Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

ANALISIS PERPANJANGAN PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN iB


PADA PT BTN KC SYARIAH PALEMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Pada Mata Kuliah
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

DISUSUN OLEH:

MARPINA 1820603103

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN

TARIZA PUTRI RAMAYANTI, SE., M.Si

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021

i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Pengalaman Lapangan yang berjudul Analisis
Perpanjangan Pembiayaan Konstruksi BTN iB pada PT BTN KC Syariah
Palembang. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban penulis selama melaksanakan


kegiatan PPL di PT BTN KC Syariah Palembang mulai dari tanggal 5 April
sampai dengan 5 Mei 2021. Tujuan dari laporan PPL ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi S1 Perbankan Syariah di
Universitas Negeri Raden Fatah Palembang. Laporan ini juga bertujuan untuk
memberikan pengalaman bagi penulis agar dapat mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja setelah menyelesaikan perkuliahan.

Dalam proses penyusunan laporan PPL ini penulis mendapatkan dukungan


serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek Pengalaman Lapangan ini,
diantaranya :

1. Kedua Orang Tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung baik
dalam dukungan moral dan materil.
2. Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.A selaku Rektor UIN Raden Fatah
Palembang.
3. Bapak Dr Heri Junaidi, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Negeri Raden Fatah Palembang.
4. Dr. Chandra Zaky Maulana, S.E, M.Si selaku Ketua Prodi S1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang.
5. Ibu Dian Pertiwi, M.Si selaku Sekretaris Prodi S1 Perbankan Syariah.

iii
6. Ibu Tariza Putri Ramayanti, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Lapangan.
7. Bapak Irwan Gumilar Kusumahdiredja selaku Kepala Cabang PT BTN
KC Syariah Palembang, Pak Anang Pranoto Hidayat selaku Branch
Manajer PT BTN KC Syariah Palembang, dan Ibu Carisna Aprianti
selaku instruktur lapangan yang telah memberikan kami kesempatan
untuk melaksanakan kegiatan PPL dan membimbing kami saat di
lapangan.
8. Seluruh Staff dan Karyawan PT BTN KC Syariah Palembang yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman kepada saya dan teman-teman satu
kelompok selama kegiatan PPL ini.
9. Seluruh teman kelompok PPL yang telah bekerja sama dengan baik
selama kegiatan PPL dan saling membantu dalam penyusunan laporan
ini.
10. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dorongan dan motivasi
dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata yang pantas penulis ucapkan semoga apa yang telah penulis
laksanakan mendapat ridho Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan bagi lembaga pada umumnya. Semoga amal kebaikan kita
semua diterima Allah SWT.

Aamiin, Wassalamu’alaikum wr.wb

Palembang, Mei 2021

Marpina

NIM. 1820603103

iv
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................ i

Halaman Pengesahan .................................................................................... ii

Kata Pengantar .............................................................................................. iii

Daftar Isi....................................................................................................... v

Daftar Tabel.................................................................................................. vii

Daftar Gambar .............................................................................................. viii

Daftar Lampiran............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Kegunaan .................................................................................... 5
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .................................................. 5
F. Sistematika Penulisan Laporan .................................................... 6

BAB II PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS PPL

A. Sejarah Bank Tabungan Negara Syariah ...................................... 7


B. Makna Logo Bank Tabungan Negara Syariah .............................. 9
C. Perkembangan Jaringan ............................................................... 10
D. Visi Misi dan Tujuan Bank Tabungan Negara Syariah ................. 10
E. Nilai Budaya Perusahaan ............................................................. 11
F. Produk dan Layanan Bank Tabungan Negara Syariah .................. 12
G. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara Syariah .................... 25
H. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi ................................... 26
I. Keadaan Lingkungan Fisik Bank ................................................. 30
J. Aktivitas PPL .............................................................................. 31

v
BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembiayaan Konstruksi BTN iB ................................. 32


B. Pengertian Akad Musyarakah ...................................................... 38
C. Syarat Permohonan Pembiayaan Konstruksi BTN iB ................... 38
D. Prosedur Pembiayaan Konstruksi BTN iB ................................... 40
E. Pengertian Pembiayaan Bermasalah ............................................. 44
F. Pengertian Restrukturisasi Pembiayaan Konstruksi BTN iB ......... 46
G. Keuntungan dan Kerugian Restrukturisasi Pembiayaan Konstruksi
BTN iB ........................................................................................ 48

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Saran ........................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-Foto Kegiatan PPL ............................................................ 56

Lampiran 2. Absensi Harian PPL .................................................................. 58

Lampiran 3. Nilai PPL .................................................................................. 60

Lampiran 4. Formulir Kegiatan PPL ............................................................. 61

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produk dan Layanan Bank Tabungan Negara Syariah

Tabel 2. Struktur Organisasi

Tabel 3. Aktivitas PPL

Tabel 4. Penggolongan Pembiayaan Berdasarkan Jumlah Hari Tunggakan

Tabel 5. Absensi Harian PPL

Tabel 6. Nilai PPL

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Bank Tabungan Negara Syariah

Gambar 2. Keadaan Lingkungan Fisik Bank Tabungan Negara Syariah

Gambar 3. Tindakan Bank Berdasarkan Kolektibilitas Debitur

Gambar 4. Foto Bersama DPL, HRD, dan Wakil Kepala CabanG

Gambar 5. Foto Kegiatan Pendebetan Pokok dan Bagi Hasil Nasabah


Pembiayaan Konstruksi BTN iB

Gambar 6. Foto Menghitung Restrukturisasi Nasabah KPR BTN iB

Gambar 7. Foto Kegiatan Penyampaian Materi Oleh MCFU Head Bpk Dimas

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan PPL

Lampiran 2. Absensi Harian PPL

Lampiran 3. Nilai PPL

Lampiran 4. Formulir kegiatan harian PPL

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perbankan syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan


bunga1. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk
memperlancar mekanisme perekonomian terutama disektor riil2.Pada dasarnya
perbankan merupakan lembaga keungan yang berfungsi untuk menghimpun
dana dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada pihak yang membutuhkan.

Bank syariah hadir di Indonesia merupakan wujud dari permintaan pasar


yang membutuhkan lembaga keuangan dengan sistem perbankan yang halal dan
memenuhi prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana/pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). 3

Saat ini perkembangan dibidang jasa, khususnya perbankan sedang pesat.


Dahulu nasabah mencari bank (Bank Oriented), sekarang bank mencari nasabah
(Customer Oriented) maka bank dituntut mampu menawarkan produk-produk
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Dengan memanfaatkan produk
yang ditawarkan, perbankan harus dapat merebut perhatian calon nasabah tidak
hanya sekedar memperkenalkan, tetapi juga mengandung unsur persuasi.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang aktif dalam
melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor konstruksi
1
Muhammad, Teknik perhitungan bagi hasil dan profit margin pada bank syariah, Yogyakarta,
UII Press 2004 hal.1
2
Fetri Eka Yudiana,M.Si Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Salatiga, STAIN Salatiga Press
2014 hal.1
3
prof. Chainur arrasjid, S.H. Hukum pidana perbankan, Jakarta, sinar grafika 2011 hal.11

1
merupakan salah satu sektor penting dalam mendukung pembangunan ekonomi.
Pengembangan sektor konstruksi memegang peran penting dalam meningkatkan
pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana dalam rangka meningkatkan
produktivitas, kesempatan kerja dan laju perekonomian. Pencapaian kondisi
pembangunan sektor konstruksi yang optimal memerlukan konstribusi dan
dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia beserta seluruh aspek kelembagaan.
Salah satunya yaitu peran sektor perbankan yang sangat diperlukan untuk
membantu akses permodalan dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan
konstruksi melalui penyaluran kredit atau pembiayaan.

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian


fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit 4. Sedangkan pembiayaan konstruksi adalah pembiayaan
kepada pengembang untuk kebutuhan modal kerja konstruksi dengan jangka
waktu maksimal 48 bulan dan dapat diperpanjang. Tiap-tiap bank syariah
memiliki nama yang berbeda-beda untuk produk tersebut, akan tetapi pada
dasarnya sama, yaitu merupakan pembiayaan kepada pengembang
perumahan/developer. Perbankan syariah dapat menawarkan pembiayaan yang
menguntungkan bagi sektor konstruksi karena perbankan syariah memiliki
keunggulan dibandingkan bank konvensional yaitu dengan hilangnya beban
bunga yang berkesinambungan dan menggantinya dengan sistem profit loss
sharing. Sistem bagi hasil dapat mengurangi beban para pengusaha sektor
konstruksi karena adanya pembagian resiko antara pihak bank dan nasabah
peminjam.

Pembiayaan konstruksi di bank syariah menggunakan akad musyarakah.


Akad musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana atau
amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan5. Menurut Syafi‟I Antonio, akad musyarakah adalah

4
Syafi‟i Antoni, Muhammad 2001, Bank Syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema Insani
Press hal.160
5
Fetri Eka Yudiana,M.Si Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Salatiga, STAIN Salatiga Press
2014 hal.19

2
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

Umumnya pembiayaan diberikan dengan sistem pembayaran angsuran yang


dilakukan nasabah setiap periode sesuai dengan kesepakatan di awal akad. Dari
sistem pembayaran angsuran tersebut sering timbul masalah-masalah seperti
keterlambatan nasabah dalam pembayaran, ketidakmampuan nasabah dalam
mengangsur, hingga nasabah yang tidak mau mengangsur karena kurangnya
kesadaran sebagai nasabah yang memiliki kewajiban. Dengan timbulnya
beberapa masalah tersebut tentunya pihak bank harus mengambil sanksi tegas.
Pemberian sanksi terhadap nasabah haruslah sesuai dengan peraturan dalam
perbankan syariah serta sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Resiko yang
berkaitan dengan pembayaran pada pembiayaan, yaitu nasabah tidak melakukan
pembayaran dengan baik sebagian atau sepenuhnya sesuai dengan jadwal
pembayaran. Pada jangka waktu pembiayaan tidak mustahil tidak terjadi suatu
penyimpangan utama dalam hal pembayaran yang menyebabkan keterlambatan
dalam pembayaran, kondisi ini yang disebut dengan pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah merupakan resiko terbesar yang dihadapi oleh
perbankan. Pembiayaan bermasalah berdampak buruk pada perkembangan sutau
bank. Semakin besar pembiayaan bermasalah maka akan berdampak buruk
terhadap kesehatan likuiditas bank, dan ini juga berpengaruh pada menurunnya
tingkat kepercayaan para nasabah yang menitipkanuangnya.

