Anda di halaman 1dari 34

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR


ANEKA PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KESATUAN
PENGAMANAN RUTAN KLAS 1 BANDUNG
Nama : ABDUL AZIZ
NIP : 19931015201712 1 004
Angkatan : X (SEPULUH)
Unit Kerja : RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I BANDUNG

Cimahi, 28 Juli 2018

Peserta Diklat,

Abdul Aziz
NIP. 19931015 201712 1 004

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Drs. Mustafa Kamal, M.Pd Keynes, A.Md.IP. S.Sos, M.H.


NIP.19591212198611 1 003 NIP.19830115 200212 1 001

Mengetahui,
Penguji

Dr. Ir. Dewi Yuliani, MT


NIP.196707171998032003

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR ANEKA PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KESATUAN
PENGAMANAN RUTAN KLAS 1 BANDUNG”.
Penulisan rancangan aktualisasi ini merupakan tahapan yang wajib dilalui oleh
penulis sebagai syarat menyelesaikan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil (Diklatsar CPNS) golongan II. Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak - pihak yang telah berjasa dalam kegiatan ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada
:

1. Dr. H. Herri Hudaya. Selaku Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat.
2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Bapak Indro
Purwoko yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menjadi peserta dalam
penyelenggaraan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini.
3. R. Budiman P. Kusumah, A.Md.IP., SH.,MH. Selaku Kepala Rumah Tahanan
Negara Klas I Bandung.
4. Drs. Mustafa Kamal, M.Pd Selaku Coach yang telah membimbing penulis dalam
penulisan rancangan aktualisasi ini.
5. Alviantino Riski Satrio, Amd.I.P.,SH. Selaku Kepala Kesatuan Regu Pengamanan
Rumah Tahanan Klas 1 Bandung.
6. Keynes, A.Md.IP.,SH. selaku Mentor yang telah mengarahkan penulis dalam
penulisan rancangan aktualisasi ini.
7. Para Widyaiswara, selaku pemateri yang telah menyampaikan materi mengenai nilai
dasar ANEKA dan Kedudukan/Peran ASN dalam NKRI.
8. Mamah Atikah, Bapak Momod (alm), Nai Nurazizah dan Bariul Hanif selaku
keluarga yang selalu memberikan support dan doanya.
9. Rekan-rekan CPNS diklat pelatihan dasar Golongan II di Lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, khususnya Kelas X, Gelombang II tahun 2018

ii
yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta seluruh pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Rancangan aktualisasi ini masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Cimahi, 28 Juli 2018

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi
Bab I 1 Pendahuluan ............................................................................................................. 1
1.1. Latar belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................................................... 3
1.3. Manfaat ............................................................................................................................. 3
1.4. Dasar dan Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................. 3
Bab II Gambaran Umum Organisasi
2.1. Visi dan Misi .................................................................................................................... 4
2.2. Nilai-Nilai Organisasi ...................................................................................................... 4
2.3. Struktur Organisasi ........................................................................................................... 5
2.4. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................................................................. 5
Bab III Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar
3.1. Issu Pelayanan Publik ....................................................................................................... 7
3.1.1. Penentuan Issu Aktual (USG) .................................................................................. 7
3.1.2. Rencana Kegiatan dalam issu yang dipilih ............................................................... 8
3.2. Landasan Teori ANEKA dan Nilai Dasar ........................................................................ 9
3.2.1. Pengertian Akuntabilitas ......................................................................................... 10
3.2.1.1. Pentingnya Akuntabilitas........................................................................................ 10
3.2.1.2 Nilai Dasar Implementasi Akuntabilitas di Lingkungan Kerja ......................... 11
3.2.2. Pengertian Nasionalisme......................................................................................... 11
3.2.2.1. Pentingnya Nasionalisme ...................................................................................... 12
3.2.2.2 Nilai Dasar Implementasi Nasionalisme di Lingkungan Kerja ......................... 12
3.2.3 Pengertian Etika Publik .......................................................................................... 13
3.2.3.1. Pentingnya Etika Publik ................................................................................. 13
3.2.3.2. Nilai Dasar Implementasi Etika Publik di Lingkungan Kerja .......................... 13
3.2.4. Pengertian Komitmen Mutu.................................................................................... 14

