Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN

PERBANKAN SYARIAH

STRATEGI PENANGANAN KREDIT BERMASALAH


SEBAGAI DAMPAK PANDEMI COVID-19
PADA ANGGOTA BMT SYARIAH PARE KEDIRI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri

Oleh
AWANG SURYA NINGRUM
NIM 931405617

Dosen Pembimbing
Rofik Efendi, S.Kom, M.M

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN KEDIRI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan


Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri ini telah di setujui dan
disahkan pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 19 Februari 2020

Tempat : BMT Syariah Pare

Judul Laporan :Strategi Penanganan Kredit Bermasalah Sebagai Dampak


Pandemi Covid-19 Pada Anggota BMT Syariah Pare Kediri

Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan

( Rofik Efendi, S.Kom, M.M )


NIP. 196906171998031002.

Mengesahkan
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Tax Center Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

( Dr. Yuliani.,MM. )
NIP. 198407102019032009.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
penelitian yang kami susun untuk memenuhi tugas Praktek Pengalaman Lapangan.
Dan juga saya berterimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Nur Chamid, M.M., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Kediri.
2. Bapak Imam Annas Mushlihin, M.HI., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
3. Ibu Yuliani S.E.,M.M., selaku Kepala Laboratorium Tax Center Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam.
4. Ibu Sulistyowati, SHI, M.E.I., selaku ketua selaku Kepala Program Studi
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.
5. Bapak Arif Zunaidi S.H.I, M.E.I., selaku Ketua panitia kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan yang telah memberikan kesempatan kepada saya
dalam kegiatan Praktik Perbankan Syariah.
6. Bapak Rofik Efendi, S.Kom, M.M selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang
senantiasa membantu dan mengarahkan saya dalam kegiatan Praktik
Perbankan Syariah.
7. Seluruh staff BMT Syariah Pare yang telah meluangkan waktu dan
memberikan ilmu yang bermanfaat selama kegiatan Praktik Perbankan
Syariah berlangsung.
8. Kepada Orangtua dan keluarga besar saya yang telah mendukung dan
mendoakan saya agar dapat melaksanakan kegiatan Praktik Perbankan
Syariah dengan lancar.

Semoga laporan penelitian ini dapat dipahami dan dimanfaatkan bagi


siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan penelitian yang disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kami mengucapkan terimakasih selebihnya adalah Do’a dan harapan semoga
Allah melimpahkan rahmat bagi kita semua. Akhirnya laporan penelitian ini bisa
terselesaikan walaupun masih banyak kekurangan. Kami memohon kritik dan saran

iii
yang membangun dari anda demi perbaikan laporan penelitian ini di waktu yang akan
datang.

Kediri, 14 Februari 2021


Penyusun

Awang Surya Ningrum

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN.....ii


KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Dasar Pemikiran............................................................................................1
B. Tujuan dan Kegunaan...................................................................................2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PELAKSANAAN PRAKTIK................................................................................3
A. Potensi BMT Syariah Pare............................................................................3
B. Pelaksanaan Praktik pada BMT Syariah Pare...............................................5
C. Permasalahan di lapangan...........................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI........................30
A. Kendala yang dihadapi BMT Syariah Pare.................................................30
B. Strategi BMT Syariah Pare dalam menangani kredit bermasalah akibat covid
19. 31
BAB IV..................................................................................................................34
PENUTUP.............................................................................................................34
A. Kesimpulan.................................................................................................34
B. Saran-saran..................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................36
1. Resume Pembekalan...................................................................................36
2. Berita acara harian individual.....................................................................41
3. Form bukti konsultasi dengan DPL............................................................44
4. Foto-foto kegiatan Observasi dan/wawancara............................................45

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
(Berisi tentang apa yang melatarbelakangi sehingga mahasiswa
menganggap sesuatu yang ditemukan dalam observasi dan wawancara
dijadikan suatu masalah)
Pandemi Covid-19 sangat berdampak dalam perekonomian
Indonesia. Pemerintah menetapkan Covid-19 sebgai bencana nasional non
alam. Penerapan social distancing sebagai penanggulangan penyebaran
virus Covid-19, namun dampak dari social distancing ini adalah
melemahnya perekonomian Indonesia. Karena penurunan pendapatan
menyebabkan banyak pekerja di PHK, banyaknya karyawan berkerja di
rumah menyebabkan turunnya juga pendapatan masyarakat lain.
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang beroperasi dengan
prinsip syariah yang berfungsi menyalurkan dan kepada anggotanya dan
beroperasi dengan skala mikro. Kegiatan dari BMT ini adalah
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil, antara kain
mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan ekonomi
masyarakat. Sehingga sebagian besar dari anggota/nasabah dari BMT
merupakan pengusaha kecil, para pelaku UMKM, dan pedagang.
Dengan adanya pandemi covid-19 yang membuat pemerintah
melakukan berbagai kebijakan pembatasan sosial yang menyebabkan
penurunan pendapatan para pelaku usaha mikro pada segala sektor usaha
karena ditutupnya banyak tempat usaha, dibatasinya jam operasional kerja
dan lain-lain. Hal ini menyebabkan penurunan pendapatan bahkan hingga
menyebabkan collaps.
Dampak ini juga dirasakan oleh para anggota BMT Syariah Pare, hal ini
menyebabkan mereka tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada
BMT Syariah Pare. Ketidakmampuan mengembalikan ini menjadi sebuah

1
risiko pembiayaan bagi lembaga keuangan, sehingga diperlukan sebuah
tindakan atau upaya untuk memperkecil risiko anggota tidak dapat
melaksanakan kewajiban agar tidak merugikan bagi lembaga.

B. Tujuan dan Kegunaan


Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi dari BMT Syariah Pare untuk menangani kredit bermasalah yang
terjadi. Laporan ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan
tentang bagaimana strategi penanganan kredit bermasalah pada lembaga
keuangan syariah.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Sejak awal dimulainya pandemi covid-19. Permasalahan tersebut terjadi di
lingkup anggota BMT Syariah Pare.

2
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Potensi BMT Syariah Pare
BMT Syariah Pare merupakan lembaga yang bergerak dengan dua fungsi
yaitu Baitul Maal (Lembaga Sosial) dan Baitul Tanwil (Lembaga Bisnis).
Pada tahun 2001 akibat adanya desakan masyarakat perbankan syariah
agar MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman bunga bank secara
terbuka, sehingga ditahun 2001 digagaslah pendirian Koperasi berbasis
syariah yaitu BMT Syariah Pare Kediri. Karena mayoritas masyarakat
Pare beragama Islam, BMT Syariah berupaya agar umat muslim di Pare
Menjadikan BMT Syariah sebagai wadah pelaksanaan ekonomi syariah,
dimana mengkhususkan gerakan usahanya pada kegiatan penyaluran
pembiayaan dan mengumpulkan dana pihak ketiga.
segmentasi pasar BMT Syariah ayitu masyarakat kecamatan Pare.
Untuk mensosialisasikan kegiatan ekonomi syariah melalui program-
prograam yang telah dimiliki, BMT Syariah Pare membagi wilayah-
wilayah pemasaran menjadi 5 bagian: 1) kota pare dengan tujuan
pemasaran kota paredan desa sekitar kecamatan pare, 2) daerah barat yaitu
plemahan, papar, purwoasri, kunjang, pagu, nganjuk, kertosono dan
sekitarnya, 3) daerah utara yaitu krecek, badas, ngoro, dan jombang, 4)
daerah timur yaitu daerah kepung, puncu, dan kandangan, 5) daerah
selatan yaitu plosokaten, wates, dan gurah.
Secara resmi BMT Syariah memperoleh ijin operasional dari Dinas
Pemasaran melalui Dinas Koperasi Penguasaha Kecil dan Menengah
Kabupaten Kediri pada tanggal 2 Juni 2001. Dengan Nomor Badan
Hukum: 518/BH/03/421.53/2001. Terletak di pertokoan Ringin Budho B-
16 Pare sejak 26 April 2001, pada tanggal 19 Oktober 2003 berpindah ke
jalan PB Sudirman 46 Pare Kediri. Pada awal tahun 2004 bulan maret,
BMT Syariah memperluas jaringannya dengan mendirikan kantor cabang
di Jalan Jombang KM 3 Lapangan Tunglur no. 6 Tunglur, Pare.

