NILAI-NILAI DASAR
PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan sehingga saya mampu menyelesaikan tahap internalisasi pada Diklatsar
Golongan III Tahun 2021 dan menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai
Dasar Profesi ASN (Aparatur Sipil Negara). Adanya rancangan aktualisasi ini
diharapkan dapat memiliki rencana, target, tujuan dan capaian yang hendak dicapai
dalam proses aktualisasi (off campus) di Satuan Kerja peserta termasuk penerapan
nilai – nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar Profesi
ASN ini dapat terselesaikan berkait arahan, dukungan dari berbagai pihak, maka
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Setia Untung Arimuladi, S.H., M.Hum., selaku Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI;
2. Bapak Abdoel Kadiroen, S.H., M.H., selaku Sekretaris Badan Pendidikan
dan Pelatihan Kejaksaan RI sekaligus penguji rancangan aktualisasi nilai
dasar profesi ASN;
3. Bapak Ranu Mihardja selaku Kepala Pusat Diklat Manajemen dan
Kepemimpinan Badiklat Kejaksaan RI;
4. Bapak Ranu Subroto, S.H., M.H., selaku Kepala Bidang Penyelenggara
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Badan Diklat
Kejaksaan RI sekaligus selaku coach penulis yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi ASN;
5. Bapak I Wayan Eka Miartha, S.H., M.H selaku Kepala Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan;
6. Bapak Wiwin Tui S.H., selaku Mentor Penulis;
7. Bapak M. Farkhan Askar, S.H.,M.H, selaku Coach Penulis
8. Ibu Sri Respatini, S.H., M.Hum, selaku Penguji Penulis
9. Seluruh teman-teman Diklat Latsar Gelombang III Golongan III Kelas V
2
Dengan adanya rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN ini,
menjadi dasar penilaian dan pertanggung jawaban penulis sebagai calon Aparatur
Sipil Negara (ASN).
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI...................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................7
A. Latar Belakang 7
1. Tugas Pokok PNS.............................................................................9
2. Visi dan Misi Organisasi....................................................................12
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta…………………………….............13
B. Nilai-Nilai Dasar PNS……………………………………….......................14
C. Nilai-Nilai Organisasi………………………………………........................19
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI……………….…...…..............19
E. Tujuan Penulisan……………………………………….............................26
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ..................................................................29
A. PENETAPAN ISU...................................................................................29
1. Identifikasi Isu 29
2. Tabel Analisis Isu dengan USG ……………………..........................29
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu yang
diangkat ………………………………………...……….......................30
4. Gagasan Pemecahan Isu …………………………….........................31
B. Judul, mentor, coach, peserta latsar dan
Stakeholder ………………………….......................................................32
C. Matrik Rancangan Aktualisasi................................................................33
D. Rencana Kegiatan..................................................................................34
E. Rencana Kendala antisipasi yang dihadapi...........................................45
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ..............................................................48
A. Capaian aktualisasi.................................................................................50
B. Matrik laporan aktualisasi.......................................................................71
C. Jadwal implementasi aktualisasi............................................................82
D. Catatan Bimbingan.................................................................................92
BAB IV PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUATAN BIDANG TUGAS................105
A. Nama pelatihan (TAK).............................................................................105
B. Narasumber/Pengajar/Fasilitator.............................................................105
C. Hasil yang dicapai....................................................................................117
BAB V PENUTUP...................................................................................................133
A. Kesimpulan dan saran-saran tindak lanjut.............................................133
B. Lesson Learn..........................................................................................135
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................136
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4
BERITA ACARA SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III
Penguji
5
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III
Telah disahkan
Pada Hari Senin tanggal 14 Juni 2021
Penguji, Coach,
Mengetahui,
Kabid Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Diklat Kejaksaan RI
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
7
Pelatihan Dasar Calon PNS bagi CPNS Golongan III adalah terwujudnya PNS
profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat
5. Anti Korupsi; merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya
upaya untuk merugikan keuangan dan perekonomian negara.
8
Sistem pembelajaran pada latihan dasar ini menuntut setiap peserta diklat
prajabatan untuk mengaktulaisasikan nilai-nilai dasar profesi. Melalui proses
pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi
pelaksanaan setiap kegiatan latihan dasar,setiap peserta harus menemukan dan
mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada
pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta Diklat Prajabtan di
tempat tugas.
Visi Kejaksaan
Adapun visi Kejaksaan Republik Indonesia adalah: “Kejaksaan sebagai
lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien, transparan,
akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam mewujudkan
supremasi hukum secara profesional, proporsional dan bermartabat yang
berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai – nilai kepautan.”
Misi kejaksaan
Dalam mewujudkan visi tersebut, maka Kejaksaan Republik Indonesia
memiliki Misi :
1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaa
tugas dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas
penanganan perkara seluruh tindak pidana, penanganan perkara
Perdata dan Tata Usaha Negara, serta pengoptimalan kegiatan
Intelijen Kejaksaan, secara profesional, proposional dan bermartabat
melalui penerapan Standard Operating Procedure (SOP) yang tepat,
cermat, terarah, efektif, dan efisien.
12
2. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya,
terutama terkait dengan upaya penegakan hukum.
3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan
penuh tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien, serta
penghargaan terhadap hak-hak publik;
4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur
organisasi Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen
terutama pengimplementasian program quickwins agar dapat segera
diakses oleh masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print)
pembangunan sumber daya manusia Kejaksaan jangka menengah
dan jangka panjangtahun 2025, menerbitkan dan menata kembali
manajemen administrasi keuangan, peningkatan sarana dan
prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui
tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat
berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan optimal.
5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional,
bermoral dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang
terkait.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline
dealing with what is good and bad and withmoral duty and obligation” . Oleh
karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Dengan
demikian etika lebih difahami sebagai refleksi atasbaik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan ataubagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkanmoral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yangbaik atau
apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
16
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu
yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan
pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a dynamic state associated with
products, services, people, processes, and environments that meets or
exceeds expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis,
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama
mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai
yang harus ada pada komitmen mutu seperti :
a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber
daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan
diarahkan untuk pencapaian standar mutu.
17
Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam setiap struktur
organisasi, baik di perusahaan maupun institusi pemerintahan, dimunculkan
satu unit kerja yang bertanggung jawab atas penjaminan mutu. Unit
penjaminan mutu berkewajiban mengawal implementasi perencanaan mutu
dengan menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya untuk
selalu meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Di era global,
orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan semata-mata pada
penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi yang kaku untuk menjalankan
rutinitas, melainkan telah bergeser pada upaya memberdayakan dan
membangkitkan moral kerja melalui pembentukan jejaring (human
networking) yang dinamis, sehingga kinerja lembaga dapat memberi
kepuasan kepada stakeholders. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian
wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai
dengan uraian jabatan (job description) yang sudah ditetapkan institusi.
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat
diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi
antara lain:
a. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras
18
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian
Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran.
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
B. Nilai-Nilai Organisasi
Doktrin Tri Krama Adhyaksa
Berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : Kep-
030/J.A/3/1988, Kejaksaan Republik Indonesia memiliki Doktrin yang dikenal
dengan istilah “Tri Krama Adhyaksa”, yang memiliki nilai-nilai :
1. Satya, yaitu kesetian yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga maupun terhadap
sesama manusia.
2. Adhi, yaitu kesempurnaan dalam bertugas yang berunsur utama pemilikan
rasa tanggung jawab, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keluarga
maupun sesame manusia.
3. Wicaksana, yaitu bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku khususnya
dalam penerapan kekuasaan dan kewenangannya.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai abdi negara sekaligus pelayan
masyarakat wajib memiliki pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam kerangka Negara Republik Indonesia (NKRI) untuk menjalankan tugas
dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa sehingga mampu mengelola tantangan masalah
keragaman sosial-kultural dengan menggunakan perspektif Whole of
Government dalam mendukung tugas jabatannya. Kemampuan tersebut
diperoleh melalui pembelajaran mata pelatihan yang meliputi Manajemen ASN,
19
Pelayanan Publik, dan Whole of Government. Dengan begitu diharapkan dapat
menciptakan ASN yang memiliki pemahaman menyeluruh tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI.
1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran yang amat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang
dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin
banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang
menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan
aksesibilitas semakin mudah. Dalam kenyataannya birokrasi pemerintahan
masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang ditandai dengan masih
rendahnya kinerja pelayanan dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia.
Selain menghadapi permasalahan internasional, birokrasi pemerintah
juga masih dihadapkan kepada permasalahan dalam negeri seperti
pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik, politisasi birokrasi terutama
terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi daerah, karenabirokrasi
belum profesional untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk
mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-
tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipilnegara
menjadi semakin profesional, agar mampu menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar dalam
manajemen SDM, yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi
ASNdalam promosi dan pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan
pegawaiASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar
pelayananprofesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan
danpengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat
menjaganilai-nilai dasar profesi.
Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai, sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur
20
Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Dalam
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, diatur :
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan,
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen
ASN,menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk
pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai
pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk
menciptakanbudaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di
kalanganbirokrasi yang berbasis pada kinerja.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi
ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir
terjadi dimana-mana, sehingga kondisi tersebut merupakan ancaman
bagi kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan,
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
21
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk itu, ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut pns berhak
memperoleh:
1) Gaji,tunjangan, dan fasilitas;
2) Cuti;
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) Perlindungan; dan,
5) Pengembangan kompetensi.
Berdasarkan pasal 92 UU ASN, pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan;
2) Jaminan kecelakaan kerja;
3) Jaminan kematian; dan,
4) Bantuan hukum.
Kewajiban pegawai asn yang disebutkan dalam uu asn adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang- undangan;
22
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan,
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
23
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
2. Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di
Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sementara itu kemudian menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah
segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dan selanjutnya menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19)
pelayanan publik merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakat nya guna memenuhi
kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, berdasarkan uraian yang dibahas di atas dapat
disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah proses pemenuhan
keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggaraan negara
dalam hal ini negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan
tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada
hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini harus dipahami
bukanlah kebutuhan secaran individual akan tetapi berbagai kebutuhan
yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.
b. Standar Pelayanan Publik
Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:103), setiap penyelenggaraan
pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan
sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar
24
pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam peyelenggaraan
pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.
adapun standar pelayanan yakni meliputi sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pegaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk
pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyedian sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggaraan pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan
tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan
perilaku yang dibutuhkan.
3. Whole of Government
Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi
wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya,
multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Koordinasi saja ternyata tidak cukup untuk mengatasi wicked problems,
sehingga diperlukan upaya lebih besar lagi yaitu kolaborasi. Perbedaan
antara koordinasi dengan kolaborasi adalah: koordinasi merupakan
kerjasasama intra dan inter instansi di dalam suatu jejaring kerja tetapi
25
masing-masing instansi masih memiliki agenda, kepentingan dan tujuan
organisasinya masing-masing, sementara kolaborasi adalah kerjasama intra
dan inter instansi di dalam jejaring kerja berdasarkan satu agenda,
kepentingan dan tujuan bersama. Agenda dan tujuan bersama, kolaborasi,
jejaring kerja dan integrasi adalah faktor determinan bagi terselenggaranya
WoG.
Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan yang meliputi
kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga menyebabkan WoG tidak dapat
dilanjutkan atau terhenti ditengah jalan dan pada akhirnya kembali ke cara
lama. Kekurangan-kekurangan WoG adalah memerlukan waktu lama, relatif
mahal (costly), tidak selalu cocok dengan wicked problems yang akan
ditangani, dan hasilnya sulit diukur. Kekurangan-kekurangan ini pada
akhirnya dapat menjadi dorongan untuk kembali ke cara lama. Hambatan
WoG terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas yang tidak
jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga tidak dapat tercipta
kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan insentif yang rendah.
Hal ini masih ditambah dengan persoalan-persoalan lain seperti: struktur
hierarki kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta struktur anggaran yang
sifatnya kaku (rigid) sehingga tidak mudah diintegrasikan. Koordinasi saja
ternyata tidak cukup untuk mengatasi wicked problems, sehinggadiperlukan
upaya lebih besar lagi yaitu kolaborasi. Perbedaan antara koordinasi
dengankolaborasi adalah: koordinasi merupakan kerjasasama intra dan inter
instansi di dalam suatujejaring kerja tetapi masing-masing instansi masih
memiliki agenda, kepentingan dan tujuanorganisasinya masing-masing,
sementara kolaborasi adalah kerjasama intra dan inter instansidi dalam
jejaring kerja berdasarkan satu agenda, kepentingan dan tujuan bersama.
Agenda dantujuan bersama, kolaborasi, jejaring kerja dan integrasi adalah
faktor determinan bagi terselenggaranya WoG. Inti dari WoG menurut Haligan
(2011) adalah “koordinasi–kolaborasi secara integratif serta manajemen
berbagai tugas dan fungsi-fungsi di dalam organisasi tanpa adanya kontrol
hierarkis di antara sesama partisipan yang ditujukan untuk memperoleh suatu
hasil (outcome) yang tidak dapat dicapai apabila bekerja sendiri”.
27
Sebagai bahan arahan dan bimbingan serta proses pengawasan pada
pembuatan laporan rancangan aktualisasi serta laporan aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar ASN serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI di unit
kerja;
c) Mentor
Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan saran yang konstruktif
untuk peningkatan peran dan fungsi perpustakaan di lingkungan
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang;
d) Unit Kerja
Memberikan kontribusi untuk menunjang kinerja terutama dalam
pengelolaan dan fungsi Ruang Khusus Anak dalam proses pelaksanaan
penerimaan tanggung jawab atas anak dan barang bukti dalam perkara
anak dan diversi pada tingkat penuntutan pada bahgian tindak pidana
umum di lingkungan Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang.
e) Organisasi/Kejaksaan RI
Memberikan sumbangsih ilmu pehngetahuan dan kepustakaan bagi
Badan Diklat Kejaksaan Republik Inhdonesia mengenai optimalisasi
Ruang Khusus Anak dalam proses pelaksanaan penerimaan tanggung
jawab atas anak dan barang bukti dalam dalam perkara anak dan diversi
pada tingkat penuntutan pada Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di
Amurang .
28
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. PENETAPAN ISU
A. 1 IDENTIFIKASI ISU
Belum tertatanya berkas perkara pidana umum yang sudah inkrah pada
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang;
Belum tersedianya nomor antrian, kotak saran dan pengaduan terhadap
pelayanan kejaksaan dalam hal pengambilan tilang (PP);
Belum adanya pelabelan barang bukti di Bidang Pidana Umum pada
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang;
Kurang optimalnya papan kontrol terhadap informasi tahapan perkara
pidana umum di Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang
Kurang optimalnya pengarsipan jadwal persidangan dan laporan hasil
sidang pada seksi tindak pidana umum di Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan di Amurang;
29
Kurangnya koordinasi antara Jaksa dan Penyidikan Kepolisian pada
saat tahap II;
Keterangan :
Bobot Urgency Seriousness Growth
5 Sangat Mendesak Sangat Gawat Sangat Cepat
30
Melalui proses analisis USG, maka terpilihlah isu Kurangnya optimalisasi mengenai
pengarsipan laporan hasil sidang pada seksi tindak pidana umum di Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan di Amurang
Dari Core issue tersebut lalu dapat dijadikan judul menjadi: Optimalisasi
Pengarsipan Jadwal Sidang dan Laporan Hasil Sidang Pada Seksi Tindak
Pidana Umum Di Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang .
A. 3 KONDISI SAAT INI DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN DARI ISU YANG
DIANGKAT
31
dan tidak ada pengarsipan pada Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan
Negeri Minahasa Selatan di Amurang dapat di ketahui gagasan yang
didapat adalah Optimalisasi Pengarsipan Jadwal Sidang dan Laporan
Hasil Sidang pada Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan di Amurang.
32
33
MATRIX RANCANGAN AKTUALISASI
Identifikasi Isu - Belum adanya pelabelan barang bukti di Bidang Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan;
- Kurang optimalnya papan kontrol terhadap informasi tahapan perkara pidana umum di Kejaksaan
Negeri Minahasa Selatan ;
- Kurang optimalnya pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan;
Isu yang Diangkat Kurang optimalnya pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan
Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan
kerjasama yang baik
dengan atasan dan staf
pidum dan para JPU.
4. Mengetik Laporan 1. Membuka - Akuntabilitas VISI : SATYA :
file komputer Bertanggung jawab
Hasil Sidang Terbukanya Kesetiaan yang
dalam membuat Mengoptimalkan
2. Mengetik file pengetikan jadwal peranan bidang bersumber pada rasa jujur
laporan hasil persidangan dan laporan Seksi Tindak
komputer terhadap Seksi Tindak
sidang hasil sidang. Pidana Umum
berdasarkan - Laporan dalam rangka Pidana Umum.
catatan sidang Nasionalisme menjadikan
hasil sidang
(menggunakan Menggunakan Bahasa Kejaksaan sebagai
Ms. Word) (softcopy) Indonesia baku yang lembaga penegak ADHI :
baik dan benar dalam hukum yang
Kesempurnaan dalam
pengetikan jadwal terorganisir dengan
3. Mencetak persidangan dan laporan baik dan selalu bertugas terhadap proses
hasil laporan hasil sidang menjalankan
kegiatan
sidang yang telah segala sesuatu
dibuat - Laporan berdasarkan
ketentuan
hasil sidang WICAKSANA :
4. Menyampai Etika Publik perundang –
kan hasil (hardcopy) Pengetikan jadwal undangan, surat Bijaksana dalam tutur kata
pembuatan persidangan dan laporan perintah dan
dan tingkah laku
laporan sidang hasil sidang dilakukan standar
ke JPU dengan cermat,dan teliti. operasional menyampaikan hasil
40
- Laporan prosedur yang pembuatan laporan sidang
Komitmen Mutu berlakudengan
hasil sidang ke JPU
Menginput jadwal bersih, efektif,
tersampaika persidangan dan laproan efisien, transparan,
hasil sidang dengan jelas akuntabel.
n ke JPU
Anti Korupsi MISI :
Bertanggung jawab
terhadap proses Mengoptimalkan
pembuatan pengetikan pelaksanaan fungsi
jadwal persidangan dan Kejaksaan dalam
laporan hasil sidang pelaksanaan tugas
sesuai dengan fakta dan wewenang,
persidangan. baik dalam segi
kualitas maupun
Manejemen ASN kuantitas
Dalam pembuatan penanganan
jadwal persidangan dan perkara seluruh
laproan hasil sidang tindak pidana,
menjunjung sikap penanganan
profesionalitas sebagai perkara Perdata
seorang ASN. dan Tata Usaha
Negara, serta
Pelayanan Publik pengoptimalan
Memberikan pelayanan kegiatan Intelijen
yang baik dan efektif Kejaksaan, secara
pada pekerjaan di seksi profesional,
tindak pidana umum proposional dan
dalam mengerjakan bermartabat
aktualisasi. melalui penerapan
Standard
Operating
Whole Of Goverment Procedure (SOP)
Menjalin komunikasi dan yang tepat, cermat,
kerjasama yang baik terarah, efektif, dan
dengan atasan dan staff efisien.