iv
3.2.4.1 Pentingnya Komitmen Mutu ................................................................................... 15
3.2.4.2. Nilai Dasar Implementasi Komitmen Mutu di Lingkungan Kerja .................. 15
3.2.5. Pengertian Anti Korupsi ......................................................................................... 16
3.2.5.1. Pentingnya Anti Korupsi ........................................................................................ 16
3.2.5.2. Nilai Dasar Implementasi Anti Korupsi di Lingkungan Kerja......................... 17
3.3. Nilai – Nilai Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government ............ 19
3.3.1. Manajemen ASN .............................................................................................................. 19
3.3.2. Pelayanan Publik..................................................................................................... 19
3.3.3. Whole of Government ............................................................................................ 20
Bab IV Rencana Jadwal Aktualisasi
4.1. Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar ( Dalam Mingguan )..................................... 26
4.2. Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach ............................................................... 27

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. USG Analysis (Perumusan Isu Terpilih) .......................................................... 8

Tabel 3.2. Rancangan Aktualisasi ..................................................................................... 21


Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar ......................................................... 25

Tabel 4.2 Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach ................................................ 26

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN merupakan pelaksana kebijakan publik yang dibuat oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga
diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas serta
dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam Undang-undang republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur
Sipil Negara dalam Bab IV dijelaskan fungsi, tugas dan peran ASN. Fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa. Jadi, untuk
melaksanakan fungsi tersebut ASN sebagai aparatur negara harus memiliki kekuatan dan
kemampuan profesional, berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugasnya. Adapun
tugas ASN yaitu :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Berdasarkan hal tersebut,
sebagai ASN harus mampu mengaplikasikan nilai -nilai dasar ASN yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi),
khususnya di bidang perawatan Rumah Tahanan Negara (disingkat Rutan) adalah tempat
tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan
di sidang pengadilan di Indonesia. Dalam sistem hukum pidana Indonesia kita mengenal
istilah Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Dengan
kata lain, Rutan adalah bagian dari Lembaga Tahanan/Lembaga Penahanan.

1
Sedangkan menurut UU Nomor 12 Tahun 1995, Lembaga Pemasyarakatan adalah
tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan
di Indonesia. Tujuan dari pembinaan adalah: “Sistem pemasyarakatan diselenggarakan
dalam rangka membentuk warga binaan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari
kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga Negara yang baik dan bertanggungjawab”. Oleh
karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, handal, berani,
berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Sebagai tambahan, berdasarkan pasal 38 ayat (1) jo. Penjelasan PP No. 27 Tahun
1983 Tentang Pelaksanaan KUHAP, Menteri dapat menetapkan Lapas tertentu sebagai
Rutan. Kemudian, dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kehakiman No.
M.04.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Tertentu
sebagai Rumah Tahanan Negara, Lapas dapat beralih fungsi menjadi Rutan, dan begitu
pula sebaliknya.
Setelah saya melaksanakan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Barat Tahun
2018, saya menyadari ada yang perlu benahi untuk memudahkan dalam menjalankan
SOP, yakni isu yang munculnya adalah Rendahnya tingkat pengawasan dan
pengamanan terhadap interaksi antar WBP yang berbeda blok. Dampak dari
rendahnya pengawasan dan pengamanan terhadap interaksi antar WBP yang berbeda
blok, itu sangat berpengaruh terhadap gangguan keamanan dan ketertiban. Dalam
menanganinya perlu Meningkatkan pengawasan dan pengamanan terhadap aktivitas
WBP atau interaksi antar WBP yang berbeda blok dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ANEKA. Maka penulis mempunyai gagasan pemecah isu yakni Pengadaan kartu
khusus kunjungan Blok untuk meningkatkan pengawasan terhadap WBP yang
berkunjung ke blok lain, Profesi Petugas Pemasyarakatan sebagai bagian dari ASN
yang sangat penting dalam mendukung tujuan yang mulia tersebut, perlu memiliki
karakter berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA, yaitu (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) Serta memahami Nilai – Nilai
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government

2
1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun laporan ini dibuat untuk tujuan sebagai berikut:


1. Untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun Anggaran 2018
dengan pola baru
2. Untuk membentuk karakter PNS berdasarkan nilai – nilai dasar profesi PNS
3. Untuk menjadi pedoman dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi (ANEKA) dalam
profesi Aparatur Sipil Negara dihubungkan dengan isu permasalahan yang ada di
Rutan Kelas 1 Bandung..

