Anda di halaman 1dari 20

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR
PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI SOP PELAYANAN KESEHATAN DI KEJAKSAAN


TINGGI SUMATERA UTARA

Disusun Oleh :

NAMA PESERTA : Betty Tamba, A.Md. Kep


NIP : 19931024 202012 2 021
NOMOR URUT PESERTA : 12
GOLONGAN / ANGKATAN : GOLONGAN II / III
JABATAN : PELAKSANA/TERAMPIL-PERAWAT

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEJAKSAAN RI


BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang
berjudul “Optimalisasi SOP Pelayanan Kesehatan di Kejaksaan Tinggi Sumatera
Utara” sebagai tugas dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar golongan II
tahun 2021.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri
Sipil ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas PNS di Kejaksaan Agung RI dengan
sikap perilaku PNS dan nilai dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Rancangan
aktualisasi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Tony Tribagus Spontana, SH., M.Hum. selaku Kepala Badan Pendidikan
dan Pelatihan Kejaksaan RI;
2. Bapak Dr. Jaya Kesuma, SH., M.Hum. selaku Sekretaris Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kejaksaan RI;
3. Bapak Andi Muh Iqbal Arief, SH., M.H. selaku Kepala Pusat Diklat Manajemen
dan Kepemimpinan Badan Diklat Kejaksaan RI;
4. Bapak Wisnu Prabanggoro, SH., M.H. selaku penguji yang telah meluangkan
waktu;
5. Bapak Hartawan, SH selaku coach yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan rancangan aktualisasi;
6. Bapak Irianto, SH., MH. Selaku mentor dan Kasubbag Umum pada Pembinaan
Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara;
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diaktualisasikan di
instansi;
8. Seluruh panitia dan penyelenggara yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan latsar;
9. Bapak Jasaur Tamba dan Ibu Hormaida Nainggolan selaku orang tua penulis;
10. Seluruh Kakak, Abang, Adek, Tulang, Nantulang, Uda, Inang Uda, Oppung
penulis yang telah banyak membantu penulis;
11. Keluarga besar Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara
atas dukungan, doa dan kerjasamanya;
12. Rekan-rekan Diklatsar 2021 Golongan II Angkatan III.

Penulis sadar bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak
untuk membuat laporan pelaksanaan aktualisasi menjadi lebih baik sehingga
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi
nila-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Medan, 2021

Betty Tamba, A.Md. Kep


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................v
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI.....................vi
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI........................vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
1. Tugas Pokok PNS....................................................................2
2. Visi dan Misi Organisasi...........................................................3
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta............................................4
B. Nilai-Nilai Dasar PNS.....................................................................4
C. Nilai-Nilai Organisasi.....................................................................9
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................10
E. Tujuan Penulisan...........................................................................14
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI.......................................................16
A. Penetapan Isu................................................................................16
1. Identifikasi Isu...........................................................................16
2. Menentukan Isu yang Diangkat................................................17
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang Diharapkan........................18
4. Gagasan Pemecahan Isu.........................................................18
B. Judul, Mentor, Coach, Peserta Latsar dan Stakeholder Internal. .19
C. Rencana Kegiatan (Jumlah Kegiatan)...........................................20
D. Kualitas Kegiatan (Tahapan Kegiatan)..........................................21
E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-Nilai Dasar PNS dan Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI ......................................22
......................................
F. Matrik Rancangan Aktualisasi.......................................................26
G. Rencana Antisipasi Kendala yang Akan Dihadapi........................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................36
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis USG............................................................................17


Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi..............................................20
Tabel 2.3 Matrik Rancangan Aktualisasi..................................................26
Tabel 2.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala..........................35
BERITA ACARA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS

Nama : Betty Tamba, A.Md. Kep


NIP : 19931024 202012 2 021
Unit Kerja : Bidang Pembinaan, Unit Kerja Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada Hari Rabu, Tanggal 2021

Mentor, Coach,

Irianto, SH., MH Hartawan, SH


NIP. 19700104 200003 1 003 NIP. 19740309 199403 1 001

Penguji

Wisnu Prabanggoro, SH., MH


NIP. 19700614 199203 1 003

LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS
Nama : Betty Tamba, A.Md. Kep
NIP : 19931024 202012 2 021
Unit Kerja : Bidang Pembinaan, Unit Kerja Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan
Tinggi Sumatera Utara

Telah disahkan
Pada Hari Rabu, Tanggal 14 April 2021

Penguji Coach,

Wisnu Prabanggoro, SH., MH Hartawan, SH


NIP. 19700614 199203 1 003 NIP. 19740309 199403 1 001

Mengetahui,
A.n. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Kabid Penyelenggara

Dr. Setyo Utomo, SH., M.Hum., M.Kn.


NIP. 19731129 199903 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945, maka sangat diperlukan Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang berintegritas tinggi, profesional, netral, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktek KKN, mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan suatu profesi bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah. Hal ini sesuai dengan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), yakni pegawai ASN mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana kebijakan
publik, (2) Pelayan publik, (3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Klinik Pratama Adhyaksa Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara adalah salah satu
unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang kesehatan dan merupakan
fasilitas yang tersedia di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dalam bidang kesehatan.
Klinik mempunyai fasilitas pelayanan yang diperlukan bagi sesama, baik warga
Kejaksaan maupun luar Kejaksaan. Seperti tertuang dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 951/Menkes/SK/V/2000 yaitu bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang akan terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 pasal 47 yang
menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam bentuk upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan (DepKes RI,
2009).
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman selama masa kerja, penulis
menemukan beberapa permasalahan salah satunya adalah kurangnya kesadaran
akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
Sebagai dokter gigi yang memiliki tugas pokok yaitu memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada sarana pelayanan kesehatan (Kepmenpan No.141
Tahun 2003) penulis memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
Gigi dan mulut merupakan organ tubuh yang punya peranan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh manusia. Semua makanan yang kita makan melalui
mulut, dari situlah proses pencernaan makanan pertama sekali dilakukan oleh tubuh
kita, dengan gigi dan mulut yang sehat, tentunya dapat memberikan manfaat yang
besar dalam proses pencernaan makanan sampai diubah menjadi energi untuk
beraktivitas sehari-hari.
Namun permasalahan gigi dan mulut ini sering dianggap hal sepele oleh
masyarakat. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut
merupakan isu yang diangkat penulis dalam melakukan aktualisasi. Sehingga pada
akhirnya penulis melakukan upaya untuk menangani isu tersebut.

1. Tugas Pokok PNS


Bahwa berdasarkan Pasal 11 UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan mengenai tugas
pokok ASN, yakni:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat publik yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Visi dan Misi Organisasi


A. Visi
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien,
transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam
mewujudkan supremasi hukum secara professional, professional dan bermartabat
yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai kepatutan.

B. Misi
a. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan perkara
seluruh tindak pidana, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha Negara,
serta pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara profesional,
proposional dan bermartabat melalui penerapan Standard Operating Procedure
(SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan efisien.
b. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama terkait dengan
upaya penegakan hukum.
c. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh
tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap
hak-hak publik.
d. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi
Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama
pengimplementasian program quickwins agar dapat segera diakses oleh
masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan sumber daya
manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang tahun 2025,
menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi keuangan,
peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai
melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat
berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.
e. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional, bermoral dan
beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan
wewenang, terutama dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan serta
tugas-tugas lainnya yang terkait.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta


Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 141/KEP/M/PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional
Dokter Gigi dan Angka Kreditnya, tugas pokok dokter gigi adalah memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada sarana pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

B. Nilai-Nilai Dasar PNS


Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dalam
Pasal 3 huruf a telah menyebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai
profesi harus berlandaskan pada prinsip nilai dasar. Di dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017, nilai dasar diartikan sebagai nilai-nilai
dasar yang meliputi: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti-korupsi yang wajib dimiliki oleh setiap ASN atau PNS.

1. Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Untuk menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel diperlukan nilai :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa : menempatkan persatuan–kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Ada lima indikator dari
nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila pertama :Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Sila kedua :Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Sila ketiga :Persatuan Indonesia
d. Sila keempat :Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
e. Sila kelima :Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis. Sedangkan kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang
ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

Kode etik dan kode perilaku ASN sesuai Undang–Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN sebagai berikut:
a. Jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi;
b. Cermat dan disiplin;
c. Hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
e. Tugas sesuai perintah atasan;
f. Menjaga rahasia negara;
g. Menggunakan aset negara secara efektif dan efisien;
h. Tidak terjadi konflik kepentingan;
i. Informasi benar dan tidak menyesatkan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi, kekuasaan, tugas, status, dan jabatan;
k. Menjaga integritas dan reputasi ASN; dan
l. Sesuai aturan disiplin ASN.

4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk / jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain
sebagai pesaing (competitors). Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen
mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber
daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur,
dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih
baik di masa yang akan datang.
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan
diarahkan untuk pencapaian standar mutu.
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. Menurut UU No.31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : (1) Kerugian
keuangan negara, (2) Suap-menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan curang, (5)
Penggelapan dalam jabatan, (6)Benturan kepentingan dalam pengadaan, (7)
Gratifikasi.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu
a. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal pribadi. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Segala
kegiatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan, masyarakat, negara, dan bangsanya.
f. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros. Pribadi
yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
h. Keberanian
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia juga berani berdiri sendirian
dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya.

C. Nilai-Nilai Organisasi
Doktrin Kejaksaan, yaitu seloka “Satya Adhi Wicaksana” merupakan Trapsila
Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan cita-cita setiap warga adhyaksa.
1. SATYA
Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama manusia.
2. ADHI
Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama pemilikan rasa
tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keluarga dan sesama
manusia.
3. WICAKSANA
Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam pengtrapan
tugas dan kewenangannya.

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional.
Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang
bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional
dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, diatur :
a. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan,
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai PNS secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat
penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering
terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana, sehingga
kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik KKN.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1) Kepastian hukum;
2) Profesionalitas;
3) Proporsionalitas;
4) Keterpaduan;
5) Delegasi;
6) Netralitas;
7) Akuntabilitas;
8) Efektif dan efisien;
9) Keterbukaan;
10) Non diskriminatif;
11) Persatuan;
12) Kesetaraan;
13) Keadilan;
14) Kesejahteraan.
b. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip pelayanan publik yang baik
untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
3) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
5) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah.Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk
mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
6) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

c. Whole Of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
b) Dialog atau pertukaran informasi;
c) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
2) Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Joint working, atau kolaborasi sementara;
b) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
c) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
3) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
b) Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak,
yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
Profesi PNS ini di antaranya adalah:
1. Untuk mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sebagai nilai
dasar yang wajib tertanam di dalam jiwa setiap ASN dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya selama habituasi.
2. Untuk mengaktualisasikan sekaligus mewujudkan kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI yang meliputi Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government yang semuanya wajib dimiliki oleh ASN seperti yang diamanatkan
dalam Pasal 10 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
3. Memenuhi tugas pelatihan dasar 2021 guna meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika pegawai negeri sipil sesuai
dengan kebutuhan instansi Kejaksaan RI.
4. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut yang merupakan isu yang diangkat oleh
5. penulis.

Anda mungkin juga menyukai