Kemampuan nasabah dalam pembayaran atau diterimanya kembali dana


yang telah dikeluarkan ada lima kriteria kolektibilitas pembiayaan, yaitu:

1. Pembiayaan lancar
2. Pembiayaan dalam perhatian khusus
3. Pembiayaan kurang lancar
4. Pembiayaan diragukan
5. Pembiayaan macet

3
Dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah, khususnya Pembiayaan
Konstuksi BTN iB terdapat alternatif yang menguntungkan bagi pihak bank dan
pihak nasabah, yaitu dengan perpanjangan Pembiayaan Konstruksi BTN iB.
Perpanjangan pembiayaan konstruksi dikenal dengan istilah restrukturisasi, yaitu
upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan pembiayaan yang berpotensi
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Artinya restruktusrisasi
bukan penghapusan hutang, akan tetapi memberikan

keringanan untuk membayar cicilan hutang. Perpanjangan pembiayaan


sebagai solusi pembiayaan bermasalah, pihak nasabah harus melengkapi berkas
persyaratan untuk pengajuan perpanjangan pembiayaan tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk


menganalisis lebih lanjut mengenai perpanjangan pembiayaan bermasalah
supaya memperoleh gambaran ataupun penjelasan mengenai perpanjangan
pembiayaan konstruksi sesuai kebijakan pihak bank dan mengangkat judul
laporan “ANALISIS PERPANJANGAN PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN
iB PADA PT BTN KCS PALEMBANG”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka


permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur perpanjangan pembiayaan kontsruksi dengan


akad musyarakah pada PT BTN KCS Palembang?
2. Apa faktor penyebab nasabah melakukan perpanjangan pembiayaan
konstruksi?
3. Bagaimana pertimbangan bank dalam pengambilan keputusan
perpanjangan pembiayaan konstruksi?
C. TUJUAN

Sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah


diatas, maka terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

4
1. Untuk mengetahui prosedur perpanjangan pembiayaan konstruksi
BTN iB.
2. Untuk mengetahui factor penyebab nasabah melakukan perpanjangan
pembiayaan konstruksi BTN iB.
3. Untuk mengetahui pertimbangan bank dalam pengambilan keputusan
perpanjangan pembiayaan konstruksi.
D. KEGUNAAN

Adapun kegunaan dari praktek pengalaman lapangan, yaitu memberikan


pendidikan yang lebih spesifik dan mengarah kepada kemampuan mahasiswa.
Selain itu kegunaan dari praktek pengalaman apangan sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai perbankan
syariah khususnya mengenai perpanjangan pembiayaan konstruksi
BTN iB sebagai solusi pembiayaan bermasalah.
2. Bagi Akademis
Dengan praktek pengalaman lapangan diharapkan dapat
menambah ilmu bagi akademik pendidikan khusunya mengenai
lembaga keuangan syariah serta sebagai tolak ukur pemahaman
materi-materi yang berkaitan dengan perbankan syariah.
3. Bagi BTN KCS Palembang
Untuk menjalin hubungan baik antara pihak mahasiswa, fakultas
dan lembaga, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam pengambilan kebijakan baru terutama dibidang
perpanjangan pembiayaan konstruksi BTN iB.
4. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian yang akan
datang dan sejenis, sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang
ada pada laporan ini.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1) Waktu Pelaksanaan : 05 April - 05 Mei 2021
2) Jam Oprasional :

5
 Hari Senin-Jum‟at
 Pukul 08:00 – 16:00 / 08:30 – 15:30 (Bulan Ramadhan)
3) Nama Instansi
 BTN KCS Palembang (Alamat Jln. Kapt. A. Rivai No.221, 26
Ilir D. I, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan
30136)
F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan laporan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) terdiri dari empat bagian, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, kegunaan, waktu dan tempat pelaksanaaan
Praktek Pengalaman Lapangan.

BAB II : PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS PPL

Bab ini membahas tentang sejarah BTN Syariah, makna


logo BTN Syariah, visi dan misi, tujuan didirikan BTN
Syariah, nilai budaya, produk dan layanan BTN Syariah,
struktur organisasi BTN KCS Palembang, dan aktivitas
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang rumusan masalah yang


berkaitan dengan judul laporan PPL penulis.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup dalam penulisan


laporan PPL yang berisi tentang kesimpulan dan saran
yang berkaitan dengan laporan PPL.

6
BAB II

PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS PPL

A. SEJARAH BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

Berawal dari adanya perubahan peraturan perundang-undangan perbankan


oleh pemerintah dari UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 menjadi Perbankan No.
10 Tahun 1998, dunia perbankan nasional menjadi marak dengan boomingnya
bank syariah. Persaingan dalam pasar perbankan pun kian ketat. Belum lagi
dengan dikeluarkannya PBI No. 4/1/PBI/2002 tentang perubahan kegiatan usaha
bank umum konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh
bank umum konvensional, jumlah bank syariah pun bertambah dengan
banyaknya UUS (Unit Usaha Syariah). Maka manajemen PT.Bank Tabungan
Negara (Persero), melalui rapat komite pengarah tim implementasi restrukturasi
Bank BTN tanggal 12 Desember 2013, manajemen bank BTN menyusun
rencana kerja dan perubahan anggaran dasar untuk membuka UUS agar dapat
bersaing di pasar perbankan syariah.

Untuk mengantisipasi adanya kecenderungan tersebut, maka PT Bank


Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16
Januari 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27
Oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai
dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan Direksi
No.14/DIR/DSYA/2004. Pembentukan Unit Usaha Syariah ini juga untuk
memperkokoh tekad ajaran Bank BTN untuk menjadikan kerja sebagai bagian
dari ibadah yang tidak terpisah dengan ibadah-ibadah lainnya.6

Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syariah disebut “BTN Syariah”


denganmotto“Maju dan Sejahtera Bersama”. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
Unit Usaha Syariah didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
bertindak sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada Direksi,
Pimpinan Devisi Syariah, dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-
hal yang terkait dengan prinsip syariah.
6
www.btn.co.id

7
Pada bulan November 2004 dibentuklah struktur organisasi kantor cabang
syariah PT. BTN. Dimana setiap kantor cabang syariah dipimpin oleh satu orang
kepala cabang yang bertanggung jawab kepada kepala devisi syariah. Yang pada
saat bersamaan Direktor Utama Bank BTN meminta rekomendasi penunjukan
DPS dan pada tanggal 3 Desember 2004, Direktor Utama Bank BTN menerima
surat rekomendasi DSN/MUI tentang penunjukkan DPS bagi BTN Syariah. Pada
tanggal 18 Maret 2005 resmi ditunjuk oleh DSN/MUI sebagai DPS bagi BTN
Syariah, yaitu Drs. H. Ahmad Nazri Adlani, Drs. H Mohammad Hidayat, MBA,
MBL, dan Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FIIS, CPLHI, ACS.

Pada tanggal 15 Desember 2004, Bank BTN menerima surat persetujuandari


BI, Surat No. 6/1350/DPbs perihal persetujuan BI mengenai prinsip KCS(Kantor
Cabang Syariah) Bank BTN. Maka tanggal inilah yang diperingati secara resmi
sebagai hari lahirnya BTN Syariah. Yang secara sinergi melalui persetujuan dari
BI dan Direksi PT.BTN maka dibukalah KCS Jakarta pada tanggal 14 Februari
2005. Diikuti pada tanggal 25 Februari 2005 dengan dibukanya KCS Bandung
kemudian pada tanggal 17 Maret 2005 dibuka KCS Surabaya yang secara
berturut-turut tanggal 4 dan tanggal 11 April 2005 KCS Yogyakarta dan KCS
Makassar dan pada bulan Desember 2005 dibukanya KCS Malang dan Solo.
Sedangkan KCS Palembang dibuka pada tanggal 14 Januari 2009. Seluruh
kantor cabang syariah ini dapat beroperasi secara ontime-realtime berkat
dukungan teknologi informasi yang cukup memadai. 7

BTN Syariah fokus pada produk perumahan dan memiliki tiga produk yaitu
KPR BTN Sejahtera iB, KPR Platinum iB, dan KPR BTN Indent iB. Selain itu
juga menyediakan beberapa produk tabungan syariah kepada masyarakat dengan
sistem bagi hasil yang menguntungkan, seperti Tabungan BTN prima iB, juga
produk Dana seperti Giro BTN iB.

7
Ibid

8
B. MAKNA LOGO BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH

Setiap lembaga atau perusahaan memiliki lambang/logo yang merupakan


identitas suatu perusahaan. Lambang mempunyai arti penting. Berikut lambang
BTN Syariah:

*Gambar 1. Logo BTN Syariah

Logo BTN mengambil pola segi enam. Pola ini mengambil bentuk sarang
lebah, yang menyiratkan makna adanya kegiatan menabung pada masyarakat,
sebagaimana halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya. Dengan
lambang ini, BTN melaksanakan pembangunan nasional dengan mengerahkan
dana masyarakat berbentuk tabungan. Pola ini juga menyiratkan “Atap Rumah”
yang menjadi citra dan misi utama BTN, sebagai pelaksana KPR bagi
masyarakat. Bentuk logo dengan huruf kecil melambangkan sikap ramah dan
rendah hati. Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan
keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer Focus).
Warna huruf biru tua, biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan,
warna ini umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa. Warisan luhur,
stabilitas (Command, memimpin) dan serius (Respect) serta tahan uji (Reliable).
Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat
dipercaya, kehormatan yang tinggi (Trust, Integrity). Symbol dari spesialis
(Profesionalsm). Bentuk gelombang emas cair sebagai dari kekayaan financial di
Asia. Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat Agile, Progresif,
Pandangan ke depan. (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas segala
kemungkinan yang akan datang. Warna kuning emas (kuning kearah orange).
Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran,
kekayaan sehingga menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang
menarik perhatian orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan

9
melambangkan hal yang luar biasa warna ini juga ramah, menyenangkan dan
nyaman. Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda
bahwa masa depan lebih baik, cemerlang dan menyala-nyala. 8

C. PERKEMBANGAN JARINGAN

Jaringan UUS Bank BTN telah memiliki jaringan yang tersebar diseluruh
Indonesia dengan rincian sebagai berikut :

 Kantor Cabang Syariah =22 unit


 Kantor Cabang Pembantu Syariah = 21 unit
 Kantor Syariah =7 unit
 Kantor Layanan Syariah =240 unit

D. VISI, MISI DAN TUJUAN BTN SYARIAH

Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi Bank BTN yang
merupakan Strategic Business Unit (SBU) dengan peran untuk meningkatkan
pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang
dimasayang akan datang. BTN Syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis
perbankan dimana secara konvensional tidak dapat terlayani.

 Visi Bank BTN Syariah

"Menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025."

 Misi Bank BTN Syariah


 Secara aktif mendukung pemerintah dalam memajukan
kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kepemilikan
rumah.
 Mewujudkan kehidupan yang diimpikan jutaan rakyat
Indonesia melalui penyediaan rumah yang layak.
 Menjadi home of Indonesia‟s best talent.
 Meningkatkan shareholder value dengan berfokus pada
pertumbuhan profitabilitas yang berkelanjutan sebagai
8
Ibid

10
perusahaan blue chip dengan prinsip manajemen risiko yang
kokoh.
 Menjadi mitra keuangan bagi para pemangku kepentingan
dalam ekosistem perumahan dengan menyediakan solusi
menyeluruh dan layanan terbaik melalui inovasi digital.
 Tujuan Pendirian
 Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikan
pelayanan jasa keuangan syariah.
 Mendukung pencapaian sasaran laba usaha bank.
 Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan
lingkungan usaha.
 Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan
segenap nasabah dan pegawai.

E. NILAI BUDAYA PERUSAHAAN

BTN memiliki 6 (Enam) Core Values AKHLAK yang menjadi pondasi bagi
seluruh BTNers (sebutan pegawai BTN) dalam berperilaku untuk mencapai visi
BTN. Berikut 6 Core Values BTN :

 Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.


 Memenuhi janji dan komitmen.
 Bertanggungjawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang
dilakukan.
 Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
 Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah.
 Membantu orang lain belajar.
 Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
 Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan.
 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
 Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.