41
pidum serta para JPU.
45
D. RENCANA ANTISIPASI KENDALA YANG AKAN DIHADAPI
1 Mengusulkan kepada kasi pidana umum Usulan tidak mendapatkan Kordinasi kepada kepala seksi pidana
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang persetujuan umum terkait judul aktualisasi untuk
terkait rancangan aktualisasi alternatif lain yang dapat dilakukan
2 Melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Usulan tidak mendapatkan Kordinasi kepada kepala seksi pidana
Minahasa Selatan persetujuan umum terkait judul aktualisasi untuk
alternatif lain yang dapat dilakukan
3 Mencatat jadwal persidangan Tidak menerima jadwal Kordinasi kepada JPU yang
sidang secara lengkap bersangkutan untuk mendapat
informasi dan data secara lengkap
4 Mendampingi para Jaksa Penuntut Umum dalam Terdapat 2 (dua) pengadilan Kordinasi terlebih dahulu kepada JPU
Persidangan yang berbeda karena yang bersangkutan terkait jadwal
berwenang terhadap 2 (dua) sidang dan membuat tim jika
kabupaten diperlukan
5 Mengetik jadwal sidang selanutnya dan laporan Laptop mengalami trouble Memakai komputer kantor
hasil sidang sehingga tidak dapat
menginput laporan hasil
sidang
6 Membuat ordner jadwal sidang dan laporan hasil Tidak ada kendala Karena di depan kantor ada fotocopy
46
sidang lengkap
7 Mengarsipkan jadwal sidang dan laporan hasil Aplikasi SIYAPA Kejaksaan Penginputan juga dapat juga dilakukan
sidang Negeri Minahasa Selatan melalui google drive sebagai arsip
mengalami trouble sehingga sementara.
tidak dapat di input melalui
aplikasi
47
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
48
yang telah didapatkan pada Pendidikan dan Pelatihan Dasar 2021 sebagai dasar
mengerjakan aktualisasi.
49
6. Membuat ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang
Setelah membuat ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang, peserta
selanjutnya mengarsipkan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada lemari
penyimpanan pada Seksi Tindak Pidana Umum. Pada kegiatan ini peserta
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA yakni merapikan dan
menyusun ordner dan melaporkan hal apa saja yang telah didapatkan pada
Pendidikan dan Pelatihan Dasar 2021 sebagai dasar mengerjakan aktualisasi.
A. CAPAIAN AKTUALISASI
50
URAIAN KEGIATAN:
a. Akuntabilitas
Bertanggung jawab atas usul untuk pengarsipan laporan hasil sidang
secara manual dan elektronik.
b. Nasionalisme
Menyampaikan laporan rancangan dengan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa pemersatu bangsa yang santun, dan benar merupakan wujud
penerapan nilai nasionalisme.
c. Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dalam mengajukan
konsep pengarsipan laporan hasil siding yang merupakan nilai dasar
etika publik.
d. Komitmen Mutu
Memberikan suatu inovasi pada seksi pidana umum dalam rangka untuk
mengikuti perkembangan sistem informasi.
e. Anti Korupsi
Rangkaian kegiatan dikerjakan dengan jujur dan bertanggungjawab
serta sesuai dengan hasil sidang sebenarnya.
Keterangan Foto
Print out Foto
sedang
menghadap
Kepala Seksi
Pidana Umum,
peserta
mendengar
arahan serta
petunjuk dari
Kepala Seksi
Tindak Pidana
Umum serta
mencatat hasil
petunjuk.
Kegiatan 2 :
Melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Minahasa
52
Selatan terkait rancangan aktualisasi.
Tgl Pelaksanaan 16 Juni 2021
Lampiran Print out Foto sedang menghadap Kepala
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan
URAIAN KEGIATAN:
a. Akuntabilitas
Bertanggung jawab atas usul untuk pengarsipan laporan hasil sidang
secara manual dan elektronik.
b. Nasionalisme
Menyampaikan laporan rancangan dengan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa pemersatu bangsa yang santun, dan benar merupakan wujud
penerapan nilai nasionalisme.
c. Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dalam mengajukan
konsep pengarsipan laporan hasil siding yang merupakan nilai dasar
etika publik.
d. Komitmen Mutu
Memberikan suatu inovasi pada seksi pidana umum dalam rangka untuk
mengikuti perkembangan sistem informasi.
e. Anti Korupsi
Rangkaian kegiatan dikerjakan dengan jujur dan bertanggungjawab
53
serta sesuai dengan hasil sidang sebenarnya.
a. Manajemen Asn
Pengawasan dari atasan langsung dalam melaksanakan konsep
rancangan aktualisasi.
b. Pelayanan Publik
Memberikan kemudahan akses administrasi perkara untuk pelayanan
yang efektif dan efisien.
c. Whole Of Goverment
Koordinasi yang baik dengan pimpinan untuk petunjuk dan arahan
dalam Laporan Rancangan Realisasi,
Keterangan Foto
Print out Foto
sedang
menghadap
Kepala Seksi
Pidana Umum,
peserta
mendengar
arahan serta
petunjuk dari
Kepala Seksi
Tindak Pidana
Umum serta
mencatat hasil
petunjuk.
54
Mengkordinasikan jadwal persidangan kepada para
Kegiatan 3 :
Jaksa Penuntut Umum
a. Akuntabilitas
Mengerjakan aktualisasi dengan penuh rasa tanggung jawab.
b. Nasionalisme
Menghargai pendapat dari pimpinan maupun Jaksa Penuntut Umum
terkait aktualisasi.
c. Etika Publik
Bersikap sopan dan ramah dalam menyapaikan dan mengkordinasikan
jadwal persidangan kepada Jaksa Penuntut Umum.
d. Komitmen Mutu
Mengutamakan efisiensi dan efektifitas agar mendapatkan hasil kerja
yang berkualitas.
e. Anti Korupsi
Bekerja dengan jujur, ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan dan serta
55
tidak menunda-nunda pekerjaan.
a. Manajemen Asn
Menjaga profesionalitas dalam pelaksanaan kegiatan pengarsipan
laporan hasil sidang dan Pengembangan diri bagi ASN terutama Analis
penuntutan.
b. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang baik dan efektif pada pekerjaan di seksi
tindak pidana umum dalam mengerjakan aktualisasi
c. Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan atasan dan staff
pidum dan mengkordinasikan dengan instansi pengadilan dalam
mendapatkan informasi dan data.
Keterangan Foto
Print Out Foto
Menyampaikan
dan
mengkordinasi
kan jadwal
persidangan
dan aktualisasi
Kepada JPU.
56
Print Out Foto
Menyampaikan
dan
mengkordinasi
kan jadwal
persidangan
dan aktualisasi
Kepada JPU.
57
Print Out Foto
Menyampaikan
dan
mengkordinasi
kan jadwal
persidangan
dan aktualisasi
Kepada JPU.
URAIAN KEGIATAN:
58
Indikator Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Mempersiapkan berkas persidangan dan mencatat jalannya
persidangan serta seluruh rankaian kegiatan dengan penuh tangung
jawab dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Nasionalisme
Memasukkan konsep yang memiliki nilai nasionalisme.
c. Etika Publik
Mempersiapkan dan merapikan berkas sidang serta menyakan kepada
JPU terkait laporan hasil sidang dengan sopan dan santun.
d. Komitmen Mutu
Kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien serta memberikan
informasi yang bermanfaat dan menarik sesuai fakta persidangan.
e. Anti Korupsi
Membangun budaya kerja yang berintegritas. Ditunjukkan dengan
tindakan mempersiapkan segala sesuatu sebelum memulai kegiatan
aktualisasi dengan sebenar-benarnya dan tidak menyembunyikan hal-
hal yang menguntungkan diri sendiri.
a. Managemen ASN
Sebagai Aparatur Sipil Negara yang bertanggung jawab atas tindakan
pencatatan laporan hasil sidang yang menunjukan bentuk transparansi
demi menuju profesionalitas.
b. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang baik dan efektif pada pekerjaan di seksi
tindak pidana umum dalam mengerjakan aktualisasi.
c. Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan atasan dan staf
pidum dan para JPU.
