Anda di halaman 1dari 316

534 Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang

Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI


Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
532 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 533

TATIB PEMILIHAN
CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI XXVI

a. Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII dicalonkan di Kongres HMI XXVI
di Palembang dan ditetapkan di Pleno II PB HMI.
b. Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII dipilh maksimal sebanyak 19 Kota
di Indonesia.
c. Nama-nama Kota Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII diusulkan oleh
Cabang.
d. Setiap Cabang dalam satu BADKO hanya berhak mengajukan satu nama
Kota Calon Tuan Rumah Kongres HMI XXVII.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
530 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 531

BAGIAN KEDUA PULUH TIGA


TATIB PEMILIHAN
CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI XXVI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
528 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 529

TATA TERTIB PEMILIHAN


ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI (MPK)
PB HMI PERIODE 2008-2010

1. Anggota MPK dipilih sebanyak 15 orang, diplih oleh peserta kongres


2. Pemilihan 15 Anggota MPK PB HMI periode 2008-2010 didahului dengan
tahapan pengajuan bakal calon, verifikasi bakal calon menjadi calon,
pemungutan suara dan penetapan Anggota MPK PB HMI periode 2008-2010.
3. Nama-nama Bakal Calon anggota MPK yang dipilh dalam Kongres diajukan
oleh Peserta Kongres
4. Nama-nama Bakal Calon diverifikasi Pimpinan Sidang sesuai dengan ART
tentang Personalia Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi PB HMI.
Nama- nama yang lolos verifikasi disahkan sebagai Calon Anggota MPK PB
HMI.
5. Pemungutan suara Calon Anggota MPK PB HMI dilakukan dengan
menuliskan nama Calon pada kertas suara yang jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah ketua delegasi Kongres.
6. Pemilihan dilakukan dengan Sistem One Delegation One Vote .
7. Pemilihan Anggota MPK dilakukan dengan 1 putaran penuh.
8. Setiap ketua delegasi hanya berhak memilih satu nama Calon Anggota MPK
PB HMI.
9. Kertas suara dianggap sah apabila:
• Pada kertas suara ada Stempel Panasko
• Pada Kertas suara ada tanda tangan 1 orang Pimpinan Sidang
• Terdapat hanya 1 (satu) nama Calon. (Tidak ada kata-kata lain)
10. Ke-15 (lima belas) nama calon yang memperoleh suara terbanyak langsung
ditetapkan sebagai anggota MPK PB HMI.
11. Apabila terdapat nama calon yang memperoleh suara sama banyak, maka
dilakukan pemilihan ulang hanya untuk nama calon yang memperoleh suara
sama diurutan ke-15 (lima belas) dan seterusnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
526 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 527

BAGIAN KEDUA PULUH DUA


TATA TERTIB PEMILIHAN
ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI (MPK)
PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
524 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 525

TATA TERTIB PEMILIHAN


MIDE FORMATUR PB HMI PERIODE 2008-2010

a. Mide Formatur yang dipilih sebanyak 2 orang


b. Pemilihan Mide Formatur melalui tahapan pemilihan calon, pemungutan
suara dan penetapan
c. Calon Mide Formatur diajukan oleh peserta Kongres dan diinventaris oleh
Pimpinan Sidang Kongres. Daftar calon yang diinventarisasi disahkan
Pimpinan Sidang.
d. Pemilihan Mide Formatur dilakukan dengan menuliskan 2 (dua) nama Calon
Mide Formatur yang telah disahkan Pimpinan Sidang Kongres pada kertas
suara yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah Delegasi Kongres.
e. Pemilihan Mide Formatur dengan sistim one vote one delegations. Setiap
Ketua Delegasi hanya berhak memilih 2 (dua) nama calon dari daftar calon
Mide Formatur
f. Pemilihan Mide Formatur PB HMI dilakukan dengan 1 (satu) kali putaran.
g. Nama calon yang mendapatkan suara terbanyak langsung ditetapkan sebagai
Mide Formatur PB HMI 2008-20010
h. Apabila terdapat lebih dari dua calon memperoleh suara terbanyak (urutan
pertama lebih dari dua orang) maka dilakukan pemilihan ulang di antara
calon- calon yang memperoleh suara terbanyak tersebut sampai ada 2 (dua)
nama calon di urutan terbesar.
i. Apabila terdapat lebih dari satu calon memperoleh suara terbanyak kedua
(urutan kedua lebih dari dua orang) maka dilakukan pemilihan ulang di antara
calon-calon yang memperoleh suara terbanyak kedua tersebut dan
selanjutnya yang memperoleh suara terbanyak di antara mereka ditetapkan
sebagai salah satu Mide Formatur.
j. Kertas suara dianggap sah apabila :
1. Kertas suara ada stempel PANASKO
2. Pada kertas suara ada tanda-tangan 1 orang Pimpinan Sidang
3. Terdapat dua nama calon (tanpa kata-kata lain)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
522 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 523

11. Pada putaran kedua, pemilihan dilakukan dengan sistem One Man One Vote
dan setiap utusan hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon yang ada di
kertas suara dengan cara mencoblos.
12. Nama, nomor urut pilihan dan foto pada kertas suara di pemilihan putaran
kedua sama dengan pada saat di pemilihan putaran pertama
13. Calon yang mendapatkan suara terbanyak pada pemilihan putaran kedua
ditetapkan sebagai Formateur/Ketua Umum PB HMI Periode 2008-2010.

BAGIAN KEDUAPULUH SATU


TATA TERTIB PEMILIHAN
MIDE FORMATUR PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
520 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 521

TATA TERTIB PEMILIHAN


FORMATEUR/KETUA UMUM PB HMI PERIODE 2008-2010

1. Prosedur pemilihan Formateur/Ketua Umum didahului dengan tahapan


pendaftaran, verifikasi dan penetapan Calon Formateur/Ketua Umum
2. Syarat pendaftaran dan verifikasi bakal calon ditetapkan oleh MPK PB HMI
dan dilaksanakan oleh SC Kongres HMI.
3. Pengesahan bakal calon menjadi calon Formateur/Ketua Umum PB HMI
disahkan dalam forum Kongres oleh Presidium Sidang Kongres.
4. Bakal calon yang dapat menjadi calon Formateur/Ketua Umum PB HMI
adalah yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ART tentang Personalia
Pengurus Besar (yaitu tentang syarat-syarat menjadi Formateur/Ketua Umum
PB HMI)
5. Pemilihan calon Formateur/Ketua Umum PB HMI dilakukan dengan
menggunakan kertas suara yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
utusan Kongres
6. Kertas suara pemilihan bertuliskan nomor urut, photo dan nama calon serta
terdapat stempel Panasko. Contoh:

1 2 3 4 5

Photo Calon Photo Calon Photo Calon Photo Calon Photo Calon
Abu Bakar Umar Usman Ali Muawiyah

7. Kertas suara dianggap sah apabila:


a. Pada kertas suara terdapat stempel Panasko
b. Pada kertas suara terdapat tanda tangan 1 (satu) orang Pimpinan Sidang
c. Hanya terdapat 1 (satu) coblosan pada salah satu kotak calon Formateur/
Ketua Umum
d. Coblosan di luar kotak suara atau coblosan lebih dari 1 (satu) kotak
dianggap tidak sah.
8. Pemilihan Formateur/Ketua Umum dilakukan dengan 2 (dua) putaran
9. Pada putaran pertama, pemilihan dilakukan dengan sistem One Delegation
One Vote (satu Cabang hanya memiliki satu suara) dan setiap Ketua Delegasi
hanya berhak memilih 1 (satu) nama calon yang ada di kertas suara dengan
cara mencoblos.
10. Calon yang mendapatkan minimal 20 (dua puluh) suara berhak maju pada
putaran kedua. Jika tidak terdapat calon yang memenuhi suara minimal
tersebut. maka dilakukan pemilihan ulang putaran pertama sampai dengan
terdapat calon yang memperoleh suara minimal tersebut.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
518 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 519

insidental HMI terimplementasi.


c. Mengawasi pola rekruitmen di struktur HMI.
d. Melakukan fit and proper test pengurus HMI.
e. Melakukan fit and Proper terprogram kerja pengurus HMI.

16. Sub Divisi Pengembangan Organisasi


a. Mengolah hasil kajian dan memikirkan solusi yang bertujuan untuk
mengembangkan organisasi.
b. Menganalisa kemungkinan implementasi dan modernisasi organisasi.
c. Menganalisa kemungkinan implementasi dan pemekaran organisasi.
d. Memberi penghargaan Lafran Pane Award kepada mereka yang
berprestasi.

BAGIAN KEDUA PULUH


TATA TERTIB PEMILIHAN
FORMATEUR/KETUA UMUM PB HMI PERIODE 2008-2010

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
516 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 517

b. Membantu tugas kepala dalam mengelola BALITBANG HMI. ekstern untuk sumbangsih buku, skripsi, karya ilmiah, brosur, dll.
c. Mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan b. Mengelola perpustakaan HMI.
tanggungjawab bagian administrasi kesekretariatan. c. Mengatur mekanisme permohonan data dari anggota HMI dan orang
luar.
3. Bendahara
a. Mewakili kepala dan sekretaris dalam menggalang dana dan logistik. 10. Sub Divisi Penerangan
b. Membantu kepala dalam menggalang dana dan logistik. a. Menyusun strategi komunikasi efektif dengan BADKO dan Cabang
c. Mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan HMI.
tanggungjawab bagian keuangan. b. Menyusun strategi komunikasi efektif dengan bidang-bidang, dalam
struktur HMI.
4. Koordinator Divisi Dokumentasi dan Penerangan c. Menjalin hubungan dengan lembaga/ instansi penelitian.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi dokumentasi dan d. Mengatur hubungan dengan pers.
penerangan agar melakukan tugas pendokumentasian data, pengelolaan e. Mengatur pers release.
perpustakaan, dan penerangan ke luar.
11. Sub Divisi Internal Organisasi
5. Koordinator Divisi Penelitian dan Kajian a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan intern organisasi.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi penelitian dan kajian b. Melakukan koordinasi rutin dengan bidang Pembinaan
agar melakukan penelitian organisasi secara intern dan ekstern serta Anggota,Pembinaan Aparat Organisasi, Pemberdayaan Perempuan
mengkajinya. dan Lembaga Pengembang Profesi.
6. Koordinator Divisi Pendidikan dan Latihan 12. Sub Divisi Eksternal Organisasi
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi pendidikan dan latihan a. Mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan ekstern organisasi.
agar melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk kepentingan intern maupun b. Melakukan koordinasi rutin Bidang-bidang Eksternal HMI.
kerjasama dengan pihak ekstern yang bertujuan untuk memajukan
organisasi.
13. Sub Divisi Kurikulum
a. Menyusun kurikulum pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh
7. Koordinator Divisi Pengembangan Organisasi
BALITBANG HMI.
Bertanggungjawab mengkoordinasi divisi pengembangan organisasi b. Menyusun kurikulum Up-grading khusus untuk estafet kepengurusan
agar mengawasi kinerja organisasi serta mengimplementasikan hasil
HMI.
kajian yang akan mengembangkan organisasi.
c. Mengatur pola rekruitmen anggota dan pengurus BALITBANG HMI.
8. Sub Divisi Dokumentasi Data
14. Sub Divisi Pelatihan
a. Mengelola hasil analisa data dalam file-file.
a. Mengelola pelatihan-pelatihan yang bersifat pengembangan organisasi
b. Menyimpan hasil-hasil kajian. dengan bekerjasama dengan Badan Pengelola Latihan(BPL) HMI.
c. Menyimpan formulir-formulir dan kuisioner. b. Mengelola Training BALITBANG HMI bekerjasama dengan Badan
d. Mengelola Website BALITBANG HMI dan merespon email masuk. Pengelola Latihan (BPL) HMI.
e. Mengawasi penomoran anggota HMI dan kerjasamannya dengan
Bank BNI Syariah. 15. Sub Divisi Pengawasan Organisasi
a. Mengawasi agar roda organisasi berjalan sesuai dengan Anggara
9. Sub Divisi Perpustakaan Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan pedoman organisasi HMI
a. Membangun hubungan dengan kader HMI, KAHMI, serta instansi lainnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
516 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 517
b. Mengawasi agar Program Kerja Nasional dan program-program

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
514 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 515

didasarkan atas profesionalisme, bukan political accommodation dan agar BAB IV


terjadi implementasi program kerja dan penelitian yang berkesinambungan RANGKAP JABATAN
yang kondusif. Pasal 11 cukup jelas.
c. Mereposisi Bidang LITBANG menjadi BALITBANG merupakan langkah BAB V
yang penting yang diambil HMI untuk menyelamatkan HMI dari SKORSING DAN PEMECATAN
kebangkrutan akhlak, moral, politik partisan, dan hambatan lainnya yang
Pasal 12 cukup jelas.
membuat HMI tidak begitu diminati lagi oleh mahasiswa.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
2. Sejarah terbentuknya BALITBANG HMI Pasal 13 dan Pasal 14 cukup
Diawali dari keinginan HMI untuk meningkatkan kualitas perkaderan dan jelas. BAB VII
memberikan motivasi lebih akan jargon HMI sebagai organisasi Muslim, MUSYAWARAH
Intelektual dan Profesional. Mencermati fenomena HMI seperti di atas, maka Pasal 15 cukup jelas.
pada Kongres HMI ke-23 di Balikpapan, keberadaan Balitbang HMI BAB VIII
direkomendasikan. Di
samping itu keberadaan Balitbang HMI ini sebagai pegganti adanya Bidang ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
Litbang di HMI yang tidak mempunyai signifikansi keberadaannya dalam Pasal 16 dan Pasal 17 cukup jelas.
organisasi. Karena Balitbang menjadi Rekomendasi Kongres ke-23, maka
Kepengurusan PB HMI hasil Kongres ke-23 membentuk Balitbang HMI BAB IX
meskipun sifatnya penunjukkan dan terkesan hanya membatalkan kewajiban PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
sebagai konsekuensi hasil Kongres ke-23. Seiring waktu berjalan, terjadilah Pasal 18 dan Pasal 19 cukup jelas.
perbaikan disana-sini. Sehingga di Kongres ke-25 HMI keberadaan Balitbang
dipertegas dan disusun perangkat infrastrukturnya untuk perbaikan Balitbang ini. BAB X
ATURAN PERALIHAN
Semoga keberadaan Balitbang mampu membantu HMI guna mengangkat Pasal 20 dan Pasal 21 cukup jelas.
citra dan mengembalikan roh perjuangan HMI dan adanya perbaikan Balitbang
dari waktu ke waktu. BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
II. PENJELASAN PASAL PER PASAL Pasal 22 cukup jelas

BAB I III. Wewenang dan Tanggungjawab Bidang Kerja Masing-masing bidang kerja
NAMA, STATUS, DAN TEMPAT KEDUDUKAN dalam BALITBANG HMI dalam menjalankan tanggungjawabnya adalah
Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 3 cukup jelas. sebagai
berikut :
BAB II 1. Kepala
FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWAB a. Bertanggungjawab secara umum terhadap kinerja BALITBANG HMI.
Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal dal Pasal 8 cukup jelas. b. Mengendalikan BALITBANG HMI agar mencapai tujuan yang
diamanahkan.
BAB III c. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada seluruh pengurus
KEANGGOTAAN DAN MASA KEANGGOTAAN BALITBANG HMI.
Pasal 9 dan Pasal 10 cukup jelas. d. Mewakili BALITBANG HMI ke luar.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
514 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 515
2. Sekretaris
a. Mewakili kepala apabila berhalangan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
512 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 513

Pasa1 20 sebagai pedoman bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan kepengurusan dalam


BALITBANG HMI yang di bentuk oleh PB HMI mengatur Pedoman melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
BALITBANG Sementara dan menyelenggarakan Pembentukan BALITBANG
HMI secara keseluruhan. 2. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI diadakan dengan
tujuan agar perkembangan BALITBANG HMI dapat berjalan dengan baik,
BAB X teratur, tertib, dan terencana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
ATURAN TAMBAHAN
RUANG LINGKUP
Pasal 21 Ruang lingkup penyusunan pedoman petunjuk penyelenggaraan
Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman BALITBANG, akan diatur dalam BALITBANG HMI meliputi :
ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan AD HMI, ART HMI dan 1. Pendahuluan, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup.
Pedoman BALITBANG. 2. Struktur Kepengurusan BALITBANG HMI.
3. Wewenang dan Tanggungjawab Bidang Kerja.
PEDOMAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN 4. Pola Rekruitmen BALITBANG HMI.
(BALITBANG HMI) 5. Kurikulum Training BALITBANG HMI.
6. Penggalangan, Pengelolaan, dan Dokumentasi Data.
PENDAHULUAN 7. Public Relations.
8. Pengawasan dan Pengembangan Organisasi.
BALITBANG HMI yang berada di luar struktur HMI, bersifat otonom, dan
lebih memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan profesionalitas, kejujuran,
PENJELASAN PEDOMAN BALITBANG HMI
serta integritas yang tinggi dalam menunaikan tugasnya terutama dalam hal
mengawasi kinerja organisasi agar terjadinya perkembangan organisasi yang
I. PENJELASAN UMUM
berkelanjutan.
1. Latar Belakang Pembentukan BALITBANG HMI
HMl sebagai organisasi kader dengan Islam sebagai sumber nilai, motivasi
Fungsi BALITBANG HMI sebagai pusat pengkajian, penelitian dan sebagai
dan inspirasi dengan berperan memperjuangkan kemajuan Islam di dunia
pusat pengembangan organisasi HMI harus dijalankan dengan teratur, terencana,
bertujuan menciptakan kadernya yang berpendidikan tinggi, berpengalaman luas,
terimplementasi, termonitor, dan terevaluasi sehingga mencapai tujuannya
berfikir terbuka, rasional, objektif, dan kritis, serta dapat
dengan tepat. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI ini
mempertanggungjawabkan ilmu yang dipelajarinya secara ilmiah. Dalam wadah
diadakan untuk memperlancar segala usaha secara terinci, agar ada pemahaman
inilah anggotanya diberi ruang untuk berlatih mengelola organisasinya untuk
yang jelas mengenai struktur kepengurusan serta fungsinya, wewenang, dan
mencapai misi organisasi, “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi,
tanggung jawab, pengelolaan administrasi serta keuangan, pengelolaan data serta
yang Bemafaskan Islam Dan Bertanggungjawab atas Terwujudnya Masyarakat
penelitian,pengelolaan kurikulum, sampai dengan sistematika pengembangan
Adil Makmur yang Diridhai Allah SWT”.
organisasi.
Kebutuhan akan BALITBANG HMI sebagai pelengkap struktur HMI
Dengan tetap istiqomah dan memohon pertolongan serta petunjuk dari Allah
didasarkan atas :
SWT. dalam meluruskan kembali HMI ke jalan yang diridhai, maka kami susun
a. Merespon tuntutan pengorganisasian data yang terukur dan dapat
pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMI ini.
dipertanggungjawabkan sebagai landasan ilmiah untuk menyikapi dinamika
tantangan organisasi yang datang dari dalam maupun dari luar.
MAKSUD DAN TUJUAN
b. Mereposisi Bidang LITBANG sebagai supporting unit di bawah instruksi
1. Pedoman petunjuk penyelenggaraan BALITBANG HMl diadakan sebagai
Ketua Umum dan menjadikan Ketua Umum serta Bidang-bidang dalam
petunjuk lebih lanjut dan melengkapi pedoman organisasi HMI, untuk
struktur HMI sebagai jaminan terjadinya regenerasi kepengurusan
digunakan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
512 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 513
BALITBANG HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
510 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 511

BAB V BAB VII


SKORSING DAN PEMECATAN MUSYAWARAH
Pasal 11 Pasal 14
Skorsing atau Pemecatan Musyawarah
a. Pengurus BALITBANG HMI dapat diskors atau dipecat karena : Pelaksanaan Musyawarah BALITBANG disesuaikan dengan masa Kongres
1. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan HMI, Musyawarah HMI BALITBANG dihadiri oleh Pengurus dan anggota
oleh HMI BALITBANG.
2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI
b. Pengurus yang diskors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum BAB VII
yang ditunjuk untuk itu. ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
c. Mengenai skorsing dan tata cara pembelaan diatur dalam ketentuan tersendiri.
Pasal 15
BAB VI Administrasi
STRUKTUR ORGANISASI Administrasi BALITBANG HMI disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan
dalam pedoman-pedoman pokok organisasi HMI.
Pasal 12
Struktur Organisasi Pasal 16
Struktur Organisasi BALITBANG, adalah : Perbendaharaan
a. Ditingkat pusat dibentuk BALITBANG HMI. Perbendaharaan BALITBANG HMI disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan
b. Ditingkat BADKO HMI dibentuk BALITBANG Wilayah. dalam pedoman-pedoman pokok organisasi HMI.
c. Di tingkat Cabang HMI di bentuk BALITBANG Daerah.
d. Hubungan BALITBANG HMI dengan BALITBANG Wilayah dan BAB VIII
BALITBANG Daerah bersifat instruktif. PERUBAHAN PEDOMAN DAN PEMBUBARAN BALITBANG
e. Hubungan BALITBANG dengan Struktur HMI bersifat koordinatif.
Pasal 17
Pasal 13 Perubahan
Kepengurusan Perubahan Pedoman BALITBANG dapat dilakukan dalam forum musyawarah
a. Kepengurusan BALITBANG HMI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, BALITBANG.
Sekretaris, dan Bendahara. Pasal 18
b. Yang dapat menjadi Pengurus BALITBANG HMI adalah seperti yang Pembubaran
termaktub dalam pasal 8 Pedoman BALITBANG HMI tentang Keanggotaan Pembubaran BALITBANG hanya dapat dilakukan pada Kongres HMI.
dan berprestasi.
c. Apabila Ketua BALITBANG HMI tidak dapat menjalankan tugas, maka BAB IX
dapat ditunjuk pejabat sementara oleh musyawarah BALITBANG HMI. ATURAN PERALIHAN

Pasal 19
Untuk pertama kalinya BALITBANG HMI di bentuk oleh PB HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
508 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 509

Pasal 2 BAB III


Status KEANGGOTAAN DAN MASA KEPENGURUSAN
BALITBANG merupakan lembaga penelitian pelengkap struktur HMI yang
bersifat otonom dan memiliki hubungan koordinatif dengan struktur HMI
Pasal 8
setingkat.
Keanggotaan
Anggota BALITBANG adalah Anggota HMI atau Alumni HMI yang memiliki
Pasal 3 Kualifikasi sebagai berikut :
Tempat Kedudukan a. Telah lulus Intermediate Training (LK II) HMI.
BALITBANG didirikan di Jakarta pusat pada tanggal 26 Rabiul Awal 1423 H
b. Telah lulus Training BALITBANG.
bertepatan dengan tanggal 8 Juni 2002 M dan merupakan kelengkapan structural
c. Pernah menjadi Pengurus di Struktur HMI.
pada organisasi HMI.
d. Memiliki pengalaman penelitian.
BAB II
Pasal 9
FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB
Masa Keanggotaan
a. Masa kepengurusan BALITBANG HMI terhitung sejak dinyatakan lulus
Pasal 4
Training BALITBANG HMI.
Fungsi
b. Pengurus habis masa kepengurusannya karena :
Fungsi BALITBANG HMI, adalah :
1. Telah habis masa kepengurusannya.
a. Sebagai pusat dokumentasi data dan informasi HMI
2. Meninggal dunia.
b. Sebagai pusat pengkajian, penelitian dan pengambangan organisasi
3. Atas permintaan sendiri.
4. Diberhentikan atau dipecat.
Pasal 5
Tugas
BAB IV
Tugas dan wewenang, BALITBANG HMI, adalah :
RANGKAP JABATAN
a. Melakukan pengkajian, penelitian, dan pengembangan organisasi baik aspek
internal maupun eksternal.
Pasal 10
b. Mencari, mengumpulkan, mengolah data yang terkait langsung maupun tidak
Rangkap Jabatan
langsung dengan eksistensi dan pengembangan misi organisasi.
a. Pengurus BALITBANG HMI tidak dibenarkan merangkap jabatan dalam
c. Mendokumentasi hasil-hasil penelitian serta data-data pendukung organisasi.
struktur HMI
d. Mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian.
b. Pengurus BALITBANG HMI tidak dibenarkan merangkap jabatan pada
organisasi lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 6 c. Ketentuan tentang jabatan seperti yang dimaksud pada ayat (b) di atas, diatur
Wewenang dalam ketentuan sendiri.
Wewenang BALITBANG HMI, adalah : d. Pengurus BALITBANG HMI yang merangkap jabatan pada organisasi lain
a. Mendapat data dari pengurus HMI dan Badan Khusus HMI lainnya. di luar BALITBANG HMI harus menyesuaikan tindakan-tindakannya
b. Menghadiri dan menyampaikan hasil kajian penelitian BALITBANG pada dengan AD HMI, ART HMI, Pedoman BALITBANG HMI dan ketentuan-
Rapat harian dan Rapat Presidium Pengurus HMI. ketentuan lainnya.
c. Mengatur sendiri mekanisme rekruitmen kepengurusan BALITBANG.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
506 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 507

PEDOMAN DASAR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PENDAHULUAN

Rangkaian perubahan dalam lintasan sejarah umat manusia yang datang,


dan pergi mengisyaratkan dalil bahwa perubahan merupakan suatu yang given,
permanent sebagai prinsip hukum alam yang long file functional. Kepercayaan
demikian mengharuskan segenap makhluk di penjuru dunia untuk melakukan
adaptasi terhadap tuntutan perubahan, semata agar bertahan dan berkembang.

Agenda penghelaan perubahan haruslah dilakukan dengan terlebih dahulu


melakukan proses penginderaan terhadap kondisi internal dan eksternal
organisasi, baik dalam konteks kelampauan, kekinian, maupun ke arah geraknya
di masa depan. Sehingga perubahan tetap kukuh dalam karakternya yang historis,
realistis, dan visioner.

Kemestian perubahan tersebut haruslah dicapai secara maksimal, mengingat


konsekuensinya terhadap capaian perubahan. Oleh karena itu, proses
pengindraan harus di tempuh sungguh-sungguh secara sistematis dan kontinyu,
oleh suatu institusi yang bekerja secara proporsional, independen dari intervensi
kepentingan sempit sesaat. Serta mandiri (otonom)dalam manajemen maupun
pendanaannya.

Sadar akan hal ini, HMI bertekad membentuk Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) HMI sebagai think thank organisasi yang melakukan
kajian, penelitian, dan perumusan pengembangan yang kritis dalam koridor
inward looking dan outward looking secara progresif.

BAB I
NAMA, STATUS, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Lembaga ini bernama Badan Penelitian dan Pengembangan HMI yang disingkat
BALITBANG HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
504 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 505

BAGIAN KESEMBILAN BELAS


PEDOMAN DASAR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
502 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 503

IV. AKREDITASI
BAGIAN V
PENUTUP Akreditasi sebagai suatu mekanisme pemaksa dalam suatu evaluasi
merupakan upaya yang didorong oleh keinginan memberikan motivasi yang
Pasal 21 lebih tinggi terhadap pengelola perkaderan. Akreditasi ini diperuntukkan kepada
Cabang sebagai institusi yang secara langsung melaksanakan proses perkaderan.
Hal-hal yang belum diatur dalam kode etik ini, akan disesuaikan dengan Di samping itu akreditasi berfungsi juga untuk memetakan penerapan pedoman
pedoman perkaderan yang dilaksanakan seluruh Cabang. Dalam hal ini akreditasi yang
BPL dan aturan operasional lainnya. dilakukan adalah bentuk laporan periodik Cabang pada BADKO HMI
diwilayahnya dan PB HMI.
SISTEM EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN PERKADERAN
Adapun akreditasi meliputi :
I. PENDAHULUAN 1. Laporan triwulan pelaksanaan training.
2. Frekuensi latihan :
Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang memfungsikan diri sebagai a. LK I minimal 2 kali dalam satu semester.
organisasi kader, maka HMI senantiasa berusaha untuk memelihara motivasi, b. LK II minimal satu kali dalam satu periode.
dedikasi dan konsistensi dalam menjalankan sistem perkaderan yang ada. Dalam c. Up grading dan pelatihan minimal empat kali dalam satu periode.
usahanya untuk menjaga konsistensi perkaderan maka perlu ada suatu
mekanisme evaluasi penerapan pedoman perkaderan yang telah disepakati 3. Aktivitas pembinaan minimal satu kali dalam satu bulan
bersama. 4. Laporan aktivitas pembinaan :
a. Bentuk kegiatan.
Selama ini penerapan pedoman perkaderan belum mengalami persamaan b. Tingkat partisipasi.
secara mendasar terutama kurikulum latihannya, oleh karena itu penentuan
kurikulum yang dipakai seluruh Cabang dan sekaligus pengelola latihan yang V. SANKSI
telah ada dituntut menerapkan secara komprehensif. Hal ini menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak mengingat kualitas output kader ditentukan oleh pedoman Apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, Cabang tidak dibenarkan
perkaderan yang diterapkan pada masing masing Cabang. mengikuti dan mengelola kegiatan perkaderan tingkat regional dan nasional.

II. INSTITUSI

Untuk menerapkan mekanisme evaluasi perlu ada institusi yang jelas,


sehingga mekanisme evaluasi ini menjadi efektif. Dalam struktur HMI VI. RATIO JENJANG LATIHAN PERKADERAN
penaggungjawab dan pelaksana evaluasi penerapan pedoman perkaderan adalah
bidang Pembinaan Anggota. R* Latihan Kader I Latihan kader II Latihan Kader III
III. FORMAT (persentase) (Basic training) (intermediette (advance train-
100 10 Training) ing)
Format evaluasi pedoman perkaderan: 3,5 1,5
1. Kurikulum.
2. Panduan Pengelola Latihan.
3. Pola Rekruitmen. *= Jumlah mahasiswa muslim dalam wilayah kinerja Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
500 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 501

konsumsinya diperlukan hanya sebatas kemampuan panitia. Al Qur’an dan terjemahnya.


c. Menyesuaikan pengaturan acara atau di dalam dan di luar lokasi dengan
persiapan teknis yang selesai dikerjakan panitia, dengan lebih dulu
mengadakan pemeriksaan.
d. Waktu luang dari panitia dimanfaatkan untuk melakukan diskusi tentang topic
yang bersifat memperdalam persepsi dan wawasan berfikir panitia.

Pasal 13
Terhadap Sesama
Anggota
Badan Pengelola Latihan (BPL)
a. Rekan BPL yang tidak bertugas diajak untuk mempelajari jalannya pelatihan
sekedar tukar fikiran untuk mendapatkan hasil maksimal.
b. Dalam keadaan situasi pelatihan yang memerlukan bantuan untuk
mempertahankan target pelatihan maka rekan BPL yang berkunjung dapat
diminta tenaga khusus.

Pasal 14
Terhadap
Alumni
a. Alumni (terutama yang pernah mengelola pelatihan) yang berkunjung ke
arena pelatihan, kalau mungkin diperkenalkan dengan peserta pelatihan
disertai dialog singkat tanpa merubah manual.
b. Terhadap alumni tersebut, pemandu melakukan diskusi intensif mengenai
perkembangan perkaderan.

Pasal 15
Terhadap Masyarakat
a. Pemandu bertanggungjawab memelihara nama baik HMI pada masyarakat
sekitar.
b. Pemandu mengatur kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat sekitar
sesuai kebutuhan masyarakat yang mungkin di tangani.

BAGIAN III
PADA SAAT MENJADI PEMATERI

Pasal 16
Terhadap Diri Sendiri
a. Pemateri pada saat dihubungi panitia segera memberi kepastian kesediaan
atau tidak.
b. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
500 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 501
c. Menyesuaikan pakaian pemandu. Pelanggaran terhadap kode etik pengelola pelatihan akan dikenakan sanksi, dari
d. Mengisi riwayat hidup sebelum masuk lokasi pelatihan. sanksi paling ringan (teguran lisan) sampai dengan yang paling berat (dikeluarkan
dari BPL).
Pasal 17
Terhadap Peserta
pelatihan
a. Pemateri memberikan kesempatan yang merata dan adil kepada peserta
pelatihan untuk bicara, serta menghargai pendapat peserta dan
membimbing merumuskan pendapat mereka.
b. Pada saat peserta pelatihan berbicara hendaknya pemateri memberikan
perhatian sunguh sungguh.
c. Peserta pelatihan yang konsentrasinya terganggu atau tertidur dan
semacamnya hendaknya ditegur.
d. Peserta pelatihan yang masih berminat berbincang di luar lokasi,
hendaknya dilayani selama kondisi memungkinkan
e.

Pasal 18
Terhadap Sesama
Pemateri
a. Diusahakan sebelum mengisi materi, berdialog dengan rekan pemateri
yang mengasuh metari sejenis dan yang berkaitan.
b. Saling mengisi dengan materi yang
disampaikan. c.

Pasal 19
Terhadap Team
Pemandu
a. Memberikan informasi dan membantu memberikan pertimbangan
kepada pemandu apabila diperlukan atau bila terjadi kekurangsiapan
dari pemandu, agar pelatihan berlangsung mencapai target.
b. Membuat penilaian tertulis kepada BPL tantang kondite pemandu,
sebagai bahan perbandingan evaluasi.

BAGI
AN
IV
SAN
KSI

Pasal 20

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
498 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 499

penguasaan ketrampilan serta pematangan kepribadian, baik secara kolektif Pasal 10


maupun aktivitas individual. Terhadap
2. Secara periodik pengelola pelatihan menunjukkan prestasi di luar forum Pemateri
kemahasiswaan, misalnya dunia kemahasiswaan, keilmuwan seperti a. Pemandu menyampaikan perkembangan pelatihan pada pemateri yang akan
penulisan paper dan sebagainya. memberikan materi, kemudian mempersilahkan mengisi materi apabila
waktunya sudah tiba.
BAGIAN II b. Selama pemateri berada di arena pelatihan maupun di dalam forum pelatihan,
PADA SAAT MENJADI PEMANDU agar pemandu mengesankan sikap ukhuwah islamiyah terhadap pemateri.
c. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk berdiskusi (informal) dengan
Pasal 8 pemateri, baik segala sesuatu yang berkaitan dengan perkaderan maupun
Terhadap Diri topic umum yang aktual.
Sendiri d. Pada sesi berikutnya, pemandu dapat memantapkan materi yang disampaikan
a. Pemandu putra adalah : pakaian rapi, baju dengan krah, lengkap dengan terdahulu tanpa keluar dari pola yang sudah ada.
sabuk dan sepatu, serta mengenakan emblem kecil di dada dan muts.
b. Pemandu putri : pakaian sopan dengan mode yang menutup lutut dan lengan Pasal 11
secara tidak ketat, memakai sepatu, dan perhiasan seperlunya. Terhadap Peserta
c. Sedapat mungkin full time di arena pelatihan atau hanya meninggalkan arena Pelatihan
apabila ada keperluan sangat penting. a. Pemandu menunjukkan rasa penghargaan dan persaudaraan terhadap peserta
d. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta pelatihan, misalnya mulai pada penyebutan nama yang benar, memperhatikan
Al Qur’an dan terjemahnya. asal usul, bersabar mengikuti jalan pikirannya, memahami latar belakangnya
e. Pada saat pelatihan berlangsung, apabila ‘teman spesial’ sedang berada di dan seterusnya.
arena pelatihan hendaklah tetap bertingkah laku wajar untuk tidak b. Pemandu tidak menunjukkan sikap atau tindakan yang membawa kesan pilih
menimbulkan citra yang mengganggu sosialisasi nilai. kasih.
c. Pemandu tidak menunjukkan senyum atau rasa geli yang wajar dalam
Pasal 9 menyaksikan tindakan peserta pelatihan yang bersifat lucu.
Sebagai Team d. Pemandu apabila terpaksa menjatuhkan sanksi terhadap peserta pelatihan,
Pemandu hendaknya dengan cara mendidik dan teknik yang tidak berakibat
menimbulkan antipati.
a. Tim pemandu menjaga kerahasiaan penilaian terhadap peserta pelatihan e. Pada dasarnya pemandu harus menyesuaikan diri dengan kesepakatan
selama pelatihan berlangsung dan mengumumkan pada akhir pelatihan ketertiban peserta pelatihan. Dan memberi contoh shalat berjamaah maupun
setelah melakukan perhitungan prestasi secara teliti. aktivitas masjid.
b. Mengadakan pembagian tugas yang seimbang pada setiap sesi bagi setiap f. Diskusi (informal) dapat dilakukan dilakukan di luar lokasi dengan peserta
pemandu. pelatihan yang sifatnya melayani hasrat ingin tahu dari peserta pelatihan
c. Memimpin studi Al Qur’an (ba’da magrib) bagi peserta pelatihan secara dengan menyesuaikan dengan penggarapan dalam lokasi.
khusus menurut tingkat kemampuannya. g. Apabila suatu saat di arena pelatihan, pemandu ‘memiliki perasaan spesial’
d. Memilih ayat-ayat Alqur’an untuk dibacakan pada acara pembukaan sesuai terhadap lawan jenisnya hendaknya selalu bertindak dewasa sehingga tidak
konteks langsung dengan materi acara. perlu menunjukkan tingkah laku yang mengundang ‘penilaian negatif’.
e. Mengambil alih tanggungjawab mengisi materi, apabila pemateri yang
bertugas betul-betul berhalangan, sedangkan waktu untuk mencari Pasal 12
penggantinya sudah tidak mungkin. Terhadap Panitia
f. Pada saat selesai pelatihan langsung meyelesaikan laporan pelatihan secara a. Pemandu selalu berusaha memahami kondisi dan permasalahan yang
rapi dan lengkap untuk dijilid. dihadapi panitia, dengan memberikan bimbingan maupun dorongan moril.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
498 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 499
b. Hal-hal yang menyangkut fasilitas kesekretariatan pelatihan maupun

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
496 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 497

KODE ETIK PENGELOLAAN LATIHAN Pasal 2


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Citra Kekaderan
Dalam forum manapun juga, pengelola pelatihan selalu menjaga nama baik
PENDAHULUAN kelompok/himpunan serta mengembangkan citra kekaderan dengan tingkah laku
simpatik.
Maha suci Allah yang telah menganugerahkan hamba-Nya kejernihan dan
ketulusan hati nurani terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. Bahwa kode etik Pasal 3
merupakan kaidah yang mengatur sikap dan perilaku agar dapat bertindak secara Peran Kemasyarakatan
baik dan benar, dapat menghindari dari hal-hal yang dianggap buruk, yang a. Pengelola pelatihan selalu berusaha menjadi satu dalam kegiatan masyarakat
penghayatan dan pengamalannya didasari oleh moralitas yang dalam. Karena di lingkungannya, serta berusaha memberikan andil agar kegiatan yang
pada dasarnya setiap orang dengan segala harapan dan keinginannya, cenderung berlangsung tersebut berjalan secara lebih bermakna bagi kemanusiaan dan
mendambakan ‘ketenangan dalam kelompok’ serta merasa bertanggungjawab berlandaskan Islam.
terhadap kelompok tersebut, karena di mana eksistensi dan misi yang
b. Berusaha menetralisir gambaran yang keliru tentang Islam maupun misi HMI
dianggapnya mulia. Dengan demikian, maka kedudukan suatu kode etik tersebut
pada kalangan masyarakat yang mengalami salah pengertian.
adalah sebagai tolok ukur kesetiaan anggota kelompok terhadap tata nilainya.
Pasal 4
Pelaku-pelaku yang setia menekuni sikap dan tindakan seperti yang Membina
ditunjukkan oleh kode etik, mereka dikategorikan sebagai pengemban setia dari Anggota
nilai-nilai kelompok yang diperjuangkannya, dan pada saatnya mereka mendapat Pengelola pelatihan selalu berusaha mengikuti perkembangan kegiatan anggota
ganjaran yang terhormat dari anggota kelompoknya. dan ikut serta dalam usaha meningkatkan kualitas anggota tersebut.
Sebaliknya pelaku yang cenderung lalai dalam mengemban kode etik, pada Pasal 5
saatnya akan mendapatkan tekanan sosial dari kelompoknya yang menyadari Pengurus Struktur Kepemimpinan
dirinya untuk mengentalkan kesetiaan pada tata nilai kelompok dengan jalan
a. Membagi waktu sebaik-baiknya agar tidak hanya ‘hanyut’ dalam kegiatan
memberikan kepatuhan pada kode etik.
rutin operasionalisasi program, dengan selalu berpartisipasi pada perumusan
dan evaluasi langkah strategis perkaderan.
Demikian juga halnya pengelola latihan sebagai satu kelompok yang secara b. Tugas dan tanggung jawab pada jabatan pada pengurus struktur
sadar terlibat dalam proses pengelolaan pelatihan di HMI, perlu mendalami dan kepemimpinan disinergikan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai
mentaati kode etiknya yang dirumuskan sebagai berikut : kelompok pengelola latihan.
BAGIAN I Pasal 6
SIKAP DAN PERILAKU UMUM Aktivitas Kampus
1. Pengelola pelatihan pada periode tertentu mengkhususkan diri pada
Pasal 1 kesibukan kampus/intra universitas, tetap selalu menjaga dan memelihara
Peran Keilmuan komunikasi serta terlibat secara adil dengan langkah pengelolaan pelatihan.
Pengelola pelatihan memberikan perhatian tinggi pada kegiatan keilmuan, 2. Pada waktu tertentu masih menyisihkan untuk berperan secara fisik pada
terutama pada materi yang menjadi spesialisasinya dalam pelatihan, serta kegiatan pengelolaan pelatihan, tanpa mengacaukan suasana khas yang
berusaha mencari relevansi penjelasan ilmu tersebut. masingmasing terdapat pada intra dan ekstra universitas.

Pasal 7
Pengembangan Diri
1. Pengelolaan pelatihan selalu berdaya upaya memperdalam persepsi dan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
494 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 495

D. Mekanisme Kerja Pengelola Latihan - Acara dan lain-lain.


c. Evaluasi.
1. Untuk menyelenggarakan latihan, Pengurus Komisariat, Lembaga d. Kesimpulan dan saran.
Pengembangan Profesi dan KOHATI membentuk OC dangan surat e. Lampran-lampiran.
keputusan dan membuat proposal disertai surat permohonan mengelola
latihan.
10. Hal-hal penting yang harus dilaporkan pemandu meliputi :
a. Gambaran umum pengelola latihan.
2. Untuk menyelenggarakan LK I, Pengurus Komisariat membentuk OC
b. Pelaksanaan kegiatan :
dengan SK dan membuat proposal disertai surat pemohonan mengelola
- Jadwal manual acara dan realisasi.
latihan untuk kemudian diusulkan pada Pengurus BPL Cabang.
- Berita acara.
- SC, pemandu, pemateri peserta.
3. Untuk menyelenggarakan LK II, pengurus HMI Cabang membentuk
c. Evaluasi pengelola latihan :
OC dengan SK dan membuat proposal serta memerintahkan BPL untuk
- Peserta.
mengelola latihan.
- SC dan pemandu.
- Instruktur.
4. Menyelenggarakan LK III dan pelatihan ke-HMI-an lainnya, PB HMI
d. Kesimpulan.
atau BADKO HMI membentuk OC dengan SK dan membuat proposal
dan memerintahkan BPL PB HMI untuk mengelola latihan.
11. Jika Cabang tidak/belum ada badan pengelola latihan maka tugas–tugas
di tangani langsung oleh bidang PA.
5. Pengurus BPL setingkat selanjutnya membentuk SC dengan surat mandat
yang bertugas sesuai fungsi dan wewenangnya.

6. Pemandu bertanggungjawab atas terlaksanakannya latihan sesuai dengan


proposal yang telah diajukan dan berkewajiban memberikan laporan
kepada Pengurus BPL setingkat.

7. OC dan SC bertanggungjawab atas tersedianya fasilitas yang diperlukan


demi terselenggaranya latihan, termasuk rekruitmen peserta latihan.
Kemudian OC berkewajiban membuat laporan kepada HMI setingkat.

8. Laporan diserahkan paling lambat satu bulan setelah pelatihan berakhir.

9. Hal-hal yang penting harus dilaporkan oleh SC, meliputi :


a. Gambaran umum kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan :
- Administrasi kesekretariatan
- Publikasi, dekorasi dan dokumentasi.
- Akomodasi.
- Konsumsi
- Keuangan dan perlengkapan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
492 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 493

C. Fungsi Dan Wewenang - Bekerjasama dengan pengurus HMI Cabang untuk menindaklanjuti
program Latihan Kader I.
1.a. Pengurus Besar : - Dapat mengadakan Program Latihan Kader II atas persetujuan
- Penanggungjawab perkaderan secara nasional. pengurus Cabang.
- Pengelola kebijakan perkaderan HMI. 2.a. Instruktur :
- Melaksanakan program-program pelatihan tingkat nasional, Pusdiklat Adalah pemateri yang berasal dari aktivis HMI, alumni, cendikiawan atau
dan training pengelola latihan. orang-orang tertentu sebagaimana diatur dalam pedoman BPL dengan
klasifikasi dan kualifikasi pengelola latihan, yang ditugaskan untuk
1.b. Badan Kordinasi : menjampaikan materi latihan yang dipercayakan kepadanya.
- Mengkoordinir program-program latihan di wilayah masing-masing.
- Melaksanakan Latihan Kader III, Training Pengelola Latihan, Up 2.b. Steering Comittee (SC):
Grading Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen Organisasi dan - Kader HMI yang memiliki kualifikasi tertentu, ditugaskan dan
Kepemimpinan. bertanggungjawab atas pengarahan dan pelaksanaan latihan.
- Bekerjasama dengan PB HMI demi terlaksanakannya program- - Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya di antara unsur yang terlibat
program latihan tingkat nasional. langsung dalam latihan.

1.c. HMI Cabang : 2.c. Pemandu :


- Sebagai basis terselenggarakannya program-program latihan HMI. - Kader HMI yang diserahi tugas dan kepercayaan untuk memimpin,
- Bertanggungjawab atas terlaksanakannya program Latihan Kader II, mengawasi dan mengarahkan latihan.
Up Grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan, Up Grading - Memegang teguh dan melaksanakan kode etik pengelola latihan.
Kepengurusan, Up Grading Manajemen Organisasi dan - Membuat laporan pengelolaan latihan.
Kepemimpinan dan Up Grading Administrasi Kesekretariatan. - Bertanggungjawab atas keseluruhan jalannya acara latihan sesuai
- Mengkoordinir Komisariat dan Lembaga Pengembangan Profesi dengan rencana.
untuk terlaksananya (penjadwalan) training HMI.
2.d. Organizing Comittee (OC) :
1.d. Lembaga Pengembangan Profesi : - Sebagai penyelenggara yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap
- Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan segala hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggara latihan.
pengembangan profesi. - Tugas–tugas OC secara garis besar sebagai berikut :
a) Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya.
1.e. KOHATI : b) Mengusahakan pembiayaan dan perizinan latihan.
- Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan. c) Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan.
- Bertanggungjawab atas terselenggaranya program pelatihan KOHATI. d) Mengusahakan ruangan, peralatan dan penerangan yang
1.f. Badan Pengelola Latihan : favourable.
- Bertanggungjawab atas keberhasilan dan kualitas pengelolaan latihan. e) Bekerjasama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka
- Bekerjasama dengan pengurus HMI setingkat untuk mensukseskan jalannya latihan.
menyelenggarakan program latihan. 2.e. Peserta Latihan :
1.g. Komisariat : Adalah calon kader yang diharapkan dapat berkembang menjadi kader
- Melaksanakan rekruitmen calon kader. yang berhasil.
- Bertanggungjawab atas terlaksananya program Latihan Kader I, Up
Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, Up Grading
Kepengurusan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
490 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 491

ke-HMI-an. cita.
Penjelasan Pasal 7 : Kualifikasi Pengelola Latihan HMI Guna mencapai mekanisme penyelenggaraan latihan yang tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan, tidak cukup hanya dengan menyusun organisasi latihan
a. Kualifikasi Umum saja. Karena itu diperlukan adanya aturan tentang prosedur dan administrasi
Kualifikasi secara umum bagi pengelola latihan yang terlibat dalam latihan, termasuk di dalamnya tentang administrasi laporan penyelenggaraan
seluruh bentuk latihan ke-HMI-an adalah sebagai berikut : latihan. Administrasi latihan merupakan suatu rangkaian kegiatan dari berbagai
1. Memahami dan menguasai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga unsur dalam penyelenggaraan latihan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
dan pedoman-pedoman organisasi lainnya. bersama. Dengan terumuskannya organisasi dan mekanisme kerja tersebut maka
2. Memahami dan menguasai Pedoman Perkaderan. akan memperkokoh kehadiran HMI sebagai organisasi kader.
3. Mempunyai kemampuan sebagai pendidik, pengelola dan penyaji.
B. Unsur-Unsur Organisasi Latihan
b. Kualifikasi Khusus
1. Kualifikasi ditingkat BPL PB HMI : Secara sederhana yang dimaksud dengan organisasi latihan ialah suatu
a) Telah dinyatakan lulus Latihan Kader III. system kerjasama yang terdiri dari berbagai unsur dengan menggunakan sistem,
b) Telah dinyatakan lulus mengikuti Training Pengelola Latihan atau metode dan kurikulum yang ada untuk mencapai target dan tujuan latihan.
Senior Course. 1. Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan organisai HMI adalah sebagai
c) Telah menjadi Pengelola Latihan Kader. berikut :
2. Kualifikasi ditingkat BPL Cabang : a. PB HMI.
a) Telah dinyatakan lulus Latihan Kader II. b. BADKO HMI.
b) Telah dinyatakan lulus mengikuti Training Pengelola Latihan atau c. HMI Cabang.
Senior Course. d. KOHATI.
c) Telah menjadi Pengelola Latihan Kader. e. Komisariat.
f. BPL.

2. Unsur-unsur dalam pelatihan yaitu :


ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA a. Peserta.
PENGELOLAAN LATIHAN b. Pemateri.
c. Pemandu.
d. Organizing Comittee.
A. Pendahuluan e. Steering Committee.

Latihan sebagai model pendidikan kader HMI merupakan jantung organisasi, memiliki 5 (lima) kualitas insan
karena itu maka upaya untuk memajukan, mempertahankan keberlangsungan dan
mengembangkannya merupakan kewajiban segenap pengurus HMI. Latihan
tidak akan berjalan mencapai target dan tujuan secara baik tanpa dukungan dan
usaha pengorganisasian yang baik pula. Pengorganisasian berbagai unsur yang
terlibat dalam penyelenggaraan latihan tercermin dalam organisasi latihan.
Organisasi latihan yang jelas akan memperlancar dan menertibkan proses
penyelenggaraan latihan. Hal ini pada gilirannya akan membuka jalan
kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi dan lahirnya kader-kader yang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
490 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 491
Bentuk-bentuk latihan yang di atas dalam organisasi ini adalah seluruh
bentuk latihan yang ada dalam pola perkaderan HMI yaitu :
1. Pelatihan Pengembangan Profesi.
2. Up Grading.
3. Latihan Kader.
4. Pusdiklat.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
488 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 489

BAGIAN VI
MUSYAWARAH a. MUNAS BPL HMI diselenggarakan oleh BPL PB HMI. BPL PB HMI
berwenang untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Pasal 11 pembentukan BPL HMI secara keseluruhan.
Musyawarah Nasional b. Setelah BPL HMI terbentuk, secara otomatis Bakornas LPL HMI dan LPL
a. Musyawarah Nasional (MUNAS) BPL HMI diadakan sekurang-kurangnya HMI
sekali dalam 2 tahun. c. Cabang membubarkan diri dan/atau menyesuaikan diri dengan BPL HMI.
b. MUNAS BPL HMI adalah musyawarah utusan BPL HMI Cabang, masing
masing BPL HMI Cabang diwakili oleh 1 (satu) orang. BAGIAN IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 12
Musyawarah Cabang Pasal 17
a. Musyawarah BPL HMI Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun.
Perubahan pedoman dasar ini dapat dilakukan dalam forum Musyawarah Nasional
b. Musyawarah BPL HMI Cabang adalah musyawarah anggota BPL HMI di
(MUNAS) BPL HMI.
tingkat HMI Cabang.
BAGIAN VII Pasal 18
ADMINISTRASI LEMBAGA
a. Penjabaran tentang struktur organisasi, fungsi dan peran BPL HMI akan
Pasal 13 dijelaskan dalam tata kerja BPL HMI.
Surat Menyurat b. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur dalam ketentuan
a. Surat ke dalam memakai nomor .../A/Sek/BPL/Bulan Hijriyah/Tahun lain dengan tidak bertentangan dengan AD dan ART HMI serta pedoman
Hijriyah. organisasi lainnya.
b. Surat keluar memakai nomor .../B/sek/BPL/Bulan Hijriyah/Tahun Hijriyah.
c. Bentuk surat disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan di dalam pedoman PENJELASAN
administrasi HMI.
Pasal 14 Penjelasan Pasal 5 : Wewenang
Keuangan
a. Keuangan BPL HMI ini dapat dikelola bersama dengan pengurus HMI a. Untuk pengelolaan Latihan Kader III, Pengurus Besar mendelegasikan
setingkat. kepada Pengurus Badan Koordinasi HMI sebagai pelaksana. Dalam hal-
b. Sumber keuangan berasal dari sumbangan yang tidak mengikat dan usaha hal tertentu Pengurus Badan Koordinasi bisa meminta BPL PB HMI
halal. untuk membantu.

BAB VIII b. Yang dimaksud dengan latihan ke-HMI-an lainnya adalah sebagai sebuah
ATURAN PERALIHAN kegiatan atau bentuk pelatihan yang dapat meningkatkan pemahaman ke-
HMIan dan keorganisasian, misalnya Up Graiding NDP, training
Pasal 15 pengelola latihan, Up Grading Administrasi dan Kesekretariatan, Up
Grading Kpengurusan, Up Grading Manajemen Organisasi dan
Untuk pertama pembentukan BPL HMI di bentuk oleh Pengurus HMI setingkat, Kepemimpinan. Pelatihan yang diselenggarakan oleh KOHATI dan
apabila BPL HMI belum terbentuk. latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme
Pasal 16 seperti pelatihan dakwah, pelatihan jurnalistik, dan sebagainya yang tidak
termasuk kategori pelatihan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
486 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 487

BAGIAN II b. Kualifikasi keanggotaan diatur dalam penjelasan terpisah.


TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB c. Anggota BPL HMI dapat kehilangan status keanggotaan apabila :
1. Habis masa keanggotaan HMI.
Pasal 4 2. Meninggal Dunia.
Tugas 3. Mengundurkan diri.
a. Menyiapkan pengelola latihan atas permintaan pengurus HMI setingkat. 4. Diskorsing atau Dipecat
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelola latihan dengan jalan
menyelenggarakan training pengelola latihan dan mengadakan forum-forum BAGIAN IV
internal di lingkungan intern BPL HMI.
SKORSING DAN PEMECATAN
c. Meningkatkan kualitas latihan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan latihan.
Pasal 8
d. Membuat panduan pengelolaan training HMI.
Kriteria Skorsing dan Pemecatan
e. Melakukan standarisasi pengelola training dan pengelolaan training.
a. Anggota BPL HMI dapat diskorsing karena :
f. Memberikan informasi kepada pengurus HMI setingkat tentang
1. Bertindak bertentangan dengan kode etik pengelola latihan.
perkembangan kualitas latihan.
2. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik korps BPL HMI.
b. Anggota diskors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum yang
Pasal 5
ditunjuk untuk itu.
Wewenang
c. Mengenai skorsing/pemecatan dan tata cara pembelaan diatur dalam
a. BPL PB HMI memiliki kewenangan untuk menyiapkan pengelolaan
ketentuan tersendiri.
pelatihan di tingkat nasional yang meliputi Latihan Kader III, Pusdiklat, Up
BAGIAN V
Grading Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen Organisasi dan
ORGANISASI
Kepemimpinan.
b. BPL HMI Cabang memiliki kewenangan untuk menyiapkan penglolaan
Pasal 9
pelatihan yang meliputi Latihan Kader I, Latihan Kader II dan latihan ke
Struktur
HMIan lainnya.
a. Struktur organisasi ini adalah di tingkat Pengurus Besar dan Pengurus HMI
c. BPL dapat menyelenggarakan training lain yang berkenaan dengan
Cabang.
pengembangan sumberdaya manusia.
b. Hubungan pengurus HMI setingkat dengan BPL HMI adalah instruktif.
c. Hubungan BPL PB HMI dengan BPL HMI Cabang adalah koordinatif.
Pasal 6
Tanggungjawab
Pasal 10
a. BPL PB HMI bertanggungjawab kepada Pengurus Besar HMI melalui
Kepengurusan.
Musyawarah Nasional BPL HMI.
a. Pengurus BPL HMI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua , Sekretaris dan
b. BPL HMI Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus HMI Cabang melalui
Bendahara.
Musyawarah BPL HMI Cabang.
b. Yang dapat menjadi pengurus BPL PB HMI adalah anggota BPL HMI yang
telah memenuhi kualifikasi Instruktur Utama.
BAGIAN III
c. Yang dapat menjadi pengurus BPL HMI Cabang adalah anggota BPL HMI
KEANGGOTAAN
yang telah memenuhi kualifikasi Instruktur.
d. Periode BPL HMI disesuaikan dengan periode kepengurusan HMI setingkat.
Pasal 7
e. Pengurus BPL HMI dilarang merangkap jabatan dalam jabatan struktur HMI,
Syarat dan Keanggotaan
dan badan khusus lainnya.
a. Anggota BPL HMI adalah anggota HMI yang memenuhi kualifikasi tertentu
sebagai pengelola latihan.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
484 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 485

PEDOMAN DASAR
BADAN PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PENDAHULUAN

Latihan Kader pada hakikatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang


berorientasi pada pembentukan watak kepribadian, pola pikir, visi, orientasi serta
berwawasan ke-HMI-an yang paling elementer. Kedudukan dan peranan latihan
ini adalah untuk meletakkan fundamen bagi setiap kader HMI yang dituntut siap
mengemban amanah dan tanggung jawab untuk membangun bangsa Indonesia
di masa depan. Oleh karena itu posisi latihan ini sangat menentukan gerak dan
dinamika para kader maupun organisasi, sehingga apabila penanggung jawab
latihan keliru dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan
gagasan dasarnya maka keliru pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan
berikutnya, baik pada up-grading maupun aktivitas. Berkaitan dengan persoalan
tersebut dalam latihan sangat dibutuhkan lembaga serta forum yang
mencurahkan konsentrasi pemikiran pada pengembangan kualitas para pengelola
latihan, kemampuan konsepsi maupun manajerial. Berawal dari kesadaran dan
tanggung jawab yang mendalam tersebut maka dibentuklah Badan Pengelola
Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam. Berikut adalah pedoman dasarnya :

BAGIAN I
NAMA, STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Badan ini bernama Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam yang
disingkat BPL HMI.

Pasal 2
Status
Badan ini berstatus sebagai badan pembantu HMI. (pasal 15 Anggaran Dasar
HMI, pasal 51, 52 dan 55 Anggaran Rumah Tangga HMI)

Pasal 3
Tempat dan Kedudukan
a. BPL PB HMI berkedudukan di tingkat Pengurus Besar HMI.
b. BPL HMI Cabang berkedudukan di tingkat HMI Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
482 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 483

3. Peserta menyadari pentingnya jaringan bisnis secara vertikal (relasi bisnis


profesional) mampu secara horizontal (antar kader HMI) guna
membentuk kekuatan ekonomi umat dan bangsa.

Komposisi Kegiatan :

1. 20 % materi-materi wawasan guna mengembangkan kemampuan kognitif


peserta. 15% materi-materi aplikatif lapangan guna membentuk
kemampuan afektif peserta.
2. 65 % materi-materi simulasi guna membangun ruang dorong
psikomotorik peserta.

Setting Kegiatan :

1. Dipusatkan di suatu tempat dengan sistem menginap (camping).


2. Penyampaian bersifat informatif, analisa dengan teknik ceramah, dialog
yang mengutamakan aktivitas peserta (instruktur merupakan fasilitator).
Penugasan-penugasan : BAGIAN KEDELAPAN BELAS
a. Resume hasil pengamatan ceramah dan dialog. PEDOMAN DASAR
b. Menyusun kembali evaluasi proposal usaha yang telah disusun BADAN PENGELOLA LATIHAN
sebelumnya. HIMPUNAN MAHASISWA
c. Melakukan perhitungan-perhitungan teknis bisnis sebagai analisa ISLAM
permasalahan secara kuantitaif.
d. Kegiatan dilakukan selama 1 (satu) bulan.

Kualifikasi Umum Peserta :

1. Sudah pernah dalam melakukan aktivitas formal di HMI (tidak lagi duduk
dalam kepengurusan HMI).
2. Pernah duduk dalam kepengurusan formal HMI (minimal di Komisariat).
3. Telah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Dasar.
4. Sudah pernah atau sedang melakukan aktivitas bisnis/ekonomi (memiliki
embrio usaha).
5. Menyusun kembali proposal usaha atau pengembangannya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
480 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 481

KURIKULUM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN


c. Peserta dapat mengembangkan daya analisa peluang bisnis sehingga
TUJUAN UMUM mampu menyusun beberapa alternatif kegiatan usaha yang akan
ditekuninya.
Tujuan umum ini dirancang untuk selanjutnya menjadi orientasi penjabaran
tujuan, tujuan instruksional, setiap jenjang tujuan tersebut adalah : Komposisi Materi :
a. Menciptakan iklim usaha di kalangan kader guna mengukuhkan proses a. 50 % materi-materi wawasan guna mengembangkan kemampuan kognitif
. penguatan identitas kader maupun kelembagaan HMI khususnya dalam peserta.
bentuk aktivitas yang bernilai ekonomi. b. 20 % materi-materi aplikatif lapangan guna membentuk kemampuan
b. Membentuk kelas ekonomi muslim yang mampu dan tangguh dalam efektif peserta.
menopang keluarga besar HMI untuk mewujudkan masyarakat adil dan c. 30 % materi-materi simulasi guna membangun ruang dorong
makmur yang diridhai Allah SWT. psikomotorik peserta.
c. Membangun suatu pilar kekuatan ekonomi umat dan bangsa untuk dapat
bersaing di dunia internasional. Setting Kegiatan :
1. Dipusatkan di suatu tempat dengan sistem menginap (camping).
METODOLOGI PEMBENTUKAN KADER WIRAUSAHAN a. Penyampaiannya bersifat penanaman dan penjelasan dengan teknik
penyampaian seperti ceramah, dialog (tanya-jawab).
Secara umum, kematangan seorang kader yang kemudian teruji dari prestasi b. Penugasan-penugasan :
yang dibangunnya dalam dia melakukan aktivitas kesehariannya baik di mulai i. Resume hasil pengamatan ceramah dan dialog.
semasa berada di lingkungan HMI maupun sampai pada lingkungan yang lebih ii. Menyusun proposal usaha hasil dari informasi-informasi peluang
luas di masyarakat niscaya terbentuk dari pola perkaderan dan suasana kondusif yangdianalisa secara sistematis.
yang melingkupi selama berada di organisasi melalui penjenjangan pelatihan
tingkat dasar dan tingkat lanjut yang sudah tersusun rapi. Hal itu menunjukkan
2. Kegiatan dilakukan selama 5-7 hari.
bahwa metodologi pembentukan identitas kader dengan mekanisme
Kualifikasi Umum Peserta :
penjenjangan cukup reliable dan kompetibel untuk diterapkan pada pelatihan
1. Pernah atau sedang duduk kepengurusan formal HMI (minimal
non-formal lainnya di HMI. Oleh karena itulah dalam rangka membentuk jati diri
komisariat).
kader menjadi wirausahawan pun perlu dilakukan adanya penjenjangan dengan
2. Membuat suatu karya tulis yang menjelaskan visinya tentang HMI
metodologi dan muatan yang berbeda pada setiap penjenjangan tersebut.
danperekonomian nasional.
Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Dasar
Pelatihan Kewirausahaan Tingkat Lanjut
Tujuan Instruksional Umum :
Tujuan instruksional umum :
Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu Terbinanya kader pemimpin yang mampu mengembangkan dan
mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengembangkan
menterjemahkan pemikiran konsepsional ke dalam gerak pembangunan secara
missi HMI khususnya pada aktivitas ekonomi. profesional khususnya pada bidang ekonomi dan bisnis.
Tujuan Instruksional Khusus :
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Peserta dapat menetapkan pilihan secara yakin untuk mengambil langkah
1. Peserta mampu secara profesional menjalankan usaha yang telah dirintis
ke dunia bisnis dan ekonomi sebagai medan pengabdiannya di
sebelumnya.
masyarakat.
2. Peserta mampu menganalisa serta memetakan pasar yang potensial untuk
b. Peserta mampu mengembangkan potensi ekonomi yang ada dalam dirinya
mendukung usahanya.
menjadi satu aksi kerja persiapan pembentukan usaha.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
478 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 479

langsung memberikan manfaat untuk masyarakat luas. masing-masing

b. Meningkatkan mutu perkaderan terutama dalam penghayatan nilai-


nilai pengabdian masyarakat serta kesadaran untuk iktu bertanggung
jawab kepada Allah SWT

c. Meningkatkan keterampilan anggota dalam hal pengelolaan aktivitas-


aktivitas kelembagaan, penelitian-penelitian, up-grading, survey
lapangan dan lain-lain.

d. Mengusahakan aktivitas-akitvitas lembaga yang waktunya tidak


mengganggu kegiatan akademis para anggota di masing-masing
cabang

3. Alternatif pemecahan masalah ekstern, antara lain :


a. Perlu usaha-usaha ke arah membangun citra yang positif terhadap
HMI dari masyarakat dan pemerintah melalui :
1. Pendekatan-pendekatan informal dengan tokoh-tokoh masyarakat
danpemerintah
2. Kerjasama program baik yang menyangkut langsung kepentingan
masyarakat ataupun program-program pemerintah yang juga untuk
kepentingan masyarakat.

b. Mengusahakan program-program yang langsung menyentuh


kepentingan rakyat kecil serta membantu memecahkan problema-
problema masyarakat.

Dalam melaksanakan program-program Lembaga Pengembangan Profesi ini


diharapakan masing-masing cabang dengan pengurus lembaganya untuk
mengkaji lebih jauh tentang kemungkinan-kemungkinan alternatif dari
pemecahan yang dikemukakan di sini sesuai dengan batasan-batasan yang ada
dari kondisi objektif dari masing-masing cabang, sehingga juklak ini dapat lebih
menutupi kekurangan serta pengembangan lembaga lembaga untuk masa yang
akan datang.

BAB VIII
PENUTUP

Dengan diterapkannya juklak ini di setiap Cabang diharapkan fungsi


lembaga- lembaga HMI dapat terpenuhi, sehingga tanggung jawab HMI untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, salah
satunya dapat direalisasikan melalui aktivitas kelembagaan ini. Oleh karena itu
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
478 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 479
Pengurus Cabang dan Pengurus Lembaga mutlak untuk terus
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya terutama yang langsung
berhubungan dengan aktivitas kelembagaan ini. Dan terus berusaha untuk
mengenal problem-problem masyarakat yang ada di sekitarnya, untuk
menetukan mana program yang tepat yang langsung menyentuh
kepentingan rakyat kecil, sehingga kehadiran HMI di tengah-tengah
masyarakat sebagai generasi muda yang ikut bertanggung jawab terhadap
problema-problema masyarakat semakin dirasakan. Bertanggung jawab
dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT, semoga Allah SWT
senantiasa meridhai usaha-usaha kita, Amin.

Billahittaufiq Wal Hidayah.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
476 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 477

3. Mengadakan latihan-latihan keterampilan untuk meningkatkan c. Kegiatan akdemis anggota yang cukup padat dan faktor lainnya yang
kemampuan profesional anggota dan melaksanakan pendidikan berhubungan dengan dunia pendidikan anggota.
administrasi dan manajemen kepengurusan Lembaga Pengembangan
Profesi serta usaha lainnya yang menuju ke arah keberhasilan dalam 3. masalah-masalah ekstern yang dihadapi antara lain:
pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi.
a. Hambatan-hambatan birokrasi, seperti hal perizinan, bantuan fasilitas
BAB VII dan lan-lain.
PENENTUAN PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM b. Kurang harmonisnya hubungan dengan pejabat atau tokoh masyrakat
Lembaga Pengembangan Profesi HMI di dalam membina kerjasama untuk menunjang aktivitas
kelembagaan.
Didalampenentuandanpelaksanaanprogram-programLembagaPengembangan
Profesi ini didasarkan kepada pemecahan maslah-masalah riil yang dihadapi oleh Dari masalah-masalah yang dihadapi di atas, maka perlu dilakukan
seetiap Lembaga Pengembangan Profesi atau Pengurus Cabang, dengan terlebih pengkajian-pengkajian lebih jauh sesuai dengan kondisi cabang masing-masing
dahulu menjabarkan masalah-masalah riil yang dihadapi. untuk memudahkan merealisir alternatif pemecahan masalah yaitu dalam bentuk
aktivitas program kelembagaan. Adapun alternatif pemikiran masalahanya sesuai
Adapun masalah-masalah yang dihadapi secara umum dibagi atas : dengan urutan-urutan masalah di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Masalah yang menyangkut kepengurusan Lembaga-Lembaga 1. Alternatif pemecahan masalah kepengurusan :
Pengembangan Profesi, terdiri dari : a. Memilih pengurus yang bertanggung jawab, penuh dedikasi dan
a. Kekurang-aktifan Pengurus Lembaga serta lemahnya kemampuan dan memiliki kemampuan/keterampilan untuk mengelola lembaga.
keterampilan di dalam hal
• Kemampuan menentukan program yang tepat b. Melakukan usaha-usaha yang memungkinkan tumbuhnya minat dan
• Kemampuan menumbuhkan minat anggota terhadap lembaga kebanggaan atau motivasi yang kuat untuk menjadi aktivitas lembaga
• Kemampuan untuk merapikan administrasi lembaga serta
melengkapi sarana-sarana kebutuhan lembaga c. Meningkatkan kemampuan/keterampilan pengurus baik menigkatkan
• Kemampuan untuk memanfaatkan potensi kerja sama di luar kemampuan profesianya sesuai dengan disiplin lembaga melalui
lembaga, baik potensi yang ada pada masyarakat maupun lembaga pendidikan pelatihan, kursus dan lain-lain.
pemerintah.
d. Menetapkan program yang mampu menumbuhkan minat anggota baik
b. Iklim yang kurang mendukung untuk bekerja sama dengan Pengurus untuk dirinya di dalam hal peningkatan kemampuan profesi maupun
Cabang di dalam mensukseskan program-program lembaga. untuk menumbuhkan semangat pengabdian masyarakat, sehingga
menumbuhkan rasa simpati dari masyarakat dan pemerintah terhadap
2. Masalah yang menyangkut anggota terdiri dari: HMI. Dan yang terakhir ini adalah menumbuhkan kemungknan
a. Kurangnya minat anggota terhadap lembaga dikarenakan kegiatan- kerjasama dengan masyarakat/pemerintah di dalam program-program
kegiatan yang kurang/tidak menjurus ke arah profesi masing-masing kelembagaan berikutnya
anggota.
e. Diusahakan hubungan yang harmonis dengan Pengurus Cabang yaitu
b. Menurunnya penghayatan anggota terhadap nlai-nilai dasar terutama dengan memberikan laporan rutin kepada Pengurus Cabang
yang berkaitan dengan nilai-nilai masyarakat dan kesadaran utuk
ikut bertanggungjawab terhadap problema-problema masyarakat 2. Alternatif pemecahan masalah untuk anggota terdiri dari :
dan ini berkaitan dengan mutu dari produk perkaderan HMI secara a. Mengusahakan aktivitas-aktivitas lembaga yang membantu untuk
keseluruhan. meningkatkan kemampuan profesi anggota/disiplin ilmu anggota atau
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
474 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 475

BAB III Harian dan Sidang Pleno Cabang


PENGKAJIAN POTENSI 11. Pengesahan pengurus Lembaga Pengembangan Profesi dilakukan oleh
UNTUK PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI pengurus HMI Cabang setempat
12. Setelah pembentukan dan pengesahan Pengurus Lembaga Pengembangan
Di dalam pembentukan Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi Profesi oleh Pengurus Cabang maka Pengurus Lembaga Pengembangan
hendaknya memperhatikan/mengkaji potensi-potensi yang dmiliki oleh setiap Profesi segera mengirimkan lampiran susunan kepada PB HMI (bidang
cabang dalam hal : pengembangan profesi), dan BAKORNAS dengan tembusan kepada
1. Pengkajian terhadap potensi HMI sendiri, yaitu jumlah anggota, interest Pengurus BADKO (bidang pengembangan profesi) dan tembusan kepada
anggota, kemampuan, keterampilan serta disiplin ilmu anggota yang cabang yang bersangkutan (bidang pengembangan profesi).
berhubungan dengan Lembaga Pengembangan Profesi yang akan dibentuk 13. Waktu/masa jabatan Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi disesuaikan
2. Pengkajian terhadap potensi yang ada di masyarakat/daerah dalam hal ini : dengan masa jabatan Pengurus Cabang
perguruan tinggi, sumber daya alam dan manusia kebutuhan masyarakat serta
aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat. BAB V
3. pengkajian terhadap potensi yang ada pada pemerintah setempat dalam hal SISTEM ADMINISTRASI DAN PERBENDAHARAAN
kemungkinan untuk melakukan kerja sama dalam melaksanakan program- LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI
program kerja Lembaga Pengembangan Profesi
1. Untuk surat ke dalam (intern) dengan memakai kode : nomor/A/SEK/LPP/
BAB IV bulan/tahun
MUSYAWARAH PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
2. Untuk surat keluar (ekstern) dengan memakai kode :
1. Status musyawarah Lembaga Pengembangan Profesi adalah merupakan nomor/B/Sek/LPP/bulan/ tahun
musyawarah seluruh anggota Lembaga Pengembangan Profesi yang telah
terdaftar pada suatu Lembaga Pengembangan Profesi tertentu 3. Perbendaharaan Lembaga Pengembangan Profesi diperoleh dari bantuan
2. Kekuasaan dan wewenang musyawarah lembaga adalah menetapkan program struktur kepemimpinan HMI setingkat, usaha-usaha mandiri tidak mengikat
kerja dan memilih Ketua Umum/Formateur sebanyak 3 (tiga) orang. yang dilakukan oleh aktivitas lembaga-lembaga dan usaha-usaha yang halal
3. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi adalah penaggung jawab lainnya
penyelenggaraan Musyawarah Lembaga
4. Peserta Musyawarah adalah anggota yang terdaftar di suatu Lembaga BAB VI
Pengembangan Profesi Komisariat, Bidang Pengembangan Profesi Korkom
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
serta undangan (Pengurus Cabang) adalah peserta peninjau. LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI
5. Peserta utusan mempunyai hak bicara dan suara sedangkan peserta peninjau
mempunyai hak bicara
Usaha pembinaan dan pengembangan lembaga-Lembaga Pengembangan
6. Pimpinan sidang Musyawarah Lembaga dipilih dari peserta utusan dan
Profesi dapat dilakukan dengan :
berbentuk presidium
1. Merencanakan dan melaksanakan program-program Lembaga
7. Musyawarah Lembaga dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari
Pengembangan Profesi yang dapat menyerasikan di antara kepentingan
separuh jumlah anggota
anggota, kebutuhan masyarakat dengan program-program pemerintah
8. Bila point 7 tidak terpenuhi maka Musyawarah Lembaga diundur 1 x 24 jam sehingga menumbuhkan minat di antara ketiga kepentingan tersebut.
dan setelah itu dinyatakan sah
9. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi bertanggung jawab kepada
2. Mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah, masyarakat dan
Musyawarah Lembaga
berusaha menumbuhkan citra yang baik tentang HMI di lingkungan
10. Ketua Umum Lembaga Pengembangan Profesi adalah sebagai anggota Rapat
mereka

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
472 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 473

d. Rapat Kerja
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris pengurus Lembaga Bendahara Umum berada pada satu garis staf. Untuk bidang penelitian dan
Pengembangan Profesi penalaran, bidang pendidikan dan pelatihan serta bidang pengabdian pada
2. Rapat kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setiap masyarakat berada pada satu garis fungsional lembaga
semester
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja : Sedangkan bila untuk pengurusan, anggota saran serta kemampuan untuk
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester menentukan alternatif-alternatif program yang tepat juga sangat menentukan
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk keberhasilan suatu Lembaga Pengembangan Profesi untuk memenuhi fungsinya
seluruh kegiatan Lembaga Pengembangan Profesi selama satu itu. Oleh karena itu dalam juklak ini diuraikan tentang hal-hal yang menyangkut
semester. pembentukan Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi, pengkajian potensi
baik yang ada pada HMI, masyarakat maupun pemerintah serta masalah
PETUNJUK PELAKSANAAN musyawarah dan pengurusan dan pengembangan Lembaga Pengembangan
PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN Profesi dan terakhir mengenai penentuan dan pelaksanaan program-program
PROFESI Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
Khusus tentang penentuan dan pelaksanaan program lembaga-Lembaga
BAB I Pengembangan Profesi maka juklak ini secara umum dijabarkan tentang
PENDAHULUAN masalah- masalah yang dihadapi oleh Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi
yang ada di cabang-cabang dan kemungkinan alternatif pemecahannya. Hal ini
Petunjuk pelaksanaan (juklak) dari pedoman lembaga-Lembaga didasari pada data yang masuk melalui angket yang terkirim ke setiap Cabang
Pengembangan Profesi HMI ini adalah merupakan kompilasi dari program oleh PB HMI.
sebelumnya (dari program-rpogram pengembangan profesi HMI tahun 1980,
1986 dan hasil Kongres 1982) yang selanjutnya disesuaikan dengan hasil-hasil Dari kemungkinan-kemungkinan alternatif pemecahan masalah yang
temuan pada Up-Grading Pengembangan Profesi pada bulan Juli 1994 dan hasil dikemukakan dalam juklak ini setiap pengurus Lembaga Pengembangan Profesi
bahasan dalam sidang MPK IV tahun 1994. ataupun Pengurus Cabang dapat mengembangkan atau menyesuaikan lebih jauh
sesuai dengan kondisi cabangnya masing-masng. Sehingga dengan demikian
Petunjuk pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai suatu pedoman bagi aparat- lebih memungkinkan untuk diterapkannya juklak ini bagi cabang-cabang di
aparat HMI, yaitu mulai dari usaha-usaha pembentukan lembaga- Lembaga seluruh Indonesia.
Pengembangan Profesi sampai dengan usaha-usaha pembinaan dan
pengembangannya. Dengan demikian diharapkan fungsi utama dari lembaga- BAB II
lembaga ini yaitu membentuk kader HMI di samping kemampuan generalik juga STATUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI
dalam kemampuan mengaktualisasikan profesi untuk dapat terlaksana. Sehingga
tanggung jawab HMI dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur 1. Status Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi HMI adalah merupakan
yang diridhai Allah SWT dapat direalisir melalui lembaga-Lembaga kesatuan organisasi yang dibentuk untuk menyalurkan minat, bakat dan
Pengembangan Profesi. kemampuan yang diarahkan pada profesi naggota dalam suatu lingkungan
cabang
Usaha-usaha untuk menghidupkan lembaga-lembaga khusus setiap Cabang
HMI, seyogyanyalah dari potensi yang dimiliki HMI sendiri masyarakat dan 2. Lembaga Pengembangan Profesi secara operasional melaksanakan program-
pemerintah di mana Cabang HMI tersebut berada. Pengkajian potensi akan program cabang di bidang profesi masing-masing dan secara struktural
menentukan di dalam usaha membentuk, membina dan mengembangkan adalah anggota rapat harian dan Sidang Pleno cabang, ex-officio cabang
lembaga- Lembaga Pengembangan Profesi ini, sehingga betul-betul dapat
memenuhi fungsinya,
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
470 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 471

c. menyelenggarakan upaya penerbitan dan hasil-hasil kerja program oleh Pengurus Cabang yang dikaitkan dengan program Lembaga
lembaga Pengembangan Profesi
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil
6. Bidang Keuangan dan Perlengkapan oleh Presidium Lembaga Pengembangan Profesi menyangkut
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran lembaga untuk satu periode dan bidang masing-masing, kemudian merumuskan keputusan-
untuk setiap satu semester keputusan musyawarah lembaga
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan c. Mempelajari merumuskan keputusan-keputusan Musyawarah
ketentuan organisasi yag berlaku Lembaga
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan yang disusun untuk
keperluan ini b. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI 1. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi dihadiri oleh Ketua
untukmeningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota Umum, para Ketua, Sekretaris Umum, para Wakil Sekertaris Umum
5. mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum Lembaga
penambahan perlengkapan organisasi dengan : 2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya 4 kali dalam satu
Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan bulan, yakni pada hari Jum’at dari setiap minggu. Untuk minggu
organisasi terakhir diintegrasikan dengan rapat harian.
Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidum :
tidak dengan kebutuhan organisasi a. Mengambil keputusan tentang perkembangan lembaga sehari-hari
Menyusun daftar inventarisasi organisasi baik intern maupun ekstern, khususnya pengaruh perkembangan
Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh pelengkapan terhadap program-program lembaga
organisasi b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari beberapa aspek
6. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman lembaga baik intern maupun ekstern dikaitkan dengan
perkantoran kebijaksanaan lembaga yang ada.
c. Mengevaluasi perkembangan lembaga dalam menjalankan
4. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Lembaga Pengembangan program- program kegiatan
Profesi
c. Rapat Bidang Lembaga Pengembangan Profesi
Tata susunan tingkat (hirarki) instansi pengambilan keputusan dalam 1. Rapat Bidang dihadiri oleh koordinator dan anggota bidang
Lembaga Pengembangan Profesi adalah : bersangkutan
1. Rapat Harian Lembaga Pengembangan Profesi 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
2. Rapat Presidium Lembaga Pengembangan Profesi bulan
3. Rapat Bidang Lembaga Pengembangan Profesi 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang :
4. Rapat Kerja a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
bidang dengan tetap merujuk kepada kebijaksanaan/pedoman yang
a. Rapat Harian Lembaga Pengembangan Profesi telah ditetapkan oleh organisasi
1. Rapat Harian lembaga dihadiri oleh seluruh fungsionaris Lembaga b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari
Pengembangan Profesi setiap bidang yang mengalami perubahan baik dari segi tekhnik
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan maupun dari segi waktu
yakni pada hari jum’at c. Menyusun langkah-langkah tekhnik untuk menyelenggarakan
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian adalah : proyek/kerja berikutnya sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
a. Membahas dan menjabarkan kebijakasanaan yang telah diambil ditetapkan oleh Rapat Harian dan Rapat Presidium

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
468 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 469

edukatif terhadap hasil-hasil penyelenggaraan aktivitas lembaga


3. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Lembaga yang dijalankan
Pengembangan Profesi 3. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang program
pendidikan dan latihan lembaga.
Masing-masing bidang kerja dalam pengurus lembaga dalam menjalankan
wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai berikut : 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan
1. Bidang Perencanaan dan Pengembangan 1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian lembaga secara objektif
Lembaga sebagai usaha pembentukan dan pengembangan Lembaga dengan melibatkan anggota setelah lembaga menentukan objek
Pengembangan Profesi yang berkesinambungan, perencanaan ini sejalan penelitian yang akan diteliti
memacu kepada hasil-hasil konferensi cabang yang berkaitan dengan 2. menetapkan model penelitian yang akan dlakukan
Lembaga Pengembangan Profesi dan hasil-hasil musyawarah Lembaga 3. Melakukan hypotesa, observasi, pengolahan data, tabulasi dan analisa
Pengembangan Profesi bersangkutan. data kemudianmenyimpulkan hasil peneltian
4. Mengembangkan hasil penelitian dan dilakukan upaya-upaya
Perencanaan yang dilakukan menyangkut dengan : pelaksanaannya.
a. Melakukan perencanaan aktifitas perencanaan aktifitas dan
perkembangan lembaga berdasarkan skala waktu 4. Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi Dalam Pembangunan
Jangka pendek untuk aktifitas bersifat proyek 1. Menyelenggarakan kegiatan aksi-aksi kemasyarakatan sebagai upaya
Jangka menengah untuk satu pengurus pengabdian dengan melibatkan masyarakat di lingkungan lembaga
Jangka panjang, kondisi di mana lembaga dapat mapan 2. Menyelenggarakan kegiatan sebagai upaya partispasi lembaga dalam
b. Melakukan perencanaan kaderisasi dalam tubuh lembaga dalam pembangunan daerah antara lain dengan :
kepemimpinan dan distribusi kader baik dalam lembaga sendiri a. Mencoba ikut serta melaksanakan program kemasyarakatan
maupun pada lembaga profesi sebagai suau usaha promosi kader. bekerjasama dengan pemerintah pusat setelah terlebih dahulu
c. Melakukan perencaan bidang usaha mandiri berdasarkan Lembaga melakukan konsultasi dengan pimpinan HMI
Pengembangan Profesi, sehingga lembaga dapat melepaskan diri dari b. Membimbing dan membina masyarakat dengan melakukan
sifat ketergantungan kegiatan yang mendorong masyarakat untuk meningkatkan
partisipasi pembangunan
2. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota 3. Melakukan kegiatan yang mendorong masyarakat di lingkungan
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan bagi para lembaga menurut hakekat profesi masing-masing lembaga
anggota sebagai upaya meningkatkan keahlian dan keterampilan
sesuai dengan disiplin ilmunya dikaitkan dengan program-program 5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
yang telah digariskan oleh pengurus lembaga antara lain : a. Melakukan pengaturan tata cara pengelolaan surat menyurat
a. Melakukan kegiatan diskusi-diskusi profesi lembaga dan ceramah- meliputi :
ceramah Penyelenggaraan pemerosesan surat masuk
b. Melakukan kursus-kursus dan training-training yang berkaitan Penyelenggaraan penyusunan konsep surat keluar
dengan peningkatan professional anggota Penyelenggaraan pemerosesan surat keluar
2. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil penelitian pelaksanaan aktivitas Penyelenggaraan pengetikan dan penggandaan surat
pendidikan anatara lain : Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan
a. membuat petunjuk pelaksanaan training lembaga, kurikulum dan Penyelenggaraan pengaturan pengiriman surat
metode training, pedoman evaluasi sehingga dapat menjadi b. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan dan
pedoman operasi lembaga pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
b. melakukan penilaian baik dari segi program maupun dari segi dengan hasil kerja lembaga

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
466 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 467

4. Bidang pengabdian masyarakat 3. Direktur Penelitian dan Penalaran adalah penangung jawab dan
5. Bidang administrasi dan keuangan koordinator kegiatan dalam bidang program-program penelitian dan
penalaran, menyangkut tersedianya data anggota dan data lainnya yang
1. Komposisi Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi berkaitan dengan lembaga berikut pengolahan dan analisa.
Struktur organisasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi diisi dengan 4. Direktur Pendidikan dan Pelatihan adalah penanggung jawab dan
personalia disiplin ilmunya disesuaikan dengan bidang lembaga yang ada, koordinator kegiatan dalam bidang pendidikan dan pelatihan, menyangkut
kecuali pada lembaga yang bersifat interdispliner. Diupayakan pula anggota peningkatan kualitas SDM personalia dan anggota LPP.
yang berprestasi dalam suatu lapangan disiplin ilmunya dan telah mengikuti 5. Direktur Pengabdian Masyarakat adalah penanggung jawab dan
Latihan Kader II. koordinator kegiatan bidang program-program pengabdian masyarakat
dan partisipasi dalam pembangunan, yang menyangkut observasi
Komposisi personalia yang mengisi struktur organisasi LPP HMI adalah : teritorial, pelaksanaan pengabdian dan hubungan luar.
1. Direktur 6. Direktur Administrasi dan Keuangan adalah penanggung jawab dan
2. Direktur Perencanaan dan Pengembangan koordinator umum dalam kegiatan dibidang administrasi kesekretariatan
3. Direktur Penelitian dan Penalaran dan keuangan lembaga.
4. Direktur Pendidikan dan Pelatihan 7. Departemen Kaderisasi bertugas sebagai koordinator operasional kegiatan
5. Direktur Pengabdian Masyarakat kaderisasi dalam tubuh Lembaga Pengembangan Profesi dan
6. Direktur Administrasi dan Keuangan perencanaan, distribusi kader, baik dalam struktur lembaga maupun di
7. Departemen Kaderisasi luar lembaga.
8. Departemen Ke-Aparatan 8. Departemen Keaparatan bertugas sebagai koordinator operasional
9. Departemen Usaha kegiatan pendayagunaan dan fungsionarisasi aparat di tubuh lembaga.
10. Departemen Kelembagaan 9. Departemen Usaha bertugas sebagai koordinator operasional dalam
11. Departemen Kesekretariatan bidang program-program usaha potensi lembaga yang mengarah kepada
12. Departemen Keuangan kemandirian lembaga.
13. Departemen Pendataan 10. Departemen Kelembagaan bertugas sebagai koordinator operasional
14. Departemen Seleksi/Rekruitment kegiatan hubungan antar lembaga, ke dalam maupun ke luar lembaga
15. Departemen Pelatihan 11. Departemen Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator operasional
16. Departemen Observasi kegiatan dari tata usaha surat menyurat lembaga
17. Departemen Operasi 12. Departemen Keuangan bertugas sebagai koordinator operasional kegiatan
18. Departemen Hubungan Masyarakat (PR) keuangan dan perlengkapan lembaga
13. Departemen Pendataan bertugas sebagai koordinator
operasionalpenelitian dan pengkajian hasil-hasil pengkajian dan
2. Fungsi Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi pendataan lembaga
14. Departemen Seleksi/Rekruitmen bertugas sebagai koordinator operasional
Masing-masing personalia Pengurus LPP HMI: seleksi dan rekruitmen anggota lembaga yang berasal dari anggota biasa
1. Direktur adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam pada Cabang
pelaksanaan tugas-tugas/program-program lembaga yang bersifat 15. Departemen Pelatihan bertugas sebagai koordinator operasional dalam
umumke dalam maupun ke luar observasi proyek-proyek pengabdian lembaga
2. Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah penanggung jawab dan 16. Departemen Observasi bertugas sebagai koordinator operasional proyek-
koordinator kegiatan dalam bidang perencanaan dan pengembangan, yang proyek pengabdian lembaga
menyangkut kontinuitas kepemimpinan, kepengurusan lembaga, dan 17. Departemen Operasi bertugas sebagai koordinator operasional proyek-
kontinuitas usaha-usaha mandiri. proyek pengabdian lembaga
18. Departemen Humas/PR bertugas sebagai koordinator operasional
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
466 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 467
Hubungan masyarakat/PR dan promosi lembaga di tengah keberadaan
masyarakat

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
464 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 465

BAB V 5.2.3. Lembaga-lembaga Swasta


JALUR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN Sebagai media pengembang profesi, Lembaga Pengembangan Profesi
LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI HMI bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga swasta yang sesuai,
misalnya yang bergerak dalam bidang-bidang keilmuan dan penelitian
Strategi pembinaan dan pengembangan yang dirumuskan di atas,
memerlukan kejelasan tentang cara dan sarana dalam pengejawantahan. 5.3. Jalur Koordinatif
Sehingga semua pihak yang bersangkutan dapat memahami serta melaksanakan
tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Untuk itu, ditetapkan tiga jalur
5.3.1. Di Tingkat Cabang
pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi, yaitu :
Pengkoordinasian Lembaga Pengembangan Profesi di Tingkat Cabang
dlakukan oleh Lembaga Pengembangan Profesi di tingkat Cabang.
5.1. Jalur Utama
5.3.2 Tingkat Badan Koordinasi
Dimaksudkan sebagai jalur utama ialah Lembaga Pengembangan Profesi itu
Pengkoordinasian pada tingkar Regional dilakukan oleh Bidang
sendiri, yang langsung melaksanakan tugas dan fungsi khususnya sesuai dengan
Pengembangan profesi Badko melalui Bidang Pengembangan profesi
penggarapan masing-masing.
Cabang diwilayah koordinasinya.

