Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Muhamad Ridwan
NIM : 18.1078
Program Studi : Hukum Keluarga Islam
Setelah mengingat dan memperhatikan segala isi dan tata tulis yang tercantum
didalam laporan ini telah sesuai dengan aturan penulisan Buku Panduan, maka laporan
individu ini dapat disahkan.

Bintan, 20 Agustus 2021


Dosen Pamong Dosen Pembimbing Lapangan

H. Mulyadi, S. Ag Siti Maheran


NIP. 197701102005011007 NIDN. 8859523419

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. atas kehendak dan
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam semoga
tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya, serta kepada seluruh kaum muslimin yang mengikuti dan mengamalkan
risalahnya dengan benar hingga akhir zaman.
Jika dalam pembuatan laporan ini masih terdapat adanya kekurangan dan
kesalahan, hal itu disebabkan karena keterbatasan pemahaman penulis. Oleh karena itu
segala kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, diterima dengan senang
hati, demi kesempurnaan dan kemajuan.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak dan pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu menyelesaikan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan dan kesehatan baik
jasmani maupun rohani.
2. Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan bagi umat Muslim.
3. Kedua orang tua, adik-adik, serta keluarga yang senantiasa selalu mendoakan dan
memberi motivasi kepada penulis.
4. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau
Bpk. Drs. Muhammad Faisal, M.Ag
5. Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam Bpk. M. Zamhari, S.H.I., M.S.I
6. Ketua Labor Syari’ah Bpk. Ahmad Jalili, M.Sy
7. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Siti Maheran, Lc, LLM
8. Dosen Pamong di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Teluk Bintan Bpk H.
Mulyadi, S. Ag
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dan menyemangati penulis dalam
penyusunan laporan ini.

Bintan, 20 Agustus 2021


Penulis

Muhamad Ridwan
NIM: 18.1078

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Dasar Pemikiran........................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian..................................................................................................... 3
B. Dasar Hukum............................................................................................... 3
C. Mekanisme Bimbingan Perkawinan Pranikah Bagi Calon Pengantin......... 4

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9


A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran .......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan upaya proses


pembelajaran dengan secara langsung terjun dan mengamati di lapangan untuk
mengetahui realita yang terjadi di dalam masyarakat setelah kita dibekali dengan
segudang teori tentang realita di dalam masyarakat. Kegiatan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) pada Prodi Hukum Keluarga Islam, Jurusan Syari’ah dan
Ekonomi Bisnis Islam, merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester
VII (tujuh) dengan bobot 4 SKS.

Prodi Hukum Keluarga Islam mempunyai ruang lingkup kajian masalah,


diantaranya seputar pernikahan, waris, dan perwakafan. Teori yang di pelajari di
kampus tak selalu sejalan dengan dinamika yang ada di dalam masyarakat. Oleh
karena itu, diadakannya Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan
usaha menyempurnakan pengalaman yang diperlukan mahasiswa sehingga
menjadi kompetensi bagi mahasiswa dalam meraih profesi di bidang tersebut.

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun ini dan sama seperti tahun-
tahun sebelumnya diadakan di Kantor Urusan Agama (KUA), khususnya KUA
Kecamatan Teluk Bintan sebagai tempat PPL penulis, karena di sanalah
kompetensi dari prodi Hukum Keluarga Islam, walaupun tidak menutup
kemungkinan bisa di tempatkan di lembaga peradilan, advokasi, Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) dan yang lainya. Maka dari itu hasil dari kegiatan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan mahasiswa dapat memperoleh keluasan
wacana, aplikasi dan praktek dari teori yang pernah diterima di bangku
perkuliahan. Agar nantinya dapat menjadi sarana latihan kerja bagi mahasiswa di
masa yang akan datang.
Kegiatan pencatatan pernikahan dimulai dari calon pengantin datang ke
Kantor Urusan Agama (KUA) untuk melakukan pendaftaran dan dilakukan
penjadwalan pernikahan untuk mengetahui penghulu yang menikahkan sampai
data tersebut disimpan untuk menjadi dokumen pernikahan Kantor Urusan Agama

1
(KUA). Namun seiring berjalannya waktu, pengarsipan dokumen pernikahan telah
dilakukan dalam bentuk online yakni adanya aplikasi yang bernama SIMKAH
(Sistem Informasi Manajemen Nikah), yakni sebuah aplikasi komputer bebasis
windows yang berguna untuk mengumpulkan dara-data nikah dari seluruh KUA
di wilayah Indonesia secara menyeluruh.
Maka dari itu, sebagai memenuhi persyaratan dalam akhir dari Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) di Kantor Urusan Agama (KUA) penulis mengambil
berbagai macam data-data yang dapat mendukung laporan PPL ini yang di
jelaskan di lampiran.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan


(PPL) ini adalah:

1. Mahasiswa dapat melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di


Kantor Urusan Agama (KUA) sesuai dengan teori yang telah didapatkan
dalam perkuliahan sebelumnya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tugas dan wewenang Kantor Urusan
Agama (KUA), prosedur pendaftaran pernikahan dan perwakafan serta
melihat formulir-formulir yang berkaitan dengan pernikahan dan
perwakafan. Selanjutnya mengetahui permasalahan-permasalahan yang
dihadapi masyarakat seputar pernikahan dan perwakafan.
Adapun manfaat yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah :
1. Secara ilmiah kegiatan Praktek Pendidikan Lapangan (PPL) ini dapat
memberi sumbangan pengetahuan kepada mahasiswa dari apa yang belum
diperoleh di dalam teori perkuliahan sebelumnya.
2. Secara praktis kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menerapkan teori perkuliahan di
lapangan. Sehingga pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan tidak
hanya terhenti pada tahap teoritis saja, tetapi juga secara praktis.

2
3. Secara alamiah, mendorong mahasiswa untuk meraih cita-cita atau profesi
di bidang pernikahan maupun perwakafan semisal penghulu, hakim,
administrator perwakafan dan lain sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perkawinan merupakan kebutuhan fitri manusia yang memberikan banyak
hasil yang penting.1 Bimbingan perkawinan pranikah bagi calon pengantin atau
disebut juga kursus calon pengantin merupakan program Kementrian Agama RI
yang dibiayai dari PNBP NR.2 Bimbingan perkawinan pranikah mempunyai
makna bahwasannya memberikan wawasan terhadap calon pengantin yang mana
wawsan itu berupa pemahaman tentang bagaimana membangun sebuah keluarga
yang mempunyai pondasi yang kokoh, sesuai dengan nuansa keagamaan yakni
Islam, alasan lain yaitu karena banyak dari catin (calon pengantin) yang belum
tahu cara mengelola rumah tangga yang baik dan benar, sesuai syari’at serta
merupakan wujud ikhtiar pemerintah dalam memberantas kasus perceraian.

B. Dasar Hukum
Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pasal
1 disebutkan : perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.3 Untuk
dapat terbina suatu rumah tangg yang baik, yakni sakinah mawaddah dan rohmah,
Islam telah memberikan petunjuk mengenai hak dan kewajiban baik suami
maupun istri didalam pernikahan, karena itulah pemerintah Indonesia
merumuskan perundang-undangan yang memperkuat suatu pernikahan, dan
mempesulit terjadinya perceraian serta membentuk badan penasehat perkawinan
1
Ibrahim Amini, Principle Of Marriage Family Ethies, Terj, Alwiyyah Abdurrahman,
“Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri”. (Bandung : Al-Bayan, 1999) Hlm. 17.
2
PNBP NR adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) atas biaya Nikah atau
Rujuk. Penulis belum menemukan secara detial maksud dari perihal tersebut.
3
Muhmmad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), Hlm.203.

3
atau lebih dikenal dengan BP4. Melalui keputusan Mentri Agama (KMA) No. 447
Tahun 2004, pemerintah mengamanatkan agar sebelum pernikahan
dilangsungkan, setiap calon pengantin harus diberikan wawasan terlebih dahulu
tentang arti sebuah rumah tangga melalui kursus calon pengantin (suscatin).
Dan juga dengan keluarnya surat edaran Dirjen Bimas Islam Nomor
DJ.II/PW.01/1997/2009 membuat gerak langkah suscatin semakin jelas. Lahirnya
peraturan tersebut merupakan bukti kepedulian pemerintah terhadap para catin
serta sebagai wujud nyata dalam memberantas perceraian. Adapaun dasar hukum
yang menjadi dasar pelaksanaan kursus calon pengantin yakni :
1. GBHN Tahun 1999.
2. Sasaran Repelita V1
3. UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
4. UU No 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera
5. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pembinaan Keluarga
Sakinah.4
6. Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 Tahun 2004 Tentang pemberian
wawasan tentang perkawinan dan rumah tangga kepada calon pengantin
melalui kursus calon pengantin.
7. Surat edaran Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam (SE Dirjen Bimas
Islam) Nomor DJ.II/PW.01/1997/2009 Tentang kursus calon pengantin.5

C. Mekanisme Bimbingan Perkawinan Pranikah Bagi Calon Pengantin


Sebelum melangsungkan pernikahan, para catin (calon pengantin),
diharuskan mengikuti bimbingan pernikahan oleh Kantor Urusan Agama yang
menangani pernikahan catin tersebut, lantas apa saja mekanisme atau tahap-tahap
dalam melakukan bimbingan pernikahan :
1. Tujuan Pernikahan.
Penyuluh akan memberikan penjelasan mengenai tujuan pernikahan dalam
dua perspektif, yakni baik dari syari’at Islam, maupun dari perundang-undangan
4
Data dari Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah, Pembinaan keluarga Sakinah dan
Gerakan Sadar Zakat, (Semarang : 2000) Hlm.2.
5
BP4, Majalah Perkawinan dan Keluarga, No. 452/XXXVIII/2010, (Jakarta :
2010). Hlm.4

4
di Indonesia, sebagai contoh jika dari syari’at Islam maka akan dikutip satu ayat
Al-Qur’an yang yakni surah Ar-Ruum ayat 216 :

‫ َل بَ ۡينَ ُكم‬O‫ا َو َج َع‬Oَ‫ ُكنُ ٓو ْا إِلَ ۡيه‬O‫ج ا لِّت َۡس‬


Oٗ ‫ ُكمۡ أَ ۡز ٰ َو‬O‫ق لَ ُكم ِّم ۡن أَنفُ ِس‬
َ َ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه أَ ۡن َخل‬
ٰ ۚ
َ‫ت لِّقَ ۡو ٖم يَتَفَ َّكرُون‬ٖ َ‫َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َمةً إِ َّن فِي َذلِكَ أَل ٓ ٰي‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasannya ialah Dia menciptakan untuk
mu isteri-isteri dari jenismu sendiri, suapaya kamu cenderung tentram kepadanya
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Ayat diatas menjadi salah satu ayat yang dikutip dalam menjalankan
bimbingan perkawinan pranikah, yang mana akan dijelaskan oleh penyuluh di
KUA tersebut. Kemudian akan dijelaskan juga bahwasannya pernikahan diatur
dalam perundang-undangan indonesia, yakni UU No 1 Tahun 1974 pasal 1 Bab 1
yang berbunyi : “Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. 7 Dari
kedua hal diatas penyuluh akan memberikan pemahaman mengenai tujuan
pernikahan kepada para catin, baik dari segi syari’at maupun dari segi Undang-
Undang.
2. Hukum Menikah.
Penyuluh akan memberikan pemahaman kepada para catin (calon
pengantin) tentang hukum menikah, yang mana akan dijelaskan bahwasannya
hukum menikah itu tergantung kepada orang yang hendak melakukannya, yakni8 :
a. Wajib, yaitu apabila orang yang hendak menikah itu telah mampu, jika ia tidak
segera menikah dikhawatirkan akan berbuat zina.
b. Sunnah, yaitu manakala orang yang mampu mengendalikan diri dari zina, baik
sebenarnya ia sudah berniat nikah ataupun belum.
c. Makruh, yaitu orang yang belum berminat untuk menikah sedangkan ia mampu
menahan diri dari berbuat zina, jikalau ia tidak ingin menikah, maka ibadah
sunnahnya akan terlantar.

6
Al-Qur’an Surah Ar-Rum Ayat 21
7
Lihat di Kompilasi Hukum Islam, Buku I, Bab I, Pasal I.
8
K.H.Misbah Mustofa. Quratu al-‘uyun, ter, (Al-Balagh;1993), Hlm 1-2.