11
 Menjaga nama baik sesame karyawan, pimpinan, BUMN, dan
Negara.
 Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
 Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan
hokum dan etika.
 Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan.
 Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
 Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan
teknologi.
 Bertindak proaktif.
 Kolaboratif : Membangun kerja sama yang sinergis.
 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
 Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
F. PRODUK-PRODUK DAN LAYANAN BTN SYARIAH

Produk BTN KCS Palembang dibagi berdasarkan jenisnya yaitu:

 Produk-Produk Penghimpunan Dana


BTN Syariah senantiasa berinovasi dengan meluncurkan beragam produk
berbasis syariah. Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, BTN Syariah
menawarkan berbagai macam transaksi perbankan yang menguntungkan.
Adapun produk dana BTN Syariah adalah sebagai berikut:
 Tabungan
a. Tabungan BTN Batara iB
Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah(titipan),bank tidak
menjanjikan bagi hasil tetapi dapat memberikan bonus yang
menguntungkan dan bersaing bagi nasabah, dengan kegunaan dan
keuntungan sebagai berikut:
1) Sarana investasi dana yang aman dan terpercaya

12
2) Bebas biaya administrasi
3) Mendapat bonus sesuai kebijakan Bank, namun tidak
diperjanjikan
Ketentuan persyaratan tabungan ini adalah:
1) Minimal setoran awal sebesar Rp 100.000,00
2) Minimal setoran selanjutnya sebesar Rp 10.000,00
b. Tabungan BTN Prima iB
Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi),
Bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi
nasabah atas simpanannya. Kegunaan dan keuntungannya yaitu:
1) Sarana investasi yang aman dan terpercaya
2) Biaya administrasi yang ringan
3) Mendapat imbalan bagi hasil yang menarik setiap akhir
bulan, sesuai nisbah yang disepakati bersama, berdasarkan
saldo rata-rata harian.
Adapun ketentuan persyaratan dari tabungan ini adalah:
1) Minimal setoran awal sebesar Rp 100.000,00
2) Minimal setoran selanjutnya sebesar Rp 50.000,00
c. Tabungan Batara Haji dan Umroh iB
Produk Tabungan Batara Haji BTN Syariah sebagai sarana
penyimpanan dana untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) calon
Jemaah haji, dengan menggunakan akad yang sesuai syariah yaitu
Mudharabah (Investasi), Bank menjanjikan bagi hasil yang
menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas simpanannya.
Manfaat dan keuntungan tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh nomor porsi apabila saldo telah
mencapai syarat saldo minimal yang ditetapkan
Departemen Agama.
2) Bebas biaya administrasi.
3) Mendapat imbalan bagi hasil yang menarik sesuai
dengan nisbah yang disepakati bersama.

13
Ketentuan tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Minimal setoran awal sebesar Rp 250.000,00
2) Minimal setoran selanjutnya sebesar Rp 100.000,00
d. Tabungan BTN Qurban iB
Produk tabungan untuk merencanakan pembelian dan penyaluran
hewan qurban dengan bagi hasil yang menguntungkan dan kompetitif
berdasarkan prinsip syariah dengan akad “Mudharabah Mutlaqah”
(investasi), yang merupakan kerja sama antara dua pihak dengan
keuntungan dan kerugian dibagi menurut nisbah yang disepakati
dimuka. Manfaat dan keuntungan dari tabungan ini adalah sebagai
berikut:
1) Ibadah qurban menjadi terencana dan mudah.
2) Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.
3) Imbal bagi hasil dapat diauto debet untuk Zakat Infak dan
Shadaqah
4) Bebas biaya administrasi.
5) Pembukaan rekening dapat dilakukan di outlet BTN di
seluruh Indonesia.
6) Hewan qurban dapat disalurkan ke tempat yang
diinginkan qurban delivery.
Ketentuan dari tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Auto debet dari rekening induk (Tabungan BTN Batara iB
atau Tabungan BTN Prima iB) minimal Rp 150.000,00
selama 12 bulan.
2) Minimal saldo pembukaan rekening Rp 1.000.000,00.
e. Tabunganku iB
Tabungan bagi anak berusia <17 tahun berdasarkan prinsip
syariah dengan akad “Wadi’ah” (titipan)m yang merupakan titipan
dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun lembaga yang
harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila pemilik
menghendakinya. Keuntungan dan manfaat tabungan ini adalah:
1) Bebas biaya administrasi.

14
2) Meningkatkan pemahaman perbankan sejak dini.
3) Menumbuhkan budaya menabung.
4) Melatih kemandirian dan pengelolaan keuangan untuk
masa depan.
5) Mendapatkan bonus menarik sesuai kebijakan Bank.
6) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di outlet BTN
di seluruh Indonesia.
Ketentuan dari tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Minimal setoran awal Rp 20.000,00.
2) Minimal setoran berikutnya Rp 10.000,00.
3) Saldo minimum mengendap Rp 20.000,00.
4) Ganti buku tabungan karena rusak Rp 5.000,00.
5) Penutupan rekening Rp 20.000,00.
f. BTN Simpanan Pelajar iB
Tabungan untuk meningkatkan budaya menabung di kalangan
siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Madrasah (MI, MTs, MA) atau
sederajat dengan prinsip syariah yaitu akad “Wadi’ah” (titipan),
dimana merupakan titipan dari satu pihak ke pihak lain baik individu
maupun lembaga yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila
pemilik menghendakinya. Keuntungan dari tabungan ini sama seperti
keuntungan tabungan BTN Tabunganku iB yaitu:
1) Melatih kemandirian dan pengelolaan keuangan untuk
masa depan.
2) Meningkatkan pemahaman perbankan sejak dini.
3) Menumbuhkan budaya menabung.
4) Dapat digunakan sebagai sarana pembayaran sekolah.
5) Mendapatkan bonus menarik sesuai kebijakan Bank.
6) Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di outlet BTN
Syariah di seluruh Indonesia.
Ketentuan tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Minimal setoran awal sebesar Rp 1.000,00.
2) Setoran selanjutnya sebesar Rp 1.000,00

15
g. BTN Emas iB
Produk tabungan untuk merencanakan pembelian emas yang
merupakan salah satu bentuk investasi terbaik guna memenuhi
kebutuhan masa depan dengan tetap mendapatkan bagi hasil yang
menguntungkan serta berdasarkan prinsip syariah yaitu dengan akad
“Mudharabah Mutlaqah” (investasi), yaitu kerja sama antara dua
pihak dengan keuntungan dan kerugian dibagi menurut nisbah yang
disepakati dimuka. Keuntungan dan kegunaan dari tabungan ini
adalah sebagai berikut:
1) Nilai asset terjaga aman dan terpercaya Investasi Emas.
2) Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.
3) Imbal hasil dapat diautodebet untuk Zakat Infaq dan
Shodaqoh.
4) Kemudahan persiapan dana.
5) Tersedianya layanan pembelian emas.
6) Tersedianya layanan gadai emas.
 Deposito
a. Deposito BTN iB
Produk penyimpanan dana dalam bentuk deposito dengan akad
Mudharabah, untuk tujuan investasi dalam jangka waktu tertentu
sesuai pilihan dan kebutuhan nasabah. Manfaat dan keuntungannya
adalah sebagai berikut:
1) Mendapat bagi hasil yang menarik dan dapat
diakumulasikan ke dalam pokok deposito.
2) Bebas memilih cara perpanjangan, Automatic Roll Over
(ARO) atau non ARO.
3) Pencairan sebelum jatuh tempo akan dikenakan penalty.
4) Nominal penempatan cukup terjangkau yaitu minimal Rp
500.000,00 untuk perorangan dan Rp 2.500.000,00 untuk
perusahaan/lembaga.
5) Perhitungan bagi hasil menggunakan metode proporsional
harian dan diberikan setiap tanggal jatuh tempo.

16
b. Deposito On Call BTN iB
Investasi berjangka yang dapat memberikan optimalisasi
keuntungan bagi likuiditas perusahaan dengan jangka waktu 1-28
hari dan dikelola melalui akad “Mudharabah Mutlaqah” (investasi),
yang merupakan kerja sama antara dua pihak dengan keuntungan dan
kerugian dibagi menurut nisbah yang disepakati dimuka. Manfaat dan
keuntungannya adalah sebagai berikut:
1) Bagi hasil yang kompetitif dan dapat diakumulasikan ke
dalam pokok.
2) Jangka waktu sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan.
3) Bagi hasil dapat disalurkan untuk Zakat Infaq dan
Shodaqoh
 Giro
a. Giro BTN iB
Produk simpanan dana untuk kemudahan transaksi usaha dengan
menggunakan akad “Wadi’ah”, yang merupakan titipan dari satu
pihak ke pihak lain baik individu maupun lembaga yang harus dijaga
dan dikembalikan setiap saat bila pemilik menghendakinya. Manfaat
dan keuntungan tabungan ini adalah sebagai berikut:
1) Menunjang aktivitas bisnis dalam pembayaran dan
penerimaan.
2) Bonus dapat diautodebet untuk Zakat Infaq dan Shadaqah.
3) Transaksi dapat dilakukan dimanapun tanpa batas.
4) Mendapatkan bonus menarik sesuai kebijakan Bank.
5) Mendapatkan kemudahan dalam transaksi sehari-hari
untuk kebutuhan pribadi keluarga atau usaha.
6) Tersedia Cash Management System untuk memudahkan
transaksi secara online.
b. Giro BTN Prima iB
Produk simpanan dengan bagi hasil yang kompetitif untuk
perusahaan yang memiliki aktifitas transaksi bisnis yang tinggi

17
dengan menggunakan akad “Mudharabah Mutlaqah”. Manfaat dan
keuntungannya adalah sebagai berikut:
1) Mendapatkan bagi hasil dan mengikuti program spesial
dengan hadiah yang menarik.
2) Mendapatkan bagi hasil yang menguntungkan dan
kompetitif.
3) Menunjang aktivitas bisnis dalam pembayaran dan
penerimaan.
4) Transaksi dapat dilakukan dimanapun tanpa batas.
 Produk Pembiayaan
 Pembiayaan Perumahan
a. KPR BTN Platinum iB
Pembiayaan yang hadir sebagai solusi bagi kepemilikan rumah,
ruko, hingga apartemen yang menjadi idaman, baik untuk pertama
kali, yang kedua, atau bahkan yang ketiga melalui proses yang cepat,
uang muka ringan dan angsuran yang tetap selama jangka waktu
pembiayaan menggunakan akad “Murabahah” (jual beli) yang
memberikan berbagai manfaat yaitu:
1) Angsuran tetap sampai dengan lunas.
2) Dilindungi asuransi jiwa dan kebakaran.
3) Margin kompetitif.
4) Nilai pembiayaan bebas.
5) Proses mudah dan cepat.
6) Jangka waktu sampai dengan 20 tahun.
b. KPR BTN Indent iB
Fasilitas pembiaayn untuk memiliki rumah, ruko, rukan, rusun
atau apartemen berdasarkan pesanan melalui akad “Istishna” (jual
beli berdasrakan pesanan). Manfaat dan keuntungan dari pembiayaan
ini sama dengan manfaat pembiaayn KPR BTN Platinum iB.
c. KPR BTN Bersubsidi iB
Pembiayaan yang ditujukan untuk program kesejahteraan
masyarakat berpenghasilan rendah yang bekerjasama dengan

