Anda di halaman 1dari 15

KELAINAN-KELAINAN PADA BAYI

DI SUSUN OLEH :
Veny Septiani : 135.21.010

Dosen Pengampu : Herdaisnita, SST.,M.Kes

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKES PONDOK PESANTREN ASSANADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang maha luas rahmat dan
karunia-Nya,semoga kami termasuk ke dalam orang yang mendapatkannya. Shalawat dan
salam tetaptercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., keluarganya, para sahabatnya, dan
semoga kitatermasuk ke dalam umatnya.Dalam rangka mengembangkan potensi diri dalam
bidang Asuhan Kebidanan, sudah sepatutny. Jjika pengetahuan tentang kelainan pada bayi
baru lahir. Hal ini sangat berguna mengingat dimasa yang akan dating, sebagai seorang bidan
akan menjadi manusia yang teramat pentingdalam sebuah kelahiran.

Mengingat begitu luasnya pembahasan tentang kelainan pada bayi barulahir, maka
kami persempit pembahasan hanya pada masalah “Hirscprung,obstruksibilliaris,omfakel Dan
hernia diafragmatika”Meskipun makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada pada
kami, baik keterbatasanwaktu, dana, terlebih lagi keterbatasan kemampuan kami, namun
kami berharap semoga makalahini memenuhi syarat sebagai tugas mata kuliah Asuhan
Neonatus. Tidak ada gading yang tak retak, jika terdapat kekurangan atau bahkan kesalahan
dalam mekalahini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya.Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi kami selaku tim penyusun, danumumnya bagi rekan-rekan
semua.

Palembang, 14 Januari 2023


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 latar belakang..........................................................................................1
1.2 rumusan masalah....................................................................................1
1.3 tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..…... 2
2.1 Kelainan-kelainan pada bayi…………………………………………..…… 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..... 10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 11
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan
yangdilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan
ataugangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau
trauma lahir.Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan
cedera lahir iniakan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat.Keberhasilan
penatalaksanaan kasus kelainan bayi dan anak tergantung dari pengetahuan dasardan penentuan
diagnosis dini, persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta perawatan pasca
operasi. Penatalaksanaan perioperative yang baik akan meningkatkankeberhasilan penanganan
kelainan bayi dan anak.

B. Rumusan masalah
Ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu mengenai hirschprung,obstruksi
billiaris,omfalokel dan hernia diafragmatika.

C. Tujuan masalah
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan trauma lahir.
2. Untuk mengingatkan kita kembali, untuk semaksimal mungkin melakukan penatalaksanaan
perioperatif pada obstuksi usus untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas pada bayi dan
anak.
1
BAB II
PEMBAHSAN

2.1 Kelainan-kelainan pada bayi

1. Hirschprung
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan kongenital
yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan
usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan terakumulasinya feses dan
dilatasi kolon yang massif.

a. Penyebab :
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus
karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini
disebut gerakan peristaltik). Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan
saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah lapisan otot. Pada penyakit
Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter.
Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-
bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan. Penyakit Hirschsprung 5 kali lebih
sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini kadang disertai dengan kelainan
bawaan lainnya, misalnya sindroma Down.

b. Tanda dan gejala :


1. segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada
bayi baru lahir).
2. tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir.
3. perut menggembung.
4. muntah
5. diare encer (pada bayi baru lahir)
2
6. berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi retardasi pertumbuhan
7. malabsorbsi.

c. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus) menunjukkan adanya
pengenduran pada otot rektum.

d. Pengobatan
Pengobatan dengan diberikan obat-obat yang bersifat simptomatis atau definitif.
Pada keadaan gawat darurat, mungkin juga diperlukan koreksi cairan dan
keseimbangan elektrolit. Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomi sementara. Kolostomi adalah
pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus
besar. Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus
besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan atau lebih. Jika terjadi
perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.

2. Obstruksi Billiaris
a. Pengertian
Obstruksi biliaris, yaitu timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Pada bayi lahir tidak terjadi obstruksi biliaris, melainkan ikterus,
karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Ikterus adalah keadaan teknis
dimana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh
pigmen empedu. Pada bayi baru lahir sering disebabkan inkompabilitas faktor Rh
atau golongan darah ABO antara ibu dan bayi atau karena defisiensi GGPO pada
bayi.
b. Patofisiologi
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding misalnya
ada tumor atau penyempitan karena trauma (iatrogenik). Batu empedu dan cacing
askariasis sering dijumpai sebagai penyebab sambutan didalam lumen saluran.
3
Pankreatis,tumor caput pankreas,tumor kandung empedu atau anak sebar tumor
ganas didaerah ligamentum hepato duodenale dapat menekan saluran empedu dari
luar menimbulkan gangguan aliran empedu.
Beberapa keadaan yang jarang dijumpai sebagai penyebab sumbatan antara lain
kista koledokus,abses amuba pada lokasi tertentu,diventrikel duodenum dan
striktur sfingter vavila vater.
Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja
pucat,biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal (pruritus)
yang berhubungan dengan obstruksi empedu tidak jelas. Sebagian percaya
mungkin berhubungan dengan akumulasi asam empedu di kulit. Lain
menyarankan mungkin berkaitan dengan pelepasan ovioid endogen.

c. Penyebab
Penyebab obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga
empedu tidak dapat mengalir kedalam usus untuk dikeluarkan (sebagai
strekobillin) dalam feses. Kemungkinan penyebab saluran empedu meliputi :
1. Kista dari saluran empedu
2. Lymp node diperbesar dalam porta hepatis
3. Batu empedu
4. Peradangan dari saluran-saluran empedu
5. Trauma cedera termasuk dari operasi kandung empedu
6. Tumor dari saluran-saluran empedu atau pancreas
7. Tumor yang telah menyebar ke sistem empedu

d. Gejala
1. Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama yakni bayi
icterus
2. Kemudian feses bayi berwarna putih agak keabu-abuan dan lihat seperti
dempul.
3. Urine menjadi lebih tua karena mengandung urobillinogen.
4. Perut sakit disisi kanan atas
5. Demam
6. Mual dan muntah
4
e. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik,adanya tanda
ikterus atau kuning pada kulit,pada mata dan dibawah lidah. Pada pemeriksaan
perut,hati teraba besar kadang juga disertai limfa yang membesar.
1. Pemeriksaan labolatorium dan imaging.
2. Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar billirubin).
3. Rongten perut (tampak hati membesar)
4. Kolangiogram (kolangiografi interaoperatif).
5. Breath test.
6. USG.
7. Imaging radionuklida (radioisoto).
8. Skening hati.
9. Kolesintigrafi
10. CT Scan.
11. MRI
12. Kolangiopankreatografi endoskopik retrograd.
13. Kolangiografi transhepatik perkutanius.
14. Kolangiografi operatif.
15. Foto rogten sederhana.
16. Pemeriksaan biopsi hati
17. Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan)

f. Pencegahan
Dapat mengetahui setiap faktor resiko yang dimiliki,sehingga bisa mendapatkan
promft diagnosis dan pengobatan jika saluran empedu tersumbat.penyumbatan itu
sendri tidak dapat di cegah.
Dalam hal ini bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua
untuk mengantisipasi setiap faktor resiko terjadinya obstruksi biliaris
(penyumbatan saluran empedu),dengan keadaan fisik yang menunjukan anak
tanpak ikteri,feses pucat dan urin berwarna gelap(pekat).
5
g. Penatalaksanaan

Pada dasarnya penatalaksanaan pasien dengan obstruksi biliaris bertujuan untuk


menghilangkan penyebab sumbatan atau mengalihkan aliran empedu.tindakan
tersebut dapat berupa tindakan pembedahan misalnya pengangkatan batu atau
reseksi tumor.dapat pula upaya untuk menghilangkan sumbatan dengan tindakan
endoskopy baik melalui papila vater atau dengan laparoscopy.
Bila tindakan pembedahan tidak mungkin dilakukan untuk menghilangkan
penyebab sumbatan,dilakukan tindakan drenase yang bertujuan agar empedu yang
terhambat dapat dialirkan.drenase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya dengan
pemasangan pipa naso bilier,pipa T pada ductus koledokus atau kolesistostomi.
1. Penatalaksanaan keperawatan
Pertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai dengan
kebutuhan,serta menghindarkan kontak infeksi).berikan penjelasan kepada
orang tua bahwa keadaan kuning pada bayinya berbeda dengan bayi lain
yang kuning karena hiperbilirubinemia biasa yang dapat hanya dengan terapi
sinar atau terapi lain.pada bayi ini perlu tindakan bedah karena terdapatnya
penyumbatan.
2. Penatalaksanaan medisnya yaitu dengan operasi