5
d. Mubah, yaitu orang yang masih mampu menahan dirinya dari perbuatan zina,
dan belum berniat untuk melakukan pernikahan.
e. Haram, yaitu bagi orang yang menikah, namun akan menyiksa atau merugikan
istrinya karena ia tidak mampu memberikan nafkah lahir dan batin, atau jika
menikah ia akan membuat yang tidak di ridhoi Allah Swt, walaupun ia sudah
berminat untuk menikah.
3. Mewujudkan Pernikahan Islami
Pihak Kantor Urusan Agama (KUA), akan memberikan pemahaman
tentang bagaimana cara mewujudkan pernikahan yang Islami, yang mana
penjelasan tersebut bertujuan agar pernikahan yang dilakukan oleh catin (calon
pengantin) tersebut, menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rohmah,
dilaporan ini tidak dijelaskan secara detail karena, ini hanya sebagai gambaran
apa-apa saja yang akan dijelaskan dalam menjalani bimbingan perkawinan
pranikah.
4. Kewajiban Kepala Rumah Tangga
Didalam bimbingan perkawinan pranikah, dijelaskan juga mengenai
kewajiban kepala rumah tangga yakni suami, yang dimaksud kewajiban disini
ialah, apa-apa yang harus dilakukan oleh seorang suami terhadap istri, kewajiban
suami sebagai kepala rumah tangga yakni sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam
pasal 80 Bab XII, bagian ke-39 :
a. Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya.
b. Suami wajib melindungi istri dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup
berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
c. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan memberikan
kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama,
nusa, dan bangsa.
d. Sesuai dengan penghasilannya, suami harus menanggung, nafkah, biaya rumah
tangga, dan biaya pendidikan anak.
5. Kewajiban Ibu Rumah Tangga

9
Lihat di Kompilasi Hukum Islam (KHI) Bab XII, bagian ke-3, Pasal 80.

6
Diberikan juga pemahaman tentang kewajiban ibu rumah tangga, yakni
sebagai Istri, yang mana hal tersebut tertuang di Kompilasi Hukum Islam, Pasal
82, Bab XII, bagian ke-6, yakni berbunyi10 :
a. Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin kepada suami di
dalam yang dibenarkan oleh hukum Islam.
b. Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari
dengan sebaik-baiknya.
6. Pemahaman Tentang Shalat
Para catin juga diberikan pemahaman tentang pentingnya ibadah kepada
Allah Swt, yakni ibadah wajib yang dinamakan shalat, menurut apa yang penulis
alami selama Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), kebanyakan catin (calon
pengantin), mengakui bahwa kedekatan mereka dengan Allah Swt, dianggap
kurang, karena mereka mengakui bahwa untuk urusan shalat saja, sering dianggap
remeh, bahkan sering ditinggalkan, oleh sebab itu pihak KUA, maupun penyuluh,
akan memberikan pemahaman tersebut kepada para catin (calon pengantin), agar
pernikahan mereka, menjadi suatu pernikahan yang di ridhoi oleh Allah Swt.
7. Al-Qur’an Sebagai Pedoman Kehidupan
Catin (calon pengantin) juga diberikan pemahaman tentang pentingnya Al-
Qur’an sebagai pedoman kehidupan, yang mana penting juga dalam berumah
tangga, sesuai dengan Al-Qur’an Surah An-Naml ayat 7711 :

َ‫َوإِنَّهُ لَهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬


Artinya : “Dan Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Qs; Al-Naml : 77).
Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan sesuai dengan ayat diatas, dan
diingatkan juga kepada catin untuk selalu membaca, mengamalkan, dan
merenungkannya, dan juga disaat bimbingan perkawinan pranikah, catin juga
akan dites membaca Al-Qur’an.
8. Dan perihal lain yang dianggap penting dalam bimbingan tersebut.
Hal-hal lain seperti, memperhatikan anak yatim, puasa, zakat, dan juga ada
membahas tentang bagaimana cara mendidik anak dalam pandangan Islam,

10
Lihat di Kompilasi Hukum Islam (KHI), Bab XII, Bagian ke-6, Pasal 83.
11
Al-Qur’an Surah An-Naml, Ayat 77.

7
kemudian Akhlak baik istri dan suami, maupun kepada orang tua serta
masyarakat, serta disaat bimbingan tersebut, catin (calon pengantin) juga diminta
untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, dan bacaan istigfar, serta ada
pembekalan untuk Ijab dan Qabul, yang akan dijelaskan langsung oleh Kepala
Kantor Urusan Agama, yang diamanahkan untuk mengurus pernikahan catin
tersebut.
9. Analisis Bimbingan Perkawinan Pranikah
Bimbingan perkawinan pranikah yang dilakukan di Kantor Urusan Agama
(KUA) adalah sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang
ingin menikah, dan juga menekan angka perceraian yang sering tejadi di
Indoensia, berdasarkan apa yang penulis susun dalam laporan ini bimbingan
perkawinan pranikah mempunyai landasan hukum yang sangat amat kuat seperti
yang sudah penulis terakan dibagian dasar hukum halaman 4 dan 5, yang mana
landasan hukum tersebut melalui surat edaran dirjen, maupun dari kementrian
agama, sedangkan jika dilihat dari segi syari’at apakah memang ada bimbingan
perkawinan pranikah tersebut, lantas penulis akan menjelaskan bahwasannya,
hukum Islam adalah hukum yang bersifat fleksibel, dan dinamis, dengan adanya
perkembangan zaman, maka hukum itu dapat berubah seiring berjalannya waktu,
sama halnya dengan hukum Islam di Indonesia, yang telah mengalami hal-hal
baru, oleh sebab itu tidaklah salah jika, dilakukan bimbingan perkawinan
pranikah, karena tujuannya juga untuk membentuk keluarga yang sesuai dengan
nuansa Islam, dan juga penulis sempat menemukan adanya pembaruan dasar
hukum bimbingan perkawinan pranikah tersebut, namun tidak penulis terakan
dalam penulisan, karena minimnya referensi yang penulis dapat, serta penulis juga
menemukan bahwasannya bimbingan pranikah terdiri atas dua macam yakni
pertama bimbingan tatap muka yang diadakan oleh kementrian agama
Kabupaten/Kota yang melibatkan berbagai pihak terkait selama 16 jam pelajaran,
kedua yakni dinamakan bimbingan mandiri yang diselenggarakan oleh Kantor
Urusan Agama setempat, dengan pihak terkait yang waktunya tidak sampai pada
16 jam materi bimbingan, karena terbatasnya waktu oleh para catin (calon
pengantin), dan tidak ada kesedian ataupun kesepakatan catin untuk hadir.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Kantor Urusan Agama


(KUA) Kecamatan Toapaya yang dilaksanakan mulai tanggal 02 Agustus - 13
Agustus 2021 yang telah disusun dalam rencana kegiatan pada kesempatan saat
ini telah sesuai dengan harapan, meskipun di sisi lain tidak dapat dipungkiri masih
banyaknya kekurangan dari berbagai macam hal karena keterbatasan waktu dan
kemampuan.

Ketertiban mahasiswa peserta, panitia dan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) berperan penting dalam
kesuksesan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di KUA Kecamatan Toapaya.
Berdasarkan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di KUA Kecamatan
Toapaya, mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan,
diantaranya:

1. Mahasiswa dapat mengetahui urgensitas kinerja KUA meliputi tugas dan


wewenang.
2. Mahasiswa mendapat seputar materi mengenai munakahat dan penyuluhan
agama.
3. Mahasiswa melihat secara langsung proses-proses pernikahan, serta berkas-
berkas pernikahan.
4. Mahasiswa mendapat wawasan lebih tentang bimbingan perkawinan pranikah.
5. Mahasiswa mendapat wawasan mengenai perngarsipan dokumen.

B. Saran
Setelah melihat dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Praktek
Pengalamn Lapangan (PPL) di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Toapaya, mungkin ada beberapa hal yang sekiranya perlu diperbaiki dalam
pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) kedepan, antara lain:

9
1. Pihak panitia seharusnya lebih mempersiapkan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) agar lebih baik lagi, agar tidak terjadi salah penerimaan informasi, dan
lain sebagainya.
2. Mahasiswa harus lebih serius lagi dalam mengikuti Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) ini agar mendapat lebih banyak pengalaman karna teori
dengan praktek sangat berbeda jauh.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amini, Ibrahim, Principle Of Marriage Family Ethies, Terj, Alwiyyah Abdurrah-


man, “Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri”. Bandung: Al-
Bayan, 1999.

Suma, Muhmmad Amin, Hukum Keluarga Islam di Dunia, Jakarta: PT. Raja Gra-
findo Persada, 2004.

Data dari Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah, Pembinaan keluarga Sakinah dan
Gerakan Sadar Zakat, Semarang: 2000

11
BP4, Majalah Perkawinan dan Keluarga, No. 452/XXXVIII/2010, Jakarta: 2010.

K.H.Misbah Mustofa. Quratu al-‘uyun, ter, Al-Balagh: 1993.

12
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.0 Penginfutan Data Calon Pengantin.

13
Gambar 1.1 Pemeriksaan dan Penginfutan 2 Pasang Suami Istri Yang
Sebelumnya Belum di Infut.

Gambar 1.2 Menyaksikan Proses Akad Nikah di Balai Nikah Kua Teluk Bintan.

14
Gambar 1.3 Foto Bersama Pasangan Pengantin Usai Melangsung Akad Nikah.

Gambar 1.4 Penjemputan Mahasiswa PPL sekaligus Penyerahan Cinderamata


Kepada KUA Kec. Teluk Bintan

15

Anda mungkin juga menyukai