3
Potensi lembaga sebagai lembaga profit dan sosial di Pare
Kabupaten Kediri sangat baik, selain karena masyarakatnya yang
mayoritas muslim, BMT Syariah Pare juga dekat dengan pusat kegiatan
ekonomi masyarakat yaitu Pasar Pare dan juga dekat dengan Kampung
Inggris Pare. Sehingga kehadiran BMT Syariah Pare cocok untuk
masyarakat yang ingin membuka usaha kecil-kecilan atau mikro tapi
kekurangan modal. Kemampuan permodalan berasal dari simpanan pihak
ketiga atau berasal dari anggota BMT Syariah Pare.
BMT Syariah Pare memiliki berbagai macam produk, yaitu:
1. Simpanan Mudharobah (SITABAH)
Simpanan dari anggota, calon anggota yang dapat disetor dan
diambil sewaktu-waktu selama kas buka.
2. Simpanan Murabahah (SITAMARA)
Simpanan dari anggota, calon anggota dan masyarakat umum yang
mendapat fasilitas pembiayaan dari BMT Syariah.
3. Simpanan Haji dan Umrah (SITAHAROH)
Simpanan khusus untuk menjalankan ibadah haji.
4. Simpanan Pendidikan (SITAPENAS)
Diperuntukan sebagai penunjang khusus untuk biaya pendidikan
bagi siswa-siswi atau orang tua untuk merencanakan pendidikan anak-
anaknya.
5. Simpanan Berjangka
Simpanan dengan jangka waktu tertentu yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, dan 12 bulan.
6. Pembiayaan Mudharobah
Jenis kerjasama dimana BMT Syariah sebagai Shohibul maal
(pemilik modal) dan anggota atau calon anggota sebagai Mudharib
(pelaksana) dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati di awal akad.
7. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan dengan sistem jual beli, dimana BMT Syariah
melakukan pembelian barang yang dibutuhkan oleh anggota kemudian

4
dijual oleh BMT syariah dengan harga sesuai kesepakan dengan
anggota.
8. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
Pembiayaan untuk mendapatkan barang investasi dan anggota atau
calon anggota mengangsur sesuai hasil kesepakatan.

Sumber daya yang dimiliki lembaga yaitu SDM terdiri dari :


pimpinan, pimpinan cabang, admin pembiayaan, account officer, ICU, k.
Operasional, kasir, satpam, dan OB. BMT Syariah Pare merupaakn
lembaga keuangan mikro syariah yang terletak di Jalan PB. Sudirman 46
Pare, Kecamatan Pare. Letaknya dekat dengan pusat kegiatan ekonomi
masyarakat, salah satunya Pasar Pamenang Pare. BMT Syariah ini juga
dekat dengan Kampung Inggris pare yang mana banyak sekali potensi
usaha menengah mikro yang dapat dikembangkan selain bisnis lembaga
kursus, banyak bisnis mikro potensial untuk para pelajar di kampung
inggris yaitu bisnis toko seperti toko alat tulis, toko aksesoris, counter
pulsa dan data, bisnis jasa seperti jasa laundry, jasa travel dll, juga bisnis
kuliner. Hal ini menjadikan Pare merupakan tempat yang strategis untuk
BMT Syariah Pare.
Selain itu Wilayahnya dapat diakses dengan mudah karena terletak
dijalan besar sehingga dapat diakses menggunakan segala jenis
transportasi darat, seperti motor, mobil dan angkutan umum. Masyarakat
kecamatan Pare juga merupakan masyarakat yang melek teknologi dan
mengikuti perkembangan zaman. Akses internet di kecamatan Pare sangat
baik.

B. Pelaksanaan Praktik pada BMT Syariah Pare


1. Pengelolaan Bisnis BMT Syariah Pare
Kepemilikan bisnis yaitu milik anggota, terdiri dari pemilik dan
umum. Nama lembaga ini adalah KSPPS BMT Syariah Pare dengan

5
No. Akte: 518/BH/03/421.53/2001. Manajemen organisasi BMT
Syariah Pare terdiri dari:
a. Planning
1) Pemilihan lokasi karena pada masa itu masih sedikit lembaga
BMT yang ada di Pare
2) Fokus pada produk pembiayaan : murabahah & mudharabah
(mayoritas murabahah) dan produk simpanan : SITABAH
(simpanan tabungan mudharobah) dan SITAPENAS
(simpanan tabungan anak saleh).
b. Organizing
Pengorganisasian BMT Syariah Pare terdiri dari:
1) Dewan Pengawas Syari’ah (DPS)
Pengawas BMT Syariah Pare mempunyai fungsi untuk
mengawasi jalannya kegiatan usaha BMT agar tetap berjalan
sesuai dengan ketentuan , arah, dan kebijakan yang telah
ditetapka Rapat Anggota. Tugas Pengawas yaitu:
a) memberikan penilaian terhadap keputusan - keputusan
kegiatan BMT.
b) Mengawaasi dan menjaga agar pelaksanaan operasional
kegiatan BMT sesuai dengan ketentuan, arah, dan
kebijakan yang telah ditetapkan Rapat Anggota.
c) Memberikan saran atau pendapat kepada pengurus dan
pengelola atau manajer untuk pengajuan BMT.
d) Melakukan pemeriksaan (audit) terhadap pengelola BMT
Membuat hasil laporan pengawasan BMT kepada Rapat
Anggota.
2) Pengurus
Pengurus BMT Syariah Pare mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a) Menentukan arah kegiatan dan mengelola keseluruhan
proses Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam rangka

6
mengemban visi dan misi Koperasi serta pencapaian
tujuan BMT
b) Melakukan pengawasan dan memonitoring terhadap
pelaksanaan kebijakan atas pengelolaan usaha BMT yang
dijalankan Manajer
c) Memproses penentuan anggota dan meneliti berhentinya
anggota untuk selanjutnya meminta persetujuan Rapat
Anggota
d) Mengatur mekanisme pembinaan terhadap sistem
organisasi keanggotaan secara menyeluruh dan terpadu
antara bidang spiritual dan material.

Tugas pengurus BMT Syariah Pare yaitu:


a) Menyelenggarakan Rapat Anggota
b) Mengajukan Rencana Kerja (RK) dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja (RAPB) BMT untuk dimintakan
persetujuan dalam rapat anggota
c) Menerima laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang
dijalankan manajer setiap bulan
d) Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota ,
buku daftar pengurus, dan buku lainnya yang diperlukan
e) Memutuskan penerimaan dan penolakan calon anggota
baru serta memperhatikan anggota sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar
f) Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah
segala hal yang menyebabkan perselisihan.
3) Pengelola
a) Manajer
Fungsi manajer yaitu :

7
1. Memimpin organisasi dan mengelola keuangan baitul
Maal Wat Tamwil (BMT). Melakukan evaluasi dan
memutuskan permohonan pembiayaan melalui
mekanisme/forum komite pembiayaan.
2. Melakukan pengendalian/pembinaan terhadap
pengembalian pembiayaan
3. Menandatangani berbagai berkas/dokumen transaksi
keuangan BMT
4. Menyiapkan laporan keuangan koperasi secara
berkala (bulanan, triwulan, dan tahunan)

Tugas manajer yaitu :


1. Membina dan menjaga hubungan baik atau hbungan
kerjasama secara positif dengan lembaga terkait baik
instansi pemerintah maupun Swasta
2. Memberikan arahan dan bimbingan terhadap staf di
bawahnya berkaitan dengan masalah - masalah yang
terjadi di lapangan
3. Menjaga agar BMT dapat mencapai target kuantitatif
dan kualitatif serta mampu memberikan tingkat
pelayanan yang tinggi dengan tetap menjaga segala
resiko
4. Mengembangkan kemampuan diri maupun staf
dibawahnya melalui program pelatihan dan
pengembangan terencana
b) Kabag Pembiayaan
Fungsi kabag pembiayaan yaitu untuk tercapainya
produk - produk BMT baik funding maupun lending
sesuai dengan target kinerja yang telah ditentukan. Tugas
Kabag Pembiayaan :
1. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan manajer

8
2. Mengembangkan kemampuan diri melalui training
intern maupun ekstern
3. Memecahkan keluhan - keluhan dari nasabah
4. Melakukan proses pembiayaan sesuai Standar
Operasional prosedur (SOP) yang berlaku
5. Melakukan survey terhadap calon penerima
pembiayaan, baik menyangkut kelayakan usaha,
jaminan, dan lain - lain.
c) Kabag Operasional
Fungsi Kabag Operasional yaitu :
1. Memimpin kegiatan BMT pada bagian Tata Usaha
sesuai dengan garis kebijakan yang digariskan oleh
Manajemen BMT
2. Melakukan koordinasi seluruh staf operasional BMT
3. Melaksanakan sistem dan prosedur
akutansi/pembukuan yang efisien dan efektif.