59
Keterangan Foto
Print out foto
mengkordinasi
kan jadwal
persidangan;
60
Print Out Foto
mengikuti
agenda
persidangan di
pengadilan
61
URAIAN KEGIATAN:
a. Akuntabilitas
Bertanggung jawab dalam membuat pengetikan jadwal persidangan dan
laporan hasil sidang.
b. Nasionalisme
Menggunakan Bahasa Indonesia baku yang baik dan benar dalam
pengetikan jadwal persidangan dan laporan hasil sidang
c. Etika Publik
Pengetikan jadwal persidangan dan laporan hasil sidang dilakukan
dengan cermat,dan teliti.
d. Komitmen Mutu
Menginput jadwal persidangan dan laproan hasil sidang dengan jelas
e. Anti Korupsi
Bertanggung jawab terhadap proses pembuatan pengetikan jadwal
persidangan dan laporn hasil sidang sesuai dengan fakta persidangan.
a. Manjemen Asn
Dalam pembuatan jadwal persidangan dan laproan hasil sidang
menjunjung sikap profesionalitas sebagai seorang ASN.
b. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang baik dan efektif pada pekerjaan di seksi
tindak pidana umum dalam mengerjakan aktualisasi.
62
c. Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan atasan dan staff
pidum serta para JPU.
Keterangan Foto
Print out foto
pengetikan
laporan hasil
sidang dan
jadwal
persidangan;
63
Print out foto
menyampaikan
dan
mengkordinasi
kan jadwal
persidangan
dan laporan
hasil sidang
kepada JPU;
64
Kegiatan 6: Membuat ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang
65
Tgl Pelaksanaan 14 Juli 2021 s/d Selesai
Lampiran Print out foto ordner
Print out foto pengetikan ordner
Print out foto penyimpanan ordner
URAIAN KEGIATAN
a. Membeli ordner
b. Mengetik judul ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang
c. Menyimpan ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang dalam lemari
pengarsipan pada seksi tindak pidana umum
a. Akuntabilitas
Bertanggung jawab dalam penyimpanan ordner sesuai dengan
perkaranya.
b. nasionalisme
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dalam proses pengerjaan
dengan staff seksi pidana pidum lainnya.
c. Etika Publik
Bekerja sama dengan tutur kata yang baik dengan staff pidum dalam
rangkaian kegiatan aktualisasi.
d. Komitmen Mutu
Memperhatikan nilai kerapihan dalam pembuatan aktualisasi dan
penimpanan terkait arsip jadwal persidangan dan laporan hasil sidang.
e. Anti Korupsi
Bertanggung jawab terhadap rangkaian kegiatan dan tidak menunda-
nunda pekerjaan.
66
a. Manjemen ASN
Dalam penyimpanan riwayat jadwal persidangan dan laporan hasil
sidang diarsipkan sesuai klasifikasinya serta menjunjung sikap
profesionalitas sebagai seorang ASN.
b. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang baik dan efektif pada pekerjaan di seksi
tindak pidana umum dalam mengerjakan aktualisasi.
c. Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan atasan dan staff
pidum.
Keterangan Foto
Print out foto
pembelian
ordner;
67
Print out foto
pengetikan
ordner;
68
Mengarsipkan ordner jadwal sidang dan laporan hasil
Kegiatan 7:
sidang
Tgl Pelaksanaan 16 Juni 2021 s/d Selesai
Lampiran Print out foto print judul ordner
Print out foto menyimpan ordner dalam lemari
pengarsipan pada seksi tindak pidana umum
a. Manjemen ASN
Dalam penyimpanan riwayat jadwal persidangan dan laporan hasil
sidang diarsipkan sesuai klasifikasinya serta menjunjung sikap
profesionalitas sebagai seorang ASN.
b. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan yang baik dan efektif pada pekerjaan di seksi
69
tindak pidana umum dalam mengerjakan aktualisasi.
c. Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan atasan dan staff
pidum.
Keterangan Foto
Print out foto
pembelian
ordner;
70
Print out foto
penyimpanan
ordner;
71
B. MATRIX LAPORAN AKTUALISASI
Identifikasi Isu - Belum adanya pelabelan barang bukti di Bidang Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan;
- Kurang optimalnya papan kontrol terhadap informasi tahapan perkara pidana umum di Kejaksaan
Negeri Minahasa Selatan ;
- Kurang optimalnya pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan;
Isu yang Diangkat Kurang optimalnya pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan
Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang pada Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan di Amurang
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi dan
79
kerjasama yang baik
dengan atasan dan staf
pidum dan para JPU.
5. Mengetik Laporan 5. Membuka - Akuntabilitas VISI : SATYA :
file komputer Bertanggung jawab
Hasil Sidang Terbukanya Kesetiaan yang
dalam membuat Mengoptimalkan
6. Mengetik file pengetikan jadwal peranan bidang bersumber pada rasa jujur
laporan hasil persidangan dan laporan Seksi Tindak
komputer terhadap Seksi Tindak
sidang hasil sidang. Pidana Umum
berdasarkan - Laporan dalam rangka Pidana Umum.
catatan sidang Nasionalisme menjadikan
hasil sidang
(menggunakan Menggunakan Bahasa Kejaksaan sebagai
Ms. Word) (softcopy) Indonesia baku yang lembaga penegak ADHI :
baik dan benar dalam hukum yang
Kesempurnaan dalam
pengetikan jadwal terorganisir dengan
7. Mencetak persidangan dan laporan baik dan selalu bertugas terhadap proses
hasil laporan hasil sidang menjalankan
kegiatan
sidang yang telah segala sesuatu
dibuat - Laporan berdasarkan
ketentuan
hasil sidang WICAKSANA :
8. Menyampai Etika Publik perundang –
kan hasil (hardcopy) Pengetikan jadwal undangan, surat Bijaksana dalam tutur kata
pembuatan persidangan dan laporan perintah dan
dan tingkah laku
laporan sidang hasil sidang dilakukan standar
ke JPU - Laporan dengan cermat,dan teliti. operasional menyampaikan hasil
prosedur yang
hasil sidang pembuatan laporan sidang
Komitmen Mutu berlakudengan
tersampaika Menginput jadwal bersih, efektif, ke JPU
persidangan dan laproan efisien, transparan,
n ke JPU
hasil sidang dengan jelas akuntabel.
80
pembuatan pengetikan pelaksanaan fungsi
jadwal persidangan dan Kejaksaan dalam
laporan hasil sidang pelaksanaan tugas
sesuai dengan fakta dan wewenang,
persidangan. baik dalam segi
kualitas maupun
Manejemen ASN kuantitas
Dalam pembuatan penanganan
jadwal persidangan dan perkara seluruh
laproan hasil sidang tindak pidana,
menjunjung sikap penanganan
profesionalitas sebagai perkara Perdata
seorang ASN. dan Tata Usaha
Negara, serta
Pelayanan Publik pengoptimalan
Memberikan pelayanan kegiatan Intelijen
yang baik dan efektif Kejaksaan, secara
pada pekerjaan di seksi profesional,
tindak pidana umum proposional dan
dalam mengerjakan bermartabat
aktualisasi. melalui penerapan
Standard
Operating
Whole Of Goverment Procedure (SOP)
Menjalin komunikasi dan yang tepat, cermat,
kerjasama yang baik terarah, efektif, dan
dengan atasan dan staff efisien.
pidum serta para JPU.
Mengoptimalkan
Anti Korupsi pelaksanaan fungsi
Bertanggung jawab Kejaksaan dalam
terhadap rangkaian pelaksanaan tugas
kegiatan dan tidak dan wewenang,
menunda-nunda baik dalam segi
pekerjaan. kualitas maupun
kuantitas
Manjemen ASN penanganan
Dalam penyimpanan perkara seluruh
riwayat jadwal tindak pidana,
persidangan dan laporan penanganan
hasil sidang diarsipkan perkara Perdata
82
sesuai klasifikasinya dan Tata Usaha
serta menjunjung sikap Negara, serta
profesionalitas sebagai pengoptimalan
seorang ASN. kegiatan Intelijen
Kejaksaan, secara
Pelayanan Publik profesional,
Memberikan pelayanan proposional dan
yang baik dan efektif bermartabat
pada pekerjaan di seksi melalui penerapan
tindak pidana umum Standard
dalam mengerjakan Operating
aktualisasi. Procedure (SOP)
yang tepat, cermat,
Whole Of Goverment terarah, efektif, dan
Menjalin komunikasi dan efisien.
kerjasama yang baik
dengan atasan dan staff
pidum.
83
7. Mengarsipkan 1. Menerima - Laporan Akuntabilitas VISI : SATYA :
laporan hasil Bertanggung jawab
Laporan Hasil hasil sidang Kesetiaan yang
sidang dari JPU dalam penyimpanan Mengoptimalkan
Sidang (hardcopy) ordner sesuai dengan peranan bidang bersumber pada rasa jujur
perkaranya. Seksi Tindak
dalam mengarsipkan
Pidana Umum
2. Meregister hasil - Register Nasionalisme dalam rangka laporan hasil sidang
laporan sidang Menggunakan Bahasa menjadikan
hasil
Indonesia yang baik Kejaksaan sebagai
laporan dalam proses lembaga penegak ADHI :
3. Memindai hasil pengerjaan dengan staff hukum yang
sidang Kesempurnaan dalam
laporan sidang seksi pidana pidum terorganisir dengan
(scanning) lainnya. baik dan selalu bertugas yaitu
menjalankan
- Hasil mengarsipkan laporan
Etika Publik segala sesuatu
4. Mengarsipkan laporan Bekerja sama dengan berdasarkan hasil sidang secara
hasil laporan tutur kata yang baik ketentuan
sidang (soft manual dan digital.
sidang secara dengan staff pidum perundang –
digital file) dalam rangkaian undangan, surat
kegiatan aktualisasi. perintah dan
standar
5. Mengarsipkan - Folder Komitmen Mutu operasional WICAKSANA :
hasil laporan Memperhatikan nilai prosedur yang
arsip hasil Bijaksana dalam tutur kata
sidang ke dalam kerapihan dalam berlakudengan
ordner laporan pembuatan aktualisasi bersih, efektif, dan tingkah laku ketika
dan penimpanan terkait efisien, transparan,
sidang menerima laporan hasil
arsip jadwal persidangan akuntabel.
(digital) dan laporan hasil sidang. MISI : sidang dari JPU
85
A. JADWAL IMPLEMENTASI AKTUALISASI
Komitmen mutu
Memberikan suatu
inovasi pada seksi
pidana umum dalam
rangka untuk
mengikuti
perkembangan sistem
informasi.
Anti korupsi
Rangkaian kegiatan
dikerjakan dengan
jujur dan
bertanggungjawab
serta sesuai dengan
hasil sidang
sebenarnya.
86
Manajemen ASN
Pengawasan dari
atasan langsung
dalam melaksanakan
konsep rancangan
aktualisasi.
Pelayanan Publik
Memberikan
kemudahan akses
administrasi perkara
untuk pelayanan yang
efektif dan efisien.
Whole Of Goverment
Koordinasi yang baik
dengan pimpinan
untuk petunjuk dan
arahan dalam
Laporan Rancangan
Realisasi,
87
Anti korupsi
Rangkaian kegiatan
dikerjakan dengan
jujur dan
bertanggungjawab
serta sesuai dengan
hasil sidang
sebenarnya.
Manajemen ASN
Pengawasan dari
atasan langsung
dalam melaksanakan
konsep rancangan
aktualisasi.
Pelayanan Publik
Memberikan
kemudahan akses
administrasi perkara
untuk pelayanan yang
efektif dan efisien.
Whole Of Goverment
Koordinasi yang baik
dengan pimpinan
untuk petunjuk dan
arahan dalam
Laporan Rancangan
Realisasi,
88
Bekerja dengan jujur,
ikhlas dan tanpa
mengharapkan
imbalan dan serta
tidak menunda-nunda
pekerjaan.
Manajemen ASN
Menjaga
profesionalitas dalam
pelaksanaan kegiatan
pengarsipan laporan
hasil sidang dan
Pengembangan diri
bagi ASN terutama
Analis penuntutan.
Pelayanan Publik
Memberikan
pelayanan yang baik
dan efektif pada
pekerjaan di seksi
tindak pidana umum
dalam mengerjakan
aktualisasi
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi
dan kerjasama yang
baik dengan atasan
dan staff pidum dan
mengkordinasikan
dengan instansi
pengadilan dalam
mendapatkan
informasi dan data.
89
hasil sidang dengan
sopan dan santun.
Komitmen Mutu
Kegiatan dilakukan
secara efektif dan
efisien serta
memberikan informasi
yang bermanfaat dan
menarik sesuai fakta
persidangan.
Anti Korupsi
Membangun budaya
kerja yang
berintegritas.
Ditunjukkan dengan
tindakan
mempersiapkan
segala sesuatu
sebelum memulai
kegiatan aktualisasi
dengan sebenar-
benarnya dan tidak
menyembunyikan hal-
hal yang
menguntungkan diri
sendiri.
Managemen ASN
Sebagai Aparatur Sipil
Negara yang
bertanggung jawab
atas tindakan
pencatatan laporan
hasil sidang yang
menunjukan bentuk
transparansi demi
menuju
profesionalitas.
Pelayanan Publik
Memberikan
pelayanan yang baik
dan efektif pada
pekerjaan di seksi
tindak pidana umum
dalam mengerjakan
aktualisasi.
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi
dan kerjasama yang
baik dengan atasan
dan staf pidum dan
para JPU.
5. Mengetik Akuntabilitas Rabu, 16 Juni 2021 1. Terbukanya file
jadwal sidang Bertanggung jawab s/d Selesai komputer ;
dan laporan dalam membuat 2. Jadwal sidang dan
90
hasil sidang pengetikan jadwal laporan hasl sidang
persidangan dan telah terinput di dalam
laporan hasil sidang. komputer
Nasionalisme 3. Jadwal sidang dan
Menggunakan laporan hasil sidang
Bahasa Indonesia telah dicetak;
baku yang baik dan 4. Jadwal sidang dan
benar dalam laporan hasil sidang
pengetikan jadwal telah tersampaikan ke
persidangan dan JPU.
laporan hasil sidang
Etika Publik
Pengetikan jadwal
persidangan dan
laporan hasil sidang
dilakukan dengan
cermat,dan teliti.
Komitmen Mutu
Menginput jadwal
persidangan dan
laproan hasil sidang
dengan jelas
Anti Korupsi
Bertanggung jawab
terhadap proses
pembuatan
pengetikan jadwal
persidangan dan
laporn hasil sidang
sesuai dengan fakta
persidangan.
Manjemen ASN
Dalam pembuatan
jadwal persidangan
dan laproan hasil
sidang menjunjung
sikap profesionalitas
sebagai seorang
ASN.
Pelayanan Publik
Memberikan
pelayanan yang baik
dan efektif pada
pekerjaan di seksi
tindak pidana umum
dalam mengerjakan
aktualisasi.
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi
dan kerjasama yang
baik dengan atasan
dan staff pidum serta
para JPU.
91
ordner laporan Bertanggung jawab s/d Selesai fotocopy terdekat
hasil sidang dalam penyimpanan 2. Menyiapkan laporan
ordner sesuai dengan hasil sidang dan
perkaranya. agenda sidang untuk
Nasionalisme diarsipkan
Menggunakan 3. Menyimpan dan
Bahasa Indonesia merapikan ordner
yang baik dalam jadwal sidang dan
proses pengerjaan laporan hasil sidang
dengan staff seksi
pidana pidum lainnya.
Etika Publik
Bekerja sama dengan
tutur kata yang baik
dengan staff pidum
dalam rangkaian
kegiatan aktualisasi.
Komitmen Mutu
Memperhatikan nilai
kerapihan dalam
pembuatan aktualisasi
dan penimpanan
terkait arsip jadwal
persidangan dan
laporan hasil sidang.
Anti Korupsi
Bertanggung jawab
terhadap rangkaian
kegiatan dan tidak
menunda-nunda
pekerjaan.
Manjemen ASN
Dalam penyimpanan
riwayat jadwal
persidangan dan
laporan hasil sidang
diarsipkan sesuai
klasifikasinya serta
menjunjung sikap
profesionalitas
sebagai seorang
ASN.
Pelayanan Publik
Memberikan
pelayanan yang baik
dan efektif pada
pekerjaan di seksi
tindak pidana umum
dalam mengerjakan
aktualisasi.
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi
dan kerjasama yang
baik dengan atasan
dan staff pidum.
92
7. Mengarsipkan Akuntabilitas Rabu, 14 Juli 2021 1. Mengarsipkan laporan
jadwal sidang Bertanggung jawab s/d Selesai hasil sidang dan jadwal
dan laporan dalam penyimpanan sidang di tempat di
hasil sidang ordner sesuai dengan penyimpanan.
perkaranya. 2. Menginput jadwal
Nasionalisme sidang dan laporan
Menggunakan hasil sidang ke aplikasi
Bahasa Indonesia SIYAPA Kejari Minsel
yang baik dalam 3. Menyimpan ordner
proses pengerjaan jadwal sidang dan
dengan staff seksi laporan hasil sidang
pidana pidum lainnya. dalam lemari
Etika Publik pengarsipan pada
Bekerja sama dengan seksi tindak pidana
tutur kata yang baik umum
dengan staff pidum
dalam rangkaian
kegiatan aktualisasi.
Komitmen Mutu
Memperhatikan nilai
kerapihan dalam
pembuatan aktualisasi
dan penimpanan
terkait arsip jadwal
persidangan dan
laporan hasil sidang.
Anti Korupsi
Bertanggung jawab
terhadap rangkaian
kegiatan dan tidak
menunda-nunda
pekerjaan.
Manjemen ASN
Dalam penyimpanan
riwayat jadwal
persidangan dan
laporan hasil sidang
diarsipkan sesuai
klasifikasinya serta
menjunjung sikap
profesionalitas
sebagai seorang
ASN.
Pelayanan Publik
Memberikan
pelayanan yang baik
dan efektif pada
pekerjaan di seksi
tindak pidana umum
dalam mengerjakan
aktualisasi.
93
Whole Of Goverment
Menjalin komunikasi
dan kerjasama yang
baik dengan atasan
dan staff pidum.
Tempat Aktualisasi : Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan
94
B. CATATAN BIMBINGAN
KEGIATAN 1
Mempresentasikan rancangan aktualisasi yang akan dihabituasikan kepada
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum
95
Minahasa Selatan
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
umum di Kejaksaan
secara
professional.
96
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
97
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
98
Isu : Optimalisasi Pengarsipan Jadwal Sidang dan
Laporan Hasil Sidang Pada Seksi Tindak Pidana
Umum Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan
KEGIATAN 2
Melaporkan rancangan aktualisasi kepada Kepala Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan
99
pelatihan Diklat
Latsar Kejaksaan
RI 2021
Kontribusi Visi : TELEPON
Terhadap Visi- Rancangan
Misi aktualisasi yang
Organisasi akan dilaksanakan
agar terlaksana
dengan baik
dengan
menerapkan nilai-
nilai ANEKA
merupakan salah
satu bentuk
kontribusi untuk
menjadi ASN yang
efektif, efisien dan
akuntabel.
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
umum di Kejaksaan
secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
100
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja
-wabkan isi
rancangan kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, terhadap diri
pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
101
Nama : MUHAMMAD ZULKARNAIN YAHYA
KEGIATAN 3
Mengkordinasikan jadwal persidangan kepada para Jaksa Penuntut Umum
102
Output Output yang TELEPON
Kegiatan dihasilkan pada
terhadap pelaksanaan
Pemecahan kegiatan 3 berguna
Isu sebagai langkah
untuk mewujudkan
aktualisasi peserta
Misi :
Mengoptimalkan
103
aparatur bidang
tindak pidana
Kejaksaan secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Penguatan Satya : TELEPON
Nilai Dalam melakukan
Organisasi kegiatan aktualisasi
harus dilandasi
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja-
wabkan isi
rancangan kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, terhadap diri
pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
104
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
105
Nama : MUHAMMAD ZULKARNAIN YAHYA
KEGIATAN 4
Mendampingi Jaksa Penuntut Umum dalam Persidangan
106
Kontribusi Visi : TELEPON
Terhadap Visi- Rancangan
Misi
aktualisasi yang akan
Organisasi
dilaksanakan agar
terlaksana dengan
baik dengan
menerapkan nilai-nilai
ANEKA merupakan
salah satu bentuk
kontribusi untuk
menjadi ASN yang
efektif, efisien dan
akuntabel
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
Kejaksaan secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Penguatan Satya : TELEPON
Nilai Dalam melakukan
Organisasi
kegiatan aktualisasi
harus dilandasi
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja-
wabkan isi rancangan
kepada Tuhan Yang
107
Maha Esa, terhadap
diri pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan dalam
membuat rancangan
dilaksanakan dengan
prinsip rasa tanggung
jawab terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa, keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam tutur
kata dan tingkah
laku.
108
Nama : MUHAMMAD ZULKARNAIN YAHYA
KEGIATAN 5
Mengetik jadwal sidang dan laporan hasil sidang
109
akan dilaksanakan
agar terlaksana
dengan baik
dengan
menerapkan nilai-
nilai ANEKA
merupakan salah
satu bentuk
kontribusi untuk
menjadi ASN yang
efektif, efisien dan
akuntabel
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
Kejaksaan secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Penguatan Satya : TELEPON
Nilai Dalam melakukan
Organisasi
kegiatan aktualisasi
harus dilandasi
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja
-wabkan isi
rancangan kepada
Tuhan Yang Maha
110
Esa, terhadap diri
pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
111
Nama : MUHAMMAD ZULKARNAIN YAHYA
KEGIATAN 6
Membuat ordner jadwal sidang dan laporan hasil sidang
112
Kontribusi Visi : TELEPON
Terhadap Visi- Rancangan
Misi
aktualisasi yang
Organisasi
akan dilaksanakan
agar terlaksana
dengan baik
dengan
menerapkan nilai-
nilai ANEKA
merupakan salah
satu bentuk
kontribusi untuk
menjadi ASN yang
efektif, efisien dan
akuntabel
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
Kejaksaan secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Penguatan Satya : TELEPON
Nilai Dalam melakukan
Organisasi
kegiatan aktualisasi
harus dilandasi
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja
113
-wabkan isi
rancangan kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, terhadap diri
pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
114
Nama : MUHAMMAD ZULKARNAIN YAHYA
KEGIATAN 7
Mengarsipkan jadwal persidangan dan laporan hasil sidang
115
Organisasi aktualisasi yang
akan dilaksanakan
agar terlaksana
dengan baik
dengan
menerapkan nilai-
nilai ANEKA
merupakan salah
satu bentuk
kontribusi untuk
menjadi ASN yang
efektif, efisien dan
akuntabel
Misi :
Mengoptimalkan
aparatur bidang
tindak pidana
Kejaksaan secara
professional.
Membentuk aparat
Kejaksaan yang
bermoral dan
beretika.
Penguatan Satya : TELEPON
Nilai Dalam melakukan
Organisasi
kegiatan aktualisasi
harus dilandasi
dengan kejujuran
dimana selalu
mengingat dan
mempertanggungja
-wabkan isi
rancangan kepada
116
Tuhan Yang Maha
Esa, terhadap diri
pribadi dan
keluarga maupun
kepada sesama
manusia.
Adhi :
Kesempurnaan
dalam membuat
rancangan
dilaksanakan
dengan prinsip rasa
tanggung jawab
terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,
keluarga dan
sesama manusia.
Wicaksana :
Aparat Kejaksaan
harus selalu
bijaksana dalam
tutur kata dan
tingkah laku.
117
BAB IV
PELAKSANAAN PELATIHAN BIDANG TUGAS
A. NAMA PELATIHAN
Pelatihan yang diikuti adalah Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Administrasi Kejaksaan (TAK) Gelombang III Tahun 2021 yang diselenggarakan
oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan
Republik Indonesia Nomor: KEP-10/I/ltf/02/2021 tanggal 10 Februari 2021
meliputi 83 jam pelajaran, yang dilaksanakan dari tanggal 30 Maret 2021 sampai
dengan 08 April 2021.
B. NARASUMBER/PENGAJAR/FASILITATOR
Pada saat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK)
Gelombang III Tahun 2021, Narasumber/Pengajar/Fasilitator yang menyajikan
berbagai macam materi teknis administrasi adalah para Widyaiswara Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia dan beberapa Pimpinan
pada Kejaksaan Republik Indonesia.
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) Gelombang
III Tahun 2021 memiliki bobot materi sebagaimana berikut, Daftar Materi yang di
sampaikan kepada peserta :
118
5.Orientasi, Pembinaan 4 Kepala Badan Diklat Kejaksaan
Korps Adhyaksa dan R.I
Penanaman Jiwa Korsa Tony Tribagus Spontana, S.H.,
M.Hum.
119
VII. KAJIAN AKTUAL 9 Kepala Pusat Diklat Teknis
Fungsional, Kabid Penyelenggara
DTF, Widyaiswara/ Pengajar dan
Penyelenggara.
JUMLAH 83
120
meningkatkan kualitas fisik, mental maupun disiplin bekerja yang lebih tinggi
sehingga diharapkan dapat menjadikan PNS/ASN yang memiliki dedikasi
tinggi serta memiliki karakter dengan kualitas disiplin yang kuat terhadap
instansi Kejaksaan RI.
4. Peraturan Urusan Dalam Kejaksaan
Urusan Dalam Lingkungan Kejaksaan RI diatur dalam Peraturan Jaksa
Agung RI Nomor: PER-016/A/JA/07/2013 tentang Urusan Dalam Lingkungan
Kejaksaan RI tertanggal 18 Juli 2013. Tujuan di berlakukannya PERJA ini
adalah dalam rangka menegakkan dan memelihara disiplin, tata tertib dan
keamanan di lingkungan Kejaksaan, serta membina dan memelihara setiap
pegawai.
Pemberlakuan Peraturan Urusan dalam Kejaksaan ini ditujukan
kepada pegawai, bukan pegawai dan setiap orang yang berada di lingkungan
kejaksaan. Lingkungan kejaksaan yang dimaksud meliputi:
Lingkungan perkantoran Kejaksaan;
Rumah jabatan;
Perumahan dinas pegawai;
Rumah Sakit Kejaksaan;
Adhyaksa Loka Center;
Taman Pusara Adhyaksa;
Tempat2 lain yg berkaitan dg tugas kedinasan.
Ruang lingkup Peraturan Urusan dalam Kejaksaan meliputi hak dan
kewajiban, Ketertiban, Keamanan, Keprotokolan, Pengamanan Pimpinan,
Kesejahteraan dan kesehatan, Pemeliharaan Panji Adhyaksa, Pengelolaan
angkutan dan Penanganan Pelanggaran.
Adapula terkait dengan kewajiban dan tanggung jawab yang di atur
dalam PERJA tersebut yakni:
Setiap pegawai wajib menegakkan dan menjaga kehormatan Kejaksaan,
menjauhkan diri dari setiap perbuatan tercela baik tingkah laku dan tutur
kata yang dapat menodai korps dan pribadi.
Setiap orang yg berada di lingkungan Kejaksaan bertanggung jawab
memelihara disiplin, tata piker, tata kata, dan tata laku, serta menjaga
kebersihan, ketertiban dan keamanan.
121
Setiap pegawai wajib berpedoman pada TRI KRAMA ADHYAKSA (Satya,
Adhi, Wicaksana).
Setiap atasan wajib memberi bimbingan, petunjuk, arahan, dan nasihat
kepada bawahannya yang berkaitan dengan kedinasan dengan
memperhatikan saran bawahan.
Dalam penyelenggaraan kedinasan wajib memperhatikan hierarki eselon,
kepangkatan, masa kerja, dan usia.
Hierarki kepangkatan dalam eselon yang sama ditentukan sbb:
- Jika pangkatnya sama, maka yg senior ditentukan oleh masa
kerjanya.
- Jika pangkat dan masa kerjanya sama, maka yg senior ditentukan
oleh usianya.