5.3.3. Tingkat Pengurus Besar


5.2. Jalur Penunjang
Untuk tingkat nasional dibentuk Bakornas yang berfungsi sebagai
Dimaksudkan sebagai jalur penunjang adalah menghidupkan para fungsional koordniator nasional dan berfungsi mengkoordinir Lembaga
Lembaga Pengembangan Profesi yang dapat dikembembangkan menjadi suatu Pengembangan Profesi yangada di cabang-cabang secara nasional di
institusi sosial baru yang mencerminkan kepedulian mahasiswa (khusus) dan bawah koordinasi Lembaga Pengembangan Profesi PB HMI
pemuda (umum) terhadap dinamika pembangunan. Melalui institusi sosial baru
ini, dapat menemukan model-model peran Lembaga Pengembangan Profesi dan
proses bagi anggota HMI sendiri melalui kemitraan dalam berbagai kehidupan
BAB VI
bermasyarakat dan bernegara.
PENUTUP
5.2.1. Pemerintah
Pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi HMI,
Pihak pemerintah diharapkan merupakan salah satu penunjang bagi membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga HMI, masyarakat dan
pelaksanaan program (baik) materil, iklim dan kebijaksanaan sehingga
pemerintah. Kerjasama yang baik perlu ditingkatkan secara terus menerus, agar
dengan dukungan pemerintah ini diharapkan akan adanya kerjasama dapat mencapai hasil optimal bagi kemaslahatan bersama.
yang saling menguntungkan baik untuk kepentingan HMI sendiri
maupun terlaksananya program-program pemerintah.
STRUKTUR ORGANISASI
PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
5.2.2. Masyarakat
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, maka Lembaga 1. Struktur Organisasi Lembaga Pengembangan Profesi
Pengembangan Profesi dalam merumuskan program kerjanya harus
Struktur organisasi Lembaga Pengembangan Profesi HMI sesuai dengan
disesuaikan kondisi masyarakat sekitarnya. Dengan demikian
spesialisasi tugas dan kewajibannya terdiri dari bidang :
masyarakat tidak merasa asing tetapi partisipasi spontan dan rasa
1. Bidang perencanaan dan pengembangan
memilikinya tumbuh secara wajar dan sehat. Baik individu maupun
2. Bidang penelitian dan penalaran
kelompok.
3. Bidang pendidikan dan pelatihan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
462 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 463

Cabang HMI harus lebih digiatkan aktivitasnya, meluaskan 4.2. Strategi Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Profesi HMI
jangkauannya, memperhatikan prinsip-prinsip manajemen yang
ada, sampai pada kerapian administrasi (termasuk pengelolaan Strategi dan pengembangannya haruslah disesuaikan dengan perkembangan
dana). HMI secara keseluruhan, baik perkembangan itu disebabkan oleh kondisi
b. Anggota-anggota kader HMI yang memiliki keahlian atau eksternal maupun internal (para anggota) HMI itu sendiri. Dengan demikian
spesialisasi atau sedang mendalaminya harus diberikan faktor-faktor yang strategis bagi pembinaan dan pengembangan Lembaga
dorongan (motivasi) yang menunjang bagi pengembangan Pengembangan Profesi HMI adalah :
kemampuannya untuk menjadi tenaga ahli profesional.
c. Semangat dedikasi dan idealisme perjuangan, 4.2.1. Keimanan
diimplementasikan dalam variasi yang seragam. Dengan
Agar segenap anggota masyarakat dan lingkunganya betul-betul
demikian kehadiran Lembaga Pengembangan Profesi akan
menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
benar-benar dirasakan manfaatnya.
d. Kreativitas keagamaan dan karya-karya imani (amal Sholeh)
4.2.2. Intelektualitas
sebagai investas kemanusiaan lebih ditingkatkan sebagai tugas
Dimensi Intelektualitas dan kemampuan berfikir sesorang harus
para intelektual muslim.
dikembangkan agar dalam kehidupannya manusia dalam menyerap
e. Potensi yang ada pada pemerintah dan masyarakat setempat
serta mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
untuk kemungkinan adanya kerjasama yang saling menunjang/
dengan ajaran Islam.
menguntungkan di dalam usaha ke arah pembentukan,
pembinaan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi
4.2.3. Kerja/Profesi
HMI.
Mahasiswa Islam sebagai Human Resource bagi umat dan bangsa
mestilah dipersiapkan secara fisik, mental dan spiritual untuk menjadi
tenaga produktif, cakap, terampil, kreatif, dan bertanggung jawab.
BAB IV
Bahkan harus mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga
TUJUAN DAN STRATEGI
mereka mendapatkan kepastian masa depannya sesuai minat keahlian
PEMBINAAN, PENGEMBANGAN LEMBAGA PROFESI
(profesional).
4.1. Tujuan Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Pengembangan
4.2.4 Kepemimpinan
Profesi
Pembinaan dan pengembangan kepemimpinan dimaksudkan sebagai
proses kaderisasi (proses pematangan) calon-calon pemimpin bangsa
Tujuan pembinaan dan pengembangan Lembaga Pengembangan Profesi
dan umat agar mereka menjadi cakap, arif, bijaksana,
adalah untuk mempercepat proses perwujudan pemerataan lima kualitas insan
bertanggungjawab, dan penuh dedikasi pada bangsa, negara dan
cita HMI yaitu :
agamanya.
(1) Insan Akademis
(2) Insan Pencipta
(3) Insan Pengabdi
4.2.5 Pengabdian Masyarakat
(4) Insan yang bernafaskan Islam, dan
Mahasiswa Islam sebagai generasi muda bangsa harus mampu
(5) Insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
memahami, menghayati problema-problema yang dihadapi
yang diridhai Allah SWT
masyarakat dan pemerintah, serta dapat mencarikan alternatif
pemecahan yang lebih baik, dalam rangka menapai cita-cita
pembangunan nasional : masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
SWT.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
460 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 461

(seperti sekarang)akibat langsung yang segera dirasakan antara memberikan wahana mobilisasi bagi segenap potensi bangsa.
lain rasa ketidakpastian karena sedang berlangsung proses seleksi Sosialisasi politik tidak berbanding lurus dengan perbandingan
terhadap nilai-nilai baru. dalam proses seleksi tersebut politik, tetapi dilaksanakan terbatas pada momentum-momentum
kemungkinan yang bisa terjadi adalah timbulnya sikap-sikap sesaat. Sehingga masyarkat kurang tahu (tidak terbiasa)
penolakan secara mutlak (negasi) keterasingan (alienasi) menggunakan hak asasi politiknya, malah lebih diberatkan untuk
penerimaan secara prematur ataupun pembaharuan nilai-nilai yang menunaikan kewajiban-kewajiban sipilnya selaku warga negara.
mengaburkan identitas. Sekalipun subjek pergeseran itu hanyalah Hal itu melahirkan permasalahan tersendiri, misalnya timbulnya
suatu pola budaya asing (budaya substitusi)umpamanya gejala dorongan partisipasi politik secara berlebihan, kadang-kadang
penikmatan kebendaan secara berlebihan , citra kehidupan Happy, radikal biasanya tidak proporsional, dan kemelut permasalahan
dan seterusnya dan kekaburan oleh timbulnya kecenderungan seperti itu tidaktertanggulangi secara tuntas apabila disorot atau
peremehan ajaran- ajaran norma agama, pendangkalan semangat yang di tangani hanya gejala (aksi-aksi politik) karena akar
norma keagamaan/ kesadaran terhadapa keyakinan agama tersebut. permasalahan tidak tertentu.
atau sebaliknya justru pengarahan semangat keagamaan secara
tidak proporsional sehingga agama tidak dapat berbagi tempat
Untuk menangulangi permasalahan-permasalahan tersebut di
dengan segi-segi kebudayaan. Akhirnya, jika dihadapi dalam
atas diperlukan sikap-sikap demokrasi, kesadaran dan kemauan
keadaan tidak siap dan krisis-krisis itu akan menipiskan kesadaran
poltik dari semua pihak. Pendekatannya yang dialogis dan
berbangsa dan bernegara yang pada gilirannya akan
humanis, agar penanganannya lebih mendasar, terbuka dan
mengoyangkan sendi-sendi kepribadian nasional.
kumulatif. Baru kemudian pelaksanaannya : sistematis, terpadu,
berencana, terarah dan berlangsung terus menerus. Dalam hal ini,
3.2.3. Permasalahan pengembangan kualitas SDM pelibatan potensi generasi muda atau mahasiswa sebagai filter
- Permasalahan kualitas SDM sosial dalam setiap proses penyelesaian (penaggulangan) tidak saja
- Persaingan kulitas SDM memberikan pengalaman kemasyarakatan yang berharga, tetapi
- Bagaimana pengembangan kualitas SDM juga sudah waktunya generasi muda/mahasiswa sendiri akan
tampil mengambil prakarsa, atas dasar kesadaran bermasyarakat,
3.2.4. Sosial Ekonomi berbangsa dan bertanah air.
Ledakan penduduk dengan implikasi membengkaknya
ketimpangan proporsi angkatan kerja dengan kesempatan kerja, Untuk itu organisasi-organisasi pemuda/mahasiswa yang
belum ratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan selama ini telah timbul dan berjalan baik merupakan lapisan
senantiasa menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. masyarakat yang potensi urtuk melanjutkan kontinuitas sejarah dan
sementara korporasi rakasasa (multilateral coorporation) semakin pembagian nasional. Mereka harus dibina dikembangkan,
akumulatif dan sepihak, sistem ekonomi dan kebijakasanaan dibiasakan mengambil prakarsa sendiri, menanggung resiko agar
perekonomian kita sendiri pun belum dapat sepenuhnya dijiwai mereka tumbuh menjadi generasi yang dewasa dan matang.
oleh rumusan dan semangat falsafah hidup bangsa yaitu pancasila. Terutama dalam menyongsong masa depan pribadi, masyarkat,
Dilain pihak, ketergantungan devisa negara pada sektor minyak bangsa dan negaranya.
bumi masih besar/ menentukan, padahal cadangan yang ada
semakin terkuras. Tetapi pengelolaan sumber-sumber non-minyak, Akan halnya HMI lewat Lembaga Pengembangan Profesi
di sana-sini membawa implikasi bagi kelestarian lingkungan berupaya tidak saja menanamkan dasar-dasar motivasi, keilmuan
hidup, misalnya pembabatan hutan yang mengikuti dan keterampilan praktis sesuai bidang garapan masing-masing.
peremajaan/penghijauan kembali. Dengan demikian Lembaga Pengembangan Profesi harus lebih
ditingkatkan terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan
3.2.5. Sosial Politik zaman. Dalam kaitan itulah beberapa hal perlu diperhatikan :
Struktur sosial atau infrastruktur politik yang ada belum a. Lembaga-lembaga khusus yang telah dimiliki oleh Cabang-
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
458 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 459

BAB II melepaskan diri dari saling mempengaruhi (interaksi) dengan lingkungan


LANDASAN, STATUS DAN FUNGSI sekitarnya.
b. Tanggung jawab Lembaga Pengembangan Profesi sebagaimana yang
2.1 Landasan terdapat dalam Esensi KeprIbadian HMI berintikan :
Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi HMI ini dilandaskan atas : b.1. Kemurnian idealisme
2.1.1. Landasan Idil b.2. Pengabdian yang ikhlas dan imani
Tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang b.3. Keberanian dan kepeloporan
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya b.4. Pembaruan dan pemersatu
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT (Pasal 4 AD HMI). b.5. Keteguhan janji, sikap dan kepribadian mandiri, selain itu
2.1.2. Landasan Konstitusional Lembaga Pengembangan Profesi diharapkan merelevansikan
Landasan konstitusional Lembaga Pengembangan Profesi adalah pendapat, sikap dan tindakan dengan kenyataan-kenyataan yang
Anggaran Dasar dan AnggaranRumah Tangga HMI serta Ketetapan- ada dalam masyarkat. Dan merupakan suatu kenaifan bila potensi
Ketetapan Kongres dan kebijaksanaan lain yang ditetapkan secara ini mengalami degradasi yang akan menimbulkan masalah baik
formal organisatoris. secara pribadi maupun institusi HMI
2.1.3. Landasan Historis c. Perubahan-perubahan sosial yang bergerak sangat cepat sebagai akibat
Landasan Historis Lembaga Pengembangan Profesi adalah motivasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, haruslah dihadapi dengan
dasar kelahiran HMI yaitu memenuhi panggilan bangsa dan agama penuh perhitungan, kematangan dan kesiapan mental. Proses
meningkatkan harkat kehidupan rakyat Indonesia dalam rangka pembangunan nasional yang meliputi bidang ideologi, politik, sosial
mengisi kemerdekaan. budaya, pertahanan dan keamanan belum dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan kemasyarakatan dan kenegaraan yang ada.
2.2. Status Sementara ledakan penduduk belum dapat dikendalikan, muncul pula
Status Lembaga Pengembangan Profesi HMI merupakan kesatuan organisasi berbagai krisis dunia dalam bidang-bidang moneter, ekonomi, energi,
yang dibentuk untuk menyalurkan minat, bakat, dan kemampuan profesi anggota lapangan kerja, nilai moral, norma agama, dan sebagainya. Hal-hal seperti
dalam suatu lingkup cabang (Pasal 61 ART HMI). ini sangat mempengaruhi masyarakat (apalagi generasi muda/mahasiswa)
sebagaimana masalah yang langsung menyangkut kepentingan kini dan
2.3. Fungsi mendatang.
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalisme anggota, sesuai
dengan bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan Lembaga 3.2. Beberapa Permasalahan
Pengembangan Profesi bertanggung jawab kepada pengurus HMI Pada garis besarnya permasalahan-permasalahan itu antara lain dapat
setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI) dinilai dari aspek :
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk 3.2.1. Sosial-Psikologi dan Soisal-Edukasi
meningkatkan keahlian para anggota melalui pendidikan, penelitian dan Proses pertumbuhan dan perkembangan kewajiban seseorang
latihan kerja praktis serta darma bakti kemasyarakatan (pasal 60 ayat b dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, formal maupun non
ART HMI) formal tetapi karena pendidikan belum merata maka suasana yang
edukatif dalam kehidupan bermasyarakat belum tercipta
BAB III (berlangsung) seperti yang diharapkan.
MASALAH DAN POTENSI LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
3.2.2. Sosial budaya dan sosail religius
3.1. Umum Krisis nilai dan pergeseran norma-norma sosial ini makin
a. Lembaga Pengembangan Profesi dipandang sebagaimana terbentuk dan nampak dalam kehidupan masyarakat perkotaan, utamanya di kota-
berkembangnya segenap keahlian anggota tidak dapat melaksanakan dan kota besa. Sentuhan-sentuhannya dewasa ini tengah merembes
jauh ke masyarakat pedesaan. Sehingga dalam suasana tradisional
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
456 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 457

Setelah Kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak 1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni
lagi menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan dasar keyakinan bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah adalah
Lembaga Pengembangan Profesi perlahan-lahan mengalami kemunduran merupakan inti daripada Iman, Islam dan Ihsan.
dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang pengaturan 2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia
kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978. dan akhirat, jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya 3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya patri nasional
kembali, Lembaga Pengembangan Profesi yang dikukuhkan melalui Kongres dan kritis, hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal
XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru ilmiah.
bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui Kongres XVI di 4. Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta
Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan. dengan cepat memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi
sehingga memiliki fungsi pelopor yang patriotik.
Setelah melalui sejarah panjang perkembangannya, Lembaga Pengembangan 5. Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan
Profesi telah menunjukkan dirinya sebagai wadah alternative bagi kader HMI kader seluruh umat Islam Indonesia menuju persatuan nasional.
untuk mengkader diri selain melalui struktur kepemimpinan. Kini, peran 6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
Lembaga Pengembangan Profesi diharapkan makin diperkuat dan dipertajam mengutamakan kepentingan bersama bangsa diatas kepentingan pribadi.
arahannya dalam meningkatkan profesionalisme di tubuh HMI. Oleh karena Memihak dan membela kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan
itu, melalui Kongres HMI XXV di Makassar tahun 2006 ini peningkatan dan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam bentuk dan
penajaman semangat profesionalisme diiringi dengan perubahan nama Lembaga manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam
Pengembangan Profesi menjadi Lembaga Pengembangan Profesi. Indonesia yang adil dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT.
1.3 Maksud dan Tujuan Dilihat dari jenisnya, maka lembaga Pengambangan Profesi yang pernah ada:
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
a. Maksud dari Lembaga Pengembangan Profesi b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
Adanya Lembaga Pengembangan Profesi dimaksudkan untuk c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
mempertajam alat pencapai tujuan HMI dengan mengoptimalkan potensi d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
pengetahuan, minat, dan bakat anggota HMI secara profesional. e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
b. Tujuan Lembaga Pengembangan g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
Profesi Dalam rangka mencapai h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
tujuan HMI
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
Menuntaskan persoalan-persoalan anggota HMI dan umat pada
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
umumnya yang menyangkut bidang profesi.
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena
1. 4. Lembaga Pengembangan Profesi
Lembaga Pengembangan Profesi adalah badan pembantu pimpinan HMI,
maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan bidangnya
Yang dimaksud dengan Lembaga Pengembangan Profesi adalah Badan-
masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu
Badan Khusus HMI (di luar KOHATI, BPL, dan Balitbang) yang bertugas
musyawarah tersendiri. Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat
melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya
kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program HMI yang telah
(garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti kemasyarakatan
diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat dalam
unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
454 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 455

masyarkat modern. Bandung


• Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
Sampai saat ini untuk mencetak tenaga-tenaga profesional merupakan • Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di
tugas dunia pendidikan tinggi. Walapun tugas tersebut sudah dilakukan secara Yogyakarta
maksimal namun dibandingkan dengan kebutuhan baik scara kuantitas dan
lebih-lebih secar kualitas masih belum memenuhi harapan, sehingga tidak aneh Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, Lembaga Pengembangan
bila pada aspek-aspek dan posisi tertentu banyak diisi oleh tenaga profesional Profesi pun semakin menarik sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya
asing. Keadan ini tidak boleh dibiarkan secara terus menerus. Karena itu selain Lembaga Pengembangan Profesi ditunjukkan dari :
mempertajam orientasi pada perkembangan sains dan teknologi sangat penting • Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status
menciptakan masyarakat, khususnya yang bergerak di sektor pendidikan atau Lembaga Pengembangan Profesi, struktur organisasi dan wewenang
dalam pengertian lebih luas diarahkan pada penciptaan kelas menengah baru Lembaga Pengembangan Profesi
yang terdidik secara profesional.
• Keinginan untuk menjadi Lembaga Pengembangan Profesi otonom penuh
terhadap organisasi induk HMI
Itulah sebabnya dalam GBHN 1993 meletakkan political will untuk
menjadikan kualitas sumber daya manusia sebagai sasaran utama Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga
pembangunan. Dan HMI sebagai organisasi kader yang berbasis keilmuan telah Tekhnik Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam
memberikan perhatian pada pembentukan kualitas sumber daya manusia (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam (LAMI). Akhirnya dengan latar
dengan orientasi ‘muslim intelektual profesional sebagai hakekat tujuan belakang di atas melalui Kongres VIII HMI di Solo melahirkan keputusan
organsasi. Pada saat ini dan untuk ke depan dengan latar di atas, bobot Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada Lembaga
intelektual dan bobot politis generalis perlu penajaman dan kemampuan Pengembangan Profesi dengan memberikan hak yang lebih kepada Lembaga
profesional merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh setiap kader karena Pengembangan Profesi tersebut, antara lain :
itulah lemabaga pengembangan profesi yang kehadirannya diperuntukkan a. Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat
menjawab kondisi ke depan, maka perlu dikelola sebagai alternatif
sampai rayon
pengembangan kader. Untuk itu penciptaan kondisi yang lebih baik pada
b. Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
seluruh perangkat sistem uyang ada, perlunya perbaikan struktur yang cocok
c. Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan
antara kondisi kemahasiswaan dan keperluan yang ada, untuk diorientasikan
lembaga
pengkaderan lebih dipertajam lagi, kurikulum latihan harus memuat tentang
pendidikan profesional/materi yang menyangkut seutuhnya sekaligus
Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada
membangun kultur masyarkat bersih yang sarat muatan etis dengan
kegiatan lembaga, namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat
menempatkan kembali esensi kepribadian HMI dan latar belakang hadirnya
induk bahkan justru menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan
HMI.
adanya evaluasi pada Kongres di Malang pada tahun 1969, di mana kondisi pada
saat tersebut Lembaga Pengembangan Profesi sudah cenderung mengarah
1.2 SEJARAH Lembaga Pengembangan Profesi HMI kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya.
Terbentuknya Lembaga Pengembangan Profesi sebagai satu dari institusi Sehingga dalam evaluasi Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain
HMI terjadi pada Kongres ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan melalui papernya mempertanyakan :
diputuskannya mendirikan beberapa lembaga khusus (sekarang Lembaga a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
Pengembangan Profesi) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan
b. Perlu tidaknya penegasan oleh Kongres, bahwa Lembaga Pengembangan
kuota yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas Lembaga
Profesi adalah bagian mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK
Pengembangan Profesi yang bersangkutan di antaranya :
HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.
• Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
• Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
452 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 453

PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Pada dekade terakhir, kawasan Asia Pasifik adalah regional yang paling pesat
tingkat pertumbuhanya dibandingkan dengan kawasan manapun dan berdasarkan
proyeksi dari bank dan bank moneter Internasional dan lembaga asing di
percaya. pada dekade berikutnya, kawasan ini masih merupakan pusat
pertumbuhan dunia terbesar dan dapat dilihat dari berbagai indikator
perubahan,termasuk Indonesia.

Berbagi perubahan sudah terjadi di indonesia, perubahan ini tidaklah


diperoleh dengan mudah. Kebijaksanaan fudamental dan stabilitas
makro,investasi yang menarik, keterbukaan dalam teknologi yang ditujukan
dengan perbaikan sikap terhadap teknologi dan jalan menuju alam demokratis
yang dikehendaki rakyat sudah merupakan celah, dan bersiap memasuki era
industri, menunjukan sebagi upaya percapaian tujuan pembagunan nasional di
mana menjadi kewajiban seluruh Negara RI yang sadar. Dan harus diperjuangkan
secara serius terus-menerus dengan terencana.

Namun proses modernisasi dan pembangunan ini bila diteliti lebih dalam,
sangatlah mengesankan perubahan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang
dimotori pertumbuhan ekonomi dengan diiringi oleh perbaikan teknologi dan
birokrasi. Belum mengatasi ketimpangan luas yang sedang berlangsung dalam
masyarakat. Di antaranya masih terdapatnya daerah terisolir, desa tertinggal,
kantong-kontong kemiskinan, pelayanan umum sarat dengan permasalahan.
Ledakan angkatan kerja yang tak ter atasi. Oleh penyedia lapangan kerja yang
memunculkan berbagai bentuk sosial loss dan budaya korup masih merupakan
permasalahan stuctural yang sekaligus merupakan tantangan dari dalam menuju
masyarakat industri modern.

Bagi bangsa Indonesia pada PJP II bermaksud untuk masuk sebagai negara
yang tergolong negara industri, di mana sektor industri menjadi dominant dalam
memberikan kontribusi terhadap pendapat nasional maka kebutuhan terhadap
tenaga profesional menjadi suatu keharusan di seluruh sektor sebagai wujud dari
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
450 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 451

Biaya Tamu Rp.


Biaya Honoranium Rp.
Biaya Pemeliharaan Kantor Rp.
Biaya Inventaris Rp.
Biaya Pengeluaran Rp.

2. BIAYA AKTIVITAS (PROGRAM)


Biaya Sidang Pleno Rp.
Biaya Seminar/Lokakarya Rp.
Biaya Training Rp.
Biaya Komperensi Kerja Rp.
Biaya Konggres/Muktamar Rp.
Biaya ke Luar Negeri Rp.

SURPLUS/DEFISIT Rp

BAGIAN KETUJUH BELAS


PEDOMAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PROFESI
HIPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
448 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 449

BIAYA RUPA – RUPA NERACA


Biaya sumbangan kemalangan Rp. PER……..
Biaya hadiah perkawinan Rp.
No Perkiraan Jumlah No Perkiraan Jumlah
Biaya Karangan Bunga Rp.
Biaya lain – lain yang tak terduga Rp. ……………. 1 Kas Rp. 10 Hutang Rp.
2 Bank Rp. 11 Uang Muka Diterima Rp.
Surplus (Defisit) Rp.
3 Tagihan Rp 12 Selisih Akt/pasiva Rp.
4 DP Rp.
DAFTAR TATA PERKIRAAN 5 Persed Rp.
Jumlah Rp
No Nama Perkiraan
BIAYA ADMINISTRASI 6 Bangunan Rp
200 Biaya Kantor 7 Invetaris Kantor Rp
201 Biaya ATK 8 Kendaraan Rp
202 Biaya Listrik/Gas/Leding 9 Perlengkapan Rp
203 Biaya Telpon/Telegram/Fax Jumlah Rp
204 Biaya Perangko/Materai
205 Biaya Perjalanan
206 Biaya Rapat DAFTAR PERHITUNGAN HASIL USAHA
207 Biaya Transport
208 Biaya Makan/Minum PENERIMAAN
209 Biaya Tamu 1. Uang Pangkal Rp.
210 Honorium 2. Uang Iuran Rp.
211 Biaya Pemeliharaan Kantor 3. Donatur Tetap Rp.
212 Biaya Pemeliharaan Inventaris 4. Penyumbang Insidentil Rp.
213 Biaya Pemeliharaan Kendaraan 5. Hasil Usaha Rp.
6. Instansi Rp.
BIAYA AKTIFITAS/PROGRAM 7. Lain – lain Rp. ………………
214 Biaya Pleno Jumlah Penerimaan Rp.
215 Biaya Seminar/Simposium/Lokakarya
216 Biaya Training/Schooling PENGELUARAN
217 Biaya Komperensi Kerja 1. BIAYA ADMINISTRASI
218 Biaya Konggres/Muktamar Biaya Kantor Rp.
219 Biaya Perjalanan Luar Negeri Biaya ATK Rp.
Biaya Listrik/Ledeng/Gas Rp.
Biaya Telepon/Telegram/Telex Rp.
Biaya Prangko/Materai Rp.
Biaya Perjalanan Rp.
Biaya Transport Rp.
Biaya Makan/Minum Rp.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
446 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 447

Rangkap III
1. Putih untuk wakil bendahara penyimpanan/pengeluaran TATA PERKIRAAN
2. Merah untuk pemakai uang
3. Kuning untuk wakil bendahara bidang pembukuan No Nama Perkiraan
Neraca
001 Kas
Nomor Bukti P e njelasan Nomor Debet Kredit 002 Bank
Perkiraan 003 Tagihan
004 Persediaan
010 Gedung
Bendahara Umum Wakil Bendahara Umum 020 Inventasi Kantor
030 Kendaraan
040 Perlengkapan
BUKU KAS
No Debet Jumlah No Kredit Jumlah 070 Hutang
080 Uang Muka Diterima
090 Selisih Aktiva-Pasiva

BUKU HUTANG
Perkiraan Kecil
No Debet Jumlah No Kredit Jumlah
100 Penerimaan Uang Pangkal
110 Penerimaan uang iuran
120 Penerimaan dari Donatur tetap
130 Penerimaan dari Penyumbang insidentil alumni/simpatisan
140 Penerimaan dari hasil usaha
150 Penerimaan dari instansi
160 Penerimaan lain – lain (missal iuran pengurus)

BIAYA RUMAH TANGGA


Biaya Perlengkapan Rumah Tangga Rp.
Biaya Surat Kabar, Majalah, Buku Rp.
Biaya Pembelian Meubel Rp.

BIAYA KEGIATAN BIDANG


Biaya Bid. PA Rp.
Biaya Bid. Pemb. Aparat Organisasi Rp.
Biaya Bid. PT & Kemahasiswaan Rp.
Biaya Bid. Pembinaan Umat & Pemuda Rp.
Biaya Bidang Kewanitaan Rp.
Dan seterusnya

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
444 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 445

D. PENYUSUNAN LAPORAN <<>> Contoh Tanda Bukti Pemasukan dan Pengeluaran Terlampir
Laporan keuangan pada umunya adalah neraca dan daftar perhitungan hasil TANDA BUKTI TERIMA UANG (TBT)
usaha (R/B) Neraca menggambarkan posisi harta kewajiban dan kekayaan pada
saat tertentu. Telah Terima Uang sebesar Rp….
Sedangkan daftar perhitungan hasil usaha mengambarkan hasil kegiatan dan
pengeluaran–pengeluaran dana organisasi untuk jangka waktu yang berakhir
pada tanggal neraca
Dari
E. PENUTUP Sebagai
Keterangan terlampir
Demikian pedoman kebendaharaan ini kami susun agar dapat berguna
sebagai pegangan atau petunjuk pelaksanaan bagi organisasi dalam upaya Disetujui Diketahui Dibukukan .........................
pendayagunaan sumber dan yang ada, secara efisien dan efektif serta dapat
dipertanggungjawabkan. Bendahara Ketua Wabendum Yang Menerima

Kami berharap pedoman ini dapat standar yang masih mungkin dapat Rangkap III
dikembangkan sesuai dengan aparat/cabang masing – masing, jika kelak ternyata 1. Putih Untuk yang menyerahkan uang
atau terdapat kesalahan atau kekurangan dapat kita kembangkan 2. Merah Untuk wakil bendahara pembukuan
3. Kuning Untuk wakil bendahara penyimpanan/pengeluaran

TANDA BUKTI PENGELUARAN (TBP)

Telah terima Uang Sebesar Rp……….

Dari
Sebagai
Keterangan terlampir

Disetujui Diketahui Dibukukan ...........................


Bendahara Ketua Wabendum Pemakai.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
442 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 443

C. SISTEM PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI KEUANGAN 2. Pengeluaran Dana


- Pengeluaran tiap bagian/departemen harus sesuai dana
1. Maksud dan Tujuan anggaran belanja yang telah ditetapkan sebelumnya
Agar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mempunyai pedoman dalam - Pengeluaran dana harus disetujui oleh ketum dan bendum
pengelolaan dan administrasi keuangan dengan tujuan agar
penyalahgunaan dana dapat dilakukan secara efisien dan efektif. 3. Penyimpangan
- Yang bertanggung jawab atas penyimpangan adalah Wakil
2. Pengelolaan prinsip–prinsip yang berlaku dalam hal pengelolaan Bendahara Umum (bidang penyimpanan dan pengeluaran)
keuangan meliputi : - Dana harus disimpan di Bank dan penandatanganan cek oleh
a. Perencanaan keuangan yang diaktualisasikan berupa anggaran Ketua Umum dan Bendahara Umum
pendapatan dan anggaran pengeluaran untuk jangka waktu tertentu - Untuk keperluan rutin dapat diadakan kas kecil yang dipegang
yang menggambarkan sumber penggunaan Wakil Bendahara Umum (dibidang penyimpanan/pengeluaran)
b. Organisasi
1) Tugas yang mencari dan mengumpulkan dana di bawah tanggung 4. Prosedur Pengeluaran Dana
jawab Bendahara Umum - Permintaan untuk pengeluaran dana diajukan kepada Ketua
2) Penyimpangan dan pengeluaran dana yang dikumpulkan oleh team Umum dan Bendahara Umum oleh departemen/bidang yang
harus terlebih dahulu disetujui oleh ketua umum dan bendahara memerlukan dana
umum - Ketua Umum bersama Bendahara Umum menilai permohonan
3) Wewenang mengusahakan dana berada pada Bendahara Umum tersebut untuk disetujui / ditolak atau minta dirubah
4) Tugas untuk mencatat keluar masuk dana dan penyusunan laporan - Atas dasar surat permohonan yang telah disetujui oleh Ketum
diserahkan kepada wakil bendahara umum (bidang pembukuan dan dan Bendahara Umum/Wakil Bendahara Umum
penyusunan laporan keuangan) mengeluarkannya untuk diserahkan kepada pemohon.
- Si pemohon diminta menandatangani formulir tanda
c. Pelaksanaan pengeluaran dari kas atau bank
Yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah pelaksanaan pengaturan - Bendahara Umum mencatat dalam bukti–bukti pengeluaran
keuangan yang meliputi dari kas atau bank
1. Pengumpulan Dana
Yang dimaksud berkewajiban dan bertanggung 5. Pengontrolan/pengawasan
jawabmengumpulkan dana adalah team dengan tugas meliputi : - pengontrolan dan pengawasan yang bersifat Preventif adalah
- Menarik iuran anggota sesuai dengan organisasi pengontrolan yang berjalan atau dilakukan bersamaan dengan
- Menarik dan mengumpulkan dana dari donatur tetap tahap–tahap proses penerimaan dan pengeluaran yang dimulai
- Menyerahkan hasil pengumpulan dana kepada wakil dari.
bendaharaumum (yang membidangi penyimpangan) setelah di • Permohonan untuk pengeluaran
setujui ketum dan bedum • Jumlah yang telah dilanggarkan
- Memberikan tanda bukti/kartu penerimaan yang ditandatangani - Pengontrolan yang bersifat represif adalah pengontrolan berupa
oleh penerima/penagih, kepada anggotanya donator tetap dan pemeriksaan kewajaran laporan keuangan setelah dicocokkan
penyumbang lainnya. dalam buku mutasi dan bukti pendukung lainnya.
- Pada waktu menyerahkan dana kepada wakil bendahara harus
disertai fotocopy kwitansi kepada penyumbang dan dari Wakil
Bendahara diminta/diterima bukti setoran yang ditandatangani
Ketua Umum dan Bendahara Umum.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
440 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 441

Usaha organisasi dapat dilakukan melalui yayasan, koperasi serta usaha vii. Tahap Pelaksanaan
yang tidak bertentangan dengan prinsip organisasi. a) Pengajuan anggaran setiap aktifitas harus mendapat persetujuan dari
Bendahara Umum (policy maker) dan ketua umum (decision maker)
B. SISTEM PENGANGGARAN baik yang dilaksanakan oleh bidang maupun kepanitian.
b) Setiap pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah
i. Pengertian ditetapkan dan disertai bukti pembayaran
Penganggaran merupakan perencanaan keuangan untuk pelaksanaan c) Apabila terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan,
program organisasi dalam bentuk yang terdiri dari anggaran penerimaan maka harus dibawa ke forum rapat Harian
dan pengeluaran dan dalam satu periode yang mengambarkan sumber dan d) Penyusunan laporan akhir sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan
penggunaan dana. program.
ii. Maksud dan Tujuan
Dengan adanya sistem penganggaran diharapkan dapat melakukan skala
prioritas, dengan tujuan tercapainya efektifitas, efisiensi dan sinkronisasi
antara pelaksanaan aktifitas organisasi.

iii. Fungsi
Fungsi penganggaran keuangan HMI tidak terlepas dari fungsi manajemen TUJUAN
INDIVIDU
yaitu USAHA
KADER AMANAH
- Perencanaan
& AHLI
- Pengorganisasian PROGRAM
- Pelaksanaan E
- Pengawasan/Pengontrolan TI
iv. Syarat–syarat K
- Kronologis
- Sistematis MANUSIA MANAJEMEN PENGELOLA
- Mudah dimengerti DATA MERODE TEKNOLOGI
- Jelas angka–angka dalam pos–pos pengeluaran dan penerimaan MATERIAL
- Jumlah total seluruh pengeluaran dan penerimaan
v. Tahap – tahap penyusunan anggaran
- Pengajuan kegiatan masing–masing bidang SISTEM PENERIMAAN
- Penjadwalan SISTEM ANGGARAN
- Perhitungan perkiraan biaya setiap bulan SISTEM PELAPORAN
- Penjumlahan biaya seluruh kegiatan
vi. Mekanisme persetujuan
a. Pengajuan anggaran bidang :
Hasil RAKER Rapat bidang Ketua Bidang Rapat harian Bendaha
Umum
b. Pengajuan Anggaran aktifitas
Panitia Ketua Bidang Bendahara umum Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
438 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 439

PEDOMAN KEUANGAN DAN HARTA BENDA


CATATAN DAFTAR NAMA/URUTAN BULAN – BULAN TAHUN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HIJRIAH
1. Muharram
2. Syafar PENDAHULUAN
3. Rabiul Awal
4. Rabiul Akhir Sesuai dengan Anggaran dasar BAB VII Pasal 16 dan Anggaran Rumah Tangga
5. Jumadil Awal Pasal 63, organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dapat diperoleh dana dari
6. Jumadil Akhir berbagai sumber antara lain :
7. Rajab 1. Uang pangkal dan iuran anggota
8. Sya’ban 2. Keuntungan Lembaga Pengembangan Profesi
9. Ramadhan 3. Sumbangan alumni
10. Syawal 4. Usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan sifat
11. Dzulkaidah independensi HMI
12. Dzulhijah
Maksud dan tujuan dari Pedoman Keuangan dan Harta Benda Himpunan
Daftar nama dan urutan bulan – bulan Hijriah di atas, dimaksudkan untuk Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebagai usaha lebih memperoleh dana yang lebih
memberikan nomor/bulan dalam surat menyurat. besar dan dengan cara yang efektif sesuai dengan kondisi cabang masing –
masing dengan tujuan agar HMI lebih mandiri dalam arti tidak tergantung pada
Misal : instansi/ lembaga yang memberikan sumbangan bersifat konvensional.
Jika surat tersebut dikeluarkan bulan Rabiul awal maka kode suratnya
menjadi A. SUMBER DANA
:
1. Uang pangkal dan iuran anggota
Nomor : 110/A/Sek/03/1426 a. Penarikan uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran
dan metode pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang
Angka nomor 03 itulah sebagai petunjuk bulan Rabiul Awal (bulan ketiga) dalam b. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat
tahun Hijriyah c. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 30 persen untuk
Komisariat, 30 persen untuk Cabang , 20 persen untuk Wilayah, dan20
Billahitaufiq Wal Hidayah. persen untuk Pengurus Besar kecuali masing-masing struktur
kepemimpinan tersebut menyatakan tidak membutuhkannya.

2. Keuntungan Lembaga Pengembangan Profesi


3. Sumbangan
Merupakan sumbangan dari luar yang halal dan tidak bertentangan dengan
sifat independensi HMI :
1. Alumni
2. Simpatisan
3. Pemerintah
4. Perusahaan swasta
4. Usaha Organisasi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
436 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 437

7. Tingkat/No. Mahasiswa :
Urutan – urutan sapaan dalam suatu acara
Yang Terhormat Saudara : Ketua Umum PB HMI IV. DATA TENTANG ORGANISASI
Ketua BADKO HMI Jaboteka-Banten 1. Masuk HMI tahun :
Ketua Umum HMI Cabang Bogor 2. Nomor Kartu Anggota :
Ketua Komisariat Pertanian IPB 3. Training Yang Telah diikuti :
4. Pengalaman Organisasi di HMI :
Contoh Data tentang Anggota 5. Pengalaman Organisasi di luar HMI :
HMI : …………………………………
BADKO : ………………………………… V. DATA TENTANG ALUMNI
I DATA TENTANG DIRI 1. Tamat Studi Tahun :
1. Nama lengkap/penagihan : 2. Profesi/Jabatan :
2. Jenis Kelamin : 3. Terdaftar sebagai Anggota HMI : Cabang
3. Tempat/Tgl Lahir : 4. Masuk Organisasi/Parpol :
4. Alamat : 5. Sebagai :
5. Pekerjaan : Catatan : *)

II. DATA TENTANG KELUARGA


1. Nama Orang Tua Laki-laki : VI. DATA TENTANG KEWAJIBAN ANGGOTA MEMBAYAR IURAN **)
2. Tempat/tgl lahir :
3. Pendidikan : TAHUN TRIWULAN KETERANGAN
4. Pekerjaan :
I II III IV
5. Alamat :
1991
6. Nama orang tua perempuan :
1992
7. Tempat/Tgl Lahir : 1993
8. Pendidikan : 1994
9. Pekerjaan : dst
10. Alamat :
11. Jumlah Saudara kandung : *) Anggaran rumah tangga HMI Bagian IV pasal 8 menyebutkan kewajiban ang-
gota
III DATA TENTANG PENDIDIKAN a) membayar uang pangkal dan iuran anggota
b) Berprestasi dalam setiap kegiatan HMI
NAMA LENGKAP TEMPAT/TANGGAL LAHIR PENDIDIKAN c) Menjaga nama baik organisasi
d) Terkecuali bagi anggota luar biasa dan anggota kehormatan tidak berlaku
sub 17 a dan b
1. SD : Tamat
2. SMP : Tamat **) Diisi oleh Pengurus Cabang / PB HMI
3. SMA (sederajat) : Tamat
4. Universitas/ins/Akademi : Tamat
5. Fakultas/Jurusan :
6. Masuk Tahun :
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
434 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 435

PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Lampiran. Contoh Agenda PB HMI
(PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT) No N o . Tanggal Nomor Tanggal Surat Isi Surat Asal Surat
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 File terima surat Keterangan

Nomor : 17/A/Sek/11/1429 Contoh


H Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : INSTRUKSI Kepada Yang Terhormat, Stempel Agenda : ……………………….
Saudara Pengurus BADKO HMI Nomor : ……………………….
se-Indonesia Tanggal : ……………………….
Di-
Disposisi : ……………………….
TEMPAT
Keterangan :
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat, Pemungutan–pemungutan yang diterima, surat–surat yang baru diterima
taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan aktifitas sesu- dah diagendakan, dipusatkan dalam satu map yang disediakan untuk dapat
sehari-hari. Amin. dibaca dan diketahui oleh pengurus.
Sehubungan dengan telah dilantiknya Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) Periode 2008-2010 M, dalam upaya menjaga ketertiban serta Setelah surat–surat tersebut diketahui dan diberi disposisi oleh pengurus ses-
kelancaran mekanisme roda organisasi, maka Saudara Pengurus BADKO uai dengan pembandingan masing–masing (perlu dibahas) diteruskan atau khusus
HMI seluruh Indonesia supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
diadakan penyortiran surat–surat tersebut
1. Seluruh aktifitas dan kegiatan organisasi harus dijalankan secara
prosedural dan konstitusional. Surat–surat dari map disposisi ini akan dipisahkan menjadi surat–surat yang
2. Segera melaksanakan Musyawarah Daerah selambat-lambatnya 3 (tiga)
bu- lan setelah Kongres sebagaimana termaktub dalam ART HMI Pasal 25 langsung disimpan sebagai arsip dan surat–surat yang akan dikerjakan atau
ayat (j). disele- saikan lebih lanjut.
3. Selambat-lambat tanggal 30 November 2008 terhitung sejak tanggal diter-
bitkannya Surat Instruksi ini Saudara Pengurus BADKO seluruh Indonesia
harus telah selesai melaksanakan Musyawarah Daerah. Contoh susunan suatu acara

Demikian Surat Instruksi ini kami sampaikan, atas perhatian dan SUSUNAN ACARA
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
PEMBUKAAN KONFERENSI XXV HMI CABANG BOGOR
Billahittaufiq Wal Hidayah 1. Pembukaan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 2. Pembacaan Kitab Suci Al quran dan terjemahannya
Jakarta, 12 Ramadhan 1429 H
12 September 2008 M 3. Lagu Indonesia Raya
4. Laporan ketua panitia konferensi XXV HMI Cabang Bogor
PENGURUS BESAR 5. Sambutan – sambutan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 5.1. Ketua Umum HMI Cabang Bogor
5.2. Ketua Umum BADKO Jaboteka-Banten sekaligus membuka dengan
resmi acara komperensi XXV HMI Cabang Bogor
6. Pemberian cindera mata
7. Do’a
M. SYAHRIL WASAHUA AHMAD NASIR SIREGAR
KETUA SEKRETARIS JENDERAL 8. Selesai

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
432 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 433

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205
Nomor : 225/A/Sek/02/1430 H Nomor : 278/B/Sek/03/1430 H
Lampiran : 1 (satu) berkas Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : PENGANTAR Kepada Yang Terhormat, Perihal : UNDANGAN Kepada Yang Terhormat,
PENGURUS BADKO HMI JATENG-DIY Kanda/Yunda ..............................
Di-
Di- JAKARTA
TEMPAT Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Teriringsalamdando’asemogaAllahSWT,senantiasamelimpahkanrahmat,taufiq
Assalamu’alaikum Wr. Wb. sertahidayah-NyakepadaKakandadalammenjalankanaktifitassehari-hari.Amin.

Kami beritahukan dengan hormat, bahwa sehubungan dengan akan


Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan dilaksanakannya Sidang Pleno I Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan Islam (PB HMI) pada tanggal 30 Maret – 02 April 2009 di Graha
aktifitas sehari-hari. Amin. Insan Cita Depok, maka Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
memandang perlu untuk segera dilaksanakan Sidang Majelis Pengawas
dan Konsultasi Pengurus Besar (MPK PB) I. Untuk itu kami mengundang
Bersama ini kami sampaikan kepada Saudara Surat Keputusan Pengurus Kakanda hadir dalam Sidang MPK I yang insya Allah dilaksanakan pada:
Besar Nomor: 077/A/KPTS/02/1430 H tentang Pegesahan Susunan Pengurus
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Hari/Tanggal : Minggu, 29 Maret 2009
Tengah-DIY Periode 2008-2010. Jam : 19.30 WIB - selesai
Tempat : Graha Insan Cita Depok
Agenda : Terlampir
Demikian Surat Pengantar ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Demikian Surat Undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasa-
manya kami ucapkan terimakasih.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Billahittaufiq Wal Hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Rabiul Awwal 1430 H
Jakarta, 27 Shaffar 1430 H 19 Maret 2009 M
23 Februari 2009 M PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENGIURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

M. SYAHRIL WASAHUA AHMAD NASIR SIREGAR


KETUA SEKRETARIS JENDERAL
HENDRA SAPUTRA
WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
430 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 431

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

Nomor : 244/B/Sek/12/1429 H
SURAT MANDAT Lampiran : 1 (satu) berkas
Nomor: 237/A/Sek/02/1430 H Perihal : PERMOHONAN
BANTUAN DANA Kepada Yang Terhormat,
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar Kanda/Yunda .................................
Himpunan Mahasiswa Islam ( PB HMI ) Periode 2008-2010 memberikan mandat kepada: Di-
TEMPAT
1. Nama : Dian Hadiana
Jabatan : Departemen PAO PB HMI Assalamu’alaikum Wr. Wb.

2. Nama : Muhammad Zakir Sani Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat,
Jabatan : Departemen PTKP PB HMI taufiq serta hidayah-Nya kepada Kakanda dalam menjalankan aktifitas sehari-
hari. Amin.
3. Nama : Herman Chank
Jabatan : Departemen PAO PB HMI Sehubungan dengan pelaksanaan Dialog Publik dengan tema “Dialog Lintas
Generasi; HMI Membangun Negeri” yang akan dilaksanakan oleh Pengurus
4. Nama : Rijal Akbar Tandjung Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) pada tanggal 28 Oktober 2008
Jabatan : Departemen KPP PB HMI di Gedung Joeang ’45 Menteng Jakarta Pusat, maka dengan ini kami mohon
bantuan Kakanda demi terlaksananya kegiatan tersebut.
Untuk mengikuti Seminar Internasional tentang Kebangkitan Pemuda Muslim Dunia yang
diselenggarakan oleh Pascasarjana Universitas Mustopo bekerjasama dengan Menteri Demikian Surat Permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
Negara Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia pada tanggal 10-16 Februari di bantuannya kami ucapkan terimakasih.
Denpasar Bali.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Demikian Surat Mandat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Billahittaufiq Walhidayah Jakarta, 23 Syawal 1429 H


Jakarta, 14 Shaffar 1430 H 23 Oktober 2008 M
09 Februari 2009 M
PENGURUS BESAR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ARI WAHYUDI EDIMAR AHMAD NASIR SIREGAR


ARIP MUSTHOPA BASRI DODO KETUA SEKRETARIS JENDERAL
KETUA UMUM WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
428 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 429

PENGURUS BESAR PENGURUS BESAR


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(PB HMI) (PB HMI)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
(CENTRAL EXECUTIVE OF ISLAMIC ASSOCIATION OF UNIVERSITY STUDENT)
Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205 Jl.Diponegoro No. 16 A. Jakarta 10301 telp 021 2305205

SURAT KETERANGAN SURAT TUGAS


Nomor: 147/A/Sek/01/1430 H
Nomor: 268/A/Sek/02/1430 H
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar
Dengan senantiasa mengharapkan rahmat dan Ridha Allah SWT, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam ( PB HMI ) Periode 2008-2010 memberikan tugas
Himpunan Mahasiswa Islam ( PB HMI ) menerangkan bahwa: kepada:

1. Nama : Basri Dodo


Nama : Dian Hadiana Jabatan : Wakil Sekretaris Jenderal
Tempat dan Tanggal Lahir : Purwakarta, 17 Mei 1982 Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
2. Nama : Abdul Jalil
Adalah benar Departemen Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO) Pengurus Besar Jabatan : Wakil Bendahara Umum
Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 2008 -2010.
3. Nama : Muhammad Yusuf Sahide
Demikian Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat Jabatan : Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
dipergunakan sebagaimana mestinya. Alamat : Jl. Diponegoro 16 A Menteng Jakarta Pusat

Keperluan : Untuk melakukan Survey dan Pengumpulan Data serta


Billahittaufiq Walhidayah Informasi yang berkembang dalam Kasus Lumpur Lapindo
pada tanggal 29 Desember – 03 Januari 2008, di Sidoarjo- Jawa
Jakarta, 14 Shaffar 1430 H Timur.
09 Februari 2009 M
Demikian Surat Tugas ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, kepada
yang bersangkutan diharapkan melapor setelah selesainya tugas tersebut.
PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Billahittaufiq Walhidayah
Jakarta, 02 Muharram 1430 H
27 Desember 2008 M

PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
426 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 427

4. Surat Permohonan Formateur Badan Koordinasi


Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Ditetapkan di : Jakarta
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010 Pada tanggal : 27 Shaffar 1429 H
Nomor: 03/A/F/01/1430 tentang Permohonan
23 Februari 2009 M
Pengesahan Surat Keputusan Susunan Pengurus
Badan Kordinasi Himpunan Mahasiswa Islam PENGURUS BESAR
(BADKO HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Periode 2008-2010.
5. Saran dan pendapat yang berkembang pada rapat
harian Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) Periode 2008–2010 pada
tanggal 27 Shaffar 1430 H bertepatan dengan ARIP MUSTHOPA AHMAD NASIR SIREGAR
tanggal 23 Februari 2009 M.
KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Susunan Pengurus Badan


Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
(BADKO HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta
Periode 2008–2010 M di bawah kepemimpinan
Saudara RAHMAD WINARTO dan AGUS
SETYOKO masing-masing sebagai Ketua
Umum dan Sekretaris Umum, dengan susunan
pengurus sebagaimana terlampir.
2. Surat keputusan ini disampaikan kepada masing-
masing yang bersangkutan untuk dilaksanakan
dengan penuh rasa amanah dan kepada HMI
Cabang di lingkungan Badan Koordinasi
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI)
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta untuk diketahui.
3. Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika
terdapat kekeliruan di dalamnya.

Billahittaufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
424 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 425

LAMPIRAN PEDOMAN ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN SURAT KEPUTUSAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
IKRAR UNTUK PELANTIKAN Nomor : 09/KPTS/A/11/1426 H

- Tentang

- PENGESAHAN SUSUNAN PENGURUS BADAN KOORDINASI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (BADKO HMI) JAWA TENGAH-D.I.YOGYAKARTA
PERIODE 2008-2010
-
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus Besar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), setelah :
“Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah Rasul Allah”
MENIMBANG : Bahwa demi menjaga kesinambungan dan kelancaran
“Kami rela Allah Tuhan kami, Islam agama kami dan Muhammad Nabi dan
mekanisme roda organisasi, maka dipandang perlu
Rasul Allah”.
untuk mengesahkan Susunan Pengurus Badan
Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO
Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kami pengurus............dengan ini
HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010
berjanji dan berikrar :
M.
1. Bahwa kami dengan kesungguhan hati kami akan melaksanakan ketetapan –
ketetapan …… ke ……… di ………
MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5, 7, 8, 9, 12 dan 13 Anggaran Dasar
2. Bahwa kami akan selalu menjaga nama baik Himpunan dengan selalu tunduk
HMI.
dan patuh kepada AD/ART dan pedoman pokok HMI beserta ketentuan –
2. Pasal 23, 24, 25 dan 26 Anggaran Rumah Tangga
ketentuan lainnya.
HMI.
3. Bahwa apa yang kami kerjakan dalam kepengurusan ini adalah untuk
mencapai tujuan HMI dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk
MEMPERHATIKAN : 1. Laporan Hasil - Hasil Musyawarah Daerah
mencapai kesejahteraan ummat dan bangsa di dunia dan diakhirat.
(MUSDA) XXIV Badan Koordinasi Himpunan
Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Tengah-
-
D.I.Yogyakarta tertanggal 15 Muharram 1430 H
bertepatan dengan tanggal 11 Januari 2009 M.
-
2. Surat Keputusan Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam Nomor: 77/A/KPTS/01/1430
-
H tentang Pengesahan Formateur Badan
Kordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO
HMI) Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Periode
Sesungguhnya Sholatku, perjuanganku, hidup dan matiku hanya untuk Allah 2008-2010.
Tuhan seru sekalian alam”.
3. Surat Keputusan Formateur Badan Kordinasi
Billahit taufiq wal hidayah.
Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI)
Jawa Tengah-D.I.Yogyakarta Nomor:Istm/A/
KPTS-F/02/1430 H tentang Susunan Pengurus
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
424 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 425
(BADKO HMI) Jawa Tengah-
D.I.Yogyakarta Periode 2008-2010.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
422 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 423

sebagai salah satu materi dalam training) sebagai bagian integral dari tugas pengertian dari anggota pengurus lainnya, bahkan seluruh anggota HMI.
bidang kesekretariatan. Akhirnya dengan adanya pedoman administrasi kesekretariatan yang
disempurnakan ini mudah – mudahan organisasi HMI akan lebih mampu bekerja
dengan efektifitas yang maksimal dan mengeliminasi kekurangan sebelumnya,
Agar sasaran suatu aktifitas dapat dicapai secara optimal, diperlukan berkat adanya administrasi yang teratur dan rapi.
penanggung jawaban dan pembagian tugas di dalam penyelenggaraannya.
Apabila penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya panitia Billaitaufiq Walhidayah
penyelenggara/project officer, maka pengelolaan penataan dan
penyelenggaraannya langsung di bawah koordinasi staf secretariat
jenderal/secretariat. Namun kesemuannya itu masih lagi dibutuhkan pelengkap
penyelenggara seperti pengantar acara (announcer), penerima tamu, pengatur
kelengkapan, konsumsi, kesenian dan segala hal yang berhubungan dengan
kelancaran.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu upacara :


Tempat/Gedung (layout, pengaturan kursi, dekorasi)
Jenis Acara
Pengantar Acara
Susunan acara

Hal yang disebut terakhir (susunan acara)merupakan hal yang sering terdapat
kesalahan, terutama mengenai urut – urutan pemberian sambutan. Urutan
pemberi sambutan berbeda dengan urutan kepada siapa kita harus menyapa
dalam acara tersebut. Kalau dalam menyapa, urutnya adalah secara structural
pejabat/pengurus tertinggi mendahului pejabat/pengurus tertinggi mendahului
pejabat di bawahnya dan seterusnya. Sedangkan urutan pemberi sambutan mulai
dari pengurus terbawa sampai seterusnya ke atas (lihat lampiran).

IX. PENUTUP
Pedoman Administrasi kesekretariatan ini adalah sangat penting dan diperlukan
guna keseragaman untuk menuju suatu organisasi modern dan efektif kerjanya.
Administrasi kesekretariatan HMI yang ideal ialah usaha bagaimana menafaatkan
secretariat HMI untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu :
Tempat kerja yang efisien bagi pengurus
Pusat kegiatan organisasi
Untuk itu perlu persyaratan – persyaratan yang menyangkut :
Gedung/secretariat
Ketatausahaan
Keuangan/Fasilitas yang cukup

Untuk melaksanakan administrasi kesekretariat yang baik sangat tergantung


pada pelaksana-pelaksananya yaitu terutama staf secretariat dengan bantuan dan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
420 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 421

VI. INVENTARIS ORGANISASI DAN DOKUMENTASI ORGANISASI


Dokumentasi itu selain dipergunakan untuk kepentingan tertentu juga dipakai
Inventaris Organisasi untuk menyusun laporan tahunan organisasi serta tanda bukti yang sah
Inventaris organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik organisasi berupa
kekayaan organisasi. Pemeliharaan dan penyimpanan dokumen seperti halnya barang –barang
Inventaris organisasi pada pokoknya dapat kita bagi dua yaitu inventaris dan arsip hendaknya disusun dengan rapih dan teratur dalam map –
Inventaris yang permanen map dan tempat – tempat tertentu dengan mengelompokkan menurut kebutuhan
Inventaris organisasi yang tidak permanen Aktifitas dokumentasi juga sangat penting dalam menyusun sejarah perjuangan
Yang digolongkan inventaris permanen adalah milik organisasi yang dalam organisasi
jangka relatif lama tidak mengalami perubahan misalnya.
Gedung sekretaris/kantor VII. ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN
Alat – alat tulis kantor
Dan sebagainya Dengan status HMI sebagai organisasi mahasiswa yang berkecimpung dalam
badan ilmu pengetahuan dan tujuan – tujuan seperti dibuat pasal 4 anggaran
Untuk mengontrol inventaris organisasi ini perlu dibuat daftar inventaris. dasar HMI, maka perpustakaan HMI adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sesuai dengan penggolongan di atas, maka kita dapat membuat daftar inventaris Dengan demikian maka HMI merupakan lembaga pendidikan dan lemabaga
2 macam : ilmiah.
Daftar inventaris organisasi yang permanen
Daftar inventaris organisasi yang tidak permanen (habis pakai) dalam waktu Perpustakaan yang ideal bagi HMI adalah yang meliputi buku – buku yag
relatif pendek yang bisa disebut Buku Stok diperlukan oleh anggota dalam studinya sebagaimana HMI mempunyai “sekolah
Tujuan dibuat daftar inventaris organisasi ialah : HMI” yakni merupakan training –training. Oleh karena itu perpustakaan yang
Menunjukkan kekayaan organisasi minimal dimiliki mencakup buku –buku yang diperlukan dalam kelengkapan
kurikulum training HMI yang meliputi antara lain :
Untuk menghindari adanya pemborosan Keislaman, keagamaan, Idiologi
Sebagai alat kontrol dari inventaris (mengetahui kerusakan perubahan, Keorganisasian, ke – HMI – an, Pendidikan dan
penggantian, serta untuk menambah bila terjadi kekurangan) kemahasiswaan Kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi
Penyimpangan inventaris organisasi harus dilakukan dengan baik oleh orang dan sebagainya
– orang yang bertanggung jawab sesuai dengan job discription kesektariatan. Penyelenggaraan administrasi perpustakaan ini sebaiknya diserahkan kepada
Penyimpangan harus dilaksanakan serta ditempatkan di secretariat, tidak seorang anggota pengurus yang khusus mengatur untuk itu dan bertanggung
diperkenankan di bawah atau di simpan di rumah fungsionaris. jawab serta memahami seluk beluk perpustakaan.

Dokumen Organisasi VIII. KEPROTOKOLERAN HMI


Dokumen organisasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan
pencarian, pengumpulan, penyimpanan serta pengawetan dokumen – dokumen Tugas suatu kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau
organisasi. Dokumen adalah suatu tanda bukti yang sah menurut hokum dari pengaturan surat menyurat organisasi, kearsipan mengadministrasi dan
dokumen. penyelenggaraan dokumentasi serta perpustakaan organisasi, tyetapi ia meliputi
Bentuk – bentuk dokumen juga penataan suatu acara dan pelaksanaan. Tugas yang disebut terakhir dalam
Gambar – gambar dan foto – foto pedoman ini disebut sebagai protokoler.
Benda – benda berharga dan bernilai
Fotocopy atau salinan surat Keprotokoleran HMI merupakan segala aktifitas yang berhubungan dengan
Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya penyelenggaraan suatu produser kelancaran (upacara) di dalam HMI. Oleh
karena itu ia memegang peranan penting bagi berlangsungnya suatu upacara.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
420 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 421
Demi tertib, disempurnakan ini menyuguhkan kembali (walaupun sering
dijadikan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
418 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 419

selanjutnya terjun ke dalam masyarakat yang sesungguhnya (formal year). Proses


IV.2.2. Arsip Surat keluar ekstern : pengadministrasian anggota mulai dari aktifitas penerimaan anggota HMI yaitu
KB I : Lembaga Negara, Instans pemerintah, BUMN pra latihan kader dengan melalui prosedur sebagai berikut :
KB II : Ummat Islam (ormas, organisasi pemuda, organisasi Mengisi formulir permohonan menjadi anggota HMI
mahasiswa, badan swasta). Pencatatan calon anggota dalam buku pendaftaran oleh komisariat (panitia
KB III : Perguruan tinggi, kemahasiswaan, kepemudaan dan ormas penerima komisariat)
KB IV : Kedubes, Badan Asing, Luar negeri Kepada calon anggota yang sudah terdaftar diberikan kartu pendaftaran
KB V : Alumni, Lembaga Setelah mengikuti pra latihan kader diadakan seleksi dari seluruh calon anggota
KAHMI KB VI : Badan Swasta yang khusus menjadi anggota muda HMI
Non Islam KB VII : Perseorangan Anggota muda didaftarkan dalam buku anggota muda HMI Cabang dan kepada
anggota diberikan tanda anggota muda HMI (semacam kartu) yang berlaku
IV.3. Map Dokumentasi selama 1 (satu) tahun
DA 1 : Kebijaksanaan PB HMI (laporan keputusan konggres, statement Setelah keanggotan muda HMI melalui Basic Training atau sudah satu tahun
dan lain–lain) menjadi anggota muda dapat dinyatakan sebagai anggota biasa dengan diberikan
DA 2 : Kebijaksanaan badan – badan khusus (LK dan Kohati) kartu anggota biasa dengan diberikan kartu anggota HMI yang berlaku selama 2
DA 3 : Kebijaksanaan Badko/cabang HMI (dua) tahun sekaligus dicatat dalam daftar anggota dengan system kartu. Hal ini
DB 1 : politik dilakukan oleh pengurus badko dan pengurus besar.
DB 2 : kemahasiswaan dan perguruan tinggi anggota biasa mempunyai hak dan kewajiban penuh dicatat dalam buku daftar
DB 3 : Ummat anggota permanen. Hal ini dilakukan oleh tingkat cabang.
DB 4 : Internasional
DB 5 :Gunting surat kabar / kliping Buku daftar anggota itu memuat
Nama : ………………………
Ada satu factor lagi yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengarsipan Tempat dan tanggal lahir : ………………………
yakni pengawetan arsip. Perguruan Tinggi : ………………………
Tingkat/Fakultas/Jurusan : ………………………
Pengawetan ini dapat ditempuh dengan beberapa jalan antara lain : Nomor Induk Mahasiswa : ………………………
Tempat penyimpanan (map/lemari) arsip dari bahan – bahan yang baik dan tahan Masuk HMI Tahun : ………………………
oleh kerusakan Keterangan : ………………………

Tempat penyimpanan dijauhkan dari api, air dan kelembaban serta mudah Contoh Buku Daftar Anggota
diawasi dari ancaman binatang yang merusak ke dalam arsip NO. Urut Nama Tpt/Tgl Lahir Komisariat Thn Masuk HMI
V. ADMINISTRASI KEANGGOTAAN
1235 Samsu Alam Paopance, 5- Pertanian Untad 1999
2- 1978
Anggota HMI merupakan sasaran kerja, pembinaan dan pengkaderan
organisasi sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang anggota HMI dalam
rangka terciptanya saasaran kerja / aktifitas HMI yang konkrit dan terarah
Setiap dua tahun sekali diadakan pendaftaran ulang (registrasi) anggota biasa
HMI yaitu dengan penggantian kartu anggota lama. Sedangkan nomor anggota
HMI adalah organisasi kader, sehingga HMI selalu menerima anggota baru,
tetap sebagai nomor induk yang lama cukup diberi registrasi dilaksanakan
selanjutnya melalui proses/jenjang pengkaderan dan akhirnya melepaskan diri
dengan mengisi permohonan kembali kepada pengurus cabang.
sebagai alumni. Menjadi anggota HMI pada pokoknya adalah sementara, untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
416 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 417

Contoh Ekspedisi Kode Map/Arsip PB HMI


Periode tahun 1999 – 2001
Pengiriman Kepada T a n g g a l / Lamp Penerima Ket
No.Surat IV. 1. Arsip surat masuk
10 Cabang 26-05-1420 1 (satu) Per pos IV.1.1. Masuk Intern
07-09-1999 MA I : Bakornas Lembaga/Badan Khusus/Panitia Nasional
1 9 0 3 / A/ MA II : Badan Koordinasi (BADKO) HMI
Sek/05/1420 MA II A : HMI Cabang se Badko Dista Aceh
MA II B : HMI Cabang se Badko Sumatera Utara
MA II C : HMI Cabang se Badko Sumbar
IV. ADMINISTRASI KEARSIPAN MA II D : HMI Cabang se Badko Sumatera Bagian Selatan
MA II E : HMI Cabang se Badko Jawa Barat
Arsip adalah warkat/surat – surat yang disimpan secara sistematis, karena MA II F : HMI Cabang se Badko Jawa Tengah
mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara tepat ditemukan MA II G : HMI Cabang se Badko Jawa Timur
kembali. Jadi intinya arsip berarti pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat- MA II H : HMI Cabang se Badko Kalimantan
surat. tata kearsipan yang sempurna apabila semua surat dan dokumen – MA II I : HMI Cabang se Badko Nusa
dokumen lainnya tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi, dan Tenggara MA II J : HMI Cabang se Badko
apabila diperlukan kembali mudah ditemui, walaupun surat – surat tersebut telah Sulawesi
tersimpan lama. Pengarsipan yang baik sangat berguna terutama membantu MA II K : HMI Cabang se Badko Maluku Irian jaya
kelancaran dan kerapian organisasi pada khususnya, serta membantu MA II L : Komisariat, Korkom
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. MA III : Anggota perorangan

Surat – surat organisasi pada prinsipnya harus disimpan di secretariat/kantor IV.1.2.Arsip Surat Masuk Ekstern
adalah sangat tidak benar dan dilarang apabila penyimpanan surat –surat MB I : Lembaga Negara, Instansi Pemerintah, BUMN
organisasi di luar arsip organisasi ataupun oleh perso – person pengurus. Tepat MB II : Golkar, Orsospol
apabila kita mengenal beberapa system penyimpanan surat antara lain : MB III : Lembaga Umat Islam (Ormas, Ors Mhs, Pemuda dan Badan
Sistem abjad (Alphabetic Filing) Swasta)
Sitem Perihal (Subjec Filing) MB IV : Peruguruan Tinggi, kemahasiswaan, kepemudaan dan
Sistem Nomer (Numerical Filing) Ormas MB V : Kedubes, Badan Asing, Luar negeri
Sistem Daerah (Geografhical Filing MB VI : Alumni, Lembaga
KAHMI MB VII : Badan Swasta
Bagi kita (HMI) surat – surat organisasi pada map – map atau tempat – Non Islam MB VIII : Perseorangan
tempat tertentu dengan membedakan kode (KB) untuk surat keluar intern dan lepas
kode KB untuk surat keluar ekstern. Sedangkan surat – surat masuk intern
berkode MA dan surat masuk ekstern dengan kode MB. IV.2. Map Surat Keluar
IV.2.1.Arsip Surat Keluar Intern
Untuk memperoleh kepraktisan lebih lanjut dari kode – kode dasar tersebut KA I : Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Khusus,
di atas (surat – surat masuk intern maupun ekstern) dibagi lagi sesuai dengan Panitia Nasional
kebutuhan/wilayah/bidang, misalnya : KA II : BADKO HMI se Indonesia
KA III : HMI Cabang se Indonesia
KA IV : Fungsionaris PB HMI, anggota perseorangan
KA V : Surat mandat, surat keterangan, surat tugas
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
416 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 417
KA VI : surat keputusan pengurusan besar
HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
414 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 415

perbedaan antara muatan, isi dan redaksi surat tersebut.


Kalimat Penutup 2.2 Konsep surat yang telah mendapat clearence, kemudian diberi
Untuk kesopanan dalam melaksanakan suatu korespodensi perlu adanya nomor verbal.
kalimat – kalimat penutup seperti : “Demikian harap maklum” Atas perhatian Buku verbal untuk dan kode arsip surat
saudara kami ucapkan terima kasih”. - Nomor urut dan kode arsip surat
- Nomor surat
Fungsi kalimat penutup adalah sebagai pemanis surat yang kita buat karena - Tanggal surat (penanggalan nasional dan hijriah)
itu bukanlah suatu keharusan mutlak dalam pembuatan surat – surat resmi - Perihal isi surat
namun demikian untuk kesopanan dan pemanis surat sebaiknya dalam - Kepada siapa (keputusan, lampiran, penyimpangan)
membuat surat
– surat resmi organisasi tetap masih digunakan kalimat penutup yang sesuai
dengan isi surat.
Contoh Agenda Buku Verbal
8. Penutup surat No. Surat Tanggal Isi Surat Keputusan Keterangan
Kalau dalam pembuatan surat resmi dimulai dengan “Basmallah” dan dibuka
dengan “Assalamu’alaikum Wr,Wb.” Maka dalam penutup surat – surat resmi
314/KPTS/A/051420 23-05-1420 Pengesahan SC Kongres KA - 1
HMI ditutup dengan Wabillahi Taufiq Walhidayah dan Wassalamualaikum
04-09-1999 ke – 25 HMI
Wr, Wb.” Surat khusus (seperti surat keputusan, Surat keterangan edaran,
instruksi, tugas/mandat dan sebagainya) dibuka dengan basmallah.

1. Buku Agenda Buku Agenda Surat Keputusan


Untuk memudahkan pengelolaan system administrasi dan No Kode No.Surat Tanggal Isi Surat Kepada
kesekretariatan dalam hal ini pengelolaan surat menyurat, surat masuk Arsip
maupun surat keluar, pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan 1991 KA II 1903/A/ 26-05-1420 Pendataan HMI Cabang se
sistematis, maka system pengagendaan surat menyurat perlu Sek/05/1420 07-09-1999 Nasional Indonesia
tersendiri. Adapun unsure – unsure yang penting untuk dicata adalah :
- Nomor Urut Surat
- Nomor Kode Arsip
- Nomor Surat
- Tanggal Terima
- Nomor dan Tanggal Surat Konsep surat yang telah “Crereance” dan nomor surat, diketik sesuai dengan
- Isi Surat jumlah yang dikehendaki. Legalitas organisasi (tanda tangan ketua,
- Asal Surat sekretaris dan stempel)setelah dibukukan barulah surat tersebut siap untuk
- Keterangan (tambahan untuk keterangan surat) dikirim kepada tujuan.Pengiriman surat – surat betul menempuh perjalanan
menuju tujuannya kita bukukan dulu dalam bentuk ekspedisi yang memuat
2. Surat keluar kolom – kolom sebagai berikut :
Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan
kehendak, pikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar
harus melalui sirkulasi sebagai berikut :

2.1 Konsep surat harus terlebih dahulu dimintakan clearence kepada


pengurus yang berkepentingan agar tidak terjadi perbedaan –
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
412 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 413

perhatian” Contoh :
“diberitahukan bahwa,” atau dengan ini disampaikan bahwa, …. Dst.
Contoh : (untuk surat – surat pemberitahuan).
Kepada Yang Terhhormat
Sdr. Pengurus Besar HMI “Bersama ini …. atau dengan ini ….dst (untuk surat – surat pengantar).
u.p Bidang PAO
Di “Memenuhi permintaan saudara” atau menunjuk surat saudara No…..
JAKARTA Bertanggal…. dst (untuk surat permintaan, jawaban, balasan, pernyataan).

Dengan begitu penerima surat (telah mengagendakan seperlunya) Tempo – tempo kalimat pendahuluan ini bias berupa konstatasi ataupun
bisa meneruskan kepada bidang Aparat organisasi PB HMI untuk pertimbangan – pertimbangan yang melatarbelakangi hingga surat dibuat,
ditindaklanjuti. misalnya :
6. Kata permulaan surat “Berhubungan adanya gejala yang kita rasakan bersama tentang ….. dst”.
Bagi HMI sebaiknya dipakai kalimat “Assalamualaikum Wr. Wb,”
minimal “dengan hormat”. Kata permulaan ini berfungsi sebagai Kalimat pendahuluan ini sebaliknya tidak lebih dari satu alinea ditulis 2 (dua)
pembukaan surat, ditulis dengan alinea baru berjarak 2 ½ spasi di bawah spasi di bawah kata permulaan surat (Assalamualaikum Wr. Wb).
pokok surat.
Contoh:
Uraian Persoalan (Isi/pokok surat)
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Kecuali maksud, sasaran atau tujuan isi surat haruslah jelas serta harus dapat
Teriring salam dan do`a semoga aktivitas keseharian Bapak/Ibu mendapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu hal – hal yang minimal harus diperhatikan
limpahan rahmat dari Allah SWT. Amin. adalah :
a) Jangan memakai kalimat yang panjang dan berbelit – belit, singkat
7. Isi Surat lagi terputus – putus juga tidak baik. Hal – hal seperti itu biasanya
Suatu surat pada dasarnya tidak berbeda dengan suatu karangan akan membuat salah pengertian bagi penerima surat untuk mudah
penyusunannya memakai sistematika sebagai berikut : dipahami maka pada surat – surat yang panjang sebaiknya atau
- Pendahuluan seharusnya diberi alinea banyak sedikitnya alinea tergantung dari
- Uraian Persoalan (isi/pokok surat) banyak pokok – pokok pikiran yang ada dalam surat tersebut tetapi
- Penutup perlu pula diperhitungkan untuk mencapai susunan yang baik dan
harmonis. Pembagian dalam alinea sangat memudahkan pengertian
Pendahuluan jarak antara alinea dan spasi (kalimat) dalam satu alinea 1 ½ (satu
Ini dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca/penerima surat tentang setengah) spasi.
hal atau masalah yang dipersoalkan dalam surat itu kalau hanya sekedar b) Dalam satu surat, sebaiknya/seharusnya hanya dipersoalkan satu jenis
menyampaikan berita singkat, kata atau kalimat pendahuluan ini tidaklah perkara atau permasalahan sebab pencampuran soal dalam satu surat
menjadi keharusan pertimbangannya adalah efisiensi tapi bila menyangkut akan menimbulkan kesukaran, baik dalam penyusunannya dan
persoalan penting (apabila kalau memerlukan penguraian dan perincian), mencari kembali surat itu bila diperlukan lagi.
maka surat ini mestilah memakai kata pendahuluan gunanya tidak hanya c) Dalam penyusunan isi surat selanjutnya harus dijaga tentang kata –
sekedar menarik perhatian melainkan sekaligus sebagai motivasi kata dan kalimat yang digunakan hendaklag sopan dan wajar, tidak
(konsideran). berlebih
– lebihan, kecuali yang sudah lazim digunakan pengaruh bahasa
sangat besar sekali, sebabdisitu tergambar tentang sikap orang yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
412 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 413
membuat surat itu. Oleh sebab itu menyusun surat diserahkan
kepada orang yang berkemampuan bahasa cukup.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
410 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 411

bagi seorang dengan orang lain. Karena sifat yang demikian, maka surat 3.1 Bentuk dan isi surat HMI
– surat harus disusun secara ringkas dan padat tetapi tegas, bahasa yang 3.2 Sirkulasi surat (surat keluar masuk)
dipakai haruslah mudah dimengerti, sederhana dan teratur. 3.3 Penyimpangan (pengarsipan)
Penulisan surat harus memikirkan terlebih dahulu dengan masak apa yang
akan ditulis serta menyadari kepada siapa tulisan itu ditujukan karena
4. Bentuk dan isi surat
melalui surat itu berarti dia telah mengantarkan dan membawa idenya
Surat – surat HMI adalah termasuk surat resmi/dinas, sehingga
kepada orang lain.
bentuk dan isinya harus menuruti ketentuan – ketentuan yang telah dibuat
organisasi. Ketentuan tersebut meliputi hal pemakaian kertas, pengetikan
2. Mengingat pengertian dan sifat suatu surat seperti tersebut di atas, maka
atau penulisan, bentuk surat, macam dan isi surat.
bagi suatu organisasi turut menjadi sangat penting yaitu :
1. surat – surat organisasi ditulis dalam kertas putih
2.1 Sebagai alat komunikasi
2. ukuran kertas yang dipakai adalah kertas ukuran folio (C4)
2.2 Sebagai dokumentasi organisasi
2.3 Sebagai tanda bukti (alat bukti/pemeriksaan)
Hal ini mengingat segi praktisnya, di mana kertas ukuran inilah
banyak kwarto (A4) dapat pula dipergunakan, tetapi pada umumnya
dengan adanya dan kekuatan dan kemampuan surat, maka pimpinan ukuran ini sulit didapatkan di pasaran.
organisasi dapat menyalurkan suatu kebijakan dan keputusan serta
Tambahan lagi kertas C4 (Folio) : 229 mm – 324 mm.
pendapat serta dapat pula mengetahui tentang perkembangan kehidupan
Mengenai perihal dimaksud sebagai inti isi singkat surat, biasa juga
organisasi dengan bahan – bahan tersebut dapat diatur dan dikendali
disebut pokok surat. Ia tak perlu panjang, ringkas tetapi jelas, tepat.
organisasi dengan baik, apabila proses surat – menyurat (koresponden)
Sehingga dengan membaca perihal atau pokok surat ini saja pembaca atau
berjalan lancar dan efektif dari seluruh bagian dan aparat organisasi,
penerima surat di bawah ini adalah contoh paling mudah :
karena pada hakekatnya suatu surat atau kegiatan ketatausahaan
mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :
Hal : Permohonan Ceramah
- bersifat pelayanan
- bersifat menetes keseluruhannya bagian atau aparat organisasi
5. Alamat surat yaitu kepada siapa surat itu ditujukan terletak pada kanan
- dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi
atas surat, sejajar dengan perihal alamat surat tidak selamanya ditujukan
kepada seseorang, tetapi sering pula kepala suatu badan atau lembaga.
Ciri yang pertama berarti surat menyurat (ketatausahaan) merupakan Bila ditujukan kepada suatu lembaga atau instansi, maka penyebutannya
service work (pekerjaan pelayanan) yang bersifat memudahkan atau bukan kepada nama lembaganya, melainkan kepada pengurus atau
meringankan (fasilitating fungcion), yang dilakukan untuk membantu pimpinan lembaga itu.
pekerjaan – pekerjaan
Contoh :
Ciri berikutnya berarti surat menyurat (ketatausahaan) diperlukan di mana
Nomor :
dan dilaksanakan dalam seluruh organisasi yang terdapat pada puncak
Lamp :
pimpinan tertinggi (aparat tertinggi organisasi) sampai kepada ruangan
Hal :
kerja satuan organisasi (aparat) terbawah.
Kepada Yang Terhormat
Sdr. Pengurus Besar HMI
3. Proses penyelenggaraan ketatausahaan atau dengan istilah lain
Di
“administrasi”surat menyurat adalah satu proses yang berencana dan
JAKARTA
teratur yang dimulai dengan adanya ide pemugarannya sampai
penyelesaiaan dan penyimpangan sebagaimana mestinya.
Bila surat ini ditujukan kepada salah satu bagian / unit yang ada pada
Administrasi surat menyurat HMI meliputi 3 (tiga) hal :
lembaga itu, hendaknya dilengkapi dengan “up” yang berarti “untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
408 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 409

besar sekali manfaat sebagai markas organisasi di mana setiap


3.2 Bangunan Sekretariat fungsionaris yang bertempat tinggal disitu dapat melaksanakan
Bangunan gedung sekretariat HMI hendaklah diusahakan dapat tugas – tugas organisasi. Hal ini sangat membantu dan
menampung seluruh kegiatan mengenai administrasi maupun mempermudah komunikasi.
kegiatan – kegiatan lainnya. Untuk maksud tersebut, kirangya
dapat diikuti ketentuan – ketentuan sebagai berikut : 3.3 Ruangan Sekretariat
3.2.1 Jumlah ruangan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kegiatan Dalam mengatur ruangan sekretariat, hendaknya diperlihatkan
dalam kesekretariat HMI yaitu adanya : faktor – faktor yang dapat membuat ruangan tersebut benar – benar
- Ruang tata usaha , tempat pengerjaan dan penyesuaian - berfungsi sebagaimana mestinya. Faktor tersebut ialah hal – hal
surat menyurat dan penyimpanan arsip – arsip oragnisasi. yang memberikan kesenangan, kemauan dan semangat bagi orang
- Ruang tanu, untuk menerima tamu – tamu organisasi yang tinggal di dalamnya, yaitu menyangkut keindahan dan
- Ruang perpustakaan efisiensi, karena di dalam sekretariat HMI terapat ruangan –
- Ruang persidangan, untuk sidang – sidang pengurus ruangan yang mempunyai fungsi sendiri – sendiri (ruang tamu,
- Diusahakan kesekretariatan ini juga merupakan sekretariat ruang sidang dsb), maka dalam pengaturan tersebut haruslah
dari badan – badan khusus HMI yang setingkat. disesuaikan dengan tujuan dan fungsi ruangan tersebut.
3.2.2 Antara ruangan – ruangan tersebut hendaknya diperhatikan 3.3.1 Menghias Ruangan
tentang hubungan antara satu ruangan dengan ruangan Untuk menimbulkan keindahan ruangan perlu adanya
lainnya, dengan mengingat prinsip – prinsip “time and Motion hiasan – hiasan ruangan (hone decoration). Hiasan dari tiap
Study” sehingga menjamin kelancaran komunikasi dengan – tiap ruangan berbeda – beda menurut tujuan dan
mempertimbangkan jarak antara satu dengan yang lainnya fungsinya masing – masing.
(garis lurus adalah jarak terdekat). - menimbulkan semangat kegairahan dan kemauan
3.2.3 Dalam setiap ruangan tersebut sedapat mungkin diusahakan - menimbulkan rasa senang dan tentram dalam hati
adanya faktor – faktor yang dapat memperlancar tugas dan - membuat enak/nyaman/kerasan tinggal pada ruangan
kerja. Untuk itu perlu adanya alat – alat dan perabotan yang itu.
menopang dan menjamin kelancaran tugas –tugas organisasi. Ruangan yang sehat yaitu ruangan yang ditata menurut
3.2.4 Dalam mengatur sekretariat ini, maka harus mengingat dan ketentuan – ketentuan di atas yang akan memberi kesegaran
memperlihatkan faktor – faktor yang dapat menjamin / menjaga daya dan kemampuan kerja pengurus dan anggota yang
kesehatan bagi para pengurus dan anggota organisasi yang berbeda dalam sekretariat HMI.
melaksanakan tugas di sekretariat itu.
Faktor – faktor tersebut antara lain soal sinar dan hawa III. ADMINISTRASI SURAT MENYURAT (KETATAUSAHAAN)
(venti lasi) harus ada dan genteng kaca di mana perlu diadakan 1. Urusan surat menyurat (ketatausahaan) adalah satu bidang yang penting
sinar matahari sangat perlu menjaga kesehatan mata dan jiwa dari lapangan pekerjaan administrasi kesekretariatan. Surat pada
untuk menjaga kesehatan paru – paru. hakekatnya adalah bentuk penuangan ide atau kehendak seseorang dalam
3.2.5 Sekretariat yang diatur dengan rapi memberi pandangan yang bentuk tulisan.
baik dan menyenangkan, baik kepada pengurus maupun 1.1 Bentuk pernyataan kehendak seseorang kepada orang lain melalui
anggota anggota organisasi di samping itu suasana yang tulisan (Talk in writing)
demikian akan banyak memberikan kesehatan dalam bekerja 1.2 Bentuk suatu media pencurahan perasaan, kehendak, pemikiran dan
dan akan sangat membantu kelancaran tugas – tugas organisasi. tujuan seseorang untuk dapat diketahui oleh orang lain.
Dalam mengusahakan gedung sekretariat ini, sedapat 1.3 Juga merupakan suatu bentuk gambaran tentang suatu peristiwa atau
mungkin sekaligus di tempat itu ada wisma HMI yaitu tempat keadaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
menginap fungsionaris organisasi. Wisma HMI ini akan sangat Dengan demikian surat merupakan jembatan pengertian dan alat komunikatif

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
406 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 407

PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN 2. HMI sebagai suatu oragnisasi adalah sautu bentuk kerja sama dari
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM sekelompok mahasiswa – mahasiswa Islam untuk mencapai tujuan
bersama (tujuan HMI pasal 4 anggaran dasar HMI) untuk mengatur kerja
sama ini ke arah pencapaian tujuan tujuan organisasi. Demikian pula
I. PENDAHULUAN pembagian kerja (distribution of work) bagi setiap anggota pengurus
dalam mengelola aktifitas – aktifitas organisasi, sangat dibutuhkan
1. Administrasi merupakan segenap penyelenggaraan setiap usaha kerjasama mengingat kompleksitas aktifitas dan banyaknya anggota pengurus
manusia mencapai tujuan tertentu. untuk terselenggaranya administrasi organisasi.
dengan baik dan mencapai tujuan, diperlukan suatu proses yang tertib.
2. Administrasi dalam pengertian luas maupun sempit, dalam Aktifitas organisasi berpusat pada sekretariat organisasi. Bagi HMI
penyelenggarannya diwujudkan dalam fungsi – fungsi administrasi, yang atau sekretariat Badko Cabang, Korkom, Komisariat, Lembaga dan lain –
terdiri dari rencana (palnning), pengorganisasian (organizing), lain untuk setiap tingkatan aktifitas organisasi.
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controling). Pengelolaan fungsi
– fungsi administrasi pada suatu organisasi seperti HMI yang memiliki Administrasi kesekretariatan merupakan bagian dari pada administrasi
jumlah cabang, aparat dan aktifitas yang besar, sangat membutuhkan organisasi, yaitu sebagai unit tugas / pekerjaan yang penyelenggaraannya
suatu keseragaman administrasi (uniformatis). Untuk memenuhi diserahkan kepada bidang sekretariat jenderal atau sekretaris organisasi.
kebutuhan itu dan demi terwujudnya tertib serta kerapihan administras,
penyempunaan pedoman administrasi kesekretariatan ini merupakan suatu Usaha penyelenggaraan administrasi kesekretariatan bertujuan agar
jawaban, melihat semakin kompleksnya penyelenggaraan administrasi sekretaris HMI benar – benar dapat berfungsi sebagai sekretaris
HMI dimasa mendatang. organisasi yaitu
3. Dengan bertitik tolak dan berperang pada kepraktisan (Practicalize), maka 1.1 Tempat kerja yang efisien bagi pengurus dalam pengendalian
pedoman aministrasi kesekeretariatan HMI, mencakup hal – hal sebagai organisasi.
berikut : 1.2 Pusat Komunikasi Organisasi
1) Pendahuluan 1.3 Pusat Kegiatan Administrasi
2) Organisasian kesekretariatan HMI
3) Administrasi surat menyurat (ketatausahaan) HMI 3. Perencanaan Pengaturan Sekretariat
4) Tata kearsipan Supaya sekretariat HMI benar – benar dapat berfungsi sebagai
5) Invetaris dan dokumentasi organisasi sekretariat organisasi maka perlu dibuat perencanaan dan pengaturan
6) Perpustakaan organisasi tentang sekretariatnya, baik mengenai letak, bangunan maupun ruangan –
7) Keprotokoleran ruangannya.
8) Penutup
9) Lampiran Perencanan dan pengaturan sekretariat meliputi :
3.1 Letak Sekretariat
Sekretariat HMI yang terletak pada tempat yang strategis akan
II. KESEKRETARIATAN sangat menentukan kelancaran komunikasi dengan pihak
1. Untuk menyelenggarakan administrasi organisasi dengan efektif, manapun, terutama dengan anggota, sehingga mudah dicari,
diperlukan suatu tempat tertentu, sebagai pusat pengurusan segala didatangi dan mudah pula mengadakan hubungan keluar, di
sesuatu yang berhubungan dengan organisasi. Tempat penyelenggaraan samping pertimbangan kelancaran komunikasi maka dalam
administrasi dinamakan “ sekretariat Organisasi” atau dengan kata lain menentukan tempat sekretariat HMI harus diperrtimbangkan
“Kantor Organisasi” tentang keadaan sekelilingnya (milih lokasi) yang menjamin
ketenangan dan kesehatan sehingga memungkinkan bagi
fungsionaris (pengurus) organisasi dapat bekerja menunaikan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
406 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 407
tugasnya di sekretariat ini dengan baik dan efektif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
404 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 405

3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi menyangkut bidang masing-masing.
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
2. Rapat Presidium Badan Khusus
E. Bidang Keuangan dan Perlengkapan 1. Rapat Presidium Badan Khusus dihadiri Ketua Umum, para Ketua,
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran lembaga untuk satu periode dan Sekrateris Umum, para Wasekum, Bendahara Umum dan Wakil
untuk setiap satu semester. Bendahara Umum
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan 2. Rapat Presidium dilaksanakan setidaknya empat kali dalam satu
ketentuan organisasi yang berlaku. bulan.
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Persidium:
pengeluaran lembaga berdasarkan pedoman administrasi keuangan a. Mengambil keputusan tentang perkembangan lembaga sehari-
yang disusun untuk keperluan ini. hari baik intern maupun ekstern
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai
untuk meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. aspek lembaga baik ekstern maupun ntern dikaitkan dengan
5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan kebijaksaan lembaga yang ada
penambahan perlengkapan organisasi dengan: c. Mengevaluasikan perkembangan lembaga dalam menjalankan
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan program – program kegiatan.
organisasi.
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau 3. Rapat Bidang Badan Khusus
tidak dengan kebutuhan organisasi. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh koordinator dan anggota bidang yang
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. bersangkutan
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan 2. Rapat Bidang dilaksanakan setidak – tidaknya empat kali dalam
organisasi. satu bulan.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang Badan Khusus adalah :
halaman perkantoran. a. Mengontrol pelaksanaan proyek / kerja yang dilakukan oleh
setiap bidang dengan tetap merujuk kepada kebijaksanaan /
F. Instansi Pengambilan Keputusan pedoman yang telah ditetapkan oleh organisasi.
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek / kerja
1. Rapat Harian Badan Khusus dari setiap bidang yang mengambil perubahan baik dalam segi
2. Rapat Presidium Badan Khusus maupun segi waktu.
c. Menyusun langkah – langkah teknis untuk menyelenggakan
1. Rapat Harian Badan Khusus proyek / kerja berikutnya sesuai dengan kebijaksanaan yang
1. Rapat Harian lembaga dihadiri oleh seluruh fungsiunaris Badan telah ditetapkan oleh Rapat Harian dan Rapat Presidium.
Khusus
4. Rapat Kerja
2. Rapat Harian dilaksanakan setidaknya dua kali dalam satu bulan.
1. Rapat Kerja dihadiri oleh Fungsionalis Pengurus Badan Khusus
3. Fungsi dan wewenag:
2. Rapat Kerja dilakukan sekurang – kurangnya satu kali dalam setiap
a. Membahas menjabarkan kebijakan yang telah diambil dalam
semester.
satu bulan oleh Pengurus Cabang yang diaktifkan dangan
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja adalah
program Badan Khusus
a. Menyusun jadwal aktifitas / rencana kerja untuk satu semester
b. Mengkaji dan mengevaluasi kepurusan-keputusan yang diambil
b. Menyusun rencana angggaran penerimaan dan pengeluaran
oleh presidium Badan Khusus untuk kemudian mengambil atau
untuk seluruh kegiatan pengurus Badan Khusus selama satu
mempertimbangkan keputuasnnya.
semester.
c. Mempelajari laporan kegiatan fungsionaris Badan Khusus
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
402 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 403

10. Wakil Bendahara Umum b. Melakukan kursus dan training yang berkaitan dengan peningkatan
11. Departemen Publikasi Dan Dokumentasi profesionalisme.
12. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan 2. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil penelitian :
a. Membuat petunjuk pelaksanaan trainging lembaga, kurikulum da
6. Fungsi Dan Wewenang Pengurus Badan Khusus metode training.
b. Melakukan penilaian baik dari segi program amupun edukatif
1. Ketua Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam terhadap hasil penyelenggaraan aktivitas lembaga.
bidang program bersifat keluar maupun ke dalam. 3. Menyelenggarakan kegiatan lainya yang dapat menunjang program
2. Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan adalah penanggungjawab dan pendidikan dan latihan.
koordinator kegiatan dalam bidang pendidikan dan latihan
3. Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah penanggungjawab B. Bidang Penelitian Dan Pengembangan
dan koordinator kegiatan dalam bidang penelitian dan pengembangan 1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian secara obyektif.
4. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi adalah 2. Menetapkan model penelitian yang dilakukan.
penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang pengabdian 3. Melakukan hipotesa, pengolahan data, tabulasi, analisa data, dan
masyarakat. kemudia merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
5. Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam 4. Mengembangkan hasil dan dilakukan upaya pelaksanaannya.
bidang administrasi kesekretariatan, penerangan, dokumentasi keluar C. Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
maupun ke dalam. 1. Menyelenggarakan aksi sosial kemasyarakatan sebagai upaya
6. Wasekum bidang pendidikan dan latihan bertugas atas nama Sekretaris pengabdian denganmelibatkan masyarakat di lingkungan lembaga.
Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan pendidikan dan 2. Menyelenggarakan kegiatan sebagai upaya partisipasi lembaga dalam
latihan membantu ketua bidangnya membangun daerah
7. Wasekum Bidang Penelitian dan Pengembangan bertugas atas nama a. Mencoba ikut serta melaksanakan program kemasyarakatan
Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan penelitian bekerjasama dengan pemerintah setempat.
dan pengembangan membantu ketua bidangnya b. Membimbing dan membina masyarakat dengan melakukan
8. Wasekum Bidang Pengabdian Masyarakat dan Partisipasi bertugas atas kegiatan yang mendorong masyarakat untuk meningkatkan
nama Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan partisipasi pembangunan.
pengabdian masyarakat dan partisipasi membantu ketua bidangnya 3. Melakukan kegiatan yang mendorong masyarakat lingkungan lembaga
9. Bendahara Umum penanggungjawab dan kordinator bidang keuangan dan menurut hakekat profesi masing-masing lembaga.
perlengakap keluar maupun ke dalam.
10. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum untuk D. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
mengelola administrasi keuangan dan perlengkapan lembaga.
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
11. Departemen Publikasi dan Dokumentasi bertugas sebagai koordinator meliputi:
operasional dan kegiatan dalam bidang publikasi dan dokumentasi.
a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
7. Lembaga Dan Tanggungjawab Pengurus.
c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat
A. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota
e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan latihan bagi para anggota
f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
sebagai upaya meningkatkan keahlian dan ketrampilan sesuai dengan
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
disiplin ilmu yang dikaitkan program yang digariskan:
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
a. Melakukan diskusi profesi dan ceramah.
dengan intern dan ekstern organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
400 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 401

Sesuai dengan ART pasal 58 s.d. 61 tugas dan kewajiban maisng-masing


5. Rapat Kerja Badan Khusus adalah:
a. KOHATI bertugas:
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Korkom 1. Melakukan pembinaan, pengembangan, dan peningkatan potensi kader
2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja: 2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan.
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester. b. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas :
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk 1. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang
seluruh kegiatan Pengurus Korkom selama satu semester. profesi masing-masing LPP
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI yang
III. BADAN KHUSUS HMI setingkat.
c. Badan Pengelola Latihan bertugas :
1. Status, Sifat, dan Fungsi Pengurus Badan Khusus 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI.
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan
Sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 56 Anggaran Rumah HMI yang setingkat.
Tangga HMI mengenai status, sifat, dan fungsi Badan Khusus dalam HMI d. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bertugas:
adalah: 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas penelitian dan Pengembangan
a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur di lingkungan HMI.
pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara 2. Memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Besar HMI.
profesional di bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan
setingkat. 4. Struktur Organisasi Pengurus Badan Khusus
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan.
c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan 1. Bidang Pendidikan Dan Latihan
dengan AD/ART dan ketetapan Kongres lainnya. 2. Bidang Penelitian dan Pengembangan
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan 3. Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis. 4. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
5. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
2. Jenis Badan Khusus
5. Komposisi Personalia Badan Khusus
Sesuai dengan Pasal 57 ART Jenis Badan Khusus adalah:
a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-wati (Kohati), Lembaga Pengelola Komposisi dan personalia badan khusus adalah yang mengisi struktur
Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Penelitian organisasi badan khusus HMI;
dan Pengembangan (Balitbang). 1. Ketua Umum
b. Badan Khusus lainnya dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan 2. Ketua Bidang Pendidikan Dan Latihan
organisasi. 3. Ketua Bidang Penelitian Dan Pengembangan
c. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tingkatan struktur HMI. 4. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
d. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, Badan Koordinasi 5. Sekretaris Umum
Nasional (Bakornas) BPL, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi 6. Wasekum Bidang Pendidikan Dan Latihan
(LPP) dan Balitbang PB HMI 7. Wasekum Bidang Penelitian Dan Pengembangan
8. Wasekum Bidang Pengabdian Masyarakat Dan Partisipasi
3. Tugas dan Kewajiban Pengurus Badan Khusus 9. Bendahara Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
398 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 399

3. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI 3. Fungsi dan wewenang rapat harian adalah:
untuk meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau
4. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan ditetapkan organisasi secara naisional dan yang telah ditetapkan
penambahan oerlengkapan organisasi dengan: Sidang Pleno Korkom untuk disosialisasikan di kawasan
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan koordinainya.
organisasi. b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan keputusan Presidium Korkom
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau untuk kemudian mengambil atau mempertimbangkan keputusan dari
tidak dengan kebutuhan organisasi. seluruh kebijakannya.
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. c. Mendengar laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Pengurus
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan Korkom menyangkut bidang-bidangnya.
organisasi.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung 3. Rapat Presidium Korkom
halaman perkantoran.
1. Rapat Presidium Korkom dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang,
7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurusan Korkom Sekretaris Umum. Wasekum, Bendahara Umum dan Wabendum.
Tata susunan tingkat instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus 2. Rapat Presidium dilakukan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan,
Korkom adalah: yakni pada hari jum’at dari setiap minggu.
1. Sidang Pleno. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium Korkom:
2. Rapat Harian. a. Mengambil keputusan tentang perkembangan organisasi sehari-hari
3. Rapat Presidium baik intern maupun eketern di kawasan koordinasinya, khususnya
pengaruh perkembangannya rterhadap kelangsungan aktifitas/program
1. Sidang Pleno Korkom yang telah ditetapkan.
1. Sidang Pleno Korkom adalah instansi tertinggi pengambilan keputusan di b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
tingkat Koordinator Komisariat. organisasi baik intern maupun ekstern.
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus Korkom, c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
ditambah dengan Ketua Umum Komisariat wilayah koordinasi. perkembangan organisasi di wilayah koordinasinya.
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno:
a. Membahas laporan pengurus Korkom tentang pelaksanaan tugas 4. Rapat Bidang
sebagai koordiansi yang telah ditetapkan oleh konferca untuk tiap
semester. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
b. Mendengar laporan pengurus Komisariat di lingkungan kordinasinya. 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
c. Mengambil kebijakan yang mendasar bagi organisasi, baik ke dalam bulan.
maupun keluar yang berpedoman dan selaras dengan kebijakan HMI 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
secara nasional di tingkat Komisariat. a..Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
4. Sidang Pleno setidak-tidaknya dilakukan sekali enam bulan atau dua kali bidang
dalam satu periode b.Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun
2. Rapat Harian Korkom segi waktu.
4. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
1. Rapat Harian Korkom dihadiri seluruh fungsionaris Korkom kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
2. Rapat Harian Korkom dilaksanakan setidak tidaknya satu kali dalam satu Presidium.
bulan, yakni pada hari jum’at minggu terakhir.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
396 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 397

petunjuk pelaksanaan training dan aktifitas yang telah ditetapkan d. Melakukan kegiatan yang dapat mendorong anggota Komisariat
oleh pengurus Cabang sehingga menjadi pedoman organisasi untuk melakukan dan meningkatkan aktifitas diskusi kelompok
dalam menerapkan pedoman perkaderan. tentir-tentir, grup belajar, dan lain-lain.
b. Mengarahkan dan mensosialisasikan pedoman evaluasi training
yang telah disusun oleh pengurus Cabang. d. Bidang Pemberdayaan Perempuan
c. Menyelenggarakan proyek kerja yang dapat memberikan dampak 1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong
positif bagi peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan KOHATI untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan
training dan aktivitas lainnya. terhadap personalia KOHATI dalam:
d. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang upaya a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap
pembinaan anggota di lingkungan Korkom, fungsi dan peranan KOHATI sebagai Badan Khusus HMI.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik
b. Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi. training umum maupun khusus.
1. Memperhatikan, mengontrol dan melaksanakan rasionalisasi 2. Meningkatkan intensitas pembinaan komunikasi antara KOHATI
kepengurusan dari aparat Komisariat HMI di lingkungan koordinasi dengan seluruh aparat HMI Komisariat di lingkungan koordinasinya
melalui pergantian pengurus yang teratur tepat waktu rekrutmen dan alumni HMI-wati di lingkungan perguruan tinggi.
personalia yang sesuai dengan kualitas individual yang dibutuhkan. 3. Melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-wati
2. Menyusun data pengenbangan aparat HMI Komisariat di sesuai dengan tingkat perkembangan dunia wanita di lingkungan
lingkungannya dalam ikhtiar menerbitkan penyelenggaraan organisasi Komisariatnya.
yang sesuai dengan konstitusi.
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan e. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
kualitas dan mekanisme kerja organisasi aparat HMI Komisariat di 1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
lingkungan Korkom sesuai aturan yang berlaku. meliputi:
4. Mendorong berbagai kegiatan di aparat HMI Komisariat di a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
lingkungan Korkom yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kerja b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
dan mekanisme kerja organisasi.
c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
5. Melakukan kegiatan lainnya yangdapat menunjang peningkatan dan
d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat.
pengembangan kualitas serta potensi organisasi dalam menjalankan
e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan.
usaha di Komisariat-Komisariat di lingkungan Korkom
f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
c. Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
1. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI di lingkungan HMI
dengan intern dan ekstern organisasi.
ikut serta secara aktif meningkatkan fungsi dan peranan perguruan
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
tinggi di tengah kehidupan bermasyarakat.
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
2. Melakukan kegiatan yang mendorong anggota dan alumni HMI di
lingkungan Cabang untuk meningkatkan kehidupan beragama
f.. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan.
dikampus antara lain dengan :
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran untuk satu periode dan untuk
a. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan
setiap satu semester. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi
kampus.
sesuai dengan ketentuan organisasi yang berlaku.
b. Meningkatkan efektifitas kehidupan masjid kampus di kampus.
2. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan
c. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam
dan pengeluaran Kordinaror Komisariat berdasarkan pedoman
tentang berbagai segi kehidupan masyarakat.
administrasi keuangan yang disusun untuk keperluan ini.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
394 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 395

5. Fungsi Personalia Pengurus Korkom Organisasi ditingkat Korkom


17. Departemen Pengembangan Aparat bertugas sebagai koordinator
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pengembangan Aparat
pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum Organisasi ditingkat Korkom
pada tingkat Korkom. 18. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota adalah koordinator operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Perguruan
penanggungjawab dan koordinator bidang Penelitian, Pengembangan Dan Tinggi dan Kemahasiswaan ditingkat Korkom
Pembinaan Anggota 19. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dan
3. Ketua Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi. adalah kerja dan proyek-proyek di bidang Kepemudaan ditingkat Korkom
penanggungjawab dan koordinator bidang Pengembangan Dan 20. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional
Pembinaan Aparat Organisasi. dan kerja dan proyek-proyek di bidang Kajian Kewanitaan ditingkat
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan adalah Korkom
penanggungjawab dan koordinator bidang Perguruan Tinggi Dan 21. Departemen Pengembangan Sumber Daya Wanita bertugas sebagai
Kemahasiswaan koordinator operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan Pengembangan Sumber Daya Perempuan ditingkat Korkom
koordinator bidang Pemberdayaan Perempuan 22. Departemen Data Dan Pustaka bertugas sebagai koordinator operasional
6. Sekretaris Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam dan kerja dan proyek-proyek di bidang Data Dan Pustaka ditingkat
bidang data dan pustaka ketatausahaan dan penerangan serta hubungan Korkom
organisasi dengan pihak ekstern tingkat Korkom. 23. Departemen Penerangan bertugas sebagai koordinator operasional dan
7. Wasekum PPPA bertugas untuk kegiatan PPPA membantu ketua kerja dan proyek-proyek di bidang Penerangan ditingkat Korkom
bidangnya di tingkat Korkom. 24. Departemen Ketata Usahaan bertugas sebagai koordinator operasional
8. Wasekum PPPAO bertugas untuk kegiatan PPPA membantu ketua dan kerja dan proyek-proyek di bidang Ketata Usahaan ditingkat Korkom
bidangnya di tingkat Korkom. 25. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dan kerja
9. Wasekum PTKP bertugas untuk kegiatan PTKP membantu ketua dan proyek-proyek di bidang Logistik ditingkat Korkom
bidangnya di tingkat Korkom. 26. Departemen Pegelolaan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator
10. Wasekum Pemberdayaan Perempuan bertugas untuk kegiatan Kewanitaan operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pegelolaan sumber
membantu ketua bidangnya di tingkat Korkom. dana ditingkat Korkom
11. Bendahara Umum penaggung jawab dan koordinator kegiatan di bidang
keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat Korkom. 6. Wewenang Dan Tanggungjawab Bidang Kerja Pengurus.
12. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam
pengolahan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi.
a. Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
13. Departemen Diklat Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dan
1. Menyelenggarakan koordiansi pengawasan dalam pengurus Korkom
kerja dan proyek-proyek di bidang Diklat Anggota ditingkat Korkom.
terhadap pelaksanaan training dan aktivitas yang diselenggarakan oleh
14. Departemen Pengembangan Perkaderan bertugas sebagai koordinator
seluruh aparat Komisariat di seluruh Korkom.
operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Pengembangan
2. Melakukan penilaian baik dari segi program maupun segi edukatif
Perkaderan ditingkat Korkom.
terhadap hasil-hasil penyelenggaraan trainging dan aktifitas yang
15. Departemen Data Aparat Organisasi bertugas sebagai koordinator
dijalankan oleh seluruh aparat HMI Komisariat di lingkungan Korkom
operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang Data Aparat
3. Mengusahakan lanjut atas penilaian pelasanaan training dan aktifitas
Organisasi ditingkat Korkom
yang diselenggarakan oleh aparat HMI Komisariat di lingkungan
16. Departemen PendayagunaanAparat Organisasi bertugas sebagai
Korkom dengan:
koordinator operasional dan kerja dan proyek-proyek di bidang
a. Mengarahkan, membina, membimbing dan mensosialisasikan
Pendayagunaan Aparat
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
392 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 393

3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja:


lebih penting lagi dimaksudkan untuk menyerasikan gerak langkah organisasi
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester.
selaras dan sejalan dengan kebijakan Pengurus Cabang yang berpedoman kepada
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk ketetapan-ketetapan Kongres sebagai instansi pengambilan keputusan.
seluruh kegiatan Pengurus Badan Koordinasi selama satu semester.
3. Struktur Organisasi Pengurus Koordinator Komisariat
B. PENGURUS KOORDINATOR KOMISARIAT (KORKOM)
1. Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
2. Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi.
1. Status Pengurus
3. Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bagian VIII Pasal 36 Anggaran
4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
Rumah Tangga HMI mengenai status Koordinator Komisariat dalam struktur
5. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
organisasi umumnya dan pimpinan khususnya, status Koordinator Komisariat
6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan.
adalah:
a. Koordinator Komisariat adalah badan pembantu Pengurus Cabang
4. Komposisi Personalia Pengurus Korkom
b. Koordinator Komisariat HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa
1. Ketua Umum
komisariat
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Dan Pembinaan Anggota
c. Masa jabatan pengurus Koordinator Komisariat disesuaikan dengan masa
3. Ketua Bidang Pengembangan Dan Pembinaan Aparat Organisasi.
jabatan Pengurus Cabang
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
2. Tugas Dan Kewajiban Pengurus Koordinator Komisariat
6. Sekretaris Umum
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Cabang tentang
7. Wasekum PPPA
berbagai tugas organisasi di wilayahnya.
8. Wasekum PPPAO
b. Mewakili Pengurus Cabang dalam menyelesaikan masalah intern di
lingkungan koordinasinya tanpa harus meninggalkan konsultasi. 9. Wasekum PTKP
c. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan khusus pengurus 10. Wasekum Pemberdayaan Perempuan
Cabang dalam bidang kemahasiswaan dan perguruan tinggi dalam 11. Bendahara Umum
wilayah koordinasinya. 12. Wakil Bendahara Umum
d. Melaksanakan segala hal yang telah diputuskan musyawarah komisariat. 13. Departemen Diklat Anggota
e. Memberikan bimbingan, membina, mengkoordinir dan mengawasi 14. Departemen Pengembangan Perkaderan
kegiatan-kegiatan Komisariat dalam wilayah koordinasinya. 15. Departemen Data Aparat Organisasi
f. Membentuk Komisariat Persiapan. 16. Pendayagunaan Aparat Organisasi
g. Meminta laporan dalam lingkungan koordinasinya. 17. Departemen Pengembangan Aparat
h. Menyampaikan laporan kerja enam bulan sekali kepengurusan setiap 18. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan
semester kepada Pengurus Cabang. 19. Departemen Kepemudaan
i. Menyelenggarakan musyawarah Koordinator Komisariat selambat- 20. Departemen Kajian Perempuan
lambatnya dua bulan setelah Konferca. 21. Departemen Pengembangan Sumber Daya Perempuan
j. Memberikan laporan kerja pada Muskom. 22. Departemen Data Dan Pustaka
23. Departemen Penerangan
Sebagaimana badan pembantu Pengurus Cabang, Koordinator Komisariat 24. Departemen Ketata Usahaan
berfungsi di antaranya adalah sebagi kordinator yang melaksanakan dan 25. Departemen Logistik
mengembangkan kebijakan pengurus Cabang tentang berbagai masalah atau 26. Departemen Pegelolaan sumber dana
menyelesaikan persoalan-persoalan intern HMI di lingkungan koordinasinya
tetapi
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
390 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 391

d. Menyelenggarakan berbagai usaha yang dapat mendorong b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan keputusan presidium Badko
peningkatan peranan KOHATI dalam wadah-wadah kerjasama untuk kemudian mengambil atau mempertimbangkan keputusan dari
organisasi perempuan. seluruh kebijakannya.
e. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya c. Mendengar laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Pengurus
pembinaan personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI Badan Koordinasi menyangkut bidang-bidangnya.
serta pembina partisipasi KOHATI dalam kehidupan perempuan
khususnya dan masyarakat. C. Rapat Presidium Badko
7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Badko 1. Rapat Presidium Badko dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang,
Sekretaris Umum. Wasekum, Bendahara Umum dan WSabendum.
Tata susunan tingkat instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus Badan 2. Rapat presidium dilakukan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan,
Koordinasi adalah: yakni pada hari jum’at dari setiap minggu.
1. Sidang Pleno. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium Badko:
2. Rapat Harian a. Mengambil keputusan tentang perkembangan organisasi sehari-hari
3. Rapat Presidium baik intern maupun eketern di kawasan koordinasinya, khususnya
pengaruh perkembangannya rterhadap kelangsungan aktifitas/program
A. Sidang Pleno Badko yang telah ditetapkan.
1. Sidang Pleno Badko adalah instansi tertinggi pengambilan keputusan di b. Mendengar informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
tingkat badan koordinasi. organisasi baik intern maupun ekstern di tingkat regional.
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris Pengurus Badan c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
Koordinasi, ditambanh dengan Ketua Umum Cabang wilayah koordinasi. perkembangan organisasi di wilayah koordinasinya.
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno:
a. Membahas laporan Pengurus Badan Koordinasi tentang pelaksanaan
tugas sebagai koordiansi yang telah ditetapkan oleh Musda untuk tiap D. Rapat Bidang
semester.
b. Mendengar laporan Pengurus Cabang di lingkungan kordinasinya. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
c. Mengambil kebijakan yang mendasar bagi organisasi, baik ke dalam 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
maupun keluar yang berpedoman dan selaras dengan kebijakan HMI bulan.
secara nasional di tingkat regional. 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
4. Sidang Pleno setidak-tidaknya dilakukan enam bulan atau empat kali a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
dalam satu periode. bidang.
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
B. Rapat Harian Badko bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun
segi waktu.
1. Rapat Harian Badko dihadiri seluruh fungsionaris Badko 4. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
2. Rapat Harian Badko dilaksanakan setidak tidaknya satu kali dalam satu kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh rapat
bulan, yakni pada hari jum’at minggu terakhir. presidium.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian adalah:
a. Membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau E. Rapat Kerja
ditetapkan organisasi secara nasional dan yang telah ditetapkan Sidang 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Badko
Pleno Badko untuk disosialisasikan di kawasan koordinainya. 2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
388 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 389

b. Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja


organisasi yang berlaku.
sosial kemasyarakatan.
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
5. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara lain
pengeluaran Pengurus Badan Koordinasi berdasarkan pedoman
lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) HMI dengan berbagai
administrasi keuangan yang disusun untuk keperluan ini.
Lembaga Pengembangan Profesi dan lembaga-lembaga penelitian
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
kemasyarakatan.
meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
6. Mengembangkan pola kajian yang kontinu untuk menggali pemikiran
5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan
yang bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna
penambahan perlengkapan organisasi dengan:
disumbangkan sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial,
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan
keagamaan dan politik.
organisasi.
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
C. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
dengan kebutuhan organisasi.
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi.
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan
meliputi:
organisasi.
a. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman
b. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
perkantoran.
c. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
d. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat.
E. Bidang Pemberdayaan Perempuan
e. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan.
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
f. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia perempuan khususnya
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan dalam masyarakat umum.
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan 2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi
dengan tat inter dan ekstern organisasi. kemajuan KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi pemikiran-pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI. kalangan perempuan, mekanisme dan struktur organisasi yang efektif fan
4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan lain sebagainya.
ketrampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna 3. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya
meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi bersama di kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah
kesekretariatan. sosial kemasyarakatan.
4. Mengangkat topik pembahasan perempuan dalam kelompok–kelompok
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha diskusi HMI.
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi 5. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI
kesekretariatan di seluruh aparat HMI. untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap
personalia KOHATI dalam:
a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi
D. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan dan peranan KOHATI sebagai Badan Khusus HMI.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik training
1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Badan Koordinasi untuk umum maupun khusus.
satu periode dan untuk setiap satu semester. c. Meningkatkan komunikasi antara KOHATI dengan aparat HMI dan
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan alumni.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
386 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 387

proyek di bidang logistik di tingkat regional 8. Memperhatikan, mengontrol dan melaksanakan rasionalisasi
29. Departemen Pengembangan Dana sebagai kordinator operasional dari kerja kepengurusan dari aparat HMI di kawasan koordinasinya melalui
dan proyek-proyek di bidang pengembangan dana di tingkat regional penggantian pengurus yang teratur, tepat waktu rekruitmen personalia
yangs esuai dengan kualitas individu yang diperlukan.
6. Wewenang Dan Tanggungjawab 9. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan
Bidang Kerja Pengurus Badan Koordinasi kualitas kerja dan mekanisme kerja organisasi sesuai dengan
aturan/pedoman koordinasinya.
Masing-masing bidang kerja Pengurus Badan Koordinasi dalam menjalankan 10. Mendorong berbagai kegiatan leinnya yang menunjang peningkatan
wewenang dan tanggungjawab adalah sebagi berikut: kualitas kerja dan mekanisme kerja organisasi dikawasan koordinasinya.
11. Melakukan kegiatan lainnya yang menunjang peningkatan dan
A. Bidang Intern pengembangan serta potensi organisasi menjalankan usaha di kawasan
koordinasinya.
1. Melakukan penelitian baik dari segi program maupun dari segi edukatif
terhadap hasil-hasil penyelenggaraan training dan aktifitas yang B. Bidang Ekstern
dijalankan oleh seluruh aparat Cabang di bawah koordinasi Badko
bersangkutan. 1. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi aktif,
2. Menyusun data perkembangan anggota di setiap Cabang dalam wilayah korektif dan konstruktif dari seluruh aggota dan alumni HMI dan
koordinasi. mewujudan kehisupan kampus yang demokratis di wilayah
3. Menyusun data aparat organisasi dan lembaga khusus dan analisa koordinasinya.
hasil penelitian di kawasan koordinasinya dalam ikhtiar mentertibkan 2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI ikut serta secara aktif
penyelenggaraan organisasi yang sesuai dengan konstitusi. meni ngkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi di tengah-tengah
4. Menyusun data dan hasil eksternal berdasarkan sektor yang urgen dalam kehidupan masyarakat di wilayahnya.
perkembangan kawasan regional untuk mengembangkan HMI diwilayah 3. Menyelenggarakan kegiatan yang mendorong anggota alumni untuk
Badko bersangkutan. meningkatkan kehidupan beragan di kampus dengana antara lain:
5. Meyelenggarakan koordiansi pengawasan terhadap pelaksanaan training
dan aktifitas yang diselenggarakan oleh seluruh aparat Cabang HMI di a. Menyelenggarakan diskusi, seminar, symposium dan sebagainya yang
lingkungan. berkenan dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan
6. Mengusahakan tindak lanjut atas hasil penelitian pelaksanaan training umumnya dan sistem pendidikan tinggi khususnya.
dan aktifitas yang diselenggarakan oleh aparat HMI Cabang di kawasan b. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan
koordinasinya dengan: fungsinya dan peran Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), baik sebagai
a. Mengarahkan dan mensosialisasi petunjuk pelaksanaan training dalam sarana pengembangan profesi anggota maupun wadah dharma bhakti
pedoman yang operasional dalam menerapkan pedoman perkaderan HMI. kemasyarakatan HMI di seluruh aparat dalam upaya berperan serta dalam
b. Mengarahkan dan mensosialisasi teks book yang disusun oleh PB HMI pembangunan.
sehingga dapat menjadi pedoman perkaderan HMI. c. Melakukan kegiatan lainnya yang menunjang partisipasi anggota dan
c. Mengarahkan dan mensosialisasi pedoman evaluasi training yang telah alumni HMI dalam mewujudkan kehidupan kampus umumnya dan dunia
ditetapkan oleh organisasi. kemahasiswaan khususnya di lingkup regional.
d. Menyelenggarakan proyek yang dapat memeberikan dampak positif bagi 4. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil
peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan trainging dan aktifitas pengelola Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di seluruh aparat antara
pusdiklat tingkat regional, proyek pengembangan kelembagaan lain dengan :
perkaderan pilot project membangun kurikulum training dan sebagainya. a. Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan
7. Menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dapat menunjang pembinaan pengembangan ketrampilan mengelola Lembaga Pengembangan
anggota. Profesi (LPP).
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
384 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 385

23. Departemen Hubungan Lembaga Islam 12. Departemen Pendidikan dan Latihan sebagai kordinator operasional dari
24. Departemen Kajian Perempuan kerja dan proyek-proyek dibidang pendidikan dan latihan di tingkat regional.
25. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan 13. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader sebagai koordinator
26. Departemen Penerangan Dan Humas operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan dan
27. Departemen Administrasi Dan Kesekretariatan promosi kader di tingkat regional
28. Departemen Logistik 14. Departemen Pendayagunaan Organisasi sebagai kordinator operasional dari
29. Departemen Pengembangan Dana. kerja dan proyek-proyek di bidang pendayagunaan organisasi di tingkat
regional
Mekanisme penetapan Pengurus Badan Koordinasi HMI dilakukan malalui 15. Departemen Pembangunan Organisasi sebagai kordinator operasional dari
Forum Muasyawarah Daerah (Musda) dengan memilih Ketua Umum/Formateur kerja dan proyek-proyek di bidang pembangunan organisasi di tingkat
Badko yang selanjutnya disahkan oleh Pengurus Besar HMI (pasal 27 ayat d regional
ART HMI). 16. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan sebagai kordinator
operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perguruan tinggi dan
5. Fungsi Personalia Pengurus Badan Koordinasi kemahasiswaan di tingkat regional
Masing-masing personalia Pengurus Badan Koordinasi HMI menjalankan 17. Departemen Kepemudaan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
fungsinya sebagai berikut: proyek-proyek di bidang kepemudaan di tingkat regional
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator dalam pelaksanaan 18. Departemen Kewirausahaan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
tugas-tugas intern dan ekstern yang bersifat umum di tingkat regional. proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat regional
2. Ketua Bidang Intern adalah penanggungjawab dan koordinator umum seluruh 19. Departemen Pengembangan Profesi sebagai kordinator operasional dari kerja
kegiatan yang sifatnya internal organisasi. dan proyek-proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat regional
3. Ketua Bidang Ekstern adalah penanggungjawab dan koordinator umum 20. Departemen Masalah Pembangunan sebagai kordinator operasional dari kerja
seluruh kegiatan yang sifatnya eksternal organisasi. dan proyek-proyek di masalah pembangunan di tingkat regional
4. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan 21. Departemen Informasi Pembangunan Regional sebagai kordinator
koordinator umum seluruh kegiatan bidang kewanitaan organisasi. operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang informasi pembangunan
5. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator umum bidang regional di tingkat regional
data dan pustaka ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi 22. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan sebagai kordinator operasional
dengan pihak eksten di wilayah daerah. dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian masalah keumatan di
6. Wakil Sekretaris Umum Intern bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk tingkat regional
kegiatan yang sifatnya intern dalam organisasi. 23. Departemen Hubungan Lembaga Islam sebagai kordinator operasional
7. Wakil Sekretaris Umum ekstern bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk dari kerja dan proyek-proyek di bidang hubungan lembaga islam di tingkat
kegiatan yang sifatnya ekstern dalam organisasi. regional
8. Wakil Sekretaris Umum bidang Pemberdayaan Perempuan bertugas atas 24. Departemen Kajian Perempuan sebagai kordinator operasional dari kerja dan
nama Sekretaris Umum untuk kegiatan yang sifatnya kewanitaan dalam proyek-proyek di bidang kajian perempuan di tingkat regional
organisasi. 25. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan sebagai kordinator operasional
9. Bendahara Umum penanggungjawab dan koordinator bidang keaungan dan dari kerja dan proyek-proyek di bidang hubungan lembaga wanita di tingkat
perlengkapan organisasi. regional
10. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam 26. Departemen Penerangan dan Humas sebagai kordinator operasional dari kerja
pengolahan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi tingkat dan proyek-proyek di bidang penerangan dan humas di tingkat regional
regional. 27. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan sebagai kordinator operasional
11. Departemen Penelitian dan Pengembangan Kader sebagai kordinator dari kerja dan proyek-proyek di bidang administrasi dan kesekretariatan di
operasional dari kerja dan proyek-proyek dibidang penelitian dan tingkat regional
pengembangan kader di tingkat regional. 28. Departemen Logistik sebagai kordinator operasional dari kerja dan proyek-
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
382 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 383

2. Tugas Dan Kewajiban Pengurus Badan Koordinasi 3. Struktur Organisasi Pengurus Badan Koordinasi
Sesuai yang tercantum dalam Bab VI Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga HMI Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi sesuai dengan pembidangan
tugas dan kewajiban Pengurus Kommisariat adalah: dalam Program Kerja Nasional HMI, disesuaikan dengan pembidangan kerja
a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Besar tentang dalam struktur PB kecuali bidang hubungan internasional yang ada hanya pada
berbagai tugas organisasi di wilayahnya. tingkat PB.
b. Mewakili Pengurus Besar dalam menyelesaikan masalah intern di a. Bidang Intern
lingkungan koordinasinya tanpa harus meninggalkan konsultasi. b. Bidang Ekstern
c. Melaksanakan segala hal yang telah diputuskan musda. c. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
d. Melaksanakan Sidang Pleno setiap semester kegiatan. d. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
e. Membantu menyiapkan draft materi Kongres. e. Bidang Pemberdayaan Perempuan
f. Membimbing, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang
dalam wilayah koordinasi.
4. Komposisi Personalia Pengurus Badan Koordinasi
g. Mengusulkan pembentukan dan kenaikan status cabang.
Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi HMI diisi dengan personalia
h. Membina laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah yang memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan Pengurus Besar. Hal ini
koordinasinya. dikarenakan Badko seperti tercantum dalam Pasal 25 Anggaran Rumah Tangga
i. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan setiap semester kepada HMI. Oleh sebab itu, maka persyaratan minimal dapat menjadi Pengurus Badan
Pengurus Besar. Kordinasi HMI adalah anggota yang pernah manjadi Pengurus Komisariat dan
j. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah (musda) selambat-lambatnya Pengurus Cabang atau anggota yang berprestasi dan telah mengikuti LK II.
tiga builan setelah Kongres.
k. Memberikan laporan kerja pada Musda.
1. Ketua Umum
l. Mengesahkan Pengurus Cabang.
2. Ketua Bidang Intern
3. Ketua Bidang Ekstern
Sebagaimana badan pembantu Pengurus Besar, Badan Koordinasi berfungsi
4. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
di antaranya adalah sebagi kordinator yang melaksanakan dan mengembangkan
5. Sekretaris Umum
kebijakan Pengurus Besar tentang berbagai masalah atau menyelesaikan
6. Wakil Sekretaris Umum Intern
persoalan- persoalan intern HMI di lingkungan koordinasinya tetapi lebih
7. Wakil Sekretaris Umum Ekstern
penting lagi dimaksudkan untuk menyerasikan gerak langkah organisasi selaras
8. Wakil Sekretaris Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan
dan sejalan dengan kebijakan PB yang berpedoman kepada ketetapan-ketetapan
9. Bendahara Umum
Kongres sebagai instansi pengambilan keputusan tertinggi organisasi.
10. Wakil Bendahara Umum
11. Departemen Penelitian Dan Pengembangan Kader
2. Struktur Organisasi Pengurus Badan Koordinasi
12. Departemen Pendidikan Dan Latihan
Struktur organisasi Pengurus Badan Koordinasi sesuai dengan pembidangan
13. Departemen Pengembangan Dan Promosi Kader
dalam program kerja nasional HMI, disesuaikan dengan pembidangan kerja
14. Departemen Pendayagunaan Organisasi
dalam struktur PB kecuali bidang Hubungan Internasional yang ada hanya pada
15. Departemen Pembangunan Organisasi
tingkat PB.
16. Departemen Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan
a. Bidang Intern
17. Departemen Kepemudaan
b. Bidang Ekstern
18. Departemen Kewirausahaan
c. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
19. Departemen Pengembangan Profesi
d. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
20. Departemen Masalah Pembangunan
e. Bidang Kewanitaan
21. Departemen Informasi Pembangunan Regional
22. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
380 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 381

penambahan oerlengkapan organisasi dengan: dalam upaya pembinaan Komisariat.


1. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan b. Mendengar informasi tentang perkembangan intern organisasi dan
organisasi. dampaknya bagi perkembangan Komisariat.
2. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
dengan kebutuhan organisasi. c. Rapat Bidang
3. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
4. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
organisasi. bulan.
5. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halaman 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
perkantoran.
a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
bidang.
7. Instansi Pengambilan Keputusan Komisariat b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
Tata susunan instansi pengambilan keputusan dalam Pengurus Kommisariat: bidang yang mengalamio perubahan baik dalam segi teknis maupun
1. Rapat Harian segi waktu.
2. Rapat Presidium c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
Untuk evaluasi pelaksanaan program dilakukan Rapat Bidang dan untuk Presidium.
menyusun rancana kerja operasional diselenggarakan Rapat Kerja Pengurus.
d. Rapat Kerja
a. Rapat Harian Komisariat
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris Komisariat, Ketua 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Komisariat.
KOHATI Komisariat. 2. Rapat kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja:
yakni pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan. a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian: b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk
a. membahas dan menjabarkan kebijakan yang telah diambil atau seluruh kegiatan Pengurus Kommisariat selama satu semester.
ditetapkan oleh Pengurus Cabang dan Sidang Pleno yang
mensosialisasikan pada anggota Komisariat.
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan selanjutnya II. STRUKTUR PEMBANTU PIMPINAN
c. Mendengarkan laporan kegiatan dari seluruh fungsionaris Komisariat. A. PENGURUS BADAN KOORDINASI (BADKO)
b. Rapat Presidium Komisariat 1. Status Pengurus
1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bab VI Pasal 24 Anggaran
Umum, Wakil Sekretatis Umum, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Rumah Tangga HMI mengenai status Badan Koordinasi HMI dalam struktur
Umum. organisasi umumnya dan pimpinan khususnya, status Badko adalah:
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu a. Badan Koordinasi adalah badan pembantu Pengurus Besar
bulan yakni, pada hari jum’at dari tiap minggu. Untuk munggu pertama,
b. Badan Koordinasi HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa Cabang
kedua dan ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian.
c. Masa jabatan Pengurus Badan Koordinasi disesuaikan dengan masa
3. fungsi dan wewenang Rapat Presidium:
jabatan Pengurus Besar
a. mengambil keputusan tentang pengembangan intern organisasi sehari-
hari khususnya dalam hal perkembangan situasi PT dan
kemahasiswaan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
378 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 379

d. Menyelenggarakan proyek-poyek kerja yang memberikan dampak positif 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
bagi peningkatan kualitas dan kuantitas aktifitas anggota seperti diskusi a. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
pengembangan kelembagaan perkaderan, kurikulum aktifitas dan metode wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia kewanitaan khususnya
training dan sebagainya. dalam masyarakat umum.
e. Menyelenggarakan kegiatan lain yang dapat menunjang upaya pembinaan b. Mengangkat topik-topik kewanitaan di diskusi-diskusi Komisariat.
anggota Komisariat, training-training/latihan-latuhan. c. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI
untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap
2. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan personalia KOHATI dalam:
a. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang partisipasi anggota 1. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi
dan alumni HMI di lingkungan Komisariat (fak/PT) aktifitas diskusi dan peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI.
kelompok, grup pelajar tutor tiap disiplin ilmu yang ada di PT. 2. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti training-training baik training
b. Melakukan kegiatan yang dapat mendorong anggota dan alumni umum maupun khusus.
Komisariat (fak/PT) mengikat kehidupan beragama antara lain: 3. Meningkatkan komunikasi antara KOHATI dengan aparat HMI dan
1. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan kampus. alumni.
2. Meningkatkan efektivitas kehidupan Masjid kampus
3. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam tentang 5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
berbagai seri kehidupan masyarakat. a. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang
c. Melakukan kegiatan yang menunjang partisipasi anggota dan alumni meliputi:
Komisariat (fak/PT) bersangkutan dalam mewujudkan kehidupan kampus 1. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk.
umumnya di dunia kemahasiswaan di lingkungan Komisariat. 2. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
d. Melakukan aksi penelitian dalam lapangan disiplin ilmu masing-masing 3. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar
dengan melibatkan anggota dan alumni sebagai upaya relasi Tri Dharma
4. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat.
Perguruan Tinggi.
5. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan.
6. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
3. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
b. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan
a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan profesionalisme
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan
anggota tingkat Komisariat, serta melakukan pengawasan terhadap kajian
dengan tat inter dan ekstern organisasi
dan program aksi sosial dan aktivitas yang diselenggarakan oleh anggota
c. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
Komisariat.
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
b. Melakukan penilaian dan penelitian baik secara kualitatif maupun
kuantitatif atas program-program aksi sosial atau aktifitas pengembangan
6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
profesi yang diselenggarakan oleh anggota Komisariat.
a. Menyusun anggaran dan pengeluaran untuk satu periode dan untuk setiap
c. Mengusahakan tindak lanjut sari setiap aktifitas anggota komisariat atas
satu semester.
hasil penilaian dan penelitian atas pelaksanaan program/aksi dibidang
b. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
pengembangan profesi yang diselenggarakan oleh anggota Komisariat.
ketentuan organisasi yang berlaku.
d. Menyelenggarakan proyek-proyek kerja yang dapat memberikan dampak
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
positif bagi peningkatan kualitas dan kuantitas pelaksanaan aktifitas
pengeluaran komisariat berdasarkan pedoman administrasi keuangan yang
anggota.
disusun untuk keperluan ini.
e. Menyelenggarakan egiatan lain yang dapat menunjang upaya pembinaan
d. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
anggota Komisariat di bidang pengembangan profesi.
meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
e. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
376 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 377

Masing-masing personalia Pengurus Komisariat menjalankan fungsinya 16. Departemen Perguruan Tingggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
sebagai berikut: koordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang PTK di
1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam tingkat Komisariat.
pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern yang bersifat umum di komisariat 17. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota dan Pembinaan Anggota dan proyek-proyek di bidang pemuda di tingkat Komisariat.
adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan penelitian, pengembangan 18. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
dan pembinaan anggota di tingkat Komisariat kerja dan proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat Komisariat.
3. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah 19. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai coordinator operasional
penanggungjawab dan koordinator kegiatan perguruan tinggi, dari kerja dan proyek-proyek bidang pengembangan profesi ditingkat
Kemahasiswaan dan kepemudaan di tingkat Komisariat Komisariat.
4. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah 20. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional dari
penanggungjawab dan koordinator pembentukan fungsionali dan evaluasi kerja dan proyek-proyek di bidang kewanitaan di tingkat Komisariat.
dalam kewirausahaan di tingkat Komisariat serta bertanggungjawab atas 21. Departemen Pembangunan Sumber Daya Perempuan bertugas sebagai
koordinasi dengan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) tingkat Cabang. koordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang sumber daya
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan wanita di tingkat Komisariat.
koordinator kegiatan bidang kewanitaan tingkat Komisariat 22. Departemen Data dan Pustaka bertugas sebagai koordinator operasional dari
6. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam kerja dan proyek-proyek di bidang data dan pustaka di tingkat Komisariat.
bidang data dan pustaka, ketatausahaan, dan penerangan serta hubungan 23. Departemen Penerangan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
organisasi dengan pihak mekstern pada tingkat Komisariat dan proyek-proyek di bidang penerangan di tingkat Komisariat.
7. Wakil Sekum bidang PPPA bertugas atas nama sekretaris umum untuk 24. Departemen Ketatausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
kegiatan PPPA membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat kerja dan proyek-proyek di bidang tata usaha di tingkat Komisariat.
8. Wakil Sekum bidang PTKP bertugas atas nama sekretaris umum untuk 25. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
kegiatan PTKP membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat proyek-proyek di bidang logistik di tingkat Komisariat.
9. Wakil Sekum bidang Kewirausahaan Dan Pengembangan Profesi bertugas 26. Departemen Pengelolaan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator
atas nama sekretaris umum untuk kegiatan kewirausahaan dan operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang sumber dana di tingkat
pengembangan profesi membantu ketua bidangnya di tingkat Komisariat Komisariat.
10. Wakil sekum bidang pemberdayaan perempuan bertugas atas nama sekretaris
umum untuk kegiatan kewanitaan membantu ketua bidangnya di tingkat 6. Wewenang Dan Tanggungjawab Bidang Kerja Pengurus Komisariat
Komisariat Masing-masing bidang dalam pengurus menjalankan wewenang dan tanggung
11. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam jawabnya sesuai:
bidang keuangan dan perlengkapan organisasi pada tingkat Komisariat
12. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum dalam
1. Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
a. Meyelenggarakan pembinaan anggota Komisariat dengan melakukan
Komisariat.
pengawasan terhadap training maupun aktivitas yang diselenggarakan
13. Departemen Diklat PPPA bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
oleh anggota Komisariat.
dan proyek-proyek di bidang perkaderan PPPA di tingkat Komisariat.
b. Melakukan penelitian dan penilaian baik dari segi program maupun
14. Departemen Litbang Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari
edukatif terhadap aktifitas anggota maupun aktifis yang diselenggarakan
kerja dan proyek-proyek di bidang litbang di tingkat Komisariat.
oleh Komisariat.
15. Departemen Data Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari
c. Mengusahakan tindak lanjut dari setiap aktivitas anggota Komisariat atas
kerja dan proyek-proyek di bidang data anggota di tingkat Komisariat.
hasil penilaian pelaksana aktivitas seelumnya yang dilaksanakan anggota
maupun Komisariat.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
374 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 375

pelantikan/serah terima jabatan dari Pengurus Kommisariat Demisioner 2. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan
c. Pengurus Komisariat merupakan lembaga eksekutif dengan tekanan kerja 3. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
dalam hal agama dan pendidikan anggota dalam suatu kesatuan organisasi 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan
satu akademi atau beberapa fakultas di satu universitas. 5. Bidang Administrasi Dan Kesekretariatan
6. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan
2. Tugas Wewenang Pengurus Komisariat
Sesuai yang tercantum dalam Bab II Bagian VIII Pasal 42 Anggaran Rumah 4. Komposisi Personalia Pengurus Koordinator Komisariat
Tangga HMI tugas dan kewajiban Pengurus Komisariat adalah:
a. Pengurus Komisariat baru dapat menjalankan tugasnya setelah dilakukan
Struktur organisasi Pengurus Komisariat diisi dengan personalia yang
pelantikan/serah terima jabatan dengan Pengurus Demsisoner.
memenuhi peryaratan yaitu anggota biasa yang telah mencapai usia keanggotaan
b. Selambat-lambatnya 15 (limabelas) hari setelah personalia Pengurus
1 (satu) tahun dan berprestasi.
Komisariat terbentuk maka Pengurus Komisariat Demisioner mengadakan
serah terima/pelantikan kepada Pengurus Komisariat baru.
Komposisi personalia yang mengisi struktur organisasi Pengurus Komisariat
c. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat (RAK),
adalah:
kebijaksanaan organisasi di tingkat Cabang, dan ketentuan organisasi
1. Ketua Umum
HMI lainnya.
2. Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
d. Menyampaikan 3 (tiga) bulan sekali serta laporan kerja kepengurusan
3. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan Dan Kepemudaan.
kepada Pengurus Cabang dan di tembusan kepada pengurus Korkom.
4. Ketua Bidang Kewirausahaan Dan Pengembangan Profesi
e. Menyelenggarakan RAK
5. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
f. Menyampaikam pertanggungjawaban Pengurus Komisariat pada RAK.
6. Sekretaris Umum
7. Wakil Sekum Bidang PPPA
Laporan tiga bulan seperti poin d di atas adalah disesuaikan dengan pedoman
8. Wakil Sekum Bidang PTKP
sistem pelaporan organisai yang ditetapkan.
9. Wakil Sekum Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
10. Wakil Sekum Bidang Pemberdayaan Perempuan
Segala program yang dilaksanakan oleh Pengurus Komisariat setelah satu
11. Bendahara Umum
tahun masa kepengurusan dipertanggungjawabkan atau dilaporkan kepada forum
12. Wakil Bendahara Umum
RAK.
13. Departemen Diklat Anggota
14. Departemen Litbang Anggota
3. Status Organisasi Pengurus Komisariat
15. Departemen Data Anggota
Bentuk yang digunakan pada Pengurus Komisariat adalah bentuk garis
fungsional dengan Pengurus Cabang HMI. 16. Departemen Perguruan Tingggi Dan Kemahasiswaan
Dalam organisasi yang berbentuk garis dan fungsional, wewenang Ketua 17. Departemen Kepemudaan
Umum didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja 18. Departemen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
yang dipimpin oleh para pemimpin dari setiap organisasi atau bidang-bidang 19. Departemen Kajian Perempuan
kerja yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas 20. Departemen Pembangunan Sumber Daya Perempuan
bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsional tanggugjawab itu 21. Departemen Data Dan Pustaka
dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masing-masing bidang kerja kepada 22. Departemen Penerangan
Ketua Umum. 23. Departemen Ketatausahaan
24. Departemen Logistik
Sturktur organisasi komisariat terdiri: 25. Departemen Pengelolaan Sumber Dana
1. Bidang Penelitian, Pengembangan Anggota Dan Pembinaan Anggota
5. Fungsi Personalia Pengurus Komisariat
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
372 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 373

3. Fungsi dan wewenang Rapat Presidium:


Di samping itu, untuk mengontrol pelaksanaan program dilakukan dalam a. Mengambil keputusan tentang organisasi sehari-hari baik intern
rapat bidang kerja, penjelasan yang lebih terinci dari hal di atas adalah sebagai maupun ekstern.
berikut: b. Mendengarkan informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
organisasi baik intern maupun ekstern.
a. Sidang Pleno c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi
perkembangan organisasi.
1. Dilaksanakan setiap semester kegiatan selama periode berlangsung (pasal
23 ayat e ART HMI) d. Rapat Bidang
2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris Cabang ditambah dengan
Ketua Umum Komisariat, Ketua Korkom dan Ketua Umum Lembaga 1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan.
Pengembangan Profesi di lingkungan Cabang. 2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu
3. Fungsi dan wewenang Sidang Pleno adalah: bulan.
a. Membahas laporan Pengurus Cabang tentang pelaksanaan ketetapan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang:
Konfercab/Muscab setiap semester. a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap
b. Mengambil kebijaksanaan yang mendasar bagi organisasi, baik ke bidang.
dalam maupun keluar. b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap
4. Sidang Pleno dilakukan setidak-tidaknya dua kali dalam satu periode. bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun
segi waktu.
b. Rapat Harian Cabang c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/
kerja berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris Cabang, Ketua Umum Presidium.
KOHATI, Badan Khusus dan Lembaga Pengembangan Profesi tingkat
Cabang. e. Rapat Kerja
2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan,
yakni pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan. 1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris Cabang.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian: 2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.
a. Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil dan 3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja:
ditetapkan oleh Sidang Pleno. a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester.
b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil atau b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk
mempertimbangkan keputusan lainnya. seluruh kegiatan Pengurus Cabang selama satu semester.
c. Mendengar laporan dari seluruh fungsionaris Cabang, dan para Ketua
Umum Badan Khusus. C. PENGURUS KOMISARIAT

c. Rapat Presidium 1. Status Pengurus Komisariat


Sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam Bab II Bagian VIII Pasal 40
1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Anggaran Rumah Tangga HMI Komisariat dalam struktur pimpinan, khususnya
Umum, Wakil Sekretatis Umum, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara program Komisariat adalah sebagai berikut:
Umum. a. Komisariat merupakan organisasi yang dibentuk dalam suatu atau
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu beberapa akademi/fakultas dalam lingkup universitasperguruan tinggi.
bulan yakni, pada hari jum’at dari tiap minggu . Untuk munggu pertama, b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun terhitung sejak
kedua dan ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
370 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 371

dalam masyarakat umum. J. Bidang Keuangan Dan Perlengkapan


6. Mengangkat topik pembahasan keperempuanan dalam kelompok 1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Cabang untuk satu periode
–kelompok diskusi HMI. dan untuk setiap satu semester.
7. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI 2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan
untuk melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia ketentuan organisasi yang berlaku.
KOHATI dalam: 3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi pengeluaran Pengurus Cabang berdasarkan pedoman administrasi
dan peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI. keuangan yang disusun untuk keperluan ini.
b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik 4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk
pelatihan umum maupun khusus. meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota.
c. Meningkatkan intensitas komunikasi KOHATI dengan aparat HMI dan 5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan
alumni. penambahan oerlengkapan organisasi dengan:
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan
8. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya pembinaan organisasi.
personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI serta pembina b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak
partisipasi KOHATI dalam kehidupan keperempuanan khususnya dan dengan kebutuhan organisasi.
masyarakat pada umumnya. c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi.
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan
I. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan organisasi.
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan gedung halama
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat menyurat yang perkantoran.
meliputi:
i. Penyelenggaraan pemrosesan surat masuk. 7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Cabang.
ii. Penyelenggaraan pemrosesan surat keluar
iii. Penyelenggaraan pemrosesan konsep surat keluar Setiap keputusan Pengurus Besar dilakukan secara musyawarah, karena itu
iv. Penyelenggaraan pengetikan dan pengadaan surat. bersifat organisatoris dengan mengikat seluruh aparat HMI. Cara yang demikian
v. Penyelenggaraan pengaturan administrasi pengarsipan. sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat as syuro ayat 38 yang berbunyi:
vi. Penyelenggarakan pengaturan pengarsipan surat.
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan pengolahan, penyusunan, dan Dan (bagi) orang-orang yang yang menerima (mematuhi ) seruan tuhannya
pemeliharaan dokumentasi organisasi, bahan-bahan yang berkenaan dan mendirikan sholat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan
dengan tat inter dan ekstern organisasi. musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi kami berikan kepada mereka dengan begitu setiap keputusan organisatoris pada
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI. dasarnya adalah merupakan mufakat bersama karena setiap personalia aparat
4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan HMI wajib menjunjung tinggi dan melaksanakannya dengan niat luhur dan
ketrampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna penuh tanggungjawab.
meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi
kesekretariatan. Berdasarkan prinsip ini, maka tata susunan tingkat instansi pengambilan
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha keputusan dalam Pengurus Cabang adalah:
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi 1. Sidang Pleno.
kesekretariatan di seluruh aparat HMI. 2. Rapat Harian.
3. Rapat Presidium

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
368 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 369

a. Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (islam) di lingkungan 6. Melaksanakan kegiatan–kegiatan yang mendorong terwujudnya
kampus. kehidupan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.
b. Meningkatkan efektifitas kehidupan masjid kampus dikampus.
c. Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep islam tentang F. Bidang Pemberdayaan Umat
berbagai segi kehidupan masyarakat. 1. Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung terwujudnya hubungan
4. Menyelenggarakan diskusi, simposium dan sebagainya yang berkenaan yang efektif dengan organisasi-organisasi Islam khususnya dengan
dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan umum dan organisasi kemahasiswaan, pelajar dan pemuda Islam.
sistem pendidikan tinggi khususnya di tingkat Cabang. 2. Mengembangkan pola kajian yang kontinu untuk menggali pemikiran
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang yang bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna
partisipasi anggota dan alumni HMI di lingkungan Cabang dalam disumbangkan sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial,
mewujudkan kehidupan kampus umumnya dan dunia kemahasiswaan keagamaan dan politik.
khususnya. 3. Menjalin hubungan intensif untuk menggalang seluruh kekuatan umat
Islam dalam rangka mengembangkan syair Islam serta menjawab
D. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi kebutuhan pemecahan masalah keumatan dan kebangsaan.
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan 4. Melakukan langkah-langkah nyata dalam rangka peningkatan kualitas
fungsinya dan peran Lembaga Pengembangan Profesi, baik sebagai sumber daya umat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
sarana pengembangan profesi anggota maupun wadah dharma bhakti 5. Melakukan advokasi langsung atas hal-hal yang nyata-nyata merugikan
kemasyarakatan HMI di seluruh aparat dalam upaya berperan serta dalam keberadaan umat Islam.
pembangunan.
2. Menyusun program bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi G. Bidang HAM dan Lingkungan Hidup
yang relevan bagi setiap Lembaga Pengembangan Profesi. 1. Megadakan kajian tentang berbagai aspek dalam bidang HAM dan
3 .Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil lingkungan hidup.
pengelola Lembaga Pengembangan Profesi di seluruh aparat antara lain 2. Merumuskan pola dan partisipasi HMI dalam menyikapi bidang HAM dan
dengan : lingkungan hidup.
• Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan pengembangan 3. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan pertisipasi aktif
keterampilan mengelola Lembaga Pengembangan Profesi. dalam merespon isu-isu tentang HAM dan lingkungan hidup.
• Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja
sosial kemasyarakatan. H. Bidang Pemberdayaan Perempuan
4. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara lembaga- 1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sadar jender sebagai salah satu
Lembaga Pengembangan Profesi HMI dengan lembaga lain baik
Pencapaian (achievement) organisasi.
pemerintah maupun swasta.
2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi
5. Mengkampanyekan dan menanamkan etos kemandirian dan kemajuan KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti
kewirausahaan sebagai personalitas anggota HMI pemikiran-pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di
kalangan perempuan, mekanisme dan struktur organisasi yang efektif dan
E. Bidang Partsipasi Pembangunan Daerah lain sebagainya.
1. Pengadaan kajian tentang berbagai aspek pembangunan daerah. 3. Membuat pola perkaderan yang memandang KOHATI sebagai tempat
2. Berpartisipasi aktif dalam usaha pembangunan daerah. perkaderan HMI-wati.
3. Berperan aktif dalam usaha pengentasan daerah. 4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya
4. Melaksanakan kegiatan peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan bersama di kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah
masyarakat. sosial.
5. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, orsospol, ormas, 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
dan lembaga pembangunan masyarakat. wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia keperempuanan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
368 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 369
khususnya

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
366 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 367

kerja dan proyek-proyek di bidang diklat anggota di tingkat cabang. 6. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Cabang
22. Departemen Pengembangan dan Promosi kader bertugas sebagai koordinator
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan dan Masing-masing bidang kerja dalam Pengurus Cabang dalam menjalankan
promosi kader di tingkat cabang. wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
23. Departemen Pembinaan Aparat Organisasi bertugas sebagai koordinator
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang aparat organisasi di tingkat A. Bidang Pembinaan Anggota
cabang.
1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya Badan Pengelola Latihan
24. Departemen Pengembangan Organisasi bertugas sebagai koordinator
2. Mengembangkan model-model pelatihan yang dapat memenuhi
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan organisasi
kebutuhan anggota melalui pilot project, serta mengupayakan tindak lanjut
di tingkat cabang.
atas hasil yang telah diselenggarakan.
25. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
3. Merumuskan dan mengembangkan pola pembinaan anggota yang
koordinator opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perguruan
komprehensif sebagai manifestasi dari konsepsi perkaderan anggota.
tinggi dan kemahasiswaan di tingkat cabang.
4. Dengan bidang lain melakukan penyusunan data base anggota dan
26. Departemen Perintisan Perguruan Tinggi Excellent bertugas sebagai
memanfaatkannya bagi upaya peningkatan kualitas anggota.
coordinator operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang perintisan
5. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan
perguruan tinggi excellent di tingkat cabang.
anggota untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota
27. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator opersional dari kerja
dan proyek-proyek di bidang kepemudaan di tingkat cabang.
B. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
28. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator opersional dari
1. Menyelenggarakan upaya-upaya terbentuknya sikap dan disiplin aparat
kerja dan proyek-proyek di bidang kewirausahaan di tingkat cabang.
terhadap seluruh ketentuan organisasi.
29. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai koordinator opersional
2. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka penyusunan data
dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat
perkembangan aparat secara teratur.
cabang.
3. Mendorong terciptanya mekanisme organisasi secara sehat dinamis serta
30. Departemen Partisipasi Pembangunan Daerah bertugas sebagai koordinator
memberikan ruang gerak yang komprehensif terhadap perkembangan
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang partisipasi pembangunan
aparat organisasi di seluruh Indonesia.
daerah di tingkat cabang.
4. Melakukan standardisasi dan akreditasi kelayakan struktur HMI dari
31. Departemen Pemberdayaan Perempuan bertugas sebagai koordinator
tingkat Pengurus Cabang hingga Komisariat.
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pemberdayaan perempuan
5. Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan dan
di tingkat cabang.
pengembangan potensi serta kualitas organisasi.
32. Departemen Penerangan dan Humas bertugas sebagai koordinator opersional
dari kerja dan proyek-proyek di bidang penerangan dan humas di tingkat
C. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
cabang.
1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi
33. Departemen Administrsi dan Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator
aktif, korektif dan konstruktif dari seluruh anggota dan aumni HMI di
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang administrsi dan
lingkungan Cabang dalam mewujudkan kehidupan kampus yang
kesekretariatan di tingkat cabang.
demokratis selaras dengan kebijaksanaan organisasi secara nasional.
34. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator opersional dari kerja dan
2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI di lingkungan HMI
proyek-proyek di bidang logistik di tingkat cabang.
ikut serta secara aktif meningkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi
35. Departemen Pengolahan Sumber Dana bertugas sebagai koordinator
di tengah kehidupan bermasyarakat.
opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengolahan sumber dana
3. Melakukan kegiatan yang mendorong anggota dan alumni HMI di
di tingkat cabang.
lingkungan Cabang untuk meningkatkan kehidupan beragama dikampus
antara lain dengan :

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
364 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 365

19. Bendahara Umum penanggungjawab dan koordinator kegiatan Kewirausahaan dan


20. Wakil Bendahara Umum Pengembangan Profesi di tingkat Cabang.
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah adalah penanggungjawab dan
Departemen-Departemen koordinator kegiatan partisipasi pembangunan daerah di tingkat Cabang.
21. Departemen Pengkajian Data dan Infomasi Anggota 7. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat adalah penanggungjawab dan koordinator
22. Departemen Diklat Anggota kegiatan pemberdayaan umat di tingkat cabang.
23. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader 8. Ketua Bidang HAM dan Lingkungan Hidup adalah penanggungjawab dan
24. Departemen Pembinaan Aparat Organisasi koordinator kegiatan HAM dan Lingkungan Hidup di tingkat Cabang.
25. Departemen Pengembangan Organisasi 9. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggungjawab dan
26. Departemen Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan koordinator kegiatan keperempuanan di tingkat Cabang.
27. Departemen Perintisan Perguruan Tinggi Excellent 10. Sekretaris Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam
28. Departemen Kepemudaan bidang data dan pustaka, ketat usahaan, dan penerangan serta hubungan
29. Departemen Kewirausahaan organisasi dengan pihak mekstern di tingkat cabang.
30. Departemen Pengembangan Profesi 11. Wakil Sekretaris Umum PA bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
31. Departemen Partisipasi Pembangunan Daerah kegiatan PA membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
32. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan 12. Wakil sekretaris umum PAO bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
33. Departemen Hubungan Lembaga Islam kegiatan PAO membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
34. Departemen HAM 13. Wakil Sekretaris Umum PTKP bertugas atas nama Sekretaris Umum untuk
35. Departemen Lingkungan Hidup kegiatan PTKP membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
36. Departemen Kajian Perempuan 14. Wakil Sekretaris Umum Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi bertugas
37. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan atas nama Sekretaris Umum untuk kegiatan Kewirausahaan dan
38. Departemen Penerangan dan Humas Pengembangan Profesi membantu Ketua Bidangnya di tingkat cabang.
39. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan 15. Wakil Sekretaris Umum partisipasi pembangunan daerah bertugas atas nama
40. Departemen Logistik Sekretaris Umum untuk kegiatan ppd membantu Ketua Bidangnya di tingkat
41. Departemen Pengolahan Sumber Dana. cabang.
16. Wakil Sekretaris Umum pemberdayaan umat bertugas atas nama Sekretaris
5. Fungsi Personalia Pengurus Cabang Umum untuk kegiatan pemberdayaan umat membantu Ketua Bidangnya di
tingkat cabang.
Masing-masing personalia Pengurus Cabang menjalankan fungsinya sebagai 17. Wakil Sekretaris Umum pemberdayaan perempuan bertugas atas nama
berikut: Sekretaris Umum untuk kegiatan pemberdayaan perempuan membantu ketua
1. Ketua Umum adalah penanggungjawab dan kordinator umum dalam bidangnya di tingkat cabang.
melaksanakan tugas-tugas ekstern dan intern organisasi yang bersifat umum 18. Bendahara Umum adalah penanggungjawab dan koordinator kegiatan
pada tingkat Cabang. dibidang administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota adalah penanggungjawab dan koordinator cabang.
kegiatan pembinaan anggota di tingkat Cabang. 19. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama Bendahara Umum dalam
3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi adalah penanggungjawab dan mengelola administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
koordinator kegiatan pembinaan aparat organisasi pada tingkat Cabang. cabang.
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan adalah 20. Departemen Pengkajian Data dan Infomasi anggota bertugas sebagai
penanggungjawab dan koordinator kegiatan dalam bidang perguruan tinggi, koordinator opersional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian
kemahasiswaan dan kepemudaan di tingkat Cabang. data dan informasi di tingkat cabang.
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah 21. Departemen Diklat Anggota bertugas sebagai koordinator operasional dari

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
362 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 363

- Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang, e) Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah


serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh f) Bidang Pemberdayaan Umat
Pengurus Besar atau Pengurus Badko.
g) Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
h) Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
mengesahkan kepengurusannya.
i) Bidang Keuangan dan Perlengkapan
- Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
- Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
4. Komposisi Personalia Pengurus Cabang
- Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat)
bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
Format Pengurus Cabang sedapat-dapatnya disesuaikan dengan formasi
- Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu
Pengurus Besar seperti tercantum dalam pasal 29 Anggaran Rumah Tangga HMI.
sekali, selama periode berlangsung.
Struktur organisasi Pengurus Cabang diisi dengan personalia yang memenuhi
- Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali
persyaratan yang ditetapkan dalam Bab II bagian VI pasal 29 b Anggaran Rumah
dalam sebulan.
Tangga HMI, yakni anggota biasa yang bertaqwa kepada Allah SWT, dapat
- Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali
membaca Al-Qur’an, tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi, dinyatakan lulus
kepada Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
LK II, pernah menjadi Pengurus Komisariat dan/atau Korkom dan tidak menjadi
- Mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan 2 (dua) orang
personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya kecuali jabatan Ketua
mide Formateur yang dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan suara
Umum.
terbanyak dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan
Formateur/ Ketua Umum Korkom.
Komposisi personalia yang mengisi struktur Pengurus Cabang adalah:
- Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah
Daerah.
1. Ketua Umum
- Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Cabang.
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa
3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
melalui Konferensi/Musyawarah Cabang.
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
3. Struktur Organisasi Pengurus Cabang
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah
7. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat
Ditinjau dari struktur organisasi, maka bentuk organisasi yang
8. Ketua Bidang HAM dan Lingkungan Hidup
dipertanggungjawabkan Pengurus Cabang adalah bentuk garis dan fungsional,
9. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
sama dengan Pengurus Besar HMI.
Dalam organisasi yang berbentuk garis dan fungsional, wewenang Ketua
Umum didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja 10. Sekretaris Umum
yang dipimpin oleh para Ketua dari setiap bidang-bidang kerja yang mempunyai 11. Wakil Sekretaris Umum Pembinaan Anggota
wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing- 12. Wakil Sekretaris Umum Pembinaan Aparat Organisasi
masing. Kemudian secara fungsional tanggung jawab itu dipertanggungjawabkan 13. Wakil Sekretaris Umum Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan
oleh Ketua masing-masing bidang kerja kepada Ketua Umum. 14. Wakil Sekretaris Umum Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
Struktur organisasi Cabang sesuai dengan pembidanggannya adalah: 15. Wakil Sekretaris Umum Partisipasi Pembangunan Daerah
a) Bidang Pembinaan Anggota. 16. Wakil Sekretaris Umum Pemberdayaan Umat
b) Bidang Pembinaan Aparat Organisasi 17. Wakil Sekretaris Umum HAM dan Lingkungan Hidup
c) Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan. 18. Wakil Sekretaris Umum Pemberdayaan Perempuan
d) Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
360 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 361

Badan Khusus. Sesuai dengan ketentuan yang termaksud dalam Bagian VI pasal 28
Anggaran Rumah Tangga Himpunan Mahasiswa Islam mengenai status Pengurus
c. Rapat Presidium Cabang dalam struktur pimpinan khususnya status Pengurus Cabang adalah:
- Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
1. Rapat Presidium dihadiri oleh Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau Ibukota Propinsi/
Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi.
Umum. - Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
2. Rapat Presidium dilaksanakan setidak-tidaknya empat kali dalam satu bulan kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara dan Kota Besar
yakni pada hari Jum’at dari tiap minggu. Untuk minggu pertama, kedua dan lainnya di Negara tersebut yang terdapat banyak Mahasiswa Muslim.
ketiga diintegrasikan ke dalam Rapat Harian. - Masa jabatan Pengurus Cabang adalah satu tahun semenjak pelantikan/
3. Fungsi dan wewenang rapat presidium: serah terima jabatan dari Pengurus Demisioner.
a. Mengambil keputusan tentang organisasi sehari-hari baik intern maupun
ekstern. 2. Tugas dan Wewenang Pengurus Cabang
b. Mendengarkan informasi tentang perkembangan dari berbagai aspek
organisasi baik intern maupun ekstern. Sesuai dengan aturan yang tercantum pada Bagian VI pasal 30 Anggaran Rumah
c. Mengevaluasi perkembangan ekstern organisasi dan dampaknya bagi Tangga HMI, tugas dan wewenang Pengurus Cabang ialah:
perkembangan organisasi. - Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang,
serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh
d. Rapat Bidang Pengurus Besar atau Pengurus Badko.
- Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
1. Rapat Bidang dihadiri oleh aparat bidang yang bersangkutan. mengesahkan kepengurusannya.
2. Rapat Bidang diselenggarakan setidak-tidaknya satu kali dalam satu bulan. - Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
3. Fungsi dan wewenang Rapat Bidang: - Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
a. Mengontrol pelaksanaan proyek/kerja yang dilakukan oleh setiap bidang. - Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4 (empat)
b. Membuat penyesuaian terhadap pelaksanaan proyek/kerja dari setiap bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
bidang yang mengalami perubahan baik dalam segi teknis maupun waktu. - Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu
c. Menyusun langkah-langkah teknis untuk menyelenggarakan proyek/kerja sekali, selama periode berlangsung.
berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh rapat. - Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu) kali
dalam sebulan.
e. Rapat Kerja - Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada
Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
1. Rapat Kerja dihadiri oleh semua fungsionaris PB HMI. - Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan 2
2. Rapat Kerja dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. (dua) orang mide Formateur dari 3 (tiga) calon Anggota Formateur
3. Fungsi dan wewenang Rapat Kerja: Korkom yang dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan memperhatikan
a. Menyusun jadwal aktivitas/rencana kerja untuk satu semester presidium. suara terbanyak dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang
b. Menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran untuk seluruh diusulkan Formateur/Ketua Umum Korkom.
kegiatan Pengurus Besar selama satu semester - Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah
Daerah.
B. PENGURUS CABANG - Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah Cabang.
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa
1. Status Pengurus Cabang melalui Konferensi/Musyawarah Cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
358 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 359

2. Rapat Harian.
L. Bidang Keuangan dan Perlengkapan 3. Rapat Presidium

1. Menyusun anggaran dan pengeluaran Pengurus Besar untuk satu periode dan Di samping itu, untuk mengontrol pelaksanaan program dilakukan dalam rapat
untuk setiap semester. bidang kerja, penjelasan yang lebih terinci dari hal di atas adalah sebagai berikut:
2. Mengelola sumber-sumber penerimaan organisasi sesuai dengan ketentuan
organisasi yang berlaku. a. Sidang Pleno
3. Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran Pengurus Besar berdasarkan pedoman administrasi keuangan 1. Dilaksanakan setiap semester kegiatan selama periode berlangsung (pasal 22
yang disusun untuk keperluan ini. ayat d ART HMI)
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong seluruh aparat HMI untuk 2. Sidang Pleno dihadiri oleh seluruh fungsionaris PB HMI, Ketua Umum
meningkatkan sumber dana intern khususnya dari iuran anggota. Badko seluruh Indonesia dan/ atau Ketua Umum Pengurus Cabang seluruh
5. Mengatur dan mengurus pengamanan, pemeliharaan, perbaikan dan Indonesia, Ketua Umum Badan Khusus setingkat Pengurus Besar.
penambahan perlengkapan organisasi dengan: 3. Fungsi dan wewenang sidang Pleno adalah:
a. Setiap kali mengadakan kontrol terhadap pemakaian peralatan organisasi. a. Membahas laporan Pengurus Besar tentang pelaksanaan ketetapan
b. Mengusahakan penambahan perlengkapan organisasi sesuai atau tidak Kongres setiap semester.
dengan kebutuhan organisasi. b. Membahas laporan pertanggungjawaban Pengurus Badan Koordinasi
c. Menyusun daftar inventarisasi organisasi. HMI seluruh Indonesia.
d. Mengatur perawatan dan pemeliharaan seluruh perlengkapan organisasi. c. Membahas laporan pertanggungjawaban pengurus badan-badan khusus
e. Mengatur dan mengurus kebersihan dan keindahan halaman gedung tingkat Pengurus Besar.
perkantoran. d. Membahas dan mengesahkan hasil sidang Majelis Pengawas dan
Konsultasi Kongres.
e. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi, baik
7. Instansi Pengambilan Keputusan Pengurus Besar ke dalam maupun ke luar.
f. Menetapkan pedoman-pedoman pokok organisasi sebagaimana yang
A. PENGURUS BESAR tercantum dalam AD/ ART.
Setiap keputusan Pengurus Besar dilakukan secara musyawarah, karena itu
bersifat organisatoris dengan mengikat seluruh aparat HMI. Cara yang demikian b. Rapat Harian
sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat asy-Syuro ayat 38 yang berbunyi:
1. Rapat Harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris PB HMI, Badan Khusus dan
Dan (bagi) orang-orang yang yang menerima (mematuhi ) seruan Tuhan-nya Lembaga Pengembangan Profesi Nasional.
dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah 2. Rapat Harian dilaksanakan setidak-tidaknya dua kali dalam satu bulan, yakni
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang kami berikan pada hari jumat dalam minggu pertama, ketiga setiap bulan.
kepada mereka.
3. Fungsi dan wewenang Rapat Harian:
Dengan begitu setiap keputusan organisatoris pada dasarnya adalah a. Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil dan ditetapkan
merupakan mufakat bersama karena setiap personalia aparat HMI wajib oleh Sidang Pleno.
menjunjung tinggi dan melaksanakannya dengan niat luhur dan penuh b. Mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil
tanggungjawab. atau ditetapkan oleh presidium dan untuk kemudian mengambil dan
Berdasarkan prinsip ini, maka tingkat instansi pengambilan keputusan dalam mempertimbangkan keputusan selanjutnya.
Pengurus Besar adalah: c. Mendengar laporan dari seluruh fungsionaris PB dan para Ketua Umum
1. Sidang Pleno.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
356 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 357

kerjasama secara nasional antara lain : 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas HMI-
a. Menjalin dan membina hubungan yang harmonis dengan organisasi- wati sesuai dengan tingkat perkembangan dunia keperempuanan khususnya
organisasi mahasiswa di tingkat nasional dalam upaya menumbuhkan dalam masyarakat umum.
kesadaran tanggung jawab bersama untuk mewujudkan cita-cita bangsa. 6. Mengangkat topik pembahasan keperempuanan dalam kelompok-kelompok
b. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan badan-badan studi keislaman diskusi HMI.
untuk melakukan penelitian masyarakat dalam upaya menghasilkan 7. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong KOHATI untuk
pikiran-pikiran yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan umat dan melakukan sosialisasi organisasi dan pembinaan terhadap personalia
bangsa. KOHATI dalam:
c. Meningkatkan hubungan kerjasama di bidang ilmu dan pengetahuan a. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan anggota terhadap fungsi dan
untuk meningkatkan kematangan intelektual anggota. peranan KOHATI sebagai badan khusus HMI.
2. Melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kerjasama Internasional b. Mendorong HMI-wati untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik pelatihan
antara lain dengan: umum maupun khusus.
a. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan hubungan c. Meningkatkan intensitas komunikasi KOHATI dengan aparat HMI dan
kerjasama dengan organisasi mahasiswa Internasional, terutama dalam hal alumni.
bidang studi bersama mengenai usaha-usaha perdamaian dunia 8. Melakukan berbagai aktifitas lainnya yang menunjang upaya pembinaan
berdasarkan kedaulatan dan kemerdekaan masing-masing negara. personalia KOHATI, pembinaan operasional KOHATI serta pembina
b. Melakukan aktifitas yang dapat meningkatkan dan mengokohkan partisipasi KOHATI dalam kehidupan keperempuanan khususnya dan
ukhuwah islamiyah dengan organisasi-organisasi mahasiswa Islam dalam masyarakat pada umumnya.
upaya meningkatkan dakwah Islamiyah serta memajukan kehidupan umat
Islam secara keseluruhan. K. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
c. Mengambil peranan aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan
oleh wadah-wadah mahasiswa internasional, khususnya wadah Islam
1. Melakukan pengaturan tata-cara pengelolaan surat-menyurat yang meliputi
sedunia.
penyelenggaraan:
d. Menyelenggarakan berbagai aktifitas untuk memperkenalkan HMI pada
a. Surat masuk.
berbagai forum mahasiswa Internasional, melalui keterlibatan langsung
b. Surat keluar.
dalam berbagai bentuk aktifitas maupun melalui media penerbitan.
c. Pengetikan dan pengadaan surat.
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan
d. Pengaturan administrasi pengarsipan.
hubungan nasional maupun internasional.
e. Pengaturan pengarsipan surat.
J. Bidang Pemberdayaan Perempuan
2. Melakukan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyusunan dan
pemeliharaan dokumentasi organisasi serta bahan-bahan yang berkenaan
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan sadar gender sebagai salah satu pencapaian
dengan intern dan ekstern organisasi.
(achievement) organisasi.
3. Mengatur penyelenggaraan produksi atau reproduksi dari dokumentasi
2. Merumuskan pemikiran-pemikiran kualitatif yang bermanfaat bagi kemajuan
organisasi yang perlu disampaikan kepada seluruh aparat HMI.
KOHATI dan sesama organisasi perempuan lainnya, seperti pemikiran-
4. Menyelenggarakan aktifitas yang dapat menambah pengetahuan dan
pemikiran tentang peningkatan kualitas kepemimpinan di kalangan
keterampilan personil bidang kesekretariatan di seluruh aparat HMI guna
perempuan, mekanisme dan struktur organisasi yang efektif dan lain
meningkatkan kelancaran dan mutu kerja dalam bidang administrasi dan
sebagainya.
kesekretariatan.
3. Membuat pola perkaderan yang memandang KOHATI sebagai tempat
5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mendukung usaha
perkaderan HMI-wati.
perbaikan peningkatan dan penyempurnaan cara kerja administrasi dan
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan upaya bersama di
kesekretariatan di seluruh aparat HMI.
kalangan perempuan dalam menanggulangi berbagai masalah sosial.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
354 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 355

untuk meningkatkan kehidupan beragama di kampus antara lain dengan: a. Mendorong seluruh aparat HMI untuk melakukan latihan pengembangan
a) Memprakarsai kegiatan-kegiatan agama (Islam) di lingkungan kampus.
b) Meningkatkan efektivitas kehidupan Masjid kampus.
c) Melakukan diskusi-diskusi untuk meningkatkan konsep Islam tentang
berbagai seri kehidupan masyarakat.
d) Menyelenggarakan diskusi, seminar, simposium dan sebagainya yang
berkenaan dengan pengkajian terhadap penyempurnaan sistem pendidikan
umumnya dan sistem pendidikan tinggi khususnya.
e) Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang
partisipasi anggota dan alumni HMI dalam mewujudkan kehidupan
kampus umumnya dan dunia kemahasiswaan khususnya.

D. Bidang Pemberdayaan Umat

1. Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung terwujudnya hubungan yang


efektif dengan organisasi-organisasi Islam khususnya dengan organisasi
kemahasiswaan, pelajar dan pemuda Islam.
2. Mengembangkan pola kajian yang kontinyu untuk menggali pemikiran yang
bermanfaat dalam berbagai segi kehidupan umat Islam guna disumbangkan
sebagai kontribusi gagasan pada lembaga-lembaga sosial, keagamaan dan
politik.
3. Menjalin hubungan intensif untuk menggalang seluruh kekuatan umat Islam
dalam rangka mengembangkan syiar Islam serta menjawab masalah
keumatan dan kebangsaan.
4. Melakukan langkah-langkah nyata dalam rangka peningkatan kualitas sumber
daya umat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
5. Melakukan advokasi langsung atas hal-hal yang nyata-nyata merugikan
keberadaan umat Islam.

E. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi

1. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan fungsinya


dan peran Lembaga Pengembangan Profesi, baik sebagai sarana
pengembangan profesi anggota maupun wadah dharma bhakti
kemasyarakatan HMI di seluruh aparat dalam upaya berperan serta dalam
pembangunan.
2. Menyusun program bidang kewirausahaan dan pengembangan profesi yang
relevan bagi setiap Lembaga Pengembangan Profesi.
3. Melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas personil
pengelola Lembaga Pengembangan Profesi di seluruh aparat antara lain
dengan
:
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
354 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 355
keterampilan mengelola Lembaga Pengembangan Profesi.
b. Mendorong seluruh aparat HMI untuk menyelenggarakan kerja-kerja
sosial kemasyarakatan.
4. Mengusahakan hubungan kerja sama secara kelembagaan antara
lembaga- Lembaga Pengembangan Profesi HMI dengan lembaga lain
baik pemerintah maupun swasta.
5. Mengkampanyekan dan menanamkan etos kemandirian dan
kewirausahaan sebagai personalitas anggota HMI.

F. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional

1. Mengadakan kajian-kajian tentang berbagai aspek pembangunan nasional.


2. Merumuskan pola dan bentuk partisipasi HMI dalam pembangunan nasional.
3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga
negara, orsospol, ormas dan lembaga pengembangan masyarakat.

G. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup

1. Mengadakan kajian-kajian tentang pengelolaan sumber daya alam, dan


lingkungan hidup berkembang di Indonesia.
2. Melakukan penyikapan terhadap pengelolaan sumber daya alam, dan
lingkungan hidup yang berkembang di Indonesia.
3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga
negara, Orsospol, Ormas dan lembaga pengembangan masyarakat
dalam rangka meningkatkan perannya dalam bidang pengelolaan SDA
dan Lingkungan Hidup.

H. Bidang Hukum dan HAM

1. Mengadakan kajian-kajian tentang pengelolaan Hukum dan HAM


yang berkembang di Indonesia.
2. Melakukan penyikapan terhadap masalah Hukum dan HAM yang
berkembang di Indonesia.
3. Meningkatkan kerjasama/hubungan dengan pemerintah, lembaga
negara, Orsospol, Ormas dan lembaga pengembangan masyarakat
dalam rangka meningkatkan perannya dalam bidang Hukum dan
HAM.

I. Bidang Hubungan Internasional

1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan hubungan


dan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
352 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 353

35. Departemen Pengkajian Masalah Pembangunan bertugas sebagai koordinator 6. Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Pengurus Besar
operasional dari kerja dan proyek di bidang pengkajian masalah
pembangunan di tingkat nasional.
Masing-masing bidang kerja dalam Pengurus Besar dalam menjalankan
36. Departemen Program Perintis Pembangunan bertugas sebagai koordinator
wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
operasional dari kerja dan proyek di bidang perintis pembangunan di tingkat
nasional.
A. Bidang Pembinaan Anggota
37. Departemen Kajian Internasional bertugas sebagai koordinator operasional
1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya Badan Pengelola Latihan
dari kerja dan proyek di bidang kajian internasional.
2. Mengembangkan model-model pelatihan yang dapat memenuhi kebutuhan
38. Departemen Hubungan Lembaga Internasional bertugas sebagai koordinator
anggota melalui pilot project, serta mengupayakan tindak lanjut atas hasil
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga internasional
yang telah diselenggarakan.
di tingkat nasional.
3. Merumuskan dan mengembangkan pola pembinaan anggota yang
39. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan bertugas sebagai koordinator
komprehensif sebagai manifestasi dari konsepsi perkaderan anggota.
operasional dari kerja dan proyek di bidang Pemberdayaan Umat tingkat
4. Dengan bidang lain melakukan penyusunan data base anggota dan
nasional.
memanfaatkannya bagi upaya peningkatan kualitas anggota.
40. Departemen Hubungan antar Lembaga Islam bertugas sebagai koordinator
5. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka pembinaan anggota
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga Islam di
untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota.
tingkat nasional.
41. Departemen Pengelolaan SDA bertugas sebagai koordinator operasional dari
B. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
kerja dan proyek di bidang Pengelolaan SDA di tingkat nasional.
42. Departemen Lingkungan Hidup bertugas sebagai koordinator operasional dari
1. Menyelenggarakan upaya-upaya terbentuknya sikap dan disiplin aparat
kerja dan proyek di bidang Lingkungan Hidup di tingkat nasional.
terhadap seluruh ketentuan organisasi.
43. Departemen Hukum bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
2. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka penyusunan data perkembangan
proyek di bidang Hukum di tingkat nasional.
aparat secara teratur.
44. Departemen HAM bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
3. Mendorong terciptanya mekanisme organisasi secara sehat dinamis serta
proyek di bidang HAM di tingkat nasional.
memberikan ruang gerak yang komprehensif terhadap perkembangan aparat
45. Departemen Kajian Perempuan bertugas sebagai koordinator operasional dari
organisasi di seluruh Indonesia.
kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga Islam di tingkat nasional.
4. Melakukan standardisasi dan akreditasi kelayakan struktur HMI dari tingkat
46. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan bertugas sebagai koordinator
Pengurus Besar hingga Cabang.
operasional dari kerja dan proyek di bidang hubungan lembaga perempuan di
5. Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan dan
tingkat nasional.
pengembangan potensi serta kualitas organisasi.
47. Departemen Penerangan dan Humas bertugas sebagai koordinator
operasional dari kerja dan proyek di bidang penerangan humas di tingkat
C. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda
nasional.
48. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan bertugas sebagai koordinator
1. Meyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan partisipasi
operasional dari kerja dan proyek di bidang administrasi dan kesekretariatan
aktif, korektif dan konstruktif dari seluruh anggota dan alumni HMI dalam
di tingkat nasional.
mewujudkan kehidupan kampus demokratis.
49. Departemen Logistik bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja dan
2. Mengusahakan agar para anggota dan alumni HMI ikut serta secara aktif
proyek di bidang logistik di tingkat nasional.
meningkatkan fungsi dan peranan perguruan tinggi di tengah-tengah
50. Departemen Pengembangan Sumber Dana (PSD) bertugas sebagai
kehidupan masyarakat.
koordinator operasional dari kerja dan proyek di bidang PSD di tingkat
nasional.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong anggota dan alumni HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
350 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 351

4. Ketua Bidang PTKP adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan tingkat nasional.
dalam bidang perguruan tinggi, kemahasiswaan dan kepemudaan di tingkat 20. Wakil Sekjen Bidang Hukum dan HAM bertugas atas nama Sekretaris
nasional. Jenderal untuk kegiatan Hukum dan HAM membantu ketua bidangnya di
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi adalah penanggung tingkat nasional.
jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang Kewirausahaan dan 21. Wakil Sekjen Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup bertugas atas
Pengembangan Profesi di tingkat nasional. nama Sekretaris Jenderal untuk kegiatan Pengelolaan SDA dan Lingkungan
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional adalah penanggung jawab Hidup membantu ketua bidangnya di tingkat nasional.
dan koordinator kegiatan dalam bidang partisipasi pembangunan di tingkat 22. Wakil Sekjen Bidang Pemberdayaan Perempuan bertugas atas nama
nasional. Sekretaris Jenderal untuk kegiatan Pemberdayaan Perempuan membantu
7. Ketua Bidang HI adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan dalam ketua bidangnya di tingkat nasional.
bidang hubungan internasional. 23. Bendahara Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan di
8. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat adalah adalah penanggung jawab dan bidang keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat nasional.
koordinator kegiatan dalam bidang komunikasi umat di tingkat nasional. 24. Wakil Bendahara Umum bertugas atas nama bendahara umum dalam
9. Ketua Bidang Hukum dan HAM adalah penanggung jawab dan koordinator pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat
kegiatan dalam bidang Hukum dan HAM di tingkat nasional. nasional.
10. Ketua Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup adalah penanggung 25. Departemen Perlengkapan Data dan Informasi sebagai koordinator
jawab dan koordinator kegiatan dalam bidang SDA dan Lingkungan Hidup di operasional dari kerja dan proyek-proyek di bidang pengkajian data dan
tingkat nasional. informasi.
11. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan adalah penanggung jawab dan 26. Departemen Litbang Kader bertugas sebagai koordinator operasional dari
koordinator kegiatan dalam bidang pemberdayaan perempuan di tingkat kerja dan proyek di bidang penelitian dan pengembangan kader.
nasional. 27. Departemen Diklat PA bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
12. Sekretaris Jenderal adalah penanggung jawab dan koordinator dalam bidang dan proyek di bidang diklat PA di tingkat nasional.
data pustaka, ketatausahaan dan penerangan serta hubungan organisasi pihak 28. Departemen Pengembangan dan Promosi kader bertugas sebagai koordinator
ekstern di tingkat nasional maupun internasional. operasional dari kerja dan proyek di bidang pengembangan dan promosi
13. Wakil Sekjen Bidang PA bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk kader di tingkat nasional.
kegiatan PA membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. 29. Departemen Pendayagunaan Aparatur Organisasi bertugas sebagai
14. Wakil Sekjen Bidang PAO bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk koordinator operasional dari kerja dan proyek di bidang pendayagunaan
kegiatan PAO membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. aparatur organisasi di tingkat nasional.
15. Wakil Sekjen Bidang PTKP bertugas atas nama Sekretaris Jenderal untuk 30. Departemen Pengembangan Organisasi bertugas sebagai koordinator
kegiatan PTKP membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. operasional dari kerja dan proyek di bidang pengembangan organisasi di
16. Wakil Sekjen Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi bertugas tingkat nasional.
atas nama Sekretaris Jenderal untuk kegiatan kewirausahaan dan 31. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan bertugas sebagai
pengembangan profesi membantu ketua bidangnya di tingkat nasional. koordinator operasional dari kerja dan proyek di bidang PTK di tingkat
17. Wakil Sekjen Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional bertugas atas nama nasional.
Sekretaris Jenderal untuk kegiatan PPN membantu ketua bidangnya di tingkat 32. Departemen Kepemudaan bertugas sebagai koordinator operasional dari kerja
nasional. dan proyek di bidang kepemudaan di tingkat nasional.
18. Wakil Sekjen Bidang Hubungan Internasional bertugas atas nama Sekretaris 33. Departemen Kewirausahaan bertugas sebagai koordinator operasional dari
Jenderal untuk kegiatan hubungan internasional membantu ketua bidangnya kerja dan proyek di bidang pengembangan profesi di tingkat nasional.
di tingkat nasional. 34. Departemen Pengembangan Profesi bertugas sebagai koordinator operasional
19. Wakil Sekjen Bidang Pemberdayaan Umat bertugas atas nama Sekretaris dari pembinaan profesi untuk peningkatan profesionalisme anggota dan
Jenderal untuk kegiatan pemberdayaan umat membantu ketua bidangnya di kader.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
348 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 349

Keterangan : DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
Garis Instruktif = 25. Departemen Pengkajian Data & Informasi
Garis Hub Koordinatif = 26. Departemen Litbang Kader
Gris Aspiratif = 27. Departemen Diklat Anggota
28. Departemen Pengembangan dan Promosi Kader
29. Departemen Pendayagunaan Aparat
4. Komposisi Personalia
30. Departemen Pengembangan Organisasi
31. Departemen Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan
Komposisi Personalia Pengurus Besar HMI diisi oleh anggota biasa yang
32. Departemen Kepemudaan
memenuhi persyaratan sebagaimana Bagian IV Pasal 21 ART HMI disusun
33. Departemen Kewirausahaan
dalam formasi sebagai berikut:
34. Departemen Pengembangan Profesi
35. Departemen Pengkajian Masalah Pembangunan
36. Departemen Program Perintis Pembangunan
1. KETUA UMUM
37. Departemen Kajian Internasional
2. Ketua Bidang Pembinaan Anggota
38. Departemen Hubungan Lembaga Internasional
3. Ketua Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
39. Departemen Pengkajian Masalah Keumatan
4. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
40. Departemen Hubungan Lembaga Islam
5. Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
41. Departemen Pengelolaan SDA
6. Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
42. Departemen Lingkungan Hidup
7. Ketua Bidang Hubungan Internasional
43. Departemen Hukum
8. Ketua Bidang Pemberdayaan Umat
44. Departemen HAM
9. Ketua Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
45. Departemen Kajian Perempuan
10. Ketua Bidang Hukum dan HAM
46. Departemen Hubungan Lembaga Perempuan
11. Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
47. Departemen Penerangan dan Humas
48. Departemen Administrasi dan Kesekretariatan
12. SEKRETARIS JENDERAL
49. Departemen Logistik
13. Wakil Sekjen Pembinaan Anggota
50. Departemen Pengembangan Sumber Dana
14. Wakil Sekjen Pembinaan Aparat Organisasi
15. Wakil Sekjen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
Hubungan struktur di atas dapat dilihat pada bagan berikut :
16. Wakil Sekjen Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
17. Wakil Sekjen Partisipasi Pembangunan Nasional
5. Fungsi Personalia Pengurus Besar
18. Wakil Sekjen Hubungan Internasional
19. Wakil Sekjen Pemberdayaan Umat
Masing-masing personalia Pengurus Besar menjalankan fungsinya sebagai
20. Wakil Sekjen Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
berikut :
21. Wakil Sekjen Hukum dan HAM
1. Ketua Umum adalah penangung jawab dan koordinator umum dalam
22. Wakil Sekjen Pemberdayaan Perempuan
pelaksanaan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum
pada tingkat nasional maupun internasional.
23. BENDAHARA UMUM 2. Ketua Bidang PA adalah Penanggung Jawab dan Koordinator kegiatan
24. Wakil Bendahara Umum pembinaan anggota di tingkat nasional.
3. Ketua Bidang PAO adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan
pembinaan aparat organisasi di tingkat nasional.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
346 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 347

- Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal dua minggu 2. Bidang Pembinaan Aparat Organisasi
sekali, selama periode berlangsung. 3. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan
- Memfasilitasi sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar
4. Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi
dalam rangka menyiapkan draft materi Kongres atau sidang Majelis
5. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar lainnya ketika diminta.
6. Bidang Hubungan Internasional
- Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota melalui
7. Bidang Pemberdayaan Umat
Kongres.
8. Bidang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup
- Mengesahkan Pengurus Badko.
9. Bidang Hukum dan HAM
- Menerima laporan kerja Pengurus Badko.
10. Bidang Pemberdayaan Perempuan
- Menaikkan dan menurunkan status Badko dan Cabang berdasarkan
11. Bidang Keuangan dan Perlengkapan
evaluasi perkembangan Badko dan Cabang.
12. Bidang Administrasi Kesekretariatan
- Mengesahkan Pengurus Cabang dan mengesahkan pemekaran Cabang
berdasarkan rekomendasi Konfercab Induk dan menetapkan pembentukan
Cabang Persiapan berdasarkan usulan Daerah/ Pleno Badko.
- Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap anggota/ PENGURUS BESAR
pengurus. MPK PB Kongres

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuan-satuan BADAN-BADAN KHUSUS PB HMI
organisasi atau bidang-bidang kerja yang di dalamnya terdapat pimpinan, MUSDA BADKO HMI MUNAS
wewenang dan tanggungjawab serta pada masing-masing personel dalam
totalitas organisasi.

Lazimnya struktur organisasi akan kelihatan semakin jelas dan tegas, apabila PENGURUS CABANG KONFRESI CABANG/MUSCAB
digambarkan dalam bagan struktur organisasi. Ditinjau dari struktur organisasi MPK PC
maka bentuk organisasi yang dipergunakan dalam Pengurus Besar HMI adalah
bentuk organisasi fungsional.
BADAN-BADAN KHUSUS HMI MUSYAWARAH
CABANG LEMBAGA
Dalam organisasi yang berbentuk fungsional, wewenang dari Ketua Umum
didelegasikan kepada satuan-satuan organisasi atau bidang-bidang kerja yang MUSKOM KORKOM
dipimpin oleh para Ketua, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.

Pimpinan dari setiap satuan organisasi atau bidang kerja itu mempunyai PENGURUS KOMUSARIAT
wewenang dan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing- MPK PK RAK
masing. Kemudian secara fungsional tanggungjawab itu dipertanggungjawabkan
oleh pimpinan masing-masing kepada Ketua umum.

Struktur organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan ANGGOTA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
pembanding dalam program kerja nasional, terdapat 12 bidang utama :
1. Bidang Pembinaan Anggota

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
344 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 345

PEDOMAN KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Tujuan suatu organisasi hanya dapat diwujudkan dengan usaha-usaha yang


teratur, terencana dan kebijaksanaan yang dilingkupi dengan taufiq dan hidayah
Allah SWT.

Salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk menciptakan


penyelenggaraan usaha-usaha yang demikian itu adalah Pedoman Kepengurusan
yang mendukung ke arah tujuan tersebut. Adanya keharusan untuk bekerja
secara terstruktur dan rapi adalah sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam Surat
ash-Shaff ayat 4 yang artinya :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya


dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang
tersusun kokoh”

1. STRUKTUR PIMPINAN

PENGURUS BESAR

1. Status Pengurus
Sesuai dengan ketentuan yang termaksud pada Bagian IV Pasal 20 ART HMI
mengenai status PB HMI dalam struktur pimpinannya adalah sebagai berikut :
a. Pengurus Besar adalah badan/instansi kepemimpinan tertinggi organisasi.
b. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan/
serah terima jabatan dari Pengurus Besar Demisioner.

2. Tugas dan Wewenang


Sesuai dengan Bagian IV Pasal 22 ART HMI, tugas dan wewenang PB HMI
adalah sebagai berikut :
- Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
- Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres.
- Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan
dengan HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI.
- Melaksanakan Sidang Pleno Pengurus Besar setiap semester kegiatan,
selama periode berlangsung.
- Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal satu minggu sekali,
selama periode berlangsung.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
342 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 343

V. RATIO JENJANG LATIHAN PERKADERAN


R* Latihan Kader I Latihan kader II Latihan Kader III
(persentase) (Basic training) (intermediette (advance training)
100 10 Training) 1,5
3,5

*=jumlah mahasiswa muslim dalam wilayah kerja cabang

BAGIAN KEENAM BELAS


PEDOMAN KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
340 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 341

fi Administrasi kesekretariatan telah ada dituntut menerapkan secara komprejensif. Hal ini menjadi kebutuhan ang
fi Publikasi, dekorasi dan dokumentasi. sangat
fi Akomodasi
fi Konsumsi
fi Keuangan dan perlengkapan.
fi Acara dan lain-lain.
c. Evaluasi
d. Kesimpulan dan saran
e. Lampran-lampiran.

10 Hal hal penting yang harus dilaporkan pemandu meliputi


• Gambaran umum pengelola latihan
• Pelaksanaan kegiatan
- Jadwal acara manual dan realisasi.
- Berita acara
- SC, pemandu, peateri peserta.
• Evaluasi pengelola latihan
- Peserta
- SC dan pemandu
- Instruktur
• Kesimpulan

11.Jika cabang tidak/belum ada Badan Pengelola Latihan maka tugas-tugas di


tangani langsung oleh bidang PA.

BAB IV
SISTEM EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN PERKADERAN

PENDAHULUAN

Sebagai organisasi mahsiswa Islam yang mengfungsikan diri sebagai


organisasi kader, maka HMI senantiasa berusaha untuk memelihara motivasi,
dedikasi dan konsistensi dalam menjalankan sistem perkaderan yang ada. Dalam
usahanya untuk menjaga konsistensi perkaderan maka perlu ada suatu
mekanisme evaluasi penerapan pedoman perkaderan yang telah disepakati
bersama.

Selama ini penerapan pedoman perkaderan belum mengalami persamaan


secara mendasar terutama kurikulum latihannya, oleh karena itu penentuan
kurikulum yang dipakai seluruh cabang dan sekaligus pengelola latihan yang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
340 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 341
mendesak mengingat kualitas output kader ditentukan oleh pedoman
perkaderan yang diterapkan pada masing-masinbg cabang.

I. INSTITUSI

Untuk menerapkan mekanisme evaluasi perlu ada institusi yang jelas,


sehingga mekanisme evaluasi ini menjadi efektif. Dalam struktur HMI
penaggungjawab dan pelaksana evaluasi penerapan pedoman perkaderan
adalah bidang PA.

II. FORMAT
Format evaluasi pedoman perkaderan:

a. Kurikulum
b. Panduan Pengelola Latihan.
c. Pola rekruitmen.

III. AKREDITASI
Akreditasi sebagai suatu mekanisme pemaksa dalam suatu evaluasi
merupakan upaya yang didorong oleh keinginan memberikan motivasi
yang lebih tinggi terhadap pengelola perkaderan. Akreditasi ini
diperuntukkan kepada cabang sebagai institusi yang secara langsung
melaksanakan proses perkaderan. Di samping itu akreditasi berfungsi juga
untuk memetakan penerapan pedoman perkaderan yang dilaksanakan
seluruh cabang. Dalam hal ini akreditasi yang dilakukan adalah bentuk
laporan periodik Cabang kepada Badko HMI diwilayahnya dan PB HMI.
Adapun akreditasi meliputi:
a. Laporan triwulan pelaksanaan training.
b. Frekwensi latihan
• LK I minimal 2 kali dalam satu semester
• LK II minimal satu kali dalam satu periode
• Up grading dan pelatihan minimal empat kali dalam satu periode.
c. Aktifitas pembinaan minimal satu kali dalam satu bulan
d. Laporan aktifitas pembinaan:
• bentuk kegiatan
• tingkat partisipasi.

IV. SANGSI
Apabila tidak memnuhi persyaratan administrasi cabang tidak
dibenarkan mengikuti dan mengelola kegiatan perkaderan tingkat
regional dan nasional.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
338 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 339

Mengkoordinir komisariat dan lembaga kekaryaan untuk terlaksananya Sebagai penyelenggara yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap
(penjadwalan) taining HMI. segala hal yang berhubungan dengan teknis penyelenggara latihan.
1.d. Lembaga Kekaryaan Tugas–tugas OC secara garis besar sebagai berikut:
Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan • Mengusahakan tempat, akomodasi, konsumsi dan fasilitas lainnya.
kekaryaan • Mengusahakan pembiayaan dan perizinan latihan.
1.e. Kohati • Menjamin kenyamanan suasana dan keamanan latihan.
Mengadakan rekruitmen calon kader langsung melalui pelatihan • Mengusahakan ruagan, peralatan dan penerangan favourable.
Bertanggungjawab atas terselenggaranya program pelatihan Kohati. • Bekerjasama dengan unsur-unsur lainnya dalam rangka mensukseskan
1.f. Badan Pengelola Latihan jalannya latihan.
Bertanggungjawab atas keberhasilan dan kualitas pengelolaan latihan.
Bekerjasama dengan pengurus HMI setingkat untuk menyelenggarakan 2.e. Peserta Latihan
program latihan.
Peserta adalah bibit yang diharapkan dapat berkembang menjadi kader
1.g. Komisariat.
yang berhasil.
Melaksanakan rekruitmen calon akder.
Bertanggungjawab atas terlaksananya program Latihan Kader I, Up
Greading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, Up Grading
Kepengurusan.
Mekanisme Kerja Pengelola Latihan
Bekerjasama dengan pengurus HMI Cabang untuk menindaklanjuti
Untuk menyelenggarakan latihan, Pengurus Komisariat, Lembaga
program Latihan Kader I.
Kekaryaan dan Kohati membentuk OC dangan surat keputusan dan
Dapat mengadakan program Latihan Kader II atas persetujuan Pengurus
membuat proposal disertai surat permohonan mengelola latihan.
Cabang.
Untuk menyelenggarakan LK I, Pengurus Komisariat membentuk OC
dengan SK dan membuat proposal disertai surat pemohonan mengelola
2.a. Instruktur
latihan untuk kemudian diusulkan pada pengurus BPL Cabang.
Pemateri adalah aktifitas HMI, alumni, cendikiawan atau orang-orang
Untuk menyelenggarakan LK II, pengurus HMI cabang membentuk
tertentu sebagaimana diatur dalam pedoman LPL dengan klasifikasi dan OC dengan SK dan membuat proposal serta memerintahkan BPL untuk
kualifikasi pengelola latihan, yang ditugaskan untuk menjampaikan materi
mengelola latihan.
latihan yang dipercayakan kepadanya.
Meyelenggarakan LK III dan pelatihan ke HMIan lainnya PB HMI atau
2.b. Instruktur Badko HMI membentuk OC dengan SK dan membuat proposal dan
Steering Comittee memrintahkan BPL PB HMI untuk mengelola latihan.
Kader HMI memiliki kualifikasi tertentu ditugaskan dan Pengurus BPL setingkat selanjutnya membentuk SC dengan surat mandat
bertanggungjawab atas pengarahan dan pelaksanaan latihan.
yang bertugas sesuai fungsi dn wewenangnya.
Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya di antara unsur yang terlibat Pemandu bertanggungjawab atas terlaksanakannya latihan sesuai dengan
langsung dalam latihan.
proposal yang telah diajukan dan berkewajiban memberikan laporan
2.c. Pemandu. kepada pengurus BPL setingat.
Kader HMI ayng diserahi tugas dan kepercayaan untuk memimpin, OC dan SC bertanggungjawab atas tersedianya fasilitas yang diperlukan
mengawasi dan mengarahkan latihan. demi terselenggaranya latihan, termasuk rekruitman peserta latihan.
Memegang teguh dan melaksanakan kode etik pengelola latihan. Kemudian OC berkewajiban membuat laporan kepada HMI setingkat.
Membuat laporan pengelola latihan.
Laporan diserahkan paling lambat satu bulan setelah pelatihan berakhir.
Bertanggungjawab atas keseluruhan jalannya acara latihan sesuai dengan Hal hal yang penting harus dilaporkan oleh SC, meliputi:
rencana. a. Gambaran umum kegiatan.
2.d. Organizing Comittee.
b. Pelaksanaan kegiatan:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
336 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 337

2. Pedoman Kepengurusan HMI.


3. James I. Gibson dkk, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, 1986. PB HMI
4. Richard M. Steers, Effektifitas Organisasi, Erlangga, 1986. BADKO HMI
5. Sondang P. Siagian, Analisis Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi HMI cabang
Organisasi, Gramedia, 1996. KOHATI
6. Referensi lain yang relevan. Komisariat
BPL

Unsur-unsur dalam pelatihan yaitu:


ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA Peserta
PENGELOLAAN LATIHAN Pemateri
Pemandu
Pendahuluan Organizing comittee
Steering committee
Latihan sebagai model pendidikan kader HMI merupakan jantung organisasi,
karena itu maka upaya untuk memajukan, mempertahankan keberlangsungan Bentuk-bentuk latihan yang di atas dalam organisasi ini adalah seluruh bentuk
dan mengembangkannya merupakan kewajiban segenap pengurus HMI. Latihan latihan yang ada dalam pola perkaderan HMI yaitu:
tidak akan berjalan mencapai target dan tujuan secara baik tanpa dukungan Pelatihan kekaryaan
oleh usaha-usaha pengorganisasian yang baik pula. Pengoragnisasian berbagai Up grading
unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan latihan tercermin dalam organisasi Latihan kader
latihan. Organisasi latihan yang jelas akan memperlancar dan menertibkan proses Pusdiklat
penyelenggaraan latihan. Hal ini pada gilirannya akan membuka jalan
kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi yakni lahirnya kader-kader yang Fungsi Dan Wewenang
memiliki 5 (lima) kualitas insan cita. 1.a. Pengurus Besar
Penanggungjawab perkaderan secara nasional
Guna mencapai mekanisme penyelenggaraan latihan yang tertib dan dapat Pengelola kebijakan perkaderan HMI
dipertanggungjawabkan, tidak cukup hanya dengan menyusun organisasi latihan Melaksanakan program-program pelatihan tingkat nasional, pusdiklat dan
saja. Karena itu diperlukan adanya aturan tentang prosedur dan administrasi training pengelola latihan.
latihan, termasuk di dalamnya tentang administrasi laporan penyelenggaraan 1.b. Badan kordinasi
latihan. Administrasi latihan merupakan suatu rangkaian kegiatan dari berbagai Mengkoordinir program-program latihan di wilayah masing-masing.
unsur dalam penyelenggaraan latihan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan Melaksanakan program-program Latihan Kader III, Training Pengelola
berasma. Dengan terumuskannya organisasi dan mekanisme kerja tersebut maka Latihan, Up Grading Instruktur NDP dan Up Grading Manajemen
akan memperkokoh kehadiran HMI sebagai organisasi kader. Organisasi dan Kepemimpinan.
Bekerjasama dengan PB HMI demi terlaksanakannya program-program
Unsur-Unsur Organisasi Latihan Fungsi Dan Wewenang latihan tingkat nasional.
Secara sederhana yang dimaksud dengan organisasi latihan ialah suatu sistem 1.c. HMI cabang
kerjasama yang terdiri dari berbagai unsur dengan menggunakan sistem, metode Sebagai basis terselenggarakannya program-program latihan HMI.
dan kurikulum yang ada untuk mencapai target dan tujuan latihan. Bertangungjawab atas terlaksanakannya program Latihan Kader II,
Up Grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan, Up Greading
Unsur-unsur yang terlibat dalam latihan organisai HMI adalah sebagai Kepengurusan, Up Greading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
berikut: dan Up Greading Administrasi Kesekretariatan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
334 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 335
Evaluasi :
Test Objektif/Subjektif dan Penugasan. • Komposisi Personalia
• Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Referensi : • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
AD dan ART HMI. 2.2.3. Pengurus Cabang
Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan • Status
HMI. Pedoman Administrasi Keuangan HMI. • Tugas dan Wewenang
Pedoman Atribut Organisasi. • Struktur Organisasi
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan • Komposisi Personalia
Manajemen, PT. Toko Gunung Agung, 1996. • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Goffrey Mills et. All, Manajemen Perkantoran Modern, Bina Rupa • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
Aksara, 1991. 2.2.4. Pengurus Koordinator Komisariat
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, PT. Toko Gunung Agung, • Status
1996. • Tugas dan Wewenang
Referensi lain yang relevan. • Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia
2.5. Up Grading Kepengurusan. • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
Materi : Struktur Organisasi dan Kepemimpinan. • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
Alokasi Waktu : 30 Jam. 2.2.5. Pengurus Komisariat
Tujuan : Meningkatkan Kualitas Pemahaman dan • Status
Kemampuan Teknis Dalam Pengelolaan • Tugas dan Wewenang
Organisasi. • Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan : • Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja
1. Pengantar Manajemen Organisasi. • Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan
2. Tata Kerja dan Mekanisme Organisasi. 3. Islam dan Etos Kerja.
2. 1. Struktur Kekuasaan. 4. Strategi Perencanaan.
2.1.1. Kongres. 4.1. Analisis SWOT.
2.1.2. Konferensi Cabang/Musyawarah Cabang. 4.2. Public Relation.
2.1.3. Rapat Anggota Komisariat. 4.3. Net Work.
2.2. Struktur Pimpinan. 5. Psikologi Organisasi.
2.2.1. Pengurus Besar. 6. Teknik Pengambilan Keputusan
• Status 7. Manajemen Sumber Daya Manusia
• Tugas dan Wewenang 8. Sistem Informasi Manajemen
• Struktur Organisasi
• Komposisi Personalia Metode :
• Wewenang dan Tanggung Jawab Bidang Kerja Ceramah, Diskusi, Dialog, Peragaan dan Studi Kasus.
• Mekanisme dan Instansi Pengambilan Keputusan Evaluasi :
2.2.2. Pengurus Badan Koordinasi Test Objektif/Subjektif dan Analisa Kasus.
• Status
• Tugas dan Wewenang Referensi :
• Struktur Organisasi 1. AD dan ART HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
332 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 333

2.1.2. Ciri-ciri organisasi. 3.4.2. Peranan kepemimpinan dalam konflik.


2.1.3. Prinsip-prinsip organisasi. 3.4.3. Strategi pemecahan konflik dalam organisasi.
2.1.4. Asas-asas organisasi.
2.1.5. Model-model organisasi. 4. Hakekat kepemimpinan dalam Islam:
2.2. Sistem organisasi modern. 4.1.Konsep Amanah.
2.2.1. Syarat-syarat organisasi modern. 4.2.Konsep Fatanah.
2.2.2. Struktur organisasi modern. 4.3.Konsep Siddiq.
2.2.3. Prosedur dan mekanisme kerja organisasi modern. 4.4. Konsep Tabliq.
2.3. Peran komunikasi dan organisasi modern.
2.3.1. Arti penting komunikasi. 5. Hubungan antara manajemen, organisasi dan kepemimpinan.
2.3.2. Unsur-unsur komunikasi.
2.3.3. Proses komunikasi. Metode :
2.3.4. Etika berkomunikasi. Ceramah, diskusi, dialog, simulasi, dan studi kasus.
2.3.5. Komunikasi keorganisasian yang efektif dan efisien. Evaluasi :
Tes objektif/subjektif dan penugasan.
3. Kepemimpinan.
3.1. Hakekat, peran dan fungsi kepemimpinan. Referensi :
3.1.1. Pengertian kepemimpinan. 1. Al Qur’an dan terjemahannya.
3.1.2. Teori dan konsepsi kepemimpinan. 2. Nilai Dasar Perjuangan.
3.1.3. Fungsi dan peran kepemimpinan.
3.1.4. Syarat-syarat kepemimpinan. 2.4. Up Grading Administrasi dan Kesekretariatan
3.1.5. Model-model kepemimpinan. Materi : Administrasi dan Kesekretariatan.
3.1.6. Gaya kepemimpinan. Alokasi Waktu : 14 Jam.
3.2. Metode dan teknik pengambilan keputusan. Tujuan : Meningkatkan kemampuan dan pengelolaan
3.2.1. Definisi keputusan. Administrasi dan Kesekretariatan.
3.2.2. Model-model keputusan.
3.2.3. Prosedur pengambilan keputusan. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan :
3.2.4. Rasionalisasi dan pengambilan keputusan. 1. Peran dan Fungsi Administrasi dalam organisasi.
3.2.5. Analisis masalah dan pengambilan keputusan. 1.1. Pengertian Administrasi.
3.3. Psikologi kepemimpinan. 1.2. Fungsi Administrasi.
3.3.1. Pengertian psikologi kepemimpinan. 1.3. Ruang Lingkup Administrasi.
3.3.2. Interaksi dan komunikasi atasan bawahan. 2. Organisasi Kesekretariatan HMI.
3.3.3. Kepemimpinan sebagai komunikator yang efektif. 3. Ketatausahaan dan Format Surat Menyurat HMI.
3.3.4. Etika kepemimpinan. 4. Administrasi dan Tata Kearsipan HMI.
3.4. Peranan kepemimpinan dan konflik organisasi. 5. Administrasi Keanggotaan HMI.
3.4.1. Konflik Organisasi. 6. Inventarisasi, Dokumentasi dan Administrasi Kepustakaan.
3.4.1.1. Pengertian konflik. 7. Administrasi dan Sistem Pengelolaan Keuangan HMI.
3.4.1.2. Proses terjadinya konflik. 8. Keprotokoleran dan Atribut Organisasi.
3.4.1.3. Ciri-ciri konflik.
3.4.1.4. Sumber-sumber konflik. Metode :
3.4.1.5. Macam-macam metode penyelesaian konflik. Ceramah, Peragaan, dan dialog.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
330 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 331

Latihan Kader III


5.3.3. Metode training. 2.3. Up Grading Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
5.3.4. Evaluasi training. Materi : Manajemen, Organisasi dan Kepemimpinan.
5.4. Pedoman Follow Up. Alokasi Waktu : 40 jam.
5.4.1. Bentuk follow up training. Tujuan : Meningkatkan wawasan, pemahaman dan
5.4.2. Kurikulum Up Grading. kemampuan serta ketrampilan teknis dalam
mengelola organisasi.
6. Sistem Evaluasi.
6.1. Pengertian evaluasi. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
6.2.Tujuan evaluasi. 1. Manajemen.
6.3. Fungsi evaluasi. 1.1. Hakekat peran dan fungsi manajemen.
6.4. Metode evaluasi. 1.1.1. Pengertian manajemen.
6.5. Prosedur evaluasi. 1.1.2. Fungsi manajemen.
6.6. Alat evaluasi. 1.1.3. Unsur-unsur manajemen.
1.1.4. Macam-macam manajemen.
Metode : 1.2. Sistem dan metode perencanaan.
Ceramah, diskusi, Tanya jawab, dan tutorial. 1.2.1. Pengertian perencanaan.
Evaluasi : 1.2.2. Teknik dan prosedur perencanaan.
Test objektif/subjektif dan tugas sindikasi. 1.3. Sistem dan metode pengorganisasian.
1.3.1. Pengertian pengorganisasian.
Referensi : 1.3.2. Tujuan, fungsi dan unsur pengorganisasian.
Hasil-hasil Kongres HMI. 1.3.3. Teknik dan prosedur pengorganisasian.
Nilai Dasar Perjuangan. 1.4. Sistem dan metode evaluasi.
Pedoman Perkaderan HMI. 1.4.1. Pengertian evaluasi.
Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktif 1.4.2. Tujuan dan sifat evaluasi.
Kurikulum PBM, Rajawali, 1989. 1.4.3. Macam-macam evaluasi.
Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan, IKIP Yogyakarta, 1982. 1.4.4. Teknik dan prosedur evaluasi.
Dasar-dasar Pendidikan, Ghalia, 1996. 1.5. Sistem dan metode penggerakan.
Imam Bernadib dan Drs. Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Rineka
1.5.1. Pengertian penggerakan.
Cipta, 1992.
1.5.2. Tujuan dan fungsi penggerakan.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 1991.
1.5.3. Asas-asas penggerakan.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, 1988.
1.5.4. Macam-macam penggerakan.
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, 1995.
1.5.5. Teknik dan prosedur penggerakan.
Suharsini Arikuntak, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, 1999.
1.5.6. Perilaku manusia.
Paulo Friere, Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan, Gramedia, 1986.
1.5.7. Teori-teori motivasi penggerakan.
W.S. Winkel, Psikologis Pengajaran, Grasindo, 1996.
1.6. Analisis SWOT.
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Rajawali Pers,
1.6.1. Pengertian, fungsi dan tujuan SWOT.
1986. John Mc Neil, Pengantar Kurikulum, Gramedia,
1.6.2. Penerapan analisis SWOT dalam organisasi.
1989.
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, PT.Toko Gunung Agung, 1996.
2. Organisasi.
Referensi lain yang relevan.
2.1. Hakekat dan fungsi organisasi.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
330 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 331
2.1.1. Pengertian dan fungsi organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
328 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 329

2.2. Training Pengelola Latihan 2.6.1. Pengertian pengajaran.


Materi : Pengelolaan latihan. 2.6.2. Tujuan perumusan pengajaran.
Alokasi Waktu : 48 jam. 2.6.3. Penyusunan program pengajaran.
Tujuan : Memberikan pemahaman dan kemampuan teknis
pengelolaan latihan. 3. Metode Andragogi.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 3. 1. Pengertian metode Andragogi.
1. Pengantar Filsafat pendidikan. 3.2. Bentuk-bentuk metode Andragogi.
1.1. Pengertian pendidikan. 3.3. Perbedaan antara andragogi dan pedagogi.
1.2. Tugas dan fungsi pendidikan. 3.4. Metode dauruntut belajar atau teknis pengelolaan struktur.
1.3. Manusia dan proses pendidikan. 3.5. Prinsip-prinsip latihan peran serta.
1.4. Berbagai pandangan tentang proses pendidikan. 3.6. Prinsip-prinsip fasilitator.
1.5. Kemampuan belajar-mengajar.
1.6. Kurikulum dalam lembaga pendidikan. 4. Praktek Perencanaan Latihan.
1.7. Metode dalam pendidikan. 4.1. Perumusan dasar pemikiran latihan.
1.8. Sistem nilai dan moral Islam. 4.2. Perumusan metodologi latihan.
1.9. Manusia dan fitrah perkembangan. 4.2.1. Tujuan dan target latihan.
4.2.2. Faktor pendukung dan identifikasi peserta latihan.
2. Didaktik metodik. 4.2.3. Penetapan sumber daya yang dibutuhkan.
2.1. Pengertian didaktik metodik. 4.2.4. Perumusan teknik-teknik pengelolaan latihan.
2.2. Bentuk pengajaran, gaya mengajar, dan alat pelajaran. 4.2.5. Penetapan tim pengelola dan pembagian peran.
2.3. Asas-asas didaktik. 4.3. Penyusunan schedule latihan.
2.3.1. Azas perhatian. 4.4. Penetapan alat ukur keberhasilan latihan.
2.3.2. Asas aktivitas.
2.3.3. Asas apersepsi. 5. Aplikasi Pedoman Perkaderan HMI.
2.3.4. Asas peragaan. 5.1. Mukadimah Pedoman Perkaderan.
2.3.5. Asas ulangan. 5.2. Pola Umum Pedoman Perkaderan.
2.3.6. Asas korelasi. 5.2.1. Landasan perkaderan.
2.3.7. Asas konsentrasi. 5.2.2. Pola dasar perkaderan.
2.3.8. Asas individu. 5.2.2.1. Pengertian dasar.
2.3.9. Asas sosialisasi. 5.2.2.2. Rekruitmen kader.
2.3.10. Asas evaluasi. 5.2.2.3. Pembentukan kader.
2.4. Metodologi pengajaran. 5.2.2.4. Arah perkaderan.
2.4.1. Metode interaksi mengajar dalam kelas. 5.2.3. Wujud Profil Kader HMI di Masa Depan.
2.4.2. Metode tanya jawab. 5.3. Pola Dasar Training.
2.4.3. Metode diskusi. 5.3.1. Arah training.
2.4.4. Metode demonstrasi dan eksperimen. 5.3.1.1. Jenis-jenis training.
2.4.5. Metode karya wisata. 5.3.1.2. Tujuan training menurut jenjang dan jenis.
2.4.6. Metode kerja kelompok. 5.3.1.3. Target training perjenjang.
2.4.7. Metode sosiodrama, d1l. 5.3.2. Manajemen training.
2.5. Dasar-dasar kurikulum. 5.3.2.1. Metode penerapan kurikulum.
2.6. Perencanaan pengajaran. 5.3.2.2. Kurikulum training Latihan Kader I, Latihan Kader II,
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
326 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 327

II. Pedoman Kurikulum Up - Grading 5.2. Metode kajian kelompok intensif.

1. Pendahuluan
Up grading di HMI merupakan bagian dari proses perkaderan, oleh
karenanya Up grading mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan
perkaderan dan tujuan organisasi. Up grading di lingkungan HMI sangat
bervariasi, misaInya up grading Instruktur NDP, Training Pengelola Latihan
(Senior Course), Up grading organisasi, manajemen dan kepemimpinan, Up
grading Administrasi Kesekretariatan, dan lain sebagainya. Selain Up grading
yang bersifat ke-HMI- an, terdapat juga Up grading atau pelatihan yang
dilaksanakan oleh Korps-HMI- Wati (KOHATI) dan Lembaga Pengembangan
Profesi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme kader HMI.
Oleh karena itu diperlukan pedoman yang dapat dijadikan sebagai guidance
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pedoman Up grading yang terdapat di dalam pedoman ini adalah hanya
untuk Up grading tentang pengembangan kemampuan dalam pengelolaan
organisasi secara lebih baik (lebih diutamakan untuk kepentingan internal).
Untuk kepentingan pengembangan kualitas dan profesionalisme anggota/kader
harus dilakukan pelatihan-pelatihan khusus, baik yang dilaksanakan olehn
Komisariat, Cabang, BADKO, PB HMI maupun lembaga-Lembaga
Pengembangan Profesi ataupun KOHATI, menurut pembidangan masing-
masing. Seperti Pelatihan Kewirausahaan, pelatihan Jurnalistik dan lain
sebagainya.

2. Kurikulum Up Grading
2.1. Up Grading Instruktur Nilai Dasar
Perjuangan Materi : Nilai dasar
perjuangan HMI Alokasi Waktu : 40
Jam
Tujuan : Meningkatkan pemahaman secara mendalam dan
menyeluruh tentang Nilai Dasar Perjuangan dan
kemampuan metodologis dalam memahami dan
menyampaikannya.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan :


1. Sejarah perumusan NDP.
2. Hubungan NDP dengan Mission HMI.
3. Hubungan Konseptual kepribadian HMI dan NDP.
4. Makna NDP dalam pembentukan pola pikir, pola sikap dan pola
tindak kader.
5. Metodologi pemahaman NDP.
5.1. Metode diskusi.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
326 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 327
5.3. Metode studi kasus.
5.4. Metode diskusi terkendali.
5.5. Metode seminar.
5.6. Studi kritis NDP.

6. Metodologi Penyampaian NDP.


6.1. Metode ceramah.
6.2. Metode simulasi.
6.3. Metode tanya jawab.
6.4. Metode sosiodrama.

Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab, peragaan skema, dan kelompok kajian.

Referensi :
Nilai Dasar Perjuangan.
Tim Didaktif Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar
Didaktif Kurikulum PBM, Rajawali, 1989.
Nurcholis Madjid, Tradisi Islam, Paramadina, 1997.
----------------------, Islam Doktrin dan Peradaban, Paramadina, 1995.
----------------------, Islam Agama Peradaban, Paramadina, 1996.
----------------------, Islam Agama Kemanusiaan, Paramadina, 1996.
Tosihiko Izutsu, Konsep Konsep etika Religius Di Dalam Al Qur’an,
Tiara Wacana, 1993.
Ismail Raji’AL Faaruqi, Tauhid, Pustaka Bandung,
1988. Ziuddin Sardar, Biografi Dunia Islam Abad 21,
Mizan, 1988. Osman Baakar, Tauhid dan Sains, Pustaka
Hidayah, 1994.
M. Wahyuni Nafis (Ed), Rekonstruksi dan Renungan Religius
Islam, Paramadina, 1996.
M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam di Indonesia, Paramadina, 1995.
M. Dawam Rahardjo, EnsiklopediAI Qur’an,
Paramadina, 1996. Kuntowijoyo, Paradigma Islam,
Mizan, 1991.
Sayyed Hosein Nasr, Sains dan Peradaban Dalam Islam, Pustaka
Bandung, 1996.
DR. Khalifah Adbulhakim, Hidup Yang Islami, Rajawali Pers,
1995. Agussalim Sitompul, Historiografi HMI, 1995.
Masdar F. Mas’ud, Agama Keadilan : Risalah Zakat (pajak) dalam
Islam, P3M, 1993.
Literatur lain yang relevan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
324 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 325

1 . Fungsi : b. Aktivitas :
• Pendalaman Kelompok Pengkajian AL Qur’an
• Pengayaan Kelompok belajar
• Perbaikan (remedial) Kelompok diskusi
• Peningkatan Pengembangan profesi/keorganisasian
• Aplikatif Bhakti sosial
2. Pertimbangan : 2. Pasca LK II
• Ada unsur Subjektifitas (pengarah)
• Kontinuitas a. Up Grading/Kursus-kursus, meliputi :
• Training Pengelola Latihan
3. Target • Training AMT (Achievment Motivation Training)
LK I • Training Pengembangan profesi
Mengembangkan wawasan dan kesadaran ke-islaman. • Training Manajemen
Meningkatkan prestasi akademik. • Training Kewirausahaan
Menumbuhkan semangat militansi kader. • Latihan Kepemimpinan
Menumbuhkan semangat ber-HMI. • Latihan Instruktur/Pemateri
Meningkatkan kualitas berorganisasi. • Latihan Metodologi Riset
LK II • Latihan Advokasi dan HAM
Meningkatkan intelektualitas (keilmuan). • Pusdiklat Pimpinan
Menumbuhkan semangat pembelaan (advokasi).
b. Aktivitas
Menumbuhkan semangat melakukan perubahan.
• Kelompok Penelitian
Meningkatkan kemampuan manajerial.
• Kelompok diskusi
Meningkatkan kemampuan mentransformasikan gagasan dalam bentuk
• Pengembangan profesi
lisan dan tulisan.
• Pendampingan rakyat
LK III
• Pengabdian Masyarakat secara umum
Melahirkan pemimpin-pemimpin HMI dan nasional.
• Pembentukan kelompok untuk melaksanakan desa binaan
Melahirkan kader yang mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki.
Melahirkan kader yang memiliki wawasan general dan global.
3. Pasca LK III
a. Up Grading/Kursus-kursus meliputi :
Bentuk Follow Up Training
• Up Grading Ideologi, Strategi dan Taktik
1. Pasca LK I
• Up Grading Manajemen Organisasi
a. Up Grading/Kursus-kursus, meliputi :
• Up Grading Kepemimpinan
• Keprotokoleran
• Training Kewirausahaan
• Nilai Dasar Perjuangan
• Training-training pengembangan profesi lainnya
• Konstitusi
b. Aktivitas :
• Kepengurusan
• Pembentukan jaringan kerja
• Kesekretariatan
• Perintisan jalur profesionalisme
• Kebendaharaan
• Pengabdian Masyarakat berdasarkan disiplin ilmu
• Kepanitiaan
• Muatan Lokal

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
322 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 323

c. Latihan Kader III (Advance Training). 5. Format


• Peserta
Penyajian bersifat analisis problematik dan alternatif. Pengertian dan penjelasan teknis
Teknik : ceramah, dialog dan penugasan membuat makalah banding - Format test objektif (standar)
(peserta membuat alternatif pemecahan secara konsepsional). - Format test sikap (skala 1-5)
Konsep belajar mengajar (PBM/pembelajaran) : penceramah bersifat
- Format test prilaku
mengakat masalah, kemudian peserta membahas.
Session khusus dalam bentuk tutorial.
• Instruktur/penceramah
Session khusus dalam bentuk praktek lapangan.
Pengertian dan penjelasan
- Format evaluasi instruktur
4. Evaluasi Training
a. Penugasan Materi
1. Tujuan :
b. Metodologi/sistematika penyampaian
Mengukur tingkat keberhasilan training.
c. Sikap penyamapian materi
- Format evaluasi SC/MOT/OC
2. Sasaran :
Kognitif
6. Teknik Evaluasi
Afektif
• Presesentil
Psikomotorik
• Mean

3. Alat Evaluasi:
Test Objektif BAB III
Test Subjektif (esai) PEDOMAN FOLLOW UP
Test Sikap
Test Ketrampilan 1. Pendahuluan
HMI adalah suatu organisasi kemahasiswaan yang berfungsi sebagai
4. Prosedur Evaluasi : organisasi kader. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas yang dilaksanakan oleh
Pre-Test HMI adalah dalam rangka kaderisasi untuk mencapai tujuan HMI. Dengan
Mid-Test (evaluasi proses) demikian perkaderan di HMI tidak hanya merupakan training atau pelatihan
Post-Test formal saja, tetapi juga melalui bentuk-bentuk dan peningkatan kualitas
keterampilan berorganisasi yang lazim disebut sebagai Follow Up training.
5. Pembobotan: Follow Up training tersebut diantaranya adalah Up Grading dan aktivitas yang
• LK I : Kognitif : 30 % berfungsi sebagai pengembangan sehinggga kualitas diri anggota akan
Afektif : 50% meningkat secara maksimal.
Psikomotorik : 20%
Follow Up training merupakan kagiatan perkaderan HMI yang bersifat
• LK II : Kognitif : 40% pengembangan, tetapi juga tetap merujuk pada Anggaran Dasar HMI dalam hal
Afektif : 30% ini pasal 5 tentang usaha. Pedoman follow up training ini dimaksudkan sebagai
Psikomotorik : 30% acuan dalam meningkatkan kualitas diri anggota setelah mengikuti jenjang
• LK III : Kognitif : 40% training formal tertentu. Namun demikian pedoman ini jangan diartikan sebagai
Afektif : 20% aktivitas seorang kader. Tetapi hanya merupakan batas minimal yang harus
Psikomotorik : 40% dilakukan seorang kader setelah mengkuti jenjang training formal tertentu.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
320 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 321

7. Heru Utomo Kuntjorojakti, Ekonomi Politik Internasional di Asia Fasifik, Dalam setiap jenjang dan bentuk training, ketiga sistem itu tergabung
Airlangga, 1995. menjadi satu. Penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kematangan peserta,
8. Bernard Hoekman dan Michael Costecki, The Political Economy Of The jenjang atau forum training yang ada. Dalam penerapan metode training
Word Trading System – From GATT to WTO, New York, Oxford University prosentasenya berbeda berbeda secara kuantitatif, untuk itu prosentase tiap tiap
Press, 1995. training dapat digambarkan sebagai berikut :
9. Rahman Zainuddin dkk, Pembangunan Demokratisasi dan Kebangkitan Islam a. Semakin matang peserta training, jenjang dan bentuk training, maka sistem
di Timur Tengah, Center For Middle East Society, 1995. diskusi lebih besar prosentasenya.
10. M. Riza Sihbudi, Timur Tengah, Dunia Islam dan Hegemoni Amerika ,
Pustaka Hidayat, 1993. b. Makin kecil kematangan peserta, jenjang dan bentuk training, maka diskusi
11. Sammuel P. Huntington, Gelombang Demokrasi Ketiga, Graffiti, 1995. memiliki prosentase yang lebih kecil sebaliknya sistem ceramah dan teknik
12. Sorten, Menuju Abad XXI , Yayasan Obor, 1993. dialog semakin lebih besar prosentasenya.
13. Jhon Naisbitt, Global Paradoks, Bina Rupa Aksara, 1994.
14. Sidney Jones, Asian Human Rights, Economic Growth and United states c. Sistim penugasan dipergunakan pada setiap training hanya saja bentuk
Policy, Dalam “Current History” Vol 1995 No. 605, Dec 1996. penugasan tersebut harus diselaraskan dengan tingkat kematangan
15. David Pierce, Ed.al, Sustainable Development : Economic and Environment pesertanya, jenjang dan bentuk training, dilaksanakan dengan cara sebagai
in the third World, London Earthscan Publication Ltd. berikut:
16. M. Sabar, Politik Bebas Aktif, CV. Masagung, 1997.
17. Peter H Leadeni dkk, Ekonomi Internasional, Erlangga, 1986. Training yang diikuti oleh peserta yang tingkat kematangan berpikirnya
18. Richard J. Barnet dkk, Menjangkau Dunia, LP3ES, 1983. relatif lebih tinggi dan jenjang training yang lebih tinggi, maka penugasan
lebih ditekankan secara deskriptif (pembuatan paper ilmiah, paper-paper
laporan dsb.)
3. Metode Training
Training yang diikuti peserta yang tingkat kematangan berpikirnya relatif
Dengan memahami tentang gambaran kurikulum dan aspek aspek yang perlu lebih rendah, maka ketrampilan fisik (gerak, mimik, aktivitas praktis),
dipertimbangkan di atas, maka metode yang tepat yakni penggabungan antara : sistem ini merupakan pendekatan metode “trial and error”.
a. Sistem diskusi, yakni suatu metode pemahaman materi training secara
diskutif (pertukaran pikiran yang bebas) dan kumunikatif. Pemilihan dan penentuan metode training disesuaikan dengan jenjang dan
materi-materi training yang akan disajikan. Pendekatan yang digunakan secara
b. Sistem ceramah (dialog), yakni suatu metode pemahaman materi melalui filosofis, psikologis, sosiologis, historis dan sebagainya. Gambaran tentang
tanya jawab. metode yang digunakan dalam training sesuai jenjangnya, adalah sebagai berikut
:
c. Sistem penugasan, yaitu metode pemahaman materi dengan mempergunakan
keterampilan peserta dengan sasaran: a. Latihan Kader I (Basic Training).
Penyampaian bersifat penyadaran, penanaman dan penjelasan.
Mempergunakan kemampuan-kemampuan tertentu. Teknik : ceramah, tanya jawab/dialog, dan penugasan (resume).
Penulisan karya ilmiah. Proses belajar mengajar (PBM/pembelajaran): penceramah menyampaikan
Kerja lapangan. materi dan peserta bertanya tentang hal-hal tertentu.
Bentuk-bentuk trial dan error (Dinamika kelompok).
Studi kasus. b. Latihan Kader II (Intermediate Training).
Simulasi dan lain sebagainya. Penyampaian bersifat analisis, pengembangan dan bersifat praksis.
Teknik : ceramah, dialog dan penugasan (membuat makalah tanggapan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
320 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 321
atau makalah analisis sebuah kasus).
Session khusus dalam bentuk tutorial.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
318 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 319

3. Politik Keamanan Internasional dan dampaknya bagi HANKAM


JENJANG : MATERI: ALOKASI Indonesia.
LATIHAN KADER III WAWASAN INTERNASIONAL WAKTU : 3.1. ASEAN Region Forum.
10 JAM 3.2. Amerika Serikat sebagai kekuatan hegemonic pasca perang dingin.
3.2.1. AS dan dewan Keamanan PBB.
Tujuan Pembelajaran Umum 3.2.2. AS dan NATO.
Peserta dapat memahami dan menganalisa permasalahan internasional. 3.2.3. AS dan percaturan Keamanan di Asia Pasific.

Tujuan Pembelajaran Khusus 4. Perubahan tata kehidupan global dan dampaknya bagi perkembangan
1. Peserta memiliki kemampuan analisis tentang perkembangan dunia bangsa.
internasional. 4.1. Dampaknya terhadap perkembangan sosial ekonomi.
2. Peserta memiliki kemampuan analisis dan mengindentfikasi tentang 4.2. Dampaknya terhadap perkembangan sosial politik.
perkembangan dunia internasional dan pengaruhnya terhadap 4.3. Dampaknya terhadap perkembangan sosial budaya.
pembangunan Indonesia.
5. Isu-isu strategis hubungan antar bangsa pasca perang dingin.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 5.1. Masalah hutang luar negeri dan penanaman modal asing dalam
1. Dasar-dasar kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia. pembangunan ekonomi negara-negara berkembang (Selatan).
1.1. Sejarah diplomasi modern Indonesia. 5.2. Masalah HAM, demokrasi dan lingkungan hidup dalam
1.2. Politik luar negeri bebas aktif dan lingkungan strategis Konsentrik. pembangunan ekonomi negara-negara berkembang.
1.2.1. lndonesia dan ASEAN. 5.3. Fenomena negara industri baru dalam dinamika hubungan negara
1.2.2. Indonesia dan GNB. maju dan berkembang (Utara - Selatan).
1.2.3. Indonesia dan Dunia Islam (OKI).
1.2.4. Indonesia dan PBB. Metode:
Ceramah, Diskusi, Studi Kasus dan Tutorial.
2. Dinamika hubungan ekonomi antar bangsa. Evaluasi:
2.1. Kecenderungan integrasi ekonomi internasional. Test Objektif/Subjektif dan Analisa Kasus.
2.1.1. Liberalisasi perdagangan dan investasi.
2.1.2. Organisasi perdagangan dunia. Referensi :
2.2. Regionalisasi kerjasama ekonomi. 1. Juwono Sudarsono dkk, Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan
2.2.1. European Economic Community (MEE). Tantangan Masa Depan, Dunia Pustaka Jaya, 1996.
2.2.2. NAFTA (Nort American Free Trade Area). 2. Theodore A Colombus dan James H Wolfe, Pengantar Hubungan Internasional
2.2.3. AFTA ( Asean Free Trade Area). : Keadilan dan Power, CV Abidin 1990.
2.2.4. APEC (Asean Pasific Economi Corporation). 3. Ida Anak Agung, Twenty Year Indonesia Foreign Policy, Paris: Mouton, The
2.2.5. Sub Region Economic Growth. Haque 1973.
2.2.5.1.SIJORI (Singapura, Johor dan Riau). 4. Paul R Viotti & Mark V Kauppi, International Relation Theory: Realism,
2.2.5.2.IMT GT (Indonesia, Malaysia and Thailand Growth Pluralism, and Globalism, Toronto: Maxwell Macmillan Publisher, 1993.
Tringle). 5. Rj. Barry Jons, Globalization and Interdepedence in The International
2.2.5.3.BINP EAGA (Brunei Darusalam, Malaysia, Indonesia Political Economic: Retoric and Reality, London : St martin Press Inc, 1995.
East Asean Growth Area). 6. Dorodjatun Koentjorojakti dan Keiji Omura (ed), Indonesia Economic in The
2.2.5.4. AIDA (Audstralia Indonesia Development Area). Changing World, Tokyo LPEM FE Ul dan Institute Of Developing
Economies, 1995.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
316 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 317

Referensi :
JENJANG : MATERI: ALOKASI WAKTU : 1. Prajudi Atmosudirdjo, Pengambilan Keputusan, Ghalia Indonesia, 1987.
LATIHAN KADER KEPEMIMPINAN 10 JAM
2. Sondan P. Siagian, Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan, Gunung
III DAN MANAJEMEN
Agung,1988.
ORGANISASI 3. Andrew A. Danajaya, Sistem Nilai Manajer Indonesia, PPM, 1986.
4. Marbun (ed), manajemen dan Kewirausahaan Jepang, PPM, 1986.
Tujuan Pembelajaran Umum : 5. Robert Van Niel, Munculnya elit Modern Indonesia, Pustaka Jaya, 1983.
Peserta dapat memahami aspek teori dan praktek pengambilan keputusan 6. Prisma, “Peralihan Generasi: Siapa Mengganti Siapa? No. 2, 1980.
organisasi dan mengembangkan model-model kepemimpinan. 7. Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi, Balai Aksara, 1981.
8. KJ. Radford, Analisis Keputusan Manajemen, Erlangga, 1984.
Tujuan Pembelajaran Khusus : 9. Max Weber, The Theory Of Social and Economic Organization, Oxford
1. Peserta dapat menguasai teori pengambilan keputusan dan mampu University Press, 1947.
menerapkan, baik dalam organisasi profesional maupun organisasi 10. Herbet A. Simon, Perilaku Administrasi, Suatu Studi Tentang Proses
kemasyarakatan. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Administrasi, Bina Aksara,
2. Peserta mampu mengembangakan dan memproyeksikan model-model 1982.
kepemimpinan nasional dalam praktek kenegaraan. 11-----------------------, The New Science of Management Decision, Prenticc Hall,
1977.
Pokok Bahasan/Sub pokok Bahasan 12. Igor H. Insoff, From Strategis Planning to Strategis Management, Jhon Wiley
1. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. & Sons, 1976.
1.1.Pengambilan keputusan dalam kepemimpinan dan manajemen 13., Strategic Management, Jhon Wiley Sons, 1981.
organisasi. 14. Charles J Keating, Kepemimpinan : Teori dan Pengembangannya, Kanisius,
1.2.Teori-teori pengambilan keputusan. 1997.
1.3.Praktek nyata dalam organisasi profesional dan organisasi sosial 15. Literatur lain yang relevan.
kemasyarakatan.
1.4.Beberapa hambatan kultural dan struktural.

2. Pengembangan model kepemimpinan bangsa dimasa depan.


2.1.Masalah Ipoleksusbud dan pengaruhnya terhdap karakteristik
kepemimpinan bangsa.
2.2.Pola rekruitmen kepemimpinan bangsa dan masalahnya.
2.3.Tipologi kepemimpinan bangsa dan masalanya.
2.4.Beberapa alternatif kepemimpinan nasional.
2.5.Kualitas-kualitas yang diperlukan dalam kepemimpinan nasional.

Metode :
Ceramah, Diskusi, Simulasi dan Studi Kasus.
Evaluasi :
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
314 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 315

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : Referensi :


LATIHAN KADER PENDALAMAN MISSION 12 JAM 1. Dr. Victor Immanuel Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya di Tengah
III HMI Gerakan Muslim Pembaharu, Sinar Harapan, 1982.
1. Dr. Agus Salim Sitompul, Pemikiran HMI, dan Relevansinya dengan
Tujuan Pembelajaran Umum Pembangunan Nasional, Bina Ilmu, 1986.
Peserta dapat memahami tentang permasalahan intern dan ekstern organisasi 2. Dr. Moh. Kamal Hassan, Modernisasi Indonesia, bina Ilmu, 1987.
serta mampu mengembangkan organisasi. 3. BJ. Bolland, Pergumulan Islam di Indonesia, 1945-1972, Graffiti Pers, 1985.
4. Cristianto Wibisono, Pemuda dan Dinamika Sejarah Perjuangan Bangsa,
Tujuan Pembelajaran Khusus Menpora, 1987.
1. Peserta memiliki kemampuan analisis dan mengidentifikasi permasalahan 5. AD HMI, ART HMI dan pedoman-pedoman lain.
intern dan ekstern organisasi. 6. Drs. Ridwan Saidi, Pembangunan Politik, dan Politik Pembangunan, Pustaka,
2. Peserta mampu mengembangkan pemikiran alternatif tentang problem Panjimas, 1983.
pengembangan organisasi HMI. 7., Mahasiswa dan Lingkaran Politik, Mappusy, 1988.
8. Awad Bahasuan, Arah Baru Islam: Suara Angkatan Muda, Prisma, No Ekstra,
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1984.
1. Perkembangan lingkungan internasional dan dampaknya bagi HMI. 9. Dr. Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam, Salahuddin Pers, 1985.
10. --------------------, Paradigma Islam, Mizan, 1991.
2. Permasalahan Intern organisasi HMI. 11.--------------------, Identitas Politik Umat Islam Indonesia, Mizan, 1995.
2.1.Permasalahan Perkaderan. 12. Djohan Effendi dan Ismail Natsir, Pergolakan Pemikiran Islam, (Catatan
2.2.Permasalahan Kemampuan Organisasi. Harian Ahmad Wahib), LP3ES, 1982.
2.3.Permasalahan Kepemimpinan. 13. M. AS. Hikam, Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, 1997.
2.4.Permasalahan Partisipasi dan Pembangunan. 14. M. Dawam Raharjo, Intelektual, Intelegensi dan Perilaku Politik Bangsa,
Mizan. 1993.
Metode : 15. Ramli HM, Yusuf (ed). 50 Tahun HMI mengabdi Republik, LASPI, 1997.
Ceramah, Diskusi, dan Tutorial. 16. Juwono Sudarsono, Politik Ekonomi dan Strategi, Gramedia, 1995.
Evaluasi: 17. Didin S. Damanhuri, Ekonomi Politik, Agenda abad ke-21, Sinar Harapan,
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume. 1996.
18. Mansour Fakih, Masyarakat Sipil Untuk Transformasi Sosial, Pustaka
Pelajar, 1996.
19. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, Panjta Simpati, 1992.
20. Jhon Naisbit, Global Paradoks, Bina Rupa Aksara, 1994.
21. Literatur lainnya yang relevan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
312 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 313

2.2.Perkembangan pemikiran tentang hubungan agama dan perubahan Referensi :


sosial. 1. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
2.3.Perkembangan pemikiran tentang konsep Islam dan masalah sosial, 2. Tafsir Al Qur’an Departemen Agama RI.
politik, ekonomi dan budaya. 3. Dr. Marchel A. boisard, Humanisme Dalam Islam, Bulan Bintang 1982.
4. Dr. Fazlur Rahman, Membuka Pintu ljtihad, Pustaka Salman, 1984.
Metode:
5. ----------------------------, Islam Modernis: Tentang Transformasi Intelektual,
Ceramah, Diskusi dan Tutorial. Pustaka Salman, 1985.
Evaluasi: 6. Nurkholis Madjid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Mizan, 1987.
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume. 7., Islam, Doktrin dan Peradaban, Peramadina, 1995.
8., Islam Agama Peradaban, Paramadina, 1995.
9., Islam Agama Kemanusiaan, Peramadina ,1997.
10., Masyarakat Relegius, Paramadina, 1995.
11. Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan : Risalah Zakat (pajak) dalam Islam,
P3M, 1993.
12. Alvin Toffler, Kejutan dan Gelombang , PT. Panjta Simpati, 1989.
13. ----------------, Kejutan Masa Depan, PT. Panjta Simpati, 1989.
14. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, PT. Panjta Simpati, 1992.
15. Ziuddin Sardar, Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Mizan, 1986.
16. Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Moderenitas: Studi Atas Pemikiran
Hukum Fazlur Rahman, Mizan, 1989.
17. Alija Ali Izetbegozic, Membangun Jalan Tengah, Mizan, 1992.
18. Abdulaziz A. Sachedina, Kepemimpinan dalam Islam Perspektif Syiah,
Mizan, 1991.
19. Budhy Munawar Rahman, (ed) Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam
Sejarah, Paramadina, 1995.
20. Donald Eugene Smith, Agama dan Modernisasi Politik, Rajawali Pers, 1985.
21. Hasan Hanafi, Agama, Ideologi dan Pembangunan, P3M, 1991.
22. M. Dawam Raharjo, Ensiklopedia Al-Qur’an, Paramadina, 1996.
23. Dr. Syafi’i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1995.
24. Dr. Nabil Subdhi Ath-Thawil, Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-
negara Muslim, Mizan, 1982.
25. Dr. Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam Indonesia, Mizan, 1995.
26. Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
27. Aswab Mahasin, (ed), Ruh Islam dalam Budaya Bangsa, Yayasan Festifal
Istiqlal, 1996.
28. Literatur lain yang relevan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
310 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 311

Referensi : 2.3. Materi Latihan Kader III (Advance Training)


1. Alvin Toffler, Pergeseran Kekuasaan, PT. Pantja Simpati, 1992. Dalam penentuan materi Latihan Kader III selain materi lanjutan, seperti
2., Kejutan dan Gelombang, PT Pantja Simpati, 1987. Pendalaman NDP, Pendalaman Mission HMI, Kepemimpinan dan Manajemen
3., Kejutan dan Masa Depan, PT Pantja Simpati, 1987. Organisasi serta Wawasan Internasional, materi pokok lainnya yang sangat
4. Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Gramedia, 1996. penting disajikan adalah materi yang mampu memunculkan teori teori dan
5. Amin Wijaya T. Manajemen Strategik, PT. Ramedia, 1996. metodologi pernecahan masalah masalah sosial, ekonomi, politik, hukum dan
6. Cristianto Wibisono, Pemuda dan Dinamika Sejarah Perjuangan Bangsa, budaya yang berkembang di tengah masyarakat. Kekayaan teori dan metodologi,
Menpora, 1986. menjadi titik perhatian utama. Sehingga melalui LK III peserta dapat
7. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam Manajemen, Rajawali Pers, 1995. menemukan, memahami dan memecahkan problem problem sosial, baik
8. DR.Ir. S.B. Hari Lubis & DR. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu ekonomi, politik, hukum dan budaya. Karenanya penyusunan materi LK III
Pendekatan Makro, Pusat Studi Antar Universitas I1mu ilmu Sosial sangat terkait pada persoalan sosial, kebangsaan dan keumatan kekinian.
Universitas Indonesia, 1987. MisaInya, Teori dan Metodologi Membangun Masyarakat yang Demokratis,
9. James L. Gibson, Organisasi dan Manajemen, Erlangga, 1986. sangat dibutuhkan. Begitu juga dengan problem budaya, ekonomi dan sosial
10. J. Salusu, Pengembangan Keputusan Strategik, Gramedia, 1986. lainnya.
11. Miftah Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen, Rajawali Pers, 1995.
12. Nilai Dasar Perjuangan HMI. Oleh karena itu, dalam penentuan materi, kemampuan dan peran Panitia
13. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (seri manajemen), Erlangga, 1985. Pengarah menjadi sangat penting dalam menemukan masalah yang menjadi
14. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990. pokok materi serta tujuan dan target capaian materi.
15. Dan referensi lain yang relevan.
JENJANG : MATERI : ALOKASI WKTU :
LATIHAN KADER PENDALAMAN NILAI 12 JAM
III DASAR PERJUANGAN
(NDP-HMI)

Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta memiliki ke dalaman wawasan serta aplikasi Nilai Dasar Perjuangan
dalam konteks berbangsa, bernegara dan perubahan sosial.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat memahami serta mengaplikasikan Nilai Dasar Perjuangan
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Peserta mampu merumuskan gagasan alternatif tentang problematika
hubungan ajaran Islam dengan perubahan sosial.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pandangan Islam tentang kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.1. Makna Piagam Jakarta.
1.2. Perkembangan Pemikiran Islam tentang Konsep Kenegaraan.
1.3. Perkembangan pemikiran Islam tentang Konsep Ummah.

2. Islam dan perubahan Sosial.


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
310 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 311
2.1.Perkembangan pemikiran tentang fungsi agama.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
308 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 309

Referensi :
1. Nilai Dasar Perjuangan HMI. JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU :
2. Alija Ali Izetbegovic, Membangun Jalan Tengah, Mizan 1992. LATIHAN KADER II KEPEMIMPINAN 8 JAM
3. Karl Menheim, Ideologi dan Utopia, Kanisius, 1993. DAN MANAJEMEN
4. Zbigniev Brezinki, Kegagalan Besar: Muncul dan Runtuhnya Komunisme ORGANISASI
dalam Abad ke 21, Remajz Rosdakarya, 1990.
5. Murthada Mutthahari, Perspektif al Qur’an tentang Masyarakat dan Sejarah, Tujuan Pembelajaran Umum
Mizan, 1986. Peserta dapat memahami dan memiliki ke dalaman pengetahuan tentang
6. M. Amin Rais, Islam antara Kita dan Fakta, Mizan 1986. kepemimpinan dan manajemen organisasi.
7. Jorge Larrain, Konsep Ideologi, LKPSM, 1996.
8. Stanislav Andreski, Max Weber: Kapitalisme Birokrasi dan Agama, Tiara Tujuan Pembelajaran Khusus
Wacana, 1989. 1. Peserta memiliki ke dalaman pengetahauan tentang kepemimpinan,
9. Hanafi Hasan, Agama, Ideologi dan Pembangunan, P3M, 1991. manajemen dan organisasi.
10. Roger Garaudy, Mencari Agama Abad 21, Bulan Bintang, 1986. 2. Peserta dapat merumuskan serta merencanakan langkah-langkah
11. “Agama dan Tantangan Jaman” (Kumpulan Prisma), LP3ES, 1984. pelaksanaan manajemen organisasi.
12. Ali Syari’ati, Kritik Islam atas Marxisme dan Sesat Fikir Barat Lainnya,
Mizan 1985. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
13., Ideologi Kaum Intelektual, Mizan, 1992. 1. Pendalaman Kepemimpinan.
14. Frans Magnis Suseno, Karl Marx, Gramedia, 1998. 1.1. Posisi, Fungsi dan Peran Pemimpin dalam Manajemen.
15. Tan Malaka, Madilog, Teplok Press, 1999. 1.1.1. Pengembangan Kepemimpinan dalam Problem Solving.
16. Fachri Ali, Islam, Ideologi Dunia dan Dominasi Struktur, Mizan, 1985. 1.1.2. Aspek Komunikasi Sosial (human relation)
17. Nurkholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban, Paramadina, 1995.
18. Anthony Gidden, The Third Way dalam Ketiga Pembaruan Demokrasi, PT. 2. Pendalaman Manajemen.
Gramedia, Pustaka Utama, Jakarta, 2000. 2.1. Aspek Perencanaan
19. Maksum (ed). Mencari Ideologi Alternatif : Polemik Agama Pasca Ideologi 2.1.1. Teknik Perumusan Masalah.
Menjelang Abad 21, Mizan, 1994. 2.1.2. Analisis SWOT.
20. Literatur lain yang relevan. 2.2.Pelaksanaan dan Pengendalian.
2.2.1. Teknik teknik Pengendalian.
2.2.2. Analisis Lingkungan Organsasi.

3. Manajemen Strategik.
3.1. Aplikasi Strategi dan Taktik dalam Kepemimpinan.
3.2. Aplikasi Strategi dan Taktik dalam Organisasi.

Metode :
Ceramah, Diskusi, dan Studi Kasus.
Evaluasi :
Test Objektif/Subjektif dan Analisis Kasus.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
306 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 307

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU :


LATIHAN KADER PENDALAMAN NILAI 12 JAM JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU :
II DASAR PERJUANGAN LATIHAN IDEOPOLITOR, STRATEGI 10 JAM
(NDP-HMI) KADER II DAN TAKTIK
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Umum Peserta dapat memiliki wawasan dan mampu menganalisa tentang
Peserta dapat memahami dan mengaplikasikan Nilai Dasar Perjuangan HMI. perkembangan ideologi dunia, dan penerapan strategi taktik.

Tujuan Pembelajaran Khusus Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Peserta dapat merumuskan essensi ajaran tentang kemasyarakatan. 1. Peserta mampu memahami dan menganalisis perkembangan ideologi
2. Peserta dapat menjelaskan essensi ajaran Islam tentang tugas Khalifahan. dunia dan pengaruhnya terhadap perubahan sosial.
3. Peserta dapat merumuskan essensi ajaran Islam tentang keadilan Sosial 2. Peserta dapat menerapkan keterkaitan ideologi dan strategi taktik dalam
dan Ekonomi. menjalankan misi organisasi.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Essensi ajaran Islam tentang Khalifah Fil Ardh. 1. Perbandingan Mahzab Ideologi Dunia.
1.1. Hakekat Fungsi dan Peran Manusia di Dunia. 1.1. Marxisme.
1.2. Hak dan Tanggung Jawab Manusia di Dunia. 1.2. Liberalisme.
1.3. Sosialisme.
2. Essensi ajaran Islam tentang Kemasyarakatan. 1.4. Kapitalisme.
2.1. Islam sebagai ajaran rahmatan lil ‘alamin. 1.5. Nasionalisme.
2.2. Dasar dasar Islam tentang kemasyarakatan. 1.6. Komunisme.

3. Essensi ajaran Islam tentang Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi. 2. Ideologi dan Perubahan Sosial.
3.1. Hakekat Keadilan dalam Islam. 2.1. Ideologi dan Sistem Ekonomi.
3.2. Konsep Keadilan Sosial dalam Islam. 2.2. Ideologi dan Sistem Politik.
3.3. Konsep Keadilan Ekonomi. 2.3. Ideologi dan Sistem Sosial.
2.4. Ideologi dan Sistem Budaya.
Metode :
Ceramah, Dialog, Studi Kasus dan Diskusi Kelompok. 3. Etika Religius dan Perubahan sosial.
Evaluasi:
Pemandu memberikan Test Objektif/ Subjektif dan Resume Studi Kasus. 4. Peran Stratak sebagai Alat Perjuangan Organisasi.

Metode :
Ceramah, diskusi, dialog dan simulasi.
Evaluasi :
Test Subjektif, Test Objektif, Case Study dan Resume

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
304 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 305

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : Referensi :


LATIHAN KADER PENDALAMAN MISSION 10 JAM 1. AD dan ART HMI serta Pedornan Organsasi lainnya.
II HMI 2. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
3. Agus Salim Sitompul, Pemikiran HMI dan Relevansinya Dalam
Tujuan Pembelajaran Umum Pembangunan Nasional, Bina Ilmu, 1986.
Peserta mampu memahami, menganalisa dan menformulasikan prospek dan 4. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
tantangan misi HMI secara utuh dalam dinamika perubahan sosial. 5. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, 1999.
6. BJ. Balon, Pergumulan Islam di Indonesia 1945 1972, Grafika Pers, 1985.
Tujuan Pernbelajaran Khusus 7. Crisbianto Wibisono, Pemuda dalam Dinamika Sejarah Bangsa, Sekretariat
1. Peserta dapat menjelaskan dan merumuskan permasalahan HMI secara Menpora RI, 1986.
internal dalam menjalankan misi HMI. 8. Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional, Grafiti Pers, 1984.
2. Peserta dapat mengidentifikasi dan merumuskan prospek dan tantangan 9. Fachri Ali dan Bakhtiar Effendi, Merambah Jalan Baru Islam, Mizan 1986.
HMI di masa yang akan datang. 10. Francois Railon, Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia, LP3ES 1985.
11. Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi? Rosdakarya,
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 1999.
1. Posisi dan Keluasan peran HMI. 12. M. Dawam Raharjo, Intelektual, Integensia dan Prilaku Politik Bangsa,
1.1.Posisi dan Peran HMI dalam Dinamika Mizan 1992.
Kemahasiswaan. 1.2.Posisi dan Peran HMI dalam Dunia 13. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Lingkaran Studi
Kepemudaan. Indonesia, 1987.
1.3.Posisi dan Peran HMI dalam Dimensi Sejarah Kehidupan Bangsa dan 14. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformartif, Pustaka Firdaus, 1997.
Negara. 15. Ridwan Saidi, Mahasiswa dan Lingkaran Politik, Mappusy, Ul 1989.
16. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Islam Indonesia, Mizan,
2. Permasalahan permasalahan HMI. 1997.
2.1.Permasalahan HMI dalam menjalankan fungsinya. 17. Victor Immanuel Tanja, HMI, dan Kedudukannya di Tengah Gerakan Muslim
2.2.Permasalahan HMI dalam menjalankan perannya. Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1987.
2.3.Permasalahan HMI dalam mengembangkan missinya. 18. Literatur lain yang relevanktif dan penugasan dalam bentuk makalah
kelompok.
3. Prospek dan Tantangan HMI di Masa Datang.
3.1. Prospek dan Tantangan HMI dalam Dunia Kemahasiswaan.
3.2.Prospek dan Tantangan HMI Dalam Dunia Kepemudaan.
3.3.Prospek dan Tantangan HMI dalam Perubahan Sosial.
3.4.Prospek dan Tantangan HMI dalam Pengembangan
Organisasi.

4. Prospek dan Tantangan HMI dalam Dunia Global.

Metode :
Diskusi, tanya jawab, dan simulasi kelompok.
Evaluasi:
Test objektif/subjektif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
302 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 303

2.2. Materi Latihan Kader II (intermediate Training) Referensi :


1. Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama.
JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU : 2. Anthony Giddens, Jalan Ketiga: Pembaharuan Demokrasi Sosial, PT.
LATIHAN KADER TEORI-TEORI TENTANG 8 JAM Gramedia Pustaka Utama, 2000.
II PERUBAHAN SOSIAL 3. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pusataka Pelajar,
1999. 4.-------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
Tujuan Pembelajaran Umum 5. A. Syafi’i Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
Peserta dapat memahami dan menjelaskan perspektif Islam tentang 6. David. C. korten, Menuju Abad ke-21 : Tindakan sukarela dan Agenda
perubahan sosial. Global, Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan, 1993.
7. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi-II, PT Gramedia, 1986.
Tujuan Pembelajaran Khusus 8. Hasan Hanafi, Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
1. Peserta dapat menjelaskan teori-teori perubahan sosial. 9. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.
2. Peserta dapat menjelaskan dan merumuskan konsepsi Islam tentang 10. Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial : Reformasi atau Revolusi, Rosda
perubahan sosial. Karya, 1999.
11. Jalalludin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 12. Maksum (ed), Mencari Ideologi Alternatif: Polemik Agama Pasca ideologi
1. Teori-teori perubahan Menjelang Abad 21, Mizan, 1994.
sosial. 1.1.Teori Evolusi. 13. Max Weber, Etika Prostestan dan semangat kapitalisme, Pustaka Promethea,
1.2.Teori Konflik Sosial. 2000.
1.3.Teori Struktural-Fungsional. 14. Muhadi Sugiono, Kritik Antonio Gramci terhadap Pembangunan Dunia
1.4.Teori Moderniasi. Ketiga, Pustaka Pelajar, 1999.
1.5.Teori Depedensi. 15. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus, 1997.
1.6.Teori Sistem Dunia. 16. Roger Simon, Gagasan Politik Gramci, Pustaka Pelajar 1999.
1.7.Paradigma People Centered Development. 17. Suwarsono & Alvin Y. So, Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Edisi
Revisi), LP3ES, 2000.
2. Konsepsi Islam tentang Perubahan Sosial. 18. Robert H. Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial, Bina Aksara, 1989.
2.1.Paradigma Teologi Transformasi. 19. Tom Cambell, Tujuh Teori Sosial : Sketsa, Penilaian, Perbandingan,
2.2.Paradigma Ilmu Sosial Profetik. Kanisius, 1994.
2.3.Paradigma “Islam Kiri”. 20. Referensi lain yang relevan.

Metode :
Ceramah, diskusi, studi kasus.
Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dengan menganalisa kasus sosial.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
300 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 301

JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU: Referensi :


LATIHAN KADER KEPEMIMPINAN DAN 8 JAM 1. Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996.
I MANAJEMEN ORGANISASI 2. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995.
3. Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu
Tujuan Pembelajaran Umum Pendekatan Makro, Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas
Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi Indonesia, 1987.
kepemimpinan, manajemen dan organisasi. 4. James. L. Gibson, Kepemimpinan dan Manajemen, Erlangga, 1986.
5. J. Salusu, Pengembangan Keputusan Strategik, Gramedia, 1986.
Tujuan Pembelajaran Khusus 6. Mifta Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen, Rajawali Pers, 1995.
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian, dasar-dasar, sifat serta fungsi 7. Nilai Dasar Perjuangan HMI.
kepemimpinan. 8. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985.
2. Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan 9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990.
manajemen dalam organisasi. 10. Dan referensi lain yang relevan.
3. Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan karakteristik
kepemimpinan dalam Islam.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian, tujuan dan fungsi kepemimpinan, manajemen dan
organisasi.

2. Karakteristik kepemimpinan.
2.1.Sifat-sifat Rasul sebagai etos kepemimpinan.
2.2.Tipe-tipe kepemimpinan.
2.3.Dasar-dasar manajemen.
2.4.Unsur manusia dalam manajemen.
2.5.Model-model manajemen.

3. Organisasi sebagai alat


perjuangan. 3.1.Teori-teori
organisasi. 3.2.Bentuk-bentuk
organisasi. 3.3.Struktur organisasi.

4. Hubungan antara kepemimpinan, manajemen dan organisasi.

Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab, studi kasus dan simulasi.
Evaluasi :
Test Partisipatif dan test objektif/subjektif.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
298 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 299

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam.


JENJANG : MATERI : ALOKASI WAKTU:
LATIHAN KADER NILAI DASAR PEJUANGAN 14 JAM 2.4 Hakikat penciptaan Manusia.
I NDP (HMI) 2.4.1 Eksistensi manusia dan kedudukannya di antara mahkluk
lainnya.
Tujuan Pembelajaran Umum 2.4.2 Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta bumi.
substansi materi secara garis besar dalam organisasi. 2.4.3 Manusia sebagai hamba Allah.
2.4.4 Fitrah, kebebasan dan tanggung jawab manusia.
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya 2.5 Hakikat Masyarakat.
dalam organisasi. 2.5.1 Perlunya menegakkan keadilan dalam masyarakat.
2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan. 2.5.2 Hubungan keadilan dan kemerdekaan.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran. 2.5.3 Hubungan keadilan dan kemakmuran.
4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta. 2.5.4 Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan.
5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia.
6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat. 2.6 Hakikat Ilmu.
7. Peserta dapat menjalankan hubungan antara iman, ilmu dan amal. 2.6.1 Ilmu sebagai jalan mencari kebenaran.
2.6.2 Jenis-jenis Ilmu.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI. 3 Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal.
1.1 Pengertian NDP.
1.2 Sejarah perumusan dan lahirnya NDP. Metode :
1.3 NDP sebagai kerangka global pemahaman Islam dalam Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
konteks organisasi HMI. Evaluasi :
1.4 Hubungan antara NDP dan Mision HMI. Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner.
1.5 Metode pemahaman NDP, penjelasan hubungan antara iman, ilmu
dan amal. Referensi :
1. Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.
2. Garis besar Materi NDP. 2. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual, Suatu Wawasan Islam, Mizan, 1992.
2.1 Hakikat Kehidupan. 3., Tugas Cendikiawan Muslim, Srigunting, 1995.
2.1.1 Analisa kebutuhan manusia. 4. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar,
2.1.2 Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia. 1999. 5.-------------------, Islam dan Pembebasan, LKIS, 1993.
2.1.3 Islam sebagai sumber kebenaran. 6. A. Syafii Ma’arif, Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
7. Hasan Hanafi, Ideologi, Agama dan Pembangunan, P3M, 1992.
2.2 Hakikat Kebenaran. 8. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam, LKIS, 1995.
2.2.1 Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah. 9. Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, Mizan, 1987.
2.2.2 Eksistensi dan sifat-sifat Allah. 10. Nilai nilai Dasar Perjuangan HMI (pokok).
2.2.3 Rukun Iman sebagai upaya mencari kebenaran. 11. Literatur lain yang relevan.
2.3 Hakikat Penciptaan Alam Semesta.
2.3.1 Eksistensi Alam.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
296 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 297

JENJANG: MATERI: ALOKASI WAKTU: Referensi :


LATIHAN KADER I MISSION HMI 10 JAM 1. Ade Komaruddin dan Muchhrijin Fauzi (ed) HMI Menjawab Tantangan
Zaman, PT. Gunung Kelabu, 1992.
Tujuan Pembelajaran Umum 2. Asghar Ali Engginer, Islam dan Theologi Pembebasan, Pustaka Pelajar 1999.
Peserta dapat memahami missi HMI dan hubungannya dengan status, sifat, 3. Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Satuan Wawasan Islam, Mizan
asas, tujuan, fungsi dan peran organisasi HMI secara integral. 1992.
4. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik Indonesia, Mizan,
Tujuan Pembelajaran Khusus 1997.
1. Peserta dapat menjelaskan fungsi dan peranannya sebagai mahasiswa 5. Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus.
2. Peserta dapat menjelaskan tafsir tujuan HMI 6. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.
3. Peserta dapat menjelaskan hakikat, fungsi dan peran HMI 7. Ramli H.HM Yusuf (ed), Lima Puluh Tahun HMI Mengabdi Republik,
4. Peserta dapat menjelaskan hubungan Status, Sifat, Asas, Tujuan, Fungsi LASPI, 1997.
dan Peran HMI secara integral 8. Dr. Fiktor Imanuel Tanja, HMI sejarah dan Kedudukannya di tengah
kedudukan Muslim Pembaharu Indonesia, Sinar Harapan, 1982.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan 9. Referensi Lain Yang Relevan.
1. Makna HMI sebagai Organisasi
Mahasiswa 1.1.Pengertian Mahasiswa
1.2.Mahasiswa sebagai inti Kekuatan Perubahan
1.3.Dinamika Gerakan Mahasiswa

2. Hakikat keberadaan HMI


2.1. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam
2.2. Makna Independensi HMI

3. Tujuan HMI
3.1. Arti insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
3.2. Arti masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT

4. Fungsi dan peran HMI


4.1. Pengertian Fungsi HMI sebagai organisasi kader
4.2. Pengertian Peran HMI sebagai organisasi perjuangan
4.3. Totalitas fungsi dan peran sebagai perwujudan dari tujuan HMI

5. Hubungan antara status, sifat, asas, tujuan, fungsi dan peran HMI secara
integral.

Metode :
Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan permainan peran.
Evaluasi :
Test Partisipatif, Test Objektif/subjektif dan penugasan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
294 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 295

4. Sulastomo, Hari hari Yang Panjang, PT. Gunung Agung, 1988 2.3.2. Masalah struktur kekuasaan
5. Agus Salim Sitompul, Historiografi HMI, Tintamas, 1995 2.3.3. Masalah struktur kepemimpinan
6. Ramli Yusuf (ed), 50 tahun HMI mengabdi, LASPI, 1997.
7. Ridwan Saidi, Biografi A. Dahlan Ranuwiharjo, LSPI, 1994. 3. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi
8. M. Rusli Karim, HMI MPO Dalam Pergulatan Politik di Indonesia, Mizan, 3.1. Pedoman Perkaderan
1997 3.2. Pedoman Kohati
9. Muhammad Kamal Hasan, Modernisasi Indonesia, Respon Cendikiawan 3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
Muslim Masa Orde Baru, LSI 1987. 3.4. Pedoman atribut HMI
10. Muhammad Hussein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, LiteraAntarNusa
3.5. GPPO dan PKN
11. Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam, 1, 11, 111, Rajawali Pers
12. Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam
4. Hubungan Konstitusi AD/ART dengan pedoman-pedoman organisasi
13. Moksen ldris Sirfefa et. Al (ed), Mencipta dan Mengabdi, PB HMI, 1997 lainnya.
14. Hasil hasil Kongres HMI
15. Sejarah Kohati Metode :
16. Sharsono, HMI Daiam Lingkaran Politik Ummat Islam, Cl IS, 199 Ceramah, studi kasus, diskusi, seminar, tanya jawab.
17. Prof. DR. Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia (1902 1942), Evaluasi:
LP3ES, 1980. Melaksanakan test objektif/subjektif dan penugasan.

JENJANG: MATERI: ALOKASI WAKTU: Referensi:


LATIHAN KADER I KONSTITUSI HMI 12 JAM 1. Hasil-hasil Kongres.
2. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Muhammad, Bulan Bintang, t.t.
Tujuan Pembelajaran Umum: 3. Prof. DR. Mukhtar Kusuatmadja, SH, LMM dan DR. B. Sidharta, SH,
Peserta dapat memahami ruang lingkup konstitusi Pengantar Ilmu Hukum; Suatu pengenalan Pertama berlakunya Ilmu Hukum,
Penerbit Alumni, Bandung, 2000.
Tujuan Pembelajaran Khusus: 4. Prof. Chainur Arrasjid, SH. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta,
1. Peserta dapat menjelaskan ruang lingkup konstitusi HMI dan 2000
hubungannya dengan pedoman pokok organisasi lainnya. 5. UUD 1945 (untuk perbandingan)
2. Peserta dapat mempedomani konstitusi HMI dan pedoman pedoman 6. Literatur lain yang relevan.
pokok organisasi dalam kehidupan berorganisasi.

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan


1. Pengantar Ilmu Hukum
1.1 Pengertian dan Fungsi Hukum
1.2 Hakekat Hukum
1.3 Pengertian Konstitusi dan arti pentingnya dalam organisasi

2. Ruang lingkup Konstitusi HMI


2.1. Makna Mukadimah AD HMI
2.2. Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam
2.3. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga HMI
2.3.1. Masalah keanggotaan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
292 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 293

Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan:


1.4. Usaha menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama unsur 1 . Pengantar Ilmu Sejarah.
individu dalam forum training; untuk menumbuhkan kegairahan dan 1.1. Pengertian Ilmu Sejarah.
suasana dinamik dalam training, maka forum semacam itu hendaknya 1.2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sejarah.
merupakan bentuk dinamika kelompok. Karena itu forum training
harus mampu memberikan “chalange” dan menumbuhkan “respon” 2. Misi Kelahiran Islam.
yang sebesar besarnya. Hal ini dapat dilaksanakan oleh instruktur, 2. 1. Masyarakat Arab Pra
asisten instruktur dan Master of Training. Sejarah. 2.2.Periode Kenabian
Muhammad.
1.5. Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesama unsur 2.2.1. Fase Makkah.
individu dalam forum training,¬ menciptakan kondisi equal antara 2.2.2. Fase Madinah.
segenap unsur dalam training berarti mensejajarkan dan menyetarakan
semua unsur yang ada dalam training. Masalah yang akan dihadapi 3. Latar Belakang Berdirinya HMI.
adanya kenyataan-kenyataan “kemerdekaan individu” dengan 3.1. Kondisi Islam di Dunia.
mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan demikian pula 3.2. Kondisi Islam di Indonesia.
perbedaan secara psikologis unsur-unsur yang ada akan lebih menipis 3.3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam.
disebabkan hubungan satu dengan lainnya diwarnai dengan hubungan 3.4. Saat Berdirinya HMI.
kekeluargaan antara senior dan yunior.
4. Gagasan dan Visi Pendiri HMI.
1.6. Adanya keseimbangan dan keharmonisan antar metode training 4.1. Sosok Lafran Pane.
yang digunakan dalam tingkat tingkat training; keseimbangan dan 4.2. Gagasan Pembaruan Pemikiran ke Islaman.
keharmonisan dalam metode training yakni adanya keselarasan tujuan 4.3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial budaya.
HMI dan target yang akan dicapai dalam suatu training. Meskipun 4.4. Komitmen ke Islaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan
antar jenjang/forum training memiliki perbedaan-perbedaan karena HMI.
tingkat kernatangan peserta sendiri.
5. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa.
2. Kurikulum Training/Latihan Kader 5.1. HMI Dalam Fase Perjuangan Fisik
5.2. HMI Dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa
2.1. Materi Latihan Kader I 5.3. HMI Dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
JENJANG MATERI: ALOKASI WAKTU: 5.4. HMI Dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
LATIHAN KADER I SEJARAH PERJUANGAN 8 JAM 5.5. HMI Dalam Fase Pasca Orde Baru
HMI
Metode :
Tujuan Pembelajaran Umum: Ceramah, tanya jawab, diskusi
Peserta dapat memahami sejarah dan dinamika perjuangan HMI Evaluasi:
Memberikan test objektif/subjektif dan penugasan dalam bentuk resume.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. Peserta dapat menjelaskan latar belakang berdirinya HMI. Referensi :
2. Peserta dapat menjelaskan gagasan dan visi pendiri HMI. 1. Drs. Agus Salim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI(1974 1975), Bina Ilmu
3. Peserta dapat mengklasifikasikan fase-fase perjuangan HMI. 2. DR. Victor 1. Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukannya Di tengah Gerakan
Muslim Pembaharu Indone¬sia, Sinar Harapan, 1982.
3. Prof. DR. Deliar Noer, Partai Islam Dipentas Nasional, Graffiti Pers, 1984
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
290 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 291

2.1 Tujuan Training Formal


II. Manajemen Training
2.1.1 Latihan Kader I (Basic Training)
1. Metode Penerapan Kurikulum
“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar
Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran
akan fungsi dan peranannya dalam berorganisasi serta hak dan
tentang metode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah
kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa”.
erat hubungannya dengan masalah yang menyangkut metode-metode yang
digunakan dalam training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan
2. 1.2. Latihan Kader II (Intermediate Training)
dan kesatuan dengan metode yang ada dalam jenjang-jenjang training. Dalam
“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual
hal ini, untuk penerapan kurikulum training ini perlu diperhatikan beberapa
dan mampu mengelola organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan
aspek.
mengemban misi HMI”.
1.1. Penyusunan jadwal materi training. Jadwal training adalah sesuatu
yang merupakan gambaran tentang isi dan bentuk bentuk training.
2.1.3. Latihan Kader III (Advance Training)
Oleh sebab itu perumusan jadwal training hendaknya menyangkut
“Terbinanya kader pernimpin yang mampu menterjemahkan dan masalah-masalah:
mentransformasikan pemikiran konsepsional secara profesional dalam
• Urutan materi hendaknya dalam penyusunan suatu training perlu
gerak perubahan sosial”.
diperhatikan urut urutan tiap tiap materi yang harus memiliki
korelasi dan tidak berdiri sendiri (Asas Integratif). Dengan
2.2. Tujuan Training Non formal demikian materi-materi yang disajikan dalam training selalu
“Terbinanya kader yang memiliki skill dan profesionalisme dalam mengenal prioritas dan berjalan secara sistematis dan terarah,
bidang manajerial, keinstrukturan, keorganisasian, kepemimpinan dan karena dengan cara seperti itu akan menolong peserta dapat
kewirausahaan dan profesionalisme lainnya”. memahami materi dalam training secara menyeluruh dan terpadu.
• Materi dalam jadwal training harus selalu disesuaikan dengan
3. Target Training Perjenjangan jenis dan jenjang training.
3.1. Latihan Kader I
• Memiliki kesadaran menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan 1.2. Cara atau bentuk penyampaian materi training. Cara penyampaian
sehari hari materi-materi training adalah gabungan antara ceramah dan diskusi/
• Mampu meningkatkan kemampuan akademis dialog, semakin tinggi tingkatan suatu training atau semakin tinggi
• Memiliki kesadaran akan tanggungjawab keurnatan dan kebangsaan tingkat kematangan peserta training, maka semakin banyak forum
• Memiliki Kesadaran berorganisasi forum komunikasi ide (dialog/diskusi). Suatu materi harus
disampaikan secara diskutif, artinya instruktur bersama Master of
3.2. Latihan Kader II Training berusaha untuk memberikan kesempatan-kesempatan.
• Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif,
inovatif dalam memperjuangkan misi HMI 1.3. Adanya penyegaran kembali dalam pengembangan gagasan-gagasan
• Memiliki kemampuan manajerial dalam berorganisasi kreatif di kalangan anggota trainer; forum training sebagai penyegar
gagasan trainers, sedapat mungkin dalam forum tersebut tenaga
3.3. Latihan Kader III instruktur dan Master of Training merupakan pioner dalam gagasan
• Memiliki kemampuan kepernimpinan yang amanah, fathanah, sidiq kreatif. Meskipun gagasan-gagasan dan masalah-masalah yang
dan tabligh serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan disajikan dalam forum belum sepenuhnya ada penyelesaian secara
pernikiran konsepsional dalam dinamika perubahan sosial. sempurna. Untuk menghindari pemberian materi secara indokrinatif
• Memiliki kemampuan untuk mengorganisir masyarakat dan dan absolutik maka penyuguhan materi hendaknya ditargetkan pada
mentransformasikan nilai nilai perubahan untuk mencapai pemberian alat alat ilmu pengetahuan secara elementer. Dengan
masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. demikian pengembangan kreasi dan gagasan lebih banyak di berikan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
290 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 291
pada trainers.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
288 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 289

4.2. Target. BAB II


Terciptanya kader muslim intelektual profesional yang berakhlakul POLA DASAR TRAINING
karimah serta mampu mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 1. Arah Training
Arah training adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun
Ill. Wujud Profil Kader HMI di Masa Depan yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses training
Bertolak dari landasan landasan, pola dasar dan arah perkaderan HMI, maka HMI. Arah training sangat erat kaitannya dengan tujuan perkaderan, dan tujuan
Aktivitas perkaderan HMI diarahkan dalam rangka membentuk kader HMI, HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HMI merupakan garis arah
muslim intelektual profesional yang dalam aktualisasi peranannya berusaha dan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha HMI. Oleh karena itu, tujuan
mentransformasikan nilai nilai ke Islaman yang memiliki kekuatan pernbebasan HMI merupakan titik sentral dan garis arah setiap kegaitan perkaderan, maka ia
(liberation force). merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan HMI.

Aspek aspek yang ditekankan dalam usaha pelaksanaan kaderisasi tersebut Bagi anggota, tujuan HMI merupakan titik pertemuan persarnaan
ditujukan pada: kepentingan yang paling pokok dari seluruh anggota, sehingga tujuan organisasi
adalah juga merupakan tujuan setiap anggota organisasi. Oleh karenanya peranan
1. Pembentukan integritas watak dan kepribadian anggota dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan
Yakni kepribadian yang terbentuk sebagai pribadi muslim yang menentukan.
menyadari tanggung jawab kekhalifahannya di muka bumi, sehingga
citra akhlakul karimah senantiasa tercermin dalam pola pikir, sikap dan 1 . Jenis-jenis Training
perbuatannya. 1.1. Training Formal
Training formal adalah training berjenjang yang diikuti oleh anggota,
2. Pengembangan kualitas intelektual dan setiap jenjang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang
Yakni segala usaha pembinaan yang mengarah pada penguasaan dan selanjutnya. Training formal HMI terdiri dari: Latihan Kader I (Basic
pengembangan ilmu (sain) pengetahuan (knowledge) yang senantiasa Training), Latihan Kader II (Intermediate Training), dan Latihan Kader Ill
dilandasi oleh nilai nilai Islam. (Advence Training).

3. Pengembangan kemampuan Profesional 1.2. Training Non Formal


Yakni segala usaha pembinaan yang mengarah kepada peningkatan Training non formal adalah training (yang dilakukan dalam rangka
kemampuan mentransformasikan ilmu pengetahuan ke dalam perbuatan meningkatkan pernahaman dan profesionalisme kepemimpinan serta
nyata sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuninya secara konsepsional, keorganisasian anggota. Training ini terdiri dari PUSIDIKLAT Pimpinan
sistematis dan praksis untuk mencapai prestasi kerja yang maksirnal HMI, Senior Course (Pelatihan Instruktur), Latihan Khusus KOHATI, Up
sebagai perwujudan arnal shaleh. Grading Kepengurusan, Up Grading Kesekretariatan, Pelatihan
Kekaryaan, dan lain sebagainya.
Usaha mewujudkan ketiga aspek harus terintegrasi secara utuh sehingga
kader HMI benar benar lahir menjadi pribadi dan kader Muslim Intelektual 2. Tujuan Training Menurut Jenjang dan Jenis
Profesional, yang mampu menjawab tuntutan perwujudan masyarakat adil dan Tujuan training perjenjangan dimaksudkan sebagai rumusan sikap,
makmur yang diridhai Allah SWT. pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki anggota HMI setelah mengikuti
jenjang latihan kader tertentu, yakni Latihan Kader I, II dan III. Sedangkan
tujuan training menurut jenis adalah rumusan sikap, pengetahuan dan
kemampuan anggota HMI, baik kemampuan intlektualitas maupun
kemampuan keterampilan setelah mengikuti training atau pelatihan tertentu
yakni berupa training formal dan informal.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
286 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 287

3.2.3. Aktivitas b. Jalur dunia profesi (dokter, konsultan, pangacara, manager, jurnalis
3.2.3.1.Aktivitas organisasional dan lain lain).
Aktivitas organisasional merupakan suatu Aktivitas yang bersifat c. Jalur birokrasi dan pemerintahan.
organsiasi yang dilakukan oleh kader dalam lingkup tugas organisasi. d. Jalur dunia usaha (koperasi, BUMN dan swasta)
Intern organisasi yaitu segala Aktivitas organisasi yang dilakukam e. Jalur sosial politik
oleh kader dalam Iingkup tuas HMI. f. Jalur TNI/Kepolisan
Ekstern organisasi yaitu segala Aktivitas organisasi yang dilakukan g. Jalur sosial kemasyarakatan
oleh kader dalam lingkup tugas organisasi di luar HMI.
h. Jalur LSM/LPSM
i. Jalur kepemudaan
3.2.3.2. Aktivitas Kelompok
j. Jalur olahraga dan seni budaya
Aktivitas kelompok merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
k. Jalur jalur lain yang masih terbuka yang dapat dimasuki oleh kader
kader dalam suatu kelompok yang tidak rnerniliki hubungan struktur
kader HMI
dengan organisasi formal tertentu.
a. Intern organisasi
4. Arah Perkaderan
Yaitu segala aktivitas kelompok yang dilakukan oleh kader
Arah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan
HMI dalam lingkup organisasi HMI yang tidak memiliki hubungan
dalam bentuk bergerak menuju ke suatu tujuan. Arah juga dapat diartikan
struktur (bersifat informal).
sebagai pedoman yang dapat dijadikan patokan dalam melakukan usaha yang
b. Ekstern organisasi
sisternatis untuk mencapai tujuan.
Yaitu segala aktivitas kelompok yang dilakukan oleh kader
di luar lingkup organisasi dan tidak memiliki hubungan dengan
Jadi, arah perkaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk untuk
organisasi formal manapun.
penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses
perkaderan HMI. Arah perkaderan sangat erat kaitannya dengan tujuan
3.2.3.3. Aktivitas Perorangan perkaderan, dan tujuan HMI sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HMI
Aktifiatas perorangan merupakan Aktivitas yang dilakukan oleh merupakan garis arah dan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha HMI.
kader secara perorangan. Oleh karena itu, tujuan HMI merupakan titik sentral dan garis arah setiap
a. Intern Organisasi. kegiatan perkaderan, maka ia merupakan ukuran atau norma dari semua kegiatan
Yaitu segala Aktivitas yang dilakukan oleh kader secara perorangan HMI.
untuk menyahuti tugas dan kegiatan organisasi HMI.
b. Ekstern Organisasi. Bagi anggota HMI merupakan titik pertemuan persamaan kepentingan yang
Yaitu segala aktititas yang dilakukan oleh kader secara perorangan paling pokok dari seluruh anggota, sehingga tujuan organisasi adalah juga
di luar tuntutan tugas dan kegiatan organisasi HMI. merupakan tujuan setiap anggota organisasi. Oleh karenanya peranan anggota
dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sangat besar dan menentukan.
3.3. Pengabdian Kader.
Dalam rangka meningkatkan upaya mewujudkan masyarakat cita HMI 4.1. Maksud dan Tujuan
yaitu masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, maka diperlukan Maksud dan tujuan perkaderan adalah usaha yang dilakukan dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas pengabdian kader. Pengabdian kader ini rangka mencapai tujuan organisasi melalui suatu proses sadar dan
merupakan penjabaran dari peranan HMI sebagai organisasi perjuangan. Oleh sisternatis sebagai alat transformasi nilai ke lslaman dalam proses
karena itu seluruh bentuk bentuk pembangunan yang dilakukan merupakan rekayasa peradaban melalui pembentukan kader berkualitas muslim
jalur pengabdian kader HMI, maka jalur pengabdiannya adalah sebagai intelektual profesional sehingga berdaya guna dan berhasil guna sesuai
berikut : dengan pedoman perkaderan HMI.
a. Jalur akademis (pendidikan,penelitian dan pengembangan).

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
284 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 285

2.2.1. Tingkat Pra Perguruan Tinggi serta mengaktualisasikan seluruh potensi dirinya lewat pelibatan diri pada
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sedini mungkin proses perkaderan HMI secara terus menerus.
keberadaan HMI di tengah tengah masyarakat khususnya masyarakat
ilmiah di tingkat pra perguruan tinggi atau siswa-siswa sekolah 3. Pembentukan Kader
menengah. Strategi pendekatan haruslah memperhatikan aspek psikologis Pembentukan kader merupakan sekumpulan aktivitas perkaderan yang
sebagai remaja. terintegrasi dalam upaya mencapai tujuan HMI.
Tujuan pendekatan ini adalah agar terbentuknya opini awal yang 3.1. Latihan Kader.
positif dikalangan siswa-siswa sekolah menengah terhadap HMI. Untuk Latihan kader merupakan perkaderan HMI yang dilakukan secara sadar,
kemudian pada gilirannya terbentuk pula rasa simpati dan minat untuk terencana, sitematis, dan berkesinambungan serta memiliki pedoman dan
mengetahuinya lebih jauh. aturan yang baku secara rasional dalam rangka mencapai tujuan HMI.
Latihan ini berfungsi memberikan kemampuan tertentu kepada para
Pendekatan rekrutmen dapat dilakukan dengan pendekatan Aktivitas pesertanya sesuai dengan tujuan dan target pada masing masing jenjang
(activity approach) di mana siswa dilibatkan seluas-luasnya pada sebuah latihan. Latihan kader merupakan media perkaderan formal HMI yang
Aktivitas . Bentuk pendekatan ini bisa dilakukan lewat fungsionalisasi dilaksanakan secara berjenjang serta menuntut persyaratan tertentu dari
lembaga lembaga kekaryaan HMI serta perangkat organisasi HMI lainnya pesertanya, pada masing-masing jenjang latihan ini menitikberatkan pada
secara efektif dan efisien, dapat juga dilakukan pendekatan perorangan pembentukan watak dan karakter kader HMI melalui transfer nilai, wawasan,
((personal approach). dan keterampilan serta pemberian rangsangan dan motivasi untuk
mengaktualisasikan kemampuannya. Latihan kader terdiri dan 3 (tiga)
2.2.2. Tingkat Perguruan Tinggi jenjang, yaitu:
Pendekatan rekrutmen ini dimaksudkan untuk membangun persepsi a. Basic Training (latihan Kader 1)
yang benar dan utuh di kalangan mahasiswa terhadap keberadaan b. Intermediate Training (latihan Kader ll )
organisasi HMI sebagai mitra Perguruan Tinggi di dalam mencetak kader c. Advance Training (latihan Kader III )
kader bangsa. Strategi pendekatan harus mampu menjawab kebutuhan
nalar mahasiswa (student reasoning), minat mahasiswa (studen interest)
3.2. Pengembangan
dan kesejahteraan mahasiswa (student welfare).
Pengembangan merupakan kelanjutan atau kelengkapan latihan dalam
keseluruhan proses perkaderan HMI. Hal ini merupakan penjabaran dari
Pendekatan di atas dapat dilakukan lewat Aktivitas dan pendekatan pasal 5 Anggaran Dasar HMI.
perorangan, dengan konsekuensi pendekatan fungsionalisasi masing
masing aparat HMI yang berhubungan langsung dengan basis calon kader
3.2.1. Up Grading
HMI. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara kegiatan yang
Up Grading dimaksudkan sebagai media perkaderan HMI yang
berbentuk formal seperti masa perkenalan calon anggota (Maperca) dan
menitikberatkan pada pengembangan nalar, minat dan kemampuan
pelatihan kekaryaan. Dalam kegiatan Maperca, materi yang dapat
peserta pada bidang tertentu yang bersifat praktis, sebagai kelanjutan dari
disajikan oleh adalah :
perkaderan yang dikembangkan melalui latihan kader.
1. Selayang pandang tentang HMI
2. Pengantar wawasan ke Islam an
3.2.2. Pelatihan
3. Pengantar wawasan organisasi
Pelatihan adalah training jangka pendek yang bertujuan membentuk
4. Wawasan perguruan tinggi
dan mengembangkan profesionalisme kader sesuai dengan latar belakang
disiplin ilmunya masing masing.
Metode dan pendekatan rekrutmen seperti tersebut di atas diharapkan
akan mampu membangun rasa simpati dan hasrat untuk mengembangkan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
282 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 283

pembentukan kader dan gambaran jalur jalur pengabdian kader. 2. Rekrutmen Kader
Sebagai konsekuensi dari organisasi kader, maka aspek kualitas kader
1. Pengertian Dasar merupakan fokus perhatian dalam proses perkaderan HMI guna menjamin
1.1. Kader terbentuknya out put yang berkualitas sebagaimana yang disyaratkan dalam
Menurut AS Hornby (dalam kamusnya Oxford Advanced Learner’s tujuan organisasi, maka selain kualitas proses perkaderan itu sendiri, kualitas
Dictionary) dikatakan bahwa “Cadre is a small group of People who are input calon kader menjadi faktor penentu yang tidak kalah pentingnya.
specially chosen and trained for a particular purpose, atau “cadre is a member
of this kind of group; they were to become the cadres of the new community Kenyataan ini mengharuskan adanya pola pola perencanaan dan pola
party”. Jadi pengertian kader adalah “sekelompok orang yang terorganisasir rekrutmen yang lebih memprioritaskan kepada tersedianya input calon kader
secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang yang berkualitas. Dengan demikian rekrutmen kader adalah merupakan upaya
lebih besar”. Hal ini dapat dijelaskan, pertama, seorang kader bergerak dan aktif dan terencana sebagai ikhtiar untuk mendapatkan input calon kader yang
terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan aturan permainan organisasi dan berkualitas bagi proses perkaderan HMI dalam mencapai tujuan organisasi.
tidhak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Bagi HMI aturan aturan
itu sendiri dari segi nilai adalah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dalam 2.1. Kriteria Rekrutmen
pemahaman memaknai perjuangan sebagai alat untuk mentransformasikan Rekrutmen kader yang lebih memperioritaskan pada pengadaan kader
nilai nilai ke Islam an yang membebaskan (liberation force), dan memiliki yang berkualitas tanpa mengabaikan aspek kuantitas, mengharuskan adanya
kerberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustadhafin). Sedangkan kriteria rekrutmen. Kriteria rekrutmen ini akan mencakup kriteria sumber
dari segi operasionalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman sumber kader dan kriteria kualitas calon kader.
perkaderan dan pedoman serta ketentuan organisasi lainnya. Kedua, seorang
kader mempunyai komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal
2.1.1. Kriteria Sumber-sumber Kader
semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam
Sesuai dengan statusnya sebagai organisi mahasiswa, maka yang
memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran. Ketiga, seorang kader
menjadi sumber kader HMI adalah perguruan tinggi atau institut lainnya
memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang
yang sederajat seperti apa yang disyaratkan dalam AD/ART HMI. Guna
mampu menyangga kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus
mendapatkan input kader yang berkualitas maka pelaksanaan rekrutmen
penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas. Keempat, seorang Kader
kader perlu diorientasikan pada perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
rneiliki visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial
sederajat yang berkualitas dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang
lingkungannya dan mampu melakukan “social engineering”.
berkembang di masing-masing daerah.
Kader HMI adalah anggota HMI yang telah melalui proses perkaderan 2.1.2. Kriteria Kualitas Calon Kader
sehingga memiliki ciri kader sebagaimana dikemukakan di atas dan Kualitas calon kader yang diperioritaskan ditentukan oleh kriteria
memiliki integritas kepribadian yang utuh : Beriman, Berilmu dan beramal
-kriteria tertentu dengan memperhatikan integritas pribadi dan calon
shaleh sehingga siap mengemban tugas dan amanah kehidupan beragama,
kader, potensi dasar akademik, potensi berprestasi, potensi dasar
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
kepemimpinan serta bersedia melakukan peningkatan kualitas individu
secara terus- menerus.
1.2. Perkaderan
Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan
2.2. Metode dan Pendekatan Rekruitmen
sisternatis selaras dengan pedoman perkaderan HMI, sehingga
Metode dan pendekatan rekrutmen merupakan cara atau pola yang
memungkinkan seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya
ditempuh untuk melakukan pendekatan kepada calon-calon kader agar
menjadi seorang kader Muslim Intelektual Profesional, yang memiliki
mereka mengenal dan tertarik menjadi kader HMI. Untuk mencapai tujuan
kualitas insan cita.
tersebut, maka pendekatan rekrutmen dilakukan dua kelompok sasaran.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
280 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 281

dan negara Indonesia serta bertekad mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dalam Karena mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama Islam, maka kultur
kehidupan manusia secara utuh. Islam telah menjadi realitas sekaligus memperoleh legitimasi sosial dari bangsa
Indonesia yang pluralistik. Dengan demikian wacana kebangsaan di seluruh
Makna rumusan tujuan itu akhirnya membentuk wawasan dan langkah aspek kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia meniscayakan
perjuangan HMI kedepan yang terintegrasi dalam dua aspek ke-Islaman dan transformasi total nilai nilai universal Islam menuju cita cita mewujudkan
aspek ke-bangsaan. Aspek ke-islaman tercermin melalui komitmen HMI untuk peradaban Islam. Nilai nilai Islam itu semakin mendapat tantangan ketika deras
selalu mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam secara utuh dalam kehidupan arus globalisasi telah menyeret umat manusia pada perilaku pragmatisme,
berbangsa sebagai pertanggungjawaban fungsi kekhalifahan manusia, sedangkan permissivisme dibidang ekonomi dan politik. Sisi negatif dari globalisasi ini
aspek kebangsaan adalah komitmen HMI untuk senantiasa bersama-sama seluruh disebabkan oleh percepatan perkembangan sains dan teknologi modern dan tidak
rakyat Indonesia merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik diimbangi dengan nilai nilai etik dan moral.
Indonesia demi terwujudnya cita-cita masyarakat yang demokratis, berkeadilan
sosial dan berkeadaban. Dalam sejarah perjalanan HMI pelaksanaan komitmen Konsekuensi dari realitas di atas adalah semakin kaburnya batas batas
ke-Islaman dan kebangsaan merupakan garis perjuangan dan misi HMI yang bangsa, sehingga cenderung menghilangkan nilai nilai kultural yang menjadi
pada akhirnya akan membentuk kepribadian HMI dalam totalitas perjuangan suatu ciri khas dari suatu negara yang penuh dengan pluralisme budaya
bangsa Indonesia kedepan. masyarakat. Di sisi lain teknologi menghadirkan ketidakpastian psikologis umat
manusia, sehingga kejenuhan manusia primordialnya. Dari sini nilai nilai
Melihat komitmen HMI pada wawasan sosiologis dan historis berdirinya ideologi, moral dan agama yang tadinya kering kerontang kembali menempati
pada tahun 1947 tersebut, yang juga telah dibuktikan dalam sejarah posisi kunci dalam ide dan konsesi komunitas global. Dua sisi ambigu globalisasi
perkembangnnya, maka pada hakikatnya segala bentuk pembinaan kader HMI ini adalah tampilan dari sebuah dunia yang penuh paradoks.
harus pula tetap diarahkan dalam rangka pembentukan pribadi kader yang sadar
akan keberadaannya sebagai pribadi muslim, khalifah di muka bumi dan pada Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Himpunan
saat yang sama kader tersebut harus menyadari pula keberadannya sebagai kader Mahasiswa Islam sebagai bagian integral ummat Islam dan bangsa Indonesia
bangsa Indonesia yang bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa ke (kader umat dan kader bangsa) sudah semestinya untuk menyiasiati
depan. perkembangan dan kecenderungan global tersebut dalam bingkai perkaderan
HMI yang integralistik. Dalam hal ini untuk menyiasiati perkembangan global
• Landasan Sosio-Kultural tersebut harus berdasarkan kepada perkembangan komitmen pada nilai nilai
Islam yang masuk di kepulauan Nusantara telah berhasil merubah kultur antropologis, sosiologis ummat Islam dan bangsa Indonesia sebagai wujud dari
masyarakat di daerah sentral ekonomi dan politik menjadi kultur Islam. pernahaman HMI akan nilai nilai kosmopolotanisme dan universalisme Islam.
Keberhasilan Islam yang secara dramatik telah berhasil menguasi hampir seluruh
kepulauan nusantara, tentunya hal tersebut disebabkan oleh karena agama Islam II. Pola Dasar Perkaderan
memiliki nilai-nilai universal yang tidak mengenal batas-batas sosio-kultural, Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi kader, HMI menggunakan
geografis dan etnis manusia. Sifat Islam ini termanifestasikan dalam cara pendekatan sistematik dalam keseluruhan proses perkaderannya. Semua bentuk
penyebaran Islam oleh para pedagang dan para wali dengan pendekatan sosio- Aktivitas /kegiatan perkaderan disusun dalam semangat integralistik untuk
kultural yang cukup persuasif. mengupayakan tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu sebagai upaya
Masuknya Islam secara damai (penetration pacifique) tersebut berhasil memberikan kejelasan dan ketegasan sistem perkaderan yang dimaksud harus
mendamaikan kultur Islam dengan kultur masyarakat nusantara. Dalam proses dibuat pola dasar perkaderan HMI secara nasional. Pola dasar ini disusun dengan
sejarahnya, budaya sinkretisme penduduk pribumi ataupun masyarakat, ekonomi memperhatikan tujuan organisasi dan arah perkaderan yang telah ditetapkan.
dan politik yang didominasi oleh kultur tradisional, feodalisme, hinduisme Selain itu juga dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organsiasi
dan budhaisme mampu dijinakkan dengan pendekatan Islam kultural ini. Pada serta tantangan dan kesempatan yang berkembang di lingkungan eksternal
perkembangan selanjutnya Islam mengindonesiakan dan secara tidak langsung organisasi
telah mempengaruhi kultur Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin Pola dasar ini membuat garis besar keseluruhan tahapan yang harus ditempuh
modern.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
280 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 281
oleh seorang kader dalam proses perkaderan HMI, yakni sejak rekrutmen
kader,

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
278 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 279

di antara kamu … “ (QS. Al Hasyr : 7). Al Qur’an juga memperingatkan manusia kemudian mempertegas posisinya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa
agar tidak suka menghitung hitung harta kekayaannya, karena hartanya tidak dan bernegara demi melaksanakan tanggung jawabnya bersama seluruh rakyat
akan memberikan kehidupan yang kekal. Orang yang suka menumpuk numpuk Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai
dan menghitung-hitung harta benar benar akan dilemparkan ke dalam bencana oleh Allah SWT. Dalam pasal 3 tentang azas ditegaskan bahwa organisasi ini
yang mengerikan, yakni api neraka yang menyala-nyala (QS. Al Humazah :1 berazaskan Islam dan bersumber kepada AlQur’an dan Assunah. Penegasan
9). Kemudian juga pada Surat At Taubah : 34 AI Qur’an memberikan beberapa pasal ini memberikan cerminan bahwa di dalam dinamikanya, HMI senantiasa
peringatan keras kepada mereka yang suka menimbun harta dan mendapatkan mengemban tugas dan tanggung jawab dengan semangat keislaman yang tidak
hartanya dari hasil eksploitasi (riba) dan tidak membelanjakannya di jalan Allah. mengesampingkan semangat kebangsaan. Dalam dinamika tersebut HMI sebagai
organisasi kepemudaan menegaskan sifatnya sebagai organisasi mahasiswa yang
Pada masa Rasulullah SAW. Banyak sekali orang yang terjerat dalam idenpenden (Pasal 6 AD HMI), berstatus sebagai organisasi mahasiswa (Pasal
perangkap hutang karena praktek riba. AI Qur’an dengan tegas melarang riba 7 AD HMI), memiliki fungsi sebagai organisasi kader (Pasal 8 AD HMI) serta
dan memperingatkan siapa saja yang melakukannya akan diperangi oleh Allah berperan sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI).
dan Rasul Nya (Iihat, QS. Al Baqarah: 275 279 dan Ar Rum – 39). Demikianlah
Allah dan Rasul Nya, telah mewajibkan untuk melakukan perjuangan membela Dalam rangka melaksanakan fungsi dan perananya secara terus menerus yang
kaum kaum yang tertindas, dan mereka (Allah dan Rasul Nya) telah berorientasi ke masa depan, HMI menetapkan tujuannya dalam pasal 4 AD HMI,
memposisikan diri sebagai pembela mustadh’afin yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam
serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Dalam keseluruhan proses Aktivitas manusia di dunia ini, Islam selalu Allah SWT. Kualitas kader yang akan dibentuk ini kemudian dirumuskan dalam
mendesak manusia untuk terus memperjuangkan harkat kemanusiaan, tafsir tujuan HMI. Oleh karena itu, maka tugas pokok HMI adalah perkaderan
menghapuskan kejahatan, melawan penindasan dan ekploitasi. AI Qur’an (cadre forming) yang diarahkan pada perwujudan kualitas insan cita yakni dalam
memberikan penegasan “Kamu adalah sebaik baik umat, yang dilahirkan bagi pribadi yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan
mantisia, setipaya kami menyuruh berbuat kebajikan (ma’ruf) dan melarang kerja- kerja kemanusiaan (amal saleh). Pembentukan kualitas dimaksud
berbuat kejahatan (mungkar), serta beriman kepada Allah. (QS. Ali-Imran : 110). kemudian diaktualisasikan dalam fase-fase perkaderan HMI, yakni fase
Dalam rangka memperjuangkan kebenaran ini, manusia bebas mengerlikulasikan rekruitmen kader yang berkualitas, fase pembentukan kader agar memiliki
sesuai dengan konteks lingkungannya tidak terjebak pada hal hal yang bersifat kualitas pribadi Muslim, kualitas intelektual serta mampu melaksanakan kerja
mekanis dan dogmatis. Menjalankan ajaran Islam yang bersumber pada AI kerja kemanusiaan secara profesional dalam segala segi kehidupan dan fase
Qur’an dan As Sunnah berarti menggali makna dan menangkap semangatnya pengabdian kader, di mana sebagai out put pun kader HMI harus mampu
dalam rangka menyelesaikan persoalan persoalan kehidupan yang serba konpleks berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa bernegara sebagai kader
sesuai dengan kemampuannya. muslim berjuang bersama- sama dalam mewujudkan cita-cita masyarakat adil
makmur yang diridhai Allah SWT.
Demikianlah cita cita ideal Islam, yang senantiasa harus selalu diperjuangkan
dan ditegakkan, sehingga dapat mewujudkan seuatu tatanan masyrakat yang adil,
demokratis, egaliter dan berperadaban Dalam memperjuangkan cita cita tersebut • Landasan Historis
manusia dituntut untuk selalu setia (commited) terhadap ajaran Allah SWT, Secara sosiologi dan historis, kelahiran HMI pada 5 Februari 1947 tidak
ikhlas, rela berkorban sepanjang hidupnya dan senantiasa terlibat dalam setiasa terlepas dari permasalahan bangsa yang di dalamnya mencakup umat Islam
pembebasan kaum tertindas (mustadh’afin). “Sesungguhnya sholat ku, sebagai satu kesatuan dinamis dari bangsa Indonesia yang sedang
perjuangan ku, hidup dan mati ku, semata mata hanya untuk Allah, Tuhan mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkan. Kenyataan itu
seluruh alam. Tidak ada serikat bagi Nya dan aku diperintah untuk itu, serfa aku merupakan motivasi kelahiran HMI sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan
termaasuk orang yang pettama berserah diri. “ (QS. AI An’am : 162 163). berdirinya, yaitu : pertama, mempertahankan negara Republik Indonesia dan
• Landasan Konstitusi mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan
Dalam rangka mewujudkan cita cita perjuangan HMI ke masa depan, HMI mengembangkan syair agama Islam. Ini menunjukkan bahwa HMI bertanggung
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
278 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 279
jawab terhadap permasalahan bangsa

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
276 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 277

idealisme yang dicita-citakan, yang untuk tujuan dan idealisme tersebut mereka Kedua, Islam sangat menekankan kepada keadilan di semua aspek kehidupan.
rela berjuang dan berkorban bagi keyakinannya. Ideologi Islam senantiasa Dan keadilan tersebut tidak akan tercipta tanpa membebaskan masyarakat lemah
mengilhami dan memimpin serta mengorganisir perjuangan, perlawanan dan dan marjinal dari penderitaan, serta memberi kesempatan kepada mereka (kaum
pengorbanan yang luar biasa untuk melawan semua status quo, belenggu dan mustadh’afin) untuk menjadi pemimpin. Menurut Al Qur’an mereka adalah
penindasan terhadap ummat manusia pernimpin dan pewaris dunia. “Kami hendak memberikan karunia kepada orang
orang tertindas di rnuka burni. Kami akan menjadikan mereka pemimpin dan
Dalam sejarah Islam Nabi Muhammad telah memerkenalkan Ideologi dan pewaris bumi” (QS. Al Qashash: 5) “Dan kami wariskan kepada kaum yang
mengubahnya menjadi keyakinan, serta memimpin rakyat kebanyakan dalam tertindas seluruh timur bumi dan seluruh baratnya yang kami berkati. “ (QS. Al
praktek-praktek mereka melawan kaum penindas. Nabi Muhammad lahir dan A’raf : 37).
muncul dari tengah-tengah kebanyakan yang oleh Al Qur’an dijuluki sebagai
“ummi”. Kata “ummi” (yang biasa diartikan buta huruf) menurut Syari’ati Di tengah-tengah suatu bangsa, ketika orang orang kaya hidup mewah di atas
(dalam bukunya Ideologi kaum Intelektual) yang disifatkan pada Nabi berarti penderitaan orang miskin, ketika budak budak merintih dalam belenggu tuannya,
bahwa ia dari kelas rakyat yang termasuk di dalamnya adalah orang orang awam ketika para penguasa membunuh rakyat yang tak berdaya hanya untuk
yang butu huruf, para budak, anak yatim, janda dan orang orang miskin kesenangan, ketika para hakim mernihak pemilik kekayaan dan penguasa,
(mustadh’afin) yang luar biasa menderitanya, dan bukan berasal dari orang orang mereka memasukkan orang orang kecil yang tidak berdosa ke penjara.
terpelajar, borjuis dan elite penguasa. Dari komunitas inilah Muhammad Muhammad SAW menyampaikan pesan Rabbulmusstadh’afin : “Mengapa kamu
memulai dakwahnya untuk mewujudkan cita cita ideal Islam. tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas, baik laki
laki, perempuan dan anak-anak yang berdo’a, Tuhan kami ! Keluarkanlah kami
Cita cita ideal Islam adalah, adanya transformasi terhadap ajaran ajaran dari negeri yang penduduknya berbuat zalim, dan berilah kami perlindungan dan
dasar Islam tentang persaudaraan universal (Universal Brotherhood), keseteraan pertolongan dari sisi Engkau.” (QS. An- Nisa : 75). Dalam ayat ini menurut
(Equality) keadilan sosial (Social Justice), dan keadilan ekonomi (Economical Asghar Ali Engineer (dalam bukunya Islam dan Teologi Pembebasan) Al-Qur’an
Justice) sebuah cita cita yang memiliki aspek liberatif, sehingga dalam usaha mengungkapkan teori “kekerasan yang membebaskan”, “Perangilah mereka itu,
untuk mewujudkannya membutuhkan keyakinan, tanggung jawab, keterlibatan hingga tidak ada fitnah.” (Q.S. Al-Anfal
dan komitmen, karena pada dasarnya sebuah ideologi menuntut penganutnya : 39) Al-Qur’an dengan tegas mengutuk Zulm (penindasan). Allah tidak
bersikap setia (Committed). menyukai kata-kata yang kasar kecuali oleh orang yang tertindas. “Allah tidak
menyukai perkataan yang kasar/jahat (memaki), kecuali bagi orang yang
Dalam usaha untuk mewujudkan cita cita, pertama, persaudaraan universal teraniaya….” (QS. An-Nisa’ : 148).
dan kesetaraan (equality), Islam telah menekankan kesatuan manusia (unity of
mankind) yang ditegaskan dalam Al Qur’an, “Hai manusia ! kami ciptakan kamu Ketiga, Al Qur’an sangat menekankan keadilan ekonomi yang distributive.
dari laki laki dan perempuan, kami jadikan karnu berbangsa-bangsa dan bersuku Keadilan ini seratus persen menentang penumpukan dan penimbunan harta
suku supaya kamu safing, mengenaL Sungguh yang paling mulia di antara kamu kekayaan. Al Qur’an sejauh mungkin menganjurkan agar orang orang kaya
di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha hartanya untuk anak yatim, janda-janda dan fakir miskin. “Adakah engkau
Mengetahui. “ (QS Al Hujarat) : 13). Ayat ini secara jelas membantah sernua ketahui orang yang mendustakan agarna? Mereka itu adalah orang yang
konsep superioritas rasial, kesukuan, kebangsaan atau keluarga, dengan satu menghardik anak yatim. Dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin.
penegasan dan seruan akan pentingnya keshalehan, baik keshalehan ritual Maka celakalah bagi orang yang shalat, yang meraka itu lalai dari shalatnya, dan
maupun keshalehan sosial, sebagaimana Al Qur’an menyatakan, “Hai orang mereka itu riya, enggan memberikan zakatnya. “ (QS. AI Mauun : 1 7).
orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi dengan
keadilan. Janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu Al Qur’an tidak menginginkan harta kekayaan itu hanya berputar di antara
tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa orang orang kaya saja. “Apa-apa (harta rarnpasan) yang diberikan Allah kepada
dan takutlah kepada Allah…” (QS. Al Maidah : 8) Rasul Nya dari penduduk negeri (orang-orang kafir), maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, untuk karib kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
dan orang yang berjalan, supaya jangan harta itu beredar antara orang orang kaya
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
276 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 277
saja

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
274 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 275

harus diarahkan pada proses rekayasa pembentukan kader yang memiliki kara- gai Zat pencipta (Q.S. Al-A’araf : 172). Bentuk pengakuan tersebut merupakan
kter, nilai dan kemampuan yang berusaha melakukan trans- penggambaran ketaklukan manusia kepada zat yang lebih tinggi. Kesanggupan-
formasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), nya menerima kontrak primordial tersebut mendapat konsekuensi logis dengan
sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi pada peniupan ruh Tuhan ke dalam jasad manusia yang pada akhirnya harus
kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu untuk memberikan nilai tambah dipertang- gung jawabkan terhadap apa yang dilakukannya di dunia kepada
yang optimal bagi pengkaderan HMI, maka ada 3 (tiga) hal yang harus diberi pemberi mandat kehidupan.
perhatian serius, pertama, rekruitmen calon kader. Dalam hal ini HMI harus
menentukan prioritas rekruitmen calon kader dari mahasiswa pilihan, yakni Peniupan roh Tuhan sekaligus menggambarkan refleksi sifat sifat Tuhan ke-
input kader yang memiliki integritas pribadi, bersedia melakukan pada manusia. Maka seluruh potensi illahiyah secara ideal dimiliki oleh manusia.
peningkatan dan pengembangan yang terus menerus serta berkelanjutan, memi- Prasyarat inilah yang memungkinkan manusia menjadi khalifah di muka bumi.
liki orientasi prestasi, dan memiliki potensi leadership, serta memiliki kemung- Seyogyanya tugas kekhalifahan manusia di bumi berarti menyebarkan nilai nilai
kinan untuk aktif dalam organisasi. Kedua, proses perkaderan yang dilakukan illahiyah dan sekaligus menginterpretasikan realitas sesuai dengan perspektif ill-
sangat ditentukan oleh kualitas pengurus sebagai penanaggung jawab hiyah tersebut. Namun proses materialisasi manusia melalui jasad menimbulkan
perkaderan, pengelola latihan, pedoman perkaderan dan bahan yang konsekuensi baru dalam wujud reduksi nilai nilai illahiyah. Manusia hidup dalam
dikomunikasikan serta fasilitas yang digunakan. Ketiga, iklim dan suasana yang realitas fisik yang dalam konteks ini manusia hanya “mengada” (being). Hanya
dibangun harus kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas kader, dengan “kesadaran” (consiosness) lah manusia menemukan realitas “menjadi”
yakni iklim yang menghar- gai prestasi individu, mendorong gairah belajar dan (becoming)
bekerja keras, merangsang dialog dan interaksi individu secara demokratis dan
terbuka untuk membangun sikap krirtis yang menumbuhkan sikap dan
Manusia yang “menjadi” adalah manusia yang mempunyai kesadaran akan
pandangan futuristik serta mencip- takan media untuk merangsang tumbuhnya
aspek transendent sebagai realitas tertinggi dalam hal ini konsepsi syahadat akan
sensitifitas dan kepedulian terhadap lingkungan sosial yang mengalami
ditafsirkan sebagai monotheisme radikal. Kalimat syahadat pertama berisi negasi
ketertindasan.
yang seolah meniadakan semua yang berbentukTuhan. Kalimat kedua lalu men-
jadi afirmasi sekaligus penegasan atas Zat yang maha tunggal (Allah). Menjiwai
Untuk memberikan panduan (guidence) yang dilaksanakan dalam setiap pros- konsepsi di atas maka perjuangan kernanusiaan adalah melawan segala sesuatu
es perkaderan HMI, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman perkaderan yang membelenggu manusia dari yang di-Tuhan-kan. Itulah thogut dalam pers-
yang merupakan strategi besar (grand strategy) perjuangan HMI dalam pektif Qur’an.
menjawab tantangan organisasi yang sesuai dengan setting sosial dan budaya
yang berlaku dalam konteks zamannya.
Dalam menjalani fungsi kekhalifahannya maka internalisasi sifat Allah dalam
diri manusia harus menjadi sumber inspirasi. Dalam konteks ini tauhid menjadi
aspek progresif dalam menyikapi persoalan persoalan mendasar manusia. Karena
BAB I Tuhan adalah pemelihara kaum yang lemah (rabbulmustadh’afin); maka menela-
POLA UMUM PERKADERAN HMI dani Tuhan juga berarti keberpihakan kepada kaum mustadh’afin. Pemahaman
ini akan mengarahkan pada pandangan bahwa ketauhidan adalah nilai nilai yang
• Landasan Perkaderan ber- sifat transformatif, nilai nilai yang membebaskan, nilai yang berpihak dan
Landasan perkaderan merupakan pijakan pokok atau pondasi yang dijadikan nilai nilai yang bersifat revolusioner. Spirit inilah yang harus menjadi paradigma
sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam proses perkaderan HMI. Untuk itu, dalam sistem perkaderan HMI.
dalam melaksanakan perkaderan HMI bertitik tolak pada 5 (lima) landasan, seba-
gai berikut : • Landasan Ideologis
Islam sebagai landasan nilai yang secara sadar dipilih untuk menjawab
• Landasan Teologis kebutuhan kebutuhan serta masalah-masalah yang terjadi dalam suatu komunitas
Sesungguhnya ketauhidan manusia adalah fitrah (Q.S. Ar-Rum : 30) yang di- masyarakat (transformatif). Ia mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan
awali dengan perjanjian primordial dalam bentuk pengakuan kepada Tuhan seba-
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
272 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 273

PEDOMAN PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MUKADDIMAH

Asyhadualla ilaha illallah Wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah


(Aku Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
dan Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah)

Sesungguhnya Allah telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan
sempurna untuk mengatur ummat manusia kehidupan sesuai dengan fitrahnya se-
bagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia dituntut menge-
jawantahkan nilai-nilai illlahiyah di bumi dengan kewajiban mengabdikan diri
semata-mata kehadirat-Nya. Meneladani Tuhan dengan bingkai pangabdian ke-
hadirat-Nya melahirkan konsekuensi untuk melakukan pembebasan (libera-
tion) dari belenggu-belenggu selain Tuhan. Dalam konteks ini seluruh
penindasan atas kemanusiaan adalah thagut yang harus dilawan. Inilah yang
menjadi subtansi dari persaksian primordial manusia (syahadatain).

Dalam melaksanakan tugan kekhalifahannya, manusia harus tampil untuk


melakukan perubahan sesuai dengan misi yang diemban oleh para Nabi, yaitu
menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Rahmat bagi seluruh alam
menurut Islam adalah terbentuknya masyarakat yang menjunjung tinggi
semangat persaudaraan universal (universal brotherhood), egali-
ter, demokratis, berkeadilan sosial (social justice), dan berkeadaban (soscial
civilization), serta istiqomah melakukan perjuangan untuk membebaskan
kaum tertindas (mustadh’afin).

HMI sebagai organisasi kader juga diharapkan mampu menjadi alat per-
juangan dalamn mentransformsikan gagasan dan aksi terhadap rumusan cita yang
ingin dibangun yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang
berna- faskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang dirindhoi Allah SWT.

Dalam Aktivitas keseharian, HMI sebagai organisasi kader platform yang


jelas dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas masyarakat
dan se- cara intens berusaha membangun proses dialektika secara obyektif dalam
pen- capaian tujuannya. Daya sorot HMI terhadap persoalan, tergambar pada
penyika- pan kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas
(mustadh’afin) serta memperjuangkan kepentingan kelompok ini dan
membekalinya dengan senjata ideologis yang kuat untuk melawan kaum
penindas (mustakbirin).
Agar dapat mewujudkan cita-cita di atas, maka seyogyanya perkaderan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
270 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 271

GAMBAR 9

BARET HMI

BAGIAN KELIMA BELAS


PEDOMAN PERKADERAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HASIL KONGRES XXV
MAKASSAR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
268 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 269

GAMBAR 7 GAMBAR 8
PAPAN NAMA GORDON (SELEMPANG) HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
266 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 267

GAMBAR 5 GAMBAR 6

KARTU ANGGOTA
PECI / MUTS

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
264 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 265

GAMBAR 3
GAMBAR 4

BENDERA
STEMPEL HMI

Hijau

Hijau

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
262 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 263

GAMBAR 1 GAMBAR 2
LAMBANG HMI LENCANA / BADGE HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
260 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 261

b. Tulisan kartu anggota dan nama Cabang Warna : Bagian atas hijau dan hitam berbanding
sebelah tengah atas sama besar (dilihat dari depan hitam
c. Kalimat syahadat, sebelah bawah dan di sebelah kiri)
kurung dengan segi empat Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)
d. Nomor anggota
e. Masa berlaku
Halaman belakang :
a. Nama
b. Tempat / Tanggal Lahir
c. Alamat
d. Perguruan Tinggi / Komisariat
e. Jenis Kelamin
f. Jabatan
g. Pas foto, sebelah kiri bawah (ukuran 2 x 3)
h. Tanggal pembuatan
i. Pengurus HMI Cabang yang membuat (ditanda-
tangani langsung)

VI. PAPAN NAMA HMI


Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Untuk PB HMI 200 x 150 cm
Untuk BADKO HMI 180 x 135 cm
Untuk HMI Cabang 160 x 120 cm
Isi : - Lambang HMI
- Nama tingkat kepengurusan
- Alamat
Warna : - Dasar Papan : Hijau
- Tulisan : Putih

VII. GORDON (SELEMPANG) HMI


Gambar : Lihat gambar
Ukuran : Hitam dan hijau dalam perbandingan yang seim
bang
Pemakaian : Dilakukan pada leher dan dipakai pada acara –
acara yang bersifat ekstrim (umum)
Lambang / Lencana : Digantungkan pada ujung selempang dengan
ukuran yang seimbang

VIII. BARET HMI


Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Bundar

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
258 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 259

ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. LENCANA / BAGDE HMI


Lencana adalah lambang HMI yang pemakaiannya di baju, oleh karena itu
gambar, ukuran, bentuk warna dan isinya sama persis dengan lambang HMI.
(lihat lampiran).

II. BENDERA
Gambar : Lihat lampiran.
Bentuk : Panjang : Lebar = 3 : 2
Warna : Hijau dan Hitam dalam perbandingannya yang
seimbang
Isi : Lambang HMI sepenuhnya (lihat gambar)

III.STEMPEL
Gambar : Lihat lampiran
Bentuk : Oval Garis
Di tengah lambang HMI
Separuh sebelah bawah nama badan
Warna : Hijau

IV.MUTS (PECI) HMI


Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Perbandingan berimbang
Warna : bagian atas : hitam dan hijau (hitam sebelah
kanan, hijau sebelah kiri)
Bagian samping kiri : hijau : hitam (1 : 2)
Bagian samping kanan : hijau : hitam (2 : 1)
Bagian samping kiri diberi pita warna putih :
panjang setinggi muts dan lebar 3,5 cm dan
guntingan 17 helai

V. KARTU ANGGOTA
Gambar : Lihat gambar
Bentuk : Empat persegi panjang
Ukuran : 9,5 x 6,5 cm
Warna : Kertas (dasar) : putih, tulisan : hitam
Isi : Halaman muka :
a. Lambang HMI sebelah kiri atas

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
256 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 257

BAGIAN KEEMPAT BELAS


ATRIBUT ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
254 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 255

2. Tata Cara Pengesahan/Prosedur Pengesahan Pengurus Lembaga VI. PENGESAHAN PENGURUS KOMISARIAT
Pengembangan Profesi/Korkom/rayon disesuaikan dengan Tata Cara/
Prosedur Pengesahan Pengurus Bakornas. 1. Pengesahan Pengurus HMI Komisariat dilakukan oleh Pengurus HMI Cabang
2.1. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari, Musyawarah Lembaga 2. Periodesasi kepengurusan Komisariat adalah 1 (satu) tahun terhitung
Pengembangan Profesi / Muskom / Musyawarah Rayon / Pengurus semenjak diterbitkannya Surat Keputusan HMI Cabang, setelah itu Pengurus
Lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi /Korkom /Rayon HMI Komisariat harus mengadakan Rapat Anggota Komisariat (RAK).
Demisioner harus menyampaikan hasil-hasil Ketetapan
3. Tata cara/prosedur pengesahan Pengurus Komisariat disesuaikan dengan tata
Musyawarah kepada HMI Cabang terdiri dari :
cara/prosedur pengesahan Pengurus HMI Cabang sebagaimana di bawah ini :
a. Surat Keputusan Musyawarah tentang : 3.1. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah pelaksanaan Rapat
1). Agenda Acara dan Tata Tertib Musyawarah Anggota Komisariat (RAK) Pengurus Komisariat Demisioner harus
2). Presidium/Pimpinan Sidang Musyawarah menyampaikan hasil-hasil ketetapan RAK kepada HMI cabang terdiri
3). Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan dari :
Pernyataan Demisioner Pengurus 3.1.1. Agenda Acara dan Tata Tertib RAK
4). Program Kerja, Rekomendasi intern dan Rekomendasi 3.1.2. Presidium/Pimpinan Sidang RAK
extern organisasi
3.1.3. Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus HMI
5). Ketua Umum Tata Tertib Pemilihan Ketua
Komisariat dan pernyataan Demisioner
Umum/Formateur dan Mide formateur
3.1.4. Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum Formateur dan Mide
b. Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
Formateur
tentang Susunan Personalia Pengurus (asli dan ditandatangani
3.1.5. Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
langsung) paling tidak oleh salah satu Mide Formateur.
3.1.6. Calon-calon Anggota Majelis Pekerja Rapat Anggota
Komisariat (RAK).
2.2. Hendaknya pelaksanaan Musyawarah lLembaga/Muskom Rayon
3.2. Dalam Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
dirangkaikan dengan pelaksanaan Konferensi Cabang
tentang Susunan Personalia Pengurus Komisariat
3.3. Biodata pengurus dan tanda kesediaan menjadi Pengurus HMI
2.3. Jumlah Personalia Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi HMI Komisariat
Cabang/Korkom/Rayon disesuaikan dengan pembidangan kerja
dan kebutuhan
Dalam keadaan tertentu 3.1.3 dan 3.1.4 dapat ditanda tangani oleh Presidium
RAK dengan diketahui oleh Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur.
2.4. Setiap Pengurus Lembaga/Korkom/Rayon harus menyatakan
kesediaannya diserta dengan biodata pribadi dan menjadi arsip
Pelantikan Pengurus HMI Komisariat dilaksanakan oleh HMI Cabang atau
bagi Pengurus HMI Cabang
oleh HMI Korkom setelah mendapat mandat dari pengurus HMI Cabang.
Pengurus HMI Cabang mengeluarkan Surat Keputusan Tentang Susunan
Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini ditetapkan kemudian
Personalia Lembaga Pengembangan Profesi/Korkom/Rayon dan selambat-
dengan aturan tersendiri/kebijaksanaan Pengurus Cabang HMI.
lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diterbitkannya Surat Keputusan, maka
harus segera dilakukan pelantikan oleh Pengurus HMI Cabang yang
VII. PENUTUP
bersangkutan.
Demikianlah pedoman ini dibuat agar menjadi pegangan setiap aparat
Pengurus HMI dalam rangka menyelenggarakan penyeragaman pengurus HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
252 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 253

kepada PB HMI. Hendaknya pelaksanaan Munas Musda dirangkaikan 2.1.1. Agenda Acara dan Tata Tertip Konfercab/Muscab
dengan Kongres HMI. 2.1.2. Presedium/Pimpinan Sidang Konfercab
Hasil-hasil ketetapan Munas/Musda yang harus disampaikan kepada HMI, 2.1.3. Pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus HMI
terdiri dari : Cabang dan Peryataan Demisioner Pengurus HMI.
2.1 Surat keputusan Munas/Musda tentang : 2.1.4. Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi
- Agenda Acara dan Tata Tertib Munas/Musda. extern organisasi
- Presidium/Pimpinan Sidang Munas/Musda. 2.1.5. Musyawarah Anggota KOHATI Cabang
- Pengesahan Laporan Pertanggung jawaban Pengurus dan Pernyataan 2.1.6. Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum/Formateur dan Mide
Demisioner Pengurus. Formateur
- Program Kerja, Rekomendasi Intern dan Rekomendasi Ekstern 2.1.7. Calon-calon Anggota Majelis Pekerja Konferensi Cabang
Organisasi (MPKC)
- Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum/Formateur dan Mide 2.1.8. Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
Formmateur.
- Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur. 2.2. Surat Keputusan Ketua Umum/Formateur dan Mide Formateur
b) Surat Keputusan Ketua Umum/Formateurdan Mide Formateur tentang tentang Susunan Personalia Pengurus (asli) dan (ditandatangani
Susunan Personalia Pengurus (asli dan ditandatangani langsung) langsung) paling tidak oleh salah satu Mide Formateur.
paling tidak oleh salah satu Mide Formateur.
c) Jumlah Pengurus Bakornas/Badko dikaitkan dengan kebutuhan sesuai 2.3. Biodata pengurus dan tanda kesediaan menjadi Pengurus HMI
dengan pembidangan kerja Bakornas/Badko. Cabang

2.2 Setiap Pengurus Bakornas/Batko HMI harus menyatakan 2.4. Berkas pada point (2.1), (2.2) dan (2.3) disampaikan kepada PB
kesediaannya disertai dengan biodata pribadi dan menjadi arsip PB HMI dengan Surat Pengantar dari Pengurus Demisoner
HMI.
2.5. Dalam keadaan tertentu point (2.4) dapat ditandatangani langsung
2.3 Pengurus Besar HMI menerbitkan Surat Keputusan HMI tentang oleh Presidium Konfercab/Muscab yang diketahui oleh Ketua
Susunan Personalia Pengurus Bakornas/Badko MHI selambat- Umum/Formateur dan Mide Formateur
lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diterbitkannya surat keputusan
PB HMI tentang Susunan Personalia Bakornas/Badko HMI, maka 2.6. Pelantikan HMI Cabang dilaksanakan oleh Badko HMI setempat.
harus segera mengadakan pelantikan oleh Pengurus Besar HMI.
2.7. Pengesahan Pengurus KOHATI Cabang dengan Surat Keputusan
IV. PENGESAHAN PENGURUS CABANG Pengurus Cabang dan Tata Cara Pengesahan KOHATI Cabang
disesuaikan dengan tata cara pengesahan Pengurus KOHATI PB
1. Periodesasi kepengurusan HMI Cabang adalah 1 (satu) tahun terhitung HMI.
semenjak diterbitkannya Surat Keputusan PB HMI dan setelah itu
Pengurus HMI Cabang menyelengarakan Konferensi/Musyawarah
Anggota Cabang. V. PENGESAHAN PENGURUS KORKOM/RAYON LEMBAGA
PENGEMBANGAN PROFESI HMI CABANG
2. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Pelaksanaan Konferensi
Cabang/Musyawarah Anggota Cabang Pengurus Cabang Demisioner 1. Pengesahan Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi HMI Cabang/
harus menyampaikan hasil-hasil Konferensi Cabang/Musyawarah Korkom/Rayon dilakukan oleh Pengurus HMI Cabang.
Anggota Cabang Kepada PB HMI yang terdiri dari:
2.1. Surat Keputusan Konfercab/Muscab tentang :
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
250 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 251

PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN


PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka menyeragamkan/menertibkan aparat organisasi khususnya


berkenaan dengan penerbitan surat keputusan, maka diperlukan adanya suatu
pedoman/tata cara pengesahan pengurus HMI hendaknya memperhatikan
aspek kebutuhan organisasi, dokumentasi dan dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya

II. PENGESAHAN PENGURUS BESAR


1. Ketua umum/fourmatur terpilih diambil sumpahnya dihadapan peserta
Kongres
2. Susunan personalia disahkan berdasarkan Surat Keputusan Formateur,
Ketua Umum dan Mide Formateur Kongres.
3. Jumlah personalia pengurus besar disesuaikan dengan kebutuhan
pembidangan kerja ditingkat Pengurus Besar.
4. Setiap personalia pengurus besar mernyatakan kesediaannya menjadi
pengurus dengan disertai biodata pribadi dan menjadi arsip PB HMI.
5. Selambat- lambatnya setelah berakhirnya Kongres Formateur/Ketua
Umum dan Mide Formateur Kongres harus sudah dapat menyusun
penyusun susunan personalia pengurus, dan 15 (lima belas) hari setelah
pengurus terbentuk Pengurus Besar Demisioner harus mengadakan serah
terima jabatan kepada Pengurus Besar yang baru.

III. PENGESAHAN PENGURUS KOHATI PB HMI, BAKORNAS


LEMBAGA PENGEMBANAN PROFESI DAN BADKO

1. Untuk KOHATI HMI setelah terbentuknya susunan Pengurus Besar, maka


Ketua Umum /Formateur bersama Mide Formateur Kohati PB HMI
dalam waktu 15 ( lima belas ) hari sudah dapat menyusun personalia
pengurus disesuaikan dengan kebutuhan pembidangan kerja KOHATI
Nasional dan masing-masing personalia harus menyatakan kesediaannya
sesuai dengan biodata pribadi.

2. Selambat-lambatnya selama 15 (lima belas) hari Munas Lembaga


Pengembangan Profesi/Musda Badko HMI, pengurus
BAKORNAS/Badko HMI Demisioner harus menyampaikan hasil-hasil
Ketetapan Munas/Musda
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
248 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 249

b. Mendengarkan keterangan – keterangan dari semua unsur yang hadir


dalam komisi.

c. Mengajukan saksi – saksi, fakta – fakta apabila diperlukan/diminta oleh


unsur-unsur yang hadir.

d. Mengambil keputusan secara adil dan jujur tanpa dipengaruhi oleh


siapapun kecuali tunduk kepada AD/ART, pedoman organisasi dan
peraturan lainnya, disertai tanggung jawab kepada Allah SWT.

6. Keputusan

a. Keputusan komisi khusus disyahkan oleh Konferensi/konres dengan


persetujuan paling sedikit 2/3 dari jumlah peserta konferensi/kongfres.

b. Apabila keputusan komisi khusus konfernsi tidak tercapai maka persoalan


tersebut dibawa ke Kongres melalui pengurus besar untuk naik banding BAGIAN KETIGA BELAS
dengan disertai rekomendasi cabang. PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN
PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
C. PENUTUP

Prosedur ini dilakukan penyelesaian dengan musyawarah dengan berdasarkan


ukhuwah Islamiyah tidak menghasilkan keputusan.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
246 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 247

2. Anggota dapat diskor atau dipecat 2. Komisi Khusus Pembelaan Diri


2.1. Bertindak dan bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah a. Komisi khusus adalah komisi untuk pembelaan diri yang dibuat
ditetapkan HMI berdasarkan pengaduan penolakan ketidaksetujuan atas
skorsing/pemecatan.
2.2. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI
b. Komisi ini merupakan hak yang bersangkutan dan merupakan intern
2.3. Anggota yang dipecat/diskorsing, dapat melakukan pembelaan dalam organisasi
forum ditunjuk untuk itu
c. Komisi ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang dibantu oleh Pengurus
2.4. melakukan tindakan kriminal Badko dan Pengurus Cabang.
3. Tata Cara Skorsing/Pemecatan d. Komisi ini diselenggarakan dalam Komisi khusus seperti Konferensi
Cabang atau Kongres
3.1. Tuntutan skorsing/pemecatan dapat diajukan oleh pengurus
Komisariat atau pengurus Cabang 4. Syarat Sahnya Komisi Khusus adalah :
a. Skorsing/ pemecatan dapat dilakukan oleh Pengurus Cabang atau a. Berdasarkan permintaan/pengaduan dari yang bersangkutan, ditujukan
Pengurus Besar kepada Pengurus HMI Cabang dengan tembusan kepada Pengurus
Korkom dan Komisariat yang bersangkutan.
b. Skorsing/ pemecatan dapat dilakukan dengan tiga kali peringatan
terlebih dahulu b. Berdasarkan permintaan/pengaduan dari yang bersangkutan, ditujukan
kepada Pengurus Besar HMI dengan tembusan kepada Pengurus Badko,
c. Dalam hal-hal luar biasa, skorsing/pemecatan dapat dilakukan Pengurus HMI Cabang dan HMI Komisariat bersangkutan.
secara langsung terhadap anggota
c. Surat permintaan/pengaduan paling lambat diterima 2 (dua) minggu
d. Skorsing/ pemecatan pengurus, terlebih dahulu dilakukan sebelum Konferensi cabang atau Kongres
pencabutan jabatan sebagai pengurus oleh instansi yang
berwenang. d. Dihadiri oleh pengurus cabang, seluruh ketua umum korkom, ketua
umum komisariat yang bersangkutan dan anggota yang mengadu.
B. PEMBELAAN DIRI
e. Dihadiri oleh pengurus besar, seluruh ketua umum Badko, Ketua Umum
1. Ketentuan Umum Cabang yang bersangkutan dan anggota yang mengadu.

a. Anggota yang dikenakan skorsing/ pemecatan diberikan kesempatan f. Dipimpin oleh seorang presidium sidang konferensi/Kongres dan dibantu
membela diri dalam Koferensi/ Kongres oleh seorang sekretaris.

b. Apabila yang bersangkutan tidak menerima keputusan Konferensi, maka


dapat mengajukan/meminta banding dalam Kongres sebagai pembelaan 5. Tugas Pimpinan Komisi Khusus
terakhir.
a. Mengambil sumpah seluruh peserta /saksi hidup, dengan mengucapkan
“Demi Allah “(Wallahi)”
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
244 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 245

salah satu organisasi yang dikehendaki jabatan yang ditetapkan oleh/dengan Surat Keputusan Pengurus Besar
HMI.
1.3. Apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan peringatan yang
diberikan sebanyak-banyaknya tiga kali peringatan, maka kepadanya
akan dikenakan sanksi, tuduhan pelanggaran ART HMI dan
selanjutnya dapat diskor/dipecat sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

1.4. Anggota HMI yang dikenakan skorsing/pemecatan diberikan


kesempatan untuk mengadakan pembelaan di dalam forum yang diatur
secara tersendiri.

2. Sanksi Rangkap Jabatan

2.1. Seorang yang sedang menduduki suatu jabatan di struktur


kepengurusan HMI (Pengurus HMI) dalam waktu bersamaan juga
menduduki jabatan dalam struktur/kepemimpinan organisasi lain di
luar HMI, diberikan peringatan, saran agar yang bersangkutan
memilih salah satu jabatan yang dikehendaki

2.2. Apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan peringatan yang


diberikan kepadanya (sebanyak-banyaknya 3 kali peringatan)
kepadanya dapat dikenakan tuduhan melanggar pasal 10 ART HMI,
dan selanjutnya dikenakan sanksi skorsing/pemecatan dengan
ketentuan yang berlaku.

2.3. Skorsing/pemecatan dikenakan kepada yang bersangkutan atas


statusnya sebagai anggota bukan atas kedudukannya sebagai
Pengurus.

Instansi yang berwenang mengeluarkan surat keputusan skorsing/pemecatan


adalah Cabang dan Pengurus Besar

3. Akibat Skorsing

3.1. Anggota yang terkena sanksi skorsing/pemecatan harus ditinjau


dahulu kedudukannya di dalam kepengurusan HMI

3.2. Peninjauan terhadap kedudukannya di dalam kepengurusan HMI


dilakukan oleh :

a. Pengurus Besar HMI apabila yang bersangkutan menduduki


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
244 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 245
b. Pengurus Cabang, apabila yang bersangkutan menduduki
jabatan yang ditetapkan oleh/dengan Surat Keputusan
Pengurus Cabang.
c. Sidang Pleno dan/atau Kongres, apabila yang bersangkutan
menduduki Pengurus Besar.

3.3. Pengurus HMI yang dikenakan skorsing/pemecatan diberikan


kesempatan untuk mengadakan pembelaan diri (ART HMI
Pasal 10 ayat c).

IV.PENUTUP

Peraturan ini disusun untuk menjadi pegangan dalam mengambil


keputusan. Keputusan dimaksud diambil melalui forum musyawarah
untuk mufakat sebagai upaya pertama. Peraturan ini hendaknya dipatuhi
secara kreatif dan dimanis serta memperhatikan dan mengutamakan azas
kepentingan organisasi HMI..

PENJELASAN SANKSI ANGGOTA

A. SANKSI

1. Sanksi Anggota

Dalam rangka mengatur tentang sanksi anggota maka diperlukan


adanya penjelasan sebagaimana yang tercantum di dalam pasal 10 ART.

1.1. NK adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses


pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota yang
melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan
atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau melakukan
tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.

a. NK dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan


atau bentuk lain yang ditentukan oleh pengurus.

b. Anggota biasa yang pernah mendapatkan sangsi skorsing


tidak dapat menjadi pengurus.

c. Anggota yang dikenakan NK dapat mengajukan pembelaan


di forum yang ditunjuk untuk itu.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
242 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 243

ketentuan/peraturan tersendiri Presiden Mahasiswa, Ketua lembaga penelitian, dan lain-lain.


d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar HMI 2.3 Anggota HMI yang tidak menduduki suatu jabatan di struktur
harus menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan AD/ART dan ketentuan- kepengurusan / kepemimpinan organisasi atau anggota HMI yang
ketentuan lainnya. tidak menduduki suatu jabatan di struktur kepengurusan HMI (bukan
Pengurus HMI) tetapi menduduki suatu jabatan di
1. Pengertian Rangkap Anggota struktur/kepemimpinan organisasi atau bdan-badan lain di luar HMI
tidak termasuk kategori rangkap jabatan.
1.1. Yang dimaksud dengan rangkap anggota adalah seorang anggota HMI
yang juga menjadi anggota organisasi lain di luar HMI dalam waktu 2.4 Demikian pula sebaliknya pengurus HMI yang menjadi anggota
yang bersamaan. (bukan pengurus organisasi atau badan-badan lain di luar HMI).
1.2. Organisasi yang dapat dirangkap adalah :
a. Organisasi sosial kemasyarakatan yang identitas, azas tujuan dan III. SANKSI-SANKSI ATAS RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP
usahanya tidak bertentangan dengan identitas, azas, tujuan dan JABATAN
usaha HMI.
b. Badan-badan lain di luar HMI, seperti instansi lembaga-lembaga
pemerintah atau swasta dengan ketentuan-ketentuan tersebut pada Pasal 10 ART HMI Menyebutkan :
point (a).
Anggota dapat diskor atau dipecat karena :
1.3. Pada prinsipnya rangkap anggota dilarang, kecuali atas persetujuan a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas. HMI
b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI
2. Pengertian Rangkap Jabatan Pasal 5 ayat (b) ART
2.1 Yang dimaksud dengan rangkap jabatan adalah anggota HMI yang Anggota telah kehilangan keanggotaannya karena :
sedang menduduki suatu jabatan struktural kepengurusan pada a. Telah habis masa keanggotaannya
organisasi lain. b. Meninggal dunia
c. Atas permintaan sendiri
2.2 Jabatan yang dimaksud (2.1) di atas adalah jabatan struktural, bukan d. Menjadi anggota partai politik
jabatan fungsional dan dengan memperhatikan pertimbangan-
e. Diberhentikan atau dipecat
pertimbangan tertentu. Jabatan struktural adalah jabatan yang bersifat
struktural (hierarchi) seperti; Pengurus Komisariat, Cabang, Pengurus
1. Sanksi Rangkap Anggota :
Besar dan semacam Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan
Daerah Tingkat I (DPD Tingkat Propinsi), Dewan Pimpinan Cabang
1.1. Anggota HMI yang menjadi anggota organisasi lain dengan
dan semacamnya (OKP atau Organisasi Partai Politik). Jabatan
persetujuan Pengurus HMI Cabang dengan ketentuan-ketentuan yang
fungsional adalah jabatan tanpa hierarchi vertikal seperti jabatan
ditetapkan terdahulu tidak dikenakan sanksi.
profesi, jabatan ex officio jabatan yang secara otomatis dimiliki
karena jabatan tertentu) dengan memperhatikan
1.2. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang dimaksud di atas
pertimbangan-pertimbangan organisatoris. Seperti Ketua Senat/
diberikan peringatan yang berisi saran agar yang bersangkutan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
242 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 243
memilih

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
240 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 241

PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA/JABATAN


DAN SANKSI ANGGOTA

I. PENDAHULUAN

Dalam rangka mengatur rangkap anggota jabatan maka diperlukan adanya


penjelasan, khususnya apa yang dijelaskan pada pasal 9 ART HMI tentang
rangkap anggota dan rangkap jabatan.

Untuk itu adanya penjelasan mengenai hal ini, khususnya apa yang telah
digariskan pada pasal 9 ART HMI tentang keanggotaan dan rangkap jabatan.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berstatus sebagai organisasi


mahasiswa berfungsi sebagai organisasi kader berperan sebagai sumber insani
pembangunan bangsa. Mengantarkan HMI pada kenyataan :
1. Besarnya produk pengkaderan baik secara kualiattif maupun secara
kuantitatif yang tidak seimbang dengan penyediaan lapangan
kegiatan/aktifitas.

2. Kecenderungan output yang lebih berorientasi kepada struktur kekuasaan/


kepemimpinan dari pada orientasi kegiatan.

3. Timbulnya kecenderungan rangkap anggota pada organisasi lain yang pada


gilirannya mengarah pada rangkap jabatan. Kecenderungan-kecenderungan di
atas, pada akhirnya akan berbenturan dengan ketentuan-ketentuan organisasi
yang dirasa kurang jelas, kurang memadai dan belum menjawab persoalan
secara tuntas, yang mengakibatkan timbulnya masalah-masalah penafsiran
produk kelembagaan HMI.

II. PENJELASAN TENTANG RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP


JABATAN

Pasal 9 ART HMI menyebutkan :


a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi anggota
organisasi lain atas persetujuan Pengurus HMI Cabang.

b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi


lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Ketentuan rangkap jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di atas, diatur dalam
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
238 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 239

baik HMI. Langkah hukum juga ditegaskan untuk segera diambil oleh PB
HMI, sebagai solusi terakhir atas masih adanya sekelompok orang yang
menggunakan kata ”HMI MPO”.
8. Kongres HMI menyampaikan doa yang setulus-tulusnya, semoga para
pendiri HMI, dan seluruh alumni HMI yang telah berpulang
kerahmatullah diberikan tempat yang layak disisi Allah SWT, dan kepada
yang masih hidup agar diberikan akal yang sehat, dan jiwa yang bersih
untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai profesi masing-masing.

III. Penutup

Demikian rekomendasi Kongres XXVI HMI di Palembang di buat untuk


dilaksanakan secara bertanggungjawab, semoga ridha Allah SWT senantiasa
menyertai seluruh aktifitas kita semua.

Billahitaufiq Wal Hidayah

BAGIAN KEDUA BELAS


PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA/JABATAN
DAN SANKSI ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
236 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 237

dibatasi maksimal 5-7 partai politik saja. Untuk mewujudkan hal itu HMI menjadikan buku Islam Doktrin dan Peradaban karya Nurcholish Madjid
mendesak agar pembetukan partai-partai politik baru dihentikan, dan sebagai buku wajib untuk LK 1 HMI.
persyaratan untuk menjadi peserta pemilu dipersulit dengan Undang- 3. Menugaskan kepada PB HMI untuk melaksanakan Up Grading Instruktur
Undang. Nasional untuk NDP sebanyak 4 angkatan selama 1 periode
Kepada PB HMI dan seluruh Jajaran HMI diinstruksikan untuk memantau kepengurusan. Serta menugaskan HMI Cabang seluruh Indonesia untuk
pelaksanaan pemilu legislatif dan eksekutif agar benar-benar berlangsung melaksanakan Up Grading NDP masing-masing 2 angkatan dalam satu
jujur adil sesuai amanat UU. periode kepengurusan.
4. Menugaskan HMI komisariat untuk memperdalam NDP bagi setiap
II. Rekomendasi Internal kader- kader lepasan LK I HMI diwilayah kerjanya masing-masing.
5. Memberikan kesempatan kepada Ketua Umum PB HMI terpilih untuk
Memperhatikan kondisi internal HMI, kita patut prihatin dengan semakin menyusun kepengurusan bersama Mide Formateur Kongres dengan
berkurangnya daya saing organisasi. Namun bukan berarti bahwa kesempatan ketentuan maksimal 47 (tahun kelahiran HMI) orang anggota Pengurus
untuk melakukan pembenahan-pembenahan telah tertutup sama sekali. Karena Besar, yang di dalamnya ada representasi 30 persen (mengikuti
itu, Kongres XXVI merekomendasikan upaya-upaya perbaikan internal kecenderungan tuntutan aktifis perempuan nasional) perempuan.
organisasi dengan pertimbangan sebagai berikut: Keseluruhan dari jumlah kepengurusan merepresentasikan seluruh
1. Bahwa letak persoalan yang paling penting dihadapi oleh HMI berasal provinsi di Indonesia. Dalam penyusunannya, tetap mengacu kepada
dari kader-kader HMI sendiri. Dewasa ini, terlihat bahwa kader-kader Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI.
HMI terutama yang aktif di kepengurusan, semakin tidak antusias 6. Merekomendasikan kepada pengurus besar HMI untuk menyediakan
mengembangkan kualitas individunya. sekretariat permanen bagi sentra aktifitas PB HMI. Untuk menghindari
2. Militansi kader yang rendah, karena tidak didukung oleh daya nalar berlarut-larutnya persoalan di sekretariat PB HMI saat ini, Kongres HMI
dan skill yang kuat, sehingga mudah diombang-ambingkan oleh isu-isu memberikan keluasan kepada PB HMI untuk mencari tempat baru yang
dari luar. Tentu tidak semua isu yang datang dari luar harus ditepis, tapi representatif.
setidaknya, respons atas sebuah isu hendaknya mampu dikritisi secara 7. Bahwa konflik di kalangan KAHMI dalam banyak bentuk, telah merusak
intelektual sebelum diberi apresiasi. citra HMI sebagai organisasi intelektual yang bernafaskan Islam, serta
3. Hilangnya ruh perkaderan, akibat dipakasakannya ”NDP Baru” melalui menjadi beban psikologis bagi kader dan pengurus HMI. Karena itu,
cara-cara yang tidak intelek (voting), pada Kongres Makassar. Ironisnya, Kongres HMI menegaskan bahwa alumni HMI diperbolehkan
setelah diputuskan dengan cara pemaksaan kehendak seperti itu, tidak membentuk wadah bernama Korps Alumni HMI disingkat KAHMI, tetapi
ditemukan langkah-langkah yang dilakukan untuk membuktikan bahwa tidak lebih dari satu wadah. Karena itu, mengingat realitas yang ada saat
konsep itu, layak dipertanggungjawabkan. Realitasnya, pasca Kongres ini (lebih dari satu), Kongres HMI memutuskan memberikan kesempatan
makassar, seluruh HMI cabang masih menggunakan NDP yang lama. kepada masing- masing KAHMI pimpinan Fuad Bawazier, dan Kahmi
4. Komposisi kepengurusan di seluruh tingkatan terlalu banyak, sehingga pimpinan Asri Harahap dan kawan-kawan, untuk islah selambat-
ketua umum di seluruh tingkatan, tidak memiliki waktu yang cukup untuk lambatnya 3 bulan (90 hari kerja) sejak rekomendasi ini dikeluarkan. Bila
organisasi, tapi habis untuk mengurus ”masalah dapur” pengurus. Dan dalam tempo itu, keduanya tidak juga bisa islah, maka Kongres HMI
lain-lain masalah yang perlu diantisipasi secepatnya. memberikan kewenangan kepada sidang Pleno pertama HMI untuk
5. Implikasi dari semuanya adalah, belum membaiknya citra organisasi membubarkan keduanya. Setelah itu, PB HMI dapat mengambil langkah-
dimata anggota, maupun di kalangan stekholders HMI. langkah sebagai berikut; (1) membentuk wadah bagi KAHMI yang diakui
oleh HMI seluruh Indonesia. (2) Wadah baru tersebut di daftarkan di
Untuk itu Kongres XXVI HMI di Palembang merekomendasikan agar: Departemen hukum dan HAM dan instansi terkait lainnya. (3) bilamana
1. Proses rekruitmen pengurus diperketat dengan memperhatikan track KAHMI yang telah dibubarkan masih saja menjalankan aktifitasnya, dan
rekord anggota yang akan diangkat sebagai pengurus. tidak mengindahkan amanah Kongres HMI, maka PB HMI dapat
2. Mengembalikan NDP lama HMI yang dibuat oleh Nurcholish Madjid, mengambil langkah hukum, untuk mempersoalkan penggunaan kata
serta ”Himpunan Mahasiswa Islam” untuk menjaga nama
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
234 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 235

inovasi-inovasi untuk mekasimalkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah baru dapat dilakukan setelah pemilu
masing-masing. Lazimnya para bupati dan walikota masih menggantungkan
harapan pada pemerintah pusat, utamanya dalam soal pembiayaan. Ironisnya,
tidak sedikit pemda justru memarkir uang pembangunan mereka dalam bentuk
kertas berharga di Bank Indonesia (baik SBI maupun ORI). Padahal,
infrastruktur di daerah sangat buruk, dan mengganggu mobilitas warga untuk
meningkatkan produktifitas ekonomi mereka.
Berdasarkan kenyataan tersebut, Kongres HMI XXVI, merekomendasikan:
Agar pemerintah mengevaluasi kembali daerah-daerah otonom yang ada,
utamanya yang dihasilkan melalui pemekaran. Pemerintah diminta untuk
melakukan verifikasi factual terhadap semua daerah otonom, apakah
masih diperlukan keberadaannya atau dikembalikan ke daerah otonom
induknya. Mendesak kepada pemerintah pusat, dan DPR untuk
mempersulit terjadinya pemekaran atas suatu daerah, mengingat
umumnya daerah-daerah pemekaran yang ada, lebih merupakan
akomodasi politik elit tertentu, dan jauh dari semangat ideal dibentuknya
suatu daerah otonom.
Untuk menguatkan point kedua di atas, HMI mendesak dimasukkannya
ketentuan referendum daerah sebelum pembentukan suatu daerah otonom
dilakukan, sehingga benar-benar kehadiran suatu daerah otonom
merupakan kehendak rakyat, dan bukan kehendak elit semata.

10. Penyederhanaan Sistem Pemilu

Agar tercipta suasana yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan, dan untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan tekhnis pemerintahan di daerah, muncul
gagasan agar pelaksanaan pemilihan kepada daerah pada masa-masa yang akan
datang dilaksanakan secara serentak. Bahkan ide lebih ekstream disampaikan
oleh Ketua Umum PBNU, K.H. Hasyim Mudzadi agar pilkada langsung
dihapuskan saja, dan dikembalikan pada cara lama. Gagasan pertama di atas
kemudian dikenal sebagai upaya melakukan penyederhanaan sistem
penyelenggaraan pemilu. Sementara gagasan kedua kurang memperoleh respons.
Ada tiga pola gagasan yang berkembang dengan ide penyelenggaraan pemilu ini.
Pertama, pemisahan pemilu eksekutif dan pemilu legislatif. Kedua, Pemisahan
pemilu Nasional dan Pemilu Lokal. Ketiga, pemilu presiden putaran pertama
disatukan dengan pemilu legislatif, dan pilkada disatukan dengan pemilu
presiden putaran kedua. Dari ketiga pola itu, pola pemisahan pemilu legislatif
dan pemilu eksekutif dipandang paling unggul, karena; (a) pola ini mampu
menghemat anggaran sekitar 4 trilliun, (mengacu pada biaya pilkada tahun
2005). (b), penyederhanaan jadwal pemilu, hanya diperlukan untuk pemilu
eksekutif, sementara pemilu legislatif yang dilaksanakan selama ini dipandang
cukup baik. (c) perlu ditegaskan bahwa pencalonan dalam pemilu eksekutif,
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
234 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 235
legislatif. Namun, partai yang terlalu banyak juga kurang baik bagi upaya
Untuk melaksanakannya, diperlukan tafsiran konstitusi bagi suatu defenisi penciptaan pemerintahan yang efektip. Karena itu, HMI menilai partai-
yang jelas tentang hubungan kelembagaan politik di Indonesia. Tafsiran partai di Indonesia sebaiknya
konstitusi dimaksud, meliputi; (a) apakah jabatan presiden dan wakil
presiden disebut sebagai eksekutif berikut jajaran kementerian yang
kemudian menjalankan fungsi pemerintahan ? (b), apakah kepala daerah
juga disebut eksekutif yang merupakan bagian eksekutif nasional dalam
struktur birokrasi yang panjang dan berjenjang
?. (c), apakah termasuk eksekutif pula kepala-kepala desa yang menjadi
ujung tombak pemerintah pada level yang paling dekat dengan masyarakat
?. Di samping hal ini, juga ditemukan faktor inefektifitas lain, berupa
banyaknya peraturan yang tumpang tindih maupun penggunaan istilah
yang tidak konsisten, misalnya; terdapat problematik dalam hal penamaan
”pemilu legislatif” dan ”pemilu eksekutif”, seperti diketahui penamaan ini
tidak konsisten karena UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah, tidak menyebutkan DPRD sebagai lembaga legislatif, melainkan
sebagai bagian dari pemerintahan daerah. Begitu pula UU No.22 tahun
2003 tentang menegaskan bahwa DPD memiliki fungsi legislasi seperti
DPR.
Untuk menjamin terciptakan suatu mekanisme penyelenggaraan pemilu
yang efektif dan efisien Kongres HMI XXVI merekomendasikan:
Pemisahan pemilu legislatif dan pemilu eksekutif, yang
pelaksanaan dilakukan secara serentak secara vertikal. Yang
dimaksudkan agar meminimalisir rasa jenuh rakyat untuk
memberikan suara pada setiap pelaksanaan pilkada dan pemilu
seperti yang dilakukan selama ini. Meningkatnya jumlah golput
dalam pilkada, menunjukkan bahwa pelaksanaan pilkada ini kurang
tepat untuk diteruskan.
Mendesak partai-partai politik yang ada, untuk serius melakukan
pembenahan kultur demokrasi di internal partai-partai masing-
masing, terutama dalam hal memperbaiki pola rekruitmen mereka
dalam mengajukan calon eksekutif, baik pada tingkat nasional,
maupun pada tingkat daerah. HMI berpendapat bahwa peran partai
politik dalam mendorong terciptanya penyelenggaraan pemilu yang
efektif dan efisien sangat ditentukan oleh kinerja partai politik.
Kedepan, diharapkan ada proses perbaikan terhadap desain tata
ruang politik negara, termasuk untuk memberikan kepastian
terhadap sistem kepartaian seperti apa yang tepat untuk Indonesia.
Untuk itu, HMI mendesak dilakukannya amandemen kelima atas
UUD 1945, untuk menegaskan sistem pemerintahan yang dianut di
Indonesia.
Dalam pandangan HMI Indonesia tepat bila menganut sistem
multipartai, sesuai karakter dan kebhinekaan masyarakat Indonesia.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
232 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 233

Pertama, proses reformasi politik dan pemerintahan belum seluruhnya dirancang rakyat di daerah otonom untuk memilih langsung kepala daerah mereka. Hal
berdasar suatu grand design dan dilaksanakan secara konsisten, sehingga terjadi ini dimaksudkan agar; rakyat bisa memilih pemimpinnya sesuai dengan hati
kerancuan pada banyak bidang terutama dengan dianutnya sistem multipartai nuraninya, sekaligus memberikan legitimasi yang besar bagi kepala daerah yang
bersamaan dengan sistem pemerintahan demokrasi presidensial. terpilih; menghindari peluang distorsi oleh anggota DPRD untuk mempraktikkan
Kedua, Konsekwensinya, kewenangan presiden yang mestinya luas karena politik uang; terbuka peluang munculnya calon-calon kepala daerah dari
dipilih langsung oleh rakyat dalam banyak hal, terkendala oleh kewenangan DPR individu-individu yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam memperhatikan
RI yang sangat besar. kepentingan rakyat, bukan berdasarkan kepentingan partai tertentu; mendorong
Ketiga, kondisi ini menyebabkan konflikasi dalam bidang politik dan calon kepala daerah mendekati rakyat agar bisa terpilih, sehingga tidak ada lagi
pemerintahan yang lazimnya di negara lain, seperti prancis di atasi dengan orang yang tdak dikenal rakyat di suatu daerah tiba-tiba menjadi kepala daerah
menerapkan sistem pemerintahan kohabitasi. tersebut; dan mendorong terjadinya peningkatan akuntabilitas
Keempat, kelemahan sistem pemerintahan demokrasi presidensial yang kita anut pertanggungjawaban kepala daerah kepada rakyat.
dewasa ini juga dipengaruhi oleh belum adanya undang-undang yang mengatur Umumnya ahli politik pemerintahan di Indonesia melihat urgensi pilkada
tentang lembaga kepresidenan yang mestinya secara komprehensif dan integral langsung itu sebagai berikut: Pertama, pemilihan secara langsung diperlukan
mengatur aspek organisasi dan manejemen kepresidenan serta demikian banyak untuk memutus mata rantai oligarki partai yang cenderung mewarnai kehidupan-
lembaga pemerintahan dibawa kendali kepresidenan. partai-partai di DPRD dewasa ini. Kepentingan partai-partai dan bahkan
Kelima, Tiadanya kekuatan ideologi yang mampu dikembangkan oleh presiden kepentingan segelintir elite partai acapkali dimanipulasi sebagai kepentingan
untuk memayungi visi dan misinya, sehingga seringkali presiden mengeluarkan kolektif masyarakat. Dengan demikian, pemilihan secara langsung bagi kepala
kebijakan berdasarkan kecenderungan umum dari pendapat yang berkembang daerah diperlukan untuk memutus mata rantai politisasi atas aspirasi publik yang
yang menyebabkan kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan terkesan parsial cenderung dilakukan partai-partai dan para politisi partai jika kepala daerah
dan reaktif. Misalnya dalam hal seringnya terjadi perubahan design RUU APBN, dipilih oleh elite politik DPRD saja.
soal kenaikan BBM, soal Ahmadiyah dan beberapa kebijakan lainnya. Kedua, pemilihan secara langsung kepala daerah diperlukan untuk meningkatkan
Mencermati kondisi seperti itu, Kongres HMI XXVI merekomendasikan : kualitas akuntabilitas para elite politik lokal, termasuk kepala-kepala daerah.
Mendesak kepada pemerintah untuk merancang suatu sistem demokrasi Ketiga, pemilihan secara langsung kepala daerah diperlukan untuk menciptakan
presidensial yang konsisten dalam suatu sistem multipartai terbatas. stabilitas politik dan pemerintahan di tingkat lokal. Pemberhentian atau
Segera membuat UU tentang lembaga kepresidenan termasuk mengatur pencopotan kepala daerah di tengah masa jabatannya yang acapkali berdampak
sekretariat negara yang akan membantu presiden dan wakil presiden pada munculnya gejolak politik lokal, dapat dihindari. Keempat, pemilihan
dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan kepala daerah secara langsung akan memperkuat dan meningkatkan kualitas
Memperluas jangkauan political appointie tidak hanya sebatas pada seleksi kepemimpinan nasional karena makin terbuka peluang bagi munculnya
jajaran menteri-menteri tapi sampai pada tingkat eselon satu dengan pemimpin-pemimpin nasional yang berasal dari bawah dan atau daerah. Kelima,
maksud untuk memberi jaminan bagi efektifitas dan efesiensi kebijakan pemilihan secara langsung jelas lebih meningkatkan kualitas keterwakilan karena
presiden dan wakil presiden pada tingkat operasional. masyarakat dapat menentukan siapa yang akan menjadi pemimpinnya di tingkat
lokal.
9. Otonomi Daerah dan Daerah-Daerah Perbatasan Karena itu, otonomi daerah dan pelaksanaan pilkada langsung di daerah-daerah
otonom, dipandang ideal dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan rakyat
Setidaknya ada tiga alasan pokok mengapa pemilihan kepala daerah Indonesia dewasa ini. Hanya saja dalam pelaksanaannya, utamanya dalam
langsung ini harus dikaitkan dengan pemerintahan lokal yang demokratis. pemilihan langsung kepala daerah, ditemukan persoalan-persoalan tekhnis,
Pertama, membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai seperti; tidak adanya stabilitas politik yang diperlukan untuk membangun;
aktifitas politik di tingkat lokal. Kedua, mengedepankan pelayanan kepada seluruh kinerja elit terpecah untuk memikirkan pilkada yang berlangsung
kepentingan publik. Ketiga, meningkatkan akselerasi pembangunan sosial sepanjang tahun.
ekonomi yang berbasis kebutuhan masyarakat setempat. Berdasarkan kondisi riil yang sedang terjadi dalam era otonomi daerah
Untuk maksud tersebut, Pemerintah memberikan kesempatan kepada ditemukan fakta bahwa: Pertama, tingkat kesejahteraan dan pemerataan
kesempatan bagi penduduk di suatu daerah otonom belum menggembirakan.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
232 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 233
Umumnya pemerintah daerah otonom belum memiliki kemampuan
serta terbatas dalam menemukan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
230 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 231
Oleh karena itu, kebijakan politik luar negeri harus diperkuat pada atas amanat UUD 1945 untuk ”ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
sisi bagaimana membangun hubungan internasional yang bernilai ekonomis. berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Hubungan internasional dalam konteks politik luar negeri yang bebas aktif, harus
diterjemahkan dalam ranah ekonomi politik. Hal ini sejalan dengan UUD 1945 7. Pemberantasan Korupsi
bahwa negara bertanggungjawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia,
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Amanat UUD 1945 ini harus diterjemahkan Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime). Karena
dalam bahasa ekonomi politik. Diterjemahkan bahwa negara memiliki kewajiban itu, korupsi tidak bisa dibiarkan berkembang menjadi budaya dalam kehidupan
dan tanggunjawab untuk melidungi warganya dari ancaman kelaparan, bermasyarakat, karena berdampak sangat negatif bagi suatu Bangsa. Masalah
perbudakan, kolonialisme ekonomi. Karena itu, negara bertanggungjawab untuk pemberantasan korupsi ini, telah berkali-kali direkomendasikan oleh Kongres
memberikan perlindungan terhadap setiap faktor-faktor ekonomi bangsa. Baik HMI agar diberantas. Ironisnya, dalam banyak contoh kasus korupsi yang
faktor produksi, distribusi maupun pemasarannya. Dalam rangka ini pula, terungkap, sejumlah pelakunya adalah mantan aktifis HMI, baik di legislatif
mestinya politik luar negeri Indonesia lebih difikuskan. maupun di eksekutif. Karena itu, Kongres HMI kembali menegaskan:
Mengingat demikian pentingnya persoalan pertahanan dan keamanan Bahwa korupsi dan semua pelaku korupsi adalah musuh bangsa, musuh
Negara, dan demikian strategisnya fungsi dan peran diplomatik untuk HMI, dan musuh masyarakat.
mensejahterakan rakyat Indonesia, HMI menilai bahwa: Kongres HMI menginstruksikan kepada seluruh kader HMI, baik secara
Di perlukan kontekstualisasi makna ”melindungi segenap bangsa kelembagaan, maupun secara individu, untuk bersama-sama melakukan
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dalam UUD 1945 dalam perlawanan terhadap para koruptor. Perlawanan terhadap koruptor
perspektif ekonomi politik, dan tidak sebatas perspektif pertahanan dilakukan dengan menjaga diri sendiri untuk tidak terlibat dalam kegiatan-
terirotial semata. Diperlukan reorientasi peran diplomatik dalam kerangka kegiatan korupsi. Perlawanan terhadap koruptor juga dilakukan dengan
kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, untuk lebih tidak memberikan pembelaan dalam bentuk apapun terhadap siapa pun,
difokuskan kepada ranah ekonomi politik, ketimbang hanya sebatas (termasuk kepada Alumni HMI) yang terlibat korupsi.
diplomatik an-sich. HMI mendesak kepada pemerintah, dan seluruh jajarannya untuk
Agar hal ini dapat diwujudkan, Kongres HMI mendesak pemerintah menghentikan prilaku korupsi diinstansinya masing-masing.
Republik Indonesia untuk membekali kemampuan analysis ekonomi HMI mendesak kepada Pemerintah untuk lebih serius melakukan
politik kepada semua diplomat Indonesia yang ditugaskan di luar negeri. pemberantasan korupsi.
Penterjemahan politik luar negeri yang bebas aktif dalam persepetif HMI mendesak agar seluruh aparat negara yang ditugaskan melakukan
ekonomi politik, diharapkan lebih mendorong terjadinya hubungan people pemberantasan korupsi untuk memberikan teladan dengan menjauhi
to people (P to P) dalam memperkuat hubungan Government to praktek korupsi.
Government (G to
G) yang selama ini telah berlangsung baik. 8. Sistem Pemerintahan Yang Efektif
Untuk memperkuat hubungan bilateral, maupun multilateral, serta
mendorong kearah peningkatan hubungan people to people, penting bagi Sistem pemerintahan demokrasi presidensial pasca reformasi, bukan
para diplomat Indonesia untuk terus-menerus memperkuat pola niche saja belum mampu mengembangkan ideologi alternatif yang lebih konsisten
diplomacy. Konsep niche diplomacy mengacu pada kemampuan negara dan koheran, juga belum mampu mengembangkan berbagai sistem pendukung
(dan negara mitra) untuk mengidentifikasi secara mendalam kepentingan- yang dibutuhkan. Walaupun demikian dalam beberapa hal sistem pemerintahan
kepentingan utamanya dalam hubungannya dengan negara lain. Niche demokrasi presidensial pasca reformasi ini telah meletakkan dasar-dasar yang
diplomacy, ditunjukkan dengan adanya kesamaan karakter dan fokus kuat, yang dapat dikembangkan lebih lanjut guna membuka kesempatan yang
hubungan bilateral kedua negara. Karakter merujuk pada kesamaan nilai, lebih luas bagi partisipasi rakyat dalam politik dan pemerintahan.
kepentingan dan kebutuhan strategis sedangkan fokus bermakna sebagai Setidaknya ada lima penjelasan yang dapat dikemukakan, kenapa sistem
lingkungan ekternal terdekat dari kedua negara yang bermitra. pemerintahan demokrasi presidensial yang dianut saat ini, belum menunjukkan
Menugaskan kepada PB HMI untuk mengkaji makna dari amanat UUD efektifitas yang diharapkan.
1945 untuk ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan Seluruh Tumpah
Darah Indonesia”, dalam perfektip ekonomi politik sebagai konsekuensi
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
228 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 229

rangka memperjuangkan hak-hak perempuan. Sebutlah misalnya seorang Irsad strategis di wilayah Asia Pasific. Tiap-tiap negara, merumuskan strategy
Mandji, seorang aktifis pembela hak-hak perempuan yang bangga meninggalkan pertahanan dan keamanan negaranya berdasarkan defenisi mereka terhadap
kodratnya menjadi seorang lesbianist. Tentu, kita menghendaki bahwa aktifis kemungkinan ancaman yang mereka hadapi. Karena itu, setiap negara menyusun
perempuan HMI khususnya, maupun di Indonesia pada umumnya, yang terjebak kebijakan politik luar negerinya secara integral dengan kebijakan pertahanan dan
dalam radikalisme kaum feminisme. Bahwa perjuangan gender sesungguhnya keamanannya.
bukannlah perjuangan yang memposisikan laki dan perempuan pada posisi yang Doktrin pertahanan keamanan Bangsa Indonesia menurut UUD 1945
kontras. Isu gender (kesetaraan) harus diposisikan dalam konstruksi budaya saja, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
dan jangan sampai merusak sendi-sendi yang bersifat kodrati. Indonesia. Sementara itu, kebijakan politik luar negeri Indonesia adalah ”bebas
Karena itu, Kohati sebagai lembaga khusus HMI untuk merespons isu- aktif”, sebagai konsekuensi dari amanat UUD 1945 untuk ”ikut serta
isu gender, harus memperjuangkan hak-hak perempuan tetap dalam koridor nilai- melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
nilai yang Islami. sosial”.
Mengingat arti penting dari peran perempuan dalam rangka dalam Hingga saat ini kebijakan pertahanan keamanan nasional umumnya
upaya mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara, Kongres HMI XXVI masih dikuasai oleh konsep pertahanan terotorial dengan konsep
merekomendasikan hal berikut: SISHANKAMRATA, sistem pertahanan rakyat semesta. Sementara itu, politik
Diperlukan kebijakan negara yang lebih luas untuk memberi ruang bagi luar negeri Indonesia yang bebas aktif, masih dibingkai dalam frame diplomasi
perempuan Indonesia menyumbangkan kreatifitasnya bagi pembangunan politik untuk menunjang kebijakan pertahanan keamanan teritorial dimaksud.
Bangsa, dalam segala bidang kehidupan. Konsepsi seperti ini tentu benar adanya, apalagi jika dikaitkan dengan konteks
Bahwa untuk itu, diperlukan political will pemerintah untuk merangsang kebijakan itu dirumuskan pada masa awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Masa
suatu kebijakan yang pro-gender, termasuk dengan mengalokasikan di mana perjuangan pisik mempertahankan kemerdekaan diperlukan, di saat
anggaran yang memadai bagi peningkatan kualitas skill perempuan, dunia masih dalam kondisi perebutan teritorial sisa kolonialisme, di satu sisi, dan
terutama di pedesaan. rentannya pergolakan pemisahan diri dari NKRI pada sisi yang lain.
Diperlukan langkah-langkah terukur dari negara dan pemerintah untuk Penting untuk dikaji secara serius, apa sesungguhnya ancaman yang
memberikan perlindungan terhadap kalangan perempuan pekerja migran. sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dewasa ini, masihkah tantangan dan
Masih diperlukan sosialisasi yang lebih massif terhadap UU KDRT ancaman kemanan nasional yang dominan itu dalam bentuk ancaman teritorial;
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) aneksasi dari negara lain ? bila ya, tentu kuat alasan bagi dipertahankannya
Seluruh unsur pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah didesak doktrin pertahanan dan keamanan teritorial seperti yang ada saat ini. Tetapi bila
untuk mengalokasikan anggaran yang memadai bagi peningkatan kualitas ternyata, tidak seperti itu, maka diperlukan perubahan cara pandang negara
skill pekerja perempuan, memberikan perlindungan hukum, serta dalam menilai apa ancaman serius yang secara nyata menjadi ancaman Bangsa.
membuka akses sebesar-besarnya bagi perempuan untuk berkonstribusi Menurut hemat HMI, ancaman serius yang dihadapi bangsa Indonesia,
dalam pembangunan di era otonomi daerah. dalam kurung waktu 10-20 mendatang bukanlah ancaman teritorial, baik dalam
Menugaskan seluruh jajaran Kohati HMI untuk mengawal kebijakan- bentuk aneksasi dari negara lain, maupun dalam bentuk gerakan separatisme
kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah agar terjadi keadilan untuk memisahkan diri dari NKRI, dengan catatan, pemerintah mampu
gender dalam semua produk kebijakan publik. merencanakan suatu kebijakan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Semua agenda Kohati HMI agar dimaksimalkan orientasinya untuk Maka ancaman internal bangsa sesunggunya adalah sejauh mana pemerintah
peningkatan skill HMI Wati khususnya dan perempuan Indonesia pada pusat berlaku adil terhadap seluruh wilayah NKRI dalam setiap kebijakannya.
umumnya. Sementara itu, ancaman yang sifatnya dari luar, jauh bersifat budaya, baik
politik, ekonomi, maupun infiltrasi ideologi.
6. Pertahanan Keamanan dan Masalah Hubungan Internasional Namun di antara semua bentuk ancaman, yang paling serius yang harus
diantisipasi adalah ancaman penjajahan ekonomi. Potensi strategis Indonesia,
Hubungan internasional (international relationship), demikian penting kekayaan alam, jumlah penduduk yang besar untuk dijadikan pasar merupakan
dalam era globalisasi, terlebih lagi bagi Indonesia yang memiliki posisi paling keunggulan-keunggulan sekaligus dapat menjadi kelemahan bagi pertahanan dan
keamanan nasional.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
226 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 227

kehidupan Bangsa. Dalam kaitan itu, maka aktifitas lembaga pendidikan harus menengah, karena dipandang mampu memacu semangat belajar siswa.
berkorelasi dengan tujuan NKRI dan tuntutan perkembangan masyarakat. Namun, dalam tekhnis pelaksanaannya harus dilakukan dengan lebih baik
Lembaga pendidikan harus mampu menhasilkan karya-karya yang dibutuhkan lagi.
masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mendorong kemandirian Bangsa, Mendesak kepada pemerintah baik pusat maupun daerah agar
lembaga-lembaga pendidikan harus mampu bersaing dengan lembaga-lembaga memberikan prioritas bagi pembangunan infra maupun suprastruktur
pendidikan negara- negara yang terlebih dahulu mengalami kemajuan berkat pendidikan.
penguasaan teknologi informasi. Tanpa adanya kemampuan untuk bersaing Mendesak pemerintah segera menindaklanjuti amanah UU pendidikan
secara kualitatif dengan lembaga-lembaga pendidikan negara maju, dipastikan yang mengharuskan adanya pengalihan lembaga-lembaga kedinasan di
Bangsa Indonesia akan terus menjadi Bangsa pemakai (customer state), saja. bawah kendali departemen pendidikan nasional.
Keadaan seperti itu, akan membuat Bangsa Indonesia terus-menerus mengalami
ketergantungan kepada Bangsa-Bangsa maju. Muhammad Iqbal mengatakan
5. Perempuan Dan Masalah Ruang Publik
”penjajahan yang paling nyata adalah penjajahan pemikiran”.
Disadari atau tidak kemampuan kompetisi dari lembaga-lembaga
Secara politik, perempuan di Indonesia memiliki pengakuan yang jauh
pendidikan nasional pada semua jenjang masih jauh dari negara-negara maju.
lebih baik daripada keberadaan perempuan di negara berpenduduk Islam pada
Kenyataan ini dapat dilihat dari masih tingginya animo pelajar mahasiswa
umumnya. Kebebasan berpendapat, berserikat dan berekspresi di kalangan
Indonesia untuk mengejar gelar sarjana di luar negeri. Sebaliknya, tidak banyak
perempuan Indonesia telah sedemikian maju. Berbagai UU telah dibuat untuk
pelajar mahasiswa luar negeri yang mau belajar di Indonesia.
memberikan hak-hak politik perempuan, termasuk UU tentang Partai politik
Citra buruk lembaga pendidikan di Indonesia, termasuk faktor yang yang mengharuskan setiap partai politik memberikan jatah 30% dari total caleg
berpengaruh kurang berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan yang ada. yang mereka ajukan dalam pemilu tahun 2009. Substansi UU Parpol ini, jauh
Kesan anarkhisme mahasiswa setiap menyampaikan aspirasi, peneguhan lebih tegas dari substansi UU Parpol pada pemilu tahun 2004 lalu.
terhadap kekerasan, tawuran pelajar, pola hidup mahasiswa pelajar dan yang
Meski secara politik, perempuan telah memperoleh pengakuan yang
tidak sehat, harus dilihat sebagai bagian dari kekurangan-kekurangan dalam
jauh lebih maju dari dekade-dekade sebelumnya, tapi dalam banyak hal, kondisi
pelaksanaan pendidikan nasional. Semua bentuk prilaku tidak wajar dari seorang
perempuan di Indonesia masih memprihatinkan. Konstruksi budaya yang masih
pelajar dan pendidik itu merangkum suatu sinopsis dinamika pendidikan yang
didominasi oleh budaya patriarkhi, dalam berbagai aspek masih menempatkan
jauh dari harapan masyarakat. Akibatnya, tingkat partisipasi publik baik
perempuan pada posisi yang tidak terhormat. Berbagai kasus kekerasan dalam
domestik maupun internasional sedemikian rendah untuk berinvestasi di dunia
rumah tangga, ditempat kerja, di sarana sarana transportasi publik, perempuan
pendidikan. Kondisi rendahnya partisipasi publik berinvestasi di dunia
masih sangat rentang terhadap kekerasan, baik secara pisik, maupun dalam
pendidikan, menjadikan Negara/pemerintah menjadi satu-satunya harapan bagi
bentuk pelecehan seksual (sexual abuse). Angka kematian akibat melahirkan
pembangunan pendidikan nasional, justru di saat pemerintah berada pada kondisi
juga masih tinggi, di samping itu, terjadi trend peningkatan pengangguran di
yang juga tidak bisa banyak diharapkan.
kalangan perempuan utamanya di pedesaan. Desakan ekonomi keluarga
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai salah satu organisasi memaksa tidak sedikit perempuan di pedesaan harus melakukan migrasi ke kota,
kemahasiswaan, memiliki andil dan tanggungjawab yang besar untuk ikut serta yang tanpa mereka sadari tidak sedikit di antara mereka yang justru terjebak
dalam pemberdayaan kinerja lembaga-lembaga pendidikan. Banyak hal yang dalam jebakan para mucikari. Tanggungjawab pemeliharaan anak juga masih
bisa dilakukan oleh HMI untuk membantu masyarakat, bangsa dan negara dalam dominan dalam wilayah tugas perempuan. Dalam banyak hal ini tentu lebih baik,
mendorong perbaikan- perbaikan disektor pendidikan. Demikian pentingnya mengingat perempuan jauh lebih peka dalam memberikan perhatian yang
masalah pendidikan ini, Kongres HMI XXVI merekomendasikan: diperlukan seorang anak dalam pertumbuhannya. Namun, dalam banyak kasus,
PB HMI harus terus memperjuangkan terealiasasinya amanat UUD 1945 pekerja perempuan justru terlibat dalam berbagai praktek trafficking. Ini tentu
untuk memenuhi 20% anggaran pendidikan, memperbanyak program persoalan tersendiri yang harus dipecahkan oleh aktifis perempuan umumnya
beasiswa, dan memberikan perhatian yang tinggi bagi pengembangan riset dan negara pada khususnya.
dan alih teknologi.
Berbagai kelompok aktifis perempuan telah bahu-membahu untuk
Mendukung diteruskannya sistim ujian nasional bagi pendidikan dasar dan
memperjuangkan hak-hak perempuan. Tentu semua itu patut disyukuri. Namun,
dalam batas-batas tertentu kita juga prihatin. Bahwa tidak sedikit aktifis
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
226 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 227
perempuan yang justru kehilangan orientasi dalam memposisikan diri dan
tujuan mereka dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
224 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 225

meningkatkan kuantitas maupun kualitas kegiatan illegal fishing. UUD 1945 ”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
Pada saat yang sama, daya saing nelayan pribumi untuk darah Indonesia”. Suatu kebijakan yang diharapkan menjauhkan rakyat
memaksimalkan potensi ketersediaan bahan pangan dari sektor kelautan semakin Indonesia dari keharusan melakukan praktek perbudakan akibat monopoli
hari-semakin terbatas. Teknologi yang mereka gunakan, hampir dipastikan bukan perusahaan multinasional; yang mampu membebaskan masyarakat dari
tandingan dari para nelayan asing yang melakukan illegal fishing. Nelayan kita penghisapan alat-alat produksi berskala besar. Suatu kebijakan yang
juga didesak oleh iklim yang kian tidak bersahabat, akibat global warming. Para tidak saja memberikan jaminan perlindungan kepada rakyat, tetapi juga
nelayan kita beberapa tahun terkhir praktis lebih banyak tidak melaut dari kepada sumber-sumber produksi yang diperlukan untuk keberlangsungan
waktu-waktu sebelumnya karena cuaca yang semakin tidak bersahabat. masyarakat Indonesia. Perubahan paradigma diharapkan tercermin
Ironisnya, negara-negara maju yang telah banyak skema kebijakan pro- dari blue print kebijakan ekonomi politik pemerintah untuk: (1) segera
kapitalisme yang sebelumnya mereka ”paksa”kan kepada negara-negara mengamandemen UU tentang Bank Indonesia (2) membuat UU tentang
berkembang, alih-alih berfikir untuk memberikan insentif dalam rangka menjaga Bulog sebagai pemegang regulasi dalam rangka ketahanan pangan
kelestarian lingkungan di negara-negara miskin. Negara-negara kaya, justru nasional
melihat keadaan yang dialami oleh negara miskin (yang telah mereka kuras (3) Revisi terhadap UU pengelolaan Tanah, Air dan Hutan agar sebesar-
sumber dayanya) sebagai peluang untuk mempertegas hegemoni mereka. besarnya dalam penguasaan negara sebagaimana amanat UUD 1945,
Berbagai skema kebijakan dipaksakan oleh negara-negara kaya sebagai pra agar sebesar-besar manfaatnya dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. (4)
syarat bagi negara miskin memperoleh pinjaman. Di Indonesia misalnya, kita memberikan dukungan kepada pemerintah untuk memberikan proteksi
menyaksikan kebijakan sewa lahan hingga 100 tahun telah diberlakukan; alih terhadap hasil-hasil produk pertanian nasional, termasuk membuat
fungsi hutan lindung terus-menerus dilegalkan. Kebijakan-kebijakan seperti ini kebijakan pembatasan ekspor hasil pertanian sampai stock untuk
dipastikan hanya menguntungkan pemilik modal besar, dan merugikan kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau
masyarakat adat, serta mengancam masa depan Bangsa. Hutan-hutan tropis oleh masyarakat. Perubahan paradigma dimaksudkan agar pemerintah
sebagian besarnya telah punah, digantikan dengan tanaman industri seperti dapat berhadapan dengan para koorporatokrasi yang seringkali melakukan
Sawit, karet dan berbagai keperluan industri lainnya. Ironisnya, umumnya alih ”pembajakan” terhadap pemerintahan demokratis. Membiarkan para
fungsi lahan dari hutan tropis menjadi hutan industri kelihataannya tidak pembajak demokrasi terus-menerus beraksi, tanpa kemampuan negara
memberi manfaat yang lebih baik terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan dalam mengendalikannya, dan atau secara sengaja memberikan ruang,
penduduk di sekitarnya. Lebih ironis lagi, para pengusaha yang diberi kuasa berarti negara telah melakukan pengingkaran kepada Pancasila dan UUD
untuk mengelola lahan, seringkali tidak bertanggungjawab. 1945.
Mencermati ancaman krisis ketahanan pangan nasional, sebagai Mendesak kepada pemerintah agar menindak tegas perusahaan-
dampak dari semakin memburuknya iklim akibat perubahan cuaca, dan perusahaan yang beroperasi di seluruh Indonesia, tapi tidak memiliki
kerusakan lingkungan hidup, Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
merekomendasikan:
Perlunya paradigma baru dalam membangun kebijakan ekonomi politik 4. Pendidikan Nasional
yang mampu menciptakan keadilan perlakuan dan mendorong percepatan
tingkat kesejahteraan rakyat. Pemerintah harus mampu merancang suatu Mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah amanat UUD 1945 yang
blue print, kebijakan ekonomi politik yang mencerminkan bahwa didedikasikan sebagai salah satu tujuan bernegara. Untuk maksud tersebut
pemerintah dapat berlaku adil, ada keberpihakan kepada rakyat yang penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan oleh negara. Karena keterbatasan
sedang susah. Momentum perubahan iklim yang mengancam kelamatan pemerintah, maka pihak swasta dilibatkan dalam proses penyelenggaraan
jiwa rakyat Indonesia, menggerogoti daya saing ekonomi, menciptakan pendidikan. Mengingat penting dan stategisnya masalah ketersediaan kesempatan
pengangguran, kemiskinan, wabah penyakit, kerusakan infrastruktur, untuk memperoleh pendidikan, UUD 1945 mengamanahkan kepada pemerintah
bahkan mengancam keberlangsungan pranata sosial; semestinya menjadi untuk mengalokasikan 20% dari total APBN disisihkan untuk keperluan tersebut.
momentum untuk melakukan perubahan kebijakan ekonomi politik secara Sebagai bagian integral dari upaya pencapaian tujuan bernegara, keberadaan
radikal. Suatu perubahan kebijakan ekonomi politik yang sejalan lembaga pendidikan tentu tidak bebas nilai. Lembaga pendidikan karena itu di
dengan amanat oleh samping memiliki fungsi sebagai wadah pembelajaran, peran terpenting yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
224 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 225
tidak dapat dipisahkan adalah sebagai agen untuk mencerdaskan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
222 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 223

sistem ekonomi kapitalisme, secara nyata telah ikut andil dalam mematikan berbagai
UMKM, dan berbagai lembaga ekonomi masyarakat yang telah berlangsung
secara tradisional dalam jangka waktu yang panjang. Dalam kajian ekonomi
modern boleh disebut keberadaan lembaga-lembaga eknomi masyarakat yang
masih dikelola secara tradisional mungkin jauh dari kebenaran teoritik. Tapi
secara faktual, justru keberadaan lembaga ekonomi masyarakat seperti inilah
yang mampu mepertahankan survivalitas ekonomi nasional ketika krisis
keuangan melanda Indonesia 1997, yang dampaknya masih dirasakan hingga
saat ini.
Sikap lemah pemerintah ketika berhadapan dengan kekuatan pemilik
modal juga menjadi faktor penting yang memperparah keadaan. Alih-alih
pemerintah memberikan proteksi terhadap perkembangan ekonomi rakyat,
pemerintah melalui berbagai kebijakan justru seringkali merugikan ekonomi
rakyat yang berskala kecil. Kebijakan pemberian izin mendirikan hypermarket,
yang tidak terkendali yang berdampak pada ”matinya” pasar tradisional salah
satu potret buram kebijakan yang teramat berpihak kepada pemilik modal.
Hal lain yang nampak dari kebijakan pemerintah di samping pro kepada
pemilik modal, kebijakan pemerintah juga seringkali tidak komprehensif dan
bersifta parsial. Kebijakan keberpihakan kepada pemilik modal, memang secara
nyata disambut baik oleh ”pasar”, terbukti dengan stabilitas makro ekonomi
yang terjaga baik setidaknya 3 tahun terakhir. Tetapi pada tataran mikro ekonomi
sungguh mengenaskan. Kebijakan pemerintah terlihat sporadis, tidak
terkoordinasi baik, dan sarat dengan spekulasi yang bersifat kasuistik.
Didasari oleh rasa keperihatinan mendalam atas semakin memburuknya
kualitas hidup rakyat Indonesia, Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) merekomendasikan segera agar :
Mendesak kepada Pemerintah dan DPR dan DPD untuk mengamandemen
UUD 1945, dengan substansi merumuskan tata kelola sumber-sumber
kekayaan negara, yang berpihak kepada rakyat Indonesia.
Mengamandemen seluruh Undang-undang yang terkait dengan tata
kelola kekayaan negara agar benar-benar dapat berdampak langsung bagi
terjadinya distribusi ekonomi kepada mayoritas rakyat Indonesia, secara
adil.
Mendesak ditertibkannya berbagai peraturan daerah yang tidak berpihak
kepada UMKM, Koperasi dan Pasar Rakyat.
Mendesak kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
memberikan perlindungan kepada pengusaha pribumi.
Mendesak kepada pemerintah supaya membuka lapangan kerja baru, dan
memberikan proteksi kepada hak-hak buruh.
Mendesak secara bersama-sama BPK, KPK, BPKP, untuk melakukan
audit terhadap program-program pengentasan kemiskinan, karena
ditengarai telah terjadi pengelolaan keuangan yang tidak sehat terhadap
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
222 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 223
program-program kemiskinan. menjarah ikan di perairan Indonesia. Faktor pargmatisme aparat keamanan
fi Mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, dipicu oleh rendahnya penghasilan mereka, serta terbatasnya kemampuan aparat
menaikkan pajak bagi perusahaan dan memperbesar porsi bagi dengan alutista yang tidak memadai, telah
hasil pemerintah terhadap semua perusahaan asing, maupun swasta
nasional yang beroperasi pada sektor pertambangan dan
perminyakan di Indonesia.
fi Mendesak agar seluruh kontrak karya pertambangan dievaluasi total,
dan bila perlu dilakukan nasionalisasi terhadap perusahaan
pertambangan asing yang tidak kooperatif dengan skema kontrak
karya yang menguntungkan pemerintah Indonesia.
fi Menuntaskan kasus BLBI dengan menerapkan hukum paksa badan
kepada semua obligor yang tidak kooperatif.
fi Mendukung diteruskannya program nyata yang berdampak langsung
terhadap upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran,
dengan catatan agar pelaksanaannya dilakukan secara transparan,
jujur dan adil.

3. Krisis Pangan, Global Warming, dan Pelestarian Lingkungan Hidup

Dampak kesalahan penerapan kebijakan yang pro-kapitalis sejak 20 tahun


silam di Indonesia, dengan memberikan porsi besar terhadap saran dan
rekomendasi IMF, Bank Dunia maupun WTO, terbukti secara nyata telah
melumpuhkan kemampuan negara dan pemerintah dalam mengendalikan
ketersediaan pangan. Kebijakan pro-kapitalis yang menafikan pentingnya
peran negara untuk mengatur regulasi ketahanan pangan mencapai puncak
absurditasnya ditandai tatkala (International Monetery Fund) IMF berhasil
mereduksi secara siginifikan fungsi Bulog, Pertamina dan Bank Indonesia
untuk mengendalikan fungsi-fungsi regulasinya dalam rangka
mempertahankan ketahanan pangan.
Secara global, kebijakan neo-liberalisme yang memberikan
proporsi kepada para pemilik modal, secara signifikan telah menyebabkan
terjadinya destruksi massif terhadap kelestarian lingkungan hidup, yang
berdampak kepada terjadinya pemanasan global (global warming).
Kebijakan penguasaan hutan misalnya; telah menyebabkan terjadinya
penggundulan hutan secara massif. Mentalitas aparat yang berkoalisi
dengan penjahat hutan semakin memperparah kerusakan hutan dan
habitatnya. Sementara itu, potensi hasil laut lebih banyak dinikmati oleh
nelayan-nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan secara membabi
buta, dengan teknologi modern yang mereka gunakan tanpa mampu
dicegah oleh pihak keamanan laut. Kebangkitan ekonomi Cina, India,
Korea, Jepang telah berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan
pangan dengan kualitas yang lebih baik. Keadaan itu bersinergi dengan
semakin banyak pengusaha ikan dari Cina, Jepang maupun Korea yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
220 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 221

Perdebatan antara pemerintah dan kelompok-kelompok aktifis masyarakat akan ditemukan orang yang berkecukupan dan kurang kekecukupan.
pemerhati masalah HAM dalam beragama, menguat belakangan ini karena baik Tetapi persoalan kemiskinan di Indonesia menjadi penting untuk memperoleh
pemerintah, maupun pihak-pihak yang memperjuangkan kebebasan keragama perhatian mengingat masalah ini, telah berkembang di luar batas-batas
melalui isu HAM, seringkali memperkuat argumennya berdasarkan legitimasi prikemanusiaan, di luar Sunnatullah. Di luar sunnatullah, karena bangsa
hukum dan perundang-undangan secara sepihak. Hanya menggunakan pasal- Indonesia oleh Tuhan dianugerahi begitu besar potensi berupa kekayaan alam. Di
pasal yang secara nyata menguntungkan argumennya masing-masing. Misalnya, luar sunnatullah, karena kemiskinan terjadi dalam suatu masyarakat dengan
kalangan LSM pembela HAM, seringkali menggunakan UUD 1945 terutama populasi penduduk beragama Islam terbesar di dunia, yang mestinya dapat hidup
pasal 28e tentang kebebasan sebebas-bebasnya, dan mengabaikan pasal 28j UUD dengan tata cara yang lebih beradab, tata cara yang Islami, di mana seseorang
1945 yang mengatur adanya pembatasan terhadap kebebasan yang super bebas berdasarkan keyakinan umat Islam memiliki tanggungjawab yang besar terhadap
itu. persoalan yang dihadapi sesamanya, baik dengan tata cara yang telah diatur oleh
Mengingat demikian pentingnya masalah kerukunan inter maupun antar umat Syar’i seperti Zakat, Infaq dan Sadaqah, maupun berdasarkan naluri
beragama di Indonesia, dalam menentukan arah dan kelangsungan masa depan kemanusiaan untuk saling bantu-membantu.
Bangsa dan Negara, Kongres XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Berdasarkan Data BPS hingga saat ini data kemiskinan masih berada di
merekomendasikan kepada Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dan kisaran 16-18% dari total populasi Bangsa Indonesia. Data ini terus mengalami
Jajaran HMI di seluruh Indonesia agar: perkembangan secara signifikan akibat memburuknya daya beli masyarakat,
Kepada Pengurus Besar HMI periode 2008-2010, diamanahkan untuk terbatasnya lapangan kerja baru yang mampu disediakan oleh pemerintah,
segera membentuk tim perumus kebijakan Kerukunan antar Umat naiknya harga-harga kebutuhan pokok dipicu oleh tekanan implasi akibat
Beragama di Indonesia. Tim ini dibentuk oleh PB HMI pada semester kenaikan harga BBM. Memang harus diakui bahwa pemerintah telah berupaya
pertama kepengurusan, dengan melibatkan alumni HMI yang memiliki melakukan langkah- langkah untuk mengendalikan keadaan agar daya beli
kompetensi. Hasil rumusan Tim dimaksud, agar disampaikan kepada masyarakat tetap mampu menjangkau kenaikan harga-harga terutama sembilan
pihak- pihak terkait, baik di Legislatif maupun di Eksekutif. Salah satu bahan pokok, seperti dengan melakukan intervensi pasar, menggiatkan program
tugas tim ini adalah mengkaji keberadaan Bakorpakem apakah masih padat karya melalui sejumlah program antara lain program pengembangan
relevan dengan UUD 1945 hasil amandemen. kecamatan yang juga dikenal dengan program PNPM. Pemerintah juga telah
Mendorong secara terus-menerus terjadinya dialog kultural antar sesama menyediakan skim kredit usaha rakyat (KUR) dalam jumlah yang cukup besar,
pemeluk agama di Indonesia. termasuk dengan terus menaikkan jumlah subsidi di APBN hingga mencapai 180
Kepada Badko HMI, HMI Cabang di seluruh Indonesia diharapkan secara trilun hanya untuk BBM. Pemerintah juga menyediakan berbagai paket bantuan
kontinyu melakukan monitoring terhadap kinerja Forum Kerukunan pendidikan melalui program pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Dan
Antara Umat Beragama (FKUB) diwilayah kerja masing-masing. banyak lagi kebijakan lainnya.
Kepada seluruh jajaran HMI diinstruksikan untuk menciptakan kondisi Dari semua kebijakan yang telah dilakukan pemerintah, terlihat jelas bahwa
yang kondusif dalam rangka memperkuat hubungan inter maupun antar langkah-langkah tersebut tidak secara nyata berdampak posiitif sesuai yang
umat beragama, dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur,an dan diharapkan. Angka kemiskinan terus saja bertambah. Berbagai pendapat
Sunnah Nabi Muhammad SAW. dikemukakan berbagai pihak untuk membantu pemerintah dalam menangani
Kepada seluruh anggota/kader HMI di himbau untuk memperdalam masalah kemiskinan.
pemahaman keagamaannya dengan mengefektifkan kegiatan-kegiatan Oleh karena itu, dapat diduga kuat bahwa ada yang salah dalam
pengajian maupun pengkajian terhadap Al-Qur,an dan Hadits Nabi paradigma pengendalian kemiskinan di Indonesia. Bila ditelaah lebih jauh,
Muhammad SAW, agar nafas Islam sebagaimana termaktub dalam tujuan masalah kemiskinan yang semakin besar di Indonesia itu erat kaitannya dengan
HMI benar-benar bersenyawa dengan aktifitas kader-kader HMI. desain tata ruang pengelolaan ekonomi negara. Bermula dari UUD 1945 hasil
amandemen yang menjadikan Bangsa Indonesia mengekor kepada kepentingan
2. Problem Kemiskinan Dan Tanggungjawab Sosial kapitalisme global. UUD 1945 dan berbagai ratifikasi atas perdagangan
internasional melalui WTO, yang dipompakan oleh negara-negara maju,
Masalah kemiskinan merupakan persoalan yang tidak mungkin dipastikan menjadi akar persoalan terpuruknya sistem ekonomi bangsa.
dihilangkan seratus persen. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa dalam setiap Penafsiran sepihak atas pasal- pasal UUD 1945 yang membawa bangsa
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
220 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 221
Indonesia masuk dalam perangkap

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
218 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 219

kabupaten/kota yang sudah terbentuk; (5) tidak perlu disusun petunjuk pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
pelaksanaan/petunjuk tekhnis PBM tetapi perlu dibuat buku tanya jawab PBM tempat tinggal
(6) Aparat departemen agama di daerah perlu didorong sebagai juru sosialisasi
PBM tersebut dan disarankan diselenggarakan diklat khusus mengenai hal
tersebut; dan
(7) diperlukan pertemuan nasional FKUB seluruh Indonesia untuk menyatukan
visi dan misi pemeliharaan kerukunan di seluruh Indonesia.
Sementara itu hasil evaluasi pemerintah atas 2 tahun pelaksanaan PBM
no 9 dan 8 tahun 2006 diperoleh temuan sebagai berikut: (1) sebanyak 285
Kabupaten/kota telah memiliki FKUB (2) seluruh provinsi telah memiliki FKUB
(kecuali Sulawesi Barat dan Papua Barat) (3) Perlu sosialisasi bahwa tugas
FKUB bukan hanya memberi rekomendasi pendirian rumah ibadat. (4) agar
pemerintah khususnya jajaran polri lebih tegas dalam menangani masalah rumah
ibadat sesuai peraturan yang berlaku. (5) Agar Pemkab/Pemkot konsisten dalam
menjalankan aturan PBM (6) Agar sosialisasi PBM diteruskan kepada lapisan
pemerintahan terbawah, yaitu camat, kades, polsek dsb. (7) Agar ormas-ormas
keagamaan mendapat perhatian utama dalam sosialisasi PBM.
Menurut pemerintah, pengaruh sosialisasi PBM yang mereka lakukan
secara nyata berpengaruh positif terhadap Kerukunan umat Beragama. Dengan
prosentase keberhasilan sebanyak 17,4% dari banyaknya faktor yang
mempengaruhi kerukunan umat beragama. Ada 14 faktor yang turut
mempengaruhi kerukunan umat beragama yang dapat dibagi atas dua bagian
besar. Pertama, faktor non- agama dan faktor keagamaan. Faktor kegamaan
meliputi (a) kegiatan penyiaran agama (b) bantuan keagamaan dari luar negeri
(c) perkawinan antara pemeluk agama yang berbeda (d) pengangkatan anak (5)
Pendidikan agama (6) perayaan hari besar keagamaan (7) perawatan dan
pemakaman jenazah (8) penodaan agama
(9) kegiatan kelompok/sekte agama (10) transparansi informasi keagamaan dan
pendirian rumah ibadah. Sementara faktor non agama, terdiri atas; (1)masih
tingginya kesenjangan ekonomi di masyarakat;(2)kepentingan politik; dan (3)
konflik sosial dan budaya.
Meski pemerintah terlihat secara konseptual telah mampu memberikan
langkah-langkah kongkrit dalam rangka menciptakan suatu pola hubungan yang
harmonis antar umat beragama, tapi faktanya masih ditemukan berbagai bentuk
ketidakharmonisan dalam masyarakat disebabkan karena faktor sentimen antara
agama. Kenyataan seperti ini membuat publik merasa belum percaya terhadap
langkah-langkah yang telah ditempu pemerintah. Kritik paling mengemuka yang
muncul terhadap pemerintah adalah kuatnya keiginan intervensi negara terhadap
masalah kebebasan beragama, yang oleh para pengamat dan pemerhati masalah
keagamaan disebut sebagai pengingkaran terhadap UUD 1945, terutama pada
pasal 28e ayat 1 UUD 1945 hasil amandemen yang menyebutkan bahwa;(1)
setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
218 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 219
di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”;(2)”setiap (Kanwil) Departemen agama setempat dan bila perlu meminta pendapat ulama
orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran atau rohaniawan di daerah itu. Tuntutan pencabutan atas SKB ini telah seringkali
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”. Juga disebutkan pada pasal 29 diteriakkan.
bahwa; ” negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha esa’, (2) ”negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya
itu”.
Para pengamat berpendapat, sejumlah peraturan pemerintah
belum memperlihatkan adanya itikad baik, terhadap pelaksanaan pasal-
pasal dalam UUD 1945 dimaksud. Para pengamat juga memperkuat
argumennya dengan UU nomor 30 tahun 1999, terutama pada pasal 22
ayat 1 dan 2. Ayat 1 berbunyi:”setiap orang bebas memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”. Ayat 2 berbunyi:”Negara menjamin kemerdekaan
setiap orang memeluk agamanya masing-masing untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu”. Bunyi pasal 22 dalam UU No 30
Tahun 1999 tentang HAM ini, tidak berbeda dengan bunyi UUD 1945,
(mungkin anggota DPR nya lagi malas, jadi tinggal copy paste saja
kerjanya). Untuk memperkuat dukungan mereka, para penggiat HAM
senantiasa menggunakan international covenant on Civil and Political
rights (ICCPR/Kovenan Internasional tentang hak-hak sipil dan politik)
yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia.
Hal yang banyak disoroti oleh para penggiat HAM terkait dengan
kebebasan beragama di Indonesia adalah Penetapan Presiden No. 1 tahun
1965 tentang pencegahan penyalahgunaan atau Penodaan agama yang
status hukumnya kemudian ditingkatkan menjadi UU berdasar UU No. 5
tahun 1969. UU no. 1/ PNPS/1965 tersebut belakangan mulai direvisi
dengan terbitnya Inpres no.14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan dan
adat istiadat Cina. Kemudian dipertegas dengan terbitnya Surat Edaran
(SE) Menteri Dalam Negeri No. 477/745054/ BA.01.2/4683/95 tanggal 18
november 1978 yang antara lain menyatakan bahwa agama yang diakui
oleh pemerintah adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Konghuchu dikeluarkan dalam daftar agama, yang berdampak hilangnya
hak-hak sipil penganutnya.
Terkait dengan hak mendirikan tempat ibadah, juga banyak
memperoleh perhatian karena muncul sebagai masalah yang sensitif dalam
membangun kerukunan umat beragama di Indonesia. Pendirian rumah
ibadah diatur oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB)
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.1/Ber/MDN-MAG/1969,
13 september 1969. Di dalamnya antara lain diatur adanya keharusan
memperoleh izin dari kepala daerah atau pejabat pemerintah di bawahnya
yang diberi kuasa itu. Lainnya adalah sebelum memberikan izin kepala
daerah atau pejabat itu harus meminta pendapat kepala perwakilan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
216 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 217

kapitalis, maka selama itu pula demokrasi tidak akan berpihak kepada no 8 tahun 2006, yang berbunyi,”terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat
meyoritas rakyat Indonesia. HMI bersama seluruh elemen pro demokrasi yang beragama, maju sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar sesama
benar-benar berjiwa demokratis yang mampu menghasilkan karya-karya terbaik pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
bagi masa depan peradaban di Indonesia. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Agar program aksi seluruh jajaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dengan visi seperti itu, pemerintah merumuskan dua kebijakan besar
terkoordinasi dengan baik, perlu ditunjang oleh suatu pemahaman bersama untuk menjaga kerukunan umat beragama; (1) memberdayakan masyarakat
tentang kondisi perkembangan lingkungan strategis HMI, baik secara internal kelompok-kelompok agama, serta pemuka agama untuk menyelesaikan sendiri
maupun eksternal. Mengingat pentingnya kesamaan persepsi dalam menyikapi masalah kerukunan umat beragama (KUB). (2) memberikan rambu-rambu
perubahan-perubahan lingkungan strategis itulah, Kongres XXVI Himpunan dalam pengelolaan Kerukunan umat beragama. Upaya merealisasikan kebijakan
Mahasiswa Islam dengan ini mengeluarkan rekomendasi kepada seluruh jajaran ini ditempuh melalui program; (a) meningkatkan pemahaman keagamaan yang
Himpunan Mahasiswa Islam periode 2008-2010 dengan didasarkan pada; Al- moderat;(b) melakukan perubahan paradigma pendekatan dalam membangun
Qur,an dan Hadits Nabi Muhammad SAW, AD/ART HMI, dan kebutuhan akan kerukunan antar umat beragama dari pendekatan formal, struktural menjadi
masa depan organisasi sebagai berikut: pendekatan humanis kultural (c)penanganan daerah konflik (d) pemberdayaan
forum kerukunan antar umat beragaman (FKUB);(e) orientasi pemberdayaan
I. Rekomendasi Eksternal tenaga rekonsiliasi (f) peningkatan wawasan multikultural bagi para guru
agama (g)perkemahan pemuda lintas agama (h)temu karya pemuda lintas
1. Kebijakan Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia agama.
Untuk mengatur tata hubungan antar pemeluk umat beragama,
Kebijakan kerukunan antara umat beragama di Indonesia oleh dikeluarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.
pemerintah di dasarkan kepada UUD 1945, terutama pada tujuan pendirian 9 tahun 2006, yang substansinya memuat tiga (3) hal: pertama tentang tugas
NKRI ”melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan; kedua,
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, pemberdayaan forum kerukunan antar umat beragama (FKUB) dan ketiga,
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, pendirian rumah Ibadah. Mengenai pendirian rumah Ibadah ditekankan bahwa
perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Berdasarkan norma konstitusional ini, yang diatur adalah: (a) peraturan bersama bukan aspek doktrin agama, tetapi
pemerintah dirumuskan Tiga Agenda Pembangunan Nasional tahun 2004-2009 lalu lintas warga negara indonesia pemeluk suatu agama ketika berinteraksi
yaitu: (1) Agenda menciptakan Indonesia yang aman dan damai. (2) Agenda dengan WNI lainnya yang memeluk agama berbeda. (b) beribadat tidak sama
menciptakan Indonesia yang adil dan demokratis (3) Agenda meningkatkan dengan membangun rumah ibadat meskipun keduanya saling berhubungan.
kesejahteraan Rakyat. (Lihat, Perpres No. 7 tahun 2005). Peraturan bersama ini dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip (1) PBM adalah
Dalam Perpres ini pula disusun arah kebijakan pembangunan kehidupan hasil dari kesepakatan majelis-majelis agama di tingkat pusat (2) Negara
beragama sebagai berikut; (1) Peningkatan kualitas dan pemahaman beragama menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-
serta kehidupan beragama, (2) peningkatan kerukunan intern dan antar umat masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. (3)
beragama. memenuhi peraturan perundang-undangan (4) memelihara kerukunan umat
Perpres no 7 tahun 2005 ini juga memuat program pembangunan di beragama (5) memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat (6)
Bidang Agama di Indonesia sebagai berikut: (1) peningkatan pemahaman, pemberian kepastian pelayanan secara adil dan terukur kepada pemohon
penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan (2) pendirian rumah ibadah, (7) pemberdayaan masyarakat, khususnya para
peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan (3) peningkatan pemuka agama dan (8) kebersamaan antar masyarakat dan pemerintah.
pelayanan kehidupan beragama (4) pengembangan lembaga-lembaga sosial Pemerintah telah melakukan evaluasi 1 tahun pelaksanaan PBM No.
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan (5) penelitian dan 9 dan 8 tahun 2006, dengan temuan sebagai berikut: (1) Kehadiran Peraturan
pengembangan agama dan (6) peningkatan kerukunan umat beragama. Bersama telah menciptakan kondisi bagi suasana kerukunan umat beragama
Departemen Agama selaku lembaga teknis kemudian menjabarkan terutama yang terkait dengan pendirian rumah ibadat. (2) sosialisasi peraturan
perpres no 7 tahun 2005 dengan suatu peraturan menteri agama (Permenag) bersama perlu ditingkatkan (3) pembentukan FKUB di daerah dipercepat,
(4) diusulkan agar ada rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
214 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 215

masih didukung oleh Cina dan Rusia seperti Korea Utara aka jauh lebih kebal. katolik di berbagai belahan dunia perlahan akan surut. Sementara itu, Ahmadinejad
Memperhatikan kondisi perkembangan mutakhir, penulis menduga bahwa kelihatannya bermaksud
tahapan selanjutnya dari benturan peradadan adalah bangkitnya kesadaran
pemeluk agama, lintas agama berhadapan dengan kekuatan ivisible hand yang
selama ini berjaya dengan proyek one world government-nya. Apa yang
dilakukan oleh Amerika dengan proyek anti terorisme internasional,
sesungguhnya memang tidak hanya ditujukan kepada pemeluk Islam saja. Dalam
faktualnya, setiap tradisi keagamaan, setiap institusi keagamaan, yang
mengembangkan nilai-nilai sosial, pendidikan, dan kegiatan politik yang
bertentangan dengan kebijakan new world order dapat dipastikan akan
disingkirkan.
Berbeda dunia Islam, dalam dunia Kristen telah lebih dahulu
tersekularisasikan, nilai-nilai filsafat modern bahkan boleh di kata telah menyatu
dalam berbagai interpretasi atas Injil, sehingga sangat mungkin dunia Kristen
tidak lagi ditemukan adanya kolektivitas perlawanan bermotif keagamaan, yang
kemudian bisa dicap dengan terorisme. Tetapi bukan berarti dunia Kristen telah
benar-benar menyetujui berbagai gagasan dari one world government ini. Sikap
keras Paus Paulus untuk tidak membenarkan Perkawinan antar jenis kelamin
maupun aborsi misalnya, dapat dibaca sebagai belum tunduknya Katolik
terhadap gagasan liberalisme. The Da Vinci Code, novel yang ditulis oleh Dan
Brown (2003)-saat ini filmnya tengah beredar dam mendapat perlawanan,
setidaknya di oleh kaum Katolik di India misalnya, ditujukan untuk membongkar
hal-hal tabu dalam tradisi Katolik. Katolikhisme dengan Immobiliare-nya dan
iluminasionisme dengan jaringan MNC kaum Yahudi dunia, memang dua
kekuatan paling tua dan paling berpengaruh, sekaligus memiliki catatan
pertarungan sepanjang sejarah peradaban modern, bahkan pada masa klasik
sekalipun.
Hubungan Cina dan Amerika yang belum membaik, sangat besar
kemungkinan di picu bukan saja karena faktor surplus perdagangan kedua
negara yang tidak berimbang. Psikologi politik yang tidak bersahabat seringkali
diperlihatkan oleh Cina atas kasus-kasus Taiwan, Korea Utara, Nuklir Iran yang
menjadi target Amerika. Amerika dianggap faktor utama dalam menghambat
gerakan satu Cina yang menjadi kebijakan Beijing. Kuatnya nilai-nilai Taoisme
dalam tradisi masyarakat Cina, menjadi modal kuat Cina untuk menghadapi tidak
saja gerakan katholikhisme, iluminasionisme (Yahudi), termasuk Pan-Islamisme
atau Arabisme. Berbeda dengan Katholikhisme kelihatannya akan mengalami
kekalahan yang kedua kalinya, setelah dipecah melalui gerakan reformasi pada
abad pertengahan dan melahirkan Aliran Protestantianisme, kini mereka
diperhadapkan pada ancaman kehancuran kerajaan Tuhan (City of God), bila
upaya propaganda kalangan alumbradors yang sedang gencar saat ini tidak
mampu diantisipasi. Bila film, maupun novel dari Dan Brawn tidak bisa di jawab
oleh pimpinan Tahta Suci di Vatikan, sangat mungkin kepercayaan para penganut
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
214 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 215
mengambil prakarsa untuk menghidupkan kembali semangat Pan- seluruh sumber-sumber produksi, distribusi ekonomi, demokrasi akan
Islamisme, tetapi seperti yang terjadi selama ini, internal Arab tidak mewujudkan kesejahteraan. Selama para negara masih berpihak kepada para
pernah menemukan titik temu atas persoalan mereka. Gerakan Pan-
Islamisme akan segera mati ketika distigma oleh Arabisme chauvinistic,
belum lagi bahwa dalam Islam tidak dikenal adanya sistem patriarkhal,
kecuali di kalangan Syiah yang memang memiliki konsep imamah. Tetapi
di tengah konflik sunni dan syiah yang terus terjadi di belahan negara-
negara Arab, harapan akan Pan-Islamisme kelihatannya menjadi utopis.
Dari analisis seperti ini, diduga kuat bahwa gesekan antara gerakan satu
Cina (Taoisme), akan lebih kuat menghadapi hegemoni iluminasionisme-
Yahudi. Perang dingin antara kedua kekuatan raksasa ini, dapat dipastikan
akan memecah kekuatan kristen. Protestan akan mengikuti Ilmuniasi-
Yahudi, seperti yang mereka lakukan pada abad pertengahan, dan Katolik
akan lebih mudah berkomunikasi dengan penganut agama daripada kaun
paganis. Demikian dengan pemeluk agaman Islam. Berdasarkan pemetaan
ini, dapat dipastikan bahwa tidak semua ancaman invasi yang diteriakkan
oleh Amerika atau sekutunya di Eropah Barat akan direalisir. Tetapi akan
lebih banyak bersipat gertakan saja. Terutama bila Cina, dan Rusia
memberikan dukungan politiknya. Bahkan tidak semua keinginan
Amerika akan diamini oleh pemimpin di negara-negara eropah Barat,
karena kuatnya pengaruh Katolik di wilayah itu.
Menyusul berbagai krisis kemanusiaan mutakhir, muncul
gagasan untuk melakukan deliberasi terhadap demokrasi. Adalah Fared
Zakaria yang mengeluarkan tesis pentingnya gerakan deliberalis
demokrasi ini diterima sebagai bentuk apologize terhadap apa yang telah
dilakukan para kapitalis. Sambutan terhadap gagasan ini berkembang
pesat, utamanya di belahan negara-negara Amerika Latin, yang sejak lama
menjadi musuh Amerika.
Sedikit sketsa pemikiran ini, dimaksudkan untuk menjadi bahan
pemikiran kepada peserta Kongres HMI bahwa kemiskinan, kelaparan,
ketidakadilan, penjajahan, penodaan terhadap agama, krisis pangan,
korupsi dan berbagai aspek- aspek yang menjadi keprihatinan kita selama
ini, bukanlah sesuatu yang given sifatnya. Apa yang kita saksikan adalah
produk sebuah sejarah. Sejarah tentang kesalahan mengambil keputusan
apa yang baik dan seharusnya dilakukan dengan benar.
Memperhatikan kondisi keummatan dan kebangsaan kita saat ini,
MPK HMI mengingatkan kepada seluruh peserta Kongres bahwa masa
depan umat Islam di Indonesia, dan masa depan bangsa Indonesia yang
lebih baik, harus diraih melalui cara-cara yang cerdas, strategi yang tepat,
tindakan yang bernas. Hanya dengan memperkuat kemampuan individual
masing-masing kader HMI, wajah Indonesia baru yang lebih baik akan
diperoleh. Hanya dengan tekad yang kuat melawan para pembajak
demokrasi, yang ”membeli” pada politisi, birokrasi; yang menguasai
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
212 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 213

of Hamburg-Germany, Warburg Bank of Amsterdam-Netherland. Melalui proses memberi ruang kepada pemimpin negara-negara demokrasi
Merger.
Dalam operasinya jaringan keuangan internsional di bawah kendali The
Fed ini, dijalankan oleh IMF (International Monetery Found). Melalui IMF inilah
transaksi ekonomi politik dilangsungkan, untuk mengendalikan sistem keuangan
di negara-negara berkembang.

Tesis Benturan Peradaban Huntington dan Munculnya Jalan Ketiga Anthony


Giddens

Setelah berhasil melancarkan skenario perang dingin, dan diakhiri


dengan “kekalahan” komunis, bisa diduga sengaja “dikalahkan”. Desain tata
dunia baru (new world order) dalam rangka mewujudkan one world gevernment,
issu benturan antar peradaban dikeluarkan oleh S.P Huntington. Segera setelah
itu publik internasional mengalami kegundahan, antara percaya dengan tidak
percaya. Tesis ini dikeluarkan oleh Huntington setelah memperhatikan bahwa
proyek globalisasi yang didesain oleh para pembajak demokrasi, disatu sisi telah
berhasil menciptakan ketidakseimbangan sistem peradaban. Menciptakan
kekerasan di seluruh belahan dunia; meluluhlantakkan sendi-sendi paling dalam
dari suatu komunitas sosial. Dan yang pasti, Huntinton memahami benar, bahwa
telah muncul sikap anti-pati dan perlawanan terhadap jaringan conspiracy yang
dibangun oleh tokoh-tokoh liberalisme dan sosialisme (baca: Yahudi
internasional) ini. Kepastian atas hal ini diperoleh Huntington sesaat setelah
terjadinya revolusi Islam di Iran. Banyak karya yang telah dihasilkan oleh
Huntington untuk membenarkan tesisnya ini. Termasuk rekomendasinya agar
sistem demokrasi di benahi melalui suatu yang disebutnya sebagai keteraturan
sosial.
Porak-porandanya sistem global disebabkan oleh para pembajak
demokrasi (Kapitalisme) internasional ini, perlahan memperlihatkan
ketidaksanggupan para pemimpin dunia mengontrol tingginya tingkat kekerasan
yang terjadi di berbagai belahan dunia. Gerakan anti globalisasi pun telah marak
terjadi di berbagai belahan dunia. Setiap pertemuan G8, Bank Dunia, WTO, dan
berbagai kegiatan-kegiatan para pembajak demokrasi ini, tidak pernah sepi
dari cercaan dan makian para demonstran anti globalisasi. Mereka dituntut
bertanggungjawab atas terjadinya pemiskinan sistemik di berbagai belahan
dunia; terjadinya pelanggaran HAM, penodaan agama, pembantain etnis, dan
berbagai kejahatan kemanusiaan lainnya. Di tengah semakin merebaknya
tuntutan anti-globalisasi (baca:anti kapitalisme), Antony Giddens muncul
dengan tawaran Jalan Ketiga, yang disebutnya ”kiri tengah”. Intinya, Anthony
Giddens menawarkan suatu konsensus baru agar proyek globalisasi dapat
diterima kembali utamanya oleh kalangan anti- globalisasi. Bersinegri dengan
gagasan ini muncul pula apa yang disebut sebagai neo-liberalisme. Yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
212 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 213
Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur
baru untuk berhadapan dengan gerakan anti-kapitalisme di negara mereka. Amerika dan sekutunya. Cina dan Rusia dengan hak vetonya di PBB, memiliki
Gagasan ini tidak ampuh, perlawanan terhadap globalisasi kekebalan diplomatik yang sulit diganggu gugat oleh Amerika. Karena itu,
melalui isu lingkungan muncul menyeruak kepermukaan. Berbagai lazimnya negara-negara yang
dampak negatif dari ekspolitasi besar-besaran yang dilakukan oleh para
kapitalis di berbagai belahan dunia, terbukti tidak saja telah menciptakan
kesengsaraan terhadap warga negara setempat, tetapi juga telah membuat
wajah dunia menjadi semakin buruk untuk menjadi tempat bagi manusia
membangun peradabannnya.
Sementara sistem kapitalisme membuat orang kaya semakin kaya, yang
miskin bertambah miskin, jumlah penduduk pun kian hari-kian bertambah
banyak. Ledakan penduduk dunia ini memaksa manusia terus menerus
mengeksploitasi perut bumi untuk mengambil energy fosil yang
diperlukan bagi berjuta-juta mesin yang diproduksi para kapitalis, tanpa
mempertimbangkan dampaknya terhadap bumi. Maka lengkaplah
penderitaan manusia di planet ini, akibat kesalahan paradigma
modernisme.
Ledakan penduduk dunia juga memaksa manusia
mempertahankan survivalitasnya. Perebutan sumber-sumber pangan pun
menjadi isu paling mutakhir yang paling menakutkan. Krisis pangan
global terjadi, akibat mata rantai ekosistem dunia semakin rusak.
Dalam keadaan seperti itu, George W. Bush sebagai pemegang komando,
harus bertanggungjawab ”memberi makan” para komparador-komparador
yang selama ini membajak demokrasi. Konflik pun dipicu. Keserakahan
yang telah menjadi tabiat pun menjadi raja dalam setiap pengambilan
keputusannya. Isu terorisme dilempar menjadi isu global. Kasus tabrakan
pesawat atas menara kembar World Trade centre, disusul dengan serangan
ke Afganistan dan Irak, berikut rencana menyerang Iran atas alasan telah
mengembangkan sejnata nuklir. Ummat Islam di berbagai belahan dunia
sepertinya hanya mampu melawan dengan spanduk mereka. Tetapi bukan
berarti bahwa Bush telah gagal. Dengan issu pemberantasan terorisme,
Bush mampu menyakinkan banyak negara miskin dan berkembang, yang
nota benenya dihuni oleh penduduk yang beragama untuk mengikuti
skenario yang dijalankan.
Selama ini, memang hanya negara-negara Muslim yang
kelihatannya kurang menyambut baik tawaran mereka untuk membentuk
one world government, utamanya Irak dan Iran. Karena itu kedua negara
ini menjadi sasaran utama yang harus direformasi bagaimanapun caranya.
Keberhasilan Iran membangun sistem Teodemokrasi, sebagai anti thesa
bahwa demokrasi adalah satu-satunya sistem sosial yang sesuai dengan
one world government dianggap sebagai biang kerok yang dapat
mengeskpor sistem sosial politiknya ke berbagai belahan dunia Islam.
Batu sandungan memang ada pada Cina dan Rusia, yang selama ini
mengambil kebijakan politik perimbangan atas kebijakan luar negeri
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
210 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 211

ilmuan, di berbagai penjuru dunia, juga dalam rangka mengkaji masukan yang ini tidak lebih dari sebuah proyek. Proposalnya adalah membagi dunia dalam
diterima dari berbagai NGO yang berada di bawah “pembinaan” mereka yang 10 region, setiap region dikepalai oleh seorang “technocratic decision-making”.
tersebar di seluruh dunia. Di antara NGO yang terkenal dibalik proyek raksasa Bilderberger; pada level internasional NGO ini dipertemukan oleh Bilderberger
ini adalah; The Round Table Group, berdiri sejak 1870 oleh John Ruskin, Conference, didirikan tahun 1954, dikenal sebagai pertemuan elite dunia yang
landasan berpikirnya: bahwa ada sekelompok orang yang lebih superior paling prestisius. Aktor utama Prince Bernard, anggota tetapnya: Eropa, Canada,
dibanding orang lain, sehingga berhak untuk hidup lebih baik dari yang lain. Amerika. Pertemuan diadakan satu atau dua kali setiap tahun. Tujuan utamanya,
Tujuannya mendirikan new world order, melalui One World Government. Tahun mengontrol ekonomi dunia untuk menciptakan one world government. Tahun
1891 diresmikan dengan anggota Cecil Rhodes, Lord Rotschild, anggotanya di 1976 Prince Bernard terlibat skandal Lockheed. Tahun 1977 kedudukannya
rekrut dengan cara memasukkan ide-ide humanitarian. Setiap saat mereka diganti sebagai ketua oleh Lord Home, Prime Minister of the United Kingdom.
mengajak orang-orang pandai dengan cara cerdik, dengan memberikan Walter Scheel, mantan President Federal Republic of Germany, Lord Roll of
keyakinan akan adanya kebutuhan dunia untuk bekerja menyelesaikan masalah Ipsden, President of S. G. Warburg Group plc, Lord Carrington. Anggotanya
dunia. Ironisnya hanya top pimpinan mereka secara terbatas, yang mengetahui antara lain: Baron E. de Rotschild, Helmut Schmidt, Agnelli (FIAT), World Bank
tujuan sebenarnya, yaitu menjadi penguasa dunia. Anggotanya para bankir President, David Rockefeller, Lehman Brothers, Henry Kissinger (Penasehat
kaliber internasional, politisi, ekonom, professors dari berbagai disiplin ilmu. ekonomi Indonesia era pemerintahan Gus Dur). Setiap anggota dari Amerika
Round Table ini didirikan di beberapa negara, Di Inggris mereka mendirikan otomatis menjadi anggota CFR. Enam presiden Amerika yang terakhir adalah
Royal Institute of International Affairs, di Amerika Council of Foreign Relations. anggota Bilderberger.
Organisasi private ini dibentuk untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri USA
Trilateral Commission; Organisasi ini berdiri tahun 1973. Didanai oleh
dan masalah internasional lainnya melalui pertukaran pikiran. Didirikan tahun
Rotschild, Rockefeller dan Ford Fundation. Direkturnya Zbigniew Brzezinski.
1921 hingga saat ini, mereka mengontrol keamanan nasional dan penasihat
Forum ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Bilderberger (dengan anggota
kebijakan Amerika. Saat ini ada 2900 anggota; 500 anggota sangat berkuasa; 500
international financiers, industrialists, media magnates, union bosses, academics
lainnya berpengaruh; sisanya berpengaruh di dunia akademi, media, busines,
and political figures). Awalnya merupakan aliansi Eropa, Amerika dan Jepang
finance, militer. Tujuannya untuk membentuk sebuah sistem yang mendorong
untuk menguasai dunia. Kata kuncinya adalah merger. International upper class
monopoli kapitalisme yang dapat membawa perbedaan mata uang, system
ini, bersatu untuk melindungi kepentingan negara maju. Oleh karena itu setiap
perbankan, kredit, manufacturing dan bahan baku ke dalam satu supervisi
pimpinan politik yang di promosikan menjadi pemegang kekuasaan harus
organisasi. Presiden Nixon menunjuk 115 anggota CFR dalam posisi kunci.
memberi jaminan bahwa the global financial interests (of the Rockefellers and
Henry Kissinger, salah satunya. Slogannya “The New World Order”,
the other ruling elites) harus dilindungi di manapun ia berada.
“Interdependence” adalah kata kunci agar negara menyerahkan kedaulatan-nya
kepada satu Supra Pemerintahan Dunia. Tahun 1976, Amerika menandatangani
Institusi Keuangan
A Declaration of Interdependence, berisi rencana menyerahkan Amerika kepada
Pemerintahan Dunia. Club of Rome berdiri sejak 1968 oleh Morgenthau Group.
Semua pengelolaan keuangan dilakukan satu atap di bawah kendali
Kelompok yang terdiri dari industrialist, ilmiawan, ekologist, ekonom, bankers,
The Fed. Organisasi swasta bukan pemerintah, dimiliki oleh 12 pemegang
humanist dan fanatical cronies. “The Limits of Growth”, 1972. Memprediksi
saham. Berdiri sejak tahun 1913, Disahkan oleh Kongres Amerika dan Presiden
kelaparan dan runtuhnya sistem dunia, membuat perencanaan bagi NATO. Kunci
Amerika Woodrow Wilson. Berhak penuh untuk mencetak uang untuk Amerika
sukses untuk mengontrol dunia adalah kemampuan mereka untuk menciptakan
dan menerima pajak melalui badan swasta IRS (Internal Revenue Service).
dan mengelola resesi ekonomi yang parah dan selanjutnya melancarkan
Amerika melalui UU dinyatakan bangkrut pada tahun 1929 dan seluruh hak
economic depression. Pendekatannya dengan melakukan kekacauan sosial dalam
warga negara dan kepemilikannya menjadi milik Federal Reserve. Tujuannya
skala global, diikuti depresi ekonomi.
mengontrol keuangan Dunia. Federal Rezerve sahamnya dimiliki oleh Sachs of
Sebagai langkah awal, mereka menciptakan kelompok massa yang besar New York, Goldman of New York, City Bank of New York, Kuhn Loeb Bank of
di seluruh dunia yang nantinya akan menikmati kesejahteraan di masa depan. New York, Lehman Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York,
Diprakarsai oleh Aurelio Peccei (Boss FIAT group), Anggotanya terdiri dari Lazard Brothers of Paris-France, Israel Moses Seif Banks of Italy, Rothschild
100 orang di 25 negara “satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia adalah Bank of London-England, Rothschild Bank of Berlin- Germany, Warburg Bank
dengan pendekatan global. Maka globalisasi, bagi para pembajak demokrasi
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
208 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 209

terhadap anak. Di Amerika misalnya dipraktekkan bahwa anak umur 17 tahun menggunakan
berhak menentukan sendiri hidup dan kehidupannya, bebas dari intervensi orang
tuanya, sejauh yang dia kehendaki. Keenam, menghapuskan konsep agama yang
menyembah Tuhan menjadi pemujaan terhadap “reason” – rationalisme.
Dalam rangka mewujudkan proyek besar ini tentu saja diperlukan
jaringan internasional yang kuat, dibutuhkan dana yang tidak kecil, dan kekuatan
diplomasi yang hebat, serta alat penekan yang kuat. Beberapa orang yang kaya
secara mendadak, karena kemenangan mereka pada perang dunia I, dan perang
dunia II, kemudian bertemu dan membahas proyek prestisius ini. Salah satu
kesepakatan penting yang mereka hasilkan adalah memperkuat posisi federal
reserve (The Fed), yang telah mereka dirikan jauh-jauh sebelumnya. The Fed
yang kemudian dikenal sebagai Bank Sentral Amerika itu, dinobatkan sebagai
lembaga keuangan tunggal untuk mengontrol seluruh peredaran mata uang dunia.
Menetapkan dollar Amerika sebagai satu-satunya standar mata uang dunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, (United Nation, baca; Persatuan Negara Bangsa)
sebagai cikal bakal one world government (pemerintahan tunggal dunia), yang
bertugas melakukan kontrol terhadap kebijakan politik dunia, dan mengawasi
perkembangan demokrasi di berbagai belahan dunia.
Dalam praksisnya, proyek ekonomi politik dalam rangka membentuk
satu pemerintahan dunia dengan ideologi tunggal demokrasi liberal ini,
ditegakkan untuk mengokohkan ideology kapitalisme dengan prinsip sebagai
berikut: Pertama, prinsip-prinsip dalam politik. Politik tidak ada kaitannya
dengan moral. Moral adalah urusan orang-perorang, negara tidak boleh ikut
campur dalam urusan privat warga negaranya. Kekerasan adalah kata kunci
untuk menguasai dunia ditegaskan dengan slogan Liberty, Equality, Fraternity’.
Slogan ini menjadi kata kunci untuk menghacurkan rezim pemerintahan negara
yang otoriter, mengukuhkan sistem kerajaan, tidak menegakkan Hak Asasi
Manusia, dan mencampuri urusan moral warga negaranya. Kebebasan pers,
bicara, dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pengertian ini, tetapi
berbeda dengan dasar teori yang telah menjadi konsensus internasional
karenanya harus dimusnahkan. Dan untuk meyakinkan suatu negara taat atau
tidak, ukurannya adalah apakah mereka telah meratifikasi piagam PBB terkait
dengan slogan-slogan itu. Karena itu sesungguhnya tidak ada kebebasan, tindak
hukum di luar hukum yang dibuat oleh PBB. Maka sejak saat itu, fungsi agama
sebagai sumber norma yang mestinya mendasari hukum-hukum positif menjadi
tidak jelas.
Hal seperti ini setiap saat dikontrol, dan dicermati oleh PBB, sebagai
lembaga yang bertugas untuk melakukan kontrol terhadap penyebarluasan
gagasan dan prinsip-prinsip demokrasi. Dengan cara ini hak internasional yang
dikendalikan oleh PBB akan menghapuskan hak nasional bangsa lain. Kedua,
tentang ekonomi. Kapital digunakan untuk mengukuhkan monopoli agar para
pemimpin dan pemegan otoritas di shadow world government, dapat
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
208 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 209
political force. Kata kunci keberhasilan kontrol atas ekonomi dunia ini, Dalam rangka menjaga kontinuitas proyek ini, dibentuk lembaga-
ada pada kontrol terhadap sirkulasi peredaran uang. Dengan menguasai lembaga pemikir (think tank), berbentuk NGO (non government organization).
arus peredaran uang dunia, mereka mampu memaksakan apapun kebijakan Tugasnya di samping melakukan man to man making terhadap semua politisi,
ekonomi mereka terhadap suatu negara. Dengan mengendalikan otoritas bankers, lawyer,
keuangan, krisis ekonomi di suatu negara yang tidak “tertib” dapat
diciptakan kapan saja. Fakta menujukkan bahwa Dalam 20 tahun Negara
yang meminjam dengan bunga 5% telah membayar seluruh pinjamannya
dalam bentuk bunga, tanpa mengurangi hutang mereka. Ketiga, tentang
pendidikan. Mengendalikan cara berfikir seseorang adalah kata kunci
untuk menguasainya. Di kenal dengan slogan Desacartes ”Aku Ada
karena Aku Berfikir” (cogito ergo sum). Pemegang otoritas atas proyek
one world government berpendapat bahwa kurikulum pendidikan
internasional harus dikendalikan. Tidak boleh dibiarkan adanya
perkembangan pemikiran yang bertentangan nilai-nilai demokrasi, karena
sama saja dengan menghabur-hamburkan uang. Untuk tujuan itu, teori-
teori klasik yang diyakini dapat mengacaukan paradigma sistem global
harus dihentikan peredarannya. Karena itu kebijakan kementerian
pendidikan di semua negara harus dikontrol. Bantuan-bantuan penelitian,
dan berbagai program bea-siswa benar-benar harus terkendali. Tugas ini
dimainkan oleh lembaga- lembaga non pemerintah atas arahan Bank
Dunia, sebagai perpanjangan dari The Fed. Keempat, tentang propaganda.
“Distraction is one of our principal aims” adalah prinsipnya. Dilakukan
melalui proyek-proyek hiburan, judi dan bentuk- bentuk permainan
lainnya. Dimaksudkan untuk mengacaukan pengertian publik dengan
secara konsisten menyampaikan opini-opini yang kontradiktif sehingga
mengalihkan pemikiran-pemikiran untuk melawan. Agar propaganda ini
bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, dan bisa dilakukakan kapan dan di
manapun, maka media informasi harus bebas, dan dilakukan oleh semua
negara anggota PBB. Media cetak, maupun elektronik yang tidak
menyampaikan informasi sesuai dengan prinsip-prinsip kebebasan pers,
atau ideologi liberal, dibeli sahamnya, diganti managemennya, lantas
dibangkrutkan setelah itu. Kelima, tentang civil society. Organisasi non
pemerintah yang sejalan dengan visi dan misi harus dibantu
pembiayaannya. Dijaga keamanannya, dan diberikan berbagai bentuk
penghargaan internasional. Organisasi non pemerintah ini, di support agar
kekuatan sesungguhnya tidak kelihatan dipermukaan, inilah yang dikenal
dengan “ínvisible hand”. Dalam prakteknya, semua jenis institusi publik,
harus dikawal oleh satu NGO untuk mengontrolnya. Karena itu, tidak ada
satu kekuatan pun di dunia ini yang lepas dari pantauan, dan dengan
mudah akses informasi dapat diperoleh.

Lembaga-Lembaga Think Tank

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
206 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 207

ini. Wahyu dan ratio bagaimanapun saling melengkapi. Upaya mencari titik temu Dewasa ini, sistem peradaban akal, berwatak Aristotelianisme,
kedua pilar peradaban ini sesungguhnya telah banyak dilakukan pada masa-masa sekularistik, dan materialistik dengan ideologi tunggalnya rasionalisme dapat
yang lampau, tepatnya ketika peradaban Islam berada pada puncak kejayaannya. disebut sedang “di atas angin” dalam pembangunan sistem peradaban.
Tercatat ribuan ilmuwan muslim yang berhasil memadukan kedua pilar ini dalam Konstruksi sistem peradaban materialistik ini didalangi oleh ilmuan-ilmuan
membangun sistem peradaban dunia pada masa kejayaan Islam. Ibnu Sina atau Barat, terutama yang berkebangsaan Yahudi. Rasionalisme tidak saja telah
Ave Sina misalnya, adalah hasil dari perpaduan dua sistem peradaban ini. Tapi menampilkan wajah kedigjayannya atas sistem peradaban wahyu (agama). Tidak
sejarah berkehendak lain, perseteruan antara akal dan wahyu di dunia Islam ”di Barat”, tetapi juga ”di Timur”.
mencapai titik klimaksnya diserambi sejarah peradaban Islam, menjelang
semakin condongnya ”matahari ke ufuq Barat”, ketika Al-Gazali berseteru Demokrasi Dibajak dan Diperalat
dengan Ibnu Rusyd dan para saintific Islam di eranya. Tokoh yang kedua
bersama para saintific lainnya kemudian bersinar di ”Barat” yang dikenal dengan
Pasca perang dingin, terbangun suatu kesadaran baru bahwa era perang
Averoes dan menjadi salah satu tokoh kunci kebangkitan sains di dunia Barat,
teritorial harus dihentikan. Ini bukan berarti bahwa pertempuran telah berakhir.
bersama-sama pada saintific Islam lainnya yang kurang memperoleh tempat di
Kemiskinan, pengangguran dan berbagai dampak yang ditimbulkan perang
dunia Timur.
dunia II, mengharuskan adanya pembangunan yang dititikberatkan pada sektor
Dalam sejarah Yunani Kuno, pengalaman serupa juga ditemukan, ketika ekonomi. Maka, pasca perang dingin hingga saat ini dapat juga disebut sebagai
Aristotes dengan silogismenya mematikan gagasan ideal dari tradisi ”ide” yang era pertempuran disektor ekonomi. Para pemikir Barat menyadari benar bahwa
dikembangkan para Platonian. Konflik antara wahyu versus akal, Platonisme perang ekonomi dapat dimenangkan apabila sistem ekonomi global bisa
versus Aristotelianisme, dimenangkan oleh rasionalisme Aristotelian. Pada abad dikendalikan. Untuk itu diperlukan adanya sistem ekonomi politik yang seragam
pertengahan, di masa renaissance-masa kebangkitan sains Yunani, keadaan ini dan sentralistik agar dinamika politik terkendali sedemikian rupa sehingga
memicu terjadinya gerakan reformasi keagamaan. Pendapat lain menyebutkan stabilitas politik dapat menjamin kepastian berusaha. Tranformasi ide-ide
menangnya Kristen Protestan atas Katolik merupakan kemenangan besar humanitarianisme melalui sistem demokrasi menjadi kata kunci untuk keperluan
iluminationisme di tangan Jewsisme yang dikembangkan berdasarkan tradisi itu.
rasionalisme dialektik. Kita tahu bahwa teori iluminasi dikembangkan oleh
Demokrasi yang sejatinya ideal itu pun di bajak. Di strukturisasi
Mulla Sadra dan Nasiruddin Tusi dalam versi Islam. Tetapi struktur dan
dengan memerger sistem nilai sosialisme dan liberalisme. Pada dekade 70-
konstruksi aksi dari gerakan ini menemukan kedigdayaannya di tangan
awal, hingga saat ini, Amerika dan sekutunya mem-back-up proyek raksasa ini
sekelompok kecil orang- orang Yahudi yang sangat fantik, yang kemudian
keseluruh negara-negara berkembang, baik secara ”damai” maupun dengan cara-
dikenal sebagai zionisme. Mereka pun berhasil mengguncangkan dunia Barat
cara despotisme. Semua itu dalam rangka menguasai sistem politik dan ekonomi
yang berdampak pada terpecahnya Kaum Nasrani menjadi Katolik yang bertahan
dunia secara sistemik. Prosesnya bahkan telah berlangsung sejak dahulu, tetapi
dalam tradisi ortodox dan Kristen Protestan yang lebih liberalistik.
langkah-langkahnya dapat dikemukakan antara lain; pertama, semua negara
Sering dengan itu kehidupan asketisme menjadi pilihan mayoritas yang berbentuk kerajaan harus dihapuskan, dan diganti dengan sistem negara
ummat Islam, tatkala para khalifah mereka menjadikan kemewahan dunia kebangsaan (nation state). Nepal adalah korban terakhir yang harus takluk di
sebagai sesembahan. Keadaan demikian telah menyeret ummat Islam larut dalam tangan gerakan Maoisme yang berhaluan sosial demokrat, melalui kekuatan
kehidupan asketisme dan menganggap kehidupan duniawi sebagai sesuatu yang partai Komunis Nepal. Pengaruh Raja diamputasi, dengan mengangkat Perdana
tidak penting. Dampaknya adalah ditinggalkannya tradisi intelektualisme yang Menteri, sebagai kepala pemerintahan. Kedua, menghapuskan kepemilikan
menyebabkan bangkrutnya peradaban Islam hingga saat ini. Keadaan itu muncul pribadi. Konsep ini menjadi cikal bakal dari tumbuh berkembangnya perusahaan
dewasa ini dalam bentuk lain, di saat para pemimpin Islam larut dalam terbuka (TBK) di mana setiap orang berhak memiliki saham atas suatu
keserakahan dan materialisme, umat Islam muncul dalam bentuknya yang perusahaan yang mengelola kepentingan publik. Ketiga, menghapuskan konsep
”mengerikan”, fanatik dan mengagumi kekerasan. Tidak sedikit pula yang larut tentang warisan. Keempat, menghapuskan rasa patriotism dan chauvinisme suatu
dengan kajian- kajian sufistik, terutama di perkotaan. Kondisi seperti ini juga penduduk terhadap negaranya, karena diyakini akan mempersulit tergaknya
terjadi di Indonesia, tatkala para ulama ”melacurkan diri” dalam budaya politik prinsip apa yang disebut a simetrik information, membuat hilangnya prinsip
yang korup, kajian dan pengkajian terhadap tradisi Islam awal muncul menjadi equality, egality, dan paternity yang menjadi rule of law dari sistem demokrasi.
trend di perkotaan, terutama di kampus-kampus sekuler. Kelima, menghapuskan nilai-nilai tradisi dalam keluarga, utamanya yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
206 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 207
terkait dengan hak orang tua

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
204 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 205

REKOMENDASI KONGRES XXVI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

Pengantar

Di tengah kondisi di mana dunia bergerak mencari sistem baru


yang lebih baik dari apa selama ini dijalankan, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), memandang penting untuk membahas persoalan Ke-Indonesia-an dan
Kemoderenan secara lebih paradigmatik. Masalah transisi sistem global ini
dipandang penting, mengingat bahwa upaya pencarian suatu sistem baru dalam
rangka menata kembali sistem peradaban dunia, tidak bisa dipisahkan dengan
keberadaan Indonesia sebagai negara berdaulat dengan populasi terbesar ketiga
di dunia. Kesalahan Bangsa Indonesia dalam memerankan diri di tengah proses
transisi global, dipastikan akan menimbulkan malapetaka kemanusiaan yang
mungkin paling tragis sepanjang peradaban modern.
Tidak hanya itu, upaya pencarian suatu sistem tata dunia yang lebih baik
merupakan tanggungjawab setiap individu yang memiliki kesadaran terhadap
kondisi perkembangan dunia dewasa ini.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi intelektual muslim
tidak saja dianjurkan oleh Islam melalui al-Qur,an untuk berijtihad atas setiap
persoalan-persoalan strategis dan penting yang sedang dihadapi umat Islam,
tetapi juga dituntut mengambil posisi terdepan dalam rangka merealisasikan ide-
ide konstruktif bagi kemanusiaan. Momentum Kongres HMI XXVI diharapkan
mampu melahirkan suatu kebulatan tekad untuk berbuat yang lebih baik, bagi
umat manusia, Bangsa dan Negara Indonesia.
Mengingat urgensi dari pokok persoalan yang sedang dihadapi, Majelis
Pengawas dan Konsultasi Himpunan Mahasiswa Islam (MPK HMI), mencoba
mengurai secara sekilas inti persoalan yang sedang dihadapi HMI, Bangsa
Indonesia dan Dunia pada umumnya. Dengan harapan dapat menjadi bahan awal
bagi kader-kader HMI untuk merespons persoalan-persoalan mendasar dimaksud
secara lebih cerdas, dan sedapat mungkin terhindar jebakan-jebakan pemikiran
sesaat seperti yang seringkali diperlihatkan oleh kader-kader HMI selama ini,
setiap merespons suatu persoalan.

Dunia dalam Transisi; Sebuah Sketsa Pemikiran

Dua akar peradaban; wahyu (agama) dan pemikiran (ratio) nampaknya


semakin tidak ramah satu sama lain. Masing-masing mengembangkan sistem
sosialnya dan peradabannya secara vis a vis. Padahal sejatinya konstruksi
peradaban yang manusiawi harus dibangun dengan memanfaatkan kedua
kekuatan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
202 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 203

BAGIAN KESEBELAS
REKOMENDASI KONGRES XXVI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
200 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 201

rangka memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam secara Untuk selanjutnya agar rumusan PKN ini lebih bersifat teknis operasional
benar dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. dan terkait maupun instansi pelaksanaannya maka akan dijabarkan lebih jauh
dalam rapat kerja maupun rapat koordinasi. Di tingkat PB HMI di susun
2.6. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia(HAM) Program Kegiatan yang bersifat nasional sebagai penjabaran PKN, di tingkat
a. Melakukan kajian dan pengawasan atas berbagai aspek Hukum Wilayah disusun Program Kerja Regional, di tingkat Cabang disusun
dan HAM. Program Kerja Cabang dan di tingkat Komisariat disusun Program Kerja
b. Melakukan penekanan kepada Pemerintah agar memprioritaskan Komisariat.
pembangunan nasional yang menekankan kepada terciptanya
Supremasi Hukum dan terlaksananya HAM. Hal-hal ini perlu diperhatikan dalam penjabaaran pelaksanaan PKN adalah:
c. Melakukan advokasi atas permasalahan di bidang Hukum dan • Adanya konsistensi misi organisasi
pelanggaran HAM. • Adanya kesinambungan persepsi, konsepsi dan program organisasi
d. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik • Adanya pertimbangan situasi, kondisi, potensi dan masalah lingkungan.
pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam
• Adanya pertimbangan implikasi terhadap mekanisme organisasi.
rangka reformasi serta penegakan Hukum dan HAM.
F. EVALUASI PELAKSANAAN PKN
2.7. Bidang Informasi dan Komunikasi
a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan teknik komunikasi
Pada tahap pelaksanaan program kerja akan diadakan Evaluasi (evaluasi
di berbagai media informasi dalam rangka sosialisasi HMI baik
pelaksanaan) untuk mengetahui realisasi program dan kesesuaiannya dengan
nasional atau lokal.
arah dan sasaran yang telah ditetapkan, penyimpangan-penyimpangan yang
b. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik
terjadi, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan, serta penetapan program
pemerintah atau swasta maupun Lembaga Swadaya masyarakat
kerja selanjutnya.
dalam rangka memperkuat jaringan (network) dengan tujuan
membangun tali silaturrahmi.
Hasil evaluasi merupakan petunjuk tambahan yang baru untuk
c. Mengusahakan media informasi dan komunikasi di antara
mewujudkan penyesuaian-penyesuaian usaha berdasarkan situasi,
organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan baik nasional maupun
kesempatan serta sumber daya yang ada. Dengan demkian pelaksanan
internasional.
program kerja senantiasa realistis dan relevan serta dapat dicapai dengan
d. Membuat dan memaksimalkan fungís wibsite HMI atau portal
hasil optimal.
dalam dunia maya sebagai pusat informasi dan komunikasi kader –
kader HMI.
e. Memfasilitasi pusat informáis bebas pulsa untuk menampung
informasi di tingkatan badko dan cabang-cabang.

