Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEGAWATDARURATAN DENGAN GASTROSKISIS


Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat yang Dibimbing oleh dr.Eko Priyono

Disusun Oleh:
VINNY ALVIONITA
(108117029)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Gastroskisis” Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah keperawatan
gawat darurat. Dalam penyusunan makalah ini,saya banyak mengalami kesulitan
dan hambatan,hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya
miliki. saya berharap semoga makalah inidapat bermanfaat bagi saya pada
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Saya sebagai penyusun sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang ditujukan untuk membangun.

Cilacap, 24 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................iii
A. Latar Belakang............................................................................................iii
B. Rumusan Masalah......................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan........................................................................................iv
BABII PEMBAHASAN...................................................................................1
A. Definisi gastroskisis....................................................................................1
B. Klasifikasi gastroskisis................................................................................1
C. Macam-macam gastroskisis.......................................................................1
D. Etiologi gastroskisis....................................................................................1
E. Tanda dan gejala gastroskisis.....................................................................1
F. Patofisiologi.................................................................................................2
G. Pencegahan..................................................................................................4
H. Pemeriksaan diagnostik...............................................................................4
I. Penatalaksanaan medis..................................................................................4
BABIII PENUTUP............................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didinding perut mengandung struktur muskulo aponeurosis yang kompek.
Dibagian belakang struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas
melekat pada iga, dibagian bawah melekat pada panggul. Dinding perut ini
terdiri dari beberapa lapis yaitu dari luar kedalam lapisan kulit yang terdiri
dari kutis dan subkutis, lemak subkutan, dan fasia superfisialis. Kemudian
ketiga otot dinding perut muskulus oblikus abdominis eksternus, muskulus
oblikus abdominis internus, muskulus transfersus abdominis dan akhirnya
lapisan preperitonium (Harnawatiaj, 2008).
Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis
dengan fasisnya yang digaris tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut
membentuk rongga yang melindungi isi dalamnya. Integritas lapisan muskulo
aponeurosis sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan
maupun iatogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah pada waktu
pernafasan, saat berkemih, dan buang air besar dengan meningkatkan tekanan
intra abdomen. Vaskularisasi dinding perut berasal dari beberapa arah
(Harnawatiaj, 2008).
Macam – macam defek dinding abdomen:
1. Omphalokel atau Eksompalos
Herniasi kongenital dengan isi abdomen pada umbilkus (didalam
umbilical cord), terbagi menjadi dua :
a. Umbilical cord hernia (defek < 4 cm)
b. Omphalocele (defek > 4 cm)
2. Gastroschizis
3. Purne Belly Syndrome
Kelainan traktus urinarius dan criptorchidism, terdapat tiga tingkatan :
1. Penyakit ginjal dan perut berat, membahayakan hidup
2. Uropathi berat, membutuhkan rekonstruksi luas
3. Neonatus sehat yamg memerlukan sedikit operasi atau tidak sama sekali
(Imam Surajat & haryo Satoto).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari gastroskisis?
2. Apa saja penyebab dari gastroskisis?
3. Apa ciri-ciri gastroskisis?
4. Bagaimana patofisiologi dari gastroskisis?
5. Apa saja penatataksanaan dari gastroskisis?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang harus dilakukan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. TujuanUmum
Mampu memahami secara umum tentang gastroskisis dan melaksanakan
asuhan keperawatan yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan gastroskisis yaitu:
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. Patofisiologi
e. Penatalaksanaan
f. Pemeriksaan diagnostik
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI
Gastroskisis adalah keluarnya usus dari titik terlemah di kanan umbilikus
dimana usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion. Gastroskisis adalah bentuk amfalokel yang mengalami ruptur.
Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan
dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka, dan usus
sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin.

2. ETIOLOGI
Etiologi gastroskisis masih belum jelas, walaupun telah ada hipotesa yang
mengatakan gastroskisis diakibatkan oleh pecahnya selaput ketuban dalam
uterus pada basis tali pusat. Gastroskisis bukan merupakan kelainan yang
diturunkan. Tekanan oksigen yang rendah pada usia 9 bulan kehamilan
meningkatkan kejadian gastroskisis 10 kali lipat. Dapat juga disebabkan oleh
defisiensi asam folat atau tripan salisilat biru. Insidensi meningkat pada anak
dengan trisomi yaitu trisomi 21,13,15, dan 18.
Etiologi embriologi dianggap kegagalan fusi lipatan dinding abdomen
sefalit kaudal dan lateral dengan calert sentral yang mengakibatkan
penghambatan lipatan dinding lateral dan terjadi omfalokel/gastroskisis pada
garis tengah yang rendah dan epigastrium.

3. MANIFESTASI KLINIS
Gastroskisis merupakan suatu kelainan ketebalan dinding perut yang
lokasinya biasanya di sebelah kanan umbilikus. Usus yang keluar dari lubang
abdomen memperlihatkan tanda-tanda peritonitis kimia sebagai akibat
pengeluaran cairan amnion. Usus menjadi tebal, pendek dan kaku dengan
edema yang jelas di dinding usus. Karena pengendapan dan iritasi cairan
amnion dalam kehidupan intra uterin. Peristaltis tidak ada, kadang-kadan
terjadi iskemik karena puntiran kelainan fascia. Usus tampak pendek, rongga

1
abdomen janin menjadi sempit. Pada anak memperlihatkan gambaran udara
sebagai hasil dilatasi perut dan usus kecil bagian proksimal, isi intra
abdominal normal jelas terlihat dengan kelainan, yang mana herniasi terjadi
pada periode post natal.

4. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi & Yuliani.R patofisiologi dari gastroschizis atau
omphalocele yaitu selama perkembangan embrio ada suatu kelemahan yang
terjadi didalam dinding abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan
herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilicus (yang biasanya pada
samping kanan), ini menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas
abdomen dan tidak tertutup oleh kantong. Terjadi malrotasi dan menurunnya
kapasitas abdomen yang dianggap sebagai anomaly.
Gastroschizis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan
dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian terbuka. Letak defek
umumnya disebelah kanan umbilicus yang berbentuk normal. Usus sebagian
besar berkembang diluar rongga abdomen janin, akibatnya usus menjadi tebal
dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan
intra uterin, usus juga tampak pendek, rongga abdomen janin sempit.
Usus – usus, visera, dan seluruh rongga abdomen berhubungan dengan
dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat
berlangsung, sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus
dengan kuman juga dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi
menyebabkan usus – usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan
kerongga abdomen sewaktu pembedahan.
Embryogenesis, pada janin usia 5-6 minggu isi abdomen terletak diluar
embrio dirongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen
abdomen sehingga usus dari ekstra peritonium akan masuk kerongga perut.
Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong dipangkal umbilicus
yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan
peritonium dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong
tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfhalocele, bila usus keluar
dari titik terlemah dikanan umbilicus usus akan berada diluar rongga perut
tanpa dibungkus peritonium dan amnion keadaan ini disebut gastroschizis
(Retno Setiowati, 2008)

REPORT THIS AD

5. PENATALAKSANAAN
1. Masalah setelah kelahiran
Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang
berhubungan dengan dunia luar menyebabkan :
a. Penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,
sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi.
b. Kotaminasi usus dengan kuman juga cepat berlangsung sehingga
terjadi sepsis.
c. Aerofagi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit
koreksi pemasukan usus ke rongga abdomen pada waktu
pembedahan.
Pertolongan pertama untuk mencegah penyakit-penyakit yang timbul
dengan :
a. Pemasangan sonde lambung dan pengisapan yang kontinu untuk
mencegah distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan.
b. Pemberian cairan dan elektrolit/kalori intervena.
c. Antibiotika dengan spektrum luas secara intravena dan pra bedah.
d. Suhu dipertahankan secara baik.
e. Pencegahan kontaminasi usus-usus dengan menutup kasa steril
lembab dengan cairan NaCl steril.

Tindakan bedah

Reduksi intra abdominal visera yang terpapar dan penutupan primer


kulit atau bahkan fasia, biasanya akan terbukti layak pada gastroskisis,
setelah usus dikompresi dengan adekuat varitas peritoneum diperbesar
dengan peregangan manual dinding abdomen. Jika penutupan primer
gastroskisis, terbukti tidak layak atau tampak menimbulkan tekanan intra
abdominal dalam tingkat yang tidak dapat ditoleransi, maka penutupan
bertahap bisa dicapai dengan membentuk kantong prostesis (“silo”
silastik atau “cerobong asap”), dimana di dalam prostesis ini visera yang
terpapar dapat dibungkus. Silo yang menonjol progresif memendek dalam
7 sampai 10 hari berikutnya sebagai peregangan spontan otot dinding
abdomen dan dekompresi usus bertahap memungkinkan visera
dikandungnya ditempatkan kembali ke dalam kavitas peritonealis.
Penutupan fasia/kulit kemudian dapat dicapai.

Operasi dua tahap:

a. Tahap 1

Permukaan luar kantong disiapkan bersama-sama dengan kulit


seluruh badan. Pangkal umbilikus direamputasi dan diikat dekat
batasnya dengan kantong. Kulit diiris melingkar 1 cm dari tepi kantong
yang tidak boleh dibuka. Kulit dan jaringan subkutan dinding abdomen
dan panggul secara ekstensif dilepaskan dari lapisan aponeurosis untuk
memungkinkan masa ekstra abdomen ditutup dengan potongan kulit
yang viabel. Diseksi toraks harus dibatasi sesedikit mungkin sesuai
dengan penutupan kulit yang diberikan. Potongan kulit diangkat dengan
forsep jaringan dan penutupan dilakukan dengan memakai jahitan kasur
simpul.

b. Tahap II

Tahap ini ditunda sampai ronga perut berkembang dan telah


dimungkinkan mereduksi hernia ventral jika anak berbaring dengan
tenang. Pada waktu operasi kulit dan kantong yang berlebihan dieksisi
dan peritoneum, lapisan-lapisan fasia serta kulit didekatkan seperti pada
reparasi tahap I.
6. PENCEGAHAN
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat, vitamin B
komplek dan protein.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut A.H Markum (1991) pemeriksaan diagnostiknya adalah:
1. Pemeriksaan fisik, pada gastroschizis usus berada diluar rongga perut
tanpa adanya kantong
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Prenatal ultrasound
Pemeriksaan radiologi, fetal sonography dapat menggambarkan kelainan
genetik dengan memperlihatkan marker struktural dari kelainan kariotipik.
Echocardiography fetal membantu mengidentifikasi kelainan jantung (Retno
Setiowati, 2008).

8. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
Penatalaksanaan terapeutik menurut Suriadi dan Yuliana (2001) adalah :
1. Perawatan prabedah
a. Terpeliharanya suhu tubuh, kehilangan panas dapat berlebihan karena
usus yang mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan.
b. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah
distensi usus – usus yang mempersulit pembedahan.
c. Penggunaan bahan sintetik dengan lapisan tipis yang tidak melengket
seperti xeroform, kemudian dengan pembungkus untuk menutup usus
atau menutup dengan kasa lembab dengan cairan NaCl steril untuk
mencegah kontaminasi.
d. Terapi intravena untuk dehidrasi
e. Antiseptic dengan spectrum luas secara intravena, besarnya kantong
serta luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar didalam
kantong, akan menentukan cara pengelolaan.
f. Terapi oksigen untuk membantu pernafasan.
2. Pembedahan
Dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada
dinding abdomen. Tujuan pembedahan adalah untuk mengembalikan
visera kedalam kavum abdomen dan menutup lubang abdomen. Operasi
ini harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan
infeksi.
3. Pasca bedah
a. Perawatan pasca bedah neonates rutin
b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik
d. Pemberian antibiotika
e. Terapi intravena diperlukan untuk perbaikan cairan
Pada sekitar 7-12 hari pasca pembedahan anak akan kembali mengalimi
pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat, namun ini tergantung kondisi
bayi (lemah atau tidak) (Retno Setiowati, 2008).

9. KOMPLIKASI
Menurut Marshall Klaus (1998) komplikasinya adalah:
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
permukaan yang telanjang
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balance cairan dan nutrisi
yang adekuat misalnya: dengan nutrisi parenteral
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama
4. Nekrosis
Kelainan congenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan
lain yang memperburuk prognosis (Retno Setiowati, 2008).

10. PROGNOSIS
Meskipun pada awalnya managemen dari gastroschisis sulit, namun efek
jangka panjang memiliki problem yang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan omfalokel. Mortalitas gastroschisis pada masa lampau cukup tinggi,
yaitu sekitar 30%, namun akhir-akhir ini dapat ditekan hingga sekitar 5%.
Mortalitas berhubungan dengan sepsis dan vitalitas dan kelainan dari traktus
gastrointestinal pada saat pembedahan.
Pada pasien gastroshisis dapat timbul short bowel syndrome, yang dapat
disebabkan karena reseksi usus yang mengalami gangren, atau yang memang
secara anatomik sudah memendek maupun adanya dismotilitas. Insidens
dari obstruksi usus dan hernia abdominal juga meningkat pada pasien dengan
gastroschisis maupun omfalokel.
Gangguan fungsional baik nyeri abdominal dan konstipasi juga
meningkat.Kurang lebih 30% pasien dengan defek kongenital dinding
abdomen terjadi gangguan pertumbuhan dan gangguan intelektual. Namun
hal ini perlu dipikirkan pula keadaan yang dapat menyertai pada defek
dinding abdomen seperti premauritas, komplikasi-komplikasi yang terjadi dan
anomali lainnya (Imam Sudrajat& Haryo Sutoto).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gastroskisis adalah keluarnya usus dari titik terlemah di kanan umbilikus
dimana usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion. Gastroskisis adalah bentuk amfalokel yang mengalami ruptur.
Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan
dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka, dan usus
sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin.

B. SARAN
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan
oleh Tuhan Maha Esa, maka dari itu kesehatan perlu di pelihara, dan
dipertahankan. Sebelum mengobati lebih baik mencegah.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/220058690/Gastroschisis-Bedah
Cunningham, F.G et all. 2005. Obstretri Williams. Jakarta : EGC
Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobilier. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M dan Nancy R. Ahern. 201. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai