa Dampak Jika Tidak Menerapkan Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK

No Kegiatan Tahapan Output Analisis Dampak


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Melakukan pendataan 1. Melakukan Konsultasi Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
ruang dan fasilitas umum dengan mentor terkait Konsultasi dengan dilaksankan akan merugikandiri
layanan perkara yang ruang dan fasilitas Mentor sendiri karena tidak akan
belum disertai dengan umum layanan dipercaya,dihormati dan tidak
huruf braille perkara yang dihargai orang lain
membutuhkan huruf Kolaboratif : jika tidak
braille dilaksanakan maka dampaknya
tidak akan mendaptakan hasil
yang
maksimal dan inovatif
2. Melakukan Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
pencatatan dan pendataan ruang dan dilaksankan akan merugikandiri
pendataan ruang dan fasilitas umum layanan sendiri karena tidak akan
fasilitas umum perkara yang dipercaya,dihormati dan tidak
layanan perkara yang dihargai orang lain

66
membutuhkan huruf membutuhkan huruf
braille berdasarkan braille
araham mentor
2. Melakukan komunikasi 1. Melakukan Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
dengan kontraktor komunikasi dengan komunikasi dengan dilaksankan akan merugikandiri
profesional yang Kontraktor yang Kontraktor dan sendiri karena tidak akan
menyediakan menyediakan huruf mendapatkan Surat dipercaya,dihormati dan tidak
pembuatan huruf braille braille untuk ruangan Penawaran (Offering dihargai orang lain
untuk melakukan dan fasilitas umum Letter) Kolaboratif : jika tidak
pemesanan dan dan meminta Surat dilaksanakan maka dampaknya
pembuatan design Penawaran (Offering tidak akan mendaptakan hasil
sticker braille dengan Letter) terkait yang
persetujuan sekretaris, pengadaan sticker maksimal dan inovatif
mentor dan atasan braille
langsung
2. Melakukan konsultasi Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
dengan Mentor terkait konsultasi dengan dilaksankan akan merugikandiri
Surat Penawaran Mentor terkait Surat sendiri karena tidak akan
(Offering Letter) yang Penawaran (Offering dipercaya,dihormati dan tidak
diberikan oleh Letter) yang diberikan dihargai orang lain
Kontraktor untuk oleh Kontraktor Kolaboratif : jika tidak

67
mendiskusikan hal-hal dilaksanakan maka dampaknya
yang tidak perlu dan tidak akan mendaptakan hasil
menyesuaikan yang
dengan anggaran maksimal dan inovatif
yang ada
3. Melakukan revisi Terlaksananya revisi Akuntabel: jika tidak
terhadap daftar terhadap daftar ruangan dilaksankan akan merugikandiri
ruangan dan fasilitas dan fasilitas umum sendiri karena tidak akan
umum layanan layanan perkara setelah dipercaya,dihormati dan tidak
perkara setelah adanya Surat dihargai orang lain
adanya Surat Penawaran (Offering Kolaboratif : jika tidak
Penawaran (Offering Letter) serta dilaksanakan maka dampaknya
Letter) dari Kontraktor mendapatkan Surat tidak akan mendaptakan hasil
dan kemudian Penawaran (Offering yang
meminta Surat Letter) baru yang maksimal dan inovatif
Penawaran (Offering direvisi berdasarkan
Letter) baru yang arahan dari Mentor
direvisi berdasarkan
arahan dari Mentor

68
4. Melakukan pengajuan Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
anggaran kepada pengajuan anggaran dilaksankan akan merugikandiri
sekretaris sekretaris sendiri karena tidak akan
berdasarkan Surat dipercaya,dihormati dan tidak
Penawaran (Offering dihargai orang lain
Letter) yang telah
disetujui oleh Mentor
5. Melakukan Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
pembuatan design pembuatan design awal dilaksankan akan merugikandiri
awal untuk sticker untuk sticker braille sendiri karena tidak akan
braille dan meminta dipercaya,dihormati dan tidak
persetujuan Mentor dihargai orang lain
serta sekretaris Kolaboratif : jika tidak
dilaksanakan maka dampaknya
tidak akan mendaptakan hasil
yang maksimal dan inovatif
6. Melakukan Terlaksananya Akuntabel: jika tidak
Pemesanan Sticker Pemesanan Sticker dilaksankan akan merugikandiri
Braille berdasarkan Braille berdasarkan sendiri karena tidak akan
design yang telah design yang telah dipercaya,dihormati dan tidak
disetujui disetujui dihargai orang lain.

69
3. Melakukan pemasangan 1. Melakukan konsultasi Terlaksananya Kolaboratif : jika tidak
sticker huruf braille pada kepada Mentor dan konsultasi dengan dilaksanakan maka dampaknya
setiap ruang dan fasilitas Bagian Umum untuk Mentor dan Bagian tidak akan mendaptakan hasil
layanan perkara yang melakukan Umum yang maksimal dan inovatif
sudah disetujui oleh pemasangan sticker
sekretaris, mentor dan braille setelah
atasan langsung di dikirimkan oleh
Pengadilan Agama Kontraktor
Tembilahan
2. Melakukan Melakukan Akuntabel: jika tidak
pemasangan sticker pemasangan sticker dilaksankan akan merugikandiri
braille bersama braille bersama bagian sendiri karena tidak akan
bagian umum untuk umum untuk melakukan dipercaya,dihormati dan tidak
melakukan pemasangan dihargai orang lain.
pemasangan

70
2. Analisa Dampak Jika Tidak Menerapkan Solusi Fishbone

No Unsur Penyebab Solusi Analisa Dampak


1. Man Belum adanya petugas Menyediakan petugas Jika tidak menyediakan petugas khusus,
khusus untuk kelompok khusus untuk kelompok maka masyarakat kelompok rentan (tuna
rentan (tuna netra) rentan (tuna netra) netra) akan kesulitan menerima layanan
perkara
2. Methode Belum adanya mekanisme Menyediakan Jika tidak tersedia mekanisme khusus,
khusus untuk kelompok mekanisme khusus untuk maka masyarakat kelompok rentan (tuna
rentan (tuna netra) kelompok rentan (tuna netra) akan kebingungan terhadap urutan
netra) mekanisme dalam pelayanan perkara
3. Material Belum adanya petunjuk Menyediakan petunjuk Jika tidak terseda petunjuk braille (braille
khusus bagi kelompok rentan braille (braille sign) untuk sign), maka masyarakat kelompok rentan
(tuna netra) kelompok rentan (tuna (tuna netra) akan kesulitan dalam
netra) menentukan mana ruang yang harus ia
masuki.
4. Machine Belum adanya peralatan Menyediakan alat-alat Jika tidak tersedia alat-alat khusus
khusus untuk kelompok khusus untuk kelompok penunjang, maka masyarakat kelompok
rentan rentan rentan (tuna netra) akan kesulitan dalam
melakukan aktivitasnya

71
D. Kendala dan Solusi
Dalam pelaksanaan aktualisasi ini, terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan agar pelaksanaan aktualisasi dapat
berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada tabel dibawah ini, terdapat beberapa kendala dan solusi yang
ditemukan selama pelaksanaan aktualisasi.
No. Kendala Solusi
1. Kesulitan dalam mendapatkan dana untuk Menggunakan dana pribadi terlebih dahulu dan kemudian
memesan petunjuk braille (braille sign) dalam mengajukan kepada sekretaris untuk reimbursement serta
jangka waktu yang singkat mengingat jangka waktu melakukan diskusi dengan bagian keuangan terkait
aktualisasi yang singkat pengadaan petunjuk braille (braille sign) tersebut
2. Kesulitan menemukan kontraktor yang dapat Melakukan diskusi dengan rekan pengusaha dan kontraktor
membuat petunjuk braille (braille sign) untuk menemukan kontraktor yang dapat memenuhi
permintaan pembuatan petunjuk braille (braille sign)

E. Rencana Tindak Lanjut


Inovasi harus terus dilakukan agar aktualisasi ini semakin bermanfaat. Ada beberapa ide inovasi yang dituangkan ke dalam
rencana tindak lanjut di bawah ini:

Rencana Tindak Lanjut NIlai-Nilai


No Kegiatan Teknik Aktualisasi
Kegiatan Dasar
(1) (2) (3) (4) (5)

72
1 Menambahkan petunjuk Melakukan penambahan 1. Berorientasi 1. Memahami dan memenuhi
braille pada bagian loket petunjuk braille pada Pelayanan kebutuhan masyarakat
PTSP bagian loket PTSP yang 2. Adaptif terutama penyandang tuna
belum memiliki petunjuk netra dalam memperoleh
braille untuk memudahkan informasi di PTSP Pengadilan
bagi pihak yang Agama Tembilahan melalui
menyandang tuna netra penambahan petunjuk braille
pada setiap loket
2 Membuat brosur Melakukan pembuatan 1. Berorientasi 1. Memenuhi kebutuhan
persyaratan pendaftaran brosur persyaratan Pelayanan masyarakat penyandang tuna
perkara dalam huruf braille pendaftaran perkara 2. Adaptif netra untuk memperoleh
dalam huruf braille yang informasi secara lengkap
dapat membantu pihak dengan menyediakan brosur
yang menyandang tuna braille pada setiap loket yang
netra untuk memperoleh ada di PTSP
informasi

73
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan laporan aktualisasi yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Laporan Aktualisasi ini merupakan suatu bentuk hasil yang diperoleh dari
kegiatan habituasi di Pengadilan Agama Tembilahan dimana dalam
kegiatan tersebut penulis harus menerapkan nilai-nilai dasar bagi PNS yaitu
BerAKHLAK (Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta peran dan kedudukan PNS dalam
NKRI dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional.
2. Laporan Aktualisasi ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang akan dilakukan di
Pengadilan Agama Tembilahan yang terdiri dari:
a. Melakukan pendataan ruang dan fasilitas umum layanan perkara yang
belum disertai dengan huruf braille;
b. Melakukan komunikasi dengan kontraktor profesional yang
menyediakan pembuatan huruf braille untuk melakukan pemesanan dan
pembuatan design sticker braille dengan persetujuan sekretaris, mentor
dan atasan langsung;
c. Melakukan pemasangan sticker huruf braille pada setiap ruang dan
fasilitas layanan perkara yang sudah disetujui oleh sekretaris, mentor
dan atasan langsung di Pengadilan Agama Tembilahan;
3. Kegiatan-kegiatan yang telah diaktualisasikan tidak hanya memberi
pengaruh positif terhadap pribadi penulis tetapi juga mampu memberikan
kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta penguatan nilai-nilai
organisasi.

48
B. Rekomendasi
Agar manfaat aktualisasi ini dapat dirasakan secara lebih maksimal, ada
beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Agama Tembilahan:
Mohon kiranya untuk dapat memfasilitasi penambahan dana penyediaan
petunjuk braille (braille sign) untuk menambah jumlah petunjuk braille
(braille sign) pada beberapa ruangan dan fasiliras layanan umum perkara
yang belum disertai petunjuk braille (braille sign).
2. Kepada Duta Pelayanan Pengadilan Agama Tembilahan:
Mohon kiranya selalu sigap dan siap membantuk pihak penyandang Tuna
Netra dalam menerima layanan perkara di Pengadilan Agama Tembilahan.

49
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Solichin, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi Keimplementasi


Kebijaksanaan Negara, 2 ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela
Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Analisis Isu Kontemporer: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Kesiapsiagaan Bela Negara: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Berorientasi Pelayanan: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Akuntabel: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Kompeten: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Harmonis: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Adaptif: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Kolaboratif: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2021. Smart ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, PerLANRI No.
1 Tahun 2021.

76
Mahkamah Agung, "CETAK BIRU PEMBARUAN PERADILAN 2010-2035", Jakarta:
Mahkamah Agung RI, 2010.
Republik Indonesia, Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, UU No. 5 Tahun 2014,
LN No. 6 Tahun 2014, TLN No. 5494, Ps. 63 ayat (3) dan (4).
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, PP No. 11 Tahun 2017.
Pengadilan Agama Tembilahan, Tentang Pengadilan - Website Pengadilan Agama
Tembilahan (http://www.pa-tembilahan.go.id/) diakses pada 22 September
2022

77
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SURAT TUGAS
2. SK PENUNJUKKAN MENTOR
3. PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH COACH DAN MENTOR
4. FOTO PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
5. PERSETUJUAN PEMASANGAN PETUNJUK BRAILLE
BEFORE

AFTER
OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA UNTUK
PENYANDANG TUNA NETRA DENGAN MENYEDIAKAN
PETUNJUK BRAILLE (BRAILLE SIGN) DI PENGADILAN AGAMA
TEMBILAHAN

E R Z H A C A E S A R A I N U L H A B I A N , S . H .
OUR TEAM

Zulfikar, S.H.I Ir. Gaguk Yulianto, Erzha Caesar AInul


Mentor M.Eng Habian, S.H.
Coach CPNS APP MA
LATAR BELAKANG
Pengadilan Agama Tembilahan merupakan salah satu institusi peradilan di
bawah Mahkamah Agung yang ditugaskan untuk melayani perkara
persidangan bagi masyarakat Indonesia secara luas. Dalam menjalankan
tugas peradilan Pengadilan Agama Tembilahan banyak menerima perkara
dari berbagai macam masyarakat dari latar belakang yang berbeda-beda
dan bermacam-macam. Bahkan ada dari masyarakat yang mencari
keadilan merupakan masyarakat berkebutuhan khusus yang
membutuhkan pelayanan yang khusus juga. Salah satu diantaranya adalah
penyandang Tuna Netra yang membutuhkan petunjuk-petunjuk braille
(braille sign) dalam melakukan kegiatannya.
FISHBONE DIAGRAM
KEGIATAN 1
MELAKUKAN PENDATAAN RUANG DAN
FASILITAS UMUM LAYANAN PERKARA YANG
BELUM DISERTAI DENGAN PETUNJUK BRAILLE
Tahapan Kegiatan
1. Melakukan Konsultasi dengan Mentor
2. Melakukan pencatatan dan pendataan ruang dan fasilitas
umum
KEGIATAN 2
MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN KONTRAKTOR
YANG MENYEDIAKAN JASA PEMBUATAN PETUNJUK
BRAILLE

TAHAPAN KEGIATAN

1. Melakukan komunikasi dengan Kontraktor yang


menyediakan jasa pembuatan petunjuk braille
2. Melakukan komunikasi dengan mentor terkait surat
penawaran (offering letter)
3. Melakukan revisi daftar ruangan yang
membutuhkan petunjuk braille
KEGIATAN 2
MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN KONTRAKTOR
YANG MENYEDIAKAN JASA PEMBUATAN PETUNJUK
BRAILLE

TAHAPAN KEGIATAN

4. Melakukan pengajuan anggaran kepada sekretaris


5. Melakukan pembuatan design petunjuk braille
6. Melakukan pemesanan petunjuk braille
KEGIATAN 3
MELAKUKAN PEMASANGAN PETUNJUK BRAILLE
(BRAILLE SIGN) Tahapan Kegiatan
1. Melakukan Konsultasi dengan bagian umum untuk
melakukan pemasangan petunjuk braille
2. Melakukan pemasangan petunjuk braille
KENDALA DAN SOLUSI

KENDALA SOLUSI
Kesulitandalammendapatkan dana untuk memesan Menggunakan danapribadi terlebih dahulu dan
petunjuk braille (braille sign) dalam jangka waktu yang kemudian mengajukan reimbursement kepada sekretaris
singkat serta melakukan diskusi dengan bagian keuangan terkait
pencairan reimbursement

Kesulitan dalam menemukan kontraktor yang dapat Melakukandiskusidenganrekanpengusahadankontraktor


membuatn petunjuk braille (braille sign) untuk menemukan kontraktor yang dapat memenuhi
permintaan pembuatan petunjuk braille (braille sign)
RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana Tindak
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Teknik Aktualisasi
Lanjut

Memahamidanmemenuhikebu
Melakukan penambahan tuhanmasyarakatterutamapen
petunjuk braille pada bagian yandang tuna
Menambahkan petunjuk braille loket PTSP yang belum Berorientasi Pelayanan netradalammemperolehinform
pada bagian loket PTSP memiliki petunjuk braille untuk Adaptif asi di PTSP
memudahkan bagi masyarakat melaluipenambahanpetunjuk
penyandang tuna netra braille padasetiaploket

Melakukan pembuatan brosur Memenuhi kebutuhan


persyaratan pendafataran masyarakat penyandang tuna
Membuat brosur perysratan perkara dalam huruf braille netra untuk memperoleh
Berorientasi Pelayanan
pendaftaran perkara dalam yang daoat membantu informasi secara lengkap
Adaptif
huruf braille masyarakat penyandang tuna dengan menyedikan brosur
netra untuk memperoleh braille pada setiap loket yang
informasi ada di PTSP
KESIMPULAN
1. Laporan Aktualisasi ini merupakan suatu bentuk hasil yang diperoleh dari kegiatan habituasi di Pengadilan Agama
Tembilahan dimana dalam kegiatan tersebut penulis harus menerapkan nilai-nilai dasar bagi PNS yaitu BerAKHLAK
(Beorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta peran dan kedudukan PNS
dalam NKRI dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional.
2. Laporan Aktualisasi ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang akan dilakukan di Pengadilan Agama Tembilahan yang terdiri dari:
Melakukan pendataan ruang dan fasilitas umum layanan perkara yang belum disertai dengan huruf braille;
Melakukan komunikasi dengan kontraktor profesional yang menyediakan pembuatan huruf braille untuk melakukan
pemesanan dan pembuatan design sticker braille dengan persetujuan sekretaris, mentor dan atasan langsung;
Melakukan pemasangan sticker huruf braille pada setiap ruang dan fasilitas layanan perkara yang sudah disetujui oleh
sekretaris, mentor dan atasan langsung di Pengadilan Agama Tembilahan;
3. Kegiatan-kegiatan yang telah diaktualisasikan tidak hanya memberi pengaruh positif terhadap pribadi penulis tetapi juga
mampu memberikan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta penguatan nilai-nilai organisasi.
REKOMENDASI
Agar manfaat aktualisasi ini dapat dirasakan secara lebih maksimal, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
diantaranya:

1. Kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Agama Tembilahan: "Mohon kiranya untuk dapat memfasilitasi penambahan dana
penyediaan petunjuk braille (braille sign) untuk menambah jumlah petunjuk braille (braille sign) pada beberapa ruangan dan
fasiliTas layanan umum perkara yang belum disertai petunjuk braille (braille sign)."
2. Kepada Duta Pelayanan Pengadilan Agama Tembilahan: "Mohon kiranya selalu sigap dan siap membantu pihak penyandang
Tuna Netra dalam menerima layanan perkara di Pengadilan Agama Tembilahan."
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai