Anda di halaman 1dari 45

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR
PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI SOP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI


KEJAKSAAN TINGGI SUMATERA UTARA

Disusun Oleh :

NAMA PESERTA : drg. GHINA ADDINA


NIP : 19930627 202012 2 002
NOMOR URUT PESERTA : 29
GOLONGAN / ANGKATAN : GOLONGAN III / III
JABATAN : AHLI PERTAMA DOKTER GIGI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEJAKSAAN RI


BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi SOP Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara” sebagai tugas dalam
mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar golongan III tahun 2021.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di
Kejaksaan Agung RI dengan sikap perilaku PNS dan nilai dasar PNS yang
terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA). Rancangan aktualisasi ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Tony Tribagus Spontana, SH., M.Hum. selaku Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI;
2. Bapak Dr. Jaya Kesuma, SH., M.Hum. selaku Sekretaris Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI;
3. Bapak Andi Muh Iqbal Arief, SH., M.H. selaku Kepala Pusat Diklat
Manajemen dan Kepemimpinan Badan Diklat Kejaksaan RI;
4. Bapak Wisnu Prabanggoro, SH., M.H. selaku penguji yang telah
meluangkan waktu;
5. Bapak Hartawan, SH selaku coach yang telah membimbing penulis
dalam pembuatan rancangan aktualisasi;
6. Bapak Irianto, SH., MH. Selaku mentor dan Kasubbag Umum pada
Pembinaan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara;
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diaktualisasikan di instansi;
8. Seluruh panitia dan penyelenggara yang telah membantu dan
memfasilitasi kegiatan latsar;

ii
9. Bapak Azhar dan Ibu Rostita selaku orang tua penulis;
10. Hari Julio, SH., M.Kn. selaku suami penulis yang telah banyak
membantu penulis;
11. Keluarga besar Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara atas dukungan, doa dan kerjasamanya;
12. Rekan-rekan Diklatsar 2021 Golongan III Angkatan III.

Penulis sadar bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih jauh


dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari
berbagai pihak untuk membuat laporan pelaksanaan aktualisasi menjadi
lebih baik sehingga rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nila-nilai dasar ASN, serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Medan, 13 April 2021

drg. Ghina addina

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................v
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI.....................vi
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI........................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
1. Tugas Pokok PNS....................................................................2
2. Visi dan Misi Organisasi...........................................................3
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta............................................4
B. Nilai-Nilai Dasar PNS.....................................................................4
C. Nilai-Nilai Organisasi.....................................................................9
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................10
E. Tujuan Penulisan...........................................................................14
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI.......................................................16
A. Penetapan Isu................................................................................16
1. Identifikasi Isu...........................................................................16
2. Menentukan Isu yang Diangkat................................................17
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang Diharapkan........................18
4. Gagasan Pemecahan Isu.........................................................18
B. Judul, Mentor, Coach, Peserta Latsar dan Stakeholder Internal. .19
C. Rencana Kegiatan (Jumlah Kegiatan)...........................................20
D. Kualitas Kegiatan (Tahapan Kegiatan)..........................................21
E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-Nilai Dasar PNS dan
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................22
......................................

F. Matrik Rancangan Aktualisasi.......................................................26


G. Rencana Antisipasi Kendala yang Akan Dihadapi........................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................36

iv
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis USG............................................................................17


Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi..............................................20
Tabel 2.3 Matrik Rancangan Aktualisasi..................................................26
Tabel 2.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala..........................35

vi
BERITA ACARA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS

Nama : drg. GHINA ADDINA


NIP : 19930627 202012 2 022
Unit Kerja : Bidang Pembinaan, Unit Kerja Klinik Pratama Adhyaksa
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada Hari Rabu, Tanggal 14 April 2021

Mentor, Coach,

Irianto, SH., MH Hartawan, SH


NIP. 19700104 200003 1 003 NIP. 19740309 199403 1 001

Penguji

Wisnu Prabanggoro, SH., MH


NIP. 19700614 199203 1 003

LEMBAR PENGESAHAN

vii
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS

Nama : drg. GHINA ADDINA


NIP : 19930627 202012 2 022
Unit Kerja : Bidang Pembinaan, Unit Kerja Klinik Pratama Adhyaksa
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

Telah disahkan
Pada Hari Rabu, Tanggal 14 April 2021

Penguji Coach,

Wisnu Prabanggoro, SH., MH Hartawan, SH


NIP. 19700614 199203 1 003 NIP. 19740309 199403 1 001

Mengetahui,
A.n. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Kabid Penyelenggara

Dr. Setyo Utomo, SH., M.Hum., M.Kn.


NIP. 19731129 199903 1 001

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, maka sangat diperlukan
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berintegritas tinggi, profesional, netral,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek KKN, mampu menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan suatu profesi bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
(PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yakni pegawai
ASN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana kebijakan publik, (2) Pelayan
publik, (3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara adalah
salah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang
kesehatan dan merupakan fasilitas yang tersedia di Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara dalam bidang kesehatan. Klinik mempunyai fasilitas
pelayanan yang diperlukan bagi sesama, baik warga Kejaksaan maupun
luar Kejaksaan. Seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 951/Menkes/SK/V/2000 yaitu bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang akan terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 pasal
47 yang menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan
yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan

1
dengan pendekatan promotif, preventif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan (DepKes RI, 2009).
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman selama masa kerja,
penulis menemukan beberapa permasalahan salah satunya adalah
kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut di
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Sebagai dokter gigi yang memiliki
tugas pokok yaitu memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
sarana pelayanan kesehatan (Kepmenpan No.141 Tahun 2003) penulis
memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Gigi dan mulut merupakan organ tubuh yang punya peranan penting
dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Semua makanan yang kita
makan melalui mulut, dari situlah proses pencernaan makanan pertama
sekali dilakukan oleh tubuh kita, dengan gigi dan mulut yang sehat,
tentunya dapat memberikan manfaat yang besar dalam proses
pencernaan makanan sampai diubah menjadi energi untuk beraktivitas
sehari-hari.
Namun permasalahan gigi dan mulut ini sering dianggap hal sepele
oleh masyarakat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut merupakan isu yang diangkat penulis dalam melakukan
aktualisasi. Sehingga pada akhirnya penulis melakukan upaya untuk
menangani isu tersebut.

1. Tugas Pokok PNS


Bahwa berdasarkan Pasal 11 UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan
mengenai tugas pokok ASN, yakni:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat publik yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2
2. Visi dan Misi Organisasi
A. Visi
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif,
efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima
dalam mewujudkan supremasi hukum secara professional, professional
dan bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai
kepatutan.

B. Misi
a. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaan
tugas dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
penanganan perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara
Perdata dan Tata Usaha Negara, serta pengoptimalan kegiatan
Intelijen Kejaksaan, secara profesional, proposional dan bermartabat
melalui penerapan Standard Operating Procedure (SOP) yang tepat,
cermat, terarah, efektif, dan efisien.
b. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya,
terutama terkait dengan upaya penegakan hukum.
c. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan
penuh tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta
penghargaan terhadap hak-hak publik.
d. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur
organisasi Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen
terutama pengimplementasian program quickwins agar dapat segera
diakses oleh masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print)
pembangunan sumber daya manusia Kejaksaan jangka menengah
dan jangka panjang tahun 2025, menerbitkan dan menata kembali
manajemen administrasi keuangan, peningkatan sarana dan
prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui
tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat
berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.

3
e. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional,
bermoral dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang
terkait.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta


Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 141/KEP/M/PAN/11/2003 tentang Jabatan
Fungsional Dokter Gigi dan Angka Kreditnya, tugas pokok dokter gigi
adalah memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta
membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang
kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

B. Nilai-Nilai Dasar PNS


Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
dalam Pasal 3 huruf a telah menyebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara
(ASN) sebagai profesi harus berlandaskan pada prinsip nilai dasar. Di
dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017,
nilai dasar diartikan sebagai nilai-nilai dasar yang meliputi: akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti-korupsi yang wajib
dimiliki oleh setiap ASN atau PNS.

1. Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi

4
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Untuk menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel diperlukan nilai :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa : menempatkan persatuan–
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Ada
lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila pertama :Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila kedua :Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Sila ketiga :Persatuan Indonesia
d. Sila keempat :Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
e. Sila kelima :Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.

5
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Sedangkan kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

6
Kode etik dan kode perilaku ASN sesuai Undang–Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut:
a. Jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi;
b. Cermat dan disiplin;
c. Hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
e. Tugas sesuai perintah atasan;
f. Menjaga rahasia negara;
g. Menggunakan aset negara secara efektif dan efisien;
h. Tidak terjadi konflik kepentingan;
i. Informasi benar dan tidak menyesatkan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi, kekuasaan, tugas, status, dan
jabatan;
k. Menjaga integritas dan reputasi ASN; dan
l. Sesuai aturan disiplin ASN.

4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk / jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). Ada empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik di masa yang akan datang.

7
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang
dilakukan diarahkan untuk pencapaian standar mutu.

5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Menurut UU No.31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari : (1) Kerugian keuangan negara, (2) Suap-
menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan curang, (5) Penggelapan dalam
jabatan, (6)Benturan kepentingan dalam pengadaan, (7) Gratifikasi.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu
a. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal pribadi. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatu. Segala kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan, masyarakat,
negara, dan bangsanya.

8
f. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup
boros. Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan.
h. Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang
dari hal yang semestinya.
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

C. Nilai-Nilai Organisasi
Doktrin Kejaksaan, yaitu seloka “Satya Adhi Wicaksana” merupakan
Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan cita-cita setiap warga
adhyaksa.
1. SATYA
Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama
manusia.
2. ADHI
Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama pemilikan
rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keluarga dan
sesama manusia.

9
3. WICAKSANA
Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam
pengtrapan tugas dan kewenangannya.

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen
aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil
negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari
intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, diatur :
a. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan,
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai PNS secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik.

10
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi
ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi
dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang
hampir terjadi dimana-mana, sehingga kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN.Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1) Kepastian hukum;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterpaduan;
5) Delegasi;
6) Netralitas;
7) Akuntabilitas;
8) Efektif dan efisien;
9) Keterbukaan;
10) Non diskriminatif;
11) Persatuan;
12) Kesetaraan;
13) Keadilan;
14) Kesejahteraan.

11
b. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN)
adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
1) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
3) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
5) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan
murah.Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang

12
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit,
dan biaya yang murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
8) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan
bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

c. Whole Of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Pendekatan WoG
dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan
antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:

13
1) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
b) Dialog atau pertukaran informasi;
c) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
2) Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Joint working, atau kolaborasi sementara;
b) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
c) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
3) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
a) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
b) Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Profesi PNS ini di antaranya adalah:
1. Untuk mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar PNS yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi sebagai nilai dasar yang wajib tertanam di dalam jiwa setiap
ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama habituasi.
2. Untuk mengaktualisasikan sekaligus mewujudkan kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI yang meliputi Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, dan Whole of Government yang semuanya wajib dimiliki oleh

14
ASN seperti yang diamanatkan dalam Pasal 10 UU Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Memenuhi tugas pelatihan dasar 2021 guna meningkatkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan
instansi Kejaksaan RI.
4. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk
menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut yang merupakan
isu yang diangkat oleh penulis.

15
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Penetapan Isu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak dijamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Sedangkan
menurut Barry Jones & Chase, isu adalah sebuah masalah yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Berdasarkan definisi yang
telah disebutkan di atas, Isu dalam rancangan aktualisasi ini dapat
diartikan sebagai suatu permasalahan atau hambatan yang ditemukan
dalam menjalankan fungsi dan tugas kita di satuan kerja. Isu dapat
muncul dari berbagai sumber, yaitu antara lain :
a. Tugas pokok dan fungsi peserta;
b. Surat Perintah Tugas yang diberikan oleh atasan terhadap tugas-
tugas yang telah dilaksanakan oleh peserta;
c. Hasil observasi dan pengalaman peserta selama masa (CPNS);
d. Sasaran kinerja pegawai (SKP).

1) Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan saya di satuan kerja yaitu Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara di poli gigi pada Klinik Pratama Adhyaksa, maka
ada 5 (lima) isu yang bisa di angkat untuk kegiatan aktualisasi, antara lain:
a. Belum optimalnya pencatatan laporan status pasien yang masih
manual (MA).
b. Belum optimalnya pemeliharaan instrumen dan bahan kedokteran
gigi (MA).
c. Kurangnya informasi terhadap pasien tentang hubungan antara
penyakit diabetes mellitus dengan pencabutan gigi di poli gigi (PP).
d. Kurangnya kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara (PP).

16
e. Kurangnya koordinasi administrasi rekam medik pasien antara poli
gigi dengan bagian administrasi (WoG).

2) Menentukan Isu yang diangkat


Berdasarkan identifikasi isu yang dijelaskan terkait dengan
permasalah-permasalahan yang ada di poli gigi pada Klinik Pratama
Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, tahapan selanjutnya adalah
menentukan isu terkait permasalahan yang ada untuk dapat dilakukan
pengoptimalan demi tercapainya tugas pokok dan fungsi.
Isu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan kriteria analisis
USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Urgency, seberapa mendesak suatu isu untuk dibahas, dianalisis,
dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan.
c. Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika tidak
ditangani segera.

Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :


Tabel 2.1 Analisis USG
Skor USG
No. Isu Total Skor Rangking
U S G
1. Belum optimalnya pencatatan 1 2 1 4 V
laporan status pasien yang
masih manual (MA).
2. Belum optimalnya 4 5 2 11 II
pemeliharaan instrumen dan
bahan kedokteran gigi (MA).
3. Kurangnya informasi terhadap 3 4 3 10 III
pasien tentang hubungan
antara penyakit diabetes
mellitus dengan pencabutan
gigi di poli gigi (PP).
4. Kurangnya kesadaran akan 4 4 4 16 I
kesehatan gigi dan mulut di
Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara (PP).

17
5. Kurangnya koordinasi 2 3 3 8 IV
administrasi rekam medik
pasien antara poli gigi dengan
bagian administrasi (WoG).

Keterangan tabel :
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
5 = Sangat Mendesak 5 = Sangat Serius 5 = Sangat Berdampak
4 = Mendesak 4 = Serius Berdampak 4 = Berdampak
3 = Cukup Mendesak 3 = Cukup Serius 3 = Cukup Berdampak
2 = Kurang Mendesak 2 = Tidak Serius 2 = Tidak Berdampak
1 = Tidak Mendesak 1 = Sangat Tidak 1 = Sangat Tidak
Serius Berdampak

3) Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu yang
diangkat
a. Kondisi saat ini
1. Kurangnya pengetahuan pasien tentang pentingnya kesehatan
gigi dan mulut.
2. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut.
b. Kondisi yang diharapkan
1. Pasien mengerti tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
2. Angka penyakit gigi dan mulut menurun.

4) Gagasan Pemecahan Isu


Melihat kepada latar belakang, core issue yang dipilih, dan kondisi
saat ini, maka perlu adanya suatu pemecehan isu sebagai solusi untuk
mencapai kondisi yang diharapkan. Penulis memberikan solusi yakni
dengan cara mengoptimalisasikan SOP pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sebagai bentuk pencegahan penyakit gigi dan mulut.

18
B. Judul, Mentor, Coach, Peserta Latsar Dan Stakeholder
1. Judul
“Optimalisasi SOP pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara”
2. Mentor
Nama : Irianto, SH., MH
NIP/NRP : 19700104 200003 1 003
Pangkat/Gol : Sena Wira TU / IIId
Jabatan : Kasubbag Umum Bidang Pembinaan
Unit Kerja : Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
3. Coach
Nama : Hartawan, SH
NIP/NRP : 19740309 199403 1 001
Jabatan : Jaksa Madya
Unit Kerja : Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia
4. Peserta
Nama : drg. Ghina Addina
NIP/NRP : 19930627 202012 2 022
Pangkat/Gol : Muda Wira (III/b)
Jabatan : Ahli Pertama Dokter Gigi
Unit Kerja : Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara
5. Stakeholder
Stakeholder dari program aktualisasi ini adalah Pasien Klinik
Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.

19
C. Rencana Kegiatan
Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Identifikasi Isu : 1) Belum optimalnya pencatatan laporan status pasien yang masih manual.
2) Belum optimalnya pemeliharaan instrument alat dan bahan kedokteran gigi.
3) Kurangnya informasi terhadap pasien tentang hubungan antara penyakit diabetes
mellitus dengan pencabutan gigi di poli gigi.
4) Kurangnya kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara.
5) Kurangnya koordinasi administrasi rekam medik pasien antara poli gigi dengan
bagian administrasi.
Isu yang diangkat : Kurangnya kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara
Gagasan yang diangkat : Optimalisasi SOP pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara.
Kegiatan : 1) Konsultasi konsep rancangan aktualisasi kepada mentor.
2) Membuat banner alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
3) Membuat konsep odontogram pasien (catatan medis gigi dan mulut).
4) Melakukan pemeriksaan dan pendataan kesehatan gigi dan mulut.
5) Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada pasien.
6) Melakukan tindakan medis gigi dan mulut sederhana.

20
D. Kualitas Kegiatan
1. Melakukan konsultasi konsep rancangan aktualisasi kepada mentor.
a. Mempersiapkan time-table rencana kegiatan habituasi.
b. Menghadap mentor dengan membawa konsep rancangan
aktualisasi.
c. Menjelaskan konsep rancangan aktualisasi.
d. Berdiskusi dan meminta saran dan arahan terkait dengan
rancangan aktualisasi.
2. Membuat banner alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
a. Merancang desain banner alur pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
b. Menghadap mentor untuk melakukan konsultasi, meminta
saran, arahan, dan persetujuan tentang desain banner alur
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang telah dibuat.
c. Melakukan pengadaan banner alur pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di Klinik Pratama Adhyaksa Medan.
3. Membuat konsep odontogram pasien (catatan medis gigi dan mulut).
a. Mempersiapkan referensi konsep odontogram.
b. Membuat lembaran konsep odontogram.
c. Menghadap mentor untuk melakukan konsultasi, meminta
saran, arahan, dan persetujuan tentang konsep odontogram
yang telah dibuat.
d. Menyimpan odontogram gigi dan mulut di dalam rekam medis
pasien.
4. Melakukan pemeriksaan dan pendataan kesehatan gigi dan mulut.
a. Melakukan rapid test antibodi kepada calon pasien sebelum
pemeriksaan.
b. Mempersiapkan diri dengan menggunakan APD.
c. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan.
d. Melakukan anamnesis kepada pasien.
e. Melakukan pemeriksaan ekstra oral.
f. Melakukan pemeriksaan intra oral.

21
5. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada pasien.
a. Memberikan penjelasan kepada pasien berkaitan dengan
kesehatan gigi dan mulut.
b. Memberikan informasi seputar penyakit gigi dan mulut pasien.
c. Memberikan edukasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
6. Melakukan tindakan medis gigi dan mulut sederhana.
a. Melakukan koordinasi dengan perawat (persiapan alat dan
bahan)
b. Melakukan tindakan medis kepada pasien.

E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-Nilai Dasar PNS dan


Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Melakukan konsultasi konsep rancangan aktualisasi kepada mentor.
a. Akuntabilitas
Arahan dari pimpinan agar diterima dengan teliti, cermat, teratur
dan penuh rasa tanggung jawab agar pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut berjalan
dengan baik dan lancar.
b. Nasionalisme
Implementasi nilai Pancasila pada sila keempat yaitu
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, memunculkan sikap musyawarah
dalam memberi dan menerima usulan.
c. Etika Publik
Menemui mentor dengan sikap hormat, sopan dan santun. Tiap
individu dapat menghargai komunikasi, dan kerjasama untuk
mencapai kesepakatan yang sesuai dengan harapan.
d. Komitmen Mutu
Laporan kepada mentor, dilakukan secara efektif dan efisien.
e. Anti Korupsi
Saat melapor kepada mentor diperlukan kejujuran, berani,
sabar, disiplin, dan tanggung jawab.

22
f. Whole Of Government
Nilai kolaborasi antara peserta dengan mentor dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2. Membuat banner alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
a. Akuntabilitas
Dalam membuat banner alur pelayanan kesehatan gigi dan
mulut diperlukan ketelitian, integritas, kerja keras, dan penuh
rasa tanggung jawab.
b. Nasionalisme
NIlai persatuan Indonesia diwujudkan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembuatan alur
pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Sila ke-3). Serta peserta
bermusyawarah dengan mentor mengenai desain banner alur
pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Sila ke-4).
c. Etika Publik
Menemui mentor dengan sikap hormat, sopan dan santun. Tiap
individu dapat menghargai komunikasi, dan kerjasama untuk
mencapai kesepakatan yang sesuai dengan harapan.
d. Komitmen Mutu
Dalam mendesain banner dilakukan dengan cara yang efektif,
efisien, inovasi dan kreatifitas sehingga mudah diterapkan.
e. Whole of Government
Nilai kolaborasi antara peserta dengan mentor dalam
pelaksanaan pembuatan banner alur pelayanan kesehatan gigi
dan mulut.
3. Membuat konsep odontogram pasien (catatan medis gigi dan mulut).
a. Akuntabilitas
Odontogram dapat membantu dokter gigi dalam upaya
pencatatan medis gigi yang jelas, memudahkan tanggung jawab
kepada pasien, serta secara konsisten dapat merencanakan
perawatan yang akan dilakukan.
b. Nasionalisme

23
Dapat melakukan pencatatan kesehatan gigi dan mulut yang
sesuai dengan kondisi sebenarnya.
c. Etika Publik
Konsep odontogram dibuat dengan cermat agar dapat
digunakan dengan optimal.
d. Komitmen Mutu
Dengan membuat odontogram dapat membantu dokter gigi
untuk memberikan pelayanan yang tepat.
e. Anti Korupsi
Pembuatan odontogram dapat membantu dalam pencatatan
rekam medis kesehatan pasien secara keseluruhan.
4. Melakukan pemeriksaan dan pendataan kesehatan gigi dan mulut.
a. Akuntabilitas
Mendahulukan kepentingan publik dalam hal ini pemeriksaan
gigi dan mulut pasien.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan pemeriksaan tidak boleh membeda-bedakan.
c. Etika Publik
Setiap tahap kegiatan harus dilakukan dengan cermat karena
berkaitan dengan kesehatan manusia.
d. Komitmen Mutu
Pelayanan yang diberikan harus unggul dan penuh manfaat.
e. Anti Korupsi
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan harus memiliki etos kerja
keras.
f. Pelayanan Publik
Saya melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pasien.
g. Manajemen ASN
Menulis rekam medis pasien yang berisi hasil pemeriksaan dan
rencana perawatan yang ditulis dengan tulisan rapi dan mudah
dibaca sehingga tidak terjadi kesalahan saat membaca
(mengutamakan keselamatan pasien).

24
5. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada pasien.
a. Akuntabilitas
Dokter gigi bertanggung jawab memberikan informasi yang
sebenar-benarnya kepada pasien.
b. Nasionalisme
Sesuai dengan sila kedua, pelayanan kesehatan gigi dan mulut
ditunjukan kepada semua pasien tanpa membeda-bedakan
status jabatan/kedudukan.
c. Etika Publik
Dalam meberikan pelayanan harus ramah dan sopan.
d. Komitmen Mutu
Pelayanan yang diberikan harus unggul dan prima.
e. Anti Korupsi
Melayani dengan ikhlas dan jujur memberikan informasi kepada
pasien.
6. Melakukan tindakan medis gigi dan mulut sederhana.
a. Akuntabilitas
Dokter gigi memiliki tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dokter gigi tidak boleh membeda-bedakan pasien dalam
memberikan pelayanan.
c. Etika Publik
Dalam memberikan perawatan harus cermat dan professional
agar terhindar dari malpraktek dan kesalahan iatrogenik.
d. Komitmen Mutu
Perawatan yang diberikan harus unggul dan prima.
e. Anti Korupsi
Melayani dengan ikhlas dan jujur memberikan informasi kepada
pasien.

25
26
F. Matrik Rancangan Aktualisasi
Table 2.3 Matrik Rancangan Aktualisasi

PENGUATAN
No TAHAPAN KETERKAITAN KONTRIBUSI
KEGIATAN OUTPUT NILAI
. KEGIATAN SUBSTANSI VISI/MISI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan a. Mempersiapkan a.Saran dan Akuntabilitas Dalam melakukan SATYA
konsultasi time-table rencana masukan dari Arahan dari pimpinan konsultasi rancangan Saya melakukan
konsep kegiatan habituasi. mentor untuk agar diterima dengan aktualisasi kegiatan laporan tersebut
rancangan b. Menghadap rancangan teliti, cermat, teratur dan optimalisasi SOP dengan penuh
aktualisasi mentor dengan aktualisasi penuh rasa tanggung pelayanan kesehatan kejujuran yang
kepada membawa konsep yang lebih jawab agar pelaksanaan gigi dan mulut tetap bersumber pada
mentor. rancangan baik. kegiatan pemeliharaan saya kerjakan dengan Tuhan YME,
aktualisasi. b.Koordinasi dan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya, jelas Keluarga dan
c. Menjelaskan telah gigi dan mulut berjalan dan teliti serta sesama
konsep rancangan dilaksanakan dengan baik dan lancar. melakukannya manusia.
aktualisasi. dan Nasionalisme dengan rasa penuh Sehingga dalam
d. Berdiskusi dan rancangan Implementasi nilai tanggung jawab. melakukan
meminta saran dan aktualisasi Pancasila pada sila VISI pelaporan saya
arahan terkait disetujui. keempat yaitu Kejaksaan sebagai lakukan dengan
dengan rancangan Kerakyatan yang lembaga penegak jujur sesuai
aktualisasi. dipimpin oleh hikmat hukum yang bersih, arahan dari
kebijaksanaan dalam efektif, efisen, pimpinan dan
permusyawaratan transparan, akuntabel, ketentuan yang
perwakilan, untuk dapat berlaku.
memunculkan sikap memberikan layanan ADHI
musyawarah dalam prima dan Saya dalam
memberi dan menerima mewujudkan melakukan
usulan. supremasi hukum pelaporan saya
Etika Publik secara proporsional, lakukan dengan
Menemui mentor dengan professional, sesempurna
sikap hormat, sopan dan bermartabat dan mungkin hingga
santun. Tiap individu berlandaskan selesai dengan
dapat menghargai keadilan, kebenaran penuh rasa
27
komunikasi, dan serta nilai-nilai tanggung jawab
kerjasama untuk kepatutan. terhadap Tuhan
mencapai kesepakatan MISI YME, keluarga
yang sesuai dengan Kejaksaan yaitu dan terhadap
harapan. dengan melakukan sesama
Komitmen Mutu konsultasi pada manusia.
Laporan kepada mentor, atasan langsung. WICAKSANA
dilakukan secara efektif Saya berusaha Saya pada saat
dan efisien. menjadi aparat melakukan
Anti Korupsi kejaksaan yang laporan harus
Saat melapor kepada tangguh, bertutur kata
mentor diperlukan professional , dan bertingkah
kejujuran, berani, sabar, bermoral dan beretika laku yang sopan
disiplin, dan tanggung guna menunjang kepada
jawab. kelancaran tugas pimpinan dan
Whole Of Government pokok, fungsi dan rekan kerja yang
Nilai kolaborasi antara wewenang, terutama lain dalam hal
peserta dengan mentor dalam penegakan ingin meminta
dalam pelaksanaan hukum yang tolong atau
kegiatan pelayanan berkeadilan serta berkonsultasi
kesehatan gigi dan mulut. tugas-tugas lainnya. jika ada
kesulitan.
Analisa Dampak Kegiatan 1 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan konsultasi konsep rancangan aktualisasi kepada mentor, maka akan
berdampak menjadi buruknya hubungan dengan mentor, tidak tersusunnya rencana kegiatan yang baik, tidak ada saran masukan dari
mentor.
2. Membuat a. Merancang desain a. Saran dan Akuntabilitas Dalam membuat alur SATYA
banner alur banner alur masukan dari Dalam membuat banner pelayanan kesehatan Saya melakukan
pelayanan pelayanan mentor untuk alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut tetap laporan tersebut
kesehatan gigi kesehatan gigi dan desain banner gigi dan mulut diperlukan saya kerjakan dengan dengan penuh
dan mulut. mulut. alur ketelitian, integritas, kerja sebaik-baiknya, jelas kejujuran yang
b. Menghadap pelayanan keras, dan penuh rasa dan teliti serta bersumber pada
mentor untuk kesehatan gigi tanggung jawab. melakukannya Tuhan YME,
melakukan dan mulut Nasionalisme dengan rasa penuh Keluarga dan
konsultasi, yang baik. NIlai persatuan Indonesia tanggung jawab. sesama
meminta saran, b. Koordinasi diwujudkan dengan VISI manusia.
28
arahan, dan telah penggunaan bahasa Kejaksaan sebagai Sehingga dalam
persetujuan dilaksanakan Indonesia yang baik dan lembaga penegak melakukan
tentang desain dan desain benar dalam pembuatan hukum yang bersih, pelaporan saya
banner alur banner alur alur pelayanan kesehatan efektif, efisen, lakukan dengan
pelayanan pelayanan gigi dan mulut (Sila ke-3). transparan, akuntabel, jujur sesuai
kesehatan gigi dan kesehatan gigi Serta peserta untuk dapat arahan dari
mulut yang telah dan mulut bermusyawarah dengan memberikan layanan pimpinan dan
dibuat. telah disetujui. mentor mengenai desain prima dan ketentuan yang
c. Melakukan banner alur pelayanan mewujudkan berlaku.
pengadaan banner kesehatan gigi dan mulut supremasi hukum ADHI
alur pelayanan (Sila ke-4). secara proporsional, Saya dalam
kesehatan gigi dan Etika Publik professional, melakukan
mulut di Klinik Menemui mentor dengan bermartabat dan pelaporan saya
Pratama Adhyaksa sikap hormat, sopan dan berlandaskan lakukan dengan
Medan. santun. Tiap individu keadilan, kebenaran sesempurna
dapat menghargai serta nilai-nilai mungkin hingga
komunikasi, dan kepatutan. selesai dengan
kerjasama untuk MISI penuh rasa
mencapai kesepakatan Kejaksaan yaitu tanggung jawab
yang sesuai dengan dengan melakukan terhadap Tuhan
harapan. konsultasi pada YME, keluarga
Komitmen Mutu atasan langsung. dan terhadap
Dalam mendesain banner Saya berusaha sesama
dilakukan dengan cara menjadi aparat manusia.
yang efektif, efisien, kejaksaan yang WICAKSANA
inovasi dan kreatifitas tangguh, Saya pada saat
sehingga mudah professional , melakukan
diterapkan. bermoral dan beretika laporan harus
Whole of Government guna menunjang bertutur kata
Nilai kolaborasi antara kelancaran tugas dan bertingkah
peserta dengan mentor pokok, fungsi dan laku yang sopan
dalam pelaksanaan wewenang, terutama kepada
pembuatan banner alur dalam penegakan pimpinan dan
pelayanan kesehatan gigi hukum yang rekan kerja yang
dan mulut. berkeadilan serta lain dalam hal
tugas-tugas lainnya. ingin meminta
29
tolong atau
berkonsultasi
jika ada
kesulitan.
Analisa Dampak Kegiatan 2 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan pembuatan alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut, maka akan
berdampak menjadi buruknya hubungan dengan mentor, tidak tersusunnya rencana kegiatan yang baik, tidak ada saran dan masukan
dari mentor, dan tidak adanya banner alur pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Klinik Pratama Adhyaksa Medan.
3. Membuat a. Mempersiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas Dalam pembuatan SATYA
konsep referensi konsep bahan Odontogram dapat konsep odontogram Saya membuat
odontogram odontogram. referensi membantu dokter gigi pasien (Catatan konsep
pasien b. Membuat odontogram dalam upaya pencatatan medis gigi dan mulut) odontogram
(catatan medis lembaran konsep pasien medis gigi yang jelas, tetap saya kerjakan pasien (catatan
gigi dan odontogram. (catatan memudahkan tanggung dengan sebaik- medis gigi dan
mulut). c. Menghadap medis gigi dan jawab kepada pasien, baiknya, kerja keras, mulut) tersebut
mentor untuk mulut) serta secara konsisten teliti, dan dengan penuh
melakukan b. Koordinasi dapat merencanakan melakukannya kejujuran yang
konsultasi, telah perawatan yang akan dengan rasa penuh bersumber pada
meminta saran, dilakukan dan dilakukan. tanggung jawab. Tuhan YME,
arahan, dan Konsep Nasionalisme VISI Keluarga dan
persetujuan odontogram Dapat melakukan Kejaksaan sebagai sesama
tentang konsep pasien pencatatan kesehatan lembaga penegak manusia.
odontogram yang (catatan gigi dan mulut yang hukum yang bersih, Sehingga
telah dibuat. medis gigi dan sesuai dengan kondisi transparan, akuntabel, odontogram
d. Menyimpan mulut) telah sebenarnya. untuk dapat yang dibuat
odontogram gigi disetujui. Etika Publik memberikan layanan sesuai dengan
dan mulut di dalam Konsep odontogram prima dan arahan dari
rekam medis dibuat dengan cermat mewujudkan atasan dan
pasien. agar dapat digunakan supremasi hukum ketentuan yang
dengan optimal. secara proporsional, berlaku.
Komitmen Mutu professional, ADHI
Dengan membuat bermartabat dan Saya dalam
odontogram dapat berlandasan keadilan, melakukan
membantu dokter gigi keberanan serta nilai- pembuatan
untuk memberikan nilai kepatutan. konsep
pelayanan yang tepat. MISI odontogram
30
Anti Korupsi Kejaksaan yaitu pasien (catatan
Pembuatan odontogram dengan melakukan medis gigi dan
dapat membantu dalam konsultasi pada mulut), saya
pencatatan rekam medis atasan langsung. melakukannya
kesehatan pasien secara Saya berusaha dengan
keseluruhan. menjadi aparat sesempurna
kejaksaan yang mungkin hingga
tanguh, professional, selesai dengan
bermoral dan beretika penuh rasa
guna menunjang tanggung jawab
kelancaran tugas terhadap Tuhan
pokok, fungsi dan YME, keluarga
wewenang, terutama dan sesama
dalam penegakan manusia.
hukum yang WICAKSANA
berkeadilan serta Saya pada saat
tugas-tugas lainnya. melakukan
pembuatan
odontogram
pasien, saaya
harus bertutur
kata dan
bertingkah laku
yang sopan
kepada atasan
dan rekan kerja
yang lain dalam
hal ingin
meminta tolong
atau
berkonsultasi
jika ada
kesulitan.
Analisa Dampak Kegiatan 3 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan pembuatan konsep odontogram (catatan medis gigi dan mulut), maka akan
berdampak menjadi buruknya hubungan dengan mentor, tidak tersusunnya rencana kegiatan yang baik, tidak ada saran dan masukan
31
dari mentor, dan tidak dapat digunakannya odontogram.
4. Melakukan a. Melakukan rapid Catatan medis Akuntabilitas Dalam pelaksaanan SATYA
pemeriksaan test antibodi kesehatan gigi Mendahulukan pemeriksaan Saya melakukan
dan kepada calon dan mulut kepentingan publik dalam kesehatan gigi dan kegiatan
pendataan pasien sebelum pasien. hal ini pemeriksaan gigi mulut, saya tersebut dengan
kesehatan gigi pemeriksaan. dan mulut pasien. mengerjakannya kejujuran yang
dan mulut. b. Mempersiapkan Nasionalisme dengan baik dan teliti bersumber pada
diri dengan Dalam melakukan serta melakukannya Tuhan YME,
menggunakan pemeriksaan tidak boleh dengan rasa penuh keluarga dan
APD. membeda-bedakan. tanggung jawab. sesama
c. Menyiapkan alat Etika Publik VISI manusia
dan bahan untuk Setiap tahap kegiatan Menjadi klinik pratama ADHI
pemeriksaan. harus dilakukan dengan unggulan kejaksaan. Saya melakukan
d. Melakukan cermat karena berkaitan MISI kegiatan
anamnesis dengan kesehatan Saya berusaha tersebut dengan
kepada pasien. manusia. menjadi aparat sesempurna
e. Melakukan Komitmen Mutu kejaksaan yang mungkin sampai
pemeriksaan Pelayanan yang tangguh, professional, selesai dengan
ekstra oral. diberikan harus unggul bermoral dan beretika penuh rasa
f. Melakukan dan penuh manfaat. guna menunjang tanggung jawab
pemeriksaan intra Anti Korupsi kelancaran tugas terhadap Tuhan
oral. Dalam setiap kegiatan pokok, fungsi dan YME, keluarga
yang dilakukan harus wewenang, terutama dan terhadap
memiliki etos kerja keras. meningkatkan sesama
Pelayanan Publik pelayanan kesehatan manusia
Saya melakukan dan meningkatkan WICAKSANA
pemeriksaan gigi dan kesehatan warga saya melakukan
mulut pasien. kejaksaan, pegawai, kegiatan
Manajemen ASN purma dan keluarga tersebut dengan
Menulis rekam medis besar kejaksaan. tutur kata dan
pasien yang berisi hasil Serta mendorong bertingah laku
pemeriksaan dan kemandirian hidup yang sopan
rencana perawatan yang sehat dan kepada
ditulis dengan tulisan rapi menciptakan pimpinan dan
dan mudah dibaca manajemen dan tata rekan kerja yang
sehingga tidak terjadi kelola pelayanan lain dalam hal
32
kesalahan saat membaca kesehatan gigi yang ingin meminta
(mengutamakan baik. tolong atau
keselamatan pasien). berkonsultasi
jika ada
hambatan
Analisa Dampak Kegiatan 4 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan pemeriksaan dan pendataan kesehatan gigi dan mulut, maka akan
berdampak pada hasil pemeriksaan yang tidak akurat dan tidak bermutu bagi pasien.
5. Melakukan a. Memberikan Pasien paham Akuntabilitas Dalam pelaksanaan SATYA
KIE penjelasan tentang Dokter gigi bertanggung KIE (Komunikasi, Saya melakukan
(Komunikasi, kepada pasien kesehatan gigi jawab memberikan informasi,Edukasi), kegiatan
Informasi, berkaitan dengan dan mulut, informasi yang sebenar- saya mengerjakannya tersebut dengan
Edukasi) kesehatan gigi perjalanan benarnya kepada pasien. dengan baik dan teliti kejujuran yang
kepada dan mulut. penyakit gigi Nasionalisme serta melakukannya bersumber pada
pasien. b. Memberikan yang diderita Sesuai dengan sila dengan rasa penuh Tuhan YME,
informasi seputar penyebab kedua, pelayanan tanggung jawab keluarga dan
penyakit gigi dan penyakit, serta kesehatan gigi dan mulut VISI sesama
mulut pasien. efek yang ditunjukan kepada semua Menjadi manusia.
c. Memberikan mungkin bisa pasien tanpa membeda- klinikbpratama ADHI
edukasi timbul akibat bedakan status unggulan kejaksaan. Saya melakukan
pemeliharaan penyakitnya jika jabatan/kedudukan. MISI kegiatan
kesehatan gigi tidak ditangani. Etika Publik Saya berusaha tersebut dengan
dan mulut. Dalam meberikan menjadi aparat sesempurna
pelayanan harus ramah kejaksaan yang mungkin sampai
dan sopan. tangguh, professional, selesai dengan
Komitmen Mutu bermoral dan beretika penuh rasa
Pelayanan yang guna menunjang tnggung jawab
diberikan harus unggul kelancaran tugas terhadap Tuhan
dan prima. pokok, fungsi dan YME, keluarga
Anti Korupsi wewenang, terutama dan terhadap
Melayani dengan ikhlas meningkatkan sesama
dan jujur memberikan pelayanan kesehatan manusia.
informasi kepada pasien. dan meningkatkan WICAKSANA
kesehatan warga Saya melakukan
kejaksaan, pegawai, kegiatan
purma dan keluarga tersebut dengan
33
besar kejaksaan. tutur kata dan
Serta mendorong bertingkah laku
kemandirian hidup yang sopan
sehat dan kepada
menciptakan pimpinan dan
manajemen dan tata rekan kerja yang
kelola pelayanan lain dalam hal
kesehatan gigi yang ingin meminta
baik. tolong atau
berkonsultasi
jika ada
hambatan.
Analisa Dampak Kegiatan 5 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) kepada pasien, maka
akan berdampak pada tidak mengertinya pasien akan semua permasalahan yang ada di gigi dan mulutnya, tidak terwujudnya
pelayanan yang unggul dan prima untuk pasien, dan citra dokter gigi ASN menjadi buruk.
6. Melakukan a. Melakukan a. Memberikan Akuntabilitas Dalam melakukan SATYA
tindakan koordinasi dengan medikasi Dokter gigi memiliki tindakan medis gigi Saya melakukan
medis gigi dan perawat (resep obat). tanggung jawab dalam dan mulut sederhana, kegiatan
mulut (persiapan alat b. Memberikan memberikan pelayanan saya mengerjakannya tersebut dengan
sederhana. dan bahan) perawatan kesehatan gigi dan mulut. dengan baik dan teliti kejujuran yang
b. Melakukan darurat. Nasionalisme serta melakukannya bersumber pada
tindakan medis c. Melakukan Dokter gigi tidak boleh dengan rasa penuh Tuhan YME,
kepada pasien. pembersihan membeda-bedakan tanggung jawab. keluarga, dan
karang gigi. pasien dalam VISI sesama
d. Melakukan memberikan pelayanan. Menjadi klinik pratama manusia
penambalan Etika Publik unggulan kejaksaan. ADHI
gigi Dalam memberikan MISI Saya melakukan
sederhana. perawatan harus cermat Saya berusaha kegiatan
e. Melakukan dan professional agar menjadi aparat tersebut dengan
pencabutan terhindar dari malpraktek kejaksaan yang sesempurna
gigi dan kesalahan iatrogenik. tangguh, professional, mungkin sampai
sederhana Komitmen Mutu bermoral dan beretika selesai degan
tanpa Perawatan yang guna menunjang penuh rasa
komplikasi. diberikan harus unggul kelancaran tugas tanggung jawab
f. Melakukan dan prima. pokok, fungsi dan terhadap Tuhan
34
rujukan untuk Anti Korupsi wewenang, terutama YME, keluarga
kasus yang Melayani dengan ikhlas meningkatkan dan terhadap
sulit jika dan jujur memberikan pelayanan kesehatan sesama
diperlukan. informasi kepada pasien. dan meningkatkan manusia.
kesehatan warga WICAKSANA
kejaksaan, pegawai, Saya melakukan
purma dan keluarga kegiatan
besar kejaksaan. tersebut dengan
Serta mendorong tutur kata dan
kemandirian hidup bertingkah laku
sehat dan yang sopan
menciptakan kepada
manajemen dan tata pimpinan dan
kelola pelayanan rekan kerja yang
kesehatan gigi yang lain dalam hal
baik. ingin meminta
tolong atau
berkonsultasi
jika ada
hambatan.
Analisa Dampak Kegiatan 6 :
Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diaplikasikan pada kegiatan memberikan tindakan medis gigi dan mulut sederhana, maka akan
berdampak pada tidak terwujudnya pelayanan unggul dan prima, pasien tidak merasa puas dengan hasil pelayanan yang diberikan,
citra dokter gigi ASN buruk, dan kunjungan pasien ke Klinik Pratama Adhyaksa terutama poli gigi menjadi berkurang.