1.3. Manfaat

Dalam kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini petugas diharapkan :

1. Mampu menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatan


dengan integritas dan tanggung jawab;
2. Mampu menerapkan nilai-nilai Nasionalisme dengan mengedepankan kepentingan
nasional dalam pelaksanaan tugas jabatan dan bekerja dengan semangat Pancasila;
3. Mampu menerapkan nilai-nilai Etika Publik dengan menjunjung tinggi standar
etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatan;
4. Mampu menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu dengan mengutamakan nilai
Efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas jabatan dan memberikan
pelayanan prima; dan
5. Mampu menerapkan nilai-nilai Anti Korupsi dengan menekankan kejujuran,
disiplin, serta sikap tidak korupsi di lingkungan instansinya
6. Mampu menerapkan nilai-nilai management ASN, pelayanan publik dan Whole of
government (WOG)

1.4. Dasar dan Ruang Lingkup Kegiatan

Penulisan ini dibatasi pada kegiatan yang mengandung nilai-nilai dasar profesi
ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
pada Rumah Tahanan Negara dengan adanya kontribusi pada Visi dan Misi dan
penguatan nilai – nilai organisasi Rutan Kelas 1 Bandung yaitu BERSEKA
(Beribadah, Sejuk, Kondusif dan Asri)

3
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung dibangun pada tahun 1927, sebelum
digunakan untuk Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung terlebih dahulu dipinjam dan
digunakan untuk Lembaga Pemasyarakatan (LP) Militer. Untuk Tahanan politik dan
militer dari tahun 1960 sampai tahun 1980. Kemudian dikosongkan selanjutnya
dipergunakan untuk Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Banceuy. Baru pada
tanggal 01 Juli 1990 resmi digunakan untuk Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung.
Terletak di jalan Jakarta Nomor 29 Bandung. Sebelah barat berbatasan dengan
Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat. Sebelah
utara dan timur berbatasan dengan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT)
Bandung.Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan jalan Jakarta.

2.1. Visi dan Misi


VISI : Menjadi institusi pelayan hukum yang Professional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan, dan Inovatif dalam tujuan melaksanakan system
pemasyarakatan.

Misi : Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga


binaan pemasyarakatan dalam rangka penegakan hukum dan hak asasi
manusia melalui proses pemasyarakatan dengan menjunjung tinggi prinsip-
prinsip pengayoman.

2.2. Nilai-Nilai Organisasi


Nilai – nilai organisasi Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung adalah Beribadah,
Sejuk, Kondusif, dan Asri (BERSEKA). Dijelaskan sebagai berikut :

2.2.1. Beribadah
Sebagai Umat Beragama Kiranya Kita Bekerja Dimulai Dengan Niat Yang Baik.
Segala Sesuatu Yang Dilakukan Dengan Didasari dan Diniatkan Untuk Beribadah
Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dengan Tujuan Mendapatkan Ridho dan Pahala.
2.2.2. Sejuk

4
Dengan Udara dan Lingkungan Yang Sejuk dan Nyaman Untuk Dihirup dan
Dinikmati Diharapkan Bisa Membawa Kepada Pola Pikir dan Perilaku Yang
Ramah dan Baik
2.2.3. Kondusif
Suatu Aktivitas Dalam Perikehidupan di Rutan Bandung Merupakan Suatu
Lingkungan Yang Didasari Ibadah dan Kesejukan Akan Mendorong Untuk
Terciptanya Suasana Yang Kondusif.
2.2.4. Asri
Penataan Lingkungan Yang Serasi dan Indah Menciptakan Lingkungan Yang Asri,
Dapat Menciptakan Keserasian dan Keseimbangan Antara Rasa Indah di Mata dan
Rasa Indah di Hati Dalam Bekerja

2.3. Struktur Organisasi

POSISI
PENULIS
- Posisi Penulis dalam struktur organisasi

Posisi penulis dalam struktur organisasi Rutan Klas 1 Bandung adalah sebagai
anggota regu pengamanan 4 (RUPAM 4) yang dipimpin oleh seorang seorang Kepala
Kesatuan Pengamanan Rutan.

2.4. Tugas Pokok dan Fungsi


Rumah Tahanan (Rutan) adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama
proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan di Indonesia.
Rumah Tahanan Negara merupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.

5
Berdasarkan pasal 18 ayat (1) PP No. 27 Tahun 1983, di tiap kabupaten atau kota
dibentuk Rutan. Namun kondisi yang terjadi di Indonesia adalah tidak semua kabupaten
dan kotamadya di Indonesia memiliki rutan dan Lapas, sehingga Rutan difungsikan pula
untuk menampung narapidana seperti halnya Lapas begitu pula dengan Rutan Klas 1
Bandung. Hal ini juga mengingat kondisi banyak Lapas yang ada di Indonesia,
berdasarkan informasi dari berbagai sumber, telah melebihi kapasitas, karenanya
terdakwa yang telah menjalani hukuman di Rutan, yang seharusnya pindah dari Rutan
untuk menjalani hukuman ke Lapas, banyak yang tetap berada di dalam Rutan hingga
masa hukuman mereka selesai.

6
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR

3.1. Issu Pelayanan Publik


Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai penjaga tahanan, keamanan
dan ketertiban merupakan hal yang harus diperhatikan. Baik itu penjagaan dan
pengawasan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di dalam Blok, maupun penjagaan
dan pengawasan WBP ketika di Pos Pantau atas. Oleh karena itu tahapan demi tahapan
ketika melakukan pergantian tugas jaga harus selalu diperhatikan mengingat pentingnya
inventaris yang harus selalu tersedia dan berfungsi demi mencegah masalah-masalah
yang akan timbul dalam penanganan keamanan dan ketertiban di lingkungan Lembaga
Pemasyarakatan.
Sebagai minimatur beragamnya permasalahan di masyarakat, para narapidana
dapat saja memiliki tingkat stres dan temperamental yang tinggi sehingga dapat menjadi
salah satu pemicu kerusuhan. Lembaga pemasyarakatan yang merupakan tempat
berkumpul narapidana dan kapan saja bisa terjadi kerusuhan. Temperamental dan stres
tinggi karena bertahun-tahun ditahan ditambah dengan doktrinasi dari narapidana yang
melakukan bermacam-macam tindak pidana, mulai dari interaksi antar narapidana yang
berbeda latar belakang dan tidak terkontrol atau terawasi, hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan kamtib sehingga memunculkan permasalahan baru. Isu yang
muncul adalah Rendahnya pengawasan terhadap interaksi antar WBP yang berbeda
Blok, Rendahnya partisipasi WBP dalam kegiatan keagamaan dan Kurangnya personil
anggota penjagaan.

3.1.1. Penentuan Issu Aktual (USG)

Metode USG dapat digunakan untuk menganalisis isu berdasarkan atas:


1. Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
isu.
2. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya isu terhadap organisasi.

7
3. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah
tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat
berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Tabel 3.1. USG Analysis (Perumusan Isu Terpilih)

No. Isu Urgent Seriously Growth Total


1. Kurangnya pengawasan
terhadap WBP yang 4 4 3 11
berkunjung ke blok lain.
2. Rendahnya partisipasi
WBP dalam kegiatan 2 3 2 7
keagamaan.
3. Kurangnya personil
4 2 2 8
anggota penjagaan

Keterangan:
Scoring yang digunakan yaitu rentang 1-4 dengan rincian:
1: Tidak Penting
2: Kurang Penting
3: Penting
4: Sangat Penting

Berdasarkan Tabel 3.1. dapat disimpulkan bahwa issue permasalahan yang menjadi
prioritas utama adalah issue Kurangnya pengawasan terhadap WBP yang berkunjung ke
blok lain. Sehingga penulis memberikan gagasan pemecah issue tentang Pengadaan
kartu khusus kunjungan Blok untuk meningkatkan pengawasan terhadap WBP, yang
berkunjung ke blok lain.

3.1.2. Rencana Kegiatan dalam issu yang dipilih

Untuk memecahkan isu “Rendahnya pengawasan terhadap interaksi antar WBP yang
berbeda Blok” maka penulis mengususng sebuah gagasan untuk Pengadaan kartu khusus

8
kunjungan Blok untuk meningkatkan pengawasan terhadap WBP yang berkunjung ke blok
lain.

Dengan rencana kegiatan pemecahan isu sebagai berikut :

1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan berkaitan dengan rencana aktualisasi.


2. Merancang Kegiatan Aktualisasi
3. Mendesain Kartu.
4. Membuat kartu
5. Mensosialisasikan kartu kunjungan blok ke setiap regu jaga pada waktu apel regu.
6. Mensosialisasikan ketentuan baru yang berlaku kepada WBP saat apel penghuni.
7. Mengimplementasikan kartu kunjungan WBP yang berkunjung ke blok lain.
8. Mengevaluasi hasil kegiatan.

3.2. Landasan Teori ANEKA dan Nilai Dasar

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil


Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi peagawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintah atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014).

Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebaga Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerinta. (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, Pegawai


ASN berfungsi sebagai:

1. Pelaksasna kebijakan publik.

2. Pelayan publik.

9
3. Perekat dan pemersatu bangsa.

Menurut Badiklatda Provinsi Jawa Barat(2015), nilai-nilai dasar yang dibutuhkan


dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara profesional sebagai pelayan masyarakat
meliputi:

1. Akuntabilitas

2. Nasionalisme

3. Etika publik

4. Komitmen mutu

5. Anti korupsi

3.2.1. Pengertian Akuntabilitas

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Yang dimaksud


dengan asas akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.2.1.1. Pentingnya Akuntabilitas

Setiap individu selain wajib bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya ia juga wajib
mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah diselesaikannya terhadap dirinya
sendiri, atasan, institusi maupun masyarakat. Dan tentu saja kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Berbeda dengan individu, kewajiban sebuah institusi dalam mempertanggung


jawabkan tugas pokok dan fungsinya adalah terhadap instansi yang lebih tinggi atau
instansi lain yang ditentukan oeh undang-undang. Dan tentunya kepada masyarakat.

Akuntabilitas bukan hanya persoalan etik yang mengedepankan “baik” atau “buruk”.
Akuntabilitas lebih jauh dari itu. Ia bisa dipandang sebagai “etik” tatkala berhadapan

10
dengan masyarakat dan atau dirinya sendiri, bisa pula dipandang sebagai “benar” atau
“salah” jika terkait dengan aturan hukum.

3.2.1.2 Nilai Dasar Implementasi Akuntabilitas di Lingkungan Kerja

Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

3.2.2. Pengertian Nasionalisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme adalah pemahaman (ajaran)


untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Menurut Lembaga Administrasi Negara

11
Republik Indonesia (2014:1). Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati orang lain.

3.2.2.1. Pentingnya Nasionalisme

Penting bagi ASN tertanam dalam jiwanya nilai-nilai Nasionalisme. Karena Fungsi
ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara yaitu setiap pegawai ASN harus
memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran
sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi
damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.

Maka Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur sipil Negara adalah,
sebagai berikut :

a) Berwawasan Kebangsaan yang Kuat

b) Memahami pluralitas

c) Berorientasi kepublikan yang kuat

d) Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya

3.2.2.2 Nilai Dasar Implementasi Nasionalisme di Lingkungan Kerja

Nilai-nilai Nasionalisme yang dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara:
1. Adil
2. Ikhlas
3. Toleransi
4. Integritas
5. Musyawarah
6. Demokrasi
7. Amanah
8. Rela berkorban

12
3.2.3 Pengertian Etika Publik

Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014:8). Etika lebih


dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik atau benar.

Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014:9), kode etik


adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis. Adapun kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

3.2.3.1. Pentingnya Etika Publik

Sangat penting ASN memiliki nilai-nilai Etika Publik, karena Menurut Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia (2014:1), etika publik merupakan refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggungjawab pelayanan publik.

3.2.3.2. Nilai Dasar Implementasi Etika Publik di Lingkungan Kerja

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, kode etik dan
kode prilaku berisi pengaturan agar Pegawai ASN:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.

6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara.

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien.

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.

12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai


ASN.

3.2.4. Pengertian Komitmen Mutu

Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat


efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian
jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi,
LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan
(bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi
akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

14
3.2.4.1 Pentingnya Komitmen Mutu

ASN sangat penting memiliki dan memahami nilai-nilai Komitmen Mutu karena
dalam pelayanan perlu mengutamakan mutu, sebab stiap pekerjaan akan di evaluasi dari
setiap aspek. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11),
yaitu :
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan
perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

3.2.4.2. Nilai Dasar Implementasi Komitmen Mutu di Lingkungan Kerja

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur
dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat

15
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.

3.2.5. Pengertian Anti Korupsi

Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014:15), korupsi


berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999, yang


bermaksud tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

3.2.5.1. Pentingnya Anti Korupsi

Tindak pidana korupsi adalah salah satu dari tiga tindakan subversif yang sangat
menghantui pemerintah dan masyarakat Indonesia, dua lainnya adalah tindak pidana
penyalahgunaan narkoba dan tindak pidana teroris. Namun korupsi membawa dampak
yang sangat besar bagi keuangan negara dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kini
korupsi telah merongrong bangsa ini hingga ke akar-akarnya sehingga bisa membuat

16
negara jadi bankrut. Maka para koruptor dapat disebut sebagai penjajah dari dalam
negeri atau penjajah saudara sendiri.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu unsur terpenting dalam
menggerakkan pemberantasan tindak pidana korupsi dan memasyarakatkan sikap anti
korupsi. Hal ini disebabkan posisi ASN yang sangat strategis sebagai pemegang
kekuasaan dan punya wewenang mengatur keuangan negara. Maka diharapkan
pemberantasan korupsi dan anti korupsi dimulai dari diri ASN sendiri. Kemudian baru
menularkannya pada unsur lainnya.

3.2.5.2. Nilai Dasar Implementasi Anti Korupsi di Lingkungan Kerja

1. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam
bekerja sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

2. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih


sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

3. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara
efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri

17
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.

4. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi


untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

5. Tanggung jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6. Kerja Keras

Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja
dengan yang tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.

7. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya


dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan

18
pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari
harta sebanyak-banyaknya.

8. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk


menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.

9. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi
yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

3.3.Nilai – Nilai Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government

3.3.1. Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen Pegawai Tidak Tetap Pemerintah. Dalam
menyelenggarakan manajemen ASN dianut “asas efektif dan efisien” yakni sesuai
dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan.

3.3.2. Pelayanan Publik


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Dalam pasal 4 dijelaskan tentang nilai-nilai pelayanan publik yaitu :

19
a. Kepentingan umum,
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
e. Keprefosionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan atau non diskriminatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentain
k. Ketepatan waktu

3.3.3. Whole of Government


Dapat diartikan sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari
instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal dengan
kolaborasi, kerjasama antar instansi, actor pelayanan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan kata lain WOG menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, dalam melayani permintaan masyarakat dapat
diselesaikan dengan waktu yang singkat.

20
3.4. Rencana Kegiatan

Tabel 3.2. Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : Rutan Klas 1 Bandung

Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengawasan terhadap WBP yang berkunjung ke blok lain.

2. Rendahnya partisipasi WBP dalam kegiatan keagamaan.

3. Kurangnya personil anggota penjagaan.

Isu yang Diangkat : Rendahnya pengawasan terhadap interaksi antar WBP yang berbeda Blok

Gagasan pemecah isu : Pengadaan kartu khusus kunjungan Blok untuk meningkatkan pengawasan terhadap WBP yang berkunjung ke blok lain.

KETERKAITAN
PENGUATAN
SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP VISI,
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL NILAI
MATA MISI ORGANISASI
ORGANISASI
PELATIHAN

1. Melakukan konsultasi 1. Membuat bahan Hasil dari kegiatan Komitmen Mutu : Pimpinan mengetahui kegiatan kita Kegiatan ini
dengan pimpinan untuk konsultasi. tersebut : Prosedural sehingga bisa memberi masukan dan menguatkan nilai
berkaitan dengan 2. Membuat janji Pimpinan mengetahui Tepat perbaikan untuk kesempurnaan organisasi
rencana aktualisasi. dengan pimpinan kegiatan apa yang akan Efektif kegiatan aktualisasi sesuai dengan BERSEKA
3. Melakukan kita laksanakan dengan Akuntabilitas : visi organisasi: (Beribadah, Sejuk,
pemaparan apa yang jelas. Mendapat masukan Kejelasan. Menjadi menjadi institusi pelayan Kndusif dan Asri)
akan diusulkan dan perbaikan yang tepat Etika Publik : hukum yang Professional,
untuk aktualisasi dari pimpinan untuk Sopan Santun Akuntabel, Sinergi, Transparan,
4. Mencatat hasil menyempurnakan dan Inovatif dalam tujuan
konsultasi baik kegiatan aktualisasi melaksanakan system
saran/perbaikan supaya efektif. pemasyarakatan.

21
2. Merancang Kegiatan 1. Menentukan Hasil dari kegiatan : Komitmen mutu : Rancangan kegiatan aktualisasi yang Kegiatan ini
Aktualisasi kegiatan yang akan Rancangan kegiatan Berorientasi pada tersusun dengan matang dan menguatkan nilai
dilakukan aktualisasi yang tersusun mutu. terukur sesuai dengan visi organisasi
2. Menyusun kegiatan dengan matang dan Terukur/matang organisasi: BERSEKA
dengan sistematis. terukur. Teliti Menjadi menjadi institusi pelayan (Beribadah, Sejuk,
Akuntabilitas : hukum yang Professional, Kndusif dan Asri)
Kejelasan Target. Akuntabel, Sinergi, Transparan,
dan Inovatif dalam tujuan
melaksanakan system
pemasyarakatan.

3. Mendesain Kartu. 1. Membuat desain Hasil dari kegiatan ini : Akuntabilitas : Keputusan desain kartu yang akan Kegiatan ini
kartu. Keputusan desain kartu Kejelasan Target pakai sesuai dengan visi : menguatkan nilai
2. Mengkonsultasikan yang akan pakai. Komitmen mutu : Menjadi menjadi institusi pelayan organisasi
hasil rancangan Inovasi. hukum yang Professional, BERSEKA
desain kartu, Teliti Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan (Beribadah, Sejuk,
dengan pimpinan. Inovatif dalam tujuan melaksanakan Kndusif dan Asri)
system pemasyarakatan.

4. Membuat kartu 1. Mempersiapkan Hasil dari Kegiatan ini : Akuntabilitas : Kegiatan membuat kartu, Kegiatan ini
Khusus Kunjungan bahan untuk Kartu. Berorientasi mutu. berkontribusi dengan visi organisasi menguatkan nilai
Blok Hunian. pembuatan kartu Teliti : organisasi
dengan teliti. Tanggung jawab Menjadi menjadi institusi pelayan BERSEKA
2. Mencetak kartu Kejelasan target hukum yang Professional, (Beribadah, Sejuk,
3. Kartu yang sudah Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Kndusif dan Asri)
dicetak lalu di Inovatif dalam tujuan melaksanakan
laminating system pemasyarakatan.
4. Kemudian di

22
lubangi dan diberi
karet.
5. Melaporkan
pembiayaan
pembuatan kartu
kepada atasan
langsung (KaKPR)

5. Mensosialisasikan 1. Mengkoordinasikan Hasil dari Kegiatan ini : Akuntabilitas : Setiap regu jaga yang akan bertugas Kegiatan ini
kartu kunjungan blok kegiatan yang akan Setiap regu jaga yang Tanggungjawab mengetahui dan bertanggung menguatkan nilai
ke setiap regu jaga di lakukan dengan akan bertugas mengetahui WOG: jawab, terhadap ketentuan mengenai organisasi
pada waktu apel regu. komandan regu. dan bertanggung jawab, Prinsip koordinasi kartu khusus untuk kunjungan WBP BERSEKA
2. Komandan regu terhadap ketentuan Etika Publik : ke blok lain. Sesuai dengan misi : (Beribadah, Sejuk,
menjelaskan mengenai kartu khusus Sopan Santun “Melaksanakan perawatan tahanan, Kndusif dan Asri)
kegiatan yang sudah untuk kunjungan WBP ke etika. pembinaan dan pembimbingan
dikoordinasikan blok lain. warga binaan pemasyarakatan
pada saat apel regu. dalam rangka penegakan hukum
dan hak asasi manusia melalui
proses pemasyarakatan dengan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip
pengayoman.”

6. Mensosialisasikan 1. Menghitung WBP Hasil dari kegiatan ini : Akuntabilitas: WBP Mengetahui dengan jelas Kegiatan ini
ketentuan baru yang yang ada di kamar WBP Mengetahui dengan Kejelasan ketentuan baru yang berlaku jika menguatkan nilai
berlaku kepada WBP hunian. jelas ketentuan baru yang Komitmen mutu: berkunjung ke blok lain harus organisasi
saat apel penghuni. 2. Memberikan berlaku jika berkunjung Prosedural. ngambil kartu khusus berkontribusi BERSEKA
penjelasan singkat ke blok lain harus Etika Publik: terhadap misi organisasi yakni : (Beribadah, Sejuk,
tentang ketentuan ngambil kartu khusus Sopan Santun “Melaksanakan perawatan Kndusif dan Asri)

23
baru ketika etika tahanan, pembinaan dan
berkunjung ke blok pembimbingan warga binaan
lain. pemasyarakatan dalam rangka
penegakan hukum dan hak asasi
manusia melalui proses
pemasyarakatan dengan menjunjung
tinggi prinsip-prinsip pengayoman.”

Hasil dari kegiatan ini: Akuntabilitas : Diharapkan WBP akan merasa Kegiatan ini
7. Mengimplementasikan 1. Menyiapkan Kartu Diharapkan WBP akan Integritas diawasi ketika berkunjung ke blok menguatkan nilai
kartu kunjungan WBP kunjungan di pos merasa diawasi ketika Komitment mutu : lain serta mempunyai kesadaran organisasi
yang berkunjung ke penjagaan blok. berkunjung ke blok lain Prosedural untuk tidak macam-macam dan BERSEKA
blok lain. 2. Mempersilahkan serta mempunyai efektif beraktifitas dengan tertib serta tidak (Beribadah, Sejuk,
kepada WBP yang kesadaran untuk tidak Etika Publik : mengganggu keamanan dan Kndusif dan Asri)
berkunjung ke blok macam-macam dan Sopan santun. ketertiban sesuai dengan misi
lain untuk beraktifitas dengan tertib, organisasi.
mengambil kartu. serta tidak mengganggu “Melaksanakan perawatan tahanan,
3. Memberikan keamanan dan ketertiban. pembinaan dan pembimbingan
penjelasan singkat warga binaan pemasyarakatan dalam
tentang ketentuan rangka penegakan hukum dan hak
yang berlaku. asasi manusia melalui proses
pemasyarakatan dengan menjunjung
tinggi prinsip-prinsip pengayoman.”

8. Mengevaluasi hasil 1. Mengawasi Hasil dari kegiatan ini : Akuntabilitas : Diharapkan setelah berjalan nya Kegiatan ini
kegiatan. perkembangan Diharapkan setelah Kejelasan semua kegiatan yang telah menguatkan nilai
interaksi WBP yang berjalan nya semua Komitmen mutu : dilaksanakan dengan jelas, organisasi
berkunjung ke blok kegiatan yang telah Efektif menjadikan situasi dan kondisi di BERSEKA
lain. dilaksanakan dengan dalam blok menjadi lebih kondusif (Beribadah, Sejuk,

24
2. Memberikan jelas, menjadikan situasi dan aman terkendali. yakni dengan Kndusif dan Asri)
pengawasan khusus dan kondisi di dalam blok memberlakukan kartu kunjungan
terhadap WBP yang menjadi lebih kondusif khusus blok dengan efektif ,
sedang berkunjung dan aman terkendali. memberikan dampak positif sesuai
ke blok lain. yakni dengan dengan misi organisasi.
3. Berkoordinasi memberlakukan kartu “Melaksanakan perawatan tahanan,
dengan regu jaga kunjungan khusus blok pembinaan dan pembimbingan
yang lainnya dengan efektif , warga binaan pemasyarakatan dalam
tentang memberikan dampak rangka penegakan hukum dan hak
perkembangannya. positif. asasi manusia melalui proses
pemasyarakatan dengan menjunjung
tinggi prinsip-prinsip pengayoman.”

25
BAB IV

RENCANA JADWAL AKTUALISASI

4.1. Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar ( Dalam Mingguan )

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu
No Nama Kegiatan

ke-10

ke-11
ke- 1

ke-2

ke-3

ke-4

ke-5

ke-6

ke-7

ke-8

ke-9
1 Kegiatan 1

2 Kegiatan 2

3 Kegiatan 3

4 Kegiatan 4

5 Kegiatan 5

6 Kegiatan 6

7 Kegiatan 7

8 Kegiatan 8

26
9 Pembuatan Laporan

10 Pembuatan bahan
paparan
11 Persiapan Seminar

4.2. Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach

Tabel 4.2 Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach


Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu
No Nama Kegiatan

ke-10

ke-11
ke- 1

ke-2

ke-3

ke-4

ke-5

ke-6

ke-7

ke-8

ke-9
1

27
9

10

11

28

Anda mungkin juga menyukai