18
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka
kemudahan kepemilikan rumah, dengan akad “Murabahah” (jual
beli). Manfaat pembiayaan ini adalah:
1) Angsuran ringan dan tetap sampai dengan lunas.
2) Bebas PPN.
3) Jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh
Indonesia.
4) Perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kebakaran.
5) Subsidi bantuan uang muka sebesar Rp 4.000.000,00
khusus rumah tapak.
6) Jangka waktu sampai dengan 20 tahun.
d. Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB
Pembiayaan yang dapat mewujudkan pembangunan rumah
impian atau merenovasi hunian diatas lahan milik sendiri sesuai
rencana dan keinginan nasabah melalui akad “Murabahah” (jual
beli). Manfaat pembiayaan ini adalah:
1) Angsuran tetap sampai dengan lunas.
2) Dilindungi asuransi jiwa dan asuransi kebakaran.
3) Mendapatkan nilai pembiayaan maksimal.
4) Nilai margin kompetitif.
5) Proses mudah dan cepat.
6) Jangka waktu sampai dengan 15 tahun.
e. Pembiayaan Properti iB
Pembiayaan untuk masyarakat yang menginginkan kepemilikan
atas property baru atau memerlukan pembiayaan ulang (refinancing)
untuk property yang telah dimiliki dengan menggunakan akad
“Musyarakah Mutanaqisah” (kepemilikan asset bersama).
 Non Perumahan
a. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB
Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB merupakan solusi
kepemilikan kendaraan roda dua atau roda empat dengan proses yang
cepat, administrasi yang mudah, harga dan angsuran yang tetap

19
sampai dengan akhir pembiayaan, menggunakan akad “Murabahah”
(jual beli). Manfaat dari pembiayaan ini adalah sebagai berikut:
1) Dilindungi asuransi jiwa dan kerugian.
2) Harga dan angsuran fixed.
3) Jangka waktu mobil sampai dengan 5 tahun dan motor
sampai dengan 4 tahun.
4) Maksimal pembiayaan untuk kepemilikan mobil 75% dan
motor 80%.
5) RPC maksimal 70% dari penghasilan bersih.
6) Jenis agunan berupa mobil atau motor.
b. Pembiayaan Tunai Emas BTN iB
Pembiayaan Tunai Emas BTN iB merupakan solusi atas
kebutuhan dana untuk keperluan mendadak dengan cara
menggadaikan emas yang dimiliki dengan proses yang cepat dan
aman serta angsuran yang ringan menggunakan akad “Qardh”
(Gadai) yang disertai dengan surat gadai sebagai penyerahan Marhun
untuk jaminan pengembalian seluruh atau sebagian hutang nasabah
kepada bank (Murtahin). Manfaat dan keuntungan dari pembiayaan
ini adalah:
1) Bisa digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan.
2) Dilindungi asuransi kerugian.
3) Keamanan terjamin.
4) Maksimal pembiayaan Rp 250.000.000,00.
5) Ujroh kompetitif.
6) Jangka waktu sampai dengan 4 bulan.
c. Pembiayaan Emasku BTN iB
Pembiayaan Emasku BTN iB hadir untuk memberikan solusi bagi
nasabah yang ingin memilki investasi dengan kepemilikan emas
lantakan (batangan) bersertifikat Antam berdasarkan prinsip syariah
yaitu dengan akad Murabahah (jual beli). Manfaat dari pembiayaan
ini sebagai berikut:
1) Dilindungi asuransi jiwa dan kerugian.

20
2) Harga dan angsuran fixed.
3) Jangka waktu minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
4) Kemudahan memiliki emas lantakan atau batangan.
5) Maksimal pembiayaan Rp 150.000,00.
6) 80% dari nilai taksasi emas.
d. Pembiayaan Multimanfaat BTN iB
Pembiayaan Multimanfaat BTN iB merupakan solusi bagi
pegawai dan pensiunan untuk keperluan pembelian jenis barang
elektronik, furniture, dan kebutuhan lainnya tanpa uang muka,
angsuran ringan dan tetap sampai dengan lunas dan jangka waktu
pembiayaan sampai dengan 10 tahun menggunakan akad Murabahah.
Manfaat pembiayaan ini adalah:
1) Angsuran fixed.
2) Dapat membeli kebutuhan barang elektronik atau
furniture dengan segera.
3) Dilindungi asuransi jiwa.
4) Maksimal pembiayaan 100% dari harga barang.
5) Nilai margin kompetitif.
6) Jangka waktu 1 hingga 10 tahun.
e. Pembiayaan Multijasa BTN iB
Pembiayaan Multijasa BTN iB hadir untuk keperluan mendanai
kebutuhan layanan jasa seperti pendidikan, kesehatan, wisata,
Umroh, dan pernikahan dengan jangka waktu pembiayaan sampai
dengan 10 tahun serta menggunakan akad“Kafalah bil Ujroh”
(Imbalan atas jasa penjaminan).
 Pembiayaan Usaha
a. Pembiayaan Konstruksi BTN iB
Pembiayaan Konstruksi BTN iB hadir untuk memberikan solusi
bagi pebisnis guna membiayai konstruksi proyek property yang
meliputi bangunan dan infrastruktur yang terkait dengan
menggunakan akad “Musyarakah” (kerjasama). Berikut ketentuan
pembiayaan ini sebagai berikut:

21
1) Jangka waktu pembiayaan maksimal 4 tahun.
2) Maksimal share pembiayaan 80% dari RAB konstruksi.
3) Pembayaran berasal dari hasil penjualan rumah yang
dibiayai konstruksinya.
4) Pencairan pembiayaan sesuai prestasi proyek.
5) Pengembalian pembiayaan fleksibel berdasarkan prinsip
bagi hasil.
6) Agunan pembiayaan lokasi proyek itu sendiri.
b. Pembiayaan Investasi BTN iB
Pembiayaan Investasi BTN iB hadir untuk memberikan solusi
bagi nasabah guna pembelian/pengadaan barang investasi (capital
expenditure) dengan menggunakan akad Murabahah, Musyarakah
atau Istishna. Ketentuan dari pembiayaan ini adalah sebagai berikut:
1) Jangka waktu maksimal 15 tahun dengan memperhatikan
nilai ekonomis dan teknis proyek.
2) Pembiayaan diberikan 70% dari investasi khusus
pembelian kendaraan bermotor maksimal 65%.
3) Pencairan pembiayaan sesuai cashflow antara Bank dan
Nasabah dengan memperhatikan prestasi investasi.
4) Penetapan nisbah bagi hasil atas pembiayaan yang
kompetitif.
5) System pembayaran oleh nasabah dilakukan sesuai
cashflow yang telah disepakati.
6) Agunan utama pembiayaan berupa barang investasi yang
dibiayai oleh Bank.
c. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
Pembiayaan Modal Kerja BTN iB hadir untuk memberikan solusi
bagi nasabah guna membiayai keperluan modal kerja nasabah
(operational expenditure) dalam menjalankan bisnis dengan
menggunakan akad kerjasama (mudharabah atau musyarakah).
Ketentuan pembiayaan ini adalah sebagai berikut:

22
1) Maksimal pembiayaan 80% dari nilai kebutuhan modal
kerja.
2) Memberikan solusi atas segala kebutuhan bisnis untuk
kelancaran bisnis.
3) Pencairan pembiayaan sesuai proyeksi cashflow antara
Bank dan Nasabah.
4) Agunan utama pembiayaan berupa barang atau persediaan
yang dibiayai oleh Bank.
5) Jangka waktu maksimal 3 tahun.
 Produk Jasa dan Layanan
a. Kartu Debit BTN Syariah
b. Kiriman Uang
c. iCash Management System (iCMS)
d. Payment Point BTN iB
e. Payroll BTN iB

23
PRODUK DAN LAYANAN JASA BTN SYARIAH
Produk Tabungan Tabungan BTN Batara iB
Tabungan BTN Prima iB
Tabungan BTN Batara Haji iB
Tabungan BTN Qurban iB
Tabunganku iB
BTN Simpanan Pelajar iB
BTN Emas iB
Deposito BTN iB
Deposito On Call BTN iB
Giro BTN iB
Giro BTN Prima iB
Produk Pembiayaan KPR BTN Platinum Ib
KPR BTN Indent iB
KPR BTN Bersubsidi iB
Pembiayaan Bangun Rumah BTN iB
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
BTN iB
Pembiayaan Tunai Emas BTN iB
Pembiayaan Emasku BTN iB
Pembiayaan Multimanfaat BTN iB
Pembiayaan Multijasa BTN iB
Pembiayaan Konstruksi BTN iB
Pembiayaan Investasi BTN iB
Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
Layanan Jasa Kart Debit BTN Syariah
Kiriman Uang
iCash Management System (iCMS)
Payment Point BTN iB
Payroll BTN iB
*Tabel 1. Produk dan Layanan BTN Syariah

24
G. STRUKTUR ORGANISASI

Irwan Gumilar
Kusumahdiredja
Branch Manager

Zainul Ishafil H. Anang Pranoto H


DBM Suporting DBM Bisnis

Heriyadi Wilfan R Abdul Y


OUH AUH CWO H
CWO
Teller Staff
Accounting &
Reporting Staff
General
Admin/HCS Internal
Controll
TP & IT
Support Staff

FA Staff

Andi H Awanis T.H Dimas Y.P Saktiardi W


Kliring
SQU Head CCFU Head MCFU CSMFU
Staff
Head Head
Fin Document Funding Funding
Staff RM.
Konsu Komersil
mer Komersil
Service
Assurance
Financing Sales Analis

Customer Komersil
Analis Konsumer
Service

Financing Service

*Tabel 2. Struktur Organisasi

25
H. TUGAS DAN WEWENANG STRUKTUR ORGANISASI

Berikut ini penjelasan singkat mengenai tugas setiap jabatan pada Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Palembang 9:

1. Branch Manager
a. Mengkoordinasikan, mengarahkan dan memantau rencana kerja dan
anggaran tahunan di wilayah kerja kantor cabang.
b. Bertanggung jawab atas kerja, baik dari bisnis maupun operasional
unit kerja bawahnya.
c. Menjaga hubungan baik, dari internal, eksternal dan stakeholder unit
kerja bawahnya.
2. Bagian Consumer & Commercial Analyst

Consumer & Commercial Analyst merupakan bagian untuk


menganalisis dengan tepat pembiayaan yang diajukan ke BTN Syariah
apakah pembiayaan tersebut akan disetujui atau tidak. Dalam proses
pemberian pembiayaan, pertama nasabah harus mengajukan pembiayaan
ke BTN Syariah terlebih dahulu lalu akan dianalisis oleh analisis
kemudian akan diputuskan apakah pengajuan pembiayaan disetujui atau
tidak. Beberapa hal yang mempengaruhi keputusan pemberian
pembiayaan antara lain:

a. Pemenuhan kelengkapan persyaratan umum.


b. Ketentuan wajib bangunan yang harus dipenuhi.
c. Verifikasi dukungan KPR.
d. Analisa Repayment Capacity baik melalui isian formulir,
dokumen penghasilan, dokumen penghasilan, wawancara, On
The Spot, Usaha, maupun konfirmasi penghasilan.
3. Bagian Accounting and Controlling
Tugas dari bagian ini menyangkut 2 lingkup yaitu:
a. Eksternal
a) Laporan Bulanan Umum Syariah (LBUS)

9
Dokumen PT. BTN KCS Palembang

26
Aset, utang maupun modal dilaporkan setiap bulan ke
Bank Indonesia maksimal tanggal 5, apabila tidak
melaporkan tepat waktu maka akan didenda Rp
1.000.000,00.
b) Sistem Informasi Debitur (SID)
Pelaporan pembiayaan ke Bank Indonesia setiap bulan
maksimal tanggal 12, jika jatuh pada hari libur maka
pelaporan maju sebelum tanggal 12 dan saat hari kerja.
Laporan terlambat lebih dari 1 hari akan dikenakan denda
Rp 1.000.000,00.
c) IDI Historis
Pengecekan kolektibilitas calon debitur.
b. Eksternal
a) Kinerja Bulanan
Evaluasi kinerja bulanan tiap awal bulan maksimal
tanggal 10 meliputi pencapaian target asset, pembiayaan
maupun DPK.
b) Compliance Control System (CCS)
Kepatuhan terhadap SOP tiap unit kerja dilaporkan ke
Kantor Pusat maksimal tanggal 20.
c) Stock Opname
Cek kelengkapan materai, cek, bilyet giro, bilyet deposito.
d) Akrual
Berapakah pengakuan pendapatan yang akan diterima
bulan depan.
e) Amortisasi
Penyusutan per bulan.
f) Penyisihan Penyusutan Aktiva Produktif (PPAP)
g) Checker Maploeg
Cheklist daftar transaksi dengan bukti transaksi.
h) Prognosa Bulanan
Perkiraan Bulanan.

27
4. Bagian Financing and Administration
Tugas dari bagian ini meliputi:
a) Pemasteran pembiyaan: input data pembiayaan yang
sudah melakukan realisasi.
b) Pemasteran kolateral: input data jaminan missal: biaya
administrasi, notaries, appraisal, asuransi jiwa, dan
kebakaran, asuransi jiwa dan kehilangan kendaraan.
c) Pencairan biaya notaries yaitu membuat memo pencairan.
d) Memo jurnal koreksi.
e) Melakukan OTS (On The Spot: survey kebenaran usaha
pemohon pengajuan pembiayaan).
f) Membuat laporan penilaian akhir (LPA) atau penilaian
prestasi proyek.
g) Menyusun dokumen pokok pembiayaan dan dokumen
dossier A.
1. Dokumen pokok meliputi:
a. Form wawancara.
b. Scoring pembiayaan.
c. Legalitas pemohon.
d. Legalitas obyek yang dibeli.
e. Persetujuan Surat Persetujuan Permohonan
Pembiayaan.
2. Dokumen dossier B meliputi:
a. Akad jual beli.
b. Akta-akta notaries.
c. IMB.
d. Polis asuransi.
e. Sertifikat.
5. Bagian Customer Service

Customer service merupakan bagian dari sebuah bank umum maupun


unit usaha syariah yang langsung berhadapan dengan nasabah/calon nasabah

28
yang ingin menggunakan jasa dari perusahaan tersebut. Sebagai seorang
Customer Service harus mampu:

a. Melakukan fungsi pelayanan sebagai petugas customer service.


b. Melakukan fungsi maintenance data nasabah.
c. Melakukan fungsi pemasteran data.
d. Melakukan fungsi maintenance pemindahbukuan standing
instruction.
e. Melakukan pelayanan administrasi seluruh jenis tabungan
syariah, meliputi:
1) Pembukaan rekening tabungan syariah.
2) Penutupan rekening tabungan syariah.
3) Penutupan tabungan syariah dipindahbukukan kerekening
lainnya.
4) Perubahan data nasabah.
5) Penggantian contoh tanda tangan.
6) Pemblokiran rekening tabungan syariah.
7) Pembuatan blokir rekening tabungan syariah.
8) Penggantian buku tabungan syariah habis/rusak, jika hilang
dikenakan beban biaya.
9) Penggantian buku tabungan syariah pencetakan transaksi
tertunda.
10) Penanganan complain dari penabung.
11) Konfirmasi saldo tabungan syariah.
12) Permohonan klaim asuransi jiwa tabungan.
13) Memberikan pengesahan di buku tabungan.
14) Pembuatan master tabungan kolektif.
15) Pencetakan rekening koran atas permintaan nasabah.
16) Penyimpanan dan penyerahan buku tabungan setelah akad
pembiayaan kepada debitur yang datang mengambil.
f. Melakukan penawaran kembali produk keoada nasabah dan
sebitur yang akan melakukan penutupan rekening.
g. Melakukan pelayanan pemantauan saldo rekening antara lain:

29
1) Pemantauan saldo rekening (nasabah datang).
2) Pemantauan saldo rekening (nasabah telepon).
3) Repurchase kiriman uang (pembatalan kiriman uang oleh
pengirim).
4) Bertanggung jawab kepada Kaise Retail atas pekerjaan yang
dilakukan.
6. Bagian Teller

Teller berfungsi melakukan fungsi pelayanan transaksi loket tunai dan


non tunai. Aktivitas utama teller pada BTN Syariah antara lain:

a) Menerima kas awal hari.


b) Melakukan penyetoran uang ke kas besar (tutup kas).
c) Melakukan pencetakan laporan akhir hari.
d) Melakukan penyesuaian antara fisik uang, bukti transaksi dan
hasil entry transaksi.
e) Menyerahkan kas akhir hari beserta bukti transaksi.
f) Melakukan penyortiran uang.
g) Melayani transaksi nasabah.

I. KEADAAN LINGKUNGAN FISIK DAN SOSIAL


1. Lingkungan Fisik
Secara keseluruhan lingkungan fisik Bank BTN Kantor Cabang
Syariah Palembang sudah sangat baik dilihat dari infrastruktur
bangunan maupun fasilitas yang ada. Gedung dengan bangunan
permanen berlantai 3 serta ruangan-ruangan yang lengkap dan
nyaman, selain itu fasilitas karyawan juga sangat lengkap seperti
komputer dll.

30
*Gambar 2. Keadaan Lingkungan Fisik BTN KCS Palembang

2. Lingkungan Sosial

Keadaan lingkungan sosial Bank BTN Kantor Cabang Syariah


Palembang sangat baik dilihat dari letak Bank yang sangat strategis yakni
ditengah-tengah pusat kota Palembang. Lokasi yang strategis
memudahkan Bank dalam pelayanan terhadap nasabah karena mudah
dijangkau.

J. AKTIVITAS PPL

Aktivitas PPL yang dilaksanakan tanggal 05 April-05 Mei 2021 terlampir


dilampiran 4.

31
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN iB


a. Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, pembiayaan


adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan


yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti Bank syariah kepada nasabah.
Sedangkan seacara luas pembiayaan didefinisikan sebagai pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. 10.
Pembiayaan mengandung dua makna. Pertama, kerja sama antara lembaga dan
nasabah. Lembaga sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan nasabah sebagai
fungsi untuk menghasilkan usahanya. Kedua, penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai mengembalikan uang
atau tagihan setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 11

Pembiayaan menjadi salah satu tugas pokok Bank, yaitu pemberian fasilitas
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak yang merupakan deficit unit. Kasmir
(2008) mengemukakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil. 12

10
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hlm 17
11
Arison Hendry, Perbankan Syariah, Jakarta: Muamalah Institute, 1999, hlm 17
12
Loc. Cit., Kasmir, Manajemen Perbankan, 2008, hlm. 98

32
b. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan adalah untuk menambah modal usaha, baik kredit


maupun pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainyadiukur dengan
uang.Adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima
pembiayaan (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuat dan disepakati.
Tujuan khusus pembiayaan adalah sebagai berikut13:

 Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak


dapat mengakses kegiatan ekonomi karena keterbatasan biaya
akan mampu melakukan kegiatan ekonomi serta
meningkatkan taraf ekonominya.
 Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan yang
dapat diperoleh dari pembiayaan.
 Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat usaha mampu
meningkatkan daya produksinya.
 Membuka lapangan pekerjaan baru, artinya sektor-sektor
usaha melalui dana pembiayaan akan menyerap tenaga kerja.

Bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah


bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di
Indonesia, melainkan juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman,
diantaranya:

 Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariat yang


menerapkan system bagi hasil yang tidak memberatkan
debitur.
 Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank
konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh bank konvensional.

13
Ibid

33
 Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu
dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui
pendanaan untuk usaha yang dilakukan.

Dalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain


dalam pembiayaan terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu.
Unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pembiayaan menurut Kasmir
(2008), adalah sebagai berikut:

 Kepercayaan
 Jangka waktu
 Risiko
 Balas jasa
 Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana
dan prasarana.
c. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah dapat dikelompokkan berdasarkan


tujuan penggunan, jangka waktu, sifat penggunaan, dan keperluan, serta
berdasarkan sifat penarikan dan cara pelunasan14.

 Jenis pembiayaan berdasarkan tujuan penggunaan dapat dibedakan


menjadi :
 Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan membiayai barang-barang
konsumtif. Pembiayaan ini umumnya untuk perorangan, seperti
untuk pembelian rumah tinggal, pembelian mobil untuk keperluan
pribadi. Jenis pembiayaan yang termasuk dalam jenis pembiayaan
konsumtif antara lain :
 Pembiayaan perumahan yaitu fasilitas pembiayaan untuk
pembelian, pembangunan/renovasi rumah, Pembiayaan
Perumahan, rumah susun, ruko, rukan, apartemen, dan lain-
lain dengan jaminan berupa obyek yang dibiayai.

14
Kristianto Rahadi, S.H. Konsep Pembiayaan Dengan Prinsip Syariah Dan Aspek Hukum
Dalam Pemberian Pembiayaan. Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Undip, hlm. 103.

34
 Pembiayaan mobil yaitu fasilitas pembiayaan untuk
kendaraan bermotor atau kendaraan roda dua dengan jaminan
berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut.
 Pembiayaan multiguna yaitu fasilitas pembiayaan jaminan
penghasilan sebagai pegawai atau professional, dan atau/tanah
berikut bangunan tempat tinggal.
 Kartu Pembiayaan yaitu fasilitas pembiayaan tanpa transaksi
pengambilan tunai. Transaksi dilakukan melalui sarana kartu
yang diberikan kepada perorangan pemegang kartu. Kartu
pembiayaan diterbitkan oleh bank setelah aplikasi
permohonannya disetujui bank yang bersangkutan.
 Pembiayaan komersial yaitu Pembiayaan yang diberikan untuk
membiayai suatu kegiatan usaha tertentu, pengembalian pembiayaan
komersial berasal dari hasil usaha yang dibiayai.
 Pembiayaan mikro yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan
untuk membiayai kegiatan usaha mikro.
 Pembiayaan usaha kecil yaitu fasilitas pembiayaan untuk
membiayai kegiatan usaha kecil.
 Pembiayaan usaha menengah yaitu fasilitas Pembiayaan yang
diberikan untuk membiayai kegiatan Usaha Menengah,
 Pembiayaan koperasi yaitu fasilitas pembiayaan yang
diberikan untuk membiayai kegiatan usaha Pembiayaan
perusahaan/korporasi.
 Jenis pembiayaan berdasarkan keperluan dapat dikelompokkan menjadi :
 Pembiayaan modal kerja yaitu fasilitas pembiayaan perusahaan.
Pembiayaan modal kerja dipakai untuk pembelian bahan
baku,biaya-biaya produksi,pemasaran dan modal kerja untuk
operasional lainnya.
 Pembiayaan investasi yaitu fasilitas yang diperlukan untuk
rehabilitasi, modernisasi, maupun ekspansi.Pembiayaan investasi
biasanya bersifat jangka panjang atau menengah.

35
 Pembiayaan proyek yaitu fasilitas pembiayaan investasi maupun
modal kerja untuk proyek baru.
 Jenis pembiayaan berdasarkan cara penarikan dapat dikelompokkan
menjadi :
 Sekaligus, yaitu fasilitas pembiayaan dengan penarikan yang
dilaksanakan satu kali sebesar limit pembiayaan yang telah disetujui.
Penarikan dilakukan dengan cara tunai atau dipindahbukukan
kerekening tabungan/giro milik nasabah pembiayaan.
 Bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan yaitu fasilitas pembiayaan
dengan penarikan yang dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan
oleh bank, baik berdasarkan tingkat kemajuan/penyelesaian proyek
maupun kebutuhan pembiayaan nasabah pembiayaan.
 Penarikan sesuai kebutuhan yaitu fasilitas pembiayaan dengan
penarikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan nasabah
pembiayaan.Penarikan dilakukan dengan cara tunai atau
dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro milik nasabah
pembiayaan.
 Jenis pembiayaan berdasarkan metode pembiayaan dibedakan menjadi :
 Pembiayaan bilateral, yaitu fasilitas pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah oleh hanya satu bank.
 Pembiayaan sindikasi yaitu fasilitas pembiayaan yang membiayai
suatu proyek/usaha tertentu. Pembiayaan Sindikasi diberikan dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen
yang sama, dan diadministrasikan oleh agen yang sama.
 Jenis pembiayaan berdasarkan jangka waktu dikelompokkan menjadi :
 Pembiayaan jangka pendek yaitu fasilitas pembiayaan dari satu
tahun. Pembiayaan jenis ini umumnya berupa pembiayaan modal
kerja untuk perdagangan,industri dan sektor lainnya.Pembiayaan
jangka waktu menengah yaitu fasilitas pembiayaan dengan tenggang
waktu pelunasan kepada bank lebih dari satu tahun sampai dengan
tiga tahun.

36
 Pembiayaan jangka panjang yaitu fasilitas pembiyaan yang diberikan
lebih dari tiga tahun. Contoh pembiayaan jangka panjang adalah
pembiayaan untuk pembangunan pabrik besar, jalan tol,bandara besar
dan lain-lain.
 Jenis pembiayaan berdasarkan perjanjian atau akad dikelompokkan
menjadi :
 Pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli yaitu fasilitas
pembiayaan yang berlandaskan perjanjian jual beli, atau akad jual
beli antara bank dan nasabah.Pembiayaan dengan akad ini meliputi
pembiayaan murabahah, istishna, dan salam.
 Pembiayaan berdasarkan modal yaitu fasilitas pembiayaan yang
berdasarkan perjanjian transaksi atau akad penanaman modal bank
kepada nasabah dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama.
Pembiayaan dengan akad ini meliputi pembiayaan mudharabah, dan
musyarakah.
 Pembiayaan berdasarkan perjanjian sewa-menyewa yaitu fasilitas
pembiayaan perjanjian yang berlandaskan sewa–menyewa atau
sewa–beli antara bank dengan nasabah.Pembiayaan ini meliputi
pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.
 Pembiayaan berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam yaitu fasilitas
pembiayaan transaksi berdasarkan pinjam-meminjam,atau akad
pinjam-meminjam antara bank dengan nasabah. Pembiayaan dengan
akad ini disebut Qard.
d. Pengertian Pembiayaan Konstruksi BTN iB

Konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri


dari bentuk/bangunan secara keseluruhan dari suatu struktur bangunan.
Sedangkan Pembiayaan Konstruksi BTN iB merupakan pembiayaan yang
diberikan kepada developer guna membiayai konstruksi proyek property yang
meliputi banguan dan infrastruktur yang terkait dengan menggunakan akad
Musyarakah. Pembiayaan konstruksi termasuk kedalam produk Pembiayaan
Modal Kerja.

37
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015:52) : Pembiayaan Modal Kerja
(PMK) merupakan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah untuk
membantu kebutuhan modal kerja usaha atau perputaran usaha nasabah
pembiayaan.

B. PENGERTIAN AKAD MUSYARAKAH

Secara terminology bahasa akad berarti ikatan atau simpul (al-rabth), al-„ahd
(janji). Menurut istilah, akad merupakan ikatan antara ijab dan qabul yang sesuai
dengan syara‟ dan menimbulkan akibat hokum bagi objeknya. Sedangkan
Musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
dengan kesepakatan. 15

Landasan syariah pelaksanaan Al-Musyarakah yaitu, dalam Surat Annisa


ayat 21 yang artinya “Jika saudara-saudara itu lebih dari satu orang, maka
bersekutu dalam sepertiga itu”, serta dalam Surat As-Shaad ayat 24 yang
berbunyi “Dan sesungguhnya kebanyakan mereka berbuat dzalim kepada
sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh”.
Dalam praktik perbankan al-Musyarakah diaplikasikan dalam hal pembiayaan
proyek. Nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan dana
untuk melaksanakan proyek tersebut.

C. SYARAT PERMOHONAN PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN


IB
Dalam mengajukan Permohonan Pembiayaan Konstruksi BTN iB pada PT.
BTN KCS Palembang, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi Pemohon
Pembiayaan, antara lain16:
1. Proposal Pembiayaan Konstruksi
2. Data Usaha, meliputi:
 Surat Permohonan Pembiayaan dari Direksi/Kuasa Direksi.

15
Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa Negara.
Bank Indonesia. Hlm.46
16
Dokumen PT. BTN KCS Palembang

38
 Akta Pendirian Perusahaan s.d. Perubahan Terakhir.
 Pengesahan dari Dept.Kehakiman/Dept.Korporasi.
 Data Perusahaan dan Personalia:
- Struktur Organisasi, Riwayat Hidupdan copy KTP.
- Data Group Perusahaan (bila ada).
 Perijinan Perusahaan:
- SIUP, TDP, SITU dan NPWP.
- Perijinan usaha konstruksi bagi Pemohon yang mengerjakan
sendiri pembangunannya. Untuk Pemohon yang pengerjaan
proyeknya menggunakan Kontraktor maka haus menyerahkan
perijinan usaha kontraktor ybs dilampiri SPK/Kontrak Kerja.
- Keanggotaan Pengembang (REI, APERSI).
3. Data Keuangan, meliputi:
 Laporan keuangan 2 tahun terakhir, kecuali bagi Pemohon yang baru
menjalankan usaha kurang dari 2 tahun.
Catatan:

Untuk permohonan lebih dari Rp. 5 miliar, Laporan Keuangan harus


telah diaudit oleh Akuntan Publik yang telah terdaftar.
 Rincian Anggaran Biaya (RAB) Proyek secara keseluruhan, yang
terdiri dari RAB Tanah, RAB Bangunan, RAB Sarana, RAB
Prasarana.
 Rencana Aliran Kas (cashflow) Proyek yang dimohonkan
pembiayaannya.

4. Data Proyek, meliputi:


 Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT).
 IMB atau minimal IPMB.
 Site Plan yang telah diserahkan oleh pihak yang sah dan berwenang.
 Bukti Penguasaan Tanah Lokasi Proyek (SHM atau SHGB).
Apabila tanah lokasi proyek milik pihak ketiga maka
ditambahkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
 PKS antara Pemohon dengan Pemilik tanah

39
 Kuasa Mengurus Perijinan (notariil) jika diatur dalam PKS
merupakan kewajiban Pemohon
 Kuasa Membangun (notariil)
 Kuasa Menjual (notariil), dan
 Kuasa Mengurus Pemecahan & Balik Nama Sertipikat (notariil).
 Bukti Penguasan Jalan Akses Masuk Lokasi.
 Dasar Taksasi Tanah:
Copy SPPTPBB tahun terakhir atau satu tahun sebelumnya, Surat
Pernyataan Pelepasan Hak (SPPH), Akta Jual Beli (AJB).
 Rencana Jadwal Waktu Pembangunan Proyek.
 Surat keterangan Bebas Banjir (Peil Banjir) dari Instansi yang
berwenang.
 Surat keterangan kesediaan PDAM men-supply air kelokasi proyek
atau keterangan hasil tes air bersih dari Laboratorium yang
berkompeten yang menyatakan air layak dikonsumsi.
 Surat keterangan kesediaan PLN men-supply daya listrik ke lokasi
proyek.
5. Data Lainnya
 Telah menjadi Nasabah Giro BTN Syariah.
 Aspek Pemasaran Proyek disertai data calon konsumen captive.
 Permohonan Pembiayaan ≥ 10 Miliyar harus disertai Studi
Kelayakan (Feasibility Study) yang dibuat oleh Konsultan
Independen yang ditunjuk dan/atau disetujui oleh BTN Syariah.

D. PROSEDUR PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN iB

Pembiayaan Musyarakah Konstruksi BTN Syariah (PMK Konstruksi) adalah


pembiayaan yang diberikan Bank kepada pengembang/Developer berbentuk
Perseroan Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan untuk membantu modal
kerja pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang
meliputi rumah/bangunan berikut sarana dan prasarananya.

40
Dalam pelaksanaan Pembiayaan Konstruksi BTN iB tidak terlepas dari
prosedur yang harus dilaksanakan oleh nasabah. Dalam hal ini nasabah harus
melakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan Bank BTN Syariah. Keputusan
verifikasi berkas awal :

 Apabila verifikasi berkas awal tidak sesuai, maka akan ditolak


atau diminta untuk dilengkapi kekurangannya.
 Apabila verifikasi berkas awal sesuai, maka akan dilanjutkan
ke tahap analisa.

Apabila dari data yang diserahkan oleh pemohon tidak sesuai dengan fakta di
lapangan dan Analis tidak setuju maka akan dibuat SURAT TOLAK. Sedangkan
apabila data yang diserahkan sesuai dengan fakta di lapangan dan Analis setuju
maka akan diadakan rapat komite. Rapat komite dilakukan untuk mendapatkan
persetujuan Branch Manager dan persetujuan Management Risk. Adapun peserta
dalam Rapat Komite, antara lain:

 Branch Manager
 DBM Bussines
 Relationship Management (RM)
 Analis
 Management Risk

Berikut penjelasan singkat prosedur/mekanisme Pembiayaan Konstruksi


BTN iB:

1. Setelah dilakukan rapat komite serta mendapatkan persetujuan Branch


Manager dan persetujuan Management Risk, maka akan dikeluarkan
Surat Pemberitahuan Pemberian Pembiayaan (SP3) yang diserahkan
kepada Pemohon Pembiayaan.
a. Apabila pemohon tidak menyetujui hasil yang telah ditetapkan Bank
BTN Syariah, maka pemohon boleh melakukan negosiasi atau
membatalkan transaksi/permohonannya.
b. Apabila pemohon setuju dengan hasil yang telah ditetapkan Bank
BTN Syariah, maka akan dilakukan Legal Meeting.

41
2. Dalam pelaksanaan legal meeting, dilakukan penyesuaian kelengkapan
berkas. Apabila berkas belum lengkap/tidak sesuai maka dilakukan
legalisasi kekurangan berkas dan ketika sudah lengkap, barulah bisa
dilakukan akad. Sedangkan apabila legal meeting sudah sesuai, maka
selanjutnya bisa langsung dilakukan akad. Legal meeting dilaksanakan
minimal 1 hari sebelum akad. Peserta legal meeting, antara lain:
a. Branch Manager
b. DBM Bussines
c. Relationship Management (RM)
d. Analis
e. Management Risk
f. Legal Officer
g. Complain/Kepatuhan
h. Nasabah
i. Notaris
3. Pelaksanaan akad dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pembukaan akad
b. Pembacaan Pembiayaan Konstruksi BTN iB mulai dari keputusan
pemberian pembiayaan, pencairan, jadwal pengembalian, dan
pelunasan.
c. Penandatanganan tanda persetujuan Pembiayaan Konstruksi BTN iB
hasil keputusan BTN Syariah.
d. Penyebutan hal-hal yang bersangkutan dengan kepemilikan tanah
(sertifikat) yang berhubungan dengan Notaris.
e. Penutupan akad
4. Setelah dilakukan akad, tahap selanjutnya yaitu pencairan. Maksimal
pencairan pertama sebesar 40% dari Plafon yang diberikan BTN Syariah.
5. Selama pembiayaan berlangsung, selanjutnya BTN Syariah harus
melakukan monitoring. Monitoring dilakukan agar proses pembangunan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, penjualan sesuai rencana.

42
6. Apabila monitoring dilakukan dengan baik, maka pembayaran
pembiayaan pasti sesuai dengan cashflow sehingga tidak terjadi
kemacetan.
7. Apabila pembayaran pembiayaan sudah sesuai dengan cashflow, maka
nasabah pembiayaan akan bisa melunasi pembayaran pembiayaan
dengan tepat waktu.

Dalam pembiayaan aspek hukum digunakan untuk melihat pembiayaan dari


segi hukum baik hukum positif maupun hukum syariah untuk semua aspek
pembiayaan dari permohonan pembiayaan sampai dengan nasabah dinyatakan
lunas oleh pihak Bank. Aspek hukum dikedepankan sebagai bagian dari prinsip
kehati-hatian Bank dalam menyalurkan pembiayaan atau dana pihak ketiga, hal
tersebut dituangkan mulai dari identifikasi nasabah, legalitas jaminan, verifikasi
jaminan dan usaha.

Aspek hukum difokuskan dalam perjanjian pembiayaan yang tertuang dalam


setiap akad pembiayaan beserta asesoirnya (aspek hukum perjanjian berdasarkan
permintaan Bank, seperti Hak Tanggungan, hipotik, gadai, jaminan fidusia,
penanggungan hutang, jaminan resi gudang). Sehingga hokum perjanjian yang
terkait dengan asas perjanjian, syarat syahnya perjanjian serta bentuk perjanjian
menjadi hal yang harus diketahui oleh kedua belah pihak. Dan tertuang dalam
setiap perjanjian pembiayaan, isi perjanjian, berakhirnya perjanjian pembiayaan
atau sampai kepada retrukturisasi atas perjanjian yang telah didepakati. Dengan
terpenuhinya aspek hokum tersebut didalam proses pembiayaan, menghindari
terjadinya proses risiko hokum dikemudian hari.

Grace Periode Pembiayaan Konstruksi BTN iB adalah tenggang waktu yang


diberikan Bank BTN kepada nasabah berdasarkan kesepakatan terkait dengan
masa pembayaran angsuran baik pokok dan bagi hasil. Grace periode yang
diberikan oleh Bank BTN maksimal diberikan adalah selama 6 bulan dari jangka
waktu maksimal pembiayaan selama 4 tahun. Jadi, grace periode merupakan
kesempatan yang diberikan kepada nasabah dalam melakukan produksi atau
proses pembangunan sehingga diharapkan tidak mengganggu cash flow nasabah
setelah pencairan dilakukan.

43
E. PENGERTIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
Non Performing Financing (NPF) atau sering disebut juga dengan Non-
Performing Loan (NPL) yang memiliki arti sama yaitu pembiayaan bermasalah
adalah sebuah rasio pembiayaan yang sudah masuk kedalam golongan kurang
lancar, diragukan, dan macet. Dalam arti singkat, pembiayaan bermasalah adalah
pembiayaan tidak lancer yang mulai dari golongan kurang lancer sampai dengan
macet. Bank Indonesia berpendapat bahwa sebuah bank dikatakan sehat jika
rasio non-performing financing tidak lebih dari 5%.
Penyelesaian pembiayaan adalah proses yang dilakukan bank terhadap
pembiayaan yang sudah tidak dapat dipertahankan, bank berupaya untuk
meminimalisir kerugian terhadap pembiayaan yang telah diberikan. Adapun
kriteria penyelesaian pembiayaan adalah sebagai berikut (Bank
TabunganNegara,2020):
a) Nasabah tidak memenuhi kewajiban pembayaran kepada bank dan tidak
kooperatif
b) Nasabah mengalami kesulitan melakukan pembayaran kewajiban
pembiayaan kepada bank dan/atau dari hasil Analisa disimpulkan
bahwa tidak dapat dilakukan restrukturisasi pembiayaan, atau
c) Restrukturisasi pembiayaan dianggap gagal.

a. Penggolongan Kualitas Pembiayaan


Dalam pembiayaan debitur dapat digolongkan menjadi beberapa golongan
yang menggambarkan kualitas debitur dalam menjalankan kewajiban
pembayaran angsuran tiap jatuh tempo selama masa pembiayaan. Penggolongan
tersebut antara lain (Otoritas Jasa Keuangan, 2020):
a. Kolektibilitas1
Kolektibilitas 1 diartikan sebagai pembayaran lancar. Debitur selalu tepat
waktu dalam pembayaran pembiayaan setiap bulannya dan perkembangan
rekening baik. Tindakan bank dalam kolekbilitas 1 cukup dengan memantau
debitur.

b. Kolektibilitas2
Kolektibilitas 2 diartikan sebagai debitur Dalam Perhatian Khusus (DPK).
Debitur tidak menjalankan kewajiban membayar pembiayaan selama 1-90 hari.

44
Dalam Kolektibilitas 2 ini tindakan bank memantau dengan desk call atau dengan
menelfon debitur yang bersangkutan, menagih debitur langsung ke alamat
agunan, mengirimkan surat peringatan kepada debitur, dan jika debitur kooperatif
dengan bank maka bank akan memberikan salah satu alternative dalam
penyelesaian pembiayaan dengan restrukturisasi.
c. Kolektibilitas3
Kolektibilitas 3 diartikan kurang lancar, debitur tidak menjalankan kewajiban
pembayaran kepada bank selama 91-120 hari. Dalam kolektibilitas 3 tindakan
bank sama dengan kolektibilitas 2 akan tetapi lebih menawarkan alternative
penyelesaian pembiayaan kepada debitur.
d. Kolektibilitas4
Kolektibilitas 4 diartikan sebagai diragukan, debitur tidak menjalankan
kewajiban pembayaran kepada bank selama 121-150 hari dari jadwal pembayaran
yang telah ditentukan saat akad. Dalam golongan ini jika nasabah tidak kooperatif
kepada bank maka bank akan mulai menempelkan sablon di agunan debitur dan
mulai melakukan penyelesaian/legal action.
e. Koleltibilitas5
Sama dengan kolektibilitas 4 pada golongan ini debitur diartikan dengan
debitur macet. Tidak melakukan pembayaran kewajiban kepada bank selama 151-
180 hari. Dalam kolektibilitas 5 tindakan bank sudah masuk dalam
penyelesaian/legal action.

b. Tahapan Penetapan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah


Dalam proses penyelesaian pembiayaan bermasalah terdapat beberapa
tahapan, yaitu:
a) Penagihan
Upaya-upaya yang dilakukan bank agar debitur dapat membayar
kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang sudah di sepakati diakad awal
dengan benar dan tertib.
b) Penyelamatan(Restrukturisasi)
Usaha-usaha yang dilakukan bank dalam menyelamatkan pembiayaan
debitur yang bermasalah dengan membantu menggunakan pola-pola
restrukturisasi.
c) Penyelesaian
Usaha-usaha yang dilakukan pihak bank dalam penyelamatan pembiayaan

45
dengan tidak berhubungan lagi dengan debitur yang bersangkutan.
No. Jumlah Hari Penggolongan Status
Tunggakan Kolektibilitas
1. 0 Kol 1 Lancar
2. 1 s.d 90 hari Kol 2 Dalam
(1-3 bulan) Perhatian
Khusus
3. 91 sd 120 hari Kol 3 Kurang Lancar
(3-4 bulan)
4. 121 s.d 180 Kol 4 Diragukan
hari (4-6
bulan)
5. >180 hari Kol 5 Macet
*Tabel 4. Penggolongan Pembiayaan Berdasarkan Jumlah Hari Tunggakan
Kolekt Kol 1 Kol 2 Kol 3 Kol 4 Kol 5
ibilitas
Monitoring Monitoring Monitoring Monitoring dan Monitori
dan Tagih dan Tagih dan Tagih Tagih ng dan
Tindak Tagih
an Restrukturis Restrukturi Restrukturisasi Restrukt
Bank asi sasi atau Legal urisasi
Action atau
Legal
Action
*Gambar 3. Tindakan Bank Berdasarkan Kolektibilitas Debitur

F. FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH


Debitur menunggak dalam pembayaran pembiayaan tentu saja bukan tanpa
sebab. Permasalahan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu
faktor yang berasal dari debitur itu sendiri maupun dari pihak Bank. Faktor yang
muncul dari pihak Bank dapat terjadi karena Bank mengalami kekeliruan pada
saat dokumen masuk untuk proses analisis. Sebelum pembiayaan disetujui oleh
manajemen Bank, dokumen-dokumen persyaratan dari calon debitur akan
dianalisis untuk memperkecil risiko pembiayaan bermasalah/macet.
Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa besar kemampuan dan

46
kesediaan debitur dalam mengembalikan pembiayaan yang diberikan dan
membayar margin keuntungan dan bagi hasil sesuai dengan isi perjanjian
pembiayaan. Berdasarkan penilaian ini, Bank dapat memberikan tinggi
rendahnya risiko yang akan ditanggung dan sebagai acuan utama dalam
pengambilan keputusan apakah permohonan pembiayaan yang diajukan diterima
maupun ditolak.Selain faktor yang berasal dari Bank terdapat pula faktor yang
berasal dari debitur sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain 17:
1) Faktor kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah, yaitu:
- Debitur sengaja untuk tidak melakukan pembayaran
kewajibannya kepada Bank karena debitur tidak memiliki
kesadaran diri atau kemauan dalam memenuhi kewajibannya
tersebut.
- Terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh debitur dalam
penggunaan dana pembiayaan tersebut tidak sesuai dengan tujuan
penggunaan (side streaming).
2) Faktor ketidaksengajaan
 Faktor ekonomi
- Penurunan kondisi ekonomi, kondisi ini merupakan faktor utama
debitur dalam pelaksanaan usaha. Kondisi ekonomi yang tidak
stabil bahkan mengalami penurunan karena keadaan Covid-19
sangat mempengaruhi perekonomian pebisnis.
 Faktor sosial
- Debitur mengalami musibah, misal terjadinya musibah terhadap
debitur seperti emninggal dunia sementara pihak keluarga tidak
melaporkan keadaan debitur kepada Bank.
 Faktor Politik
- Perubahan kebijakan pemerintah, berupa pembatasan kuota
perumahan bersubsidi. Hal ini mengakibatkan debitur atau
developer tidak mendapatkan konsumen. Karena perumahan
bersubsidi dibatasi oleh pemerintah, sedangkan perumahan
bersubsidi sangat menguntungkan atau memiliki presentase

17
Wawancara BTN KCS Palembang

47
peminat yang tinggi.
 Faktor geografis
- Terjadi bencana baik bencana alam maupun bencana non alam
dan bencana sosial mengakibatkan kondisi keuangan debitur
menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan debitur kesulitan
dalam pembayaran angsuran.
- Lokasi usaha debitur/perumahan jauh dari keramaian atau pusat
kota. Pemilihan lokasi yang strategis juga harus diperhatikan
demi kemajuan usaha, untuk bisa mencapai penjualan yang
diharapkan.
G. PENGERTIAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN
Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam
kegiatanpembiayaan terhadap debitur yang sedang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sepanjang
debitur masih memiliki peluang usaha atau kemampuan yang mumpuni dan
dinilai mampu menjalankan kewajibannya (PT. Bank TabunganNegara,2020).
Pembiayaan Konstruksi BTN iB dalam pengembalian pembiayaan
merupakan dari hasil usaha yang dibiayai oleh Bank. Dengan konsep sederhana,
debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya karena usaha atau proyek yang
dijalankan tidak mampu mencapai penjualan sesuai dengan yang
direncanakan.Mekanisme dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh developer untuk
restrukturisasi (perpanjangan) Pembiayaan Konstruksi BTN iB sama dengan berkas atau
persyaratan dalam pengajuan pembiayaan baru, hanya saja dalam perpanjangan ini
diminta berkas yang terbaru (update) antara lain sebagai berikut:
2. Usulan KCS:
- Memo (PDF)
- PAP (Word & PDF)
3. Slik OJK (PDF & Excel) update:
- Pemohon
- Pengurus
- Pemegang Saham (Khusus PT)
4. Pengecekan DHN (PDF) update:

48
- Pemohon
- Pengurus
5. Data Nasabah:
- Surat Permohonan
- TDP masih berlaku
- SIUP masih berlaku
- SITU/Izin Gangguan masih berlaku/SKDU
- SIUJK masih berlaku
- NPWP Perusahaan
- Ijin Usaha Tertentu
- Akta Pendirian
- Pengesahan Depkumham
- Akta Perubahan 1
- KTP, NPWP, Photo & CV (pengurus)
- Data Group Usaha
- Keanggotaan Asosiasi masih berlaku
5. Data Proyek:
- Ijin Lokasi/IPPT
- Siteplan/Blok Plan
- Plotting Sertifikat pada Siteplan
- RAB
- Sertifikat
- IMB
- Bukti Penguasaan Jalan Masuk
- Copy SPPT-PBB tahun terakhir
- Peil Banjir/Laporan OTS Kepala Cabang
- Keterangan PDAM/Uji Air Bersih
- Keterangan PLN
- UKL/UPL dan/AMDAL
- Ijin Saluran Pembuangan
- Ijin Khusus Daerah Tertentu
6. Pengikatan:

49
- Sertifikat Hak Tanggungan
- Personal Guarantee/borgtoch
- Cessie/Fidusia
- Pengakuan Hutang
7. Data Keuangan
- Laporan Keuangan (3 tahun terakhir)
- Feasibility Study
- Appraisal Proyek Terbaru
- Data Konsumen
8. Data Akad Pembiayaan:
- SP3 Awal
- Akta Pembiayaan Awal
- Cashflow awal yang sudah di TTD nasabah
- SP3 Addendum Restrukturisasi sebelumnya
- Akta Addendum Restrukturisasi sebelumnya
Kebijakan Bank dengan adanya restrukturisasi pada dasarnya adalah sebagai
solusi dari pembiayaan bermasalah yang dialami debitur. Seperti apa yang
sudah dijelaskan di atas bahwa restrukturisasi dilakukan dengan berbagai aspek
pertimbangan yaitu:
a. Adanya potensi/pembayaran dari konsumen.
b. Masih ada perumahan yang ready atau siap dijual.
c. Adanya usaha dalam meningkatkan pemasaran.
d. Adanya prestasi perusahaan sebelumnya.
Sedangkan ketentuan dari perbankan dalam penilaian restrukturisasi untuk
dapat diterima adalah sebagai berikut:
a. Rasio agunan terhadap sisa hutang, rasio ini untuk menilai
agunan/jaminan terhadap sisa hutang.
b. RPC (Repairment Capacity), merupakan penilaian usaha yang
dijalankan terhadap pengembalian hutang. Penilaian ini dilihat dari nilai
bangunan atau perumahan developer.

50
H. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN RESTRUKTURISASI
PEMBIAYAAN KONSTRUKSI BTN iB

Kebijakan yang dilakukan oleh Bank tentu saja kebijakan yang sudah
dipertimbangkan keuntungan maupun kerugiannya baik bagi pihak debitur dan
bagi pihak Bank. Berikut keuntungan dari restrukturisasi:
 Bagi Debitur:
- Diberikan jangka waktu perpanjangan pembiayaan.
- Terjaganya kolektibilitas debitur atau performa debitur dimata
perbankan.
- Dipercayakannya kembali pengelolaan dan tanggungjawab
pembayaran dari Bank ke debitur.
 Bagi Bank:
- Memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi debitur
berupa restrukturisasi atau perpanjangan jangka waktu
pembiayaan.
- Turut serta menjaga performa setiap debitur.
- Adanya vibes income dari biaya administrasi perpanjangan
pembiayaan.
- Adanya bagi hasil tambahan yang merupakan konsekuensi dari
restrukturisasi/perpanjangan pembiayaan.
Setiap kebijakan tidak mungkin tidak memiliki kerugian atau kekurangan,
berikut kerugian atau kekurangan dari restrukturisasi Pembiayaan Konstruksi
BTN iB:
 Bagi debitur:
- Adanya tambahan biaya administrasi dan biaya notaries lainnya
yang harus dikeluarkan oleh debitur.
- Adanya tambahan bagi hasil yang dapat memberatkan debitur.
- Tercatatnya track record atau history bahwa debitur pernah
melakukan restrukturisasi pembiayaan.
 Bagi Bank:
- Pola restrukturisasi dengan perpanjangan jangka waktu yang

51
lama dapat menyebabkan presentase IRR kecil yang dapat
merugikan Bank.
Dalam mencegah debitur melakukan restrukturisasi/perpanjangan
Pembiayaan Konstruksi BTN iB Bank harus lebih ketat dalam monitoring
terhadap perkembangan usaha yang dibiayai sampai dengan pelunasan
pembiayaan. Hal ini dikarenakan berulangnya restrukturisasi, maka akan
semakin menurunkan tingkat kepercayaan Bank terhadap debitur.

52
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prosedur Pembiayaan Konstruksi BTNiB dengan Akad Musyarakah pada PT. Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Bogor dimulai dari tahap pengajuan proposal
pembiayaan yang dilakukan pemohon dengan beberapa persyaratan yang telah
ditetapkan Bank. Setelah berkas permohonan masuk, langsung dilakukan pengecekan
riwayat pembiayaan dan pengecekan terhadap keaslian berkas-berkas (verifikasi berkas
awal). Apabila pengecekan riwayat pembiayaan dan verifikasi berkas awal tidak sesuai
dengan fakta, maka berkas dikembalikan danpemohon harus mengajukan permohonan
kembali setelah berkas diperbaiki.Sedangkan apabila pengecekan riwayat pembiayaan
dan verifikasi berkas awal sesuai dengan fakta bisa dilanjutkan ke tahap analisa. Setelah
proses analisa selesai dan menurut analis bisa diproses, maka akan dikeluarkan SP3
(Surat Persetujuan Pelaksanaan Pembiayaan). Kemudian dilakukan legal meeting, akad,
pencairan, monitoring hingga pelunasan.

Persyaratan permohonan Pembiayaan Konstruksi BTN iB dengan Akad


Musyarakah pada PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Palembang
terdiri dari 5 (lima), yaitu Proposal Pembiayaan Konstruksi, Data Usaha, Data
Keuangan, Data Proyek, dan Data Lainnya (bila diperlukan).

Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam


kegiatan pembiayaan terhadap debitur yang sedang mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sepanjang
debitur masih memiliki peluang usaha atau kemampuan yang mumpuni dan
dinilai mampu menjalankan kewajibannya. Dalam pengajuan
restrukturisasi/perpanjangan pembiayaan, mekanisme sertaberkas persyaratan
yang harus dipenuhi sama seperti pembiayaan konstruksi awal, hanya saja
berkas atau dokumen yang diminta merupakan dokumen terupdate.
Restrukturisasi dilakukan dengan berbagai aspek pertimbangan yaitu:
a. Adanya potensi/pembayaran dari konsumen.
b. Masih ada perumahan yang ready atau siap dijual.
c. Adanya usaha dalam meningkatkan pemasaran.

53
d. Adanya prestasi perusahaan sebelumnya.
Sedangkan ketentuan dari perbankan dalam penilaian restrukturisasi untuk
dapat diterima adalah sebagai berikut:
a. Rasio agunan terhadap sisa hutang, rasio ini untuk menilai
agunan/jaminan terhadap sisa hutang.
b. RPC (Repairment Capacity), merupakan penilaian usaha yang
dijalankan terhadap pengembalian hutang. Penilaian ini dilihat
dari nilai bangunan atau perumahan developer.
B. Saran

Sebagai bahan pertimbangan untuk BTN KCS Palembang agar dapat


menjadi Bank yang lebih baik kedepannya, maka penulis memiliki beberapa
saran, antara lain:

a. Dalam proses analisis dokumen atau persyaratan dari debitur hendaknya


pihak analis lebih teiliti dan debitur dipastikan memberikan informasi
penjelasan yang sebenarnya sesuai dengan fakta di lapangan. Sehingga
setelah diambilnya program restrukturisasi/perpanjangan pembiayaan
yang diajukan oleh debitur tidak menimbulkan masalah baru terutama
tidak terjadi restrukturisasi/perpanjangan Pembiayaan Konstruksi BTN
iB beulang.
b. Bank harus meningkatkan dalam aspek monitoring baik monitoring
pembayaran maupun monitoring dalam kegiatan usaha yang dijalankan
debitur. Agar Bank mengetahui perkembangan maupun kendala yang
dihadapi oleh debitur.
c. Hendaknya BTN KCS Palembang dalam menjalankan program
restrukturisasi/perpanjangan Pembiayaan Konstruksi BTN iB dengan
tetap memperhatikan dan memegang teguh prinsip kehati-hatian dan
meningkatkan kualitas yang sudah ada agar dapat
membantu/memberikan solusi bagi debitur yang mengalami kesulitan
dalam pembayaran angsuran Pembiayaan Konstruksi BTN iB.

54
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, 2004. Teknik perhitungan bagi hasil dan profit margin pada bank
syariah, Yogyakarta, UII Press.
Fetri Eka Yudiana,M.Si. 2014.Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Salatiga,
STAIN Salatiga Pres.
Prof. Chainur arrasjid, S.H. 2011. Hukum pidana perbankan, Jakarta, Sinar
Grafika.

Syafi‟i Antoni, Muhammad 2001, Bank Syariah dari teori ke praktek, Jakarta :
Gema Insani Press.
Fetri Eka Yudiana,M.Si. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Salatiga,
STAIN Salatiga Press.
http://www.btn.co.id

Sumber Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP


YKPN.

Sumber Arison Hendry. 1999.Perbankan Syariah, Jakarta: Muamalah Institute.

Loc. Cit., Kasmir,. 2008. Manajemen Perbankan.

Kristianto Rahadi, S.H. Konsep Pembiayaan Dengan Prinsip Syariah Dan Aspek
Hukum Dalam Pemberian Pembiayaan. Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Undip.
Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di
Beberapa Negara. Bank Indonesia.

55
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan PPL

*Gambar 4. Foto bersama DPL, HRD, dan Wakil Kepala Cabang

*Gambar 5. Foto kegiatan pendebetan pokok dan bagi hasil

56
*Gambar 6. Foto kegiatan menghitung restrukturisasi nasabah
KPR

*Gambar 7. Foto kegiatan penyampaian materi oleh MCFU Head Bpk


Dimas

57
Lampiran 2. Absensi Kehadiran PPL

58
59
Lampiran 3. Nilai PPL

60
Lampiran 4. Formulir Kegiatan PPL

61
62
63
64
65

Anda mungkin juga menyukai