35
G. Rencana Antisipasi Kendala Yang Akan Dihadapi
Pada isu terpilih yang akan dilaksanakan penulis di tempat habituasi
yaitu Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang mungkin terjadi yang
mungkin akan menghambat tercapainya tujuan dari pelaksanaan isu
terpilih. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan analisa kendala yang
mungkin terjadi beserta antisipasinya sebagai berikut :

Tabel 2.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi kendala


No Kegiatan Potensi Kendala Antisipasi
.
1. Melakukan Jika atasan tidak ada di Mengkonsultasikan
konsultasi tempat atau tidak bisa terlebih dahulu untuk
konsep ditemui. membuat janji.
rancangan
aktualisasi
kepada mentor.
2. Membuat banner Sulitnya menyiapkan dan Mencari referensi/contoh
alur pelayanan mengedit desain banner banner yang menarik,
kesehatan gigialur pelayanan kesehatan kemudian membuat
dan mulut. gigi dan mulut dengan desain dengan
menggunakan aplikasi menggunakan aplikasi
Adobe Photoshop serta Canva.
membuat desain yang
menarik dan mudah
dipahami.
3. Membuat konsep Odontogram terlalu rumit. Penyederhanaan konsep
odontogram odontogram.
pasien (catatan
medis gigi dan
mulut).
4. Melakukan Sulitnya akses operator Menggunakan cheek
pemeriksaan dan melihat kondisi gigi dan retractor dispossible.
pendataan mulut pasien.
kesehatan gigi
dan mulut.
5. Membantu Pasien tidak yakin/percaya Melakukan Dental
melakukan KIE akan hasil pemeriksaan Photography dengan
(Komunikasi, gigi dan mulutnya. menggunakan kamera
Informasi, digital dan kaca intra oral.
Edukasi) kepada
pasien.
6. Melakukan Pasien menolak dilakukan Pemberian informed
tindakan medis tindakan medis gigi dan consent penolakan
gigi dan mulut mulut. tindakan.
sederhana.

36
DAFTAR PUSTAKA

A. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
DepKes. 2009. Undang-Undang R.I No 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan Departemen Kesehatan R.I. Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
951/Menkes/SK/V/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di
Puskesmas.
Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No.141/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter
Gigi dan Angka Kreditnya.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Undang-Undang Republik Indonesia No.31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

B. Internet
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tersedia di
http://kbbi.web.id/tata di akses tanggal 10 April 2021

37

Anda mungkin juga menyukai