Tugas Kabag operasional :


1. Menyusun budget (rencana anggaran) bulanan,
triwulan, dan tahuna perusahaan
2. Membuat laporan realisasi budget
3. Membuat laporan realisasi rekonsiliasi
4. Mengatur cash flow
5. Mengadministrasikan jaminan
6. Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga
dan asuransi
7. Membantu bagian pembiayaan mencetak akad
pembiayaan
8. Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan,
dan tahunan perusahaan

9
9. Menghitung bagi hasil selurh simpanan anggota
(calon anggota)
10. Menilai prestasi kerja karyawan bagian Tata Usaha
dan mengatur kerumah tanggaan
11. Mengitegrasikan/kosolidasi neraca.
d) Administrasi
Fungsi bagian administrasi yaitu melakukan
pendokumentasian (kearsipan) dan bertanggung jawab
atas kelengkapan data bukti transaksi untuk kebenaran
pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akutansi yang
berlaku. Tugas bagian administrasi :
1. Melakukan tugas - tugas khusus yang diberikan
manajer
2. Memonitor pengadaan alat tulis kantor, barang -
barang percetakan dan peralatan kantor lainnya
3. Membuat laporan aset LKMS
4. Melakukan proses pencairan pembiayaan
5. Membuat analisis laporan keuangan Neraca atau laba
Rugi untuk dilaporkan kepada manajer LKMS.
e) Teller
Fungsi teller yaitu memberikan pelayanan terbaik
kepada nasabah baik penabung ataupun peminjam. Tugas
Teller yaitu :
1. Transaksi pembukaan tabungan, sitapenas, dll
2. Menerima setoran simpanan, angsuran dan transaksi
pengambilan
3. Transaksi EDC: pembayaran PLN, Telepon, Transfer,
dll.
f) Marketing
Fungsi marketing yaitu mempromosikan dan
menawarkan produk - produk pembiayaan BMT Syariah

10
Pare, baik di BMT nya maupun terjun langsung ke
lapangan. Bagian marketing ini juga membawahi jangkar
yaitu petugas lapangan yang melaksanakan sistem jemput
bola, dimana petugas mendatangi langsung nasabah untuk
meminta angsuran yang telah jatuh tempo atau nasabah
sedang sibuk dan tidak bisa datang langsung ke BMT.
Tugas marketing yaitu :
1. Membuat terobosan mencari sumber-sumber dana
alternatif
2. Membuat atau mengevaluasi produk-produk BMT
agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
3. Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk
meningkatkan penjualan produk
4. Melakukan survey terhadap calon penerima
pembiayaan
5. Menagih angsuran yang terlambat membayar.
c. Actuating
1) Melakukan pertemuan rutin sebelum melaksanakan kegiatan
guna kebersamaan.
2) Pelaporan rutin, dan evaluasi dengan kantor cabang.
3) Fokus dalam konsolidasi dan pengembangan cabang.
d. Controlling
1) Melaksanakan pelaporan setiap hari
2) Melaksanakan evaluasi setiap bulan

2. Manajemen Sumber Daya Manusia


MSDM merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, dsb. Terminologi SDM merujuk
pada orang-orang yang ada di dalam organisasi. SDM dalam konteks
bisnis adalah orang yang bekerja dalam suatu oragnisasi yang sering

11
pula disebut karyawan. Pendayagunaan SDM yang tepat menyangkut
pemahaman terhadap kebutuhan individual atau organisasi agar
potensi dapat digali secara penuh. Jadi secara sederhana pengertian
MSDM adalah mengelola SDM dari keseluruhan potensi yang tersedia
dalam suatu organisasi, baik organisasi publik maupun swasta.1
Berikut manajemen SDM pada BMT Syariah Pare:
a. Cara rekrutment
1) Dibukanya lowongan kerja, biasanya di publikasi melalui
media online maupun offline
2) Penyeleksian berkas pelamar
3) Pelaksanaan interview
4) Penentuan calon karyawan yang terbaik dan kemudian
dihubungi untuk selanjutnya mulai bekerja sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan
b. Kualifikasi yang dibutuhkan
Kualifikasi umum:
1) Mengerti syariat dan baca tulis qur’an
2) Mengetahui produk syariah
3) Kualifikasi disesuaikan dengan jabatan dan job desk yang
dibutuhka
c. Jabatan dan job desc
1) Manajer
Fungsi manajer yaitu :
a) Memimpin organisasi dan mengelola keuangan baitul Maal
Wat Tamwil (BMT). Melakukan evaluasi dan
memutuskan permohonan pembiayaan melalui
mekanisme/forum komite pembiayaan.
b) Melakukan pengendalian/pembinaan terhadap
pengembalian pembiayaan

1
Noor Arifin, Manajemen Sumberdaya Manusia: Teori dan Kasus, (Jepara: UINSU Press, 2017),
2.

12
c) Menandatangani berbagai berkas/dokumen transaksi
keuangan BMT
d) Menyiapkan laporan keuangan koperasi secara berkala
(bulanan, triwulan, dan tahunan)
2) Kabag operasional :
a) Menyusun budget (rencana anggaran) bulanan, triwulan,
dan tahuna perusahaan
b) Membuat laporan realisasi budget
c) Membuat laporan realisasi rekonsiliasi
d) Mengatur cash flow
e) Mengadministrasikan jaminan
f) Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga dan
asuransi
g) Membantu bagian pembiayaan mencetak akad pembiayaan
h) Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan, dan
tahunan perusahaan
i) Menghitung bagi hasil selurh simpanan anggota (calon
anggota)
j) Menilai prestasi kerja karyawan bagian Tata Usaha dan
mengatur kerumah tanggaan
k) Mengitegrasikan/kosolidasi neraca.
3) Administrasi
a) Melakukan tugas - tugas khusus yang diberikan manajer
b) Memonitor pengadaan alat tulis kantor, barang - barang
percetakan dan peralatan kantor lainnya
c) Membuat laporan aset LKMS
d) Melakukan proses pencairan pembiayaan
e) Membuat analisis laporan keuangan Neraca atau laba Rugi
untuk dilaporkan kepada manajer LKMS.
4) Teller
Tugas Teller yaitu :

13
a) Transaksi pembukaan tabungan, sitapenas, dll
b) Menerima setoran simpanan, angsuran dan transaksi
pengambilan
c) Transaksi EDC: pembayaran PLN, Telepon, Transfer, dll.
5) Marketing
Tugas marketing yaitu :
a) Membuat terobosan mencari sumber-sumber dana alternatif
b) Membuat atau mengevaluasi produk-produk BMT agar
sesuai dengan kebutuhan pasar
c) Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk meningkatkan
penjualan produk
d) Melakukan survey terhadap calon penerima pembiayaan
e) Menagih angsuran yang terlambat membayar.
3. Manajemen keuangan:
Manajemen keuanga adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang pengelolaan keuangan perusahaan baik dari sisi pencarian
sumberdana, pengalokasian dana, maupun pembagian hasil
keuntungan. Tujuan manajemen keuangan adalah supaya perusahaan
dapat mengelola sumberdaya yang dimiliki terutama dari aspek
keuangan sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal
dan pada akhirnya mampu memaksimumkan kesejahteraan anggota.2
Manajemen Keuangan BMT Sayriah Pare yaitu sebagai berikut:
a. Sumber permodalan
Sumber permodalan BMT Syariah Pare berdasarkan
simpanan pokok & wajib serta dari modal penyertaan (simpanan
sukarela).
b. Pembelanjaan
Pembelanjaan rutin yang dilakukan merupakan
pembelanjaan 80% dari kewajiban yang dimiliki.

2
Mokhamad Anwar, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Kencana, 2019),
5.

14
c. Pencatatan transaksi yang terjadi
Seluruh transaksi dicatat dengan menggunakan bantuan Microsoft
Office dan dilakukan setiap hari.
d. Penghitungan laba/ rugi usaha
Laba/rugi usaha BMT Syariah Pare dilakukan rutin setiap
bulannya.
4. Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai serangkaian prosedur
dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha.3
Manajemen risiko yang dijalankan BMT Sayriah Pare sebagai berikut:
a. Resiko Pembiayaan/Kredit
1) Identifikasi penyaluran pembiayaan (dicatetan)
2) Memberi surat peringatan/pemberitahuan
3) Jika tidak ada tanggapan kemudian mengarah ke jaminan
4) Jika ada penggelapan dapat dibawa ke ranah hukum
5) Penghapusan buku
b. Manajemen Resiko Pasar
BMT menggunakan sistem syariah sehingga aman dari
risiko bunga.
c. Manajemen Resiko Operasional
Dapat disebabkan oleh kegagalan teknis, human error
maupun alam. Dapat diminimalisir dengan:
1) Mengidentifikasi sumber risiko
2) Menetapkan langkah mitigasi

3
Sri Hayati, Manajemen Risiko: untuk Bank Perkreditan Raykat dan Lembaga Keuangan Mikro,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2017), 5.

15
3) Menganggapi risiko, contoh pada sumber risiko human error,
maka mitigasinya adalah dengan mencari SDM berkualitas.
4) Memantau risiko
d. Manajemen Resiko Likuiditas
BMT Syariah Pare dalam pengelolaannya memperhatikan
dan mempertimbangkan segala keputusan yang berkaitan dengan
keuangan pada RAT, dan memutuskan untuk melakukan
pembiayaan/pembelanjaan 80% dari kewajiban, dan melakukan
sistem limit, hal ini dilakukan agar likuiditasnya tetap terjaga.
e. Manajemen Resiko Kepatuhan
Setiap lembaga keuangan baik bank dan non-bank wajib
untuk mematuhi hukum yag berlaku, bergitu pula BMT Syariah
Pare. Pada awalnya BMT berada dibawah pengawasan
Kementerian Koperasi dan UKM, namun seiring perkembangan
hukum dan ditetapkannya UULKM yang menyatakan bahwa BMT
merupakan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) dan keterlibatan
OJK semakin besar, maka untuk izin pendirian BMT, selain dari
KEMENKOP juga wajib atas izin OJK.
Untuk itu lembaga keuangan dituntut untuk mengetahui
perkembangan dan mempelajari tentang bisnisnya apakah sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
f. Manajemen Resiko Hukum
Tidak melakukan kegiatan operasinya baik pembiayaan
atau penyaluran dana, dan penghimpunan dana yang melanggar
hukum negara dan syariat. Memastikan bahwa bisnis yang
dijalankan tidak melanggar hukum dan syariat.
g. Manajemen Resiko Strategis
Tetap mengikuti strategi yang telah ditetapkan saat
memulai bisnis. Tetapi karena banyaknya pesaing yang
bermunculan dan semakin cepatnya perkembangan zaman yang
mempengaruhi permintaan pasar, maka apabila terdapat risiko,

16
salah satu cara mengatasi risiko strategis adalah dengan tetap
memantau perkembangan zaman, terutama permintaan pasar dan
pesaing.
h. Manajemen Resiko Reputasi
1) Menetapkan SOP terhadap kualitas pelayanan dan seluruh
anggota wajib berperilaku baik di dalam maupun di luar kantor.
2) Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar
i. Resiko Imbal Hasil
Pembagian pendapatan atas pengelolaan dana yang diterima
kopeasi syariah dibagi kepada para anggota yang memiliki jenis
simpanan atau kepada pemilik modal yang telah memberikan
kepada koperasi dalam bentuk Mudharabah dan
Musyarakah.sedangkan pembagian yang bersifat tahunan maka
distribusi tersebut termasuk kategori SHU dalam aturan koperasi.
Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki
jenis simpanan ataau pemberi pinjaman adalah didasarkan kepada
hasil usaha yang riil yang diterima koperasi pada saat bulan
berjalan.umumnya ditentukan berdasarkan nisbah yaitu rasio
keuntungan antara koperaasi syariah dan anggota atau pemberi
pinaman terhadap hasil riil usahannya.
BMT dapat menggunakan teknik dari simple gap sampai
simulasi yang mahir untuk pendekatan yang digunakan dapat
diterima di estimasi pada periode pendapatan masa depan,
keberagamannya dan pendapatan akan memberikan hasil pada
beragam tingkatan kembalian yang diharapkan nasabah.
j. Resiko Investasi
Risiko investasi bisa terjadi akibat risiko operasional yang
mungkin ditimbulkan akibat kesalah manusia, kesalahan itu
disebabkan karena pelanggaran (fraud) dan atau kelalaian (eror).
Misalnya karena kurangnya informasi yang dimiliki komite
pembiayaan, terjadinya kesalahan dalam seleksi debitur. Debitur

17
yang kurang amanah dan profesional maka akan ada kemungkinan
mereka melakukan moral hazard dan/atau mis management dalam
pengelolaan usahanya.
Dalam hal ini, BMT sama halnya dengan bank syariah
melaksanakan prinsip 5C dalam memberikan investasi
(mudharabah, musyarakah, dll), dan memberlakukan
jaminan/angunan ketika terjadi gagal bayar.
Manajemen Pemasaran Produk BMT Syariah Pare
1. Pemetaan Target Pasar
Pemetaan sasaran pasar atau targeting yang baik akan dapat
memudahkan sebuah lembaga dalam mengalokasikan produk dan jasa
yang dimiliki kepada konsumen. Targeting adalah sutau proses
mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau
beberapa segmen pasar yang nantinya dipilih sebagai target pasar.
Target pasar BMT Syariah yaitu memaksimalkan pengembangan
lembaga di wilayah kabupaten, terutama di wilayah Pare. Dimana
wilayah tersebut memiliki potensi yang besar yang dapat
mengembangkan lembaga. Produk yang paling banyak diminati adalah
pertanian, perdagangan, industri, peternakan. Persentase yang paling
besar yaitu pertanian dan perdagangan. Untuk target usia anggota BMT
Syariah Pare adalah usia produktif yaitu usia awal 20 tahun hingga 60
tahun. Target karakter psikologis yaitu memiliki etos kerja tinggi tidak
mudah menyerah dan selalu kreatif untuk mengembangkan bisnisnya.

2. Kondisi Pesaing Dan Bisis Yang Dijalankan BMT Syariah Pare


a. Strengthness
1) Kekerabatan yang erat antar anggota,
2) Memiliki produk yang diminati oleh masyarakat,
3) Pelayanan yang memuaskan.
b. Weakness

18
1) Orang masih awam terhadap teknologi, sehingga kegiatan dalam
bertransaksi menjadi terhambat.
2) Jarak kantor dengan anggota suatu daerah terbilang cukup jauh,
sehingga tidak efektif.
c. Opportunities
1) Daerah yang kecil dan jarang ada lembaga BMT, sehingga
peluang mengembangkan lembaga semakin besar.
2) Peluang mendekati dan mendapatkan hati calon anggota cukup
besar dikarenakan jumlah pesaing pada daerah tersebut terbilang
belum cukup besar, sehingga lembaga dapat mengembangkan
usahanya.
3) Serta dapat mengembangkan di daerah lain, memberbesar
potensi usaha pada masing-masing sektor.
4) Memanfaatkan teknologi dan sosial media sebagai sarana
pemasaran.
5) Mayoritas penduduk daerah muslim.
6) Sudah mengenal daerah dengan baik.
d. Threat
1) Tidak bisa menyaingi lembaga keuangan berbankan,
2) Meskipun masyarakat mayoritas muslim, namun masih banyak
yang awam dengan produk syariah.

3. Bauran Pemasaran Dan Digital Marketing


a. Produc
1) Simpanan Mudharobah (SITABAH)
Simpanan dari anggota, calon anggota yang dapat disetor
dan diambil sewaktu-waktu selama kas buka.
2) Simpanan Murabahah (SITAMARA)
Simpanan dari anggota, calon anggota dan masyarakat
umum yang mendapat fasilitas pembiayaan dari BMT Syariah.
3) Simpanan Haji dan Umrah (SITAHAROH)

19
Simpanan khusus untuk menjalankan ibadah haji.
4) Simpanan Pendidikan (SITAPENAS)
Diperuntukan sebagai penunjang khusus untuk biaya
pendidikan bagi siswa-siswi atau orang tua untuk merencanakan
pendidikan anak-anaknya.
5) Simpanan Berjangka
Simpanan dengan jangka waktu tertentu yaitu 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
6) Pembiayaan Mudharobah
Jenis kerjasama dimana BMT Syariah sebagai Shohibul
maal (pemilik modal) dan anggota atau calon anggota sebagai
Mudharib (pelaksana) dengan sistem bagi hasil yang telah
disepakati di awal akad.
7) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan dengan sistem jual beli, dimana BMT Syariah
melakukan pembelian barang yang dibutuhkan oleh anggota
kemudian dijual oleh BMT syariah dengan harga sesuai
kesepakan dengan anggota.
8) Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil
Pembiayaan untuk mendapatkan barang investasi dan
anggota atau calon anggota mengangsur sesuai hasil
kesepakatan.
b. Place
Lokasi BMT Syariah berada di Jln. PB. Sudirman 46 Pare,
Kec. Pare, Kab. Kediri, Jawa Timur. Target pasar BMT Syariah
adalah daerah di sekitar wilayah pare yaitu pasar pare, kampung
inggris, dll.
c. Price
Penetapan harga berdasar kemampuan lembaga, kemudian
menentukan maximal pembiayaan yang dapat dilakukan. Maka
selanjutnya melihat bagaimana perkembangannya.

20
Penentuan besar kecil dapat diketahui dari analisa 5C.
Prinsip 5C merupakan sistem yang digunakan bank atau pemberi
pinjaman lainnya untuk mengukur kelayakan kredit dari seorang
calon debitur (peminjam). 5C ini adalah Character (Karakter),
Capacity/Cashflow (Kapasitas/Keuangan), Capital (Modal),
Conditions (Kondisi), Collateral (Agunan), Constraint (Hambatan).
d. Promotion
Strategi promosi yang dilakukan BMT Syariah guna
memasarkan produknya adalah dengan memanfaatkan sosial media,
menyebarkan pamflet/flyer, dll.
e. People
1) Manajer
a) Memimpin organisasi dan mengelola keuangan baitul Maal
Wat Tamwil (BMT). Melakukan evaluasi dan memutuskan
permohonan pembiayaan melalui mekanisme/forum
komite pembiayaan.
b) Melakukan pengendalian/pembinaan terhadap
pengembalian pembiayaan
c) Menandatangani berbagai berkas/dokumen transaksi
keuangan BMT
d) Menyiapkan laporan keuangan koperasi secara berkala
(bulanan, triwulan, dan tahunan)
2) Kabag operasional :
a) Menyusun budget (rencana anggaran) bulanan, triwulan,
dan tahuna perusahaan
b) Membuat laporan realisasi budget
c) Membuat laporan realisasi rekonsiliasi
d) Mengatur cash flow
e) Mengadministrasikan jaminan
f) Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga dan
asuransi

21
g) Membantu bagian pembiayaan mencetak akad pembiayaan
h) Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan, dan
tahunan perusahaan
i) Menghitung bagi hasil selurh simpanan anggota (calon
anggota)
j) Menilai prestasi kerja karyawan bagian Tata Usaha dan
mengatur kerumah tanggaan
k) Mengitegrasikan/kosolidasi neraca.
3) Administrasi
e. Melakukan tugas - tugas khusus yang diberikan manajer
f. Memonitor pengadaan alat tulis kantor, barang - barang
percetakan dan peralatan kantor lainnya
g. Membuat laporan aset LKMS
h. Melakukan proses pencairan pembiayaan
i. Membuat analisis laporan keuangan Neraca atau laba Rugi
untuk dilaporkan kepada manajer LKMS.
4) Teller
a) Transaksi pembukaan tabungan, sitapenas, dll
b) Menerima setoran simpanan, angsuran dan transaksi
pengambilan
c) Transaksi EDC: pembayaran PLN, Telepon, Transfer, dll.
5) Marketing
a) Membuat terobosan mencari sumber-sumber dana alternatif
b) Membuat atau mengevaluasi produk-produk BMT agar
sesuai dengan kebutuhan pasar
c) Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk meningkatkan
penjualan produk
d) Melakukan survey terhadap calon penerima pembiayaan
e) Menagih angsuran yang terlambat membayar.
f. Process

22
Proses yang dilakukan BMT Syaria Pare yakni dengan cara
melakukan komunikasi dan interaksi yang ramah dan terbuka
dengan para anggota baik ketikadi pasar maupun door to door.
Dimana hal tersebut dengan menerapkan salam, sapa, santun dan
senyum.
g. Physical Evidence
Nomor akte berdirinya lembaga : 518/BH/03/421.53/2001.
Bukti fisik yang ada di BMT Syariah Pare meliputi papan nama,
arah dan petunjuk, lahan parkir. Untuk bukti fisik berupa peraatan
yang diberikan untuk pelayanan kepada konsumen melalui penataan
tata letak kantor yang didesign senyaman mungkin dalam segi
tempat duduk hiasan dan karyawan yang selalu berpenampilan
santun.

23
3. Laporan Keuangan (data laporan keuangan yang didapat adalah tahun
2019 dan 2020)
PERHITUNGAN HASIL USAHA
PER. 31/12/2020

Jumlah
No Uraian
2020 2019
1 Pendapatan
a. Bagi hasil/ marginatas pemb. Rp 793.523.393,00 Rp 814.706.918,00
Diberikan
b. Bagi hasil dari bank Rp 8.196.572,37 Rp 10.031.102,59
c. Pendapatan administrasi Rp 83. 847,68 Rp 98.584.945,57
d. Pendapatan operasional Rp 722.907,00 Rp 2.238.633,74
Total pendapatan Rp 855.290.800,00 Rp 925.561.800,00
2 Biaya
a. Biaya hasil simpanan Rp 141.542.198,00 Rp 196.687.115,30
b. Beban hasil pembiayaan Rp 154.240.628,00 Rp 111.124.854,09
c. Beban umum dan Rp 393.323.064,00 Rp 394.939.072,00
administrasi
d. Beban organisasi Rp 154.655.463,64 Rp 152.723.229,00
e. Beban penyusutan dan Rp 23637727,05 Rp 44.735.360,75
admortisasi
3 Jumlah Rp 867.399.101,53 Rp 900.209.631,14
Hasil operasional
4
Pendapatan lainnya
5 Sisa hasil usaha Rp 18.891.596,52 Rp 25.352.168,86

NERACA

24
PER 31/12/2020

URAIAN 2020 2019 URAIAN 2020 2


(Rp) (Rp) (Rp) (
HARTA KEWAJIBAN
Kas Tabungan Rp
Rp 118.
Giro Tab. Dep Rp koperasi
5.768.838.464 6.585
Ba 751.550 Simp berjangka
1.126.284.700
Tab. Simp pada koperasi Rp
RP
kop Rp Pembiayaan
681.000.000 565.
Surat berharga 679.581.217 diterima
2.793.667.517
Pinjaman yang Bb yg basih
diberikan dibayar
Rp 9.865.415 Rp 8
(penyih pinj. Kewajiban lain
Diberikan) Modal penyertaan Rp
Rp
Pend yang harus Rp
2.524.904.451 3.693
diterima 5.532.395.019
5.903.406.483
Beban dibayar KEKAYAAN Rp
dimuka BERSIH
1.128.601.500 1.250
Aktiva tetap Simpanan pokok
Rp
(akm peny akt Simpanan wajib
Rp
tetap) Rp 11.632.557 Modal 10.113.209.83
12.102
Aktiva lain-lain 106.495.883 Simpanan
Rp 1
sukarela
Rp
1.532.481.065 Cadangan resiko
1.997.481.065 SHU tahun
Rp Rp
berjalan
Rp
(155.552.485) 113.030.000
(167.786.538) 109.
Rp Rp
Rp
1.273.194.043 367.365.000
2.345.362.751 233.
Rp –
R
Rp –
Rp 4
Rp 9.894.417
Rp 9
Rp 18.891.698
Rp 25

Rp
499.181.115 382.
JUMLAH RP RP JUMLAH Rp
AKTIVA 10.612.390.94 12.485.113.88 PASIVA 10.612.390.94
12.485
7 0 7

25
4. Jenis marketing yang paling tepat dan telah dijalankan untuk mensuport
eksistensi BMT Syariah Pare di tengah pandemi Covid-19
Jenis marketing yang yang paling tepat dan telah dijalankan oleh
BMT Syariah Pare ditengah pandemi covid-19 adalah menggunakan sosial
media. Hal ini dikarenakan aktivitas diluar rumah yang menurun dan
meningkatnya kativitas di dunia internet. Sehingga lembaga memanfaatkan
hal tersebut sebagai peluang dalam meningkatkan profitabilitasnya.

A. Dinamika Usaha BMT Syariah Pare


1. Laporan Kemajuan Bisnis
a. Capaian Bisnis
BMT Syariah Pare memiliki kekerabatan yang erat antar
anggota, memiliki produk yang diminati oleh masyarakat, serta
memiliki citra pelayanan yang memuaskan. BMT Syariah Pare
mmeiliki peluang mendekati dan mendapatkan hati calon anggota
cukup besar dikarenakan jumlah pesaing pada daerah tersebut
terbilang belum cukup besar, sehingga lembaga dapat
mengembangkan usahanya.
Selama masa pandemi covid-19 perubahan yang terjadi
terhadap BMT Syariah pare yaitu penambahan protokol kesehatan
dalam setiap kegiatan offline yang dilaksanakan, yaitu: penggunaan
masker oleh semua karyawan, penempatan tempat untuk cuci
tangan sebelum memasuki ruangan kantor, mewajibkan nasabah
maupun calon nasabah untuk mencuci tangan sebelum memasuki
ruangan serta mewajibkan penggunaan masker. Selain itu selama
pandemi covid-19, BMT Syariah Pare juga menemukan peluang
baru yaitu: munculnya berbagai bisnis baru yang dapat dibiayai
(cth. Bisnis makanan, dll), pemanfaatan media sosial sebagai alat
untuk memasarkan produk, dsb.
b. Hambatan Kegiatan Usaha

26
1) Orang masih awam terhadap teknologi, sehingga kegiatan
dalam bertransaksi menjadi terhambat.
2) Jarak kantor dengan anggota suatu daerah terbilang cukup jauh,
sehingga tidak efektif.
3) Tidak bisa menyaingi lembaga keuangan berbankan,
4) Meskipun masyarakat mayoritas muslim, namun masih banyak
yang awam dengan produk syariah.
c. Efektivitas Bauran Pemasaran
Suatu usaha dapat berhasil atau bahkan dapat menguasai
pasar apabila usaha tersebut berhasil pula dalam menerapkan ke
empat variabel bauran pemasaran tersebut dalam dunia bisnis.
Dengan strategi bauran pemasaran yang diterapkan manajemen
pasar modern tersebut apakah berpengaruh terhadap tingkat
transaksi bisnis di pasar tradisional saat ini.
Strategi promosi yang dilakukan BMT Syariah guna
memasarkan produknya adalah dengan memanfaatkan sosial
media, menyebarkan pamflet/flyer, dll. Proses yang dilakukan
BMT Syaria Pare yakni dengan cara melakukan komunikasi dan
interaksi yang ramah dan terbuka dengan para anggota baik
ketikadi pasar maupun door to door. Dimana hal tersebut dengan
menerapkan salam, sapa, santun dan senyum. Bukti fisik yang ada
di BMT Syariah Pare meliputi papan nama, arah dan petunjuk,
lahan parkir. Untuk bukti fisik berupa peraatan yang diberikan
untuk pelayanan kepada konsumen melalui penataan tata letak
kantor yang didesign senyaman mungkin dalam segi tempat duduk
hiasan dan karyawan yang selalu berpenampilan santun.
d. Volume Penjualan
Pada laporan keuangan yang telah penulis cantumkan
sebelumnya, dapat dilihat bahwa volume penjualan BMT Syariah
Pare pada tahun 2020 menurun jika dibandingkan dengan tahun

27
sebelumnya. Ini membuktikan bahwa pandemi covid-19 membawa
dampak yang besar terhadap lembaga.

2. Laporan Laba Rugi


BMT SYARIAH PARE
LAPORAN LABA RUGI
Periode 31/12/2020

No Uraian Jumlah
1 Pendapatan
a. Bagi hasil/ marginatas pemb. Diberikan Rp 793.523.393,00
b. Bagi hasil dari bank Rp 8.196.572,37
c. Pendapatan administrasi Rp 83. 847,68
d. Pendapatan operasional Rp 722.907,00
Total pendapatan Rp 855.290.800,00
2 Biaya
a. Biaya hasil simpanan Rp 141.542.198,00
b. Beban hasil pembiayaan Rp 154.240.628,00
c. Beban umum dan administrasi Rp 393.323.064,00
d. Beban organisasi Rp 154.655.463,64
e. Beban penyusutan dan admortisasi Rp 23637727,05
Jumlah Rp 867.399.101,53
4 Hasil operasional
Pendapatan lainnya
5 Laba Usaha Rp 18.891.596,52

3. Uraian Resiko Bisnis


Pandemi covid-19 selain membawa peluang baru juga membawa
resiko terhadap jalannya bisnis. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena
tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat namun dengan
pendapatan yang cenderung menurun, selain itu juga banyak karyawan
PHK dikarenakan pemasukan tempat mereka bekerja sehingga
berimbas pada pengurangan karyawan. Salah satu resiko bisnis yang

28
muncul selama pandemi adalah adanya kredit macet. Kredit macet
adalah suatu keadaan dimana debitur baik perorangan atau perusahaan
tidak mampu membayar kredit bank tepat pada waktunya. Di dunia
kartu kredit, kredit macet merupakan kredit bermasalah dimana
pengguna kartu kredit tidak mampu membayar minimum pembayaran
yang telah jatuh tempo lebih dari 3 bulan.
Guna mengatasi adanya kredit macet, BMT Syariah Pare
melakukan hal sebagai berikut:
1) Identifikasi penyaluran pembiayaan
2) Memberi surat peringatan/pemberitahuan
3) Jika tidak ada tanggapan kemudian mengarah ke jaminan
4) Jika ada penggelapan dapat dibawa ke ranah hukum
5) Penghapusan buku jika diperlukan

C. Permasalahan di lapangan
Covid-19 sangat berdampak dalam perekonomian Indonesia.
Penerapan social distancing sebagai penanggulangan penyebaran virus
Covid-19, namun dampak dari social distancing ini adalah melemahnya
perekonomian Indonesia. Salah satu dampaknya adalah menyebabkan
turunnya pendapatan masyarakat yang mempunyai usaha mikro
menengah. Dampak ini juga dirasakan oleh para anggota BMT Syariah
Pare. Banyak dari anggota BMT Syariah Pare mengalami kendala dalam
kegiatan usahanya, mulai dari pembatasan kegiatan usaha, penurunan
penghasilan, hingga tidak adanya pemasukan karena usaha ditutup total
yang menyebabkan mereka tidak dapat melaksanakan kewajibannya
kepada BMT Syariah Pare sehingga menimbulkan risiko terjadinya kredit
bermasalah atau kredit macet. Ketidakmampuan mengembalikan ini
menjadi sebuah risiko bagi lembaga keuangan, sehingga diperlukan
sebuah tindakan atau upaya untuk memperkecil risiko anggota tidak dapat
melaksanakan kewajiban.

29
30
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI

A. Kendala yang dihadapi BMT Syariah Pare


Pada 2 Mei 2020 lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan telah
masuknya virus corona (covid-19) ke Indonesia. Menyusul hal tersebut,
pemerintah dengan sigap melakukan penanganan dan pencegahan agar tidak
terjadi penyebaran yang lebih luas dengan cara melaksanakan pembatasan sosial
berskala besar.
Permasalahan diawali dari masuknya virus covid-19 di Indonesia serta
penyebarannya yang dibilang cukup pesat sehingga mengakibatkan Indonesia
mengalami Lockdown di beberapa wilayah. Dalam proses pencegahan penyebaran
covid-19 yang mulai diterapkan sejak pertengahan Maret 2020 lalu menyebabkan
beberapa masalah ekonomi yang terjadi secara global dan dampaknya dirasakan
seluruh sektor ekonomi tak terkecuali sektor mikro. Adanya larangan berkumpul,
membuat keramain, dan lockdown menyebabkan beberapa bidang ekonomi
terhambat kegiatannya, terutama ekonomi mikro yang menjadi fokus utama
sasaran pembiayaan BMT Syariah Pare. Hal ini menyebabkan adanya anggota
yang kesulitan hingga tidak mampu membayar kewajiban sehingga terjadi kredit
bermasalah.

Menanggapi hal tersebut, sesuai dengan Peraturan OJK Nomor


11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan
countercyclical dampak penyebaran coronavirus disease 2019, para pelaku
lembaga keuangan secara keseluruhan menerapkan kebijakan yang mendukung
stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terkena dampak penyebaran
COVID-19 termasuk debitur UMKM, dengan tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian. Kebijakan stimulus yang dimaksud dalam peraturan ini terdiri dari:
1) kebijakan penetapan kualitas aset; dan 2) kebijakan strukturisasi kredit atau
pembiayaan. Penerapan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan

31
ekonomi untuk debitur yang terkena dampak penyebaran corona virus disease
2019 (COVID-19) termasuk debitur UMKM.4

B. Strategi BMT Syariah Pare dalam menangani kredit bermasalah akibat covid
19.
Sesuai dengan hal ini BMT Syariah Pare turut melaksanakan kebijakan
stimulus tersebut, salah satunya adalah dengan melaksanakan kebijakan
restrukturisasi kredit atau pembiayaan dalam rangka mendukung stimulus
ekonomi debitur dan juga menghindari risiko pembiayaan yang terjadi yaitu kredit
bermasalah. Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam
kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi mengalami kesulitan untuk
memenuhi kewajibannya.5

Kredit yang bermasalah adalah suatu resiko yang dikandung dalam setiap
pemberian kredit oleh lembaga keuangan seperti Baitul maal wa tamwil (BMT).
Resiko itu berupa suatu keadaan dimana debitur tidak dapat memenuhi
kewajibanya tepat pada waktunya. Kredit bermasalah akan berpengaruh pada
penghasilan yang akan diterima , yang lebih lanjut akan berdampak pada
kelangsungan hidup lembaga keuangan seperti Baitul maal wa tamwil (BMT).

Perlu adanya upaya dalam mengatasi kredit bermasalah tersebut. Upaya


restrukturisasi kredit merupakan upaya penyelamatan kredit bermasalah yang
meliputi upaya Reschedulling, Restructuring dan Reconditioning, misalnya
dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit, memberikan grace period
waktu pembayaran, penurunan angsuran, dan lain sebagainya. Restrukturisasi
kredit dapat diberikan bilamana debitur beriktikad baik. Debitur beriktikad baik
dalam menyelesaikan kredit bermasalah dapat diukur kemauan dan kemampuan
membayar dari bentuk perilaku nasabah, antara lain:6

4
JDIH BPK RI, 11/PJOK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan
countercyclical dampak penyebaran coronavirus disease 2019,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135560/peraturan-ojk-no-11pojk032020-tahun-2020
diakses pada 20 Februari 2020.
5
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: Citra Aditya, 1993), hlm. 21.
6
Trisadini Prasastinah Usanti dan Nurwahjuni, Model Penyelesaian Kredit Bermasalah,
(Surabaya: Revka Pertra Media, 2014),hlm. 100

32
a. Nasabah bersedia untuk diajak berdiskusi dalam rangka menyelesaikan
kreditnya.
b. Nasabah bersedia untuk memberikan data keuangan yang benar.
c. Nasabah memberikan izin pada lembaga untuk melakukan pemeriksaan
laporan keuangan.
d. Nasabah bersedia untuk ikut program penyelamatan kredit bermasalah
dan menjalankan langkah-langkah yang diberikan oleh lembaga.

Dalam penerapannya BMT Syariah Pare tidak melakukan restrukturisasi


kepada seluruh anggota, akan tetapi hanya kepada anggota tertentu yang
terindikasi menjadi kredit bermasalah. Langkah BMT Syariah Pare dalam
menetapkan nasabah yang harus direstrukturisasi kreditnya adalah sebagai
berikut:

1. Terlebih dahulu melakukan pengamatan terhadap nasabah yang


mempunyai kecendrungan menjadi kredit bermasalah dengan cara
mengamati tingkat kolektibilitasnya. Berikut adalah penggolongan kredit
yang ditetapkan oleh BMT Syariah Pare.

Kolektibilta
Lama Tunggakan/DPD (Hari) Keterangan
s
0 1 Lancar
Dalam Perhatian
1 – 90 2
Khusus
91 – 120 3 Kurang lancar
121 – 180 4 diragukan
>180 5 macet

Kolektibilitas 3, 4 dan 5 merupakan kolektibilitas yang dinyatakan sebagai


kredit bermasalah dan harus segera dilakukan pemantauan dan
penanganan.
2. Setelah dinyatakan sebagai kredit bermasalah, maka pihak BMT Syariah
Pare akan memberikan surat peringatan pertama, jika tidak ada tanggapan
akan dilakukan pemberian surat peringatan kedua, jika tetap tidak ada

33
itikad baik dari anggota tersebut maka akan diperingatkan untuk ketiga
kali yang akan mengarah kepada jaminan.
3. Apabila terdapat itikad baik atau tanggapan dari nasabah sebelum surat
peringatan ketiga, maka pihak BMT Syariah Pare akan melaksanakan
musyawarah dengan anggota tersebut untuk memberikan masukan-
masukan dan melaksanakan perjanjian ulang seperti di awal kredit dengan
ketentuan-ketentuan baru yang telah disepakati.

Selain itu BMT Syariah Pare juga membuka peluang bagi angggota yang merasa
tidak sanggup membayar kewajibannya selama pandemi covid-19. Anggota BMT
Syariah Pare dapat mengajukan restrukturisasi kredit dengan cara sebagai beriku:

1. Mengajukan surat permohonan restrukturisasi kredit yang menyatakan


bahwa sedang yang terdampak covid 19 dan tidak sanggup untuk
membayar kewajiban.
2. Selanjutnya pihak BMT Syariah Pare akan melaksanakan survey untuk
mengetahui apakah anggota tersebut benar-benar terdampak hingga tidak
dapat melaksakan kewajiban.
3. Setelah restrukturisasi disetujui, maka pihak BMT Syariah Pare akan
melaksanakan musyawarah dengan anggota tersebut untuk memberikan
masukan-masukan dan melaksanakan perjanjian ulang seperti di awal
kredit dengan ketentuan-ketentuan baru yang telah disepakati.

34
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
BMT Syariah Pare tidak melakukan restrukturisasi kepada seluruh
anggota, akan tetapi hanya kepada anggota tertentu yang terindikasi
menjadi kredit bermasalah. Selain itu, BMT Syariah Pare juga membuka
peluang bagi angggota yang merasa tidak sanggup membayar
kewajibannya selama pandemi covid-19. Anggota BMT Syariah Pare
dapat mengajukan restrukturisasi kredit dengan melalui beberapa tahap
tertentu sebelum restrukturisasi tersebut disetujui.
B. Saran-saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sebagai Pengelola PPL
Kurangnya interaksi antar penyelenggara PPS dengan mahasiswa/i
mengakibatkan adanya informasi yang kurang jelas dan menyebabkan
ketidaktepatan waktu pelaksanaan PPS. Semoga kedepannya
penyelenggaraan PPS dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

2. Untuk BMT Syariah Pare


Tetap mempertahankan perhatian kepada anggotanya agar dapat
memperkecil risiko terjadinya kredit bermasalah sehingga risiko
tersebut tidak mempengaruhi kelanjutan hidup dari BMT Syariah Pare
Kediri.
3. Untuk Mahasiswa/i Sebagai Peserta PPL
a. Meningkatkan rasa tanggungjawab dan disiplin dalam
melaksanakan kegiatan PPS sehingga dapat berjalan dengan baik.
b. Kegiatan PPS diharapkan dapat menjalin silaturahmi baik antar
mahasiswa/i maupun dengan lembaga terkait.

35
DAFTAR PUSTAKA

Djumhana, Muhammad. 1993. Hukum Perbankan di Indonesia. (Jakarta: Citra


Aditya)

JDIH BPK RI, 11/PJOK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional


sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran coronavirus
disease 2019,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135560/peraturan-ojk-no-
11pojk032020-tahun-2020 diakses pada 20 Februari 2020.

Prasastinah Usanti, Trisadini dan Nurwahjuni. 2014. Model Penyelesaian Kredit


Bermasalah. (Surabaya: Revka Pertra Media)

36
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Resume Pembekalan
RESUME PEMBEKALAN PKS DAN PPS FEBI IAIN KEDIRI 2020

PKS dan PPS merupakan praktik magang bagi mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis islam iain kediri yang mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat
memperluas dan memperdalam keilmuannya pada lembaga-lembaga keuangan.

Materi Narasumber 1 KpwBI Kediri SOFWAN KURNIA

Sinergi Kebijakan Dalam Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi

Bauran kebijakan, 5 Respons Kebijakan:

1. Mendorong sektor produktif dan aman, pembukaan sektor ekonomi


inibernilai tambah besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan aman
COVID-19.
2. Percepatan stimulus fiskal, akselerasi stimulus fiskal menopang
berlanjutnya perekonomian domestik.
3. Mendorong kredit/pembayaran, likuiditas longgar dan penurunan suku
bunga berlanjut, sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia agar sektor riil
dan swasta
4. Stimulus moneter – makroprudential, ditujukan agar ketahanan sistem
keuangan terjaga
5. Digitalisasi ekonomi keuangan digital

Indikator pergerakan bisnis/keuangan atau Mobilitas yaitu PDB Global,


IHKEI WTV. Yang menyebabkan Stabilitas Makro dan stabilitas sistem keuangan
meliputi PDB, NPI, Nilai tukar, Inflasi, pembiayaan ekonomi.

Materi Narasumber 2 Kepala sub bagian OJK Kediri Rizzantia Setiyo Budi

37
Penguatan Peran Sektor Jasa Keuangan Syariah, Untuk Mempercepat
Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pendemi COVID-19

Dukungan OJK Jaga Stabilitas Sektor Riil dan Jasa Keuangan, relaksasi kebijakan
restrukturisasi kredit oleh OJK melalui penerbitan POJK 11/20 dan POJK 12/20
diperpanjang melalui POJK 48/20 dan POJK 58/20. Kebijakan yang diberikan
berupa:

1. Relaksasi dengan rekstrukturisasi kredit dengan satu pilar, bertujuan


meningkatkan fleksibilitas keuangan masyarakat agar dapat mengatur
keungannya.
2. Perlindungan industri, melalui penundaan Basel III dan batas pelaporan,
juga relaksasi bagi IKNB (Industri Keuangan Non-Bank)
3. Stabilitas pasar, pelarangan short selling, buyback saham tanpa RUPS,
asymetric auto rejection, perubahan trading halt, jam bursa.
4. Digitalisasi, baik UMUM dan SJK melalui penyaluran KUR secara digital,
digitalisasi BMW, laku pandai, digitalisasi BPR dll

Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Pada


Sektor Perbankan, antara lain:

1. Subsidi bunga
2. Penjaminan UMKM dan Korporasi
3. Penempatan Dana Pemerintah Untuk Penyaluran Kredit

Beberapa kebijakan sektoral

1. POJK 11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional


sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19,
diperpanjang melalui POJK No.48/POJK.03/2020.
2. POJK 18/POJK.03/2020 Tentang Perintah Tertulis Untuk Penanganan
Permasalahan Bank
3. POJK 34/POJK.03/2029 Tentang Kbijakan bagi BPR dan BPRS seebagai
dampak penyebaran COVID-19.

38
4. 14/POJK.05/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 bagi Lembaga
Jasa Kuangan Non Bank sebagaimana diubah melalui POJK Nomor
58/POJK.05/2020.
5. Kebikajan sektor dalam pasar modal tentang Relaksasi Pelaku Industri,
Menjaga Stabilitas Pasar Keuangan, Kemudahan Perizinan dengan
Implementasi melalui SPRINT.

Dampak Realiasasi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional

1. Restrukturisasi Kredit
Perbankan total debitur 7,53 juta debitur Rp 951,23 T
UMKM total debitur 5,80 juta debitur Rp 382 T
Perusahaan Pembiayaan total debit 4,95 juta debitur Rp 188,78 T
2. Sektor Pasar Modal
IHSG naik 53,7%
Jumlah investor naik 56% (YoY) menjadi 3,87 juta.
3. NAB reksa dana meningkat 6,85% (YoY) menjadi Rp 579,33 T
4. 168 Penawaran Umum total nilai Rp 118,7 T

Materi Narasumber 3 DPS KSSU Harum Dhaha Kediri Moch. Zainuddin, S.EI,
M.EI

SISTEM DAN OPERASIONAL KOPERASI SYARIAH

Koperasi memiliki beberapa filosofi dasar seperti :

1. Koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial.


2. Koperasi adalah kumpulan orang bukan kumpulan modal.
3. Koperasi memberi manfaat bukan pendapatan.
4. Koperasi bukan bertansaksi kepada anggota tetapi anggota bertransaksi
melalui koperasi.

Karakteristik koperasi :

39
1. Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan yang sama.
2. Anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi, sehingga koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta
dimanfaatkan oleh anggotanya.
3. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota.
4. Koperasi membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
usaha anggota untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan usahanya.
5. Nilai – nilai koperasi berupa kemandirian, kesetiakawanan, keadilan,
persamaan, dan demokrasi, tanggung jawab sosial serta kepedulian
terhadap orang lain.

Kegiatan usaha KSPPS/USSPS dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Baitul Maal, yang terdiri dari Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf
2. Baitul Tanwil, yang terdiri dari Simpanan, Pinjaman, dan pembiayaan.

RESUME KEDUA

Revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot


pintar, kendaraan tanpa pengemudi, cloud computing, sistem big data, rekayasa
genetika dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk
lebih mengoptimalkan fungsi otak. Karakteristik utama revolusi industri 4.0 ialah
disruptive technology yang hadir dengan cepat dan pesat sehingga memberi
ancaman bagi industri-industri raksasa. Di era yang baru ini, ukuran perusahaan
tidak perlu besar namun perusahaan tersebut haruslah “lincah” dalam
memanfaatkan teknologi dan informasi. Fokus utama dalam revolusi industri 4.0
ialah shorten time to market, increase flexibility dan boost inefficiency, wajah
kegiatan ekonomi dunia sekarang ialah marketplace misalnya tokopedia, shoope
dan lain sebagainya.
Era society 5.0 sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang
menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi dengan menyelesaikan
masalah melalui sistem yang mengintegritaskan dunia maya dan ruang fisik, UU
Nomor 20 tahun 2008 yang mengatur tentang usaha mikro kecil dan menengah.

40
Ciri-ciri UMKM yang mana manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri,
daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil dan jumlah karyawan yang
dipekerjakan terbatas, asas pelaksanaan UMKM ialah kebersamaan ekonomi yang
demokratis kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efisiensi,
keadilan serta kesatuan ekonomi nasional. Usaha mikro ialah usaha produktif
milik orang perorangan atau bdan usaha perorangan yang mematuhi kriteria usaha
mikro dengan omset 50 jt s/d 300 juta. Usaha kecil ialah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usha kecil dengan omset
300jt-2,5m dengan modal 50jt-500jt. Usaha menengah ialah usaha ekonomi yang
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai tau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan dengan omset 2,5m-50m dengan modal 500jt-10m.
Peran UMKM yakni sebagai suplier bagi konsumen atau perusahaan besar,
sebaliknya juga pelanggan bagi perusahaan besar yang menjadi bagian dari rantai
distribusi, selanjutnya sebagai penyangga perekonomian yang mana jumlah
pengusaha 65jt di tahun 2020, selain itu peningkatan produk domestik bruto,
penyumbang devisa, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja.
Permasalahan di dalam UMKM yakni modal usaha, kurang tahu cara
membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, kesulitan dalam sidtribusi dan
pemasaran, belum memanfaatkan pemasaran online, tidak memiliki izin dan lain
sebagainya. Standar ketrampilan yang harus dikuasai secara umum yakni mampu
menerapkan pemikiran logis, kristis, sistematis dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menguasai tekhnik, prinsip dan pengetahuan proseduran tetntang penggunaan
teknologi informasi, sedangkan ketrampilan yang harus dikuasai secara khusus
yakni mampu secara mandiri mendesain proses bisnis dalam suatu sistem

41
informasi akuntansi yang mendukung penyediaan informasi berbasis teknologi
untuk mendukung pengendalian manajemen dan pengembalian keputusan dengan
pendekatan siklus pengembangan sistem (system development life cycle).
Ilmu kehidupan ialah ilmu yang harus dipelajari sehingga kita bisa memahami apa
hakikat kehidupan, untuk apa hidup, bagaimana hidup dan kemana hidup
berakhir, profesi kita ialah manifestasi dari ibadah kita dan perwujudan dalam
menerapkan ilmu kehidupan. Keseimbangan dalam belajar dengan intellectual
skill seperti kegiatan belajar mengajar di kampus, selain itu dengan longlife
learning seperti belajar mandiri, softdkill, spiritualskill seperti mengembangkan
hobi dan potensi diri lainnya.

2. Berita acara harian individual

BERITA ACARA HARIAN

PPL JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN KEDIRI 

Pada tanggal 11 Januari Sampai tanggal 19 Februari Tahun 2021 bertempat di


BMT Syariah Pare Kediri telah dilaksanakan PPL Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kediri Tahun 2021 oleh mahasiswa
dengan identitas sebagai berikut: 

Nama : Awang Surya Ningrum 

NIM : 9314105617

Jurusan : Perbankan Syariah

MINGGU I

N
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
O

42
Senin/11 Januari 08.00-
1 Pengurusan perizinan dilembaga
2021 selesai
Selasa/12 Januari 08.00-
2 Mencari data
2021 selesai
Rabu/13 Januari 08.00-
3 Mencari data
2021 selesai
Kamis/14 Januari 08.00-
4 Mengerjakan Laporan mingguan BAB 1
2021 selesai
Jum’at/15 Januari 08.00- Mengerjakan Laporan Berita Acara
5
2021 selesai Harian
Mengumpulkan Laporan Mingguan
Sabtu/16 Januari 08.00-
6 BAB 1 dan Berita Acara Harian kepada
2021 selesai
DPL
3.
4. MINGGU II
5.
N
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
O
Senin, 18 januari 08.00-
1 Mencari bahan wawancara
2021 selesai
Selasa, 19 januari 08.00-
2 Pengurusan perizinan wawancara
2021 selesai
Rabu, 20 januari 08.00- Melakukan wawancara mengenai
3
2021 selesai dilembaga mengenai bab 2
Kamis, 21 januari 08.00-
4 Mengerjakan bab 2
2021 selesai
Jum’at, 22 januari 08.00- Mengerjakan Laporan Berita Acara
5
2021 selesai Harian
Mengumpulkan Laporan Mingguan
Sabtu, 23 januari 08.00-
6 BAB 2 dan Berita Acara Harian kepada
2021 selesai
DPL

MINGGU III

N
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
O
Senin, 25 januari 08.00-
1 Penggalian data dilembaga
2021 selesai
Selasa, 26 januari 08.00- Pengurusan perizinan wawancara
2
2021 selesai Mencari bahan wawancara
Rabu, 27 januari 08.00- Melakukan wawancara mengenai
3
2021 selesai dilembaga mengenai bab 3
Kamis, 28 januari 08.00-
4 Mengerjakan bab 3
2021 selesai

43
Jum’at, 29 januari 08.00- Mengerjakan Laporan Berita Acara
5
2021 selesai Harian
Mengumpulkan Laporan Mingguan
Sabtu, 30 januari 08.00-
6 BAB 3 dan Berita Acara Harian kepada
2021 selesai
DPL

MINGGU IV

N
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
O
Senin, 01 februari 08.00-
1 Penggalian data dilembaga
2021 selesai
Selasa, 02 februari 08.00- Pengurusan perizinan wawancara
2
2021 selesai Mencari bahan wawancara
Rabu, 03 februari 08.00- Melakukan wawancara mengenai
3
2021 selesai dilembaga mengenai bab 4
Kamis, 04 februari 08.00-
4 Mengerjakan bab 4
2021 selesai
Jum’at, 05 februari 08.00- Mengerjakan Laporan Berita Acara
5
2021 selesai Harian
Mengumpulkan Laporan Mingguan
Sabtu, 06 februari 08.00-
6 BAB 4 dan Berita Acara Harian kepada
2021 selesai
DPL

MINGGU V

N
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN
O
Senin, 8 Februari 08.00- Pengurusan perizinan wawancara
1 2021 Mencari bahan wawancara
selesai
Selasa, 9 Februari 08.00-
2 Melaksanakan wawancara
2021 selesai
Rabu, 10 Februari 08.00-
3 Menyusun laporan minggu-5
2021 selesai
Kamis, 11 Februari 08.00-
4 Melengkapi laporan minggu-5
2021 selesai
Jumat, 12 Februari 08.00-
5 Menyelesaikan laporan minggu-5
2021 selesai
6 Senin, 15 Februari 08.00- Perizinan untuk wawancara guna

44
2021 selesai menyusun laporan akhir

Selasa, 16 Februari 08.00-


7 Melaksanakan wawancara
2021 selesai
Rabu, 17 Februari 08.00-
8 Menyusun lapororan akhir
2021 selesai
Kamis, 18 Februari 08.00-
9 Melengkapi data laporan akhir
2021 selesai
Jumat, 19 Februari 08.00-
10 Menyelesaikan laporan akhir
2021 selesai

45
3. Form bukti konsultasi dengan DPL
BERITA ACARA KONSULTASI

Nama : Awang Surya Ningrum


NIM : 931405617
Prodi : Perbankan Syariah
Nama Pembimbing : Rofik Efendi, S.Kom, M.M
Tempat PPL : BMT Syariah Pare
Judul : Strategi Penanganan Kredit Bermasalah Sebagai
Dampak Pandemi Covid-19 Pada Anggota BMT Syariah Pare Kediri

Hal Yang
No Catatan DPL Paraf
Dikonsultasikan

Penentuan judul laporan disetujui


1
akhir

Kediri, 20 Februari 2021

Dosen Pembimbing Lapangan

( Rofik Efendi, S.Kom, M.M )


NIP. 196906171998031002

46
4. Foto-foto kegiatan Observasi dan/wawancara

Gambar 1
Logo SMT Syariah Pare

47
Gambar 2
Lokasi BMT Syariah Pare

Gambar 3 & 4
Kegiatan Wawancara

48

Anda mungkin juga menyukai