E. PENJABARAN PROGRAM KERJA NASIONAL

Pada dasarnya PKN diperlukan secara nasional yang dalam


penjabarannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan masing-
masing.. Ini berarti, bila hal ini dilaksanakan secara baik, maka dengan
sendirinya akan tercipta beragam program kegiatan untuk merealisasikannya.
Keberhasilan pelaksanaan program pada suatu periode memberikan landasan
positif bagi pelaksanaan PKN pada periode-periode selanjutnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
198 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 199

d. Melakukan advokasi atas isu-isu keperempuanan di seluruh 2.3. Bidang Partisipasi Pembangunan Nasional
Indonesia. a. Melaksanakan kajian terhadap berbagai aspek reformasi
e. Meningkatkan intelektualitas dan profesionalitas HMI-wati pembangunan nasional di bidang pembangunan nasional.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
2 . Program Kerja Bidang Ekstern kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat (daerah).
2.1. Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaaan dan Kepemudaan c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan otonomi daerah.
a. Melakukan gerakan HMI back to campus, khususnya kampus- d. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan berbagai kalangan,
kampus excellent di mana HMI pernah menguasainya antara lain dengan pemerintah, lembaga legislatif, Orsospol,
Berpartisipasi dalam meningkatkan peran dan fungsi perguruan Ormas, dan lembaga-lembaga pengembangan kemasyarakatan
tinggi yang telah dikuasai untuk menumbuhkan terciptanya serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong
kehidupan kampus yang dinamis melalui peran kemahasiswaan. terwujudnya kehidupan masyarakat yang demokratis dan
b. Mengusahakan terciptanya kehidupan kampus yang dinamis berkeadilan.
melalui peran aktif dalam usaha membina dan mengmbangkan e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
aktifitas- aktifitas kemahasiswaan. keutuhan bangsa dan Negara Indonesia
c. Melakukan disrtribusi anggota-anggota ke lembaga
kemahasiswaan intra kampus dalam rangka mengimplementasikan 2. 4. Bidang Hubungan Internasional
misi organisasi a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan berbagai
d. Melakukan distribusi kader ke dalam organisasi kepemudaan dan organisasi, mahasiswa dan pemuda Islam internasional.
kemasyarakatan. b. Berperan aktif di berbagai aktifitas kemahasiswaan dan pemuda
e. Berperan aktif dalam mendinamisir kehidupan dalam rangka internasional.
meningkatkan kemadirian pemuda Indonesia. c. Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan perwakilan negara
f. Mengadakan latihan-latihan yang dapat menumbuhkan sahabat dan berbagai lembaga internasional yang ada di Indonesia.
advokasi pemuda dan mahasiswa terhadap persoalan-persoalan d. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga pendidikan luar
kemasyarakatan. negeri dan mengadakan pertukaran antar organisasi, mahasiswa/
g. Membentuk sistem jaringan organisasi dan gerakan mahasiswa. pemuda.
e. Melakukan kajian tentang masalah-masalah internasonal.
2.2. Bidang Pemberdayaan Umat f. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan anggota HMI tentang
a. Merumuskan pola-pola hubungan kerja sama HMI dengan berbagai masalah-masalah internasional.
lembaga dan organisasi kemasyarakatan Islam baik nasional g. Merumuskan strategi rekruitmen untuk mahasiswa Islam yang ada
maupun internasional di luar negeri dan merintis kemungkinan didirikan Cabang HMI di
b. Berperan aktif dalam menigkatkan fungsionalisasi nilai-nilai ajaran luar negeri.
Islam dalam kehidupan masyarakat h. Melakukan kontrol terhadap kebijakan luar negeri pemerintah RI.
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai ke-Islaman di tengah- 2.5. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
tengah masyarakat. a. Melakukan kajian dan pengawasan atas berbagai aspek
d. Mengusahakan tersedianya media komunikasi antar generasi muda pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Islam. b. Melakukan kampanye pemanfaatan sumber daya alam yang
e. Mengupayakan adanya forum dialog lintas agama dan budaya berkesinambungan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.
f. Melakukan kajian terhadap perkembangan pemahaman pemikiran c. Melakukan advokasi atas pemanfaatan sumber daya alam yang
Islam. tidak sesuai dengan AMDAL.
d. Melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait baik
pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat dalam
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
196 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 197

b. Terciptanya peran kritis HMI dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa 1.3 Bidang Kesekretariatan
dan bernegara serta partisipasi dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi a. Menyempurnakan pedoman administrasi kesekretariatan yang
dan memandu jalanya reformasi di Indonesia. relevan dengan tuntutan dan perkembangan internal dan eksternal
organisasi
D. Program Bidang b. Mengusahakan tersedianya sekretariat/kantor HMI yang permanen
dan representatif di setiap Wilayah dan Cabang.
1. Program Kerja Bidang Intern c. Melaksanakan aktifitas yang mendorongterwujudnya
1.1 Bidang Pembinaan Anggota kesekretariatan sebagai pusat dokumentasi dan informasi
a. Konsolidasi pelaksanaan Pedoman Perkaderan hasil Lokakarya organisasi.
tahun 2000 yang telah disahkan Kongres XXIII dan XXIV d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengelolaan
serta XXV kesekretariatan melalui Up-Grading Kesekretariatan
b. Sosialisasi materi terurai LK I dan membuat materi terurai e. Melengkapi sarana dan pra sarana kesekretariatan dalam rangka
untuk LK II dan LK III modernisasi organisasi.
c. Membuat LK I, LK II, dan LK III percontohan dengan f. Membuat website HMI yang terintegrasi sebagai representasi
memanfaatkan media audio visul dan disosialisasikan kepada keberadaan dan aktifitas HMI di dunia maya.
seluruh tingkat struktur HMI sebagai upaya standar`isasi
kualitas LK di HMI secara nasional. 1. 4. Bidang Keuangan, Harta Benda dan Perlengkapan
d. Restrukturisasi Lembaga Pengelola Latihan menjadi Badan a. Menyusun sistem penggalangan, pengelolaan dan pengawasan
Pengelola Latihan. pendanaan organisasi
e. Menyusun Silabus dan menyelenggarakan Pusdiklat. b. Mengaktifkan pengelolaan iuran anggota secara modern.
f. Menertibkan pelaksanaan pelatihan dan pembinaan anggota di c. Mengusahakan terwujudnya kegiatan-kegiatan usaha sebagai
semua jenjang. sumber dana untuk membiayai kegiatan organisasi.
g. Inovasi dalam masifikasi penghayatan Islam versi HMI (NDP) d. Menegakkan tertib administrasi keuangan dan harta benda HMI.
kepada anggota. e. Menyusun anggaran rutin dan anggaran kegiatan.
h. Menyusun silabus pembinaan atau follow up LK I dan LK II.
i. Bekerjasama dengan bidang terkait untuk menyusun data base 1.5. Bidang Pengembangan Profesi
anggota a. Restrukturisasi Lembaga Kekaryaan menjadi Lembaga
j. Meningkatkan dan pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya Pengembangan Profesi.
hasil Kongres XXVI kepada anggota b. Mendorong Lembaga Pengembangan Profesi untuk melakukan
program kerjasama dengan berbagai instansi baik pemerintah,
1.2 Bidang Pembinaan Aparat Organisasi swasta dan lembaga swadaya masyarakat.
a. Melakukan restrukturisasi HMI dan menerapkan manajemen c. Mengembangkan Lembaga Pengembangan Profesi berdasarkan
organisasi berbasis teknologi informasi. potensi, minat dan bakat anggota di Wilayah dan Cabang
b. Menegakkan disiplin regenerasi kepengurusan tepat pada d. Membangun jaringan antar lembaga pengembangan profesi dalam
waktunya sesuai dengan AD/ART HMI dan penjabarannya rangka meningkatkan kemandirian organisasi.
c. Menyusun sistem pada pola rekruitmen pengurus HMI
d. Melakukan akreditasi atas standar kelayakan keberadaan 1. 6. Bidang Pemberdayaan Perempuan
seluruh struktur HMI, terutama struktur kepemimpinan. a. Sosialisasi dan pelaksanaan Pedoman KOHATI.
e. Mengefektifkan pelaksanaan pembuatan laporan kegiatan. b. Mengembangkan kajian-kajian/studi keperempuanan.
c. Mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga yang
berkewajiban dalam rangka meningkatkan peran perempuan dalam
kehidupan masyarakat.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
194 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 195

perguruan tinggi (khususnya kampus excellent), kemahasiswaan dan peningkatan peran dan partisipasi HMI dalam menegakkan nilai-
kepemudaan nilai demokrasi dan hak asasi manusia (HAM); serta mengawal dan
• Peningkatan pengembangan intelektualitas dan profesionalitas kader. memandu jalannya reformasi bangsa Indonesia.
• Peningkatan dan pengembangan peran kritis HMI dalam kehidupan • Tahap III :
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dititik beratkan pada penempatan dan pengembangan semua bidang
• Peningkatan peran dan partisipasi HMI dalam menegakkan nilai-nilai dalam proses aktualisasi organisasi dalam penigkatan daya saing
demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). bangsa (national competence) di tengah dinamika internasional.
• Mengawal dan memandu jalannya reformasi bangsa Indonesia.
• Peningkatan dan pengembangan peran kritis HMI-wati. BAB III
• Peningkatan dan pengembangan responsibilitas terhadap dinamika PROGRAM JANGKA PENDEK
internasional.
A. Pengertian
2. Pengembangan bidang-bidang lainnya dilaksanakan selaras dengan hasil-
hasil yang dicapai di dalam bidang di atas. Sebaliknya peningkatan yang 1. Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Pendek meliputi kurun waktu 2
dicapai di atas akan merupakan pendorong utama bagi perkembangan (dua) tahun sebagai arah dan landasan bagi penyusunan program struktur
bidang-bidang yang lain. HMI secara keseluruhan.
3. Dalam pelaksanaan Program Jangka Panjang HMI harus senantiasa 2. Program jangka pendek merupakan rangkaian program HMI yang disusun
mengacu pada nilai-nilai ajaran agama Islam dan hakikat organisasi untuk kepengurusan seluruh struktur HMI tahun 2008-2010.
sehingga dua faktor ini menjadi kerangka dasar dalam menentukan
langkah-langkah organisasi. B. Fungsi PKN Jangka Pendek (2008-2010)
4. Sasaran utama Program Jangka Panjang adalah mewujudkan kehidupan Program Kerja Nasional (PKN) HMI 2008-2010 berfungsi sebagai:
organisasi yang berkualitas dan mandiri sehingga partisipasi dalam
1. Pedoman atau acuan penyelenggaraan Program Kerja HMI secara
mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yaitu masyarakat adil dan
nasional oleh seluruh struktur HMI masa bakti 2008-2010.
makmur yang diridhai Allah serta turut menjaga eksistensi bangsa di
tengah interaksi bangsa-bangsa di dunia.
2. Instrumen pengawasan terhadap program kerja seluruh struktur HMI
dalam periode kepengurusannya (2008-2010).
5. Untuk mencapai tujuan Program Jangka Panjang perlu ditetapkan
pejabaran yang dilakukan secara terpadu, teratur, terencana dan konsisten,
C. Tujuan dan Prioritas PKN Jangka Pendek 2008-2010
meliputi :
• Tahap I :
Tujuan dan Prioritas Program Kerja Nasional Jangka Pendek 2008-2010
Dititik beratkan pada peningkatan implementasi ajaran Islam bagi
adalah:
anggota; peningkatan sistem dan pelaksanaan pembinaan anggota;
a. Mencapai Arah dan Sasaran Jangka Panjang Tahap I. Artinya program
restrukturisasi HMI dan peningkatan kualitas aparat organisasi;
diprioritaskan pada peningkatan implementasi ajaran Islam bagi anggota;
peningkatkan intelektualitas dan profesional kader dan peningkatan
peningkatan sistem dan pelaksanaan pembinaan anggota; restrukturisasi
keberadaan HMI di dunia perguruan tinggi (khususnya kampus
HMI dan peningkatan kualitas aparat organisasi; peningkatkan
excellent), kemahasiswaan dan kepemudaan; dan peningkatan peran
intelektualitas dan profesional kader dan peningkatan keberadaan HMI di
kritis HMI-wati.
dunia perguruan tinggi (khususnya kampus excellent), kemahasiswaan
• Tahap II :
dan kepemudaan; dan peningkatan peran kritis HMI-wati
Dititik beratkan pada aspek peningkatan dan pengembangan peran
kritis HMI dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
192 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 193

penyusunan program kerja seluruh struktur HMI dan merupakan inspirasi


seluruh anggota HMI. e. Potensi alumni HMI yang tersebar di berbagai sektor masyarakat.
f. Medan Berkiprah dan Pengabdian
c. Program Kerja Nasional (PKN) terdiri dari program jangka panjang yang
ditinjau paling cepat empat tahun sekali dan jangka pendek yang ditinjau Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang hidup dan berkembang di
tiap dua tahun sekali. kampus-kampus di Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun luar Negara
Kesatuan Republik Indonesia maka medan berkiprah dan pengabdian HMI
C. Maksud dan Tujuan adalah kampus, umat Islam, masyarakat bangsa dan Negara Indonesia, dan
masyarakat bangsa dan Negara non Indonesia.
Program Kerja Nasional dimaksudkan dan ditujukan untuk memberikan
dasar-dasar, arah dan sasaran serta langkah-langkah kongkrit organisasi
dalam pencapaian tujuan HMI secara terpadu, bertahap, dan BAB II
berkesinambungan antara periode sebelumnya dengan periode berikutnya.
PROGRAM JANGKA PANJANG
D. Landasan
Program Kerja Nasional (PKN) Jangka Panjang meliputi kurun waktu 4 tahun
sebagai arah dan landasan bagi penyusunan program HMI secara keseluruhan.
Program Kerja Nasional ini didasarkan pada:
A. Pengertian
a. Anggaran Dasar HMI khususnya pasal 5 tentang usaha
b. Anggaran Dasar HMI pasal 3, 4, 6, 7, 8, dan 9 beserta penjabarannya 1. Program jangka panjang pada dasarnya adalah program umum HMI yang
disusun untuk jangka waktu tertentu (empat tahun) guna memberi arah
E. Modal Dasar bagi penyusun program jangka pendek (per periode).
Modal dasar Program Kerja Nasional adalah potensi yang dimiliki HMI 2. Program jangka panjang merupakan rangkaian program HMI yang
yaitu: disusun sejak tahun 2006 untuk jangka waktu 2 kali periode kepengurusan
a. Ide dasar kelahiran HMI dari tahun 2006 sampai tahun 2010.
Pertama mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi
harkat dan martabat Rakyat Indonesia; Kedua, menegakkan dan B. Arah dan Sasaran
mengembangkan ajaran Islam.
Program jangka panjang ini diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
b. Status dan kedudukan HMI yang dijamin oleh pasal 28 UUD Negara 1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka memelihara
Republik Indonesia Tahun 1945. melanjutkan dan mewujudkan cita-cita dan misi organisasi dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan dibidang:
c. Modal rohaniah (iman, spiritual) dan mental, yaitu ajaran Islam yang • Peningkatan kualitas ke-Islaman anggota HMI dan umat Islam
bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan pedoman bagi Indonesia.
kader HMI dalam berpikir, bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan • Peningkatan dan pengembangan sistem dan pelaksanaan pola
aktivitasnya. pembinaan anggota HMI.
• Restrukturisasi HMI, peningkatan kualitas aparat organisasi dan
d. Potensi dalam tubuh HMI, yaitu ke-kaderan anggota HMI dari berbagai mekanisme berorganisasi dengan penerapan teknologi informasi
disiplin ilmu, segenap perangkat organisasi serta budaya organisasi yang dalam manajemen organisasi.
telah ditanamkan sejak kelahirannya. • Peningkatan dan pengembangan keberadaan HMI di dunia

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
190 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 191

PROGRAM KERJA NASIONAL


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. Pengantar

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dilahirkan pada tanggal 14


Rabi’ul awal 1366 H yang bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947,
mempunyai motivasi dasar untuk mempertahankan negara kesatuan Republik
Indonesia ini mempunyai derajat rakyat Indonesia serta menegakkan dan
mengembangkan ajaran Islam. Motivasi dasar inilah yang menjadi wawasan
dan komitmen kebangsaan dan ke-Islaman bagi pengembangan organisasi.

Sebagai organisasi berasas Islam maka setiap gerak langkah HMI


senantiasa dilandasi oleh ajaran Islam baik dalam kehidupan organisasi
maupun yang tercermin dalam sikap pola pikir, sikap dan tindak kader HMI
sehingga ajaran Islam tidak hanya menjadi sumber inspirasi dan motivasi
tetapi sekaligus menjadi tujuan yang harus diwujudkan.

Ajaran Islam bagi HMI harus diwujudkan dalam kehidupannya, baik


dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT maupun dalam tugas
kekhalifahannya. HMI berusaha secaraa nyata untuk mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur yang dirdhoi Allah
SWT, serta mampu menjaga eksistensi bangsanya di tengah interaksi bangsa-
bangsa di dunia.

HMI merupakan wadah sekaligus instrumen harus mampu memberikan


sumbangan yang bermanfaat bukan hanya untuk para anggotanya namun
sekaligus untuk masyarakat, bangsa, negara dan agama serta mampu
menempatkan dirinya menjadi “Rahmatan lil ‘Alamin”.

Untuk mewujudkan tujuan HMI, maka perlu suatu penjabaran lebih lanjut
dalam bentuk Program Kerja Nasional (PKN).

B. Pengertian

a. Program Kerja Nasional (PKN) adalah penjabaran Pasal Usaha dalam


Anggaran Dasar yang penyusunannya ditujukan untuk mencapai tujuan
HMI dan diselimuti oleh asas Islam, status organisasi mahasiswa, sifat
independen, dan peran sebagai organisasi perjuangan.

b. Program Kerja Nasional (PKN) berfungsi sebagai pedoman bagi


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
188 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 189

kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis
dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh
anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk
selalu meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif
pada masa yang akan datang.

Billahittaufiq wal hidayah

BAGIAN KESEPULUH
PROGRAM KERJA NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
186 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 187

• Obyektif rasional dan kritis


berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa
• Progresif dan dinamis
hakikat dan mission HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni
• Demokratis, jujur dan adil
untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua
jalur pembaktian baik jalur organisasi profesional kewiraswastaan,
Independensi organisatoris adalah watak independensi HMI yang lembaga- lembaga sosial, wadah aspirasi poilitik lembaga pemerintahan
teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam ataupun jalur-jalur lainnya yang semata-mata hanya karena hak dan
kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan masyarakat tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil
berbangsa dan bernegara. makmur yang diridhai Allah SWT. Dalam menjalankan garis independen
HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI
Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan semata- mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta
nasional HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan
kontruktif, korektif dan konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-
usaha pembangunan demi mencapai cita-cita semakin hari semakin mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai
terwujud. Dalam melakukan partisipasi partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup
dan konstitusional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta komit berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu
pada prinsip-prinsip kebenaran dan obyektifitas. konsekuensi atau sikap pemuda. Mahasiswa yang kritis terhadap masa
kini dan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi hari depan bangsa
Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisatoris dan negara.
tidak pernah “committed” dengan kepentingan pihak manapun ataupun
kelompok dan golongan maupun kecuali tunduk dan terikat pada D. PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG
kepentingan kebenaran dan obyektifitas kejujuran dan keadilan.
Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka
Agar secara organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi
prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk manusia (human investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan,
mengembangkan “kepemimpinan kuantitatif” serta berjiwa independen bahwa investasi manusia yang kemudian akan dihasilkan HMI adalah adanya
sehingga perkembangan, pertumbuhan dan kebijaksanaan organisasi mampu suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual adil dan makmur serta
diemban selaras dengan hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus bahagia.
mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan
perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin
Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang beriman,
tegaknya “prinsip-prinsip independensi HMI” maka implementasi
berilmu dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota
independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut :
HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang
• Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan sesuai dengan bakat dan profesinya.
tugasnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta
membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak
Hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status, fungsi dan
diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa
perannya di masa kini dan masa mendatang yang menuntut kita pada masa
organisasi atas kehendak pihak luar manapun juga.
kini untuk benar-benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari
• Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen-komitmen dengan depan HMI yang gemilang.
bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah
diputuskan secara organisatoris.
Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi berarti
• Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan
HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar
mengembangkan watak independensi etis di manapun mereka berada
keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas
dan
fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
186 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 187
digambarkan dalam

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
184 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 185

organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai


ciri HMI sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status
dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat
yang demikian telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus
pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang
dilaksanakan oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar
benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda muda
HMI dapat melaksanakan fungsinya sebagai organisasi kader, melalui
terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini
aktifitas fungsi kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk
dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu
kader yang berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI
mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai “kekuatan moral” atau moral
hendaknya menjadi wadah organisasi kader yang mendorong dan
forces yang senantiasa melaksanakan fungsi “social control”. Untuk itulah
memberikan kesempatan berkembang kepada anggota-anggotanya demi
maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari
memiliki kualitas seperti di atas agar dengan kualitas dan karakter pribadi
kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi
yang cenderung pada kebenaran (hanief) maka setiap kader HMI dapat
kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam
berkiprah secara tepat dalam melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan
rangka penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, maka dalam
bangsa dan negaranya.
dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen.
C. SIFAT INDEPENDEN HMI
Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam
masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan
kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya
karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di
kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat
dalam bentuk pola pikir, pola sikap dan pola laku setiap kader HMI baik
atau “agent of social change”. Kelompok mahasiswa dengan sikap dan
dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan
watak tersebut di atas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas
“Hakekat dan Mission” organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi
generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang
pimpinan bangsa dari generasi sebelumnya pada saat yang akan datang.
tercermin secara etis dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader
Oleh sebab itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi
HMI akan membentuk “Independensi etis HMI”, sementara watak
yang paling pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi
independen HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah
kaderisasi demi perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa
organisasi HMI akan membentuk “Independensi organisatoris HMI”.
dan negaranya di masa depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa
memiliki watak yang progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan
Independensi etis adalah sifat independensi secara etis yang pada
kelompok tradisionalis akan tetapi sebagai “duta-duta pembaharuan sosial”
hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah
dalam pengertian harus menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah
tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung
kemajuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka
pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader sesuai dengan
selalu mencari kebenaran dan kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya
fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang
serta dikemukakan melalui pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah
senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran
umat manusia. Karenanya untuk menemukan kebenaran bagi kesejahteraan
adalah ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA. Dengan demikian
umat manusia maka mahasiswa harus memiliki ilmu pengetahuan yang
melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti
dilandasi oleh nilai kebenaran dan berorientasi pada masa depan dengan
pengaktualisasian dinamika berpikir dan bersikap dan berprilaku baik
bertolak dari kebenaran Illahi. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
“hablumminallah” maupun dalam “hablumminannas” hanya tunduk dan
dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran demi mewujudkan peradaban bagi
patuh dengan kebenaran.
kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara maka setiap kadernya harus
mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam.
Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan
merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui,
Watak dan sifat mahasiswa seperti tersebut di atas mewarnai dan
watak dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :
memberi
• Cenderung kepada kebenaran (hanief)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
184 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 185
• Bebas terbuka dan merdeka

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
182 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 183

TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. PEDAHULUAN

Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka.


Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu
yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan
kemerdekaan seperti di atas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/
saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase
pembentukan dan pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja
atau generasi muda.

Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok


elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri
dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu
sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada
obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik
apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan
rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada
seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.

Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus
pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan dalam pasal 6 Anggaran
Dasar HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa “HMI adalah
organisasi yang bersifat independen”sifat dan watak independen bagi HMI
adalah merupakan hak asasi yang pertama.

Untuk lebih memahani esensi independen HMI, maka harus juga ditinjau
secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam yang tergabung
dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan
fungsi dari HMI.

B. STATUS DAN FUNGSI HMI

Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk di mana


HMI berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI.
Kalau tujuan menunjukan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi
sebaliknya menunjukkan gerak atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan
(final goal). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI
sebagai
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
180 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 181

BAGIAN KESEMBILAN
TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
178 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 179

kepada Allah SWT.


b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar dalam b. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran
menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. c. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang
berbeda.
c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan- d. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif
persoalan dan jauh dari sikap apatis. e. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran

d. Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan :
mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat a. Senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang
adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. dimilikinya dengan penuh gairah.
b. Aktif berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
e. Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha c. Mengadakan tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. masalah kesejahteraan dan kenegaraan
d. Selalu hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khallifah e. Aktif dalam mengikuti karya seni dan budaya
fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. f. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan dimasjid-masjid kampus

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor Bahwa tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD
yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI.
terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI
dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah
sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI mencapai tujuan HMI.
adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “idea of progress” Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “Intelektual community”
insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur atau kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa
tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka itu manusia- dalam suatu kehidupan masyarakat yang religius sejahtera, adil dan makmur
manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas serta bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT).
yang maksimal (insan kamil)
Billahittaufiq wal hidayah.
Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam
tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta
dan kualitas insan cita. Ketiga kualitas insan pengabdi tersebut merupakan
insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhai Allah SWT.

V. TUGAS ANGGOTA HMI

Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju


kualitas insan cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus
mengembangkan sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu :

a. Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
176 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 177

yaitu tipe “administrator” di samping ilmu pengetahuan diperlukan pula yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang
adanya iman/akhlak, sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari Yang Ada (yaitu Allah). Berjiwa
kemanusiaan (amal saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan
obyektif untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan pembaharuan.
yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic
demand bangsa Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang merdeka, bersatu b. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari potensi,
dan berdaulat, menghargai HAM, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan
dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 dalam alinea kedua. bentuk yang indah-indah.
Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang c. Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja
sedang kita perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.
makmur hanya akan ter bina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan
pembangunan terus menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang c. Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
beriman, berilmu pengetahuan dan berkepribadian, dengan mengembangkan
nilai-nilai kepribadian bangsa.
a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan ummat dan bangsa.
b. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat
dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
IV.KUALITAS INSAN CITA HMI c. Insan akdemis, pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-
sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh kepentingan umat dan bangsa.
HMI di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas d. Kualitas Insan yang bernafaskan islam : Insan Akademis, pencipta dan
tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah sebagai pengabdi yang bernafaskan Islam
berikut :
a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya
a. Kualitas Insan Akademis tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya
dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian
a. Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
kritis. b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya.
Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh, tercegah dari split
b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara
dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan
dengan kesadaran. masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa ke dalam suksesnya
perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.
c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan
ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja e. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai makmur yang diridhai oleh Allah SWT
dengan prinsip-prinsip perkembangan.
a. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan
b. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
oleh Allah SWT.
a. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
174 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 175

diri semata-mata kehadiratnya. III. BASIC DEMAND BANGSA INDONESIA


Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan
yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, Sesunguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4
dalam mencapai kebaha giaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan Anggaran Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi
ini, maka HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga kebutuhan dasar (basic need) bangsa Indonesia setelah mendapat
sebagai sumber nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna memformulasikan dan
HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan dan tuntutan
HMI. tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu dan kini.
Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:
Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena
Islam adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam a) Periode (Masa) Penjajahan
adalah juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu
tunduk kepada fitrah kemanusiaannya.
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakan. Sebagai bangsa terjajah
sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan
Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia
adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbulah
lain kesejahteraan materiil dan kesejahteraan spirituil. pergerakan nasional di mana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah
mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu
Kesejahteraan akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) bangsa.
yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal
kemanusiaan inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan b) Periode (Masa) Revolusi
yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita
rumuskan dengan “kehidupan yang adil dan makmur”.
Periode ini adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan yang luhur
Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar menegaskan maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17
kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai Agustus 1945. Dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, adalah adanya persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adanya
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta mewujudkan “solidarity making” di antara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan adanya pimpinan nasional tipe solidarity maker.
diri kepada Allah SWT.
c) Periode (Masa) Membangun
Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal
saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana
Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada di tangannya
secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu
maka timbullah cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat
pengatahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah
direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian
pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan
kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil
tugas kerja kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan bentuk amal saleh
dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk melaksanakan
inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja
pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan.
kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.
Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang “problem solver”

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
172 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 173

TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

I. PENDAHULUAN

Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha
yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur.
Bahwa tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar
pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas di mana ia berada. Dalam
totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang
menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI
berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader
dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.

Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa


bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki
keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan
ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum
intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan
yang paling mendasar.

Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana


dirumuskan dalam pasal 4. AD ART HMI yaitu :

“TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG


BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS
TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRidhaI
ALLAH SWT”.

Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi


massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya HMI secara
kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan
potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya
untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.

II. MOTIVASI DASAR KELAHIRAN DAN TUJUAN ORGANISASI

Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq
dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai
dengan fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban
mengabdikan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
170 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 171

BAGIAN KEDELAPAN
TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
168 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 169

interest group (kelompok kepentingan) dan pressure group (kelompok


prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong
penekan). Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak diwujudkan
terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan
adalah terutangnya nilai-nilai tersebut secara normatif pada setiap level
menyerahkan semua demi ridha-Nya.
kemasyarakatan, sedangkan pada posisi penekan adalah keinginan sebagai
pejuang Tuhan (sabilillah) dan pembelaan mustadh’afin.
Proses internalisasi dalam HMI yang sangat beragam dan suasana interaksi
yang sangat plural menyebabkan timbulnya berbagai dinamika ke-Islaman dan
ke-Indonesiaan dengan didasari rasionalisasi menurut subyek dan waktunya.
Pada tahun 1955 pola interaksi politik didominasi pertarungan ideologis antara
nasionalis, komunis dan agama (Islam). Keperluan sejarah (historical necessity)
memberikan spirit proses ideologisasi organisasi. Eksternalisasi yang muncul
adalah kepercayaan diri organisasi untuk “bertarung” dengan komunitas lain
yang mencapai titik kulminasinya pada tahun 1965.
Seiring dengan kreatifitas intelektual pada Kader HMI yang menjadi ujung
tombak pembaharuan pemikiran Islam dan proses transformasi politik bangsa
yang membutuhkan suatu perekat serta ditopang akan kesadaran sebuah
tanggung jawab kebangsaan, maka pada Kongres ke-X HMI di Palembang,
tanggal 10 Oktober 1971 terjadilah proses justifikasi Pancasila dalam
mukadimah Anggaran Dasar.
Orientasi aktifitas HMI yang merupakan penjabaran dari tujuan organisasi
menganjurkan terjadinya proses adaptasi pada jamannya. Keyakinan Pancasila
sebagai keyakinan ideologi negara pada kenyataannya mengalami proses
stagnasi. Hal ini memberikan tuntutan strategi baru bagi lahirnya metodologi
aplikasi Pancasila. Normatisasi Pancasila dalam setiap kerangka dasar
organisasi menjadi suatu keharusan agar mampu mensuport bagi setiap
institusi kemasyarakatan dalam mengimplementasikan tata nilai Pancasila.
Konsekuensi yang dilakukan HMI adalah ditetapkannya Islam sebagai
identitas yang mensubordinasi Pancasila sebagai azas pada Kongres XVI di
Padang, Maret 1986.
Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan mengharuskan para
penganutnya untuk melakukan invonasi, internalisasi, eksternalisasi maupun
obyektifikasi. Dan yang paling fundamental peningkatan gradasi umat diukur
dari kualitas keimanan yang datang dari kesadaran paling dalam bukan dari
pengaruh eksternal. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, dengan
semakin meningkatnya keyakinan akan Islam sebagai landasan teologis dalam
berinteraksi secara vertikal maupun horizontal, maka pemilihan Islam sebagai
azas merupakan pilihan dasar dan bukan implikasi dari sebuah dinamika
kebangsaan.
Demi tercapainya idealisme ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, maka HMI
bertekad Islam dijadikan sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban
secara integralistik, trasedental, humanis dan inklusif. Dengan demikian kader-
kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
166 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 167

MEMORI PENJELASAN
TENTANG ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

“Hari ini telah Kusempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu: (QS. Al-
Maidah : 3).
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku
tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada
orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi diperuntukkan
untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya yakni
sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata
ke hadirat-Nya.
Iradat Allah Subhanu Wata’ala, kesempurnaan hidup terukur dari personality
manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi, individu dan sosial,
serta iman, ilmu dan amal yang semuanya mengarah terciptanya kemaslahatan
hidup di dunia baik secara individual maupun kolektif.
Secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung individual
akan tetapi merupakan suatu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan
kesadaran kolektif yang memuat pemahaman/kesadaran, kepentingan, struktur
dan pola aksi bersama demi tujuan-tujuan politik.
Substansi pada dimensi kemasyarakatan, agama memberikan spirit pada
pembentukan moral dan etika. Islam yang menetapkan Tuhan dari segala tujuan
menyiratkan perlunya peniru etika ke Tuhanan yang meliputi sikap rahmat
(Pengasih), barr (Pemula), ghafur (Pemaaf), rahim (Penyayang) dan (Ihsan)
berbuat baik. Totalitas dari etika tersebut menjadi kerangka pembentukan
manusia yang kafah (tidak boleh mendua) antara aspek ritual dengan aspek
kemasyarakatan (politik, ekonomi dan sosial budaya).
Adanya kecenderungan bahwa peran kebangsaan Islam mengalami
marginalisasi dan tidak mempunyai peran yang signifikan dalam
mendesain bangsa merupakan implikasi dari proses yang ambigiutas dan
distorsif. Fenomena ini ditandai dengan terjadinya mutual understanding antara
Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Penempatan posisi yang
antagonis sering terjadi karena berbagai kepentingan politik penguasa dari
politisi-politisi yang mengalami split personality.
Kelahiran HMI dari rahim pergolakan revolusi phisik bangsa pada tanggal 5
Februari 1974 didasari pada semangat mengimplementasikan nilai-nilai ke-
Islaman dalam berbagai aspek ke-Indonesian.
Semangat nilai yang menjadi embrio lahirnya komunitas Islam sebagai

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
164 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 165

BAGIAN KETUJUH
MEMORI PENJELASAN TENTANG
ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
162 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 163

BAB VI BAB VIII


PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ATURAN PERALIHAN
Pasal 60 Pasal 63
Perubahan Anggaran Rumah Tangga

a. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada Kongres. a. Pedoman-pedoman Pokok Organisasi dibahas pada forum tersendiri dan
b. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Kongres disyahkan di Pleno PB HMI.
yang pada waktu perubahan tersebut akan dilakukan dan disahkan dihadiri b. Pedoman-pedoman Pokok Organisasi yang dimaksud adalah :
oleh 2/3 peserta utusan Kongres dan disetujui oleh minimal 50%+1 jumlah 1. Islam sebagai asas HMI
peserta utusan yang hadir. 2. Tafsir Tujuan
3. Tafsir Independensi
BAB VII 4. Nilai-nilai dasar Perjuangan HMI
ATURAN TAMBAHAN 5. Pedoman Kerja Kepengurusan
6. Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan
Pasal 61
7. Pedoman Keuangan dan Perlengkapan
8. Pedoman Perkaderan
Struktur kepemimpinan HMI berkewajiban melakukan sosialisasi Anggaran
9. Pedoman Kohati
Dasar, Anggaran Rumah Tangga kepada seluruh anggota HMI.
10. Pedoman Balitbang
11. Pedoman Lembaga Pengembangan Profesi
Pasal 62
12. Pedoman Badan Pengelola Latihan
13. Ikrar Pelantikan Anggota dan Pengurus
a. Pasal tentang Rangkap Anggota kehormatan/Jabatan dan Sanksi Anggota
14. Atribut Organisasi
dalam Anggaran Rumah Tangga dijabarkan lebih lanjut dalam Penjelasan
15. Pedoman mekanisme penetapan.
Rangkap Anggota/Jabatan dan Sanksi Anggota.
b. Pasal-pasal tentang Struktur Kepemimpinan dalam ART dijabarkan lebih
lanjut dalam Pedoman Kepengurusan HMI, Pedoman Administrasi
Kesekretariatan, dan Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
c. Pasal-pasal tentang Badan Khusus dalam ART dijabarkan lebih lanjut dalam
Pedoman Dasar Kohati, Pedoman tentang Lembaga Pengembangan Profesi,
Pedoman Badan Pengelola Latihan dan Kode Etik Pengelolaan Latihan, dan
Pedoman Balitbang.
d. Pasal-pasal tentang Keuangan dan Harta Benda dalam ART dijabarkan lebih
lanjut dalam Pedoman Keuangan dan Harta Benda HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
160 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 161

mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkatan HMI untuk BAB IV


keperluan penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI. KEUANGAN DAN HARTA BENDA
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang
penelitian dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan AD/ART
Pasal 58
dan pedoman organisasi lainnya.
Pengelolaan Keuangan dan Harta Benda
e. Personalia Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
1. Formasi pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
a. Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak
sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala, Sekretaris dan Bendahara.
berasal dan tidak diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-
2. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) disahkan oleh
nilai Islam.
Pengurus Besar HMI setingkat.
b. Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber
3. Masa kepengurusan struktur kepemimpinan Badan Penelitian dan
dan besar dana yang diperoleh serta kemana dan berapa besar dana yang
Pengembangan (Balitbang) disesuaikan dengan masa kepengurusan HMI
sudah dialokasikan.
setingkat.
c. Prinsip bertanggungjawab maksudnya adalah setiap satuan dana yang
4. Pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan sumber dan keluarannya secara
anggota biasa dan telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Badan
tertulis dan bila perlu melalui bukti nyata.
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.
d. Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna
f. Musyawarah Lembaga :
dalam rangka usaha organisasi mewujudkan tujuan HMI.
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
e. Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidak
tertinggi pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).
melebihi kebutuhannya.
2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala
f. Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk
Balitbang sebagai formateur yang diajukan kepada struktur HMI
memperoleh dan menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan
setingkat.
untuk jangka panjang dan tidak membebani generasi yang akan datang.
3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan
g. Uang pangkal dan iuran anggota bersifat wajib yang besaran serta metode
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.
pemungutannya ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
h. Uang pangkal dialokasikan sepenuhnya untuk Komisariat.
i. Iuran anggota dialokasikan dengan proporsi 60 persen untuk Komisariat, 40
BAB III
persen untuk Cabang.
ALUMNI HMI
Pasal 57
Alumni
BAB V
LAGU, LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI
a. Alumni HMI adalah anggota HMI yang telah habis masa keanggotaannya.
b. HMI dan alumni HMI memiliki hubungan historis, aspiratif .
Pasal 59
c. Alumni HMI berkewajiban tetap menjaga nama baik HMI, meneruskan misi
HMI di medan perjuangan yang lebih luas dan membantu HMI dalam
Lagu, Lambang, dan atribut organisasi lainnya diatur dalam ketentuan tersendiri
merealisasikan misinya.
yang ditetapkan Kongres.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
158 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 159

lembaga profesi. d. Badan Pengelola Latihan (BPL) memiliki hak dan wewenang untuk:
f. Musyawarah 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan 2. Badan Pengelola Latihan (BPL) berwenang untuk melakukan akreditasi
tertinggi di Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), baik di tingkat Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Badko/Cabang.
Pengurus Besar HMI maupun di tingkat HMI Cabang. 3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya yang di bidang
2. Di tingkat Pengurus Besar disebut Musyawarah Nasional di hadiri oleh perkaderan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman
Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi Cabang dan di tingkat organisasi lainnya.
Cabang disebut Musyawarah Lembaga dihadiri oleh anggota Lembaga e. Personalia Badan Pengelola Latihan (BPL)
Pengembangan Profesi Cabang. 1. Formasi pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) sekurang-kurangnya
3. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan memilih terdiri dari Direktur, Sekretaris dan Bendahara.
formateur dan mide formateur. 2. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) disahkan oleh struktur
4. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman kepemimpinan HMI setingkat.
Lembaga Pengembangan Profesi (LPP). 3. Masa kepengurusan Badan Pengelola Latihan (BPL) disesuaikan dengan
g. Rapat Koordinasi Nasional masa kepengurusan HMI setingkat.
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dilaksanakan oleh Lembaga 4. Pengurus Badan Pengelola Latihan (BPL) di tingkat Pengurus Besar dan
Pengembangan Profesi di tingkat Pengurus Besar dan diadakan sekali Badko adalah anggota biasa yang telah lulus LK III dan Senior Course
dalam satu masa periode kepengurusan. dan di tingkat Cabang telah lulus LK II dan Senior Course.
2. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh Lembaga Pengembangan f. Musyawarah Lembaga :
Profesi di Tingkat Pengurus Besar HMI dan Lembaga Pengembangan 1. Musyawarah Lembaga merupakan instansi pengambilan keputusan
Profesi di tingkat Cabang. tertinggi di Badan Pengelola Latihan (BPL).
3. Rapat Koordinasi Nasional berfungsi untuk menyelaraskan program- 2. Musyawarah Lembaga menetapkan program kerja dan calon Kepala BPL
program kerja di lingkungan lembaga-Lembaga Pengembangan Profesi. sebagai formateur yang kemudian diajukan kepada pengurus struktur
h. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) : kepemimpinan HMI setingkat untuk ditetapkan.
1. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di Tingkat 3. Tata tertib Musyawarah Lembaga diatur tersendiri dalam Pedoman Badan
Pengurus Besar dapat dilakukan sekurang-kurangnya telah memiliki 10 Pengelola Latihan (BPL).
(sepuluh) Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat Cabang.
2. Pembentukan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang Pasal 56
dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota Badan Penelitian dan Pengembangan
biasa berdasarkan profesi keilmuan atau minat dan bakat.
a. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah lembaga yang
Pasal 55 mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan di lingkungan HMI.
Badan Pengelola Latihan b. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) hanya terdapat di semua
tingkat Pengurus Besar.
a. Badan Pengelola Latihan (BPL) adalah lembaga yang mengelola aktivitas c. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bertugas:
pelatihan di lingkungan HMI. 1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas penelitian dan pengembangan di
b. Badan Pengelola Latihan terdiri dari Badan Pengelola Latihan yang terdapat lingkungan HMI.
di tingkat Pengurus Besar dan yang terdapat di tingkat Badko/Cabang. 2. Memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Besar HMI.
c. Badan Pengelola Latihan bertugas : d. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) memiliki hak dan
1. Melaksanakan dan mengelola aktivitas pelatihan di lingkungan HMI. wewenang untuk:
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur kepemimpinan HMI 1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
setingkat. 2. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) berhak untuk

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
156 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 157

tingkat eksternal HMI, berfungsi sebagai organisasi keperempuanan. 3. Tata tertib Musyawarah Kohati diatur tersendiri dalam Pedoman Dasar
c. Kohati terdiri dari Kohati Pengurus Besar HMI, Kohati Badko HMI, Kohati Kohati.
HMI Cabang, Kohati HMI Korkom dan Kohati HMI Komisariat.
d. Kohati bertugas: Pasal 54
1. Melakukan pembinaan, pengembangan dan peningkatan potensi kader Lembaga Pengembangan Profesi
HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan.
2. Melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan. a. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah lembaga perkaderan untuk
e. Kohati memiliki hak dan wewenang untuk: pengembangan profesi di lingkungan HMI.
1. Memiliki Pedoman Dasar Kohati. b. Lembaga Pengembangan Profesi terdiri dari:
2. Kohati berhak untuk mendapatkan berbagai informasi dari semua tingkat 1. Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI)
struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan Kohati menunaikan 2. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
tugasnya.
3. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya dalam gerakan
4. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
keperempuanan yang tidak bertentangan dengan AD/ART dan pedoman
5. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
organisasi lainnya.
6. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
f. Personalia Kohati :
7. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
1. Formasi pengurus Kohati sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
8. Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI)
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
9. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
2. Struktur pengurus Kohati berbentuk garis fungsional.
c. Lembaga Pengembangan Profesi bertugas :
3. Pengurus Kohati disahkan oleh struktur kepemimpinan HMI setingkat.
1. Melaksanakan perkaderan dan program kerja sesuai dengan bidang
4. Masa kepengurusan Kohati disesuaikan dengan masa kepengurusan
profesi masing-masing LPP.
struktur kepemimpinan HMI.
2. Memberikan laporan secara berkala kepada struktur HMI setingkat.
ii. Yang dapat menjadi Ketua/Pengurus Kohati PB HMI adalah HMI-wati
d. Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) memiliki hak dan wewenang untuk:
yang pernah menjadi pengurus Kohati Cabang/Badko/Kohati PB HMI,
1. Memiliki pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
berprestasi, telah mengikuti LKK dan LK III. Yang dapat menjadi
2. Masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat
Ketua/Pengurus Kohati Badko adalah HMI-wati yang pernah menjadi
Pengurus Besar berwenang untuk melakukan akreditasi Lembaga
Pengurus Kohati Cabang, berprestasi, yang telah mengikuti LKK dan LK
Pengembangan Profesi (LPP) di tingkat cabang.
II atau training tingkat nasional lainnya. Yang dapat menjadi Ketua/
3. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar yang tidak bertentangan
Pengurus Kohati Cabang adalah HMI-wati yang pernah menjadi
dengan AD/ART dan pedoman organisasi lainnya.
pengurus Kohati/Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat/Korkom,
4. Dapat melakukan penyikapan terhadap fenomena eksternal sesuai dengan
berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK II. Yang dapat
bidang profesi masing-masing Lembaga Pengembangan Profesi (LPP).
menjadi Ketua/Pengurus Kohati Korkom adalah HMI-wati yang pernah
e. Personalia Lembaga Pengembangan Profesi (LPP)
menjadi Pengurus Kohati/ Bidang Pemberdayaan Perempuan Komisariat,
1. Formasi pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) sekurang-
berprestasi dan telah mengikuti LKK dan LK I. Yang dapat menjadi
kurangnya terdiri dari Direktur, Direktur Administrasi dan Keuangan,
Ketua/Pengurus Kohati Komisariat adalah HMI-wati berprestasi yang telah
dan Direktur Pendidikan dan Pelatihan.
mengikuti LK I dan LKK.
2. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disahkan oleh struktur
g. Musyawarah Kohati :
kepemimpinan HMI setingkat.
1. Musyawarah Kohati merupakan instansi pengambilan keputusan tertinggi
3. Masa kepengurusan Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) disesuaikan
pada Kohati.
dengan masa kepengurusan HMI yang setingkat.
2. Musyawarah Kohati merupakan forum laporan pertanggung jawaban dan
4. Pengurus Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) adalah anggota biasa
perumusan program kerja Kohati.
yang telah mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) di masing-masing

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
154 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 155

1. Bertaqwa kepada Allah SWT. f. Sidang MPK PK dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK
2. Dapat membaca Al Qur’an. PK dan dipimpin oleh Koordinator MPK PK.
3. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART. g. Putusan MPK PK diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II. dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Badan Khusus di
tingkat Komisariat minimal sebagai Presidium. D. BADAN-BADAN KHUSUS
6. Sehat secara jasmani maupun rohani.
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan Pasal 51
akademis yakni karya tulis ilmiah. Status, Sifat dan Fungsi Badan Khusus
8. Tidak menjadi anggota MPK PK untuk yang ketiga kalinya.
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah a. Badan Khusus adalah lembaga yang dibentuk/disahkan oleh struktur
1 (satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di RAK dan berakhir pada RAK pimpinan sebagai wahana beraktifitas di bidang tertentu secara profesional di
periode berikutnya. bawah koordinasi bidang dalam struktur pimpinan setingkat.
b. Badan Khusus bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan.
Pasal 49 c. Badan Khusus dapat memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan
Tugas dan Wewenang MPK PK dengan AD/ART dan ketetapan Kongres lainnya.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai penyalur minat dan bakat anggota dan
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI ditingkat Komisariat. wahana pengembangan bidang tertentu yang dinilai strategis.
b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus
Cabang dan Korkom serta ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat Pasal 52
oleh Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat. Jenis Badan Khusus
c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus
Cabang dan Korkom dan ketetapan-ketetapan Rapat Anggota Komisariat a. Badan Khusus terdiri dari korps HMI-wati (Kohati), Badan Pengelola
oleh Pengurus Komisariat dan badan khusus di tingkat Komisariat ketika Latihan, Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan Badan Penelitian dan
diminta maupun tidak diminta. Pengembangan (Balitbang).
d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno, rapat harian b. Badan Khusus dapat dibentuk di semua tingkatan struktur HMI.
Pengurus Komisariat dan RAK. c. Badan Khusus sebagaimana yang tersebut dalam point a dan b di atas
e. Menyiapkan draft materi Rapat Anggota Komisariat. memiliki pedoman sendiri yang tidak bertentangan dengan AD/ART HMI.
d. Badan Khusus berfungsi sebagai wadah pengembangan minat dan bakat
Pasal 50 anggota di bidang tertentu.
Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PK e. Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Kohati PB HMI, Badan Pengelola
Latihan (BPL), Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dan
a. Struktur MPK PK terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi- Balitbang PB HMI.
Komisi.
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPK PK. Pasal 53
c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Korps HMI-Wati
Komisariat dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan
oleh anggota Komisi tersebut. a. Korps HMI-Wati yang disingkat Kohati adalah badan khusus HMI yang
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PK difasilitasi oleh berfungsi sebagai wadah membina, mengembangkan dan meningkatkan
Pengurus Komisariat. potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
e. MPK PK bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode. b. Di tingkat internal HMI, Kohati berfungsi sebagai bidang keperempuanan. Di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
152 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 153

BAGIAN X dan Pengurus Badko, dan ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang oleh


MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS CABANG Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang ketika diminta
maupun tidak diminta.
Pasal 45 d. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus
Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan Cabang.
e. Menyiapkan draft materi Konferensi Cabang.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah Majelis
Pengawas dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Cabang. Pasal 47
b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berfungsi melakukan Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PC
pengawasan terhadap kinerja Pengurus Cabang dalam melaksanakan
AD/ART dan aturan penjabarannya, Keputusan Pengurus Besar dan Pengurus a. Struktur MPK PC terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-
Badko dan hasil-hasil Konfercab/Muscab. Komisi.
c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang berjumlah 7 b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPK PC.
(tujuh) orang. c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Cabang
d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut: Komisi tersebut.
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PC difasilitasi oleh
2. Dapat membaca Al Qur’an. Pengurus Cabang.
3. Tidak pernah dijatuhi sangsi organisasi karena melanggar AD/ART. e. MPK PC bersidang sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode.
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader II. f. Sidang MPK PC dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK
5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Cabang atau Presidium Pengurus PC dan dipimpin oleh Koordinator MPK PC.
Badan Khusus di tingkat Pengurus Cabang atau Ketua Umum Korkom. g. Putusan MPK PC diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
6. Sehat secara jasmani maupun rohani. dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak ( 50%+1).
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
akademis yakni karya tulis ilmiah. BAGIAN XI
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari Korkom/ MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS KOMISARIAT
Komisariat.
9. Tidak menjadi anggota MPK PC untuk yang ketiga kalinya. Pasal 48
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang adalah 1 Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan
(satu) tahun dimulai sejak terbentuknya di Konferensi Cabang dan berakhir
pada Konferensi Cabang berikutnya.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah Majelis
Pengawas dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Komisariat.
Pasal 46 b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berfungsi melakukan
Tugas dan Wewenang MPK PC pengawasan terhadap kinerja Pengurus Komisariat dalam melaksanakan AD/
ART dan aturan penjabarannya, keputusan Pengurus Cabang dan Korkom,
a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di semua tingkatan struktur Cabang hingga dan ketetapan Rapat Anggota Komisariat.
Komisariat. c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat berjumlah 5
b. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan penjabarannya, keputusan Pengurus (lima) orang.
Besar dan Pengurus Badko, serta ketetapan-ketetapan Konferensi Cabang
oleh Pengurus Cabang dan badan khusus di tingkat Cabang. d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat adalah
c. Memberikan saran dan masukan atas pelaksanaan keputusan Pengurus Besar anggota/alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
150 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 151

C. MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI untuk diberikan penilaian dengan berpedoman pada AD/ART HMI.
BAGIAN IX Pasal 43
MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI PENGURUS BESAR Tugas dan Wewenang MPK PB
Pasal 42 a. Menjaga tegaknya AD/ART HMI di tingkat Pengurus Besar.
Status, Fungsi, Keanggotaan dan Masa Jabatan b. Menyampaikan hasil pengawasannya dalam Sidang MPK PB HMI kemudian
disampaikan dalam Pleno Pengurus Besar dalam Kongres.
a. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah Majelis Pengawas c. Mengawasi pelaksanaan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres oleh
dan Konsultasi HMI ditingkat Pengurus Besar. Pengurus Besar.
b. Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berfungsi melakukan d. Memberikan masukan dan saran kepada Pengurus Besar dalam
pengawasan terhadap kinerja Pengurus Besar dalam melaksanakan AD/ART melaksanakan AD/ART dan ketetapan-ketetapan Kongres baik diminta
dan aturan di bawahnya dan memberikan penilaian konstitusional yang maupun tidak diminta.
bersifat final dan mengikat atas perkara konstitusional di tingkat Pengurus e. Menyampaikan hasil pengawasannya kepada Sidang Pleno Pengurus Besar.
Besar. f. Menyiapkan draft materi Kongres.
c. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar berjumlah 15 g. Memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat atas perkara
(lima belas) orang yang dipilih oleh peserta Kongres. konstitusional yang diajukan oleh anggota biasa dan struktur organisasi
d. Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah anggota/ lainnya.
alumni HMI yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Pasal 44
2. Dapat membaca Al Qur’an. Struktur, Tata Kerja dan Persidangan MPK PB
3. Tidak pernah dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART.
4. Dinyatakan telah lulus mengikuti Latihan Kader III. a. Struktur MPK PB terdiri dari 1 (satu) orang Koordinator dan Komisi-
5. Pernah menjadi Presidium Pengurus Besar atau Presidium Pengurus Komisi.
Badan Khusus di tingkat Pengurus Besar. b. Koordinator, dan ketua komisi dipilih dari dan oleh anggota MPK PB dalam
6. Sehat secara jasmani maupun rohani. rapat MPK PB HMI.
7. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan c. Komisi-Komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang Pengurus Besar
akademis. dan dipimpin oleh seorang Ketua Komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
8. Ketika mencalonkan mendapatkan rekomendasi tertulis dari 5 Cabang Komisi tersebut.
penuh. d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPK PB difasilitasi oleh
9. Tidak menjadi anggota MPK PB untuk yang ketiga kalinya. Pengurus Besar.
10. Sanggup menggikuti rapat-rapat dan sidang MPK PB HMI. e. MPK PB bersidang sedikitnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) periode.
e. Masa Jabatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar adalah 2 f. Sidang MKP PB dianggap sah bila dihadiri oleh minimal 2/3 anggota MPK
(dua) tahun dimulai sejak terbentuknya di Kongres dan berakhir pada PB dan dipimpin oleh Koordinator MPK PB.
Kongres periode berikutnya. g. Putusan MPK PB diambil secara musyawarah mufakat dan bila tidak dapat
f. Apabila salah satu anggota MPK meninggal, mengundurkan diri, maka dipenuhi dapat diambil melalui suara terbanyak (50%+1).
diganti oleh calon MPK PBHMI dengan nomor urut berikutnya dan dipilih
berdasarkan pengurus setempat berdasarkan suara terbanyak.
g. Apabila hasil pengawasan dan putusan MPK PB HMI tidak dijalankan maka
MPK PB HMI memanggil Ketua Umum PB HMI untuk dimintai keterangan.
Keterangan yang diperoleh selanjutnya dijadikan bahan oleh MPK PB HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
148 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 149

n. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh perguruan tinggi/fakultas setempat dan potensi-potensi lainnya yang dapat
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat atau mendukung kesinambungan Komisariat tersebut bila dibentuk.
Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Komisariat yang d. Sekurang-kurangnya setelah 1 (satu) tahun disahkan menjadi Komisariat
ditunjuk berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Persiapan, mempunyai minimal 50 (lima puluh) anggota biasa dan mampu
Pengurus Komisariat. melaksanakan minimal 1 (satu) kali Latihan Kader I dan 2 (dua) kali
o. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Maperca di bawah bimbingan dan pengawasan Cabang/Korkom
Pengurus Komisariat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: setempat, serta direkomendasikan Korkom setempat dapat disahkan
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Komisariat. menjadi Komisariat penuh di Sidang Pleno Pengurus Cabang.
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam waktu 3 e. Pemekaran Komisariat penuh dapat dimekarkan menjadi 2 (dua) atau
(tiga) bulan. lebih Komisariat penuh apabila masing-masing Komisariat yang dimekarkan
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Komisariat (di luar tersebut memiliki minimal 50 (lima puluh) anggota biasa.
bidang yang bersangkutan). f. Dalam mengesahkan pemekaran Komisariat Penuh, Pengurus Cabang harus
mempertimbangkan potensi dinamika Komisariat penuh hasil pemekaran,
Pasal 39 daya dukung Fakultas/Perguruan tinggi tempat kedudukan Komisariat-
Tugas dan Wewenang Komisariat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk
menunjang aktifitas Komisariat hasil pemekaran, dan potensi-potensi lainnya
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Rapat Anggota Komisariat dan yang menunjang kesinambungan Komisariat.
ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus
Cabang. Pasal 41
b. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus. Penurunan Status dan Pembubaran Komisariat
c. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Komisariat minimal satu bulan satu
kali. a. Komisariat penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Komisariat Persiapan
d. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Komisariat minimal 1 (satu) kali apabila memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
dalam seminggu. 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 50 orang.
e. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali kepada 2. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Rapat Anggota
Pengurus Cabang. Komisariat selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada anggota biasa melalui 3. Tidak melaksanakan Latihan Kader I sebanyak 2 (dua) kali dalam 2 (dua)
Rapat Anggota Komisariat. periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 3 (tiga) kali
Maperca dalam 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
Pasal 40 4. Tidak melaksanakan Rapat Harian minimal 10 (sepuluh) kali selama 2
Pendirian dan Pemekaran Komisariat (dua) periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Presidium minimal
30 (tiga puluh) kali selama 2 (dua) periode kepengurusan berturut-turut.
a. Pendirian Komisariat Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 25 b. Apabila Komisariat Penuh yang diturunkan menjadi Komisariat
(dua puluh lima) Anggota Biasa dari satu perguruan tinggi atau satu/beberapa Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan
fakultas dari satu perguruan tinggi langsung kepada Pengurus Cabang atau statusnya menjadi Komisariat Penuh maka Komisariat tersebut
melalui Pengurus Korkom yang selanjutnya dibicarakan dalam Sidang Pleno dinyatakan bubar melalui Keputusan Pengurus Cabang.
Pengurus Cabang.
b. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen
pendukungnya.
c. Pengurus Cabang dalam mengesahkan Komisariat Persiapan harus meneliti
keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
146 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 147

Pasal 38 Pasal 58.


Personalia Pengurus Komisariat 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
pasal 38 ayat c.
a. Formasi pengurus komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum. jabatan Pejabat Ketua Umum hanya dapat dilakukan melalui:
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Komisariat adalah: 1. Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui minimal
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. 50%+1 suara utusan Rapat Harian Pengurus Komisariat.
2. Dapat membaca Al Qur’an. 2. Usulan pemberhentian Ketua Umum dapat diajukan melalui
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Keputusan Rapat Harian Pengurus Komisariat yang disetujui oleh
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun minimal 2/3 jumlah Pengurus Komisariat.
setelah lulus. 3. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
5. Tidak menjadi personalia Pengurus Komisariat untuk periode ketiga disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan) dan tanda tangan
kalinya kecuali jabatan Ketua Umum pengusul. Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Komisariat adalah: Pengurus Besar dan Cabang.
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. i. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
2. Dapat membaca Al Qur’an. pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Putusan Pengurus
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. Cabang yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. minggu sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi j. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
pengurus. Pengurus Komisariat secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua
7. Sehat secara jasmani maupun rohani Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan Umum dalam Rapat Harian Pengurus Komisariat yang terdekat.
akademis. k. Bila Sekretaris Umum Pengurus Komisariat tidak dapat menjadi
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Rapat Anggota Pejabat Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri
Komisariat, personalia Pengurus Komisariat harus sudah dibentuk dan atau berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat
Pengurus Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan. dari mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat Ketua Umum diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Penelitian,
dipilih Pejabat Ketua Umum. Pengembangan dan Pembinaan Anggota hingga dipilih, diangkat dan
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah: diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus
1. Meninggal dunia. Komisariat yang terdekat.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua) l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat
bulan berturut-turut. Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 1 (satu) atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan
bulan berturut-turut. Konsultasi Pengurus Komisariat dan mengundang Majelis Pengawas dan
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Konsultasi Pengurus Komisariat menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus
sebelum Rapat Anggota Komisariat apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal Komisariat.
berikut: m. Rapat Harian Pengurus Komisariat untuk memilih Pejabat Ketua Umum
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Komisariat yang langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua
melanggar Anggaran Dasar pasal 6. Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Bidang.
Tangga
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
144 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 145

Pengurus Cabang dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan sebelum
pembatalan gugatan diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas
keputusan Pengurus Cabang maka dapat diajukan gugatan ulang kepada
Pengurus Cabang selambat-lambatnya satu minggu sejak keputusan
Pengurus Cabang ditetapkan. Keputusan Pengurus Cabang yang bersifat final
dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang
diterima.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
Korkom secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum hingga
dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dalam
Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat.
l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang, Sekretaris Umum
Korkom selaku Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat
atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Komisariat dan Pengurus
Cabang.
m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia
Pengurus Korkom dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Korkom.
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 3 (tiga)
bulan.
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Korkom (di luar
bidang yang bersangkutan).

Pasal 35
Tugas dan Wewenang

a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Cabang tentang


berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
b. Mewakili Pengurus Cabang menyelesaikan persoalan intern di wilayah
koordinasinya dan berkonsultasi serta berkoordinasi dengan Pengurus
Cabang.
c. Melaksanakan Ketetapan-ketetapan Musyawarah Komisariat.
d. Menyampaikan laporan kerja di Sidang Pleno Pengurus Cabang dan di waktu
lain ketika diminta Pengurus Cabang.
e. Membantu menyiapkan draft materi Konferensi Cabang.
f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Komisariat dalam wilayah
koordinasinya.
g. Meminta laporan Komisariat dalam wilayah koordinasinya.
h. Menyelenggarakan Musyawarah Komisariat selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah Konferensi Cabang.
i. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pengurus Cabang
melalui Rapat Harian Pengurus Cabang selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
144 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 145
Musyawarah Komisariat dan menyampaikan laporan kerja selama periode langsung kepada Pengurus Cabang.
kepengurusan di Musyawarah Komisariat.
j. Mengusulkan kenaikan dan penurunkan status Komisariat di wilayah
koordinasinya berdasarkan evaluasi perkembangan Komisariat.
k. Mengusulkan kepada Pengurus Cabang pembentukan Komisariat Persiapan.

Pasal 36
Musyawarah
Komisariat

a. Musyawarah Komisariat (Muskom) adalah musyawarah perwakilan


komisariat-komisariat yang ada dalam wilayah koordinasi Korkom.
b. Muskom dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah
Konferensi Cabang.
c. Kekuasaan dan wewenang Muskom adalah menetapkan Pedoman
Kerja Pengurus Korkom, program kerja, mengusulkan pemekaran
Komisariat serta Rekomendasi Internal dan Eksternal Korkom dan
memilih calon-calon Formateur Korkom sebanyak 3 (tiga) orang dan
diusulkan kepada Pengurus Cabang untuk dipilih dan disahkan 1 (satu)
orang sebagai Formateur dan 2 (dua) orang sebagai mide Formateur
dengan memperhatikan suara terbanyak.
d. Tata tertib Muskom disesuaikan dengan pasal 16 Anggaran Rumah Tangga.

BAGIAN VIII
KOMISARIAT

Pasal
37
Statu
s

a. Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah Cabang yang


dibentuk di satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dalam
satu perguruan tinggi.
b. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah satu tahun semenjak
pelantikan/ serah terima jabatan Pengurus Demisioner.
c. Setelah satu tahun berdirinya dengan bimbingan dan pengawasan
Korkom/ Cabang yang bersangkutan serta syarat-syarat berdirinya
Komisariat Penuh telah terpenuhi, maka dapat mengajukan
permohonan kepada Pengurus Cabang untuk disahkan menjadi
Komisariat Penuh dengan rekomendasi Korkom.
d. Dalam hal tidak terdapat Korkom pengajuan Komisariat penuh
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
142 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 143

berturut-turut. pengurus.
b. Apabila Cabang Persiapan dan Cabang Penuh yang diturunkan menjadi 7. Sehat secara jasmani maupun rohani.
Cabang Persiapan dalam waktu 2 (dua) tahun tidak dapat meningkatkan 8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
statusnya menjadi Cabang Penuh maka Cabang tersebut dinyatakan bubar akademis.
melalui Keputusan Pengurus Besar. 9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari
Pengurus Komisariat Penuh.
d. Selambat-lambatnya 15 (lima belas hari) hari setelah Musyawarah
BAGIAN VII Komisariat, personalia Pengurus Korkom harus sudah dibentuk dan Pengurus
KOORDINATOR KOMISARIAT Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat
Pasal 33 dipilih Pejabat Ketua Umum.
Status f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah:
1. Meninggal dunia.
a. Koordinator Komisariat (Korkom) adalah instansi pembantu Pengurus 2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 2 (dua)
Cabang. bulan berturut-turut.
b. Pada perguruan tinggi yang dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat 3. Tidak hadir dalam rapat harian dan/atau rapat presidium selama 1 (satu)
membentuk Korkom untuk mengkoordinir beberapa Komisariat. bulan berturut-turut.
c. Masa jabatan Pengurus Korkom disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
Cabang. sebelum Musyawarah Koordinator Komisariat apabila memenuhi satu atau
lebih hal-hal berikut:
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Korkom yang
Pasal 34 melanggar Anggaran Dasar pasal 6.
Personalia Pengurus Korkom 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah
Tangga Pasal 58.
a. Formasi Pengurus Korkom sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. pasal 34 ayat c
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Korkom adalah: h. Pemberhentian Ketua Umum Korkom dan pengangkatan Pejabat Ketua
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Umum Korkom hanya dapat dilakukan melalui:
2. Dapat membaca Al Qur’an. 1. Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui minimal 50%+1
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. suara peserta Rapat Harian Pengurus Cabang.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I minimal 1 (satu) tahun. 2. Rapat Harian Pengurus Cabang hanya membahas usulan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. pemberhentian Ketua Umum Korkom yang diusulkan oleh minimal 1/2
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Korkom untuk periode ketiga kalinya jumlah Komisariat di wilayah Korkom tersebut atau 1/2 jumlah Pengurus
kecuali jabatan Ketua Umum. Cabang atau 2/3 jumlah Pengurus Korkom.
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Korkom adalah: i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. disertai alasan, bukti dan saksi (bila dibutuhkan), dan tanda tangan pengusul.
2. Dapat membaca Al Qur’an . Usulan ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi. Cabang dan Komisariat.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II. j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat. putusan pemberhentiannya kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi satu minggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
140 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 141

dan mengesahkan susunan Pengurus Korkom yang diusulkan Formateur/ dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing
Ketua Umum Korkom. Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 150 (seratus lima
k. Mengusulkan pembentukan dan pemekaran Cabang melalui Musyawarah puluh) anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan minimal 1
Daerah. (satu) Lembaga Pengembangan Profesi aktif, direkomendasikan dalam
l. Menyelenggarakan Konferensi/Musyawarah anggota Cabang. Konferensi Cabang asal dan disetujui dalam Musyawarah Badko setempat,
m. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota Biasa melalui serta tidak dalam satu wilayah administratif Kabupaten/Kota.
Konferensi/Musyawarah anggota Cabang. h. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang dapat
dimekarkan menjadi 2 (dua) atau lebih Cabang penuh apabila masing-masing
Cabang yang dimekarkan tersebut memiliki minimal 75 (tujuh puluh lima)
Pasal 31 anggota biasa, memiliki Badan Pengelola Latihan dan direkomendasikan
Pendirian dan Pemekaran Cabang Konferensi Cabang asal.
i. Dalam mengesahkan pemekaran Cabang penuh, Pengurus Besar harus
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan mempertimbangkan tingkat dinamika Cabang penuh hasil pemekaran, daya
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) orang anggota dukung daerah tempat kedudukan Cabang-Cabang hasil pemekaran, potensi
biasa kepada Pengurus Badko setempat yang selanjutnya diteruskan kepada keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktifitas Cabang hasil
Pengurus Besar. pemekaran, dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, pendirian Cabang Persiapan Cabang.
dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang anggota j. Untuk pemekaran Cabang penuh yang berkedudukan di Kota Besar, 2 (dua)
biasa langsung kepada Pengurus Besar. atau lebih Cabang penuh yang telah dimekarkan dapat berada dalam 1 (satu)
c. Usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen wilayah administratif Kota bila memiliki potensi keanggotaan, potensi
pendukungnya. pembiayaan, dan potensi-potensi penunjang kesinambungan Cabang lainnya
d. Pengurus Besar dalam mengesahkan Cabang Persiapan menjadi Cabang yang tinggi.
Penuh harus meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan
potensi anggota di daerah setempat, dan potensi-potensi lainnya di daerah
setempat yang dapat mendukung kesinambungan Cabang tersebut bila Pasal 32
disyahkan dengan mempertimbangkan pendapat dari Badko dalam forum Penurunan Status dan Pembubaran Cabang
pleno PB HMI
e. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah 1 a. Cabang Penuh dapat diturunkan statusnya menjadi Cabang Persiapan apabila
(satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 150 memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut:
(seratus lima puluh) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 2 1. Memiliki anggota biasa kurang dari 150 orang (dalam NKRI) yang
(dua) kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah tersebar dalam 3 (tiga) komisariat serta 75 orang (di luar NKRI).
bimbingan dan pengawasan Pengurus Badko setempat, memiliki Badan 2. Tidak lagi memiliki salah satu atau keduanya dari Badan Pengelola
Pengelola Latihan dan minimal 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi Latihan dan 1 (satu) Lembaga Pengembangan Profesi.
aktif serta direkomendasikan Pengurus Badko setempat dapat disahkan 3. Dalam satu periode kepengurusan tidak melaksanakan Konferensi
menjadi Cabang penuh. Cabang selambat-lambatnya selama 18 (delapan belas) bulan.
f. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekurang-kurangnya setelah 4. Tidak melaksanakan Latihan Kader II sebanyak 2 (dua) kali dalam 2
1 (satu) tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, mempunyai minimal 75 (dua) periode kepengurusan berturut-turut atau tidak melaksanakan 4
(tujuh puluh lima) anggota biasa dan mampu melaksanakan minimal 1 (satu) (empat) kali Latihan Kader I dalam 2 (dua) periode kepengurusan
kali Latihan Kader I dan 1 (satu) kali Latihan Kader II di bawah bimbingan berturut-turut.
dan pengawasan Pengurus Besar, dan memiliki Badan Pengelola Latihan 5. Tidak melaksanakan Sidang Pleno minimal 4 (empat) kali selama 2 (dua)
dapat disahkan menjadi Cabang Penuh. periode kepengurusan berturut-turut atau Rapat Harian dan
g. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, 1 (satu) Cabang penuh dapat Rapat Presidium minimal 20 kali selama 2 (dua) periode kepengurusan
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
138 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 139

1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Cabang yang melanggar Pengurus Cabang.
Anggaran Dasar pasal 6.
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar pasal 16 dan Anggaran Rumah
Tangga Pasal 58.
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
pasal 29 ayat c.
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
jabatan Pejabat Ketua Umum melalui:
1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Cabang yang disetujui minimal 50%+1
suara utusan Sidang Pleno Pengurus Cabang.
2. Usulan pemberhentian Ketua Umum hanya dapat diajukan melalui
Keputusan Rapat Harian Pengurus Cabang yang disetujui oleh minimal
2/3 jumlah Pengurus Cabang atau oleh minimal 1/2 jumlah Komisariat
penuh.
i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
disertai alasan, bukti dan saksi, dan tanda tangan pengusul. Usulan
ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang dan
Komisariat.
j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu
mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus
Besar dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak pengajuan pembatalan
gugatan diterima. Dalam hal masíh terdapat keberatan atas keputusan
Pengurus Besar maka dapat diajukan gugatan ulang kepada Pengurus
Besar selambat-lambatnya satu mingggu sejak keputusan Pengurus
Besar ditetapkan. Keputusan Pengurus Besar yang bersifat final dan mengikat
dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak gugatan ulang diterima.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
Pengurus Cabang secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum
hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat.
l. Bila Sekretaris Umum Pengurus Cabang tidak dapat menjadi Pejabat
Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau
berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari
mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua
Umum diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat
Organisasi hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat
Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Cabang yang terdekat.
m. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat
Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat
atau pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan
Konsultasi Pengurus Cabang dan menjadi saksi dalam Rapat Harian
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
138 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 139
n. Rapat Harian Pengurus Cabang untuk memilih Pejabat Ketua Umum
langsung dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat
Ketua Umum dapat dipilih melalui musyawarah atau pemungutan
suara dari calon yang terdiri dari Sekretaris Umum, Bendahara Umum
dan Ketua Bidang.
o. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang atau
Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Cabang yang
ditunjuk berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi
Pengurus Cabang di hadapan sidang MPKPC Khusus untuk cabang
yang ditunjuk untuk itu.
p. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia
Pengurus Cabang dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Cabang.
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1
(satu) semester.
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Cabang (di luar
bidang yang bersangkutan).
4. Memperhatikan hasil sidang pleno dan rekomendasi MPK PC.

Pasal 30
Tugas dan Wewenang

a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang,


serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh
Pengurus Besar atau Pengurus Badko.
b. Menetapkan dan mengesahkan pendirian KORKOM.
c. Membentuk Koordinator Komisariat (Korkom) bila diperlukan dan
mengesahkan kepengurusannya.
d. Mengesahkan Pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang
e. Membentuk dan mengembangkan Badan-Badan Khusus.
f. Melaksanakan Sidang Pleno sekurang-kurangnya sekali dalam 4
(empat) bulan atau 2 (dua) kali selama satu periode berlangsung.
g. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Cabang minimal satu minggu
sekali, selama periode berlangsung.
h. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Cabang minimal 1 (satu)
kali dalam sebulan.
i. Menyampaikan laporan kerja kepengurusan 4 (empat) bulan sekali
kepada Pengurus Besar melalui Pengurus Badko.
j. Memilih dan mengesahkan 1 (satu) orang Formateur/Ketua Umum dan
2 (dua) orang mide Formateur dari 3 (tiga) calon Anggota Formateur
Korkom yang dihasilkan Musyawarah Komisariat dengan
memperhatikan suara terbanyak
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
136 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 137

Pasal 26 Pasal 29
Musyawarah Daerah Personalia Pengurus Cabang
a. Musyawarah Daerah (Musda) adalah musyawarah utusan cabang-cabang a. Formasi Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
yang ada dalam wilayah koordinasinya. Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
b. Penyelenggaraan Musda dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Cabang adalah:
setelah Kongres. 1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Apabila ayat b tidak terpenuhi maka PB HMI menunjuk carataker untuk 2. Dapat membaca Al Qur’an.
melakukan MUSDA.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
d. Kekuasaan dan wewenang Musda adalah menetapkan program kerja dan
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
memilih calon-calon Ketua Umum/Formateur Badko maksimal 3 (tiga) orang
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan/atau Korkom.
dan diusulkan pengesahannya pada PB HMI dengan memperhatikan suara
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Cabang untuk periode ketiga kalinya
terbanyak untuk ditetapkan 1 (satu) sebagai Ketua Umum/Formateur.
kecuali jabatan Ketua Umum.
e. Tata Tertib Musda disesuaikan dengan pasal 13 ART.
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Cabang adalah:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
Pasal 27
2. Dapat membaca Al Qur’an.
Pembentukan Badan Koordinasi
3. Tidak sedang dijatuhi sangsi organisasi.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
a. Membentuk Badko direkomendasikan di Kongres dan disahkan di pleno I PB
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Korkom dan/atau Pengurus
HMI
Cabang.
b. Satu Badan Koordinasi (Badko) mengkoordinir minimal 3 (tiga) Cabang
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi
Penuh.
pengurus.
7. Sehat secara jasmani maupun rohani.
BAGIAN VI
8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan
CABANG
akademis.
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari
Pasal 28
Pengurus Komisariat penuh.
Status
d. Selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah KONFERCAB/ MUSCAB,
personalia Pengurus Cabang harus sudah dibentuk dan Pengurus Cabang
a. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
Demisioner sudah mengadakan serah terima jabatan.
kesatuan organisasi yang dibentuk di Kota Besar atau Ibukota Propinsi/
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif, maka dapat
Kabupaten/Kota yang terdapat perguruan tinggi.
dipilih Pejabat Ketua Umum.
b. Di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia, Cabang merupakan satu
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non-aktif adalah:
kesatuan organisasi yang dibentuk di Ibukota Negara atau Kota Besar lainnya
1. Meninggal dunia.
di Negara tersebut yang terdapat Mahasiswa Muslim.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 3 (tiga)
c. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah satu tahun semenjak pelantikan/serah
bulan berturut-turut.
terima jabatan dari Pengurus Demisioner.
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 1 (satu)
bulan berturut-turut.
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum
sebelum Konfercab/Muscab apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal
berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
134 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 135

8. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai insan hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum
akademis yakni karya tulis ilmiah. dalam Rapat Harian Pengurus Badko yang terdekat.
9. Ketika mencalonkan diri mendapatkan rekomendasi tertulis dari cabang. l. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Badko, Sekretaris Umum selaku
d. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Musda, personalia Pengurus Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat atau
Badko harus sudah dibentuk dan Pengurus Badko Demisioner sudah pengunduran diri Ketua Umum kepada Cabang dan Pengurus Besar.
mengadakan serah terima jabatan. m. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia
e. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat Pengurus Badko dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
dipilih Pejabat Ketua Umum. 1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat Pengurus Badko.
f. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: 2. Realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
1. Meninggal dunia. semester.
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) 3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja Pengurus Badko HMI
bulan berturut-turut. (di luar bidang yang bersangkutan).
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 2 (dua)
bulan berturut-turut. Pasal 25
g. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Tugas dan Wewenang
sebelum Musda apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama Pengurus Badko yang a. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan Pengurus Besar tentang
melanggar Anggaran Dasar Pasal 6. berbagai masalah organisasi di wilayahnya.
2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah b. Mewakili Pengurus Besar menyelesaikan persoalan intern di wilayah
Tangga Pasal 58. koordinasinya tanpa meninggalkan keharusan konsultasi dengan Pengurus
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga Besar.
pasal 24 ayat c. c. Melaksanakan segala ketetapan Musyawarah Daerah (MUSDA)
h. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan Pejabat Ketua Umum d. Melaksanakan Sidang Pleno setiap semester
sebelum Musda, hanya dapat dilakukan melalui:
e. Membantu menyiapkan draft materi Kongres.
1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1
f. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang dalam wilayah
suara peserta Sidang Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua
koordinasinya.
Umum yang diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Badko
g. Mewakili Pengurus Besar melantik Cabang-Cabang di wilayah
yang disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Badko.
koordinasinya.
2. Sidang Pleno Pengurus Badko yang disetujui minimal 50%+1 jumlah
h. Meminta laporan perkembangan Cabang-Cabang dalam wilayah
suara utusan Sidang Pleno Pengurus Badko apabila pemberhentian Ketua
koordinasinya.
Umum diusulkan oleh minimal setengah jumlah cabang penuh.
i. Menyampaikan laporan kerja Pengurus setiap semester kepada Pengurus
i. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara tertulis
Besar.
disertai alasan, bukti dan sanksi dan tanda tangan pengusul. Usulan
j. Menyelenggarakan Musda selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
ditembuskan kepada Pengurus Besar.
Kongres.
j. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
k. Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Musda.
pemberhentiannya kepada Pengurus Besar selambat-lambatnya satu
l. Menyelenggarakan LK III minimal 1 tahun sekali.
mingggu sejak putusan pemberhentiannya ditetapkan. Keputusan Pengurus
Besar yang bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu
sejak pengajuan gugatan pembatalan diterima.
k. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris Umum
Pengurus Badko secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua Umum

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
132 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 133

pengunduran diri Ketua Umum kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi perkembangan Cabang.
Pengurus Besar dan mengundang Majelis Pengawas dan Konsultasi l. Mengesahkan Pengurus Cabang dan mengesahkan pemekaran Cabang
Pengurus Besar menjadi saksi dalam Rapat Harian Pengurus Besar. berdasarkan rekomendasi Konfercab Induk dan menetapkan pembentukan
o. Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat Ketua Umum langsung Cabang Persiapan berdasarkan usulan Musyawarah Daerah (Musda) Badko.
dipimpin oleh Pejabat Sementara Ketua Umum. Pejabat Ketua Umum dapat m. Memberikan sanksi dan merehabilitasi secara langsung terhadap anggota/
dipilih melalui musyawarah atau pemungutan suara dari calon-calon yang pengurus.
terdiri dari Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Ketua Bidang.
p. Pengambilan sumpah jabatan Pejabat Ketua Umum dilakukan oleh
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar atau Anggota BAGIAN V
Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang ditunjuk BADAN KOORDINASI
berdasarkan kesepakatan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar.
q. Ketua Umum dapat melakukan reshuffle atau penggantian personalia Pasal 23
Pengurus Besar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
Status
1. Keaktifan yang bersangkutan dalam rapat-rapat PB HMI
2. Realisasi Program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu) a. Badan Koordinasi (Badko) adalah badan pembantu Pengurus Besar.
semester.
b. Badko HMI dibentuk untuk mengkoordinir beberapa cabang.
3. Partisipasi yang bersangkutan dalam program kerja PB HMI (di luar
c. Masa jabatan Pengurus Badko disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus
bidang yang bersangkutan).
Besar.
Pasal 22
Pasal 24
Tugas dan Wewenang
Personalia Pengurus Badko
a. Menggerakkan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
a. Formasi Pengurus Badko sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum,
Rumah Tangga. Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
b. Melaksanakan ketetapan-ketetapan Kongres.
b. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Badko adalah:
c. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
HMI kepada seluruh aparat dan anggota HMI.
2. Dapat membaca Al Qur’an.
d. Melaksanakan Sidang Pleno Pengurus Besar setiap semester kegiatan,
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
selama periode berlangsung.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader II.
e. Melaksanakan Rapat Harian Pengurus Besar minimal satu minggu sekali,
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang.
selama periode berlangsung.
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Badko untuk periode ketiga kalinya
f. Melaksanakan Rapat Presidium Pengurus Besar minimal dua minggu sekali,
kecuali jabatan Ketua Umum.
selama periode berlangsung.
c. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Badko adalah:
g. Memfasilitasi sidang Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar
1. Bertaqwa kepada Allah SWT.
dalam rangka menyiapkan draft materi Kongres atau sidang Majelis
2. Dapat membaca Al Qur’an.
Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar lainnya ketika diminta.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi.
h. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Anggota melalui
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III.
Kongres.
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat dan Pengurus Cabang.
i. Mengesahkan Pengurus Badko.
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi
j. Menerima laporan kerja Pengurus Badko.
pengurus.
k. Menaikkan dan menurunkan status Cabang berdasarkan evaluasi
7. Sehat secara jasmani maupun rohani.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
130 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 131

b. Masa jabatan PB adalah dua tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima Kongres apabila memenuhi satu atau lebih hal-hal berikut:
jabatan dari PB Demisioner. 1. Membuat pernyataan kepada publik atas nama PB HMI yang melanggar
Anggaran Dasar pasal 6.
Pasal 21 2. Terbukti melanggar Anggaran Dasar Pasal 16 dan Anggaran Rumah
Personalia Pengurus Besar Tangga Pasal 58.
3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana diatur Anggaran Rumah Tangga
a. Formasi Pengurus Besar sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua Umum, pasal 21 ayat d.
Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum. i. Pemberhentian Ketua Umum dan pengangkatan/pengambilan sumpah
b. Formasi Pengurus Besar disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan jabatan Pejabat Ketua Umum sebelum Kongres hanya dapat melalui:
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi kinerja kepengurusan. 1. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Besar yang disetujui minimal 50%+1
c. Yang dapat menjadi personalia Pengurus Besar adalah: suara utusan Sidang Pleno Pengurus Besar apabila pemberhentian Ketua
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. Umum diusulkan melalui Keputusan Rapat Harian Pengurus Besar yang
2. Dapat membaca Al Qur’an. disetujui oleh 2/3 jumlah Pengurus Besar.
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. 2. Keputusan Sidang Pleno Pengurus Besar atau Rapat Harian Pengurus
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. Besar yang disetujui minimal 50%+1 jumlah suara utusan Sidang
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Pengurus Cabang dan/atau Badko. Pleno Pengurus Besar atau 50%+1 jumlah Pengurus Besar apabila
6. Tidak menjadi personalia Pengurus Besar untuk periode ketiga kalinya pemberhentian Ketua Umum diusulkan oleh minimal 1/2 jumlah Cabang
kecuali jabatan Ketua Umum. penuh.
d. Yang dapat menjadi Ketua Umum/Formateur Pengurus Besar adalah: j. Usulan pemberhentian Ketua Umum harus disampaikan secara
1. Bertaqwa kepada Allah SWT. tertulis disertai alasan, bukti dan saksi, dan tanda tangan pengusul. Usulan
2. Dapat membaca Al Qur’an. ditembuskan kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar dan
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi. Cabang.
4. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III. k. Ketua Umum dapat mengajukan gugatan pembatalan atas putusan
5. Pernah menjadi Pengurus Komisariat, Cabang dan/atau Badko. pemberhentiannya kepada Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
6. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang menjadi Besar selambat-lambatnya satu mingggu sejak putusan pemberhentiannya
Pengurus. ditetapkan. Putusan Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus Besar yang
7. Sehat secara jasmani maupun rohani bersifat final dan mengikat dikeluarkan paling lambat dua minggu sejak
8. Ketika mencalonkan diri, mendapatkan rekomendasi tertulis dari pengajuan gugatan pembatalan diterima.
Cabang. l. Dalam hal Ketua Umum mangkat atau mengundurkan diri, Sekretaris
e. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Kongres, personalia Jenderal Pengurus Besar secara otomatis menjadi Pejabat Sementara Ketua
Pengurus Besar harus sudah dibentuk dan Pengurus Besar Demisioner sudah Umum hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat Ketua
mengadakan serah terima jabatan. Umum dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat.
f. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas/non aktif, maka dapat m. Bila Sekretaris Jenderal Pengurus Besar tidak dapat menjadi Pejabat
diplih Pejabat Ketua Umum. Sementara Ketua Umum karena mangkat, mengundurkan diri, atau
g. Yang dimaksud dengan tidak dapat menjalankan tugas/non aktif adalah: berhalangan tetap hingga dua kali Rapat Harian yang terdekat dari
1. Meninggal dunia. mangkat atau mundurnya Ketua Umum maka Pejabat Sementara Ketua
2. Sakit yang menyebabkan tidak dapat menjalankan tugas selama 6 (enam) Umum diangkat secara otomatis dari Ketua Bidang Pembinaan Aparat
bulan berturut-turut. Organisasi hingga dipilih, diangkat dan diambil sumpah jabatan Pejabat
3. Tidak hadir dalam Rapat Harian dan/atau Rapat Presidium selama 2 (dua) Ketua Umum dalam Rapat Harian Pengurus Besar yang terdekat.
bulan berturut-turut. n. Sebelum diadakan Rapat Harian Pengurus Besar untuk memilih Pejabat
h. Ketua Umum dapat diberhentikan dan diangkat Pejabat Ketua Umum Ketua Umum, Pejabat Sementara Ketua Umum memberitahukan mangkat
sebelum atau
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
128 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 129

e. Banyaknya utusan Komisariat dalam Konfercab ditentukan dari jumlah Pasal 18


Anggota Biasa dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kekuasaan/Wewenang
Sn = a.px-1 a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Komisariat.
di mana : b. Menetapkan Pedoman Kerja Komisariat
x adalah bilangan asli (1, 2, 3, 4, ….) c. Memilih Pengurus Komisariat dengan jalan memilih Ketua Umum yang
Sn = Jumlah Anggota Biasa merangkap sebagai formateur dan kemudian dua mide formateur.
a = 150 (seratus lima puluh) d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus
p = Pembanding = 3 (tiga) HMI Komisariat.
x = Jumlah Utusan
Pasal 19
Tata Tertib Rapat Anggota Komisariat
Jumlah Anggota Jumlah Utusan
50 s/d 149 1 a. Peserta RAK terdiri dari Pengurus Komisariat, Anggota Biasa
150 s/d 449 2 Komisariat, Pengurus Kohati Komisariat, Anggota Muda, Anggota MPK
450 s/d 1.349 3 Pengurus Komisariat dan undangan Pengurus Komisariat.
1.350 s/d 4.049 4 b. Pengurus Komisariat adalah penanggung jawab penyelenggara RAK;
4.050 s/d 12.149 5 Anggota Biasa adalah utusan; Anggota Muda, Anggota MPK Pengurus
12.150 s/d 36.449 6 Komisariat dan undangan Pengurus Komisariat adalah peserta peninjau.
dan seterusnya …………. c. Peserta utusan mempunyai hak suara dan hak bicara sedangkan peserta
peninjau mempunyai hak bicara.
f. Pimpinan Sidang Konfercab/Muscab dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh d. Pimpinan Sidang RAK dipilih dari peserta utusan/peninjau oleh peserta
peserta utusan dan berbentuk presidum. utusan dan berbentuk presidium.
g. Konfercab/Muscab baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari e. RAK baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh jumlah
separuh jumlah peserta utusan Komisariat/Komisariat penuh. Anggota Biasa.
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi, maka Konfercab/Muscab diundur 1 x 24 f. Apabila ayat (e) tidak terpenuhi maka RAK diundur 1 x 24 jam dan setelah
jam setelah itu dinyatakan sah. itu dinyatakan sah.
i. Setelah Pengurus Cabang menyampaikan LPJ di hadapan peserta Konfercab/ g. Setelah LPJ Pengurus Komisariat diterima oleh peserta RAK maka Pengurus
Muscab maka pengurus cabang dinyatakan demisioner. Komisariat dinyatakan demisioner.

BAGIAN III B. STRUKTUR PIMPINAN


RAPAT ANGGOTA KOMISARIAT
BAGIAN IV
Pasal 17 PENGURUS BESAR
Status
Pasal 20
a. Rapat Anggota Komisariat (RAK) merupakan musyawarah Anggota Biasa Status
Komisariat.
b. RAK diadakan satu kali dalam satu tahun. a. Pengurus Besar (PB) adalah Badan/Instansi kepemimpinan tertinggi
organisasi.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
126 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 127

(Balitbang), Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan Pengurus Besar BAGIAN II
HMI. KONFERENSI CABANG/MUSYAWARAH ANGGOTA CABANG
b. Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi, Badan
Pengelola Latihan, Balitbang, Badko, Anggota MPK PB HMI dan Undangan
Pasal 14
Pengurus Besar merupakan peserta peninjau. Status
c. Peserta Utusan (Cabang Penuh) mempunyai hak suara dan hak bicara,
sedangkan peninjau mempunyai hak bicara.
a. Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan
d. Banyaknya utusan cabang dalam Kongres dari jumlah Anggota Biasa Cabang
Komisariat.
penuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
b. Konfercab/muscab merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di
tingkat Cabang.
Sn = a.px-1
c. Bagi Cabang persiapan diselenggarakan Musyawarah Anggota Cabang
(Muscab).
Di mana : d. Konfercab/Muscab diselenggarakan satu kali dalam setahun.
x adalah bilangan asli {1,2,3,4, …}
Pasal 15
Kekuasaan dan Wewenang
Sn = Jumlah Anggota Biasa
a = 150 (Seratus lima Puluh) a. Meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Cabang
p = Pembanding = 4 (empat) b. Menetapkan Pedoman Kerja Pengurus Cabang
x = Jumlah utusan
c. Memilih Pengurus Cabang dengan jalan memilih Ketua Umum yang
merangkap sebagai Formateur dan dua Mide Formateur.
Jumlah anggota Jumlah Utusan d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus
150 s/d 599 1 Cabang.
600 s/d 2.399 2 Pasal 16
2.400 s/d 9.599 3 Tata Tertib Konferensi Cabang/Musyawarah Anggota Cabang
9.600 s/d 38.900 4
dan seterusnya ………. a. Peserta Konfercab terdiri dari Pengurus Cabang, Utusan/Peninjau
Komisariat, Kohati Cabang, Badan Pengelola Latihan, Lembaga
e. Jumlah peserta peninjau ditetapkan oleh Pengurus Besar. pengembangan profesi, BALITBANG Anggota MPK Pengurus Cabang,
f. Pimpinan Sidang Kongres dipilih dari peserta (utusan/peninjau) oleh peserta Koordinator Komisariat (Korkom) dan undangan Pengurus Cabang.
utusan dan berbentuk presidium. b. Pengurus Cabang adalah penanggung jawab Konferensi/Musyawarah
g. Kongres baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh Anggota Cabang; Komisariat Penuh adalah peserta utusan; Kohati
jumlah peserta utusan (Cabang penuh). Cabang, Lembaga Pengembangan Profesi,BALITBANG, Badan Pengelola
h. Apabila ayat (g) tidak terpenuhi maka Kongres diundur selama 2 x 24 jam Latihan, anggota MPK Pengurus Cabang, Korkom, Komisariat Persiapan,
dan setelah itu dinyatakan sah. dan undangan Pengurus Cabang adalah peserta peninjau.
i. Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan dibahas oleh c. Untuk Muscab, Pengurus Cabang adalah penanggung jawab
Kongres maka PB HMI dinyatakan Demisioner. penyelenggara Muscab, anggota biasa adalah utusan, Kohati Cabang,
j. Badko dan Cabang harus mengikutsertakan HMI-Wati sebagai peserta. Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan, anggota MPK
Pengurus Cabang dan undangan pengurus cabang adalah peserta peninjau.
d. Peserta utusan (komisariat penuh/anggota biasa) mempunyai hak suara dan
hak bicara sedangkan peserta peninjau mempunyai hak bicara.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
124 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 125

BAGIAN VI BAB II
RANGKAP ANGGOTA DAN RANGKAP JABATAN STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 9 A. STRUKTUR KEKUASAAN
a. Dalam keadaan tertentu anggota HMI dapat merangkap menjadi anggota BAGIAN I
organisasi lain atas persetujuan Pengurus Cabang. KONGRES
b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi
lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 11
c. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di atas diatur Status
dalam ketentuan tersendiri.
d. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar HMI,
harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang.
Tangga dan ketentuan-ketentuan organisasi lainnya. b. Kongres memegang kekuasaaan tertinggi organisasi.
c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali.
d. Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari
BAGIAN VII ketentuan pasal 11 ayat ( c ).
SANKSI e. Dalam keadaan luar biasa Kongres dapat diselenggarakan atas inisiatif satu
ANGGOTA cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya melebihi separuh dari
jumlah cabang penuh.
Pasal 10
Sanksi Anggota Pasal 12
Kekuasaan/Wewenang
a. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang
diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar a. Meminta laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar.
ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi,
b. Menetapkan AD, ART, Pedoman-Pedoman Pokok dan Pedoman Kerja
dan/ atau melakukan tindakan kriminal dan tindakan melawan hukum
Nasional.
lainnya.
c. Memilih Pengurus Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang sekaligus
b. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau bentuk
merangkap sebagai formateur dan dua mide formateur
lain yang ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam ketentuan tersendiri.
d. Menetapkan Anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus
c. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang
Besar.
ditunjuk untuk itu.
e. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya.
f. Menetapkan dan mengesahkan pembentukan dan pembubaran Badan
Koordinasi (Badko).

Pasal 13
Tata Tertib

a. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar (PB), Utusan/Peninjau Pengurus


Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan Profesi,
Badan Pengelola Latihan (BPL), Badan Penelitian Pengembangan

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
122 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 123

BAGIAN IV
b. Apabila telah memenuhi syarat pada ayat (a) dan yang bersangkutan telah HAK DAN KEWAJIBAN
dinyatakan lulus mengikuti Maperca, maka dinyatakan sebagai Anggota
Muda. Pasal 6
c. Mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat (a) dan/atau Anggota Muda Hak Anggota
HMI dapat mengikuti Latihan Kader I dan setelah lulus dinyatakan sebagai
Anggota Biasa HMI. a. Anggota Muda mempunyai hak bicara dan hak partisipasi.
b. Anggota Biasa memiliki hak bicara, hak suara, hak partisipasi dan hak untuk
dipilih.
BAGIAN III c. Anggota Kehormatan memiliki hak mengajukan saran/usul dan pertanyaan
MASA KEANGGOTAAN kepada pengurus secara lisan dan tulisan.

Pasal 7
Pasal 5 Kewajiban Anggota
Masa Keanggotaan
a. Setiap anggota berkewajiban menjaga nama baik HMI.
a. Masa keanggotaan Anggota Muda berakhir 6 (enam) bulan sejak Maperca. b. Setiap anggota berkewajiban menjalankan Misi Organisasi.
b. Masa keanggotaan Anggota Biasa adalah sejak dinyatakan lulus LK I (Basic c. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi etika, sopan santun dan
Training) hingga 2 (dua) tahun setelah berakhirnya masa studi S0 dan S1, dan moralitas dalam berperilaku dan menjalankan aktifitas organisasi.
hingga 1 tahun untuk S2 dan S3. d. Setiap anggota berkewajiban tunduk dan patuh kepada AD dan ART serta
c. Anggota Biasa yang habis masa keanggotaannya saat menjadi pengurus, berpartisipasi dalam setiap kegiatan HMI yang sesuai dengan AD dan ART.
diperpanjang masa keanggotaannya sampai selesai masa kepengurusannya e. Setiap anggota biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan iuran
(dinyatakan demisioner), setelah itu dinyatakan habis masa keanggotaannya anggota.
dan tidak dapat menjadi pengurus lagi. f. Setiap anggota berkewajiban menghormati simbol-simbol organisasi.
d. Anggota Biasa yang melanjutkan studi ke strata perguruan tinggi yang lebih
tinggi atau sama lebih dari dua tahun sejak lulus dari studi sebelumnya dan BAGIAN V
tidak sedang diperpanjang masa keanggotaan karena menjadi pengurus MUTASI ANGGOTA
(sebagaimana dimaksud ayat c) maka masa keanggotaan tidak diperpanjang Pasal 8
lagi (berakhir).
e. Masa keanggotaan berakhir apabila: a. Mutasi anggota adalah perpindahan status keanggotaan dari satu cabang ke
1. Telah berakhir masa keanggotaannya. cabang lain.
2. Meninggal dunia. b. Dalam keadaan tertentu, seorang anggota HMI dapat memindahkan status
3. Mengundurkan diri. keanggotaannya dari satu cabang ke cabang lain atas persetujuan cabang
4. Menjadi anggota Partai Politik. asalnya.
5. Diberhentikan atau dipecat. c. Untuk memperoleh persetujuan dari cabang asal, maka seorang anggota
6. Tidak Terdaftar lagi di perguruan tinggi harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk selanjutnya diberikan
surat keterangan.
d. Mutasi anggota hanya dapat dilakukan jika yang bersangkutan pindah studi
dan/atau pindah domisili.
e. Apabila seorang anggota HMI studi di 2 (dua) perguruan tinggi yang berbeda
wilayah kerja cabang, maka ia harus memilih salah satu cabang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
120 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 121

ANGGARAN RUMAH TANGGA


HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM

BAB I
KEANGGOTAAN

BAGIAN I
ANGGOTA

Pasal 1
Anggota Muda

Anggota Muda adalah Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
dan/atau yang sederajat yang telah mengikuti Masa Perkenalan Calon Anggota
(Maperca) dan ditetapkan oleh Pengurus Cabang.

Pasal 2
Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah Anggota Muda atau Mahasiswa Islam yang telah
dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader I (Basic Training).

Pasal 3
Anggota Kehormatan

a. Adalah orang yang berjasa kepada HMI.


b. Mekanisme penetapan Anggota Kehormatan diatur dalam
ketentuan tersendiri.

BAGIAN II
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN

Pasal 4

a. Setiap Mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus mengajukan


permohonan serta menyatakan secara tertulis kesediaan mengikuti Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan/peraturan organisasi lainnya.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
118 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 119

BAGIAN KEENAM
ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
116 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 117

BAB X Kongres IX di Malang, tanggal 10 Mei 1969,


PENJABARAN ANGGARAN
DASAR,
DAN PENGESAHAN

Pasal 18
Penjabaran Anggaran Dasar HMI

a. Penjabaran pasal 3 tentang azas organisasi dirumuskan dalam Memori


Penjelasan tentang Islam sebagai Azas HMI.
b. Penjabaran pasal 4 tentang tujuan organisasi dirumuskan dalam Tafsir Tujuan
HMI.
c. Penjabaran pasal 5 tentang usaha organisasi dirumuskan dalam Program
Kerja Nasional.
d. Penjabaran pasal 6 tentang sifat organisasi dirumuskan dalam Tafsir
Independensi HMI.
e. Penjabaran pasal 8 tentang fungsi organisasi dirumuskan dalam Pedoman
Perkaderan HMI.
f. Penjabaran pasal 9 tentang peran organisasi dirumuskan dalam Nilai Dasar
Perjuangan HMI.
g. Penjabaran Anggaran Dasar tentang hal-hal di luar point a hingga f di atas
dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19
Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran
Dasar dimuat dalam Peraturan-Peraturan/Ketentuan-ketentuan tersendiri yang
tidak ber- tentangan dengan Anggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar
HMI.

Pasal 20
Pengesahan

Pengesahan Anggaran Dasar HMI ditetapkan pada Kongres III di Jakarta,


tanggal 4 September 1953, yang diperbaharui pada :

Kongres IV di Bandung, tanggal 4 Oktober 1955,


Kongres V di Medan, tanggal 31 Desember 1957,
Kongres VI di Makassar, tanggal 20 Juli 1960,
Kongres VII di Jakarta, tanggal 14 September 1963,
Kongres VIII di Solo, tanggal 17 September 1966,
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
116 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 117
Kongres X di Palembang, tanggal 10 Oktober
1971, Kongres XI di Bogor, tanggal 12 Mei
1974, Kongres XII di Semarang, tanggal 15
Oktober 1976,
Kongres XIII di Ujung Pandang, tanggal 12
Februari 1979, Kongres XIV di Bandung, tanggal
30 April 1981,
Kongres XV di Medan, tanggal 25 Mei 1983,
Kongres XVI di Padang, tanggal 31 Maret
1986, Kongres XVII di Lhokseumawe,
tanggal 6 Juli 1988,
Kongres XVIII di Jakarta, tanggal 24 September
1990, Kongres XIX di Pekanbaru, tangal 9
Desember 1992, Kongres XX di Surabaya, tanggal
29 Januari 1995, Kongres XXI di Yogyakarta,
tanggal 26 Agustus 1997, Kongres XXII di Jambi,
tanggal 3 Desember 1999, Kongres XXIII di
Balikpapan, tanggal 30 April 2002, Kongres
XXIV di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2003,
Kongres XXV di Makassar, tanggal 20 Februari
2006. Kongres XXVI di Palembang, tanggal 28
Juli 2008

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
114 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 115

Pasal 14
b. Anggota HMI terdiri dari : Majelis Pengawas dan Konsultasi
1. Anggota Muda.
2. Anggota Biasa. a. Ditingkat Pengurus Besar HMI dibentuk Majelis Pengawas dan
3. Anggota Kehormatan. Konsultasi PB HMI.
b. Ditingkat Pengurus HMI Cabang dibentuk Majelis Pengawas dan
c. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban. Konsultasi Pengurus Cabang.
d. Status keanggotaan, hak dan kewajiban anggota HMI diatur lebih lanjut c. Ditingkat Pengurus HMI Komisariat dibentuk Majelis Pengawas dan
dalam ART HMI Konsultasi Pengurus HMI Komisariat.

BAB VI Pasal 15 Badan–


KEDAULATAN Badan Khusus

Pasal 11 Dalam rangka memudahkan realisasi usaha mencapai tujuan HMI maka dibentuk
Korp-HMI-wati, Lembaga Pengembangan Profesi, Badan Pengelola Latihan dan
Kedaulatan berada di tangan anggota biasa yang pelaksanaannya diatur dalam Badan Penelitian Pengembangan.
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan penjabarannya.

BAB VIII
BAB VII KEUANGAN DAN HARTA BENDA
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 16
Pasal 12 Keuangan dan Harta Benda
Kekuasaan
a. Keuangan dan harta benda HMI dikelola dengan prinsip transparansi,
Kekuasaan dipegang oleh Kongres, Konferensi/Musyawarah Cabang dan Rapat bertang- gungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
Anggota Komisariat. b. Keuangan dan Harta benda HMI diperoleh dari uang pangkal anggota, iuran
dan sumbangan anggota, sumbangan alumni dan usaha-usaha lain yang halal
Pasal 13 dan tidak bertentangan dengan sifat Independensi HMI.
Kepemimpinan

a. Kepemimpinan organisasi dipegang oleh Pengurus Besar HMI, BAB IX


Pengurus HMI Cabang dan Pengurus HMI Komisariat. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
b. Untuk membantu tugas Pengurus Besar HMI, dibentuk Badan Koordinasi. Pasal 17
c. Untuk membantu tugas Pengurus HMI Cabang, dibentuk Koordinator
Komisariat. a. Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi hanya dapat
dilakukan oleh Kongres.
b. Harta benda HMI sesudah dibubarkan harus diserahkan kepada
Yayasan Amal Islam.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
112 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 113

e. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia.


BAB I f. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, perguruan tinggi dan
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT kepemudaan untuk menopang pembangunan nasional.
g. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan huruf (a) s.d. (e) dan
Pasal 1 sesuai dengan azas, fungsi, dan peran organisasi serta berguna untuk
Nama mencapai tujuan organisasi.

Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI. Pasal 6


Sifat
Pasal 2 HMI bersifat independen.
Waktu dan Tempat kedudukan

HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan BAB IV
dengan tanggal 5 Februari 1947 M untuk waktu yang tidak ditentukan dan STATUS FUNGSI DAN PERAN
berkedudukan di tempat Pengurus Besar.
Pasal 7
BAB II Status
A Z AS
Pasal 3
HMI adalah organisasi mahasiswa.

HMI berazaskan Pasal 8


Islam
Fungsi
BAB III
TUJUAN, USAHA DAN SIFAT HMI berfungsi sebagai organisasi kader.

Pasal 4 lam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Tujua
n

Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan


bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai
Allah Subhanahu wata’ala.

Pasal 5
Usah a

a. Membina pribadi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah.


b. Mengembangkan potensi kreatif, keilmuan, sosial dan budaya.
c. Mempelopori pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemaslahatan masa depan umat manusia.
d. Memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan Dienul Islam da-
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
112 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 113

Pa
sal
9P
e r
a n

HMI berperan sebagai organisasi perjuangan.

BAB V
KEANGGO
TAAN

Pasal 10

a. Yang dapat menjadi anggota HMI adalah Mahasiswa Islam yang


terdaftar pada perguruan tinggi dan/atau yang sederajat yang
ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
110 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 111

ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MUKADDIMAH

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata‘ala telah mewahyukan Islam sebagai


ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan
sesuai den- gan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban
mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.

Menurut iradat Allah Subhanahu wata‘ala kehidupan yang sesuai dengan fitrah-
Nya adalah panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial
serta iman, ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhi-
rat.

Berkat rahmat Allah Subhanahu wata‘ala Bangsa Indonesia telah berhasil mere-
but kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.

Sebagai bagian dari umat Islam dunia, maka umat Islam Indonesia memiliki ke-
wajiban berperan aktif dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama umat
Islam sedunia menuju masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu
wata’ala.

Mahasiswa Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan kewajibannya
serta peran dan tanggung jawab kepada umat manusia, umat muslim dan Bangsa
Indonesia bertekad memberikan dharma bhaktinya untuk mewujudkan nilai-nilai
keislaman demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah
Subha- nahu wata‘ala.

Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah Allah
Subha- nahu wata‘ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, dengan nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri
dalam satu organisa- si yang digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran
dasar sebagai berikut:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
108 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 109

BAGIAN KELIMA
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
106 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 107

HMI dan Anggota MPK j. Quorum


2. BADKO HMI, KOHATI PB HMI, Bakornas Lembaga Kekaryaan, 1. Kongres dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih ½ + 1 separuh
Bakornas LPL, Anggota MPK dan Cabang Persiapan merupakan jumlah utusan (cabang penuh)
Peserta Peninjau 2. Bila Point 1 (satu) tidak terpenuhi maka sidang Kongres diundur selama
3. Peserta Utusan adalah Cabang Penuh yang mempunyai Hak suara 1 x 60 menit dan setelah itu dinyatakan sah
dan Hak bicara sedangkan peserta peninjau mempunyai hak bicara
k. Penutup
f. Sidang-Sidang Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan Tata Tertib ini akan diatur
1. Sidang Pleno kemudian berdasarkan musyawarah dan mufakat
2. Sidang Komisi

g. Pimpinan Sidang
1. Steering Committee sampai terpilihnya pimpinan sidang yang baru yang
berbentuk presidium
2. Presidium Sidang yang dipilih dari peserta utusan atau peninjau oleh pe
serta utusan, dengan ketentuan sebanyak 7 orang, yang masing-masing
dipilih dari peserta Kongres

h. Tugas-Tugas Pimpinan Sidang


1. Steering Committee
Memimpin Sidang Pleno Kongres HMI sampai terpilihnya
Presidium Sidang
Membantu tugas-tugas Presidium Sidang dan Pimpinan Sidang
Komisi
Menyiapkan Draft ketetapan-ketetapan/ Konsideran Kongres HMI
Mengarahkan jalannya persidangan selama Kongres HMI
2. Presidium Sidang
Memimpin Sidang Pleno Kongres HMI
Membantu tugas-tugas pimpinan sidang komisi
3. Pimpinan Sidang Komisi
Memimpin Sidang Komisi

i. Keputusan
1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
2. Bila point 1 (satu) tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak atau voting

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
104 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 105

TATA TERTIB KONGRES XXVI HMI

a. Nama
Kongres HMI XXVI Himpunan Mahasiswa Islam

b. Waktu dan Tempat


Kongres HMI XXVI dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan
tanggal 2 Agustus 2008, bertempat di Asrama Haji Palembang

c. Status
1. Kongres merupakan Musyawarah Cabang-Cabang
2. Kongres Memegang Kekuasaan tertinggi Organisasi
3. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali

d. Kekuasaan
1. Membahas Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam
2. Menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
GBHO beserta penjabarannya
3. Memilih Penguru Besar dengan jalan memilih Ketua Umum yang
sekaligus merangkap sebagai formateur dan 2 orang mide formateur.
4. Memilih dan menetapkan anggota Majelis Pengawas dan Konsultasi
(MPK) PB HMI
5. Menetapkan calon-calon tempat penyelenggaraan Kongres HMI
berikutnya
6. Menetapkan Rekomendasi Internal dan Eksternal
7. Menetapkan dan Mengesahkan Pengesahan dan Pembubaran
BADKO HMI

e. Peserta
1. Peserta Kongres terdiri dari Pengurus Besar, Utusan dan Peninjau
Pengurus Cabang, Kohati PB HMI, Bakornas Lembaga Pengembangan
Profesi PB HMI, Bakornas BPL, BALITBANG PB HMI, BADKO

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
102 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 103

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

SABTU 02 AGUSTUS 2008


08.00-12.30 LANJUTAN MU-
NAS KOHATI
12.30.-13.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
13.30-17.00 LANJUTAN MU-
NAS KOHATI
17.00-19.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
19.00-21.00 Penutupan Kongres XXVI HMI
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
dan Hymne HMI
4. Laporan Ketua Panitia Nasional Kon-
gres XXVI HMI
5. Sambutan-sambutan BAGIAN KEEMPAT
• Ketua Umum PB HMI (Demision- TATA TERTIB KONGRES XXVI HMI
er)
• Ketua Umum/ Formateur Kongres
XXVI HMI
• Alumni HMI
• Walikota Palembang
• Gubernur Sumatera Selatan, Seka-
ligus Menutup Kongres XXVI
HMI
• Pembacaan Do’a

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
100 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 101

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

JUM’AT 01 AGUSTUS 2008


08.00-13.00 L A N J U T A N MUNAS KOHATI
SIDANG PLENO (AULA B)
V
13.00-14.00 ISTIRAHAT SHO- Seminar VI (Ruang
LAT DAN MA- B)
19.30-24.00 SIDANG PLENO V KAN “Potret
1. Pencalonan Ketua Umum/Formateur
Kongres XXVI HMI 14.00-16.30 L A N J U T A N Kepemimpi- nan
SIDANG PLENO Nasional;
2. Uji Kriteria Calon Ketua Umum/For-
V Mewujudkan In-
mateur Kongres XXVI HMI
3. Pemilihan Ketua Umum/Formateur 1. Penyerahan Ha- donesia Adil Mak-
Kongres XXVI HMI sil-Hasil Sidang mur”
1. Sri Sultan
4. Pemilihan Calon Anggota MPK PB
Hamengkubu-
HMI
wono X
5. Pemilihan Calon Tuan Rumah Kon-
2. Sutiyoso
gres XXVII HMI
3. Indra J. Piliang
6. Penyerahan Hasil-hasil Ketetapan
4. Fachri Ali
Kongres XXVI HMI Kepada Ketua
Umum/Formateur Kongres XXVI 16.30-24.00 LANJUTAN MU-
HMI NAS KOHATI
(AULA B)
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
98 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 99

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

KAMIS 31 JULI 2008


08.00-12.30 Sidang Pleno IV SEMINAR V (Ru-
1 . P e m b a h a s a n ang B)
Tata Tertib “Blue Print Pen-
Pemilihan For- gelolaan Energi
mateur/ Ketua Migas Nasional ;
Umum PB HMI Mewujudkan Tata
2008-2010 Kelola Migas yang
2 . P e m b a h a s a n Efisien dan Efektif
Tata Tertib menuju Kemandi-
Pemilihan Ma- rian Pengelolaan
jelis Pengawas Migas Untuk Kes-
Dan Konsultasi ejahteraan Rakyat”
(MPK) 1. Ir. Purnomo
3. Pembahasan Yusgiantoro
Tata Tertib 2. Ir. Nizar M.
Pemilihan Dachlan
Calon tuan ru- 3. DR. Kurtubi
mah Kongres 4. Ir. R. Priyono
XXVII HMI
19.30.24.00 LANJUTAN SIDANG PLENO III 12.30-13.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN
1. Pembahasan Hasil-Hasil Sidang
Komisi 13.30-16.30 L A N J U T A N LANJUTAN SEM-
2. Penetapan dan Pengesahan Hasil-Ha- SIDANG PLENO INAR V
sil Sidang Komisi IV
24.00-08.00 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN 16.30-19.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
96 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 97

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

RABU 30 JULI 2008


08.00-12.00 L A N J U T A N SEMINAR III (Ru-
SIDANG PLENO ang B)
III “Strategi Penguatan
Ekonomi Lokal
Mewujudkan Kes-
ejahteraan Rakyat”
1. DR. H. Ismet
Abdullah
2. Prof. DR. Didik
J. Rachbini
3. Drs. H. Ridwan
Mukti ;

12.00-13.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN


13.00-15.30 L A N J U T A N SEMINAR IV (Ru-
SIDANG PLENO ang B)
III “Telaah Kritis
1. Pembahasan Ha- Mod- el Kerjasama
sil-Hasil Sidang dan Pergaulan
Komisi Antar Bangsa”
(study kasus Ker-
jasama Namru 2)
1. DR.dr. Fadilla
Supari
2. DR. Fuad
Bawa- zier
3. Jose Risal Jur-
nalis
4. Indra J. Piliang
Laporan MPK PB HMI
16.00-19.30 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN 15.30-16.00 ISTIRAHAT SHOLAT
19.30-24.00 SIDANG PLENO III 16.00-17.45 LANJUTAN SIDANG PLENO III
1. Pembagian Sidang Komisi 1. Pembahasan Hasil-Hasil Sidang Komi-
2. Sidang-Sidang Komisi si
24.00-08.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN 17.45-19.30 ISTIRAHAT SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
94 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 95

AGENDA ACARA KONGRES XXVI HMI


Palembang 2008
WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN

WAKTU AGENDA ACARA KETERANGAN SELASA 29 JULI 2008


08.00-12.30 SIDANG PLENO SEMINAR I (RU-
SENIN 28 JULI 2008 II (Aula Utama) ANG B)
1. Laporan Per- “Meretas Arah
08.00-09.00 RECECKING PESERTA tanggung Jawa- Baru Pendidikan
ban PB HMI Nasion- al;
09.00-12.00 PEMBUKAAN KONGRES XXVI HMI 2. Pembacaan Ha- Menguak Tabir
1. Pembukaan sil Pengwasan Kapitalisme dalam
2. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an MPK PB HMI Sistem Pendidikan
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya 3. P a n d a n g a n Nasional”
dan Hymne HMI Umum Ketua 1. DR. Fasli Djalal
4. Laporan Ketua PANASKO XXVI Delegasi Ter- 2. Prof.DR.
HMI hadap LPJ PB Anwar Arifin
5. Sambutan- Sambutan HMI 3. Prof. DR. Qo-
Ketua Umum PB HMI maruddin Hi-
Wali Kota Palembang dayat
Gubernur Sumatera Selatan 12.30-13.30 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN
Alumni HMI
13.30-16.00 L A N J U T A N SEMINAR II (Ru-
Wakil Presiden Republik Indonesia
SIDANG PLENO ang B)
Sekaligus Membuka Kongres XXVI
II “Skenario Perada-
HMI
1. P a n d a n g a n ban Islam; Sebuah
Pembacaan Do’a
Umum Ketua Upaya Mewujud-
Istirahat
Delegasi kan Indonesia Adil
12.00-14.00 ISTIRAHAT SHOLAT DAN REGIS- 2. Tanggapan PB Makmur”
TRASI HMI atas Pan- 1. Prof.DR. Azyu-
14.00-17.00 PERTEMUAN KETUA-KETUA DEL- dangan Umum madi Azra. MA
EGASI K e t u a - K e t u a 2. Prof. DR. H.
Delegasi Din Syamsud-
17.00-19.00 ISTIRAHAT. SHOLAT DAN MAKAN
3. Pernyataan De- din
19.00-22.30 SIDANG PLENO I (Aula Utama) misioner PB 3. K.H. Hasyim
1. Absensi Peserta HMI 2006-2008 Musyadi
2. Pengesahan Agenda Acara dan Tata 4. DR. H. Eggie
Tertib Sudjana
3. Pemilihan Presidium Sidang Kongres 5. Prof. DR.
XXVI HMI Mukhtar
22.30-08.00 ISTIRAHAT, SHOLAT DAN MAKAN

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
92 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 93

BAGIAN KETIGA
AGENDA ACARA KONGRES XXVI HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
90 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 91

Billahi Taufiq Wal LAMPIRAN


Hidayah
NAMA-NAMA CALON TEMPAT PENYELENGGARAAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVII HMI
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 1. DEPOK
M 2. BANDUNG
Waktu : 12:04 3. SEMARANG
4. MALANG
5. MATARAM
6. BANJAR MASIN
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 7. SAMARINDA
8. JAYA PURA
9. JAMBI

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN


STEERING COMITTE BADKO NAD

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI


BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI


BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
88 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 89

LAMPIRAN KETETAPAN
NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PB HMI PERIODE 2008-2010 NOMOR : 32/ K-26/ 07/ 1429
1. Baharuddin Hafid TENTANG
2. Ibnu Zubair
3. Zulkarnain Awat Amir NAMA-NAMA CALON TEMPAT PENYELENGGARAAN
4. Syahrul Marham KONGRES XXVII HMI
5. Fajar R Zulkarnain
6. Rasiam
7. Marbawi S Katon Bismillahirrahmanirahim
8. Imam Nasrullah
9. Bety Epsylon Idroos Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
10. Asban Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
11. Deni Yusuf
12. Suraji MENIMBANG : 1. Bahwa untuk melaksanakan Kongres ke-26
13. Anwar Puteh HMI, maka dipandang perlu untuk menetakan
14. M. Arfan Calon tuan rumah penyelenggaraan Kongres
15. Arman Matondang HMI ke-27

MENGINGAT : 1. Pasal 12, Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Calon Tuan Rumh


Penyelenggaran Kongres HMI ke-27 pada
Sidang Pleno V Kongres HMI XXVI pada
tanggal 01 Sya’ban 1429 H bertepatan
dengan tanggal 05 Agustus 2008 M, di
Palembang.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Calon tempat penyelenggaraan Kongres HMI


ke-27 sebagaimana terlampir

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
86 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 87

KETETAPAN Ditetapkan di : Palembang


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
NOMOR : 31/ K-26/ 07/ 1429 05 Agustus 2008
M
TENTANG Waktu : 11:51 WIB
NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN KONSULTASI
PB HMI PERIODE 2008-2010

Bismillahirrahmanirahim
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


Majelis Pekerja dan Konsultasi (MPK) PB
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
HMI Periode 2006-2008, maka perlu dipilih
STEERING COMITTE BADKO NAD
dan ditetapkan Anggota MPK PB HMI
Periode 2008-2010.

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 14 Anggaran Dasar.


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
2. Pasal 11, 12, 42, 43 dan 44 Anggaran Rumah
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Calon Anggota MPK PB HMI


Periode 2008-2010 pada Sidang Pleno V
Kongres HMI XXVI pada tanggal 01 Sya’ban RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
1429 H bertepatan dengan tanggal 05 BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :
FITRIANI
MENETAPKAN : 1. Nama-nama Calon Angota MPK PB HMI CABANG LHOKSEUMAWE
periode 2008-2010 sebagaimana terlampir.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Billahi Taufiq Wal
Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
84 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 85

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 30 K-26/ 07/ 1429
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
TENTANG
kekeliruan di dalamnya.
MIDE FORMATEUR
Billahi Taufiq Wal
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Hidayah
PERIODE 2008-2010
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 01 Sy’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Bismillahirrahmanirahim
Waktu : 10.30 WIB

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
2. Bahwa untuk membantu tugas-tugas Formatuer
STEERING COMITTE BADKO NAD
maka perlu dibantu oleh mide formateur

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, dan 12, Anggaran Rumah Tangga.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Mide Formatue pada Sidang
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Pleno V Kongres HMI XXVI pada tanggal 01
Sya’ban 1429 H bertepatan dengan tanggal
05 Agustus 2008 M, di Palembang.
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
MEMUTUSKAN :
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MENETAPKAN : 1. Saudara :
1. Ahmad Nasir Siregar sebagai Mide
Formatur PB HMI Periode 2008-2010.
FITRIANI
2. Farhan Suhada sebagai Mide Formatur PB CABANG LHOKSEUMAWE
HMI Periode 2008-2010.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
82 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 83

KETETAPAN 2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM akan ditinjau kembali bilamana terdapat
NOMOR : 29/ K-26/ 07/ 1429 kekeliruan di dalamnya.
TENTANG Billahi Taufiq Wal
Hidayah
KETUA UMUM/ FORMATEUR PENGURUS BESAR HMI Ditetapkan di : Palembang
PERIODE 2008-2010 Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 11:05 WIB
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun
Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode
2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
Umum
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
2. Pasal 11, dan 12, Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pemilihan Ketua Umum Formatuer/


Ketua Umum PB HMI pada Sidang Pleno V
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
Kongres HMI XXVI pada tanggal 01 Sya’ban
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
1429 H bertepatan dengan tanggal 05
Agustus 2008 M, di Palembang.

FITRIANI
MEMUTUSKAN :
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Saudara Arip Musthopa Sebagai Ketua Umum/
Formatuer PB HMI Periode 2008-2010.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
80 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 81

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM a. Muslim Hafid
NOMOR : 28/K-26/ 07/ 1429 b. Arip Musthopa
c. Farhan Suhada
TENTANG d. Adi Wibowo
e. Ahmad Nasir Siregar
BAKAL CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR MIDE FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
PERIODE 2008-2010
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
YANG LOLOS PADA PEMILIHAN PUTARAN PERTAMA kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal


Bismillahirrahmanirahim Hidayah
Ditetapkan di : Palembang
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : 05 Agustus 2008
M
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan Waktu : 08:30 WIB
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
PIMPINAN SIDANG
maka perlu membentuk dan menyusun pemilihan tahap pertama:
Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode
2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
Umum

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil pemilihan putaran pertama calon ketua


umum/formateur pada Kongres ke XXVI di
Palembang,

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Nama bakal calon Fourmateur/Ketua Umum


PB HMI periode 2008-2010 yang lolos pada

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
80 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 81
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN


STEERING COMITTE BADKO NAD

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI


BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI


BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
78 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 79

a. Minarni PIMPINAN SIDANG


b. Hasbullah Khatib KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
c. Muslem Hafid
d. Nimran Abdurahman
e. Arip Musthopa
f. Andi Sukmono Kumba
g. Muhammad Arfan SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
h. Imam Safe’i STEERING COMITTE BADKO NAD
i. Farhan Suhada
j. Adi Wibowo
k. Jailani Farrandy
l. Amiruzzahri
m. Pemiga Orba Yusra ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
n. Deding Zamah Syari BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
o. Ahmad Nasir Siregar

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan


akan ditinjau kembali bilamana terdapat RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
kekeliruan di dalamnya. BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang FITRIANI


Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H CABANG LHOKSEUMAWE
05 Agustus 2008
M
Waktu : 06:30

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
76 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 77

berkedudukan di Palu Sulawesi Tengah. KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan NOMOR : 27 K-26/ 07/ 1429
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. TENTANG

Billahi Taufiq Wal BAKAL CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR MIDE FORMATEUR
Hidayah PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang PERIODE 2008-2010
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 00:09 WIB Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


PIMPINAN SIDANG Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008,
maka perlu membentuk dan menyusun
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Kepengurusan Pengurus Besar Periode 2008-
STEERING COMITTE BADKO NAD 2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI 2008-2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Umum

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Tangga.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil verifikasi bakal calon ketua umum/
formateur yang ditetapkan oleh MPK PB dan
dilaksanakan oleh stering comitte Kongres ke
FITRIANI XXVI di Palembang,
CABANG LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Nama bakal calon fourmateur/ketua umum PB


HMI periode 2008-2010:

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
74 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 75

Sulawesi Tenggara. KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan NOMOR : 26/ K-26/ 07/ 1429
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. TENTANG

Billahi Taufiq Wal PENGESAHAN PEMBENTUKAN BADKO SULAWESI TENGAH


Hidayah HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 01 Sya’ban 1429 H
05 Agustus 2008 M Bismillahirrahmanirahim
Waktu : 00:07 WIB
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan efektivitas
dan mekanisme kerja organisasi pada tingkat
BADKO HMI SULUTENGGO, maka
dipandang perlu untuk membentuk BADKO
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN HMI SULAWESI TENGAH.
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa hal tersebut di atas, maka dipandang
perlu untuk ditetapkan dalam bentuk surat
keputusan.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 27 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil rekomendasi Kongres XXV di Makasar.


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban 1429 H
bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang.
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan pembentukan BADKO


SULAWESI TENGAH yang selanjutnya
disingkat Badko SULTENG yang
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
72 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 73

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Merekomendasikan usulan pembentukan NOMOR : 25/ K-26/ 07/ 1429
Badan Koordinasi antara lain:
a. BADKO JAMBI TENTANG
b. BADKO Kepulauaan Riau
c. BADKO Maluku Utara PENGESAHAN PEMBENTUKAN BADKO SULAWESI TENGGARA
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya.
Bismillahirrahmanirahim
Billahi Taufiq Wal
Hidayah Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Ditetapkan di : Palembang Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan efektivitas
M dan mekanisme kerja organisasi pada tingkat
Waktu : 23:34 WIB BADKO HMI SULSELRA –BARAT, maka
dipandang perlu untuk membentuk BADKO
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM HMI Sulawesi Tenggara.

2. Bahwa hal tersebut di atas, maka dipandang


perlu untuk ditetapkan dalam bentuk surat
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN keputusan.
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 27 Anggaran Rumah Tangga.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil rekomendasi Kongres XXV di Makasar.
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban 1429 H
bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI M, di Palembang.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA

MEMUTUSKAN :

FITRIANI MENETAPKAN : 1. Mengesahkan pembentukan BADKO Sulawesi


CABANG LHOKSEUMAWE Tenggara yang selanjutnya disingkat Badko

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
72 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 73
SULTRA yang berkedudukan
di Kendari

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
70 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 71

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Merekomendasikan PB HMI Periode 2008- NOMOR : 23/ K-26/ 07/ 1429
2010 untuk merumuskan mekanisme
Penggabungan HMI dan HMI MPO. TENTANG
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan USULAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI (BADKO)
akan ditinjau kembali bilamana terdapat HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah Bismillahirrahmanirahim

Ditetapkan di : Palembang Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
04 Agustus 2008
M MENIMBANG : 1. Bahwa demi kelancaran roda organisasi di
Waktu : 23:02 WIB HMI, maka dirasakan perlu mengesahkan
Badan Koordinasi (BADKO) di tingkat HMI
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM 2. Bahwa usulan pembentukan Badan Koordinasi
dalam Kongres 25 di Makassar perlu
diselesaikan.

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENGINGAT : 1. Pasal 12 dan 13 Anggaran Dasar.


STEERING COMITTE BADKO NAD 2. Pasal 11,12,13,24,25,26 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA M, di Palembang.

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
68 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 69

MEMUTUSKAN : KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Mekanisme Penggabungan HMI dan HMI NOMOR : 22/ K-26/ 07/ 1429
MPO.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan TENTANG
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kekeliruan di dalamnya. MEKANISME PENGGABUNGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang Bismillahirrahmanirahim


Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
M Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
Waktu : 23:02 WIB
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pengembangan HMI
ke depan, maka dipandang perlu adanya
PIMPINAN SIDANG penggabungan HMI dan HMI MPO.
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus
HMI Hasil Kongres 25 di Makassar perlu
diselesaikan dalam rangka penyempurnaan
dengan merubah ketentuan
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD MENGINGAT : 1. Pasal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12
Anggaran Dasar.
2. Pasal 4, 5, 6 dan 7 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
66 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 67

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 22/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD MEKANISME PENGGABUNGAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pengembangan HMI


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke depan, maka dipandang perlu adanya
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA penggabungan HMI dan HMI MPO.

2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus


HMI Hasil Kongres 25 di Makassar perlu
FITRIANI diselesaikan dalam rangka penyempurnaan
CABANG LHOKSEUMAWE dengan merubah ketentuan

MENGINGAT : 1. Pasal 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10 Anggaran Dasar.


2. Pasal 4,5,6 dan 7 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi D (Ekstern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
64 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 65

KETETAPAN MEMUTUSKAN :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 21/ K-26/ 07/ 1429 MENETAPKAN : 1. Pedoman Badan Khusus HMI yang terdiri
dari:
TENTANG
a. Pedoman KOHATI
b. Pedoman Lembaga Pengembangan
PEDOMAN BADAN-BADAN KHUSUS Profesi (LPP), Juklak LPP, Struktur
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Organisasi Pengurus LPP, dan Kurikulum
Pelatihan Kewirausahaan
c. Pedoman Badan Pengelola Latihan (BPL)
Bismillahirrahmanirahim
dan Kode Etik Pengelola Latihan
d. Pedoman Badan Penelitan dan
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Pengembangan (BALITBANG)
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka efektifitas meknisme
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
kerja organisasi, khususnya Badan-Badan
kekeliruan di dalamnya.
Khusus HMI, maka dipandang perlu
menetapkan Pedoman Badan-Badan Khusus
Billahi Taufiq Wal Hidayah
HMI.
Ditetapkan di : Palembang
2. Bahwa Pedoman Badan-Badan Khusus HMI
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
Hasil Kongres 25 di Makassar perlu
04 Agustus 2008
diselesaikan dalam rangka penyempurnaan
M
dengan merubah ketentuan
Waktu : 22:45

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 15 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, 13, 51 sd 56 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Intern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
62 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 63

KETETAPAN MEMUTUSKAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 20/ K-26/ 07/ 1429 MENETAPKAN : 1. Pedoman Dasar Pengelola Latihan (BPL) HMI
TENTANG 2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
PEDOMAN DASAR BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL) kembali kecuali terdapat kekeliruan di
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM dalamnya.

Billahi Taufiq Wal


Bismillahirrahmanirahim Hidayah
Ditetapkan di : Palembang
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : 04 Agustus 2008
M
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan, Waktu : 22:22 WIB
pendidikan dan latihan kader HMI, maka
PIMPINAN SIDANG
dipandang perlu untuk menetapkan KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pedoman Perkaderan HMI.

2. Bahwa seluruh perangkat Pedoman


Perkadera HMI yang ada saat ini dipandang
perlu untuk disempunakan. SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 8, 12, 15 dan 18 Anggaran Dasar HMI
2. Pasal 11, 12, 13, 51, 52, dan 56 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
M, di Palembang

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
60 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 61

b. Lambang HMI PIMPINAN SIDANG


c. Lencana / Badge HMI KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
d. Bendera HMI
e. Stempel HMI
f. Peci / Muts HMI
g. Salempang / Gordon
HMI SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
h. Baret HMI STEERING COMITTE BADKO NAD
i. Kartu Anggota HMI

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya. ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Billahi Taufiq Wal
Hidayah
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
04 Agustus 2008 BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
M
Waktu : 22:19 WIB

FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
58 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 59

MEMUTUSKAN KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Pedoman Perkaderan HMI NOMOR : 19 / K-26/ 07/ 1429
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal TENTANG
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di KETENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT ORGANISASI
dalamnya. HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Billahi Taufiq Wal


Hidayah Bismillahirrahmanirahim
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
04 Agustus 2008 Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
M
Waktu : 21:17 WIB MENIMBANG : Bahwa untuk menjaga keseragaman
Atributatribut organisasi, maka dipandang
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM perlu menetapkan Ketentuan Atribut-Atribut
Organisasi HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 1 dan 19 Anggaran Dasar


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Pasal 59 Anggaran Rumah Tangga
STEERING COMITTE BADKO NAD
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1 Ketentuan Atribut – Atribut Organisasi sebagai


FITRIANI berikut :
CABANG LHOKSEUMAWE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
58 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 59
a. Lagu hymne HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
56 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 57

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 19/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN PEDOMAN PERKADERAN
STEERING COMITTE BADKO NAD HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka pembinaan,


pendidikan dan latihan kader HMI, maka
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI dipandang perlu untuk menetapkan
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Pedoman Perkaderan HMI.

2. Bahwa seluruh perangkat Pedoman


Perkadera HMI yang ada saat ini dipandang
FITRIANI perlu untuk disempunakan.
CABANG LHOKSEUMAWE
MENGINGAT : 1. Pasal 8, 12, 15 dan 18 Anggaran Dasar HMI
2. Pasal 11, 12, 13, 51, 52, dan 56 ART HMI

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
54 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 55

KETETAPAN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ke-26 HMI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
NOMOR :18/ K-26/ 07/ 1429 bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M di Palembang.
TENTANG
MEMUTUSKAN :
PEDOMAN-PEDOMAN POKOK KEPENGURUSAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENETAPKAN : 1. Pedoman-pedoman Pokok Kepengurusan yang
terdiri dari : Hasil-hasil Ketetapan Kongres
HMI XXVI di Palembang “Mengukuhkan
Bismillahirrahmanirahim
Nilai Kejuangan HMI ;Mewujudkan
Indonesia adil makmur”
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
a. Pedoman Kepengurusan
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
b. Pedoman Administrasi Kesekretariatan
c. Pedoman Keuangan dan Harta Benda
MENIMBANG : 1. Bahwa dalam rangka penyeragaman
HMI
pelaksanaan dan mekanisme
d. Ikrar Pelantikan Pengurus
penyelenggaraan organisasi maka
e. Ikrar Pelantikan Anggota
dipandang perlu adanya Pedoman Pokok
Kepengurusan.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan
akan ditinjau kembali bilamana terdapat
2. Bahwa Pedoman-pedoman Pokok
kekeliruan di dalamnya.
Kepengurusan hasil Kongres ke-25 di
Makassar perlu disempurnakan pada
Billahi Taufiq Wal Hidayah
beberapa bagiannya dalam rangka
pengembangan organisasi.
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
3. Bahwa untuk itu Pedoman-pedoman Pokok
04 Agustus 2008
Kepengurusan perlu diadakan perubahan
M
pada beberapa pasal dengan ketentuan-
Waktu : 12:15 WIB
ketentuan lainnya.

MENGINGAT : 1. Pasal 12, 13, 16, dan 19 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, 59 dan 62 Anggaran Rumah
Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi C (Intern


organisasi) pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
52 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 53

MEMUTUSKAN PIMPINAN SIDANG


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENETAPKAN : 1. Amanah Kongres XXVI di Palembang
kepada PB.HMI periode 2008-2010 untuk
mengadakan forum ilmiah guna
menyandingkan NDP hasil Kongres XXV di
Makasar dengan NDP hasil karya Nurcholis SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
Madjid untuk menjadi referensi perumusan
STEERING COMITTE BADKO NAD
NDP HMI selambat - lambatnya 1 ( satu )
tahun setelah pelantikan kepengurusan PB.
HMI periode 2008 - 2010 dan apabila
dalam 1 ( satu ) forum tersebut tidak
terlaksana maka dipergunakan NDP hasil
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
Kongres Makasar sebagai landasan
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
perjuangan HMI.

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah


FITRIANI
Ditetapkan di : Palembang CABANG LHOKSEUMAWE
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
05 Agustus 2008 M
Waktu : 21:08 WIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
50 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 51

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal KETETAPAN


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kembali kecuali terdapat kekeliruan di NOMOR : 17 / K-26/ 07/ 1429
dalamnya.
TENTANG
Billahi Taufiq Wal
Hidayah AMANAH KONGRES TERHADAP PEMBAHARUAN
Ditetapkan di : Palembang NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP) KEPADA PB HMI
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H PERIODE 2008-2010
04 Agustus 2008 M
Waktu : 11:43
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


PIMPINAN SIDANG Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
MENIMBANG : 1 Bahwa untuk mendapatkan peran organisasi
HMI di dalam menentukan, maka dipandang
perlu menetapkan penjelasan peran
organisasi yang terwujud dalam Nilai
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Dasar Perjuangan (NDP) HMI.
STEERING COMITTE BADKO NAD
2. Bahwa Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
yang merupakan Nilai-nilai Dasar
Perjuangan HMI dianggap memenuhi
kebutuhan gerak perjuangan HMI.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 3, 9 dan 18 Anggaran Dasar
2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Organisasi) pada tanggal 01 Sya’ban1429 H
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang

2. Hasil rekomendasi Sidang Pleno III Kongres


FITRIANI ke-26 HMI pada tanggal 01 Sya’ban1429 H
CABANG LHOKSEUMAWE bertepatan dengan tanggal 05 Agustus 2008
M, di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
48 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 49

Billahi Taufiq Wal KETETAPAN


Hidayah
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 16 / K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 TENTANG
M
Waktu : 11:38 WIB TAFSIR INDEPENDENSI
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG Bismillahirrahmanirahim


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa dalam mencapai tujuan organisasi secara


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN independen maka dipandang perlu adanya Tafsir
STEERING COMITTE BADKO NAD independesia HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 6 dan 18 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Tangga
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI M, di Palembang
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
FITRIANI M, di Palembang
CABANG LHOKSEUMAWE

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Tafsir Independesi HMI


Kongres 26 di palembang menjadi Tafsir
Independesi HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
46 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 47

KETETAPAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H NOMOR : 15 / K-26/ 07/ 1429
04 Agustus 2008
M TENTANG
Waktu : 12:32
TAFSIR TUJUAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENIMBANG : Bahwa untuk menentukan arah perjuangan HMI
STEERING COMITTE BADKO NAD maka perlu ditetapkan Tafsir Tujuan HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 4 dan 18 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal …… Radjab 1429
H bertepatan dengan tanggal ……Juli 2008
M, di Palembang
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Tafsir Tujuan HMI Kongres 26


di Palembang

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
44 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 45

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal KETETAPAN


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
kembali kecuali terdapat kekeliruan di NOMOR :14/ K-26/ 07/ 1429
dalamnya.
TENTANG
Billahi Taufiq Wal
Hidayah PENJELASAN AZAS
Ditetapkan di : Palembang HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M
Waktu : 12:15 Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : Bahwa untuk menentukan arah perjuangan HMI
maka perlu ditetapkan Penjelasan Azas HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 3 Anggaran Dasar


SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Pasal 11 dan 12 Anggaran Rumah Tangga
STEERING COMITTE BADKO NAD
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
M, di Palembang
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan penjelasan tentang Islam azas


HMI
FITRIANI 2 Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
CABANG LHOKSEUMAWE ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya.
Billahi Taufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
42 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 43

ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali KETETAPAN


kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya. KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 13/ K-26/ 07/ 1429
Billahi Taufiq Wal
Hidayah TENTANG
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H REKOMENDASI KONGRES - 26
04 Agustus 2008 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
M
Waktu : 11:50 WIB
Bismillahirrahmanirahim

PIMPINAN SIDANG Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa Himpunan Mahasiswa Islam


memandang perlu memberikan sikap dan
pandangan tentang beberapa masalah nasional
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN dan internasional di bidang IPOLEKSOSBUD,
STEERING COMITTE BADKO NAD Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan
Kepemudaan serta masalah lainnya, maka
dipandang perlu menetapkan Rekomendasi
HMI.

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5 dan 19 Anggaran Dasar
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA M, di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
FITRIANI bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008
CABANG LHOKSEUMAWE M, di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan Rekomendasi Kongres Ke – 26


HMI di Palembang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
40 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 41

Billahi Taufiq Wal


KETETAPAN
Hidayah
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR :12/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 TENTANG
M
Waktu : 11:32 WIB PROGRAM KERJA NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
MENIMBANG : 1. Bahwa mencapai tujuan HMI, maka
STEERING COMITTE BADKO NAD
dipandang perlu disusun suatu usaha yang
teratur dan berkesinambungan dalam bentuk
Program Kerja Nasional (PKN).

2. Bahwa untuk itu perlu menetapkan Program Kerja


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Nasional (PKN).
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MENGINGAT : 1. Pasal 4, 5 dan 19 Anggaran Dasar
2. Pasal 11, dan12 Anggaran Rumah Tangga
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi B (Interen
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang
FITRIANI 2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres ke-
CABANG LHOKSEUMAWE 26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Program Kerja Nasional (PKN)


HMI
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
38 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 39

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan KETETAPAN


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
di dalamnya. NOMOR : 11/ K-26/ 07/ 1429

Billahi Taufiq Wal TENTANG


Hidayah
Ditetapkan di : Palembang TATA TERTIB PEMILIHAN CALON TUAN RUMAH KONGRES HMI
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H XXVII
04 Agustus 2008
M Bismillahirrahmanirahim
Waktu : 11:24 WIB

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menentukan tempat pelaksanaan
Kongres HMI XXVII, maka perlu ditetapkan
tata tertib pemilihan calon tempat
penyelenggaraan Kongres

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN 2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


STEERING COMITTE BADKO NAD Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum

3. Bahwa untuk membantu Tugas Formateur maka


dipandang perlu memilih mide formateur.
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11, dan 12 Anggaran Rumah Tangga.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Tata Tertib Pemilihan Calon


RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Tuan rumah Kongres HMI XXVI pada tanggal
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA 30 Rajab 1429 H bertepatan dengan tanggal 04
Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MENETAPKAN : 1. Menetapkan tata tertib pemilihan calon tuan
rumah tempat Kongres XXVII
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
36 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 37

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 10 / K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 11:20 WIB
TATA TERTIB PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS PENGAWAS DAN
KONSULTASI
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PERIODE 2008-2010

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD Majelis Pekerja Kongres HMI periode 2006-
2008, dihapuskannya Majelis Pekerja Kongres
dalam AD dan ART HMI serta dibentuknya
Majelis Pengawas dan Konsultasi PB HMI, maka
perlu dibentuk dan disusun Nama-nama Anggota
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Majelis Pengawas dan Konsultasi Pengurus
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Besar HMI periode 2008-2010.

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, 42, 43 dan 44 Anggaran
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI Rumah Tangga HMI.
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Tata Tertib Pemilihan Majelis
Pengawas dan Konsultasi PB HMI pada Sidang
Pleno III Kongres HMI XXVI pada tanggal
FITRIANI 30 Rajab 1429 H bertepatan dengan tanggal 04
CABANG LHOKSEUMAWE Agustus 2008 M, di Palembang.

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Anggota Majelis Pengwas


dan Konsultasi (MPK) PB HMI Periode 2008-
2010, sebagaimana terlampir

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
34 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 35

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 09/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 10:52 WIB
SYARAT CALON KETUA UMUM/ FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM

PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
Pengurus Besar Periode 2008-2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN 2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Kongres
HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang.
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : 1. Syarat Calon Formatuer/ Ketua Umum


Pengurus Besar HMI Periode 2008-2010.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
32 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 33

Billahi Taufiq Wal Hidayah KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Ditetapkan di : Palembang NOMOR : 08/ K-26/ 07/ 1429
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M TENTANG
Waktu : 10:45 WIB
TATA TERTIB PEMILIHAN MIDE FORMATEUR
PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD Pengurus Besar Periode 2008-2010
2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun
Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
2010 perlu dipilih Mide Formateur
3. Bahwa untuk membantu Tugas Formateur maka
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI dipandang perlu memilih mide formateur.
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.
2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.

RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno IIII Kongres
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang.

FITRIANI MEMUTUSKAN :
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Mide Formatuer
PengurusBesar HMI Periode 2008-2010.
2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan
ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
30 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 31

KETETAPAN
Ditetapkan di : Palembang KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H NOMOR : 07/ K-26/ 07/ 1429
04 Agustus 2008 M
Waktu : 10:25 WIB TENTANG

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA UMUM/ FORMATEUR


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG Bismillahirrahmanirahim


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa dengan berakhirnya masa kepengurusan


Pengurus Besar HMI Periode 2006-2008, maka
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
perlu membentuk dan menyusun Kepengurusan
STEERING COMITTE BADKO NAD
Pengurus Besar Periode 2008-2010

2. Bahwa untuk membentuk dan menyusun


Kepengurus Pengurus Besar HMI Periode 2008-
2010 perlu dipilih Formateur/ Ketua Umum
ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN

MENGINGAT : 1. Pasal 12, dan 13 Anggaran Dasar.


2. Pasal 11, 12, dan 13, Anggaran Rumah Tangga.
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Pleno III Kongres
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
HMI XXVI pada tanggal 30 Rajab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang.
FITRIANI
MEMUTUSKAN :
CABANG LHOKSEUMAWE
MENETAPKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Formatuer/ Ketua Umum
Pengurus Besar HMI Periode 2008-2010.

2. Ketetapan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan


ditinjau kembali bilamana terdapat kekeliruan di
dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
28 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 29

kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya. KETETAPAN


Billahi Taufiq Wal KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Hidayah NOMOR : 06/ K-26/ 07/ 1429
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H TENTANG
04 Agustus 2008 M
Waktu : 02:50 WIB PENJELASAN MEKANISME PENGESAHAN PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa untuk memberikan kepastian prosedur


pengesahan Pengurus HMI maka perlu ditetapkan
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN Penjelasan Mekanisme Pengesahan Pengurus HMI.
STEERING COMITTE BADKO NAD
MENGINGAT : 1. Pasal 13 dan 19 Anggaran Dasar
2. Pasal 20 sd 41 dan 51 sd 56 Anggaran Rumah
Tangga

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Interen
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang
2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
di Palembang

MEMUTUSKAN
FITRIANI
MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan tentang penjelasan Mekanisme
CABANG LHOKSEUMAWE
Pengesahan Pengurus HMI
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
26 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 27

PIMPINAN SIDANG KETETAPAN


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 05/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG
SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN PENJELASAN RANGKAP ANGGOTA DAN JABATAN ANGGOTA
STEERING COMITTE BADKO NAD HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap
BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : Bahwa dalam rangka menegakkan tertib


anggota dan pengurus maka perlu dibentuk dan
RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI ditetapkan Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA Sanksi Anggota HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 10 Anggaran Dasar


2. Pasal 9, dan 10 Anggaran Rumah Tangga
FITRIANI
CABANG LHOKSEUMAWE MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Interen
Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan tentang penjelasan Rangkap


Anggota dan Jabatan Anggota HMI

2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
24 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 25

KETETAPAN ke-26 HMI pada tanggal 30 Radjab 1429 H


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 04/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


rahmat dan ridha Allah SWT, setelah :

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk mencapai tujuan organisasi perlu


ditetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga sebagai pedoman pokok perjuangan
HMI.

2. Bahwa terhadap Anggaran Dasar HMI, hasil


ketetapan Kongres ke-25 di Makassar dianggap
perlu diadakan perubahan di dalam beberapa pasal
sesuai dengan gerak perkembangan perjuangan
HMI.

3. Bahwa terhadap Anggaran Rumah Tangga HMI,


hasil ketetapan Kongres ke-25 di Makasar dianggap
perlu diadakan perubahan di dalam beberapa pasal
sesuai dengan gerak perkembangan perjuangan
HMI.

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil Pembahasan Sidang Komisi A (Inter


Organisasi) pada tanggal 30 Radjab 1429 H
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus 2008 M,
di Palembang

2. Hasil pembahasan Sidang Pleno III Kongres


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
24 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 25
bertepatan dengan tanggal 04 Agustus
2008 M, di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Mengukuhkan Anggaran Dasar HMI hasil Sidang


Komisi I (Intern Organisasi) Kongres ke-26 HMI.

2. Mengukuhkan Anggaran Rumah Tangga


HMI hasil Sidang Komisi I (Intern
Organisasi) Kongres
ke-26 HMI.

3. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkannya dan tidak akan ditinjau
kembali kecuali terdapat kekeliruan di
dalamnya.

Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 30 Radjab 1429 H
04 Agustus 2008 M
Waktu : 13:00 WIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
22 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 23

Billahi Taufiq Wal Hidayah


KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Ditetapkan di : Palembang
NOMOR : 03 / K-26/ 07/ 1429 Pada Tanggal : 27 Radjab 1429 H
31 Juli 2008 M
TENTANG Waktu : 00:40 WIB

PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


PENGURUS BESAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM PIMPINAN SIDANG
PERIODE 2006-2008 KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap SYARIF ACHMAD RUDY BASTIAN
rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : STEERING COMITTE BADKO NAD

MENIMBANG : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Besar


Himpunan Mahasiswa Islam periode 2006-2008
disampaikan dalam sidang Pleno II Kongres ke-26
HMI, telah memenuhi amanah Program Kerja ZULFI PANDAPOTAN NASUTION GUNAWAN SETIADI
Nasional (PKN) HMI hasil Keputusan Kongres 25 di BADKO SUMUT BADKO JABOTABEKA-BANTEN
Makassar

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga RAHMAD WINARTO MUHAMMAD SARKI
BADKO JATENG-DIY BADKO NUSRA
MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno II Kongres XXVI
HMI pada tanggal 27 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 31 Juli 2008 M, di Palembang
FITRIANI
MEMUTUSKAN CABANG LHOKSEUMAWE

MENETAPKAN : 1. Mengesahkan dan menerima Laporan


Pertanggungjawaban PB HMI periode 2006 -
2008
2. Pengurus Besar HMI periode 2006 -
2008 dinyatakan Demisioner.
3. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
20 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 21

IMAM NASRULLAH SYAHRUL MARHAM


ANGGOTA ANGGOTA
MUSLIMIN AGUSTIA
ANGGOTA ANGGOTA
RENALDI EFFENDI FARHAN SYUHADA
ANGGOTA ANGGOTA
GALIH ENDRADITA
ANGGOTA
RASIAM ROBI MARPAUNG
ANGGOTA ANGGOTA

SULFAH SARI DEWI SYAM DEWI HAYU SINTA


ANGGOTA ANGGOTA

AHMAD NASIR SIREGAR YUSAK FARHAN


ANGGOTA ANGGOTA

ISMAIL S.WEKKE ANDI.SUKMONO KUMBA


ANGGOTA ANGGOTA

AHMAD KADIR TANJUNG HARIS PRASETIYO


ANGGOTA ANGGOTA

PEMIGA ORBA YUSRA RIFAI MALAWAT


ANGGOTA ANGGOTA

DILAH NOVITA ANWAR PUTEH


ANGGOTA ANGGOTA

HASBULLAH KHATIB MARDAN


ANGGOTA ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
18 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 19

KETETAPAN
Billahi Taufiq Wal
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Hidayah
NOMOR : 02/ K-26/ 07/ 1429
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 25 Radjab 1429 H
TENTANG
29 Juli 2008 M
Waktu : 02:25 WIB
PRESIDIUM SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PIMPINAN SIDANG
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


Rahmat dan ridha Allah SWT, setelah : BAHARUDDIN HAFID SYARIF ACHMAD
KOORDINATOR SEKRETARIS
MENIMBANG : Untuk Kelancaran dan ketertiban mekanisme
Kongres XXVI HMI, maka dipandang perlu
untuk menetapkan Presidium Sidang Kongres ARIP MUSTHOPA IMAM SYAFI’I
XXVI HMI ANGGOTA ANGGOTA

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga DEDING ZAMAH SYARI ADI WIBOWO
ANGGOTA ANGGOTA
MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno I Kongres XXVI
HMI pada tanggal 25 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 29 Juli 2008 M, di Palembang JAILANI NIMRAN ABDURAHMAN
ANGGOTA ANGGOTA
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Presidium Sidang Kongres XXVI HMI yang BETY EPSILON IDROOS MUSLIM HAIDZ
terdiri dari : ANGGOTA ANGGOTA
1. Rahmad Winarto
2. Gunawan Setiadi
3. Rudy Bastian M. ARFAN SURADJI
4. Muhammad Sarki ANGGOTA ANGGOTA
5. Zulfi Pandapotan Nasution
6. Ilham Eka Putra
7. Fitriani ALI SADIKIN MUHAMMAD BALYAH
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ANGGOTA ANGGOTA
ditetapkannya dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
16 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 17

PIMPINAN SIDANG RASIAM ROBI MARPAUNG


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ANGGOTA ANGGOTA

BAHARUDDIN HAFID SYARIF ACHMAD SULFAH SARI DEWI SYAM DEWI HAYU SINTA
KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA ANGGOTA

ARIP MUSTHOPA IMAM SYAFI’I AHMAD NASIR SIREGAR YUSAK FARHAN


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

DEDING ZAMAH SYARI ADI WIBOWO ISMAIL S.WEKKE ANDI.SUKMONO KUMBA


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

JAILANI NIMRAN ABDURAHMAN AHMAD KADIR TANJUNG HARIS PRASETIYO


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

BETY EPSILON IDROOS MUSLIM HAIDZ PEMIGA ORBA YUSRA RIFAI MALAWAT
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

M. ARFAN SURADJI DILAH NOVITA ANWAR PUTEH


ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

ALI SADIKIN MUHAMMAD BALYAH


ANGGOTA ANGGOTA HASBULLAH KHATIB MARDAN
ANGGOTA ANGGOTA
IMAM NASRULLAH SYAHRUL MARHAM
ANGGOTA ANGGOTA
MUSLIMIN AGUSTIA
ANGGOTA ANGGOTA
RENALDI EFFENDI FARHAN SYUHADA
ANGGOTA ANGGOTA
GALIH ENDRADITA IRFAN WAHYUDI
ANGGOTA ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
14 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 15

KETETAPAN
KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NOMOR : 01/ K-26/ 07/ 1429

TENTANG

AGENDA ACARA DAN TATA TERTIB


KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirahim

Kongres XXVI Himpunan Mahasiswa Islam Dengan senantiasa mengharap


rahmat dan ridha Allah SWT, setelah

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan ketertiban mekanisme


Kongres XXVI HMI, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres
XXVI HMI

MENGINGAT : 1. Pasal 12 Anggaran Dasar


2. Pasal 11, 12 dan 13 Anggaran Rumah Tangga

MEMPERHATIKAN : Hasil Pembahasan Sidang Pleno I Kongres XXVI


HMI pada tanggal 25 Radjab 1429 H bertepatan
dengan tanggal 29 Juli 2008 M, di Palembang

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : 1. Agenda Acara dan Tata Tertib Kongres XXVI


HMI, sebagaimana terlampir
2. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan tidak akan ditinjau kembali
kecuali terdapat kekeliruan di dalamnya.
Billahi Taufiq Wal Hidayah

Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 25 Radjab 1429 H
29 Juli 2008 M
Waktu : 01:49 WIB

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
12 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 13

sebuah perjuangan. Bagi HMI dan bahkan bagi organisasi lainnya yang
melibatkan kader dan massa sekaligus, pola tersebut menjadi factor
konstan agar tetap eksis dalam garis kejuangannya. Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) sebagai organisasi kemahasiswa mempunyai tujuan yang
sama dengan cita-cita bangsa Indonesia yaitu terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur, maka tidak berlebihan jika HMI diposisikan
sebagai miniatur Indonesia yang bisa menjembatani antara kebijakan
Negara dan kepentingan rakyat, namun tidak berarti bahwa karena pola
dan gerakan yang sama serta merta HMI diposisikan sebagai kurir Negara.
Tapi tidak lebih sebagai cita-cita dan tanggung jawab kemanusiaan dalam
rangka mewujudkan harapan masyrakat Indinesia yaitu hidup dalam
keadilan dan kemakmuran. Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI pada bab
“keadilan ekonomi dan keadilan social” mengamanahkan bahwa harus
ada sekelompok orang yang terorganisir melakukan kerja-kerja
kemanusiaan dalam rangka mewujudkan keadilan dan kemakmuran,
dalam konteks ini Negara diposisikan sebagai posisi terpenting dan yang
paling bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya. Maka tidak
salah jika HMI di setiap perjuangannya adalah perjuangan yang selalu BAGIAN KEDUA
berorientasi pada rakyat yang secara garis besar menyorot kebijakan KONSIDERAN
Negara yang berbasis pada kedilan dan kemakmuran. Allahu A’lam
bissawab.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
10 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 11

Paradigm”. Suatu istilah yang secara umum sebagaimana Djohar (1994 : 2-4)
tatanan dibanding sistemik procedural Berpikir perspektif dengan pola berpikir
dalam makalah menguraikannya sebagai berikut : Kompleksitas dari pada
deduktif yang dipadukan dengan logika kritisisme Sebagai dasar dalam
Simplisitas, yang merupakan dasar pergeseran berikutnya. Artinya, kompleksitas
pembedahan kecenderungan perubahan Sebagai dasar mengarahkan HMI tetap
dalam kehidupan modern ini perlu disikapi oleh berbagai paradigma baru yang
dan atau sebagai bahagian dari masyarakat masa datang sekaligus ikut
diasumsikan lebih fungsional dan kondusif. Heterarkhi dari pada Hirarkhi,
menentukan proses perubahan. Term mengandung makna militansi atau
bahwa kehidupan yang semakin kompleks memerlukan sikap
kesungguhan (Mujahadah), keteguhan atau persistensi (istiqamah), dalam
mengaktualisasikan heterarkhi dibanding herarkhi yang kaku. Konsep heterarkhi
menata perjuangan HMI secara singkat, ada dua hal yang harus diperhatikan
lebih menonjolkan pada sistem jaringan kerja yang partisipatif integrative.
yaitu
Holografik dari pada Mekanik, di mana kehidupan yang semakin kompleks
: pertama, perjuangan moral dan kedua, perjuangan struktur sumberdaya.
dibutuhkan sikap holografik dari pada mekanik. Pola mekanik yang sistematis
Perjuangan moral adalah usaha yang dilakukan oleh setiap kader dalam
berakibat pada kerutinan dan tidak akan ada inovasi. Pola holografik
mengimplementasikan nilai-nilai dasar dalam tata kehidupan social. Perjuangan
mengembangkan prilaku discoveri dan inkuiri, yang berakibat terjadinya
moral juga adalah bentuk tertinggi perjuangan politik. Yang ditandai dengan
dinamika akademik, kreativitas dan inovasi.Indeterminet dari pada Determinet,
perjuangan symbol-simbol yang baik dan yang buruk, yang bagus dan yang
bahwa kehidupan yang semakin kompleks memerlukan sikap dan pola
jelek, yang berguna dan yang tidak berguna. Dalam memperjuangkan simbol-
kehidupan yang menghasilkan fleksibelitas bukan keajegan yang mewaris yang
simbol tersebut memerlukan strategi dan taktik yang jitu, sebab kalau tidak maka
menghasilkan rigiditas. Kelenturan yang lebih adaptif terhadap kehidupan yang
dapat berakibat menghancurkan diri sendiri yang berujung pada kehancuran tata
semakin kompleks. Mutual causal dari pada Linearly causal, bahwa kehidupan
nilai moral kejuangan sebuah organisasi. Perjuangan struktur sumberdaya, atau
yang semakin kompleks sulit ditarik liniaritasnya. Kompleksitas mencerminkan
biasa diistilahkan arbitrer adalah kompetisi dalam perebutan sumberdaya politik,
banyaknya unsur yang terkait dengan suatu sistem kehidupan, yang kedudukan
ekonomi, dan legitimasi (hukum) perjuangan dalam bentuk ini yang banyak
dan peran dari unsur-unsur itu dalam sistem kehidupan tidak selalu menunjukkan
menyerap energi umat manusia, pertarungan, konflik dan konfrontasi berjalan
keterkaitan liniar. Menarik liniaritas dalam sistem kehidupan yang kompleks
secara konstan dari masa ke masa setiap saat, dan tak kenal henti berada dalam
dapat menghasilkan salah konsep. Morfogenesis dari pada Assembly, di mana
aras yang panas tersebut. Disinilah kebanyakan umat manusia menghabiskan
morfogenesis menghasilkan pembudayaan nilai-nilai dalam banyak hal melalui
hidupnya bertafaqur dalam dunia politik yang mana cita-citanya adalah dalam
sosialisasi, yang hasilnya lebih mendasar dan kokoh dari pada sekedar hasil
rangka memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang didambakan oleh setiap
rakitan. Morfogenisis juga mengisyaratkan terjadinya diferensiasi organisasi dan
masyrakat. Oleh karena itu, tidak mungkin mengabaikan perjuangan politik
koordinasi yang berorientasi pada fungsi. Diferensiasi merupakan cermin
dalam rangka control sumberdaya yang tersedia. Sumber konflik dalam
fluralitas, sedangkan organisasi dan koordinasi merupakan cermin pengendalian
perjuangan ini biasanya muncul akibat kelangkaan atau ketimpangan penguasa.
ke arah terjadinya fungsi kegiatan yang optimal. Juga memuat konsep integral
HMI melakukan peran perjuangannya, baik dalam perjuangan moral maupun
atau keserentakan, artinya proses dilaksanakan secara serentak oleh unsur-unsur
perjuangan politik, tidak memandangnya sebagai dua hal yang saling
pendukungnya sesuai fungsi masing-masing secara terkoordinasi.Perspektif dari
bertentangan tetapi moral dan politik adalah dua hal yang harus selalu seiring
pada Obyektif, bahwa sikap obyektif merupakan dambaan akademik tetapi
sejalan dan saling menopang antara satu dengan lainnya. Pokok kata, tidak ada
dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks paradigma obyektif telah
dualisme bagi HMI, yang ada, dualitas perjuangan tersebut yang saling
ditinggal dan lebih fungsional digunakan paradigma perspekrif. Berarti dalam
pelengkapi. Memang diakui bahwa tidak mudah menyatukan antara perjuangan
kehidupan modern yang unggul adalah yang mampu melihat ke depan.
moral dan perjuangan struktur sumberdaya dalam satu barisan, namun politik
Kelihatannya memang sejumlah paradigma perubahan itu telah dikonstruksi
tanpa moral akan meruntuhkan seluruh susunan masyarakat yang sudah susah
sedemikian rupa guna memenuhi pencarian terhadap identitas perubahan yang
payah dibangun. Begitu pula perjuangan moral tanpa politik adalah kenaifan
tengah terjadi sekaligus untuk menjawab ketidakpastian. Bagi HMI, seperlunya
yang bisa berakibat fatal bagi pejuangnya sendiri. Mengutip pendapat Dahlan
menempatkan sejauh term paradigma ini menjadi fungsional dalam hal-hal
Ranuwiharjo, bahwa dalam setiap perjuangan wajib hukumnya adanya
sebagai berikut : Sebagai kerangka filosofis dalam menafsirkan realitas Sebagai
kepemimpinan, dan lebih rinci beliau menyebut ada enam pola kepemimpinan
pilihan akademis menyadari perubahan Sebagai dasar dari struktur makna
yaitu : iman yang kokoh, ilmu pengetahuan yang luas, idiologi politik yang jelas,
terhadap sejumlah persoalan sesuai tingkat-tingkat nilai Sebagai dasar berpikir
organisasi yang rapih, strategi-taktik yang tepat, dan kemampuan teknis/
teknologis yang memadai. Pola ini bergerak simultan dan saling terkait dalam
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
8 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 9

Dilihat dari segi kebangkitan HMI, maka dalam pandangan subjektifitas Hijrah psikologis yaitu bentuk Hijrahnya pada bidang PERADABAN bukan
organisasi HMI merupakan satu-satunya organisasi potensial Islam di tingkat KEBUDAYAAN.
pemuda-Mahasiswa yang berwatak perubahan dan pejuang. Betapa tidak, HMI
ditopang oleh dua sendi dasar yang membentuknya. Pertama “ nilai ke-Islaman”, Nilai Kebangsaan Epicetrum dinamika pertumbuhan suatu bangsa adalah
kedua “ nilai kebangsaan”. Kedua nilai normatif tersebut secara filosofis dan organisasi, sementara salah satu bentuk terbaik kemajuan adalah modernisasi
historis memang memiliki pembenaran normatif-teoritis untuk itu. Apalagi yang merupakan pra kondisi menghadirkan dinamika baku dalam organisasi.
dalam kerangka kehidupan ber-HMI, nilai-nilai tersebut memungkinkan seluruh Organisasi bersendikan vitalitas atas suatu usaha betapapun kecilnya sehingga
elemen yang melengkapi konstruk organisasi selalu kelihatan dinamis, kreatif, segala potensi yang mungkin ada dalam tubuh organisasi dapat digalang secara
inovatif dengan komitmen kepada perubahan menuju perkembangan kualitas efisien, terpadu dan berkesinambungan. Perkembangan Indonesia dalam sebuah
hidup baik lahir, terlebih bathiniah. “Nilai Ke-Islaman” Sebagaimana Islam (Ad- proses yang mengarah pada Negara modern, peran serta HMI tidak bisa
dienul Haq) mengajarkan kepada umat manusia untuk hidup memperkaya dinapikan apalagi dipandang sebelah mata, sebab HMI adalah organisasi
khazanah ilmu pengetahuan dan mempertinggi derajat kemanusiaan, serta harkat perjuangan mahasiswa yang mampu mengisi setiap momentum perubahan
dan martabat melalui peningkatan kualitas peradaban. Dengan begitu HMI sejarah bangsa ini. Nilai perjuangan HMI yang terlembagakan pada konstitusinya
sebagai bagian dari umat Islam Indonesia menjadi memiliki kekayaan bathin berorientasi pada kesejahteraan manusia tanpa terkecuali oleh karenanya setiap
dalam bentuk energi psikologis yang dengannya memungkinkan pula para kader generasi dan kader HMI senantiasa harus memiliki visi perjuangan yang
HMI melakukan loncatan-loncatan ke depan yang lebih positif sebagai senantiasa dapat berdialektika dengan platform perjuangan organisasi sesuai
manifestasi motivasi dasar dalam kehidupan ber- HMI. Lebih dari sekedar posisinya sebagai organisasi kemahasiswaan dan sosial. Himpunan Mahasiswa
menempatkan Islam sebagai ajaran dalam bingkai yang wajib untuk didebati, Islam sebagai bahagian dari masyarakat sipil yang terlembagakan, maka semua
begitu Islam memasuki pentas wacana historis atau Islam hadir sebagai sesi peran perjuangannya diorientasikan untuk membela kepentingan bangsa yang
pergumulan wacana dalam konteksnya sebagai paradigma hidup, bagi HMI, telah dirumuskan dalam setiap peran perjuangan organisasi. Namun demikian,
Islam merupakan sumber semangat inspirasi hingga pada tingkat “ menjadi” hal yang tidak dapat dihindari adalah sebuah kenyataan bahwa seringkali tafsir
sosok bauran dengan realitas yang harus diwujudkan berdasarkan sifat dan dan komitmen perjuangan organisasi tidak selamanya sesuai dengan harapan.
kualitasnya yang demikian dibutuhkan dalam masa depan umat manusia. Dan hal yang selalu menjadi jebakan yang kuat terhadap gerakan organisasi
Pemahaman dan gerak kearah implementasi nilai kejuangan HMI akan adalah sulitnya HMI keluar dari arus politisasi ketika berdialektika dengan
membawa Islam dan masyarakat Indonesia untuk senantiasa memiliki gairah kekuasaan. Karena kuatnya arus politisasi dalam gerakan HMI, maka
yang tidak akan pernah putus “seperti sinar matahari yang tak kunjung redup” seyogyanya HMI harus melakukan pergeseran paradigma gerakan, upaya ini
pada kualitas pemahaman inilah HMI sebagai wadah, dan kader penggerak untuk mengembalikan HMI di hati bangsa yang tengah diperjuangkannya. Akan
kehidupan organisasi menjadi tidak terpisahkan dengan realitas sosial. halnya dengan itu, salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap gerakan
Kontekstualisasi lebih jauh dari pola pemahaman serta aktualisasi kekaderan dan kehidupan HMI adalah soal cara pandang hingga pun kita berbicara soal
HMI di semua segmen kehidupan kemasyarakatan telah mewujudkan paradigma. Penggunaan istilah ini di HMI menuntut konsekuensi HMI saat ini
HMI sebagai wadah yang selalu mengartikulasikan potensi kadernya dalam juga dalam masa transisi sebagai yang dialami banyak organisasi lainnya.
mengembang tugas-tugas kemanusiaan sebagai nabi-nabi sosial. Di Artinya, HMI yang dalam konteks kelampauannya memiliki kebesaran di pentas
samping Islam memperkenalkan lewat ajarannya sejumlah sejarah Negara-bangsa. Saat ini, dalam masa transisi yang ditandai gelombang
tesis orientasi kehidupan manusia, Islam juga tidak luput dalam ketidakpastian (unpredictable) perubahan harus pula berani mengatakan “siap
memberikan tekanan terhadap peningkatan peradaban umatnya (dapat dilihat menjadi organisasi kecil”. Sebagai satu bentuk usaha untuk menempatkan HMI
dalam catatan sejarah peradaban manusia di mana peradaban Islam pernah sebagai organisasi yang sangat dekat dengan rakyat serta peduli terhadap
sampai dan menguasai daratan Eropa, Afrika dll. Baca Sirah Nabayiah) disini kesulitan-kesulitan hidup yang sedang dialaminya. Sebagai bahagian dari upaya
Ali Syariati menegaskan satu dari sekian dimensi gerak Islam, yakni Hijrah. untuk menjawab ketidak pastian perubahan yang sedang berlangsung di tengah
Bahwa tidak ada suatu masyarakat bisa besar dalam peradaban tanpa melakukan masyarakat Indonesia sebagaimana dimaksudkan di atas, oleh Peter Schwarts
proses Hijrah mulai dari yang tertua Sumeria hingga Amerika yang termuda. dan James Ogilvy (1979) menawarkan alternatif pilihan paradigma gerakan
Namun perlu juga ditegaskan bahwa dibanding Hijrah geografis, lebih sebagai dasar orientasi dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan yang
penting adalah dikenal dalam istilah “Emergent
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
6 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 7

PENJELASAN
TEMA KONGRES HMI XXVI

Dilihat dari segi usianya, HMI kini berusia kurang lebih 63


tahun. Suatu rentang usia yang jika diibaratkan seorang anak
manusia hero maka dapat diartikan bahwa pada satu sisi
intensitas dinamika tinggi yang pernah ada, itu sudah mulai
menyurut, tapi pada sisi lain setelah lima belas tahun melampaui
usia heroik ibarat seorang pemuda tentu saja memiliki
kematangan proses hidup dari suka duka yag pernah dilalui.
Dengan suatu titik pandang tertentu, tidak sepenuhnya benar jika
HMI diilustrasikan seperti anak manusia di atas, oleh karena anak
manusia berproses pada satu substansi kesadaran saja, sedangkan
HMI dipandu oleh sekian ribu kesadaran dengan latar belakang
sosio-historis dan sosio-kultural yang berbeda-beda yang juga
akan banyak mempengaruhi individu kadernya. Akan tetapi
dari suatu titik pandang universalisme, manusia dengan nilai yang
disandangnya menjadi tak memiliki jarak substansial dengan
pranata yang dibentuknya sebagaimana pranata merupakan
wujud dari tuntutan kesadaran individu melembaga secara sosial
dalam bentuk organisasi. hal di atas berarti terdapat kesadaran
universal yang memandu jalannya sejarah individu maupun
sejarah sosial yang telembagakan dalam suatu organisasi (baca
: Sayyid Hossein Nasr, Murtadha Mutahhari dan Karen Armstrong)
yakni pikiran universal atau Nous (baca : nilai; pen.) jika pranata
sebagai sebuah pelembagaan diartikan sebagai bentuk penyatuan
harapan (Baca : Peter L Berger), maka nilai pun demikian dapat
pula diartikan sebagai bentuk pelembagaan bagi harapan
universalisme umat manusia menyatu sekaligus meruntun jalan
keselamatan.
Lebih tegasnya dijelaskan sekali lagi bahwa klembagaan sosial tidak lebih
sebagai sebuah formalisme semata menyatukan individu-individu ke dalam
berbagai kelompok sosial mansyarakat manusia meruntun dan mengarahkan cita-
cita bersama sebagai konsekuensi logis dalam arti pembuktian kerja
kemanusiaan atas perjanjian Profetik (Q.S.7 : 172, S. 20 : 14, S. 30 : 30). Sebuah
Refleksi Terhadap Tradisi dan Gerakan HMI.

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
4 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 5

BAGIAN PERTAMA
PENJELASAN
TEMA KONGRES HMI XXVI
MENGUKUHKAN NILAI KEJUANGAN HMI;
MEWUJUDKAN INDONESIA ADIL MAKMUR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
2 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 3

DAFTAR ISI

1. Daftar Isi ………………………………………………………… 24.


2. Bagian Pertama, Penjelasan Tema Kongres HMI XXVI ………..
3. Bagian Kedua, Konsideran ....
……………………………………
4. Bagian Ketiga, Agenda Acara Kongres HMI XXVI
………….....
5. Bagian Keempat, Tata Tertib Kongres HMI XXVI ……………..
6. Bagian Kelima, Anggaran Dasar HMI ………………………….
7. Bagian Keenam, Anggaran Rumah Tangga HMI …………….....
8. Bagian Ketujuh, Memori Penjelasan Islam sebagai Azaz HMI ...
9. Bagian Kedelapan, Tafsir Tujuan HMI ……………………….....
10. Bagian Kesembilan, Tafsir Independensi HMI ……………….....
11. Bagian Ksepuluh, Program Kerja Nasional HMI ……………….
12. Bagian Kesebelas, Rekomendasi Kongres HMI XXVI ………....
13. Bagian Kedua belas, Penjelasan Rangkap Anggota/Jabatan dan
Sanksi Anggota ………………………………………………….
14. Bagian Ketiga belas, Penjelasan Mekanisme Pengesahan
Pengurus HMI ...............................................................................
15. Bagian Keempat belas, Atribut Organisasi HMI ……………….
16. Bagian Kelima belas, Pedoman Perkaderan HMI Hasil Kongres
XXV ..............................................................................................
17. Bagian Keenam belas, Pedoman Kepengurusan HMI ..…………
18. BagianKetujuhbelas,PedomanLembagaPengembanganProfesi….
19. Bagian Kedelapan belas, Pedoman Dasar Badan Pengelola
Latihan HMI
...............................................................................................
20. Bagian Kesembilan belas, Pedoman Dasar Badan Penelitian dan
Pengembangan HMI ……………………………………………
21. Bagian Kedua puluh, Tata Tertib Pemilihan Formatur/Ketua
Umum PB HMI Periode 2008 - 2010
………………..................................
22. Bagian Kedua puluh Satu, Tata Tertib Pemilihan Mide Formatur
PB HMI Periode 2008 - 2010
……………………………………
23. Bagian Kedua puluh Dua, Tata Tertib Pemilihan Anggota
Majelis PengawasDanKonsultasi(MPK)PBHMIPeriode2008–
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
2 Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 3

3
5
13
93
103
109
119
165
171
181
189
203

239

249
257

271
343
451

483

505

519

523

527

531

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI
Hasil-hasil ketetapan KONGRES HMI XXVI di Palembang
Mengukuhkan nilai kejuangan HMI; Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 1

HASIL-HASIL KONGRES XXVI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Tema :
MENGUKUHKAN NILAI KEJUANGAN
HMI; MEWUJUDKAN INDONESIA ADIL
MAKMUR

Palembang, 28 Juli - 5 Agustus 2008

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM - HASIL HASIL KONGRES XXVI

Anda mungkin juga menyukai