- Jika pangkat, masa kerja, dan usianya sama, maka yg senior
ditentukan menurut Daftar Urutan Kepangkatan (DUK).
Setiap pegawai wajib menyimpan rahasia jabatan dan pekerjaannya yang
menurut sifat atau menurut perintah harus dirahasiakan.
Setiap pegawai yang mendapat tugas kedinasan di luar daerah hukumnya
wajib diberikan Surat Perintah dengan disertai petunjuk dan pedoman oleh
atasannya.
Ketertiban dalam PERJA tersebut mengatur tentang:
- Jam kerja (secara khusus diatur dalam PERJA Nomor:
Per-010/A/JA/10/2017 Tentang Perubahan Kedua atas Perja Nomor Per-
033/A/JA/07/2011 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kejaksaan RI);
- Apel Kerja;
- Mengisi daftar hadir dan daftar pulang melalui mesin elektronik/manual;
- Pegawai yg keluar kantor pada jam kerja hrs memperoleh izin tertulis dari
atasannya;
- Pegawai yg berhalangan dan/atau melakukan tugas keluar kantor : Dinas
Luar, Sakit, Izin, Cuti, Tidak Ada Keterangan.
- Setiap pegawai yang akan bepergian ke luar negeri untuk keperluan
pribadi wajib melaporkannya kepada Jaksa Agung, mendapatkan
122
clearance dr Jaksa Agung Muda Intelejen, dan memperoleh Surat Izin
Perjalanan Keluar Negeri dr Jaksa Agung Muda Pembinaan.
- Keluar negeri untuk keperluan dinas/tugas belajar → hrs mendapat
persetujuan tertulis dr Jaksa Agung.
- Meninggalkan daerah hukumnya pada hari kerja wajib mendapatkan izin
dari atasannya.
- Melaksanakan tugas → wajib mengenakan pakaian dinas, terdiri dari :
Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas Lapangan (PDL), Pakaian
Dinas Upacara (PDU) yang terdiri dari : (PDU Besar → Hari Bakti
Adhyaksa, 17 agustus, upacara persemayaman; PDU Kecil → upacara
ziarah TMP, serah terima jabatan dan upacara lainnya.
- Pakaian batik → setiap hari jumat atau acara2 tertentu.
- Pakaian Sipil Harian (PSH) : eselon II ke atas atau pangkat IV/c ke atas
(kejagung); eseon III ke atas atau pangkat IV/b ke atas (Kejati & Kejari) da
pada hari senin wajib menggunakan PDH.
- Penggunaan tanda pengenal.
- Penerimaan tamu, pengecualian tamu VIP/VVIP.
Ketentuan mengenai Pakaian Dinas secara klebih lanjut diatur dalam
PERJA No: PER-002/A/JA/04/2018 Tentang Pakaian Dinas Kejaksaan RI
(Mencabut KEPJA No:KEP-429/A/JA/08/2002 Tentang Pakaian Dinas
Kejaksaan RI sebagaimana telah diubah dengan KEPJA Nomor :
KEP-078/A/JA/08/2007).
123
(ADC), pimpinan satker, ajudan, petugas sandi, petugas kesehatan, telah
berusia 50 (lima puluh) tahn ke atas, karena kesehatannya.
Selain dari pada itu terdapat tugas Keprotokolan yakni sebagai
penyelenggaraan upacara, penerimaan tamu VIP/VVIP, penyelenggaraan
rapat Jaksa Agung, mempersiapkan perjalanan dinas Jaksa Agung dan Wakil
Jaksa Agung, pengiriman undangan/kartu ucapan Jaksa Agung untuk pejabat
VIP/VVIP, menyusun daftar hari nasional dari semua perwakilan negara
asing, melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Secara lebih lanjut diatur
dalam Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
PER-014/A/JA/08/2015 tentang Pedoman Keprotokolan di Lingkungan
Kejaksaan Republik Indonesia
Selanjutnya adalah pengamanan pimpinan yang secara khusus diatur
dalam Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
PER-007/A/JA/08/2017 Tentang Pedoman Pengamanan Pimpinan di
Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia. Yang bermaksud untuk
memberikan pedoman dalam melaksanakan pengamanan terhadap pimpinan
di lingkungan Kejaksaan RI dan memiliki tujuan yakni menjaminnya
keselamatan dan keamanan pimpinan Kejaksaan dalam melaksanakan tugas
kedinasan dan non kedinasan. Ruang lingkup pengamanannya adalah
pengamanan fisik, kantor, kediaman, di tempat lainnya dan komunikasi.
Kesejahteraan dan kesehatan juga di atur dalap PERJA tersebut yakni
meliputi Penyediaan tempat/ruang untuk ibadah bagi pegawai; kesempatan
untuk menjalankan ibadah pada waktu jam kerja; pelaksanaan pembinaan
mental dan rohani secara berkala; penyediaan balai pengobatan dan tenaga
kesehatan; penyelenggaraan pertandingan olah raga antar bidang;
penyelenggaraan kegiatan kesenian; penyediaan kantin dan koperasi;
penyediaan rumah jabatan struktural dan rumah dinas.
Ada pula peraturan mengenai pemeliharaan dan penggunaan Panji
Adhyaksa yang disimpan di Kejaksaan Agung yakni di ruang Kerja Jaksa
Agung dan diletakkan pada lemari kaca dalam keadaan terpasang dengan
tongkat dan standarnya serta harus terselubung dan pengelolaan angkutan
baik pemeliharaan, pemanfaatan dan pengadministrasian yang dilaksanakan
oleh Kepala Sub Bagian Angkutan, Kepala Sub Bagian Umum &
Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Pembinaan dan Kaur Pembinaan.
124
Penanganan Pelanggaran yakni Provos mengadministrasikan
pelanggaran dan melaporkannya kepada Kepala Bagian Kamdal. Kepala
Bagian Kamdal menyampaikan laporan kepada atasan langsung pegawai.
Atasan langsung pegawai wajib melakukan pengawasan melekat dengan
menindaklanjuti laporan.
5. Orientasi, Pembinaan Korps Adhyaksa dan Penanaman Jiwa Korsa
Sebagai insan adhyaksa harus memiliki inovasi perubahan, berkarya
dan bekerja nyata dengan jiwa korsa. Korsa yang berarti Senasib
sepenanggungan, seperjuangan, keinginan untuk bersatu, berada dalam
kesatuan yang solid, loyalitas, dan masih banyak pengertian lain. Dimana
sesuai dengan slogan Kejaksaan yakni “Een En Ondeelbaar” yang berarti
satu dan tak terpisahkan. Materi ini juga mengajarkan peserta Diklat TAK
dalam menanamkan jiwa Korps Adhyaksa atau cinta instansi Kejaksaan
dengan pedoman TRI KRAMA ADHYAKSA yakni Satya, Adhi dan Wicaksana
dengan memaknai dengan baik.
6. Integritas
Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara
tindakan dengan nilai dan prinsip. Artinya selaras antara tindakan serta
pikiran sehingga diharapkan dengan adanya materi pembelajaran integritas
diharapkan peserta diklat dapat membentuk karakter yang berjiwa integritas
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab.
Seseorang yang dianggap berintegritas memiliki sifat yang Jujur dan
dapat dipercaya, memiliki komitmen, bertanggung jawab, menepati ucapan,
setia, menghargai waktu dan memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup. Dan
seseorang yang berintegritas memiliki manfaat secara intelektual yakni dapat
lebih mengoptimalkan kemampuannya, secara emosional memiliki motivasi,
sadar diri, solidaritas tinggi, empati, simpati dan semakin bijak dalam
memaknai kehidupan. Diharapkan setiap peserta TAK mampu memiliki jiwa
kepemimpinan yang berintegritas.
7. Revolusi Mental
Revolusi mental adalah perubahan yang relative cepat dalam cara
berpikir untuk merespon, bertindak dan bekerja. Revolusi mental bagi ASN
kiranya dapat memberikan perubahan terhadap proses dan kultur birokrasi
125
yang semula tidak efektif, kurang melayani menjadi birokrasi yang bersih dan
melayani dengan sepenuh hati.
I. KAJIAN ADMINISTRASI
1. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Pembinaan
Pembinaan merupakan salah satu bidang pembantu dibawah Jaksa
Agung Muda Pembinaan yang bertanggung jawab kepada Jaksa Agung
dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang pembinaan.
Yang diatur dalam Undang-Undang RI No 16 Tahun 2014 tentang Kejaksaan
RI, PERPRES No 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan RI sebagaimana telah diubah dengan PERPRES No 29 Tahun
2016 dan PERJA No PER-006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kejaksaan RI.
Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan dan perumusan kebijakan di bidang pembinaan,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan.
b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan
c. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di
dalam negri maupun di luar negri
d. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang pembinaan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
2. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Intelijen
Intelijen merupakan salah satu bidang pembantu dibawah Jaksa
Agung Muda Intelijen yang bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Diatur
didalam Pasal 30 Ayat (3) Undang-Undang No 16 Tahun 2004 Tugas dan
wewenang Intelejen Kejaksaan yakni turut menyelenggarakan Peningkatan
kesadaran hukum masyarakat, pengamanan kebijakan penegakan hukum,
pengawasan peredaran barang cetakan, pengawasan aliran kepercayaan
yang dapat membahayakan masyarakat dan negara, pencegahan
penyalahgunaan dan/atau penistaan agama, pengembangan hukum dan
126
statistik kriminal. Salah satu hal yang terpenting dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi intelejen adalah menghasilkannya produk intelijen yang
dilaksanakan secara baku dalam Administrasi Intelijen sebagaimana diatur
dalam Peraturan Jaksa Agung Nomor 024/A/JA/08/2014.
3. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Pidana Umum
Bidang tindak pidana umum adalah unsur pembantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas dan wewenang kejaksaan dalam bidang tindak pidana
umum dan bertanggung jawab kepada Jaksa Agung. Dan dipimpin oleh Jaksa
Agung Muda Tindak Pidana Umum. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No
16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RI, Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun
2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia
Sebagaiamana Telah Diubah Dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2016 Dan Peraturan Jaksa Agung Nomor: Per-006/A/Ja/07/2017 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan RI.
Bidang tindak pidana umum memiliki tugas dan wewenang meliputi :
a) Pra Penuntutan
b) Pemeriksaan tambahan
c) Penuntutan
d) Upaya hukum
e) Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
f) Eksaminasi
g) Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana
pengawasan , pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas
bersyarat dan tindakan hukum lainnya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 268 Peraturan Jaksa Agung RI Nomor:
PER-006/A/JA/07/2017, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
menyelenggarakan fungsi dalam melaksanakan tugas dan wewenang di
bidang tindak pidana umum, yakni:
a) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;
b) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana umum ;
c) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tindak
pidana umum ;
127
d) Pelaksaanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri
e) Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
di bidang tindak pidana umum
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
4. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Pidana Khusus
Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus
adalah melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksanaan di bidang tindak
pidana khusus yakni penyelidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan, upaya hukum, pelaksanaan penetapan hakim dan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
eksaminasi serta pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat dan
keputusan lepas bersyarat dalam perkara tindak pidana khusus serta
tindakan hukum lainnya.
Fungsi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus adalah :
a) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus;
b) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana khusus;
c) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tindak
pidana khusus;
d) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi / lembaga di dalam
negeri maupun luar negeri;
e) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tindak pidana khusus;
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung
Ketentuan Administrasi Perkara Tindak Pidana Khusus diatur dalam :
a) Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : 518/A/JA/11/2001 tanggal 1
November 2001 mengenai Perubahan Keputusan Jaksa Agung RI
Nomor : KEP-132/JA/11/1994 tanggal 7 November 1994 tentang
Administrasi Perkara Tindak Pidana
b) Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : 039/A/JA/10/2010 tentang Tata
Kelola Teknis dan Administrasi Penanganan Perkara Tindak Pidana
Khusus
c) Petunjuk teknis lainnya.
Ruang Lingkup Adminstrasi Perkara Tindak Pidana Khusus :
128
a) Segi Perkara Tindak Pidana Khusus yakni :
- Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana perpajakan dan
perkara tindak pidana ekonomi (kepabeanan dan cukai)
- Perkara pelanggaran HAM berat
- Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang
a) Segi Tahap Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus :
- Perkara TPK dan TPPU dengan tindak pidana asal TPK mulai
dari tahap prapenyelidikan sampai dengan tahap eksekusi
- Perkara pelanggaran HAM berat mulai dari tahap prapenyidikan
sampai dengan tahap eksekusi
- Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana perpajakan dan
perkara tindak pidana ekonomi (kepabeanan dan cukai) mulai
dari tahap prapenuntutan sampai dengan tahap eksekusi.
b) Segi Daerah Hukum :
- Kejaksaan Agung
- Kejaksaan Tinggi
- Kejaksaan Negeri
- Cabang Kejaksaan Negeri
5. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Perdata dan TUN
UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI di bidang perdata dan
tata usaha negara, kejaksaan, dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di
dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau
pemerintah (Pasal 30 ayat 2). Dan diatur pula dalam Perja No.
025/A/JA/11/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penegakan Hukum,
Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum, Tindakan Hukum Lain dan
Pelayanan Hukum di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu
menjamin tegaknya hukum/ kepastian hukum, menyelamatkan/ memulihkan/
kekayaan/ keuangan negara, menegakkan kewibawaan pemerintah dan
negara, melindungi hak-hak keperdataan masyarakat.
6. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Pengawasan
Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan merupakan unsur pembantu
pimpinan dalam melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang
pengawasan, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pelaksanaan pengawasan atas kinerja dan keuangan intern Kejaksaan, serta
129
pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Jaksa Agung
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kewenangan lain
Pengawasan diatur dalam Pasal 31, 32, 33 dan 34 Undang-Undang No 16
Tahun 2004 Tentang Kejaksaan RI.
Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
a) Perumusan kebijakan di bidang pengawasan intern kejaksaan
b) Pelaksanaan dan pengendalian pengawasan intern kejaksaan
terhadap kinerja dan keuangan melalu audit, review, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
c) Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan penugasan Jaksa Agung
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
d) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengawasan
e) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi/lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
f) Penyusunan laporan hasil pengawasan
g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung RI
132
Kode perilaku jaksa diatur dalam PERJA No: PER-014/A/JA/11/2012
dan didalam Petunjuk Pelaksanaan Jaksa Agung Muda Pengawasan No:
JUKLAK-01/H/HJW/11/2012. Kode Perilaku Jaksa adalah serangkaian norma
penjabaran dari Kode Etik Jaksa, sebagai pedomana keutamaan mengatur
perilaku Jaksa baik dalam menjalankan tugas profesinya, menjaga
kehormatan dan martabat profesinya, maupun dalam melakukan hubungan
kemasyarakatan.
V. EVALUASI PEMBELAJARAN
Pada tahap materi pembelajaran ini adalah peserta melaksanakan
ujian terhadap semua materi yang telah dipelajari selama Diklat TAK,
sehingga diharapkan peserta setidaknya dapat memahami dan mengerti
materi pembelajaran selama pendidikan TAK ini sehingga dapat menjadi
bekal saat ditempatkan di satuan kerja masing-masing.
133
134
bekerja secara maksimal dalam melayani masyarakat.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara juga dituangkan dalam Peratutan LAN
Nomor 24 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III terdapat nilai-nilai dasar aparatur
sipil negara yang hendaknya tertanam di dalam setiap pribadi aparatur sipil
negara. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara yang dimaksud di atas, antara
lain adalah:
a. Akuntabilitas;
b. Nasionalisme;
c. Etika Publik;
d. Komitmen Mutu, dan;
135
e. Anti Korupsi.
Selain Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di atas, hal lain yang juga penting
adalah pemahaman terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang
wajib diketahui setiap ASN, oleh karena itu dalam rangka mewujudkan
manajemen ASN yang baik dan benar maka PNS hendaknya memahami
kedudukan, peran, hak dan kewajiban, serta kode etik dan perilaku ASN agar
mampu menjadi ASN yang profesional. Pelayanan publik merupakan salah
satu kedudukan dan peran PNS dalam menjalankan tugas dan fungsinya oleh
karena itu sudah sepatutnya setiap ASN memiliki mindset bahwa ASN adalah
melayani bukan dilayani, wewenang menjadi peranan, dan jabatan publik
adalah amanah. Koordinasi dan sinergi merupakan kunci dalam mewujudkan
whole of governement untuk menembus sekat ego sektoral yang sering kali
menghinggapi ASN maupun instansinya, sehingga dapat menciptakan tata
pemerintahan yang padu, harmonis, dan sinergis serta sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Nilai - nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
dapat diterapkan di satuan kerja dalam mewujudkan peran sebagai Pelayan
Publik, Manajemen ASN dan WoG dalam pelaksaan aktualisasi di satuan
kerja selama diluar kampus (off campus).
Isu yang diangkat di dalam aktualisasi ini adalah belum optimalnya
pengarsipan jadwal persidangan dan laporan hasil sidang pada seksi tindak
pidana umum di Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan. Hal ini dipilih karena
berbagai argumentasi di atas, yang pada prinsipnya indikator isu tersebut
telah diuji menggunakan metode analisis USG. Lebih lanjut bahwa isu
tersebut menjadi sentral karena belum optimalnya pengarsipan jadwal
persidangan dan laporan hasil sidang pada seksi tindak pidana umum di
Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan menimbulkan kurang tertatanya
pengarsipan jadwal sidang dan laporan hasil sidang di Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan. Fokus dari isu ini adalah memberikan inovasi pembuatan
ordner jadwal persidangan dan laporan hasil sidang dan pemanfaatan aplikasi
yang berbasis digitalisasi pada seksi tindak pidana umum di Kejaksaan
Negeri Minahasa Selatan.
136
Tujuan penulis berinovasi adalah agar terciptanya manajemen ASN
pada Kejaksaan Negeri Minahasa Selatan yang professional, yang memiliki
kemampuan serta berkualitas dan mengutamakan pencapaian hasil.
2. Saran
B. Lesson Learn
137
Selain itu selama proses pengerjaan aktualisasi ini penulis banyak
melakukan koordinasi dengan staff lainnya pada Kejaksaan Negeri Minahasa
Selatan dengan tujuan memperoleh hasil yang maksimal. Penulis juga
merasakan timbulnya rasa kekeluargaan antar staff Kejaksaan Negeri
Minahasa Selatan.
138
DAFTAR PUSTAKA
139
LAMPIRAN
140