3. Omfalokel

a. Pengertian
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar
yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit.
Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui
selaput peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang). Omfalokel
(eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ
abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom,
yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa
centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang
menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi.
6
Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit
atau tidak mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa cukup dapat
direntang untuk memungkinkan penempatan kembali isi abdomen.
Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang
dapat digulung ke atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke
dalam rongga abdomen dalam masa beberapa minggu.

b. Penyebab
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan
timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi
(sembilan) dari kantong yang serisi usus dan visera abdomen melalui defek
dinding abdomen pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka
kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi
infeksi. Pada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh
kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika

c. Gejala
Omfalokel yaitu hernia umblikalis inkomplit terdapat waktu lahir di tutup oleh
peritoneum,selain warton dan selaput amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa
gejala,jarang yang mengeluh nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya
yang menonjol pada omfalokel berfariasi,tergantung kepada besarnya lubang di
pusat. Jika lubangnya kecil,mungkin hanya usus yang menonjol,tetapi jika
lubangnya besar,hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

d. Diagnosa
Diagnosis ditegakan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,dimana isi perut terlihat
dari luar melalui selaput peritoneum. Diagnosi tidak sukar yaitu dengan adanya
defek pada umbilikus. Diagnosis banding bila ada defek supraumbilikus dekat
dengan defek umbilikus dengan penonjolan lemak preperitonial yang dirasakan
tidak enak.
7

e. Pengobatan
Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut
keluar dan dibungkus suatu kantong peritoneum. Penanganannya adalah secara
operatif dengan menutup lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak
mengizinkan, isi perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru
dioperasi. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan
pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong
belum pecah, harus diberi merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan
selaput yang menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai
beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus
diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan otot visera sekaligus ke
rongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru sehingga
timbul gejala gangguan pernapasan.

4. Hernia diafraghmatika
a. Pengertian
Hernia Diafragmatika merupakan penonjolan organ perut ke dalam rongga dada
melalui suatu lubang pada diafragma.
e. Etiologi
Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada
abdomen(perut), baik trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen., baik
pada anak-anak maupun orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa
cedera penetrasi langsung pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma
tumpul abdomen. Pada trauma tumpul abdomen, penyebab paling sering adalah
akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan tekanan
intra abdominal yang dilanjutkan dengan adanya rupture pada otot-otot diafragma.
Pada trauma penetrasi paling sering disebabkan oleh luka tembak senjata api dan
luka tusuk senjata tajam. Sekitar 0,8-1,6 % dengan trauma tumpul pada abdomen
mengalami rupture pada diafragma. Perbandingan insiden pada laki-laki dan
perempuan sebesar 4:1. Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 %
pada sisi kiri, 24 % pada sisi kanan, dan 15 % terjadi bilateral.
8
Hal ini terjadi karena adanya hati di sisi sebelah kanan yang berperan sebagai
proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi sebelah kanan.
Organ abdomen yang dapat mengalami herniasi antara lain gaster(lambung),
omentum, usus halus, kolon, limpa dan hepar(hati). Juga dapat terjadi hernia
inkarserata maupun strangulata dari saluran cerna yang mengalami herniasi ke
rongga toraks(dada) ini.

f. Tanda dan Gejala


1. Gangguan pernafasan yang berat
2. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
3. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
4. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
5. Takikardia (denyut jantung yang cepat).
9

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan kongenital
yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan
usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan terakumulasinya feses dan
dilatasi kolon yang masif.
Saluran empedu. Pada bayi lahir tidak terjadi obstruksi biliaris, melainkan ikterus,
karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.Ikterus adalah keadaan teknis
dimana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh
pigmen empedu. Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui
akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh
kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui
selaput peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang). Hernia Diafragmatika
merupakan penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada
diafragma.

2. Saran
Pemeriksaan pada masa kehamilan itu sangat penting untuk mengetahui apa yang
terjadi pada janin yang masih dalam rahim dan juga ketika saat lahir nanti,teutama
penyakit yang mungkin di derita bayi pada saat lahir
10

DAFTAR PUSTAKA

Apotik online dan media informasi obat

penyakit : medicastore.com

Askeb neonatus

– TRAUMA KELAHIRAN PADA BAYI BARU LAHIR

«BIDANKU…SAHABATKU.html Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Editor:


Setiawan. Jakarta: EGC.. http:\\www.google.com
11

Anda mungkin juga menyukai